You are on page 1of 97

BAB I PENDAHULUAN MENGEMBANGKAN PERENCANAAN ASUHAN YANG KOMPREHENSIF

1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya, masa ini merupakan masa yang paling penting dalam kehidupan seorang wanita. Masa ini juga merupakan tahap penyesuaian sebelum memasuki masa menjadi seorang ibu. Dan pada masa ini terjadi berbagai perubahan baik secara fisik maupun secara psikilogis sehingga kebutuhannya pun akan berbeda dengan saat sebelum hamil. Disitulah peran bidan sangat dibutuhkan terutama dalam memberikan asuhan yang komprehensif yaitu asuhan yang menyeluruh kepada ibu hamil dengan tujuan untuk menjaga dan meningkatkan mensejahterakan kesehatan ibu dan janin. Dalam mengembangkan asuhan yang komprehensif hal perlu diperhatikan adalah: Menetapkan kebutuhan tes labolatorim Menetapkan kebutuhan belajar Menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan Menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan pada tenaga profesional lainnya Menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik atau anticipatory guidance Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS Menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan tahap perkembangan kehamilan.

1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Agar dapat merencanakan asuhan secara tepat dan berkesinambungan, sehingga klien mendapatkan kepuasan terhadap asuhan yang diberikan dan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin Askeb Kelompok 12 1

1.2.2

Tujuan Khusus Untuk menetapkan kebutuhan tes labolatorium Untuk menetapkan kebutuhan belajar Untuk menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan pada tenaga professional lainnya Untuk menetapkan kebutuhan konseling spesifik atau anticipatory guidance Untuk menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS Untuk menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan tahap perkembangan kehamilan.

1.3 Metode Penulisan Dalam pembuatan makalah ini, penyusun menggunakan beberapa metode penulisan, yaitu: 1. Tinjauan pustaka Tinjauan pustaka dilakukan dengan mangambil bahan-bahan materi dari buku-buku yang berkaitan. 2. Pranata luar (internet) Pranata luar atau internet dilakukan dengan melakukan browsing di internet yang berkaitan dengan materi makalah. 3. Konsultasi Konsultasi dilakukan dengan dosen pembimbing.

Askeb Kelompok 12

BAB II ISI

Yang harus dilakukan oleh seorang bidan dalam melakukan asuhan yang komprehensif yaitu: 2.1 Mengembangkan Perencanaan Asuhan Yang Komprehensif Pada Masa PraNikah/Pra-Hamil 2.1.1 Menetapkan kebutuhan tes laboratorium Cek Kesehatan Di Masa Prakonsepsi Pemeriksaan kesehatan selama masa prakonsepsi perlu dilakukan. Dengan alasan pemeriksaan ini bisa mendeteksi gangguan yang mengancam selama ibu hamil dan bersalin serta kesehatan janin. Yang perlu diperiksa di masa prakonsepsi sebagai berikut:

Riwayat penyakit dan genetik (jika usia calon ibu di atas 35 tahun) Siklus haid, alat kontrasepsi Pemeriksaan klinis (berat badan, rongga panggul dan pap smear) Tes laboratorium darah dan urin Pemeriksaan penunjang (TORCH, HIV/AIDS, ACA-Anti Cardiolipin Antibody)

Imunisasi, jika perlu Pemberian vitamin prenatal yang mengandung asam folat

Semakin penting diperiksa selama prakonsepsi jika:


Usia calon bunda di atas 35 tahun Calon bunda di atas 35 tahun Calon bunda punya penyakit jantung, hipertensi, diabetes, asma, penyakit organ reproduksi (miom, kista, endometriosis), kelainan Rhesus darah dan lainnya yang bisa mempengaruhi kehamilan dan janin

Askeb Kelompok 12

Calon bunda belum pernah terkena penyakit rubella atau belum mendapat imunisasi rubella

Ada riwayat penyakit yang diturunkan secara genetika di keluarga besar

Mantan pecandu narkoba Bekerja di lingkungan yang rawan polusi zat berbahaya seperti laboratorium

Menderita penyakit menular seksual

Belum begitu banyaknya calon pengantin yang sadar untuk menjalani tes pra nikah karena beredarnya stigma klise mau menerima pasangan apa adanya. Alasan lain yang sering diutarakan adalah mahalnya biaya tes (padahal anda mau dan mampu untuk melaksanakan pesta yang meriah), nggak punya waktu sampai ketakutan apabila nantinya ada masalah, calon pasangan akan meninggalkannya. Padahal hanya sedikit dimana ketika calon pengantin menjalani tes pra nikah dan ditemukan masalah kemudian mereka akan berpisah. Sedangkan ada beberapa kasus dimana pasangan yang tidak menjalani tes pra nikah akhirnya malah menemukan masalah serius ketika telah menikah, seperti adanya laporan seorang ibu yang mengalami obesitas meninggal saat melahirkan karena dia langsung hamil sesaat setelah menikah. Ada lagi laporan dimana sang suami tidak dapat melakukan hubungan suami istri dikarenakan adanya suatu penyakit tertentu, padahal keluarga kedua belah pihak terus-menerus menuntut adanya keturunan. Seharusnya kasus-kasus seperti ini dapat diminimalisasi bila sebelumnya sang pengantin menjalani tes pra nikah. Tes pra nikah diliat dari benefitnya, harga dan sedikit waktu tidaklah ada artinya. Tes ini sebaiknya dilakukan 6 bulan sebelum dilaksanakannya pernikahan. Agar bila nantinya ditemukan adanya masalah, calon pengantin dapat melakukan terapi dan telah selesai sebelum hari H tiba. Ada beberapa tes yang mencangkup tes pra nikah.

Askeb Kelompok 12

* Tes Rhesus Darah kita orang asia memiliki rhesus positif pada umumnya dan rhesus negatif biasanya dimiliki oleh orang Eropa. Banyaknya perkawinan antar ras yang belakangan terjadi menjadikan tes ini penting untuk dilakukan. Persilangan kedua rhesus dapat mengakibatkan keguguran berulang-ulang dikarenakan sel darah kita akan memakan sel darah janin.

* Torch Tes ini khusus untuk calon pengantin wanita dimana bertujuan untuk mengetahui apakah kita memiliki bawaan virus toxoplasma, rubella, cytomegalo atau herpes. Virus-virus ini tidak berdampak pada kita tapi berdampak pada calon bayi kita nanti. Tes Torch di Indonesia masih relatif mahal, umumnya masih didahulukan tes toxoplasma dulu karena kasus rubella dan cytomegalo masih jarang ditemukan di Indonesia.

* Tes Kesuburan Untuk wanita, tes yang dilakukan adalah tes kemampuan berovulasi (mengeluarkan sel telur). Sedangkan untuk laki-laki adalah tes sperma, untuk mengetahui kualitas dan kuantitas spermanya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil dari tes yaitu keadaan rahim, keadaan psikologis dan gaya hidup. Selain tes-tes diatas bisanya tes pra nikah juga dibarengi dengan tes darah, urin , gula darah dan hepatitis. Tentunya lebih baik mengantisipasi daripada menyesal belakangan karena pasangan anda merasa dibohongi. Bukankah jujur didalam suatu pernikahan itu adalah penting?!

Jika hasil tes anda tidak sesuai dengan harapan anda. Misalnya salah satu dari anda ada yang mandul. Keputusan mutlak ada di tangan anda bedua, apakah tetap meneruskan pernikahan dan siap menanggung akibatnya atau Askeb Kelompok 12 5

malah sebaliknya: membatalkan pernikahan. Sebaiknya anda menunjuk orang ketiga yang netral seperti penasehat pernikahan atau tokoh pemuka agama anda untuk memberikan pandangan kepada anda. Jangan mengikuti emosi dan perasaan. Pastikan kita telah mempertimbangkan secara matang untung-ruginya. Sebenarnya, pemeriksaan kesehatan prakonsepsi dilakukan dengan dua tujuan. Pertama, memeriksa semua penyakit menular dari pihak lakilaki dan perempuan, termasuk penyakit yang ditularkan lewat hubungan seks (PMS atau Penyakit Menular Seksual). Umumnya, penyakit menular yang dicek adalah hepatitis B dan TB (Tuberkulosis). Apabila sebelum menikah diketahui calon suami menderita hepatitis, maka calon istri akan diimunisasi dulu. Tujuan kedua pemeriksaan ini untuk memastikan apakah mereka bisa melakukan hubungan seksual atau tidak. Jadi, calon suami akan dicek apakah penisnya ada kelainan atau tidak, sedangkan calon istri dicek punya vagina atau tidak. Sebagai catatan, jika usia calon suami sudah lanjut, sebaiknya dicek apakah mengidap diabetes mellitus atau tidak. Kalau ya, dikhawatirkan nantinya dia tidak bisa berhubungan seks. Hal-hal seperti ini tidak boleh disembunyikan, karena inti dari pemeriksaan ini adalah untuk kebahagiaan pasangan yang bersangkutan. Dalam hal ini penting diketahui, bahwa tidak akan ada periksa dalam atau pemeriksaan panggul seperti yang biasa dilakukan ginekolog. Periksa dada pun tidak. Apabila ingin mengetahui ada tidaknya kelainan pada organ reproduksi, disarankan agar melakukan pemeriksaan USG (ultrasonografi), karena dengan USG ini, dapat menemukan adanya kista atau tumor di rahim.

Askeb Kelompok 12

Target pemeriksaan kesehatan prahamil adalah bayi dan calon ibu sama-sama sehat. Bila calon ayah belum menjalani pemeriksaan pranikah, ini saatnya mengecek semua kemungkinan adanya infeksi. Jangan sampai penyakit calon ayah menular ke calon ibu, lalu menular lagi ke anak. Pemeriksaan prahamil pada calon ibu difokuskan terhadap kondisikondisi yang bisa mengganggu kehamilan dan membuat anak cacat atau tertular penyakit. Akan dicek juga kondisi-kondisi yang bisa menyebabkan calon ibu meninggal kalau melahirkan. Misalnya, apakah punya kelainan jantung, tumor otak, atau epilepsi berat. Dengan begitu, calon ayah tahu persis bahwa kehamilan istrinya sangat berisiko dan bisa mencelakakan istri dan bayinya. Jika salah satu pasangan membawa gen penyakit, seperti talasemia (sejenis anemia atau kurang sel darah merah yang diturunkan), kemungkinan yang akan terjadi pada anak-anaknya juga dijelaskan. Umumnya, kemungkinan si kecil terkena talasemia sekitar 25%. Tapi, ini tidak berarti kalau jumlah anaknya empat, maka satu di antaranya pasti talasemia. Kemungkinan 25% itu adalah angka populasi. Jadi, bisa kena, namun bisa juga tidak. Paling tidak, harus siap menghadapi kemungkinan tersebut. Jadi, pemeriksaan prahamil bisa dibilang termasuk konseling genetika. Tapi, tidak semua orang perlu melakukan serangkaian pemeriksaan. Dilihat dulu faktor risiko yang ada. Seandainya, Anda tidak melakukan pemeriksaan prahamil plus konseling genetika karena tidak sempat atau fasilitasnya kurang memadai, misalnya, maka lakukan deteksi saat usia kehamilan antara 12-16 minggu. Bila dengan USG ditemukan adanya kelainan bawaan mayor yang multiple , seperti si kecil tidak punya tulang tengkorak, dokter bisa melakukan safe abortion. Pada usia kehamilan itu, janin masih kecil, sehingga pengguguran tidak akan berbahaya bagi ibu. Idealnya pemeriksaan pra-konsepsi dilakukan sebelum sepasang pria dan wanita melakukan hubungan seks. Boleh juga 1-2 bulan sebelumnya. Askeb Kelompok 12 7

Pemeriksaan prakonsepsi yang dianjurkan pemerintah hanya pemeriksaan fisik secara umum dan pemeriksaan laboratorium rutin untuk darah dan urin. Sedangkan imunisasi yang disarankan adalah hepatitis B, DPT dan TT (tetanus toksoid). 2.1.2 Menetapkan kebutuhan belajar A. Nutrisi Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil. Oleh karena itu sebelum hamil, wanita harus yakin bahwa berat badannya berada dalam parameter normal. Indikasi parameter yang normal bisa dihitung dengan indeks Quetelet atau sering disebut indeks masa tubuh (IMT). Rumusnya adalah:

Berat Badan (Kg) / Tinggi Badan2 (m)


Berikut ini adalah tabel (pickard, 1984) yang memperlihatkan efek dari BB rendah, BB normal, dan obesitas kesehatan. Rasio BB Indeks Quetelet Efek terhadap berat badan <20 berat badan Risiko amenorrhoe 19,5=51 Kg

dibawah normal

meningkat, infertilitas Bahaya kesehatan jangka panjang

20-25 diinginkan

Rentang

ideal

untuk

22,3=58 Kg

kehamilan dan kesehatan jangka panjang 26-30 Askeb Kelompok 12 obesitas Risiko ringan terhadap 27,7=72 Kg 8

moderat >30 obesitas berat

kesehatan Risiko masalah menstruasi dan komplikasi kehamilan meningkat Bahaya kesehatan jangka panjang 30,3=80 Kg

Selain itu, berikut ini merupakan faktor risiko yang dapat terjadi pada ibu yang mengalami kekurangan gizi baik sebelum maupun selama kehamilan: 1. Terhadap ibu: gizi kurang pada ibu hamil dapat mengakibatkan risiko dan komplikasi antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, terkena penyakit infeksi. 2. Terhadap persalinan: pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan proses persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), pendarahan setelah persalinan serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat. 3. Terhadap janin: kekurangan gizi ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, aspiksia. Kematian intrapartum/IUFD (mati dalam rahim) dan lahir dengan berat badan rendah (BBLR). Faktor risiko pada ibu hamil yang obesitas: 1. Meningkatnya risiko pre-eklampsia 2. Gangguan trombo-embolisme Untuk ibu yang merencanakan kehamilan, perlu untuk

menyeimbangkan gizinya sebelum hamil, selain makan 4 sehat 5 sempurna, perlu juga ditambah dengan makanan yang mengandung asam folat. Kekurangan asam folat sangat berpengaruh pada perkembangan sistem saraf utama otak dan tulang belakang janin. "Asam folat memang berperan penting pada fase awal pembentukan janin, yaitu pada fase pembentukan sistem saraf pusat." kata Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, Askeb Kelompok 12 9

SpOG(K) dari Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Oleh karena itu, cukupi asam folat sejak sebelum hamil. Saat seorang wanita menyadari kehamilannya, maka kehamilan itu sebenarnya sudah berusia 5-6 minggu. Padahal, cacat tabung saraf janin (NTD) spina bifida, anensefali, dan encephalocele, bisa terbentuk saat kehamilan berusia 2-4 minggu. Itu sebabnya, idealnya kebutuhan asam folat sudah tercukupi sejak sebelum terjadinya kehamilan. Sering kali para ibu tidak menyadari dirinya kekurangan Asam Folat karena sebagian besar kehamilan terjadi tanpa direncanakan. Kebanyakan Pasutri (Pasangan Suami Istri) tidak pernah merencanakan kehamilan, tahu-tahu ibu langsung hamil setelah telat datang bulan. Mereka baru datang ke dokter setelah positif hamil beberapa minggu. Karena itu, ibu sering tidak membekali diri dengan gizi yang mencukupi ketika sebelum dan sesudah melahirkan. Kalau kehamilan direncanakan, maka ia akan mempersiapkan gizi yang baik sebelum hamil karena kebutuhan Asam Folat harus disiapkan sejak sebelum kehamilan. Di Indonesia sendiri belum ada data pasti berapa prevalensi adanya penyakit kelainan sumsum tulang belakang. Jumlah angka kematian bayi di Indonesia masih relatif tinggi. Kematian bayi ini masih belum diidentifikasikan penyebabnya karena belum adanya data. Salah satu penyebab kematian adalah kekurangan Asam Folat, ujar Bowo. Kekurangan Asam Folat menyebabkan bayi lahir dengan Bibir Sumbing, Bayi lahir dengan berat badan rendah, Downs Syndrome, dan Keguguran. Bayi mengalami kelainan pembuluh darah, rusaknya endotel pipa yang melapisi pembuluh darah, menyebabkan lepasnya plasenta sebelum waktunya.

Askeb Kelompok 12

10

Kelainan lainnya adalah bayi mengalami gangguan buang air besar dan kecil, anak tidak bisa berjalan tegak dan emosi tinggi. Pada anak perempuan, saat dewasa tidak mengalami menstruasi. Pada ibu hamil, kekurang Asam Folat menyebabkan meningkatnya resiko Anemia, sehingga ibu mudah lelah, letih, lesu dan pucat. Secara umum, kebutuhan wanita usia subur serta ibu hamil akan asam folat adalah sekitar 400-600 mikrogram (0,4-0,6 mg) per hari. Kecukupan ini bisa mencegah 50-70 persen resiko NTD. Artinya, bila memang ingin hamil, seorang wanita sebaiknya sudah harus mencukupi kebutuhan asam folatnya, minimal 4 bulan sebelum kehamilan. Jika perkembangan sistem saraf utama terganggu, maka akan mempengaruhi perkembangan janin, yakni pembentukan tulang-tulang kepala, termasuk wajah (menyebabkan sumbing), sistem hormon (pada anak perempuan, di saat dewasa kelak bisa tidak mengalami menstruasi) dan perkembangan pusat kecerdasan (gangguan belajar). Selain itu, juga berakibat pada sistem motorik (mengalami lumpuh, tidak bisa berjalan tegak), tidak ada kontrol untuk buang air besar maupun buang air kecil serta adanya gangguan jantung. Sebagaimana zat gizi lain, kecukupan asam folat yang merupakan turunan dari vitamin B ini, juga bisa diperoleh dari berbagai makanan sehari-hari. sayuran berwarna hijau, seperti brokoli, bayam serta asparagus, kaya akan asam folat. Begitu juga dengan buah-buahan berwarna merah atau jinga, seperti semangka, jeruk, pisang, nanas, juga kiwi. Asam folat juga terdapat pada daging, hati sapi, ikan juga susu (saat ini banyak susu yang difortifikasi asam folat). Satu hal yang perlu diperhatikan adalah cara mengolah dan memasak makanan kaya asam folat. Bila dimasak terlalu lama, kandungan asam folat bisa berkurang atau malah hilang. Mengingat risiko tersebut, maka ibu hamil perlu mengonsumsi suplemen asam folat secara teratur sesuai rekomendasi dokter, yaitu sekitar 0,4 hingga 1 mg Askeb Kelompok 12 11

per hari. Ibu hamil tak perlu takut kelebihan asam folat karena akan dikeluarkan dari tubuh secara alamiah, namun sebaiknya tetap berkonsultasi dengan dokter. 2.1.3 Menetapkan kebutuhan konsultasi prakonsepsi Konseling prakonsepsi adalah suatu cara untuk mengidentifikasi semua factor yang berpotensi hasil akhir kehamilan, berupa nasihat tentang resiko yang ada pada klien dan di berikan suatu strategi atau mengeliminasi pengaruh patologis yang diketahui berdasarkan riwayat keluarga, medis, atau obstetris. Manfaat konseling prakonsepsi: 1. Mempersiapkan kehamilan baik secara fisik dan psikologis ibu 2. Memperbaiki hasil akhir kehamilan 3. Menurunkan jumlah kehamilan yang tidak diinginkan 4. Mengurangi angka kehamilan dengan resiko tinggi. Konseling prakonsepsi dasar yang sering diberikan berupa konseling mengenai : Makanan/ nutrisi Kebiasaan minum aklohol Merokok Pemakaian obat terlarang Asupan vitamin

Konseling dimulai tentang dengan pemeriksaan menyeluruh tentang riwayat reproduksi, social, keluarga. 1. Riwayat reproduksi, mencakup usaha-usaha sebelumnya terhadap konsepsi, adanya fertilitas dan hasil kehamilan yang abnormal termasuk abortus, kehamilan ektopik, atau kematian janin berulang, jadi factorfactor resiko yang dapat terjadi selama kehamilan, persalina, dan nifas. 2. Riwayat sosial Yang harus dipehatikan pada saat konseling adalah: Askeb Kelompok 12 12

a. Usia ibu. Usia ibu mempengaruhi hasil akhir kehamilan, misalnya: Pada kehamilan remaja. Remaja memilki kemungkinan lebih besar mengalami anemia, dan beresiko lebih tinggi memiliki janin yang pertumbuhannya terhambat, persalinan prematur, dan angka kematian bayi yang tinggi. Pada kehamilan setelah usia 35 tahun atau lebih: 1. Meningkatkan resiko kematian ibu

2. Meningkatkan resiko terjadinya kelahiran bayi premature, disebabkan oleh usia ibu yang rentan terhadap penyulit, seperti hipertensi dan diabetes. b. Gaya hidup dan kebiasaan kerja Olahraga, pada selama kehamilan olahraga tidak dilarang. Sebagian besar waniata hamil dapat melanjutkan olahraga sepanjang gestasi, walaupun mungkin perlu dilakukakn perubahan-perubahan. Kekerasan dalam rumah tangga, kehamilan dapat memicu kembali masalah antar pribadi. Selama kehamilan, terdapat peningkatan rasiko dari pasangan yang pernah menganiaya. Penganiayaan lebih besar kemumgkinannya terjadi pada wanita yang pasangannya yang merupakan pecandu alkohol atau obat, baru menganggur, latar belakang pendidikan rendah, serta riwayat di penjara. 3. Riwayat keluarga Status kesehatan dan reproduksi dari keluarga sedarah ditinjau untuk penyakit medis, retardasi mental, infertilitas dan kematian janin. Latar belakang ras, etnik atau keagamaan tertentu dapat menigkatkan resiko penyakit resesif tertentu. Riwayat keluarga tidak selalu akurat, tapi setiap kekhawatiran perlu dibuktikan.

Askeb Kelompok 12

13

2.1.4

Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS Konseling HIV/AIDS merupakan komunikasi bersifat rahasia antara klien dan konselor bertujuan meningkatkan kemampuan menghadapi stres dan mengambil keputusan berkaitan dengan HIV/AIDS. Proses konseling termasuk evaluasi risiko personal penularan HIV, fasilitasi pencegahan perilaku dan evaluasi penyesuaian diri ketika klien menghadapi hasil tes positif . (World Health Organisation) Konseling HIV/AIDS memiliki perbedaan dengan konseling secara umum dalam hal: 1. Membantu klien melakukan informed consent untuk tes HIV, CD4, atau Viral load. 2. Layanan konseling pra dan pasca tes. 3. Penilaian mengenai perilaku berisiko klien terhadap infeksi HIV (baik menularkan atau tertular). 4. Penggalian sejarah perilaku seks dan sejarah kesehatan klien. 5. Memfasilitatsi perubahan perilaku. 6. Konfidensialitas klien sangat penting jika menyangkut isu stigma dan diskriminasi 7. Kelompok-kelompok khusus (pecandu napza, penjaja seks, laki-laki berhubungan seks dengan laki-laki, waria, pekerja migran, suku asli, dan pengungsi) menghadapi isu diskriminasi ganda, yaitu sebagai bagian dari kelompok khusus yang dikucilkan masyarakat dan sebagai orang yang selalu dianggap berisiko terhadap atau telah terinfeksi HIV. Alasan Pentingnya Konseling HIV/AIDS Konseling merupakan suatu proses pencegahan dan perubahan perilaku dapat mencegah penularan. Diagnosis HIV mempunyai banyak implikasi psikologik, sosial, fisik, spiritual. HIV ialah penyakit yang mengancam hidup dan pengobatan seumur hidup.

Askeb Kelompok 12

14

Konseling HIV/AIDS merupakan proses dengan tiga tujuan umum: 1. Menyediakan dukungan psikologis, misalnya: dukungan yang berkaitan dengan kesejahteraan emosi, psikologis, sosial dan spiritual seseorang yang mengidap virus HIV atau virus lainnya. 2. Pencegahan penularan HIV dengan menyediakan informasi tentang perilaku berisiko (seperti seks aman atau penggunaan jarum bersama) dan membantu orang dalam mengembangkan keterampilan pribadi yang diperlukan untuk perubahan perilaku dan negosiasi praktek lebih aman. 3. Memastikan efektivitas rujukan kesehatan, terapi, dan perawatan melalui pemecahan masalah kepatuhan berobat. 2.2 Mengembangkan Perencanaan Asuhan Yang Komprehensif Selama Trimester I Trimester I ini dimulai dari usia kehamilan 0-14 minggu. Dimana pada trimester I ini berawal dari mulainya fertilisasi (0 minggu), implantasi (akhir minggu ke-1), organogenesis (minggu ke-4), sampai alat-alat kelamin bagian luar berkembang lebih nyata, hingga lebih mudah membedakan jenis kelaminnya (minggu ke-14). 2.2.1 Menetapkan kebutuhan tes laboratorium Ketika seseorang menduga bahwa dirinya hamil, sebaiknya segera memastikannya secepat mungkin. Sehingga pada trimester I, kebutuhan akan tes laboratorium memang diperlukan, hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang itu hamil atau tidak. Tes laboratorium pada trimester I digunakan untuk mendiagnosa apakan seseorang hamil atau tidak. Adapun tes laboratorium yang dapat dilakukan pada trimester I diantaranya: tes urine (PP test) dan tes darah (Hb dan gol. Darah). a. Tes darah. Tes ini harus dilakukan oleh dokter dan dianggap akurat untuk mengetahui tingkat hormon fetal hCG (human chorionic gonadotropin) di dalam darah sesegera mungkin, kira-kira 2 minggu pasca pembuahan sekitar saat seseorang mulai terlambat haid. Sedangkan tes darah yang dapat dilakukan oleh seorang bidan adalah hanya mengukur kadar Hb dan gol. Darah pasien saja.

Askeb Kelompok 12

15

Cara ini juga efektif dilakukan oleh para bidan yang belum dilengkapi dengan alat USG. Selain itu, penting melakukan pemeriksaan darah pada awal kehamilan seperti pemeriksaan darah rutin yaitu komponen Hb, trombosit, leukosit dan hematokrit. Hal ini untuk mengetahui status keadaan ibu pada awal kehamilan secara laboratorium, baik keadaan kurang darah (anemia), kelainan darah (thalasemia), maupun ada tidaknya infeksi. Biasanya wanita hamil mengalami penurunan Hb dibandingkan pada saat dia tidak hamil. Jika penurunannya tidak terlalu drastis, maka dianggap wajar. Hal ini umumnya disebabkan banyaknya cairan dalam tubuh wanita hamil, yang dikenal dengan istilah haemodilusi. Bila ada kelainan atau ketidaknormalan, pada saat pemeriksaan harus dipastikan apakah sifat ketidaknormalan atau kelainan tersebut mayor atau minor. Jika diprediksi kondisi bakal memburuk, misalnya kelainan dapat menyebabkan kematian atau kelainan berat, akan dipikirkan tindakan terminasi atau pengakhiran kehamilan. Karena itu, apabila dokter mendeteksi adanya kelainan, maka jadwal kontrol pada trimester pertama yang biasanya per-empat minggu dapat dimajukan hingga per-tiga atau dua minggu. Selama hamil, mungkin ibu perlu melakukan pemeriksaan darah beberapa kali,. Akan tetapi ibu jangan khawatir, karena pemeriksaan ini tidak berisiko terhadap ibu maupun janin. Melalui pemeriksaan darah, bisa diketahui: Kadar zat besi dalam darah. Golongan darah dan faktor Rhesus ibu. Infeksi akibat virus Toxoplasma, Rubella, dan

Cytomegalovirus yang berbahaya bagi kesehatan janin. Pemeriksaan yang sering dilakukan yaitu pemeriksaan TORCH, pemeriksaan ini perlu untuk melihat adanya antibodi dalam darah ibu. Penyakit lain seperti HIV B, Syphilis, bahkan HIV/AIDS. Golongan darah dan faktor Rhesus (Rh). Dokter atau bidan perlu mengetahui golongan darah pasien (A, B, O, AB) seandainya Askeb Kelompok 12 16

pasien memerlukan transfusi darah selama masa-masa kehamilan atau proses persalinan. Selain dolongan darah, dokter ataupun bidan juga harus mengetahui faktor Rhesus ibu, apakah darah ibu Rhesus positif (+) atau Rhesus negatif (-). Karena bila darah ibu RH- dan ibu mengandung janin dengan RH+, maka tubuh ibu akan memproduksi antibodi untuk melawan/menentang sel-sel darah RH+. Ini berbahaya bagi janin yang dikandungnya. Jika Rhesus negatif (-), tes lanjutan akan dilakukan untuk mengecek hadirnya antibodi; tes akan diulang dalam beberapa interval selama masa kehamilan; pasangan juga harus memberikan darahnya untuk di tes. Kadar Hemoglobin. Kadar zat besi ini dapat diketahui dengan tes Hb, bila rendah, ibu akan merasa mudah lelah dan lesu. Oleh karena itu perlu diberikan konseling mengenai nutrisi yang mengandung sumber zat besi seperti bayam dan daging merah. Bila kadar zat besi ibu berubah-ubah selama kehamilan, jangan ragu untuk melakukan tes lagi pada kehamilan 28 minggu. Dari pemeriksaan darah perlu untuk menentukan Hb, tiga bulan sekali karena pada orang hamil sering timbul anemia karena defisiensi Fe. Sel darah merah terdiri atas zat besi dan mengangkut oksigen; jika tes menunjukkan jumlah sel darah merah rendah, atau sel darah merah kekurangan zat besi, maka disarankan untuk mengkonsumsi makanan kaya zat besi dan minum tablet zat besi. Biasanya pada ibu hamil trimester I, penurunan jumlah sel darah merah hanya sedikit, terkadang Hb-nya masih normal. Tetapi hal ini harus tetap diwaspadai. Nilai normal Hb ibu hamil yaitu 10,5-14,0 mg/dl. Apabila kadar Hb ibu hamil <10,5 mg/dl, perlu diwaspadai adanya anemia. b. Tes urin. HCG juga dapat dideteksi dengan tes urin. Tes ini banyak tersedia di mana-mana dan tingkat keakuratannya dapat lebih dari 90%. Tes ini dapat dilakukan secepat mungkin, yaitu 2 minggu setelah pembuahan. Tes urin tidak hanya dilakukan untuk memastikan kehamilan saja, tetapi dengan tes urin juga dapat mengetahuiapakah ibu terpapar obat-obatan tertentu, alkohol, bahkan narkotika. Efek penggunaan obat Askeb Kelompok 12 17

tertentu berdampak buruk bagi perkembangan otak janin. Penggunaan terus-menerus, terutama pada awal kehamilan, bisa mengacaukan sistem syaraf bayi. 2.2.2 Menetapkan kebutuhan belajar Trimester I dapat dikatakan sebagai masa emas, karena pada trimester I ini terjadi proses organogenesis (pembentukan organ-organ). Usia kehamilan pada trimester I termasuk kedalam usia rawan. Karena pada trimester I ini ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi keadaan ibu dan janin bahkan mengganggu kenyamanan ibu hamil seperti perubahan fisiologis terhadap anatomi ibu hamil, komplikasi trimester I, ketidaknyamanan trimester I. Sehingga ibu hamil perlu mengetahui mengenai kebutuhan belajar yang ia perlukan pada trimester I. Kebutuhan belajar yang dibutuhkan oleh ibu hamil pada trimester I diantaranya sebagai berikut: a. Nutrisi A. Asupan gizi ideal bagi ibu hamil Asupan gizi yang diperlukan ibu hamil harus ditingkatkan sejalan dengan kebutuhan perkembangan kehamilannya. Pada trimester pertama pertumbuhan janin masih belum begitu pesat, sehingga juga belum optimal kebutuhan gizinya. Food Nutrition Board, National Research Council: Recommended Dietary Allowance 9th Ed. Washington DC, National Academy Sciences, 1980 menyarankan 3 komponen utama gizi dan kecukupan yang dianjurkan sebagaimana tertera pada tabel berikut: Tiga Komponen Gizi Utama Pada Wanita Usia 15-19 Tahun Komponen gizi utama Protein (gram) Zat besi (mg) Kalsium (mg) Kebutuhan wanita usia 15-19 tahun Harian 44 18 800 Hamil +30 +30 s/d +60 +400 Menyusui +20 +30 s/d +60 400

Askeb Kelompok 12

18

Komposisi makanan 4 sehat 5 sempurna, yang terdiri atas karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral dapat dianggap mewakili komposisi makanan dengan gizi seimbang, karena: Karbohidrat dan lemak, merupaka sumber zat tenaga. Sebagai sumber tenaga yang menghasilkan kalori, karbohidrat dapat diperoleh dari serealia, umbi-umbian. Protein, merupakan sumber zat pembangun. Protein dapat diperoleh dari daging, ikan, telur, kacang-kacangan. Vitamin dan mineral, merupakan sumber zat pengatur. Vitamin dan mineral dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayursayuran. Tambahan vitamin, baik B kompleks, vitamin A, vitamin C, vitamin D, maupun vitamin E diperlukan ibu hamil untuk meningkatkan kebugarannya. Pada prinsipnya, ada 6 nutrisi terbaik yang dapat dikonsumsi oleh ibu hamil, yaitu: 1) Protein, karena sangat besar peranannya dalam memproduksi sel-sel darah. Sumber protein: kacang-kacangan, tahu, tempe, daging, ayam, telur, ikan, dan susu. 2) Karbohidrat, dibutuhkan untuk energi tubuh sehari-hari. Sumber karbohidrat: umbi-umbian, nasi, gandum, dan jagung. 3) Kalsium, dimasa kehamilan, kalsium penting untuk membantu pertumbuhan janin. Pada trimester I, kalsium ini sangat penting karena berguna untuk mengurangi keram-keram di tangan dan kaki pada kehamilan lanjut. Sumber kalsium: susu dan makanan olahan yang terbuat dari susu, ikan teri, ikan sarden, kacangkacangan (seperti kacang ijo, kacang kedelai), sayuran daun hijau (seperti bayam, kangkung), daging, telur, keju, yogurt, sereal, jus jeruk, dan roti, makanan yang berasal dari biji-bijian. 4) Zat besi, amat penting dalam membantu proses produksi sel-sel darah merah, utamanya untuk mencegah timbulnya anemia. Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah merah. Kebutuhan zat besi akan meningkat selama Askeb Kelompok 12 19

kehamilan. Karena zat besi dibutuhkan untuk membentuk hemoglobin (protein dalam darah yang fungsinya mengangkut oksigen). Saat hamil terjadi peningkatan volume darah sebesar 50% dari biasanya, sehingga dibutuhkan banyak zat besi untuk pembentukan hemoglobin darah tambahan. Zat besi juga dibutuhkan buat pertumbuhan bayi dan plasenta. Kebutuhan zat besi terutama sangat meningkat pada TM II dan III. Risiko kekurangan zat besi semakin meningkat jika terjadi mual-muntah di awal kehamilan, jarak kehamilan yang berdekatan, hamil kembar dan kurang zat besi sebelum hamil. Kebutuhan meningkat dari 18 mg menjadi 27 mg per-hari dan karena sulit memenuhi kebutuhan besi hanya dari diet saja, maka ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi 30 mg besi per-hari sebagai langkah pencegahan, dan kebanyakan suplemen hamil mengandung zat besi sebesar itu. Kekurangan besi merupakan penyebab anemia yang paling sering, tetapi bukan satu2nya penyebab. Anemia bisa juga disebabkan kekurangan asam folat atau Vitamin B 12, perdarahan dan kelainan/penyakit darah. Pengobatan anemia tergantung penyebabnya, suplemen besi bukan selalu menjadi jawabannya. Zat besi secara alamiah diperoleh dari makanan. Kekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari secara berkelanjutan dapat menimbulkan penyakit anemia gizi atau yang dikenal

masyarakat sebagai penyakit kurang darah. Anemia Gizi Besi (AGB) terutama banyak diderita oleh wanita hamil, wanita menyusui, dan wanita usia subur pada umumnya, karena fungsi kodrati. Peristiwa kodrati wanita adalah haid, hamil, melahirkan dan menyusui. Karena itu menyebabkan kebutuhan Fe atau zat besi relatif lebih tinggi ketimbang kelompok lain. Kelompok lain yang rawan AGB

Askeb Kelompok 12

20

adalah anak balita, anak usia sekolah, dan buruh serta tenaga kerja berpenghasilan rendah. Sumber utama Fe adalah bahan pangan hewani dan kacangkacangan serta sayuran berwarna hijau tua. Kesulitan utama untuk memenuhi kebutuhan Fe adalah rendahnya tingkat penyerapan Fe di dalam tubuh, terutama sumber Fe nabati yang hanya diserap 1-2%. Sedangkan tingkat penyerapan Fe makanan asal hewani dapat mencapai 10-20%. Ini berarti bahwa Fe pangan asal hewani (heme) lebih mudah diserap daripada Fe pangan asal nabati (non heme). Sumber terbaik zat besi bisa didapat dari hati, tiram, kerang, buah pinggang, daging tanpa lemak, unggas dan ikan. Kacang dan sayur yang dikeringkan juga merupakan sumber zat besi yang baik dari protein nabati. 5) Asam folat. Asam Folat juga sangat penting bagi wanita hamil. Asupan asam folat yang cukup sebelum dan selama kehamilan akan mencegah timbulnya kecacatan tabung saraf (Neural Tube Defects) NTDs pada bayi, yaitu spina bifida (kelainan pada tulang belakang) dan anencephaly (kelainan dimana otak tidak terbentuk). Dengan asupan asam folat yang cukup pada masa sebelum dan selama kehamilan yaitu sekitar 0.4 - 0.8 mg per hari, resiko timbulnya NTDs pada bayi dapat diturunkan hingga 80 %. Berdasarkan beberapa temuan para pakar kesehatan, wanita hamil yang kekurangan asam folik besar risikonya mengalami keguguran ataupun kerusakan pada janin. Asam folik ini dikonsumsi terutama pada saat 4 bulan sebelum lahir sampai usia kehamilan 12 minggu (pada trimester I). Pada ibu hamil sendiri, menurut dr. Ovi, asam folat berperan penting dalam pembentukan sel darah merah. Itu sebabnya, ibu hamil yang mengalami kekurangan asam folat, umumnya juga mengalami anemia dengan segala konsekuensinya (terlihat pucat dan mudah letih, lesu dan lemas). Bahkan, juga berisiko Askeb Kelompok 12 21

mengalami persalinan prematur, plasenta lepas sebelum waktunya (solusio plasenta) dan keguguran. Adapun beberapa sumber makanan yang kaya akan asam folat diantaranya sebagai berikut: Susu & Yoghurt, mengandung 50 mikrogram Asam Folat. Bayam, dengan mengkonsumsi 2 ikat bayam mengandung 200 mikrogram Asam Folat. Kacang-kacangan, mengandung 9-125 mikrogram Asam Folat. Pisang, 2 buah pisang segar mengandung 58 mikrogram. Jeruk, satu buah jeruk bisa memasok 20% kebutuhan Asam Folat sehari-hari. Alpukat, bisa memenuhi 23% kebutuhan tubuh akan Asam Folat. Dan alpukat ini juga mampu menetralkan radikal bebas dan menekan risiko infeksi. Strawberry, 8 buah atau 1 gelas stroberi bisa memenuhi 7.5% kebutuhan Asam Folat harian untuk Ibu Hamil. Gandum, 100 gram gandum mengandung hingga 50 mikrogram Asam Folat, hampir setara dengan sereal. Telur, mengandung 14,85 Mikrogram Asam Folat ditiap 100 gram telur. Brokoli, mengandung 100 mirogram Asam Folat. Dan adapula sumber makanan lainnya yang mengandung asam folat seperti lobak cina, kacang kering dan kacang polong, sereal, biji bunga matahari, buah-buahan, serta hati Sapi (liver). Roti dan Susu juga mengandung Asam Folat tinggi karena kini susu dan tepung terigu telah difortifikasi mengandung Asam Folat, jelas dr. Tim Green PhD dan Department of Human Nutrition University of Otago New Zealand. Kebutuhan Asam Folat untuk ibu hamil dan usia subur sebanyak 400

mikrogram/hari atau sama dengan 2 (dua) Gelas Susu.

Askeb Kelompok 12

22

6) Lemak, bagi wanita hamil, lemak besar sekali manfaatnya untuk cadangan energi tubuh, agar tubuh tidak mudah lelah. Sumber lemak: daging, telur, dan minyak. B. Makanan yang harus dihindari selama hamil Ada beberapa jenis makanan yang harus dihindari oleh ibu hamil, karena kemungkinan membawa bibit penyakit atau parasit tertentu yang membahayakan janin. Jenis bibit penyakit/parasit yang membahayakan kandungan dan terbawa dalam makanan adalah: 1) Listeria. Dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir mati, atau keracunan darah. Bakteri listeria monocytogeneses banyak terdapat pada: Produk unggas (termasuk telur), ikan atau daging sapi yang diolah setengan matang. Selada, buah dan sayuran yang tidak dicuci bersih, terutama bila dimakan dalam keadaan mentah. Beberapa jenis keju lunak, seperti Brie, Camembert, Blue Cheese serta keju lain yang dibuat dari susu kambing atau domba. 2) Bakteri E. Coli. Sering ditemukan pada daging yang diolah setengah matang, dan susu yang tidak mengalami pasteurisasi. Racun yang dikeluarkannya dapat merusak usus dan ginjal. 3) Salmonella dan Toksoplasma. Untuk menghindari infeksi bakteri jenis ini, sebaiknya ibu hamil tidak mengkonsumsi daging dan telur dalam bentuk mentah atau setengah matang. C. Prinsip makanan yang baik selama kehamilan Saat hamil, nafsu makan juga meningkat. Adalah wajar untuk memastikan bahwa anda sudah mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup, tentu saja untuk diri anda dan bayi anda. Keperluan energi meningkat sekitar 15% atau 500 kalori/hari, jauh lebih sedikit jika dibandingkan makan dua kali lipat jumlah normal makanan anda. Dengan demikian, pepatah yang mengatakan makan untuk dua orang tidak perlu diikuti karena dapat membuat anda menjadi gemuk dan sulit menurunkan berat badan setelah Askeb Kelompok 12 23

melahirkan. Segala sesuatu yang anda makan harus baik untuk anda dan bayi anda. Tetapi masalah akan lebih mungkin terjadi jika anda makan terlalu sedikit kehamilan bukan waktu yang tepat untuk diet. Yang paling baik adalah menyeimbangkan jumlah makanan yang anda makan dalam kurun waktu 24-48 jam tiap kali makan. Beberapa prinsip makan yang baik selama kehamilan dapat dikemukakan sebagai berikut (Suririnah, 2004): 1) Merubah cara makan 2) Hindari makanan yang dapat membahayakan ibu dan janin 3) Jangan diet selama kehamilan 4) Lebih baik makan 5-6 kali dengan porsi kecil dari pada 2-3 kali dengan porsi besar (makan dengan porsi kecil tapi sering) 5) Minum vitamin ibu hamil secara teratur, makanlah makanan yang mengandung vitamin, misalnya vitamin C dan mineral, khususnya zat besi 6) Minum air yang cukup 8 gelas sehari 7) Perbanyak makan makanan yang berserat, buah-buahan dan sayuran b. Obat-obatan Jika mungkin, hindari meminum obat-obatan kecuali sudah disarankan oleh dokter. A. Daftar obat yang tidak boleh diberikan pada wanita hamil Adalah obat yang mempunyai khasiat teratogen yaitu obat yang pada dosis terapeutis untuk wanita hamil dapat mengakibatkan cacat pada janin seperti kelainan pada mata, telinga dan jantung, juga pada saluran pencernaan. Namun demikian ada beberapa obat yang mempunyai khasiat teratogen tidak mutlak dilarang (bila perlu) artinya, apabila tanpa diberikan obat tersebut mengandung resiko timbulnya penyimpangan yang lebih besar pada janin. Sedangkan manfaat untuk ibu juga seharusnya sangat dipertimbangkan/ dibandingkan dengan resiko pada janin. Apabila manfaat bagi ibu masih disangsikan, maka obat tersebut sebaiknya jangan diberikan. Askeb Kelompok 12 24

B. Daftar obat yang dianggap aman bagi wanita hamil Adalah obat-obat yang setelah digunakan dalam jangka waktu panjang tidak menimbulkan efek buruk pada janin. C. Daftar obat yang boleh diminum ibu selama menyusui Adalah obat yang tidak atau hanya sedikit diekskresikan ke air susu ibu (ASI). Obat yang tidak terdapat dalam daftar adalah obat yang mencapai susu ibu dalam jumlah banyak dan mungkin dapat berefek buruk pada bayi atau belum terdapat cukup data mengenai keamanannya. Bila obat yang belum pasti keamanannya digunakan untuk waktu singkat, pemberian ASI sebaiknya dihentikan untuk sementara dan diganti dengan susu kaleng. Lamanya penghentian hendaknya selama 4-5 kali masa paruh obat yang diminum ibu. Ada berbagai jenis obat-obatan yang dapat digunakan dalam praktek kebidanan, diantaranya: A. OBAT ANTI INFEKTIKUM 1. AMOXICILLIN 2. AMPICILLIN 3. CIPROFLOXACIN 4. METRONIDAZOL 5. ACYCLOVIR 6. COTRIMOXASOL 7. SPIRAMYCIN 8. NYSTATIN 9. VALACICLOVIR 10. METRONIDAZOLE, NYSTATIN 11. DOXYCYCLINE B. ANTI EMETIKUM 1. DOMPERIDONE 2. METOCLOPRAMIDE HCL 3. PROMETHAZINE 4. PRATHIAZINE THEOCLATE, PYRIDOXINE HCL

Askeb Kelompok 12

25

C. ANTIPIRETIK ANALGETIK 1. ASAM MEFENAMAT 2. PARACETAMOL 3. LIDOCAIN HCL 4. ASAM ASETILSALISILAT (ACETOSAL) 5. NATRIUM DIKLOFENAK D. ANTI PERDARAHAN 1. METHYLERGOMETRIN 2. TRANEXAMIC ACID E. OBAT SISTEM ENDOKRIN 1. LEVONOGESTREL, ETHINYLESTRADIOL 2. MEDROXY PROGESTERONE 3. LYNESTRENOL 4. PROGESTERONE 5. NORETISTERON 6. CLOMIFENE CITRAT F. OBAT SALURAN PENCERNAAN 1. LOPERAMIDE 2. CIMETIDIN 3. BISACODYL 4. RANITIDINE 5. ALUMUNIUM HYDROXIDE, MAGNESIUM CARBONATE, CALSIUM CARBONAT G. DERMATOLOGI 1. HYDROCORTISONE 2. KETOCONAZOLE H. OBAT SALURAN PERNAFASAN 1. DEXTROMETHORPHAN 2. SALBUTAMOL 3. AMBROXOL I. OBAT SALURAN UROGENNITAL 1. OXYTOCIN

Askeb Kelompok 12

26

J. VITAMIN 1. ASAM FOLAT 2. EXT. PLACENTAE, CYANOCOBALAMIN (TABLET SALUT GULA) 3. ZAT BESI 4. CALSIUM LACTATE 5. DOCOSAHEXANOIC ACID (DHA) c. Aktivitas pada masa kehamilan Olahraga saat hamil. Pada trimester I ini memang belum diperlukan senam hamil, akan tetapi olahraga ringan seperti jalan santai, dapat berguna untuk membantu sirkulasi darah, menambah nafsu makan, dan membuat nyenyak pada waktu tidur, serta untuk kesehatan badan ibu hamil sendiri (agar tetap sehat, segar dan bugar). Posisi tidur. Pada trimester I, posisi tidur terlentang masih dapat dilakukan oleh ibu, karena rahimnya belum terlalu besar dan belum menekan diafragma. Dan ibu pun masih dapat merasakan tidur dengan nyaman tanpa ada keluhan sesak ataupun pusing. Hubungan intim selama hamil. Hubungan seksual merupakan kebutuhan biologis yang tidak dapat ditawar, tetapi perlu diperhatikan bagi mereka yang sedang hamil. Namun kehamilan bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan seksual, pada beberapa orang keinginan seksual meningkat pada masa ini. Pada dasarnya melakukan hubungan seksual pada saat hamil tidak berbahaya pada kehamilan normal. Namun, bagi ibu yang mempunyai riwayat keguguran, kehamilan dengan tanda infeksi, kehamilan dngan perdarahan, kehamilan dengan mengeluarkan air dan kehamilan dengan perlukaan disekitar alat kelamin bagian luar, untuk melakukan hubungan seks sedapat mungkin dihindari. Namun hubungan seks ataupun orgasme tidak berbahaya bagi janin. Karena tubuh wanita memiliki lendir dari cerviks (mulut Askeb Kelompok 12 27

rahim), yang mana cairan ini membantu tubuh si ibu untuk melawan kuman atau infeksi yang masuk kedalam mulut rahim. Kantung rahim dan cairan ketuban serta otot rahim dan perut akan melindungi bayi selama proses kehamilan. Tetapi hal itu tidak berlaku bagi kehamilan dengan kategori risiko tinggi. Salah satu ciri kehamilan risiko tinggi apabila muncul komplikasi atau menemukan gejala yang tidak biasa terjadi setelah atau selama melakukan hubungan seksual. Diantaranya rasa nyeri, kontraksi, atau keluar darah. Secara umum hubungan seksual tidak dianjurkan pada kasus-kasus kehamilan tertentu, misalnya: Ancaman keguguran atau riwayat keguguran Plasenta letak rendah (plasenta previa) Riwayat kelahiran prematur Perdarahan vagina atau keluar cairan yang tidak diketahui penyebabnya sserta keram Dilatasi serviks. Dan pada kehamilan trimester pertama tidak dianjurkan ibu hamil melakukan seksual. Dan apabila ingin melakukan hubungan seksual, dianjurkan melakukan dengan cara aman seperti posisi yang aman, frekuensinya dikurangai (jangan terlalu sering), dan dianjurkan untuk memakai alat kontrasepsi seperti kondom (untuk mencegah masuknya sperma kedalam vagina), atau dengan cara coitus interuptus, karena didalam sperma terdapat hormon prostaglandin yang mana hormon prostaglandin tersebut dapat menimbulkan kontraksi uterus, sehingga apabila terjadi kontraksi pada kehamilan muda (trimester I) dan keadaan rahim/uterus belum kuat, maka dikhawatirkan akan terjadi keguguran. d. Pakaian Gunakan pakaian yang longgar, bersih dan nyaman dan hindarkan sepatu dengan hak tinggi tinggi (high heels) serta alas kaki yang keras. Pakai BH yang menyokong payudara ibu, memakai pakaian dalam yang bersih.

Askeb Kelompok 12

28

e. Istirahat dan rekreasi Sebaiknya wanita pekerja harus sering istirahat, karena tidur siang menguntungkan dan baik untuk kesehatan. Mencari tempat hiburan yang sirkulasi udaranya baik, jangan pada tempat yang sesak dan ramai. f. Mandi Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan. Perubahan anatomi pada perut, area genitalia/lipat paha, dan payudara

menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan mudah terinvestasi oleh mikroorganisme. Sebaiknya gunakan pancuran atau gayung pada saat mandi, tidak dianjurkan berendam dalam bathtub dan melakukan vaginal douche. g. Kesehatan jiwa Kesehatan jiwa diberikan pada waktu hamil, bertujuan agar menghilangkan ketidaktahuan dan latihan-latihan fisik. h. Perawatan payudara Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga segera dapat berfungsi dengan baik pada saat diperlukan, karena payudara merupakan sumber air susu ibu (ASI) yang merupakan makan utama bagi bayi. Oleh karena itu payudara harus dirawat dari jauh-jauh hari. Pengurutan payudara untuk mengeluarkan sekresi dan

mengeluarkan duktus dan duktus dan sinus laktiferus, sebaiknya dilakukan secara hati-hati dan benar. Basuhan lembut setiap hari pada aerola dan puting susu akan dapat mengurangi retak dan lecet pada area tersebut. Untuk sekresi yang mengering pada puting susu, lakukan pembersihan dengan menggunakan campuran gliserin dan alkohol. Karena payudara menegang, sensitif, dan menjadi lebih berat, maka sebaiknya gunakan penopang payudara yang sesuai. 2.2.3 Menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada trimester I, yang mana pada setiap komplikasi tersebut dibutuhkan penanganan dan pengobatan agar kehamilan tersebut dapat berjalan lancar (normal) seperti yang diharapkan oleh ibu hamil, keluarganya, maupun petugas kesehatan. Komplikasi itu ada yang ringan dan ada pula yang berat. Dan sebagai seorang bidan, kita hanya Askeb Kelompok 12 29

diberi wewenang untuk mengatasi atau menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan. 2.2.4 Menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan pada tenaga profesional lainnya Dalam penurunan kematian ibu dan kematian bayi baru lahir dibutuhkan inovasi dalam pelayanan kesehatan ibu disemua tingkat pelayanan melalui upaya proaktif. Upaya rujukan terencana dimulai dengan kegiatan skrining antenatal untuk memperoleh SOPP a. S = subjektif; wawancara mengenai umur, nomor/usia kehamilan dan masalah. b. O = objektif; pemeriksaan sederhana melalui periksa pandang, misalnya muka/bibir pucat, tungkai bengkak, tinggi badan rendah, perut ibu sangat besar, dll. c. P = penilaian; terhadap masalah dan faktor resiko d. P = penyuluhan; persiapan dan perencanaan mengenai

tempat/penolong persalinan sesuai kondisi ibu dan janin.

A. Definisi Sistem rujukan dalam pelayanan obstetri adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik secara vertikal maupun horizontal. Rujukan vertikal maksudnya rujukan dan komunikasi antara satu unit ke unit lain yang lebih lengkap. Umpamanya dari rumah sakit kabupaten ke rumah sakit provinsi atau rumah sakit tipe C ke rumah sakit tipe B yang lebih spesialistis fasilitas dan personalianya. Sedangkan horizontal maksudnya konsultasi dan komunikasi antar unit yang ada dalam satu rumah sakit, misalnya antara bagian kebidanan dan bagian ilmu kesehatan anak. B. Tujuan Rujukan a Agar setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan yang sebaik-baiknya Askeb Kelompok 12 30

Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman penderita atau bahan laboratorium dari unit yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap fasilitasnya

Menjalin pelimpahan pengetahuan dan keterampilan (transfer of knowledge and skill) melalui pendidikan dan latihan antara pusat pendidikan dan daerah.

C. Kegiatan rujukan dan pelayanan ini antara lain berupa : a) Pengiriman orang sakit dari unit kesehatan yang kurang lengkap ke unit kesehatan yang lebih lengkap. b) Rujukan kasus-kasus patologik pada kehamilan, persalinan dan nifas c) Pengiriman kasus masalah reproduksi manusia lainnya, seperti kasus-kasus ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan penanganan spesialis d) Pengiriman bahan laboratorium Bila penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai, kembalikan dan kirimkan lagi kepada unit semula, bilamana perlu disertai dengan keterangan yang lengkap (surat balasan) D. Kegiatan rujukan informasi medis antara lain berupa : a. Membahas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim dan advis rehabilitas kepada unit yang mengirim b. Menjalin kerjasama sistem pelaporan data-data medis umumnya dan data-data parameter pelayanan kebidanan khususnya terutama mengenai kematian maternal dan perinatal. Hal ini sangat berguna untuk memperoleh angka-angka secara regional dan nasional. 2.2.5 Menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik atau anticipatory guidance Kebutuhan konseling pada setiap ibu hamil itu berbeda-beda, dan konseling yang diberikan pun harus disesuaikan dengan usia kehamilan dan kebutuhan klien. Adapun kebutuhan konseling yang ibu hamil perlukan pada trimester I diantaranya sebagai berikut:

Askeb Kelompok 12

31

a. Kebutuhan nutrisi Pola kenaikan berat badan adalah hal yang penting untuk dipantau karena kenaikan berat badan total wanita hamil penting untuk mengetahui berat badan wanita di awal kehamilan, dan mendukung kemajuannya. Sangatlah penting bahwa wanita hamil makan dengan pola gizi yang sehat. Berat badan yang tetap atau terjadi sedikit penurunan berat badan selama trimester I adalah hal yang normal. b. Tanda-tanda bahaya Yang harus diwaspadai saat kehamilan trimester I adalah terjadinya kehamilan ektopik atau kehamilan di luar kandungan dan abortus spontaneous yaitu abortus yang terjadi dengan sendirinya. Perdarahan pervaginam, hipertensi gravidarum, nyeri perut bagian bawah, dan hiperemesis gravidarum. Perdarahan pervaginam bisa disebabkan oleh abortus, kehamilan mola, dan kehamilan ektopik. Klasifikasi hipertensi gravidarum yaitu hipertensi essensial, hipertensi gestasional, preeklampsia dan eklampsia, preeklampsia dengan hipertensi kronik, serta hipertensi kronik. Dan nyeri perut bagian bawah bisa disebabkan oleh kista ovarium, apendisistis, kehamilan ektopik, abortus, penyakit radang pelvik, gastritis, penyakit kantong empedu, solusio plasenta, infeksi saluran kemih, ataupun karena sistitis. c. Ketidaknyamana yang normal pada trimester I Ketidaknyamann yang terjadi pada trimester I adalah hal yang umum terjadi misalnya ibu hamil mengalami kelelahan hal tersebut bisa disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi atau anemia. Kelelahan yang berlebihan menunjukan bahwa wanita hamil tersebut mengalami tekanan psikologis atau fisiologis. Nutrisi yang kurang mungkin juga

menyebabkan kelelahan ketika wanita tersebut mengalami mual muntah. Beberapa ketidaknyamanan yang terjadi selama trimester pertama yaitu: a. Mual dan muntah (morning sickness)

Askeb Kelompok 12

32

Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah biasanya timbul pada minggu kedua kehamilan setelah pembuahan dan terjadi kurang lebih antara minggu ke-6 sampai bulan ke-4 kehamilan. Timbul gejala mual dan muntah terutama pada pagi hari yang disebut morning sickness. Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi. Keadaan seperti ini bisa diatasi dengan makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah atau porsi besar dan berlemak, karena hanya akan menimbulkan rasa mual, serta makanlah selagi hangat. Untuk mengatasi mual dan muntah di pagi hari, anjurkan ibu untuk makan makanan ringan seperti biskuit atau roti ditambah dengan teh manis hangat sebelum bangun dari tempat tidur. Bidan menyarankan agar ibu menghubungi dokter atau bidan bila mual-muntah menjadi sangat hebat, sehingga tidak dapat makan atau minum apapun, dan juga dapat menimbulkan kekurangan cairan/dehidrasi atau yang disebut dengan Hyperemesis Gravidarum. b. Sering berkemih Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering buang air kecil (BAK). Keadaan ini terjadi pada bulan pertama kehamilan karena pada saat itu terjadi pembesaran uterus, akan tetapi pada trimester II sudah menghilang dan timbul lagi pada trimester III karena terjadi penekanan kandung kemih oleh turunnya kepala bayi. Kita harus memberitahu pada ibu bahwa jangan mengurangi pemasukan cairan/minum untuk mengatasi masalah ini karena ibu hamil membutuhkan cairan yang lebih pada saat kehamilan. Cara mengatasinya yang dapat kita lakukan untuk mengurangi frekuensi berkemih ini adalah menjelaskan mengapa hal tersebut terjadi dan mengurangi asupan cairan sebelum tidur malam, sehingga wanita tidak perlu bolak-balik ke kamar mandi ketika tidur. Askeb Kelompok 12 33

Oleh karena itu, ibu hamil juga tidak dianjurkan untuk minum kopi ataupun teh karena kopi dan teh mengandung kafein yang dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, disamping bisa menyebabkan iritasi lambung. Kafein bersifat diuretik sehingga ibu menjadi sering buang air kecil akibatnya mengurangi jumlah mineral penting seperti: kalium, kalsium dan magnesium dalam tubuh. Kondisi ini menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit tubuh padahal keseimbangan elektrolit tubuh berfungsi menjaga kerja jantung dan alat-alat tubuh lain dengan baik. c. Merasa lemah dan letih Rasa lelah dan cape merupakan tanda umum kehamilan dan akan muncul sekitar 8-10 minggu pertama kehamilan. Tubuh anda berusaha menyesuaikan diri dengan perubahan hormon dan metabolisme yang ada. Hormon yang semakin meningkat pun dapat mengganggu pola tidur anda. Ada ibu hamil yang menjadi gampang mengantuk atau sebaliknya menjasi sangat susah tidur di waktu malam hari. Sekitar 90% kasus kelelahan pada wanita hamila akan menghilang sekitar minggu ke-12 kehamilan. Kelelahan juga dapat disertai dengan rasa sakit kepala. Sakit kepala yang muncul pada masa awal kehamilan disebabkan karena adanya peningkatan sirkulasi darah akibat perubahan hormonal. Metode untuk meredakannya adalah meyakinkan kembali wanita tersebut bahwa keletihan adalah hal yang normal dan bahwa keletihan akan hilang secara spontan pada trimester II. Pengetahuan ini akan membantu wanita untuk sering beristirahat selama siang hari jika memungkinkan hingga kelelahannya hilang. Latihan ringan dan nutrisi yang baik juga dapat membantu mengatasi keletihan ini. Untuk keluhan sakit kepala bisa diatasi dengan beristirahat, dan makanlah dengan porsi makan sedikit tapi sering biasanya dapat menolong. Bila skit kepala semakin terasa berat beri tahu ibu untuk secepatnya hubungi dokter atau bidan (pada kehamilan lanjut sakit Askeb Kelompok 12 34

kepala dapat menjadi tanda pre-eklampsia, yang biasanya disertai dengan peningkatan tekanan darah dan kaki-tangan bengkak). d. Perubahan mood atau emosi Pada trimester awal kehamilan terjadi perubahan emosional menjadi tidak stabil, hal ini karena adanya perubahan hormone. Hal yang bisa disarankan bidan kepada klien yang mengalami keluhan seperti ini mungkin bidan bisa memberikan konseling, misalnya menyarankan ibu agar bercerita tentang perasaannya kepada orang terdekat, bidan atau dokter. Karena ini salah satu cara untuk mengurangi emosi yang terjadi. e. Sinkope atau pingsan Terjadinya gangguan sirkulasi kedaerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah umur hamil 16 minggu. Bila ibu sering merasa seperti ingin pingsan sarankan ibu untuk segera periksa ke dokter karena kemungkinan ibu mengalami anemia. f. Konstipasi atau obstipasi Pengaruh progesteron dapat mengahambat gerak peristaltik usus yang menyebabkan kesulitan untuk buang air besar (BAB). Ini biasanya terjadi pada trimester awal kehamilan. Tablet zat besi (iron) juga biasanya menyebabkan masalah konstipasi ini selain itu zat besi tablet akan menyebabkan warna feses menjadi kehitaman. Keadaan seperti ini bisa diatasi dengan: Asupan cairan yang adekuat, yakni minum air minimal 8 gelas per hari dalam ukuran gelas minum. Konsumsi buah prem atau jus prem, karena prem merupakan laktasif ringan alami.

Askeb Kelompok 12

35

Istirahat cukup. Hal ini memerlukan periode istirahat pada siang hari.

Minum air hangat (misal air putih, teh) saat bangkit dari tempat tidur untuk menstimulasi peristaltik.

Makan makana berserat, dan mengandung serat alami (misal selada, daun seledri, kulit padi).

Miliki pola defekasi yang baik dan teratur. Hal ini mencakup penyediaan waktu yang teratur untuk melakukan defekasi dan kesadaran untuk tidak mengacuhkan dorongan atau menunda defekasi.

Lakukan

latihan

secara

umum,

berjalan

setiap

hari,

mempertahankan postur yang baik, mekanisme yang baik, latihan kontraksi otot abdomen bagian bawah secara teratur. Semua kegiatan ini memfasilitasi sirkulasi vena sehingga mencegah kongesti pada usus besar. Konsumsi laksatif ringan, pelunak feses, dan atau supositoria gliserin jika da indikasi. Tiga bulan pertama kehamilan adalah waktu pembiasaan bagi tubuh dan pikiran terhadap kehamilan. Wanita hamil mungkin merasakan dampak dari meningkatnya hormon-hormon. Berbagai keluhan ini mencakup: Tidak haid Mual dan muntah (morning sickness atau penyakit pagi, meskipun sebenarnya bisa terjadi kapanpun) Merasa lelah dan mengantuk Sering BAK Lebih banyak mucus atau lendir yang keluar dari vagina (keputihan, tetapi bukan yang berbau) Perubahan pada payudara (yang tengah bersiap menghasilkan air susu ibu (ASI). Payudara wanita yang sedang hamil menjadi lebih besar. Puting susu mungkin terasa gatal dan

Askeb Kelompok 12

36

nyeri. Area disekeliling puting (disebut areola) menjadi lebih gelap. Hal-hal yang perlu mendapat perhatiaan pada masa ini adalah: a. Mual dan muntah b. Pengaruh obat terhadap janin c. Perubahan body image/citra tubuh (khususnya bagi ubu hamil masih remaja/muda usia ibu 12-19 tahun) d. Kebutuhan nutrisi Peran bidan Bidan harus bisa memberikan solusi dalam mengatasi mualmuntah yang terjadi dan sangat dirasakan tidak nyaman oleh pasien. Misal menyarankan kepada pasien untuk makan sedikit tapi sering, jauhkan dari makanan yang baunya merangsang sehingga timbul perasaan ingin muntah. Memberitahu kepada ibu hamil bahwa tidak dibolehkan untuk mengkonsumsi obat-obatah diluar petungjuk dokter, karena pada trimester I ini pertumbuhan janin sedang mulai berkembang dan ada beberapa obat yang bisa memberi pengaruh buruk pada janin, misal tetrasiklin bisa menyebabkan kecacatan pada bayi. Memberikan informasi mengenai gizi dan nutrisi apa saja yang baik untuk dikonsumsi oleh ibu hamil agar kesehatan ibu dan bayinya tetap terjaga. d. Aktivitas seksual Kehamilan dan persalinan adalah semua bentuk ekspresi seksualitas perempuan, yang erat kaitannya dengan pengalaman fisiologis dan psikologis. pasangan dapat berpartisipasi dalam aktivitas seksual tetapi menahan diri dari hubungan karena budaya tabuh terhadap aktivitas seksual selama kehamilan atau karena mitos tentang bahaya hubungan seksual selama kehamilan.

Askeb Kelompok 12

37

e. General hygiene Wanita hamil mungkin lebih sering mandi karena pada saat kehamilan, kulit menjadi lebih berminyak, berkeringat dan terjadi peningkatan keputihan. Pemberian konseling mengenai personal hygiene sangat penting diberikan dari awal kehamilan untuk meningkatkan derajat kesehatannya. f. Promosi kesejahteraan (Promotion of Safety) Rumah dan tempat kerja dapat menyebabkan membuat ibu hamil terpajan dari berbagai zat berbahaya. Zat berbahaya tersebut dapat masuk melalui saluran pernapasan, kontak dengan kulit dan saluran pencernaan yang dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan janin. g. Konsumsi obat-obatan Jika saat kehamilan trimester I seorang ibu hamil memiliki kebiasaan buruk seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, sering memakai obat tanpa resep dokter hal tersebut dapat membahayakan kehamilannya, dalam hal ini peran bidan adalah membantu ibu hamil dalam meningkatkan derajat kesehatannya, dengan memberikan

informasi mengenai dampak dari penggunaan kafein, obat bebas , rokok dan alkohol yang dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dapat membantu ibu untuk mengurangi kebisaan buruknya tersebut. 2.2.6 Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS Wanita hamil secara etis bertangung jawab untuk mencari perawatan yang layak selama ia hamil dan harus menghindari hal-hal yang membahayakan janinnya. Petugas harus mengutamakan keadaan bayi, tetapi tidak dengan mengorbankan kondisi ibu. Skrining HIV yang diwajibkan melibatkan diskriminasi, stigma sosial, dan risiko bereproduksi pada wanita hamil. Insiden tranmisi perinatal dari seorang ibu HIV positif ke janinnya bervariasi dari 25%-35%. Metode untuk mencegah transmisi ibu ke janin dan pengobatan janin sampai saat ini belum ada. Sebelum ada perubahan teknologi yang mengubah diagnosis dan pengobatan pada janin, tes pada wanita hamil harus dilakukan atas kemauan wanita itu sendiri. Tenaga

Askeb Kelompok 12

38

kesehatan memiliki kewajiban memastikan calon ibu memperoleh informasi yang cukup tentang gejala dan tes HIV. a. Definisi Konseling adalah kebutuhan proses pembicaraan dan

pembahasan masalah-masalah antara kita dengan konselor (orang yang dilatih untuk mengatasi masalah PMS). b. Penyakit Menular seksual (PMS) dan AIDS AIDS adalah PMS yang paling sering didengar belakangan ini. Ketakutan orang tentang AIDS sangat besar, karena sejauh ini belum dapat disembuhkan. Obat-obatan yang dapat membantu perawatan mereka yang sudah kena AIDS (bukan menyembuhkan) juga sangat mahal. Semua orang bisa saja terkena AIDS. Di Indonesia sudah ada bayi maupun orang dewasa yang terkena AIDS. Karena itu, kita mesti waspada terhadap bahaya penularan AIDS. c. Catatan khusus tentang AIDS Kita tidak bisa melihat apakah seseorang terkena AIDS (bibit penyakit AIDS) hanya berdasarkan penampilannya AIDS tidak bisa dicegah dengan obat-obatan, suntikan atau jamu-jamuan AIDS belum dapat disembuhkan dan dapat berakibat kematian AIDS dapat menular dengan cara yang sama dengan PMS yang lain Penampakan AIDS sama seperti penyakit yang mengenai orang biasa seperti TBC, tumor, radang paru, infeksi saluran pencernaan dan lain-lain AIDS dapat dicegah dengan cara hanya berhubungan seks dengan seorang pasangan yang juga hanya berhubungan seksual dengan kita, atau dengan menggunakan kondom setiap kali berhubungan seksual.

Askeb Kelompok 12

39

Perlu kita ketahui bahwa HIV/AIDS dan PMS pada ibu hamil dapat mempengaruhi keadaan psikologi ibu hamil dan mempengaruhi pertumbuhan janin yang dikandungnya. Konseling merupakan keharusan bagi wanita positif (+) HIV. Hal ini sebaiknya dilakukan pada awal kehamilan, dan apabila ia memilih untuk melanjutkan kehamilannya, perlu diberikan konseling berkelanjutan untuk membantu wanita tersebut secara psikologis. Perkembangan penatalaksanaan selama kehamilan mengikuti kemajuan-kemajuan dalam pengobatan individu non-hamil yang terinfeksi HIV. Standar penanganan yang berlaku saat ini mengharuskan wanita hamil dan janinnya menjalani terapi yang paling efektif yang tersedia. Karena konsekuensi penyakit yang tidak diobati sangat merugikan, terjadi pergeseran dari fokus pengobatan yang semata-mata untuk melindungi janin menjadi pendekatan yang lebih berimbang berupa pengobatan bagi ibu dan janinnya (Kass dkk., 2000). 2.2.7 Menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan tahap perkembangan kehamilan A. Definisi Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998). Pemeriksaan kehamilan (ANC) merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan setelah post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental (Prawiroharjo, 1999). Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan

antenatal (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk

Askeb Kelompok 12

40

mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifudin, 2002). Kunjungan ibu hamil atau ANC adalah pertemuan antara bidan dengan ibu hamil dangan kegiatan mempertukarkan informasi ibu dan bidan. Serta observasi selain pemeriksaan fisik, pemeriksaan umum dan kontak sosial untuk mengkaji kesehatan dan kesejahteraan umumnya (Salmah, 2006). Kunjungan Antental Care (ANC) adalah kontak ibu hamil dengan pemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan

kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberi informasi bagi ibu dan petugas kesehatan (Henderson, 2006). B. Tujuan Kunjungan Tujuan dari ANC adalah sebagai berikut : 1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin. 2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi. 3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan. 4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. 5. Mempesiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif. 6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. 7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. Menurut Depkes RI(1994) tujuan ANC adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat. Askeb Kelompok 12 41

Menurut Rustam Muchtar (1998): Tujuan umum adalah: menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat. Tujuan khusus adalah: 1. Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan, dan nifas. 2. Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin diderita sedini mungkin. 3. Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak. 4. Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi. Menurut Hanifa Wiknjosastro (1999) tujuan ANC adalah menyiapkan wanita hamil sebaik-baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan, dan masa nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental. Sedangkan menurut Manuaba (1998) secara khusus pengawasan antenatal bertujuan untuk: 1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, persalinan, dan nifas. 2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, kala nifas. 3. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana. 4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

Askeb Kelompok 12

42

C. Jadwal Kunjungan Menurut Abdul Bari Saifudin, kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut : sampai dengan kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan. Walaupun demikian, disarankan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya pada trimester I sampai dengan kehamilan 28 minggu periksa empat minggu sekali (Salmah, 2006). Sebaiknya tiap wanita hamil segera memeriksakan diri ketika haidnya terlambat sekurang-kurangnya satu bulan. Pemeriksaan dilakukan tiap 4 minggu sampai kehamilan. sesudah itu, pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu, dan sesudah 36 minggu (Sarwono, 1999). Jadwal Kunjungan Pranatal yang Direkomendasikan Pada Trimester I Nulipara Kunjungan pertama 6-8 minggu Multipara Kunjungan pertama 6-8 minggu

Kunjungan kedua dalam 4 minggu Kunjungan kedua 14-16 minggu setelah kunjungan pertama Kunjungan ketiga 14-16 minggu

Jadwal kunjungan pada trimester I sesuai dengan perkembangan kehamilan menurut: WHO (JHPIEGO, 2003): Satu kali kunjungan selama trimester pertama (selama 14 minggu). Askeb Kelompok 12 43

Rustam Mochtar (1998) 1) Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat. 2) Periksa ulang 1x sebulan sampai kehamilan 7 bulan Manuaba (1998) Trimester I dan II 1) Satu bulan sekali 2) Diambil data tentang laboratorium 3) Pemeriksaan ultrasonografi 4) Nasehat diet tentang 4 sehat 5 sempurna, tambahan protein gr/kg BB = satu telur/hari 5) Observasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi

kehamilan, komplikasi kehamilan 6) Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari terjadinya komplikasi kehamilan, dan imunisasi TT1 Jadwal melakukan pemeriksaan antenatal sebanyak 12-13 kali selama hamil. Di negara berkembang pemeriksaan antenatal dilakukan sebanyak 4 kali sudak cukup sebagai kasus tercatat. Keuntungan antenatal care sangat besar karena dapat mengetahui berbagai resiko dan komplikasi hamil sehingga ibu hamil dapat diarahkan untuk melakukan rujukan ke rumah sakit.

2.3 Mengembangkan Perencanaan Asuhan Yang Komprehensif Selama Trimester II 2.3.1 Menetapkan kebutuhan tes labolatorium a. Faktor Rh Faktor Rh (antigen) dalam sel darah merah dimiliki oleh sekitar 85% penduduk kulit putih dan 93% penduduk Afrika-Amerika. Faktor ini ditemukan dalam sel janin sejak 6 minggu setelah konsepsi. Individu yang memiliki faktor ini dinyatakan Rh-positif. Sedangkan individu yang tidak memiliki faktor ini dinyatakan Rh-negatif.

Askeb Kelompok 12

44

b. Skrining Rh Skrining antibody digunakan untuk mengidentifikasi antibody wanita yang membahayakan janin. Wanita ini tidak boleh mendapat RhIg. Penyakit ni bertanggung jawab terhadap penyakit hemolitik pada bayi baru lahir. Meskipun demikian, sekitar 2% penyakit ini disebabkan oleh golongan darah yang langka. Hitung Darah Lengkap a. Anemia Fisiologis Selama masa hamil, volume plasma dan massa sel darah merah meningkatkan volume darah ibu sekitar 45% di atas volume sebelum hamil. Meskipun demikian, peningkatan jumlah sel darah merah lebih kecil daripada peningkatan plasma sehingga terjadi anemia delusional. Anemia fisiologis ini mulai dikenali sebagai anemia yang

sesungguhnya. b. Tes Anemia Beberapa klinik dan kantor hanya meminta haemoglobin dan hematokrit untuk skrining anemia pada wanita hamil. Karena pengukuran salah satu atau keduanya merupakan satu-satunya nilai yang digunakan untuk skrining anemia pada kehamilan maka kesalahan fatal dapat saja terjadi; merawat wanita yang sebenarnya tidak mengalami anemia dan tidak merawat wanita yang benar-benar mengalami anemia. c. Suplementasi Besi Rutin Anjuran resmi penggunaan besi oral pada mnasa hamil bervariasi. Banyak klinisi merasa bahwa tablet besi prenatal adalah upaya pengamanan yang baik untuk mencegah anemia defisiensi besi selama masa hamil. d. Anemia Defisiensi Besi Kesepakatan penanganan anemia defisiensi ialah bahwa besi oral dapat diberikan.

Askeb Kelompok 12

45

e. Trombositopenia Trombosit diperlukan untuk pembekuan darah. Hitung trombosit harus diatas 150.000 per ,L, meskipun nilai antara 100.000 per mL dan 150.000 per mL masih dapat diterima sejauh tes ulang tidak menunjukkan destruksi trombosit. Tes Sifilis Infeksi janin akibat Treponema pallidum dapat terjadi setiap saat selama masa hamil dan pada setiap tahap penyakit maternal. Skrining prenatal pada wanita hamil merupakan faktor yang paling penting untuk mengidentifikasi bayi yang berisiko sifilis kongenital. Tes Rubela Efek merusak rubella congenital, misalnya, lesi pada mata, penyakit jantung, ketulian, anemia, hepatitis, pneumonitis, defek tulang, dan abnormalitas kromosom pertama kali ditemukan pada tahun 1940-an. Defek ini cenderung muncul ketika infeksi rubella dialami pada trimester pertama. Frekuensinya kemudian menurun seiring kemajuan kehamilan. Pada minggu ke-16 gestasi, kecenderungan efek teratogenik sangat kecil. Wanita hamil tidak dapat diimunisasi terhadap rubella, karena secara teoritis terdapat kemungkinan tubuh menjadi lemah karena virus mempresipitasi infeksi intrauterin pada bayi. Tes Hepatitis B Kehamilan jarang mengganggu perjalanan infeksi hepatitis B. Masalah yang harus diperhatikan pada wanita hamil yang mengidap penyakit ini adalah bahwa bayi akan terinfeksi pada saat lahir dan akan menjadi carrier kronis yang menularkan penyakit ini ke individu lain, atau bahwa bayi akan meninggal akibat karsinoma hepatoseluler, sirosis atau keduanya. Kurang dari 5% orang dewasa yang terinfeksi akut di AS

menjadi carrier kronis, bandingkan dengan mereka yang terinfeksi perinatal, yaitu sebanyak 25%..sampai 90%... (Divisi Kesehatan Oregon, 1994) Askeb Kelompok 12 46

Tes Human Immunodeficiency Virus (HIV) Sekarang diketahui bahwa virus dapat ditularkan ibu ke bayinya. Selama ini penularan perinatal diketahui mencapai angka sebesar 50%, sementara penelitian terakhir menunjukkan angka sebesar 15% sampai 30%. Identifikasi dini HIV-positif pada wanita hamil memberi kesempatan untuk memutuskan kelanjutan kehamilan dan ketika keputusan dibuat terapi ZDV dapat diberikan untuk mengurangi infeksi pada janin. Tes Bakteriuria Asimptomatik Sementara bakteriuria asimptomatik merupakan kondisi bukan patologis yang umum ditemukan pada wanita tidak hamil. Pada wanita hamil kondisi tersebut dapat menyebabkan pielonefritis, suatu infeksi yang mengakibatkan morbidilitas maternal yang signifikan dan juga dihubungkan dengan PTL. Penanganan ABU pada wanita hamil secara signifikan menurunkan infeksi trakturinarius. Prosedur dan Tes Khusus a. Tes Darah Kondisi-kondisi tertentu memerlukan tes darah tambahan. Selain prosedur khusus yang harus dilakukan untuk klien-klien keturunan Afrika, Asia, atu Mediterania, tes lain yang harus dilakukan berdasarkan riwayat klien atau pemeriksaan fisik meliputi T4 bebas jika klien dicurigai mengalami hipertiroidisme dan TSH (thyroid stimulating hormone) untuk wanita yang dicurigai hipotiroidisme dan untuk wanita yang mengkonsumsi obat tiroid. b. Tes Tuberkulosis Wanita yang berasal dari Negara yang angka prevalensi tuberculosisnya tinggi dan wanita yang berhubungan dengan populasi terkait harus menerima PPD. Abaikan riwayat vaksinasi BCG pada saat menginterpretasi tes tuberculin (Perez-Stable, 1995).

Kecenderungan yang terjadi ialah bahwa hasil yang positif Askeb Kelompok 12 47

berhubungan dengan infeksi mycobacterium tuberculosis, bukan vaksin BCG. Apendiks M mengidentifikasi criteria untuk PPD positif. c. Tes Genetik Resiko defek lahir pada setiap kehamilan ialah 3%-5%. Apabila wanita hamil dinyatakan berisiko tinggi memiliki anak yang menderita defek lahir, ia harus ditawari untuk dirujuk ke pusat konseling genetik. 2.3.2 Menetapkan kebutuhan belajar Asupan gizi yang diperlukan ibu hamil harus ditingkatkan sejalan dengan kebutuhan perkemabangan kehamilan. Mulai trimester kedua yang ditandai dengan mulai makin cepatnya perkembangan otak bayi, sehingga ibu hamil membutuhkan gizi yang lebih banyak, karena pada saat itu pembentukan janin berlangsung sangat cepat. Seorang ibu hamil memiliki kebutuhan gizi khusus. Beberapa kebutuhan gizi ibu hamil dapat ditutupi oleh makanan sehat dan seimbang. Selain itu, pada saat kehamilan dibutuhkan vitamin. Idealnya adalah tiga bulan sebelum kehamilan. Hal ini dapat membantu mendapatkan gizi yang dibutuhkan. Namun, terkadang diperlukan tambahan makanan, bahkan suplemen sesuai kebutuhan. Berikut adalah beberapa syarat makanan sehat bagi ibu hamil 350 Kkal/hari.

a. Kebutuhan energy Pada trimester 2 kalori yang dibutuhkan untuk penambahan darah, kebutuhan uterus, pertumbuhan jarinagn mamae, dan perumbuhan jaringan lemak. Tambahan energy pada trimester ini 300- 350 Kkal/hari. b. Personal hygiene Cara merawat gigi Kondisi gigi dan mulut ibu hamil seringkali ditendai dengan adanya pembesaran gusi yang mudah berdarah karena jaringan gusi merespons secara berlebihan terhadap iritasi lokal. Bentuk iritasi local ini berupa karang gigi, gigi berlubang, ssunan gigi tidak rata atau adanya sisa akar gigi yang tidak dicabut. Pembesaran gusi biasanya dimulai pada trimester pertama sampai ketiga masa kehamilan. Askeb Kelompok 12 48

Pembesaran ini dapat mengenai / menyerang pada semua tempat atau beberapa tempat (single/multiple) bentuk bulat, permukaan licin mengkilat, berwarna merah menyala, konsistensi linak, mudah berdarah bila kena sentuhan. Perawatannya bisa dengan: Tambal gigi yang berlubang Mengobati gigi yang terinfeksi Menyikat gigi secara teratur Membilas mulut dengan air setelah makan atau minum apa saja Gnakan pencuci mulut yang bersifat alkali atau basa.

Mandi Dengan mandi dapat merangsang sirkulasi, menyegarkan, dan menghilangkan kotoran. Hal yang harus diperhatikan saat mandi: Hati-hati saat mandi jangan sampai jatuh Gunakan air yang bersih, serta jangan terlalu panas dan terlalu dingin Gunakan sabun yang mengandung antiseftik Mandilah secara teratur 1-2 kali dalam sehari. Kebersiahan tubuh harus sebantiasa terjaga selama kehamilan, karena perubahan anatomi pada tubuh mnegakibatkan banyak lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan mudah terinfeksi oleh mikroorganisme. Sebaiknya gunakan pancuran atau gayung pada saat mandi, tidak dianjurkan berendam dalam bathtub dan vaginal douche. Perawatan vagina Wanita hamil juga melakukan irrigasi vagina kecuali dengan nasihat dokter. Pada saat hamil PH vagina lebih basa, maka akan mudah terkena infeksi apabila tidak dirawat dengan benar. Hal yang harus diperhatikan untuk merawat vagina: Askeb Kelompok 12 Celana dalam harus kering dan tidak boleh ketat Jangan gunakan obat / menyemprot kedalam vagina Sesudah bab/ bak dilap dengan menggunakan lap khusus. 49

Perawatan rambut, cucilah rambut 2-3 kali dalam seminggu. Payudara Periksalah puting apakah menononjol atau tidak. Apabila datar atau masuk, maka lakukan perbaikan dengan cara gunakan dua jari telunjuk atau ibu jari, daerah di sekitar puting susu diurut arah berlawanan menuju ke dasar payudara sampai semua daerah payudara. Lakukan sehari dua kali selama 6 menit. Perawatan kuku Kuku harus bersih dan pendek, karena pada saat hamil kuku akan tumbuh lebih cepat dari biasa dan pecah-pecah jika perlu gunakan krim pekembut kuku yang baik dan cocok. c. Kebutuhan pakaian Gunakan pakaian yang longgar, bersih, dan nyaman. Hindarkan dari sepatu berhak tinggi serta alas kaki yang keras. Gunakan BH yang dapat menopang/menyangga payudara. Gunakan BH yang bertali besar dan berbahan katun sehingga dapat menyerap keringat. Namun pada trimester II( bulan ke 4-5) boleh gunakan BH dengan bahan yang tipis/ bahkan tidak memakai sama sekali jika hal tersebut dirasakan nyaman oleh ibu. Jaga kebersihan BH, cucilah BH paling tidak sehari setelah dipakai dengan menggunakan sabun lembut. Gunakan celana yang lebih besar atau celana dalam ibu hamil pada trimester ini, karena perut ibu sudah semakin besar dan dapat menekan bayi. Celan yang dapat digunakan pada ibu hamil: Maternity briefs atau grandma pantiens, yaitu celana yang menutupi perut sampai keatas pusar. Bikini pantiens, yaitu hanya menutupi perut bawah pusar pada garis perut (bikini line) Gunakan celan yang berbahan katun atau kaos agar terhindar dari kelembaban dan infeksi dari jamur dan bakteri. d. Aktifitas pada masa kehamilan Askeb Kelompok 12 Olahraga saat hamil/senam hamil 50

Dapat membantu sirkulasi darah, menambah nafsu makan, dan membuat nyenyak pada saat tidur. Olahraga yang yang dapat dilakukan pada trimester ini: senam hamil, dan renang. Berkomunikasi sejak buah hati dalam kandungan Apalagi pada trimester ini bayi sudah mulai mendengar dan mengenali suara ibunya, dianjurkan untuk senantiasa mengajak berkomunikasi guna mempererat hubungan ibu dan anak. Posisis tidur Pada trimester ini, ibu masih cukup mulai merasa tidak nyaman dan tidak dapat melakukan berbagai posisi tidur. Posisi yang bisa dilakukan pada saat tidur: a. Posisi terlentang, namun posisi ini biasaya dilakukan pada trimester 2 awal. b. Posisi miring ke sebelah kiri, dan gunakan bantal diantara paha atau diantara lutut. c. Dll. Hubungan intim selama kehamilan Pada trimester ini, merupakan trimester yang paling aman untuk melakukan hubunagan intim/seksual. Karena kehamilan sudah cukup kuat dan pada trimester ini keinginan seksual lebih kuat karena kekhawatiran pada trimester awal sudah berkurang dan ibu sudah bisa beradaptasi dari segala ketidaknyamanan kehamilannya. Ada beberepa posisi yang aman dilakukan pada saat hamil; a. Posisi wanita diatas. Posisi ini merupakan posisi yang paling aman, karena wanita dapat mengontrol kedalaman penetrasi.

b. Posisi duduk. Posisi ini merupakan posisi yang sering dilakukan pada trimester II dan lanjut dimana tidak Askeb Kelompok 12 51

memerlukan banyak gerakan. Dimana pada posisi ini pria duduk dan wanita duduk diatasnya secara berhadapan atau membelakangi pria apabila perut sudah sangat besar. Posisi ini juga memungkinkan ibu untuk mengontrol kedalaman penetrasi.

c. Posisi laki-laki diatas tapi berbaring separuh tubuh

d. Posisi berlutut. Ibu hamil berlutut dengan meletakan bantal dibawah perutnya dengan tujuan mengganjal, dan suami dapat melakukan penetrasi dari belakang.

e. Posisi berbaring miring. Posisi berbaring miring berhadapan.

f. Posisi balap kuda

Askeb Kelompok 12

52

Posisi ini, istri banyak memegang peranan, Lakukan posisi ini dengan cara suami duduk meluruskan kedua kakinya, lalu istri duduk membelakangi suami sambil merapatkan panggul. setelah itu kedua paha istri mengapit panggul suami. Posisi ini dijamin tidak menekan perut yang sudah membesar. g. Posisi Tempel Sendok

Ini merupakan posisi yang pas karena tidak membuat Anda kelelehan. Caranya, Anda dan suami tidur menghadap arah yang sama, Anda memunggungi suami. Lakukan dengan jarak serapat mungkin agar penetrasi dapat dilakukan h. Posisi Silang

Jika ingin menerapkan gaya ini, kedua pasangan duduk bersama diranjang, istri duduk di atas kaki suami, kaki direntangkan hingga kaki suami berada di bawah kaki istri. Lalu kaki istri ditekankan pada perut suami untuk memudahkan penetrasi Askeb Kelompok 12 53

Mobilisasi, body mekanik a. Perubahan body mekanik pada ibu hamil 1. Berdiri Kepala tegak dagu masuk, jangan condong ke depan, ke belakang, atau miring ke samping. Pastikan daun telinga sejajar dengan tengah bahu Jauhkan tulang belikat ke belakang dan dada depan Jaga lutut lurus, tetapi jangan terkunci Regangan bagian atas kepala ke langit-langit Kencangkan perut tarik ke dalam dan ke atas. Panggul janagan miring ke depan atau belakang. Pijakan kaki kea rah yang sama, dengan berat badan seimbang merata di kedua kaki. Lengkungan di kaki perlu didukung dengan sepatu bertumit rendah (tapi tidak datar) Hindari berdiri di posisi yang sama untuk waktu yang lama. 2. Bangun dari tidur Hindari perubahan posisi yang secara tiba-tiba. Sebelum bangun hendaknya gulingkan terlebih dahulu badan ke sisi tempat tidur secara perlahan. Miringkan badan ke posisi akan turun, gunakan satu tangan untuk menahan tubuh posisi duduk dan dua kaki diayunkan turun ke sisi tempat tidur. Namun, jangan buru-buru berdiri hendaklah untuk sejenak duduk terlebih dahullu. 3. Bangun dari duduk Sama halnya dengan bangun tidur, sebaiknya dengan menggeser tubuh ke sisi depan kursi. Satu kaki agak maju menjejak di lantai disbanding satunya lagi, kemudian badan agak dicondongkan ke depan. Gunakan kedua tangan memegang paha untuk

Askeb Kelompok 12

54

menumpu, begitupun kaki agak mendorong tubuh ke posisi berdiri. Lakukan geraka ini seenak mungkin. Bila bangkit dari duduk di lantai, maka

menyampinglah ke salah satu sisi. Caranya gunakan tanagan untuk mendorong tubuh ke posisi duduk menyamping kemudian posisi berdiri diatas kedua lutut. Angkat satu lutut dengan menjejak di lantai dan letakan tangan diatas paha sebagai tumpuan untuk bangkit ke posisi berdiri. Selain itu gunakan otot tangan dan kaki ntuk membantu. 4. Duduk di kursi / lantai Posisi duduk yang baik pada orang hamil sama halnya dengan posisi dudukorang yang tidak hamil.

Usahakan duduk serileks mungkin agak tak merasa pegal dan sakit. Sebaiknya, saat duduk, bagian belakang bersandar pada sandaran kursi dengan posisi lurus. Duduklah agak kedepan sehingga bagian bawah belakang kontak dengan sandaran kursinya. Dengan demikian, otot pun bisa rileks Kaki sebaiknya harus sampai ke lantai. Jiak tak sampai, bisa dengan menepatkan bangku kecil dibawahnya untuk tempat kaki. Pokoknya, jangan sampai kaki menggantung karena tidak baik untuk sirkulasi darah. Darah mengalir turun kebawah akan sulit atau kurang lancar untuk kembali ke atas Ibu hamil tidak duduk terlalu lama. Setiap dua jam sekali ambil seling waktu minimal lima menit, untuk berjalan-jalan sebentar. 5. Mengangkat beban Dalam mengangkat beban posisinya harus simetris antara tangan kanan dan kiri. Jika tidak, akan tersa sakit. Askeb Kelompok 12 55

Sebetulnya pada ibu hamil tudak dianjurkan untuk mengangkat beban terlalu berat. Dikhawatirkan otot perut pun ikut akan ketarik sehingga menjadi tegang dan menimbulkan kontraksi. Ada beberapa cara mengangkat beban yang benar Jika harus mengangkat benda,jangan mencoba untuk mengangkat benda-benda yang lebih berat dari 20 kg. Sebelum mengangkat benda, pastikan pijakan kaki cukup kokoh Untuk mengambail benda yang lebih rendah dari pinggang, jaga punggung tetap lurus, tekuk lutut dan pinggul. Beriri dengan sikap kaki lebar dekat dengan benda yang sedang dicoba untuk diambil dan jaga pijakan kaki pada tanah Kencangkan otot perut dan angkat benda dengan menggunakan otot kaki gerakan dengan lutut. 2.3.3 Menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan Daftar obat yang cukup aman dipakai saat hamil: a. Obat influenza Yang mengandung guanifenisin, dextrometorfan, klorfeniramin (CTM), Pseudoefedrin, defenhidramin dan obat gosok. b. Penghilang nyeri Obat penghilang nyeri yang aman adalah parasetamol. c. Mengatasi sembelit Obat sembelit yang aman digunakan oleh ibu hamil adalah obat yang mengandung bisakodil dan laktulosa. d. Anti diare Obat diare yang aman digunakan oleh ibu hamil adalah yang mengandung kaolin, pektin, dan disertai oralit. e. Anti kembung Askeb Kelompok 12 56

Obat kembung yang baik digunakan oleh ibu hamil adalah yang mengandung simetikon, antasid, simetidin, dan ranitidin. Contoh penanganan untuk ibu yang mengalami konstipasi/sembelit: a. Deskripsi Konstipasi adalah gangguan rasa nyaman yang umum terjadi pada trimester pertama kehamilan Ini juga merupakan masalah nutrisi yang umum terjadi pada kehamilan Konstipasi cenderung terjadi pada kehamilan akibat tekanan pada peristaltik usus dari uterus yang terus membesar, pengaruh hormon relaksin plasenta, dan kemungkinan akibat meningkatnya kadar progesteron Konstipasi menyebabkan rasa begah dan penuh serta hilang nafsu makan b.Temuan Pengkajian Adanya rasa begah dan penuh pada abdomen Hilang nafsu makan Perubahan pola eliminasi usus

c. Implikasi Keperawatan Kaji nutrisi klien dan pola eliminasi yang mungkin menjadi faktor penyebab Anjurkan klien untuk mengosongkan ususnya secara teratur Anjurkan pada klien untuk meningkatkan kandungan serat dalam makanan dengan mengkonsumsi buah dan sayuran dan minum air dalam jumlah lebih dari biasanya setiap hari Jika klien mengkonsumsi suplemen besi oral, daripada melarang klien mengkonsumsi suplemen tersebut yang berguna untuk menambah simpanan besi, lebih baik kita membantu klien untuk konstipasi melalui cara lain Ingatkan klien untuk tidak mengkonsumsi obat umum untuk mencegah konstipasi, terutama minyak mineral yang akan

Askeb Kelompok 12

57

mengganggu absorpsi vitamin larut lemak yang diperlukan bagi pertumbuhan janin dan kesehatan ibu Beri tahu klien untuk menghindari enema karena tindakan ini dapat mencetuskan persalinan Anjurkan klien untuk menghindari obat-obatan yang dijual bebas selama kehamilan kecuali diresepkan oleh dokter Berikan pelunak feses, laksatif ringan dan supositora sesuai instruksi Nasehatkan klien untuk menghindari makanan pembentuk gas, seperti kubis atau buncis, sehingga flatus dapat dikontrol.

2.3.4

Menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik atau anticipatory guidance a. Seksual pasangan wanita mungkin enggan untuk melakukan hubungan seksual karena takut mengganggu selaput janin atau mengganggu perkembangan janin. Peran bidan disini adalah menginformasikan kepada ibu hamil dan pasangannya mengenai cara-cara hubungan seksual yang aman misalnya dengan posisi menyamping sehingga memungkinkan untuk dilakukannya penetrasi dari belakang. b. Kebutuhan nutrisi Selama trimester II kebiasaan ibu makan dan minum harus dipantau secara kontinyu. Jika seorang wanita memulai kehamilan pada berat badan yang sehat, dan dia hamil dengan hanya satu janin, dia akan mendapatkan kenaikan berat badan rata-rata satu pon/minggu selama trimester kedua dan ketiga. Jika memiliki berat badan yang rendah ibu hamil tersebut harus mendapatkan kenaikan berat badan lebih dari 1 pon/minggu. Jika dia awalnya kelebihan berat badan, dia harus makan jumlah makanan dan mempertahankan tingkat aktivitas yang membantu mendapatkannya di tingkat lebih lambat dari 2/3 pon per minggu. Kenaikan berat badannya harus dievaluasi dengan melihat gambaran total, bukan hanya berat badannya. mempertimbangkan status gizi dan berat di

Askeb Kelompok 12

58

mana dia memulai kehamilan, tingkat aktivitas, dan pilihan makanan dia mengkonsumsi. c. Tanda-tanda bahaya trimester II Ketika kehamilan memasuki trimester kedua, kekhawatiran ibu hamil untuk kehilangan janinnya mulai berkurang. Meskipun jarang terjadi, aborsi spontan, kehamilan ektopik, dan penyakit trofoblas gestational dapat didiagnosis pada trimester ini. d. Keamanan (Safety) Selama 6 bulan terakhir kehamilan, paparan bahaya reproduksi dapat memperlambat pertumbuhan janin, mempengaruhi perkembangan otak, atau menyebabkan kelahiran prematur. Perhatian yang lebih selama trimester ini yaitu terhadap penyakit menular, kondisi kerja yang kurang ideal "fisik kerja yang intensif meningkatkan kemungkinan bayi berat lahir rendah dan lahir prematur. Berdiri untuk waktu yang lama, mengangkat benda yang beratnya lebih dari 10 sampai 25 pon dan berkurangnya waktu istirahat menambah risiko tersebut. e. Konsumsi obat-obatan Selama trimester II dan III kehamilan, membatasi konsumsi kafein menjadi hal yang penting. jumlah waktu yang dibutuhkan untuk metabolisme dan mengeluarkan kafein memakan waktu lebih lama sampai 18 jam. sehingga ada efek kumulatif ketika dikonsumsi terus dalam periode 12 sampai 18 jam. Paparan terhadap asap rokok akan mempengaruhi perkembangan janin, merokok selama kehamilan mengurangi nafsu makan ibu dan

menciptakan perubahan vaskular dalam jaringan plasenta, hal tersebut bayi dapat meningkatkan risiko BBLR. Jika ibu bisa berhenti merokok sebelum trimester ke III, beberapa perubahan negatif dapat dibatalkan dan berat badan bayi dapat diperbaiki. f. Ketidaknyamanan selama kehamilan trimester II Selama trimester II, ibu hamil biasanya merasa lebih nyaman dengan kehamilannya. Mual di pagi hari, sering buang air kecil dan lesu bisanya berlalu dan tidak mengganggu aktifitas mereka sehari-hari.ibu hamil biasanya mengatasi ketidaknyamanannya tersebut berdasarkan informasi Askeb Kelompok 12 59

yang diperoleh dari keluarga, teman dan tenaga kesehatan. Konseling dan anticipatory guidance adalah cara yang terbaik untuk mengatasi atau mengurangi ketidaknyamanan.

2.3.5

Menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan tahap perkembangan kehamilan Jadwal Kunjungan Pranatal yang Direkomendasikan Untuk Kehamilan Trimester II Nulipara Kunjungan ketiga 14-16 minggu Kunjungan keempat, 24-28 minggu Kunjungan kelima 32 minggu Kunjungan keenam 36 minggu Multipara Kunjungan kedua 14-16 minggu Kunjungan ketiga 24-28 minggu Kunjungan keempat 32 minggu Kunjungan kelima 35 minggu

Jadwal kunjungan sesuai dengan perkembangan kehamilan menurut: WHO (JHPIEGO, 2003): Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28). Rustam Mochtar (1998): Periksa ulang 1x sebulan sampai kehamilan 7 bulan Manuaba (1998) Trimester I dan II 1) Satu bulan sekali 2) Diambil data tentang laboratorium 3) Pemeriksaan ultrasonografi 4) Nasehat diet tentang 4 sehat 5 sempurna, tambahan protein gr/kb BB = satu telur/hari

Askeb Kelompok 12

60

5) Observasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi kehamlan, komplikasi kehamilan 6) Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari terjadinya komplikasi kehamilan, dan imunisasi TT1.

2.4 Mengembangkan Perencanaan Asuhan Yang Komprehensif Selama Trimester III 2.4.1 Menetapkan kebutuhan tes labolatorium Test laboratorium yang mungkin di butuhkan oleh ibu hamil trimester III adalah: Tes protein urin Proteinuria didefinisikan sebagai konsentrasi protein sebesar 0.19/L (> +2 dengan cara dipstik) atau lebih dalam sekurangkurangnya dua kali spesimen urin yang dikumpulkan sekurangkurangnya dengan jarak 6 jam. Pada spesimen urin 24 jam, proteinuria didefinisikan sebagai suatu konsentrasi protein 0,3 per 24 jam. Tingginya kadar protein dalam urin ibu hamil dapat mengindikasikan terjadinya preeklampsi. Preeklampsi ialah penyakit dengan tandatanda hipertensi, edema dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam trimester ke-3 kehamilan. Tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada mola hidatidosa. Preeklampsia merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan dimana hipertensi terjadi setelah minggu ke-20 pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal (Bobak , 2004). Pemeriksaan protein urin dibutuhkan oleh ibu hamil bila dicurigai mengalami preeklampsi ringan atau berat, dari hasil pemeriksaan ini kita dapat memberikan asuhan kepada ibu hamil yang ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah potensial yaitu terjadinya eklampsi. Tes kadar gula darah Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendiagnosa penyakit diabetes gestasional yaitu suatu intoleransi karbohidrat yang terjadi Askeb Kelompok 12 61

atau

pertamakali

diketahui

saat

kehamilan

berlangsung

dan

mengisyaratkan bahwa gangguan ini dipicu oleh kehamilan. Yang perlu di waspadai adalah bahwa penyakit ini dapat memeberikan efek pada ibu dan pada janin, American diabetes association(1999) menyimpulkan bahwa hiperglikemia puasa berkaitan dengan

peningkatan risiko kematian janin selama 4 sampai 8 minggu terakhir gestasi. Efek merugikan pada ibu mencakup peningkatan frekuensi hipertensi dan perlunya seksio sesarea. Pemeriksaan gula darah dapat dilakukan dalam keadaan puasa dan 2 jam post prandial (sesudah makan) atau dapat juga dilakukan pemeriksaan gula darah sewaktu (GDS), apabila ada peningkatan atau penurunan atau peningkatan kadar gula darah (hiper atau hipo glikemia). Nilai referensi: Glukosa puasa = 70-110 mg/dl Glukosa 2 jam PP = <140 mg/dl Glukosa sewaktu = <180 mg/dl Pemeriksaan glukosa darah tidak diperlukan secara rutin apabila semua karakteristik berikut ditemukan: 1. Berasal dari kelompok etnik yang prevalensi diabetes

gestasionalnya rendah. 2. Tidak ada anggota keluarga dekat yang mengidap diabetes. 3. Usia kurang dari 25 tahun. 4. Berat badan sebelum hamil normal. 5. Tidak ada riwayat kelainan metabolism glukosa. 6. Tidak memiliki riwayat obstetri yang buruk. Karakteristik risiko tingggi: 1. Mengalami kegemukan 2. Ada anggota keluarga yang memiliki riwayat diabetes tipe II 3. Memiliki riwayat diabetes gestasional sebelumnya 4. Adanya glukosuria. Pada golongan risiko tinggi ini lakukan pemeriksaan sesegera mungkin. Apabila diabetes gestasional tidak terdiagnosis, pemeriksaan Askeb Kelompok 12 62

darah harus diulang pada minggu ke 24-28 atau setiap saat pasien memperlihatkan upaya yang mengarah ke hiperglikemia. Tes anemia Tes ini dilakukan dengan memeriksa kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil untuk mendiagnosa adanya anemia pada kehamilan. Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan eritopoietin. Akibatnya volume plasma

bertambah dan sel darah merah (ertirosit) meningkat. Namun peningkatan volume terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi. Ekspansi volume plasma merupakan penyebab anemia fisiologik pada kehamilan. Volume plasma yang terekspansi menurunkan hematokrit (Ht), konsentrasi hemoglobin darah (Hb), dan jumlah eritrosit, tetapi tidak menimbulkan jumlah absolute Hb atau eritrosit dalam sirkulasi. Ada spekulasi bahwa anemia fisiologik dalam kehamilan bertujuan untuk menurunkan viskositas darah maternal sehingga meningkatkan perfusi plasental dan membantu penghantaran oksigen serta nutrisi ke janin. Ekspansi volume plasma ini mulai pada minggu ke-6 kehamilan dan mencapai maksimum pada minggu ke-24 kehamilan, tetapi dapat meningkat sampai minggu ke-37, pada titik puncaknya, volume plasma sekitar 40% lebih tinggi pada ibu hamil dibandingkan perempuan yang tidak hamil. Suatu penelitian memperlihatkan perubahan konsentrasi Hb sesuai dengan bertambahnya usia kehamilan. Pada trimester I konsentrasi Hb tampak menurun, kecuali pada perempuan yang memiliki kadar Hb rendah (< 11,5 g/dl). Konsenrtasi paling rendah didapatkan pada trimester ke II, yaitu pada usia kehamilan sekitar 30 minggu. Pada trimester III terjadi sedikit peningkatan Hb, kecuali pada perempuan yang sudah memilikin kadar Hb tinggi (>14,6 g/dl) pada pemeriksaan pertama.

Askeb Kelompok 12

63

DAMPAK ANEMIA a. Pada ibu Pucat, rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh dan gangguan penyembuhan luka, lamanya waktu partus karena kurang daya dorong rahim, pendarahan post partum, rentan infeksi dan hipoksia akibat anemia dapat menyebabkan shock bahkan kematian ibu saat persalinan, meskipun tak disertai pendarahan b. Pada janin Abortus, lahir prematur, rawan dekompensasi cordis pada penderita dengan Hb kurang dari 4 g persen. Kematian bayi dalam kandungan, kematian bayi pada usia sangat muda serta cacat bawaan. Nilai batas untuk anemia pada perempuan

Status kehamilan

Hemoglobin (g/dl) 12,0

Hematokrit (%) 36

Tidak hamil Hamil Trimester I Trimester II Trimester III 11,0 10,5 11,0 33 32 33

2.4.2

Menetapkan kebutuhan belajar Hal-hal yang harus dipelajari atau diperhatikan oleh ibu hamil selama masa kehamilan trimester III adalah: a. Makan (diet) ibu hamil Total kalori yang dibutuhkan oleh ibu hamil trimester III adalah 2. 400 Kkal. Kalori dibutuhkan untuk energy, dan apabila asupan kalori tidak adekuat, maka protein akan dimetabolisme untuk menghasilkan energy dan tidak digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.

Askeb Kelompok 12

64

kebutuhan zat besi Pada trimester ketiga, kebutuhan zat besi naik menjadi 39 mg per hari/BB atau setara dengan sepotong tempe. Zat besi banyak terkandung dalam daging, hati, telur, sereal, kacang-kacangan, dan sayuran hijau.

b. Obat-obatan Pemberian obat pada ibu hamil harus difikirkan efek obat terhadap ibu dan tidak boleh melupakan pengaruh atau efek samping obat pada janin. Kategori obat pada ibu hamil berdasarkan risiko janin: Kategori A Yaitu obat-obatan yang selama ini telah banyak dikonsumsi oleh ibu hamil tanpa menunjukan bukti adanya peningkatan kejadian malformasi atau yang membahayakan pada janin baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya adalah multivitamin atau vitamin prenatal. Kategori B Studi-studi pada hewan tidak menunjukan adanya risiko pada janin, tetapi belum ada studi pada manusia. Beberapa golongan obat ini sering digunakan, misalnya penisilin, CTM, parasetamol, kafein. Kategori C Efek merugikan terlihat dapa hewan, namun belum tersedia cukup data tentang efeknya pada wanita hamil, pada situasi klinis tertentu, manfaat penggunaan obat tersebut lebih tinggi

dibandingkan risikonya. Salah satu contohnya adalah efedrin, codein Kategori D Terdapat bikti adanya risiko bagi janin, tetapi manfaat diperkirakannya diperkirakan melebihi risiko-risiko tersebut.

Contoh: karbamazepin dan fenitoin. Kategori X Risiko pada janin sudah jelas terbukti dari pada manfaatnya. Salah satu contohnya adalah obat jerawat isotretionoin, yang dapat

Askeb Kelompok 12

65

menyebabkan kardiovaskuler.

kelainan

susunan

saraf

pusat,

wajah

dan

Kategori obat berdasarkan periode kehamilan dan kemampuan menembus plasenta (US FDA) 1. Asetaminofen Termasuk kategori obat golongan B, pada trimester I,II maupun trimester III. Dapat menembus plasenta. Merupakan obat pilihan untuk nyeri 2. Aspirin Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi (peradangan). Termasuk kategori D pada kehamilan trimester I,II dan III. Dapat menembus plasenta. Obat ini tidak direkomendasikan kecuali atas indikasi spesifik karena berkaitan dengan peningkatan kematian per8inatal, perdarahan neonatus, oenurunan berat badan lahir, perpanjangan masa kehamilan, dan kemungkinan teratogenik. 3. Ibuprofen, ketoprofen dan naproksen Ibuprofen merupakan derivat asam propionat yang

diperkenalkan banyak negara. Obat ini bersifat analgesik dengan daya antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek analgesiknya sama dengan aspirin. Ibuprofen tidak dianjurkan diminum oleh wanita hamil dan menyusui. Ketoprofen adalah jenis obat yang umumnya diresepkan untuk mengobati rasa sakit peradangan arthritis yang terkait atau sakit gigi parah yang mengakibatkan radang gusi. Naproksen termasuk dalam golongan antiinflamasi nonsteroid. Naproxen bekerja dengan cara menurunkan hormon yang

menyebabkan pembengkakan dan rasa nyeri di tubuh. Askeb Kelompok 12 66

Ketiganya termsuk kategori B jika diberikan pada kehamilan trimester I dan II. Kategori D pada trimester III. Ketiga jenis obat ini dapat menembus plasenta, obat ini harus digunakan secara hati-hati dan dihindari pada trimester III karena berkaitan dengan kejadian oligohidramnion, penutupan duktus arteriosus secara premature, hipertensi pulmoner pada janin, nefrotoksisitas pada janin dan perdarahan periventrikular. Konseling dan pemilihan obat pada ibu hamil Tujuannya adalah untuk menghindari atau mengurangi abnormalitas janin. Konseling yang diberikan antara lain: Hindari pemberian obat pada periode pertama pascakonsepsi Hindari makanan minuman dan zat yang tidak diperlukan oleh janin dalam pertumbuhannya, misalnya merokok, alcohol, obat sedative, OAD, atau jamu-jamu tradisional yang belum teruji. Hindari pemberian obat polifarmaka, terutama bila pemberian dalam waktu yang lama. Berikan obat yang telah jelas aman dan mempertimbangkan keperluan pengobatan primernya. Pergunakan pedoman penggunaan obat resmi dan daftar-daftar obat yang aman demikian pula pemberian obat-obat terbatas atau yang tidak diperbolehkan pada ibu hamil. c. Aktivitas pada masa kehamilan trimester III o Olahraga saat hamil/senam hamil Berguna untuk membantu sirkulasi darah, menambah nafsu makan, dan membuat nyenyak pada waktu tidur. Secara umum wanita hamil tidak harus membatasi olah raga, asalkan tidak mengalami kelelahan atau berisiko cedera bagi diri atau janinnya. Bentuk senam hamil: a Pemanasan Mempersiapkan otot, jantung dan paru sebelum gerakan selanjutnya. Berdiri atau dalam keadaan duduk bersila

Askeb Kelompok 12

67

1. Ambil nafas sambil angkat kedua lengan ke atas (2x8 hitungan) 2. Kedua tangan di perut samping, tunduk dan tegakkan kepala (2x8 hitungan) 3. Kedua tangan di perut samping, patahkan leher ke kiri-ke kana (2x8 hitungan) 4. Putar bahu bersamaan keduanya (2x8 hitungan) b Latihan inti Latihan kebugaran Latihan ditujukan untuk memperbaiki kerja jantung, pembuluh darah dan paru. Meningkatkan kebugaran sehingga ibu hamil tidak cepat lelah, percaya diri dan lebih tenang Tahap gerakan: 1. Berdiri, tungkai kanan maju diikuti dengan tungkai kiri merapat dengan mendorong lengan lurus ke depan, kemudian mundur tungkai kanan, kedua lengan ke atas. 2. Berdiri, gerakan tungkai sama, kedua lengan diayun ke samping saat tungkai maju, dan lengan lurus kesamping saat mundur. 3. Berdiri, tungkai melangkah ke kanan dan tungkai kiri merapat dengan lengan diayun lurus ke depan dan turunkan, lakukan untuk gerak arah sebaliknya. 4. Berdiri, langkahkan kaki diikuti kaki kiri, langkah ke kiri kembali ke awal (sambil melangkah ayunkan kedua lengan ke atas dan ke bawah) Latihan penguatan dan peregangan Ditujukan untuk meningkatkan kelancaran sirkulasi darah, menguatkan otot-otot, mengurangi risiko cedera, mengurangi keluhan nyeri punggung dan memudahkan bayi keluar.

Askeb Kelompok 12

68

1. Kaitkan kedua lengan ke belakang, gerakan naik turun sambil gerakan lutut menekuk-lurus. 2. Kaitkan kedua lengan ke depan, gerakan naik turun sambil gerakan lutut menekuk-lurus. 3. Duduk tegak tangan menyangga di belakang badan tekuk dan luruskan kaki bergantian. Variasikan dengan gerakan kaki ke samping atau memutar. 4. Duduk tegak, silangkan tungkai, tarik kembali lurus ulangi kanan kiri. 5. Duduk bersila, tekan kedua lutut dan bungkukkan badan. 6. Duduk bersila, kedua tangan di bahu putar ke arah depan. Four point knealing, angkat satu tangan lurus, lakukan bergantian. 7. Posisi tidur telentang, tangan disamping, kedua kaki ditekuk. Kerutkan pantat lalu angkat setinggitingginya sampai hitungan 6, lakukan 4 kali 8. Posisi sujud, dada menempel di lantai, kepala disamping kanan atau kiri selama 10 menit bergantian. 9. Tidur telentang, kedua tangan disamping, kaki diluruskan, kemudian rotasikan panggul sambil tarik nafas, kedua siku tangan tidak boleh mengangkat. 10. Posisi berdiri dengan sanggahan kursi di depan, pegang kursi sekuatnya, badan lurus, kepala lurus kedepan sambil tarik nafas dan turunkan kepala. Kemudian lakukan posisi jongkok tanpa tumit diangkat dan berdiri lagi. Lakukan selama 4 kali. Latihan Pernafasan Melatih teknik pernafasan dada dan diafragma, dapat mengurangi keluhan nyeri saat persalinan, mengurangi Askeb Kelompok 12 69

stress dan pernafasan diafragma/perut, pernafasan dada, pernafasan cepat, kombinasi. Pernafasan Diafragma Telentang, lutut ditekuk, lengan di samping badan dengan satu tangan di atas perut, relaks.Tarik nafas dalam pelan melalui hidung sampai perut mengembung, tahan 1-2 detik hembuskan nafas lewat mulut perlahan.Ulangi dengan frekwensi 8x/menit.Mempercepat relaksasi,

mengatasi stress, mengatasi nyeri his palsu/his permulaan kala satu. Pernafasan Dada Telentang, lutut ditekuk, relaks lengan di samping badan dengan tangan di atas dada.Tarik nafas pelan dalam melalui hidung, kembangkan dada sampai tangan.

terangkat tahan 1-2 detik, hembuskan lewat celah bibir. Frekwensi 8x/menit.Dapat menggantikan pernafasan perut bila nyeri his kala satu semakin kuat. Pernafasan Cepat Perut: tarik nafas cepat lewat hidung, tangan di atas perut, hembuskan nafas cepat dengan mulut terbuka. Dada: tarik nafas cepat lewat hidung, tangan di dada, hembuskan cepat dengan mulut terbuka. Mulai dengan frekwensi 30x/mnt, percepat 60x/mnt, lambat kembali 30x/ menit. d. Pendinginan/ Relaksasi Lengan dan tangan, genggam tangan kerutkan lengan dengan kuat tahan, lepaskan.Tungkai dan kaki, telentang/miring, Askeb Kelompok 12 70

luruskan kaki (dorsi fleksi), tahan beberapa detik, lepaskan. Perut dan dasar panggul, telentang/miring, kerutkan otot perut dan dasar panggul tahan lalu lepaskan. Seluruh tubuh, telentang/miring kontraksikan/kencangkan semua otot.sambil nafas dada pelan teratur lalu relaks (bayangkan hal menyenangkan). o Posisi tidur Setelah kehamilan membesar, sebaiknya ibu hamil tidur dengan posisi kepala agak tinggi. Hindari tidur dengan posisi datar, karena semakin datar, tekananrahim pada paru-paru semakin besar dan bisa membuat sesak. Bila sukar tidur terlentang, taruhlah bantal di bawah bahu dan kepala untuk menghindari sesak. Taruh juga bantal di bawah kaki untuk menghindari pengumpulan darah di kaki. Ibu hamil disarankan untuk berbaring ke sebelah kiri dengan lutut agak ditekuk dan diberi bantal diantaranya. Berbaring ke sebelah kiri bertujuan untuk menghindari penekanan pembuluh darah oleh uterus yang membesar. e. Istirahat dan rekreasi Sebaiknya wanita pekerja harus sering istirahat, karena tidur siang menguntungkan dan baik untuk kesehatan. Mencari tempat hiburan yang sirkulasi udaranya baik, jangan pada tempat yang sesak dan ramai. f. Mandi Tidak ada larangan untuk mandi selama hamil atau masa nifas. Selama trimester terakhir, uterus yang berat biasanya mengganggu keseimbangan wanita hamil dan meningkatkan kemungkinan wanita hamil terpleset dan jatuh di bathtub kamar mandi. Karena itu, menjelang akhir kehamilan wanita dianjurkan untuk menggunakan shower. g. Pakaian Secara umum direkomendasikan bahwa busana yang digunakan selama hamil seyogyanya nyaman, tidak ketat, berbahan halus dan dapat menyerap keringat. Meningkatnya massa payudara dapat menyebabkan payudara menggantung dan terasa nyeri, dan untuk menjaga kenyamanan

Askeb Kelompok 12

71

diindikasikan penggunaan bra yang menopang secara pas. Stocking yang ketat sebaiknya dihindari. h. Perawatan payudara Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga segera dapat berfungsi dengan baik pada saat diperlukan, karena payudara merupakan sumber air susu ibu (ASI) yang merupakan makan utama bagi bayi. Oleh karena itu payudara harus dirawat dari jauh-jauh hari. Pengurutan payudara untuk mengeluarkan sekresi dan mengeluarkan duktus dan duktus dan sinus laktiferus, sebaiknya dilakukan secara hatihati dan benar. Basuhan lembut setiap hari pada aerola dan puting susu akan dapat mengurangi retak dan lecet pada area tersebut. Untuk sekresi yang mengering pada puting susu, lakukan pembersihan dengan menggunakan campuran gliserin dan alcohol. Karena payudara

menegang, sensitif, dan menjadi lebih berat, maka sebaiknya gunakan penopang payudara yang sesuai.

2.4.3

Menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan Komplikasi ringan yang mungkin terjadi pada kehamilan trimester III adalah: a. Konstipasi Konstipasi adalah gangguan rasa nyaman yang umum terjadi pada kehamilan. Ini juga merupakan masalah nutrisi yang umum terjadi pada kehamilan, konstipasi cenderung terjadi pada kehamilan akibat tekanan pada peristaltik usus dari uterus yang terus membesar, pengaruh hormon relaksin plasenta, dan kemungkinan akibat meningkatnya kadar progesterone, konstipasi menyebabkan rasa begah dan penuh serta hilang nafsu makan. b. Diare Bila sedang hamil, pada umur kehamilan berapapun, umumnya rawan terkena diare,yang biasanya terjadi karena mengkonsumsi makanan yang tidak cocok dengan tubuh. Beberapa hal yang dapat anda lakukan bila diare: 1. Perbanyak minum air putih selama diare/mencret agar tidak dehidrasi

Askeb Kelompok 12

72

2. Minum teh pahit sekali (teh daun yang diseduh dengan air mendidih komposisi 4:1, dan diminum hangat-hangat) teh sekali2 boleh dicampur sedikit garam dan gula pasir sedikit (pengganti cairan tubuh yg hilang) 3. Selama diare disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung gula misalnya minum sari kurma atau madu agar asupan ibu hamil tetap memiliki energi (tidak terlalu lemas) 4. Makan bubur nasi setiap hari selama sakit agar lebih mudah dicerna oleh tubuh. 5. Cemilan cracker/biskuit agar ada makanan yang masuk sedikit-sedikit meski kadang karena belum sembuh bisa keluar lagi dari tubuh.

2.4.4

Menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan pada tenaga profesional lainnya a. Definisi Sistem rujukan dalam pelayanan obstetri adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik secara vertikal maupun horizontal. Rujukan vertikal maksudnya rujukan dan komunikasi antara satu unit ke unit lain yang lebih lengkap. Umpamanya dari rumah sakit kabupaten ke rumah sakit provinsi atau rumah sakit tipe C ke rumah sakit tipe B yang lebih spesialistis fasilitas dan personalianya. Sedangkan horizontal maksudnya konsultasi dan komunikasi antar unit yang ada dalam satu rumah sakit, misalnya antara bagian kebidanan dan bagian ilmu kesehatan anak. b. Tujuan Rujukan Agar setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan yang sebaik-baiknya Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman pendrota atau bahan laboratorium dari unit yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap fasilitasnya

Askeb Kelompok 12

73

Menjalin pelimpahan pengetahuan dan keterampilan (transfer of knowledge and skill) melalui pendidikan dan latihan antara pusat pendidikan dan daerah.

c. Kegiatan rujukan dan pelayanan ini antara lain berupa : a. Pengiriman orang sakit dari unit kesehatan yang kurang lengkap ke unit kesehatan yang lebih lengkap. b. Rujukan kasus-kasus patologik pada kehamilan, persalinan dan nifas c. Pengiriman kasus masalah reproduksi manusia lainnya, seperti kasus-kasus ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan

penanganan spesialis d. Pengiriman bahan laboratorium Bila penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai, kembalikan dan kirimkan lagi kepada unit semula, bilamana perlu disertai dengan keterangan yang lengkap (surat balasan) d. Kegiatan rujukan informasi medis antara lain berupa : Membahas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim dan advis rehabilitas kepada unit yang mengirim Menjalin kerjasama sistem pelaporan data-data medis umumnya dan data-data parameter pelayanan kebidanan khususnya terutama mengenai kematian maternal dan perinatal. Hal ini sangat berguna untuk memperoleh angka-angka secara regional dan nasional. 2.4.5 Menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik atau anticipatory guidance a. Kebutuhan nutrisi Kebutuhan gizi perempuan tetap sama selama semester ketiga. Sebagian besar asupan makanannya harus dikonsumsi di pagi hari, karena memberikan waktu yang lebih banyak untuk dicerna. Jumlah makanan yang ia butuhkan mungkin harus dibagi menjadi sejumlah porsi kecil yang lebih sering. Preskriptif dan membatasi praktik budaya yang terkait dengan makanan terus melalui trimester ketiga. perempuan mendekati akhir kehamilan sering merasa panas dan mengalami gangguan pencernaan dan sembelit. Askeb Kelompok 12 74

b. Tanda-tanda bahaya trimester III Tanda-tanda bahaya trimester III ialah terjadinya perdarahan dan pada umumnya adalah perdarahan yang berat, dan bila tidak mendapatkan penanganan yang cepat bisa mengakibatkan syok yang fatal. Yang menjadi penyebabnya adalah: Plasenta previa Hal ini terjadi bila impalantasi plasenta terjadi pada segmen bawah rahin dan menutupi sebagian atau seluruh ostium internum. Solusio plasenta Adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium sebelum waktunya yakni sebelum bayi lahir. c. Aktivitas seksual Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai akhir kehamilan, namun sebaiknya ibu hamil tidak lagi melakukan hubungan seksual selama 14 hari menjelang kelahiran. Dan koitus tidak dibenarkan bila: Terdapat perdarahan pervaginam Tedapat riwayat abortus yang berulang Ketuban pecah Servix telah membuka

d. Kebersihan umum (general hygiene) Kegiatan kebersihan umum padaa trimester III sebelum melanjutkan ke tahap persalinan harus lebih ditingkatkan. Selama trimester ketiga, ibu hamil mungkin merasa canggung/malas untuk bergerak masuk dan keluar kamar mandi, akan tetapi pada trimester ini terjadi peningkatan produksi minyak dan keringat, mungkin perempuan merasa kotor dan lembap, sehingga menjadi lebih sering mandi. Pastikan keamanan kamar mandi terjaga (bersih, tidak licin) sehingga kemungkinan dia tergelincir dan jatuh di kamar mandi berkurang. e. Konsumsi obat-obatan Ibu sebaiknya tidak mengkonsumsi jenis obat apapun selama kehamilan kecuali bila ada instruksi dari dokter. Askeb Kelompok 12 75

f. Keamanan (safety) Ibu hamil trimester III, keadaan kehamilannya semakin membesar dan keadaan itu membuat ibu kurang nyaman, seperti misalnya saat ibu bepergian menggunakan kendaraan, biasanya ibu hamil enggan menggunakan sabuk pengaman karena mereka khawatir dengan menggunakan sabuk pengaman akan menyakiti bayinya, padahal hal tersebut sangatlah penting untuk menjaga keselamatan ibu dan janin yang dikandung dari bahaya guncangan-guncangan yang terjadi selama diperjalanan.

2.4.6

Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS Konseling HIV/AIDS Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) adalah sindroma dengan gejala penyakit infeksi oportunistik atau kanker tertentu akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh infeksi human immunodeficiency virus (HIV). Virus masuk kedalam tubuh manusia terutama melalui perantara darh, semen, dan secret vagina. Sebagian besar (75%) penularan terjadi melalui hubungan seksual. Infeksi HIV memberikan gambaran klinik yang tidak spesifik dengan spectrum yang lebar, mulai dari infeksi tanpa gejala (asimtomatik) pada stadium awal sampai pada gejala-gejala yang berat pada stadium lanjut. Setelah diawali dengan infeksi akut, maka dapat terjadi infeksi kronik asimptomatik selama beberapa tahun disertai replikasi virus secara lambat. Kemudian setelah terjadi penurunan sisitem imun yang berat, maka terjadi berbagai infeksi oportunistik dan dapat dikatakan pasien telah masuk pada keadaan AIDS. Perjalanan penyakit lambat dan gejala-gejala AIDS rata-rata baru timbul 10 tahun sesudah infeksi pertama, bahkan bisa lebih lama lagi. Transmisi vertical merupakan penyebab tersering infeksi HIV pada bayi dan anak-anak. Transmisi HIV dari ibu kepada janin dapat terjadi intrauterine (5-10%), saat persalinan (10-20%) dan pascapersalinan (5-

Askeb Kelompok 12

76

20%). Kelainan yang dapat terjadi pada janin adalah berat badan lahir rendah, bayi lahir mati, parus preterm, dan abortus spontan. Tingkat infeksi HIV pada ibu hamil di Negara-negara Asia diperkirakan belum melebihi 3-4 %. Penelitian prevalensi HIV pada ibu hamil di daerah miskin di Jakarta pada tahun 1999-2001 oleh kharbiati mendapatkan angka prevalensi sebesar 2,86 %. Pada tahun 1999 The Institute Of Medicine (IOM) telah merekomendasikan pemeriksaan HIV untuk semua perempuan hamil dengan sepengetahuan perempuan tersebut, disertai dengan hak pasien untuk menolak. Rekomendasi ini juga telah diadopsi oleh American

Academi of Pediatric, American College of Obstetricians and Gynecologis serta United State Public Health Service (USPHS). Konseling merupakan keharusan bagi wanita positif HIV. Hal ini sebaiknya dilakukan pada awal kehamilan, dan apabila memilih untuk melanjutkan kehamilannya, perlu diberikan konseling berkelanjutan untuk membantu wanita tersebut secara psikologis. Perkembangan

penatalaksanaan selama kehamilan mengikuti kemajuan-kemajuan dalam pengobatan individu nonhamil yang terinfeksi HIV.

Mencegah penularan vertikal Dua pendekatan utama yang digagas untuk mencegah penularan infeksi HIV dari ibu kepada bayi adalah terapi antiretrovirus dan seksio sesarea. Terapi antiretrovirus Sejumlah penelitian membuktikan bahwa kombinasi analog nukleosida-zidovudim, zalsitabin atau lamivudim yang diberikan bersama dengan suatu inhibitor protease-indinavir, ritonavir, atau sakuinavir-samgat efektif untuk menekan kadar RNA HIV (Carpenter dkk,1996). Pada pasien terinfeksi HIV yang diberi kemoterapi tripel, angka kelangsungan hidup jangka panjang meningkat dan morbiditas berkurang.

Askeb Kelompok 12

77

Seksio sesarea Dalam sebuah studi retrospektif, European Collaborative Study Group (1994) melaporkan bahwa seksio sesarea efektif dapat mengurangi risiko penularan vertikal sekitar 50 %.

Menyusui Menyusui tidak dianjurkan pada wanita positif HIV karena ASI meningkatkan penularan pada neonatus sekitar 5-15 %. Telah banyak bukti menunjukan bahwa keberadaan IMS meningkatkan kemudahan seseorang terkena HIV, sehingga IMS dianggap sebagai kofaktor HIV. Oleh karena itu upaya pengendalian infeksi HIV dapat dilaksanakan dengan melakukan pengendalian IMS. Konseling PMS/IMS Konseling tentang PMS/IMS sangat penting dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita penyakit tersebut yang bertujuan untuk mengurangi AKI dan AKB akibat infeksi. Infeksi menular seksual (IMS) adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur yang penularannya terutama melalui hubungan seksual dari seseorang yang terinfeksi kepada mitra seksualnya. Infeksi menular seksual merupakan salah satu penyebab infeksi saluran reproduksi (ISR), dan sebaliknya tidak semua ISR disebabkan oleh IMS. Berdasarkan penyebabnya, ISR dapat dibedakan menjadi: Infeksi menular seksual, misalnya gonore, sifilis, trikomoniasis, ulkus mole, herpes genitalis, kondilomata akuminata, dan infeksi HIV. Infeksi andogen oleh flora normal komensal yang tumbuh berlebihan, misalnya kandidosis vaginalis dan vaginosis bacterial. Infeksi iatrogenic yang disebabkan bakteri atau mikroorganisme yang masuk ke saluran reproduksi akibat prosedur medic atau intervensi selama kehamilan, pada waktu partus atau pascapartus dan dapat juga karena kontaminasi instrument. Askeb Kelompok 12 78

Jenis IMS/ISR 1. Gonore

Gonore adalah semua infeksi yang disebabkan oleh Neisseria Gonorrhoeae yang jika dilihat dibawah mokroskop cahaya tampak sebagai diplokokus berbentuk biji kopi dengan lembar 0,8 m dan bersifat tahan asam, tidak dapat bertahan lama di udara bebas, cepat mati pada keadaan kering, tidak tahan dengan suhu di atas 390 C, dan tidak tahan zat desinfektan. Gonore pada perempuan kebanyakan asimptomatik sehingga sulit untuk menentukan masa inkubasinya. Infeksi pada uretra dapat bersifat simptomatik atau asimptomatik, tapi umunya jarang terjadi tanpa infeksi pada servix, kecuali pada perempuan yang telah dihsterektomi.keluhannya antara lain: bertambahnya duh tubuh genital, disuria yang kadang-kadang disertai poliuria,perdarahan antar masa haid dan menoragia. Daerah yang sering terinfeksi adalah serviks. Pada pemeriksaan, serviks tampak hiperemis dengan erosi dan secret mukopurulen. Infeksi gonore selama kehamilan telah diasosiasikan dengan pelvic imflammatory disease (PID). Infeksi ini sering ditemukan pada trimester pertama sebelum korion berfungsi mengisi desidua dan mengisi kavum uteri. Pada tahap lanjut, Neisseria gonorrhoaea diasosiasikan dengan kelahiran premature, korioamnionitis, dan infeksi pascapersalinan.

Konjungtivitis gonokokal (ophtalmia neonatorum) adalah menifestasi tersering dari infeksi perinatal, umumnya ditransmisikan selama proses persalinan.

Askeb Kelompok 12

79

Oleh karena itu, untuk perempuan hamil dengan risiko tinggi dianjurkan untuk dilakukan skrining terhadap infeksi gonore pada saat datang pertama kali antenatal dan dilanjutkan pada trimester ke III kehamilan. 2. Klamidiasis Klamidiasis genital adalalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri clamydia trachomatis (CT). Masa inkudasi berkisar antara 1-3 minggu. Organ yang paling sering terinfeksi oleh CT adalah endoserviks. Wanita hamil yang terinfeksi oleh CT menunjukan gejala keluarnya secret vagina, perdarahan, disuria,dan nyeri panggul. Dampak pada kehamilan dapat mengakibatkan abortus spontan, kelahiran premature dan kematian perinatal. Oleh karena itu, untuk perempuan hamil dengan risiko tinggi juga dianjurkan untuk melakukan skrining terhadap infeksi CT pada saat kunjungan awal antenatal dan juga pada trimester III kehamilan. 3. Trikomoniasis

Trikomoniasis merupakan penyakit protozoa yang disebabkan oleh trichomonas vaginalis (TV), biasanya ditularkan melalui hubungan seksual dan sering menyerang traktus urogenitalis bagian bawah baik pada wanita maupum pria. Gejala yang dikeluhkan oleh wanita adalah keputihan, gatal, dan iritasi. Tanda dari infeksi tersebut meliputi duh tubuh vagina (42 %),

Askeb Kelompok 12

80

bau (50 %), dan edema atau eritema (22-27 %). Kolpitis makularis (strawberry cervix) merupakan tanda klinik yang spesifik pada infeksi ini. Gejala klinik pada perempuan hamil tidak banyak berbeda dengan keadaan tidak hamil. Akantetapi bila ditemukan infeksi TV pada trimester II kehamilan dapat mengakibatkan premature, BBLR, dan abortus. 4. Vaginosis bacterial Vaginosis bacterial adalah syndrome klinik akibat pergantian lactobasillus Spp penghasil H2O2 yang merupakan flora normal vagina dengan bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi (seperti: bacteroides Spp, Mobiluncus Spp, Gardnerella Vaginalis, dan mycoplasma hominis). Perempuan dengan vaginosis bacterial dapat tanpa gejala atau mempunyai keluhan dengan bau vagina yang khas yaitu amis, terutama pada waktu/setelah senggama. Bau tersebut disebabkan adanya amin yang menguap bila cairan vagina menjadi basa. Vaginosis bacterial telah diasosiasikan dengan gangguan kehamilan termasuk abortus spontan pada kehamilan trimester I dan II, kelahiran premature, persalinan premature, BBLR, korioamnionitis, endometritis pascapersalinan dan infeksi luka pascaoperasi sesar. Diagnosis ditegakan berdasarkan kriteria Amsel yaitu adanya tiga dari empat tanda-tanda berikut: Cairan vagina homogeny, putih keabu-abuan,dan melekat pada dinding vagina. PH vagina >4,5. Sekter vagina berbau amis sebelum atau setelah penambahan KOH 10 % (Whiff test) Clue sells pada pemeriksaan mikroskopik

Askeb Kelompok 12

81

5. Sifilis

Sifilis merupakan penyakit infeksi sistemik disebabkan oleh troponema pallidum yang dapat mengenai seluruh organ tubuh, mulai dari kulit, mukosa, jantung, hingga susunan saraf pusat. Sifilis biasanya ditularkan melalui kontak seksual dan dapat juga secara vertical pada masa kehamilan. 6. Genital warts (kutil kelamin)

Genital warts juga dikenal sebagai kondilomata akuminata yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV). Lesi dapat berproliferasi selama kehamilan dan sering mengalami regresi spontan setelah persalinan. Tidak ada komplikasi kehamilan yang disebabkan hPV. Terapi dapat dipertimbangkan, terutama pada pasien simptomatik, karena lesi dapat menjadi rapuh ketika berproliferasi selama kehamilan dan mengganggu proses persalinan. 7. Herpes genital Herpes Genitalia (HG) merupakan IMS yang disebabkan oleh virus merupakan penyebab ulkus genital tersering. Gejala biasanya diawali dengan rasa terbakar dan gatal di daerah lesi yang terjadi beberapa jam sebelum timbulnya lesi. Transmisi virus dapat terjadi melalui kontak seksual Askeb Kelompok 12 82

dengan pasangan yang telah terinfeksi, tetapi dapat juga secara vertical dari ibu kepada janin yang dikandungnya. Dampak ISR/IMS pada ibu hamil Dampak IMS pada kehamilan tergantung pada organism penyebab, lamanya infeksi, dan usia kehamilan pada saat perempuan terinfeksi. Hasil konsepsi yang tidak sehat seringkali terjadi akibat IMS, misalnya kematian janin (abortus spontan atau lahir mati), bayi berat lahir rendah (akibat prematuritas, atau retargasi pertumbuhan janin dalam rahim), dan infeksi congenital atau perinatal (kebutaan, pneumonia neonatus, dan retardasi mental). Kematian janin, baik dalam bentuk abortus spontan maupun lahir mati, dapat ditemukan pada: 20-25 % ibu hamil yang menderita sifilis dini. 7-54 % ibu hamil dengan herper genital primer. 4-10 % pada ibu hamil yang tidak menderita ISR. BBLR dapat dijumpai pada: 10-25 % ibu hamil dengan vaginosis bacterial. 11-15 % pada perempuan dengan trikomoniasis. 30-35 % pada ibu hamil dengan herpes genital primer 15-50 % ibu hamil dengan sifilis dini. 2-12 % pada perempuan hamil tanpa IMS/ISR Infeksi kongenital atau perinatal tidak ditemukan pada perempuan hamil tanpa ISR dan dapat ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh: 40-70 % perempuan hamil dengan infeksi klamidia. 30-68 % perempuan hamil dengan gonore. 40-70 % perempuan hamil dengan sifilis dini. 30-50 % perempuan hamil dengan herpes genital primer.

Askeb Kelompok 12

83

2.4.7

Menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan tahap perkembangan kehamilan Menurut Manuaba: 1) Setiap dua minggu sekali sampai ada tanda persalinan 2) Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan 3) Diet 4 sehat 5 sempurna 4) Pemeriksaan USG 5) Imunisasi TT2 6) Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan, komplikasi hamil trimester III 7) Rencana pengobatan 8) Nasehat tentang tanda-tanda inpartu, kemana harus datang melahirkan Menurut WHO (JHPIEGO, 2003) Selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36) dilakukan dua kali kunjungan.

2.5 Contoh Kasus 2.5.1 Kasus Trimester I Ny. B usia 25 tahun, datang ke bidan M tanggal 09-11-2010 dengan tujuan untuk memeriksakan kehamilannya. Ini adalah kehamilannya yang pertama dan tidak pernah mengalami keguguran, HPHT 07-09-2010. Ini merupakan kunjungan antenatalnya yang kedua kalinya. Pasien mengatakan bahwa kehamilannya ini terasa mengganggu aktivitasnya sehari-hari, karena pasien mengeluhkan sering mual-muntah terutama di pagi hari dan pada saat mencium bau masakan yang menurutnya menyengat. Sehingga ibu malas untuk makan. Dan ibu mengeluh sering pusing pada saat bangun tidur. Ibu mengatakan bahwa tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit keturunan. Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan bahwa TD: 100/70 mmHg, N: 72 x/menit, R: 20 x/menit, S: 36,50 C. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan. Askeb Kelompok 12 84

Dari kasus diatas apa yang harus dilakukan oleh seorang bidan? Jawab: 1. Pengumpulan Data Subjektif Anamnesa Identitas Istri Nama Usia Pekerjaan : Ny. B : 25 tahun : ibu rumah tangga Suami Tn. M 31 tahun buruh bangunan SMA

Pendidikan : SMA Alamat

: Pasir hayam RT/RW 02 / 03, kec: Pasir hayam, kab: Cianjur

Keluhan : sering mual-muntah terutama di pagi hari dan pada saat mencium bau masakan yang menurutnya menyengat. Sehingga ibu malas untuk makan. Dan ibu mengeluh sering pusing pada saat bangun tidur. Riwayat haid: Menarche : 13 tahun Lamanya haid : 5-7 hari Nyeri haid: ada Haid terakhir : 07-09-2010 Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu: tidak ada Kehamilan yang sekarang: Mengalami mual muntah tapi yang mengganggu aktivitas. Mengalami pusing pada saat bangun tidur.

Askeb Kelompok 12

85

Riwayat kesehatan keluarga : Penyakit keturunan: tidak ada Penyakit kronis : tidak ada 2. Pengumpilan data objektif a. Keadaan umum: kompos mentis b. Tanda- tanda vital: TD : 100/70mmHg N : 72 x /menit R : 20 x/menit S : 36,50C

c. Pemeriksaan umum: Kepala Mata Oedema muka Farises: tidak ada Reflex patella : + : tidak ada deformitas : tidak anemis : tidak ada

d. Pemeriksaan labolatorium Darah Golongan darah : B Hb : 10 g/dl

e. Pemeriksaan khusus obtstetri : tidak dilakukan 3. Assesment Diagnosa fisiologis. Masalah : mual-muntah di pagi hari dan apabila mencium bau :G1P0A0, gravida 9-11 minggu, dengan keluhan yang

masakan yang menyengat sehingga malas untuk makan, serta pusing saat bangun tidur. Kebutuhan : konseling mengenai kebutuhan gizi ibu hamil pada

trimester I, cara mengatasi mual-muntah, dan cara mengatasi pusing saat bangun tidur.

Askeb Kelompok 12

86

4. Planning Memberitahukan keadaan klien yang sebenarnya bahwa keadaanya masih dalam batas normal. Dan memberitahukan bahwa keluhan yang dirasakan klien adalah keluhan yang fisiologis. (Ibu mengerti dengan apa yang dikatakan oleh bidan). Memberikan konseling tentang nutrisi bagi ibu hamil. Dan memberitahu cara mengatasi mual-muntah di pagi hari serta mualmuntah pada saat mencium bau masakan yang menyengat. (Ibu mengerti dengan apa yang dikatakan oleh bidan dan bersedia mengikuti saran bidan). Memberikan konseling mengenai mobilisasi pada ibu hamil untuk mengurangi pusing pada saat bangun tidur. (Ibu mengerti dan bersedia mengikuti saran bidan) Memberitahukan jadwal kunjungan selanjutnya, yaitu 4 minggu kemudian. (Ibu mengerti). 2.5.2 Kasus Trimester II Ibu N 25 tahun datang ke bidanpada tanggal 07 November 2010 untuk dilakukan pemeriksaan antenatal. Ini merupakan kehamilannya yang kedua dan tidak pernah mengalami keguguran sebelumnya, usia kehamilan ibu

diperkirakan 22 minggu 3 hari, dengan HPHT 02 Juni 2010 ibu mengeluh selalu merasa pusing setelah bangun dari duduk dan sering merasa kesemutan. Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, TD: 110/90 mmHg, S: 37,10 C N: 88 x/menit R: 20 x/menit

Selain itu setelah dilakukan pemeriksaan leopold di dapatkan: Leopold I: teraba lunak, kurang bundar dan kurang melenting Leopold II: teraba bagian-bagian kecil disebelah kanan perut ibu. Leopold III: bagian terbawah janin masih dapat digoyangkan, teraba keras. Leopold IV: bagian terbawah belum memasuki pintu atas panggul

Askeb Kelompok 12

87

Terdapat varises di kaki sebelah kiri ibu. Dari kasus diatas apa yang harus dilakukan oleh seorang bidan? Jawab: 1. Pengumpulan data subjektif Anamnesa Istri Nama Usia Pekerjaan Alamat Cianjur Keluhan : sering merasa pusing setelah beranjak dari duduk dansering merasa kesemutan. Riwayat haid: Menarche : 14 tahun Lamanya haid : 6-7 hari Nyeri haid: tidak ada Haid terakhir : 02 juli 2010 Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu: tidak ada Kehamilan yang sekarang: Mengalami mual muntah tapi tidak mengganggu aktivitas. Mengalami pusing, dan Merasa kesemutan pada kaki Riwayat kesehatan keluarga : Penyakit keturunan: tidak ada Askeb Kelompok 12 88 : Ny. N : 25 tahun : ibu rumah tangga Suami Tn. A 31 tahun buruh bangunan

: pasir hayam RT/RW 02 / 03, kec: Pasir hayam, kab:

Penyakit kronis : tidak ada 2. Pengumpilan data objektif a. Keadaan umum: kompos mentis b. Tanda- tanda vital: Tekanan darah: 110/80mmHg Suhu: 37.1 Nadi: 88x /menit Respirasi : 20x/menit

c. Pemeriksaan umum: Kepala: tidak ada deformitas Mata : tidak anemis Oedema : tidak ada Pemeriksaan leopold Leopold I: teraba lunak, kurang bundar dan kurang melenting Leopold II: teraba bagian-bagian kecil disebelah kanan perut ibu. Leopold III: bagian terbawah janin masih dapat

digoyangkan, teraba keras. Leopold IV: bagian terbawah belum memasuki pintu atas panggul Farises: ada ( kaki kiri ) Reflex patella : +

d. Pemeriksaan labolatorium Darah Golongan darah : A Hb:10g/dl e. Pemeriksaan khusus obtstetri DJJ : 140x/menit 3. Assessment Diagnose :G2PIA0, gravida 22 minggu 3 hari, janin tunggal, hidup, intera uterin dengankeluhan fisiologis. Askeb Kelompok 12 89

Masalah : pusing setelah beranjak dari duduk dan kesemutan. Kebutuhan: konseling bagaimana beranjak/ bangun yang benar untuk ibu hamil serta cara mengatasi kesemutan (ambulasi dan body mekanik). 4. Planning Memberitahukan ibu tentang cara ambulasi yang benar untuk mengatasi keluhanya (ibu mengerti dan dapat memperaktekannya). 2.5.3 Kasus Trimester III 1. Kasus 1: Ny. A, seorang ibu rumah tangga, usia 20 tahun datang ke bidan untuk pemeriksaan antenatal. Ini merupakan kehamilannya yang pertama dan tidak pernah mengalami keguguran sebelumnya, usia kehamilannya diperkirakan berusia 31 minggu, HPHT 1 April 2010. ibu mengeluh susah buang air besar sejak 3 hari lalu, cepat lelah dan merasa pusing jika duduk atau berdiri terlalu lama. Dilakukan pemeriksaan dengan hasil TD: 120/80 mmHg, S: 36,2oC, N: 78 x/menit, R: 21 x/menit. Hasil pemeriksaan

laboratorium yaitu Golongan darah: O dan Hb: 8 g/dl Dari kasus diatas apa yang harus dilakukan oleh seorang bidan ? a. Pengumpulan data subjektif Nama: Ny. A Usia: 20 tahun Pekerjaan: ibu rumah tangga Alamat: Agrabinta, Cianjur Keluhan: susah buang air besar dan lemas Riwayat haid: Menarche: usia 13 tahun Siklus: 28 hari Lamanya haid: 7 hari Nyeri haid : ada Haid terakhir: 1 April 2010

Askeb Kelompok 12

90

Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu: tidak ada Kehamilan sekarang: Mengalami mual muntah pada trimester awal

riwayat kesehatan keluarga: penyakit keturunan: tidak ada

b. Pengumpulan data objektif a. b. Keadaan umum: compos mentis Tanda- tanda vital: c. d. Tekanan darah: 120/80 mmHg Suhu: 36,2oC Nadi: 78 x/menit Respirasi: 21 x/menit

Pemeriksaan umum yang dipandang perlu: Kepala: tidak ada deformitas atau benjolan. Mata: konjungtiva pucat. Lidah : pucat, kotor. Oedema: tidak ada Reflex patella: +

Pemeriksaan laboratorium Darah: Golongan darah: O Hb: 8 g/dl

e.

Pemeriksaan khusus obstetric: Inspeksi: Muka: terdapat kloasma gravidarum Dinding abdomen : terdapat linea nigra Tinggi pundus uteri: pertengahan antara proc. Xyphoideus dan pusat Palpasi: Payudara: teraba lebih menegang Leopold I: teraba lunak, kurang bundar dan kurang melenting

Askeb Kelompok 12

91

Leopold II: teraba bagian-bagian kecil disebelah kanan perut ibu. Leopold III: bagian terbawah janin masih dapat digoyangkan, teraba keras. Leopold IV: bagian terbawah belum memasuki pintu atas panggul. Auskultasi: DJJ: 130 x/menit Bising usus ibu: 8 x/menit c. Assesment Diagnose : G1P0A0, gravid 31 minggu, janin tunggal hidup intra uterin dengan anemia ringan Masalah potensial: anemia berat Tindakan segera: pemberian tablet penambah darah d. Planning Memberitahukan keadaan ibu yang sebenarnya. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan bahwa ibu mengalami sembelit yang biasa terjadi pada trimester III dan anemia sedang. Menyarankan ibu untuk banyak mengkonsumsi makanan berserat seperti buah dan sayuran. Ibu dapat memahami penjelasan yang diberikan. Memberikan ibu tablet Fe untuk meningkatkan Hb ibu. Ibu bersedia. Menyarankan ibu untuk banyak beristirahat. Ibu mengerti. Memberitahukan ibu jadwal kunjungan yang selanjutnya. Ibu mengerti. 2. Kasus 2 Ny. B, seorang ibu rumah tangga, usia 18 tahun datang ke bidan untuk memeriksakan kehamilannya. Ini merupakan kehamilannya yang pertama dan tidak pernah mengalami keguguran sebelumnya, usia kehamilannya diperkirakan berusia 30 minggu, HPHT 7 April 2010. Ibu mengeluh sering sakit kepala. Dari kasus diatas apa yang harus dilakukan oleh seorang bidan ? Askeb Kelompok 12 92

1. Pengumpulan data subjektif Nama: Ny. B Usia: 18 tahun Alamat: Cidaun, Cianjur Pekerjaan: ibu rumah tangga Keluhan; sakit kepala yang hebat dan mata berkunang-kunang Riwayat haid: Menarche: usia 13 tahun Siklus: 28 hari Lamanya haid: 7 hari Nyeri haid : ada Haid terakhir: 7 april 2010 Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu: tidak ada Kehamilan sekarang: Mengalami mual muntah pada trimester awal

riwayat kesehatan keluarga: penyakit keturunan: keluarga memiliki riwayat hypertensi.

2. Pengumpulan data objektif a. b. Keadaan umum: compos mentis Tanda- tanda vital: Askeb Kelompok 12 Tekanan darah: 140/90mmHg Suhu: 36,2oC Nadi: 78 x/menit Respirasi: 21 x/menit

c. Pemeriksaan umum yang dipandang perlu: Kepala: tidak ada deformitas atau benjolan. Mata: konjungtiva merah muda 93

Oedema: + di tangan dan di tungkai Reflex patella: +

d. Pemeriksaan laboratorium Darah: Golongan darah: O Hb: 11 g/dl urin Protein urin: + e. Pemeriksaan khusus obstetric: Inspeksi: Muka: terdapat kloasma gravidarum Dinding abdomen : terdapat linea nigra Tinggi pundus uteri: pertengahan antara proc.

Xyphoideus dan pusat Palpasi: Payudara: teraba lebih menegang Leopold I: teraba lunak, kurang bundar dan kurang melenting Leopold II: teraba ada tahanan, keras seperti papan disebelah kanan perut ibu. Leopold III: bagian terbawah janin masih dapat

digoyangkan, teraba keras. Leopold IV: bagian terbawah belum memasuki pintu atas panggul.

Auskultasi: DJJ: 130 x/menit Bising usus ibu: 24 x/menit

3. Assesment Diagnosa : G1P0A0, gravid 30 minggu, janin hidup tunggal intrauterine dengan preeklampsi ringan. Masalah potensial : preeklampsi berat Askeb Kelompok 12 94

Kebutuhan : konseling tentang nutrisi dan pemantauan tekanan darah 4. Planning Menjelaskan keadaan ibu yang sebenarnya bahwa ibu mengalami preeklampsi ringan. Ibu dapat memahami. Menelaskan kemungkinan masalah potensial yang dapat terjadi dan tanda-tandanya. Ibu dapat memahami penjelasan yang diberikan. Memberikan konseling tentang nutrisi bagi ibu hamil dan diet rendah garam. Ibu memahami penjelasan. Memberikan konseling tentang mobilisasi pada ibu untuk mengurangi pusing dan sakit kepala. Ibu mengerti. Melakukan pemantauan tekanan darah ibu. Ibu bersedia. Memberitahukan jadwal kunjungan ibu yang selanjutnya. Ibu mengerti.

Askeb Kelompok 12

95

BAB III KESIMPULAN Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya, masa ini merupakan masa yang paling penting dalam kehidupan seorang wanita karena terjadi banyak perubahan baik secara fisik maupun psikologi. Tugas seorang bidan adalah memberikan asuhan yang komprehensif atau asuhan yang menyeluruh pada ibu hamil yang dimulai dari trimester I, trimester II dan trimester III, memahami segala kebutuhannya dan mengantisipasi bahaya yang mungkin terjadi selama kehamilan tersebut agar dalam proses menjalani kehamilannya ibu tidak mengalami penyulit-penyulit yang dapat mengganggu perkembangan janin. Selain itu bidan harus memberikan jadwal kunjungan pada ibu, agar asuhan yang diberikan komprehensif dan berkesinambungan. Sehingga keadaan dan perkembangan ibu serta janinnya dapat terpantau dan dapat mendeteksi secara dini kemungkinan bahaya yang akan terjadi di setiap trimesternya. Dan bidan harus mampu memberikan pendidikan kepada ibu saat kehamilan berlangsung, yang meliputi: Pendidikan mengenai nutrisi ibu hamil Pendidikan mengenai sekualitas ibu hamil Kebutuhan istirahat Ketidaknyamanan di setiap trimester Personal hygiene Tanda bahaya di setiap trimester.

Askeb Kelompok 12

96

DAFTAR PUSTAKA

A.I.,Novaria & T.P Budi. 2007. Tips Serdas Dalam Kehamikan. Yogyakarta: Oryza Cunningham, Gary, dkk. 2006. Obstetri Williams edisi 21. Jakarta: EGC Depkes RI. 2003. Standar Asuhan Kebidanan Bagi Bidan Di Rumah Sakit Dan Puskesmas. Jakarta: Direktorat Keperawatan & Teknisian Medik, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Fitrianingsih, Dwi dan Akhsin Zulkoni. 2009. FARMAKOLOGI Obat-obat Dalam Praktek Kebidanan. Yogyakarta: Mulia Medika Hadi, Endang Susilowati. 2006. Lebih Jauh Tentang Kehamilan. Jakarta: Edsa Mahkota Indriarti, M.T. 2008. Senam Hamil & Ballita. Yogyakarta: Cemerlang Publishing Matteson, Peggy Sherblom. 2001. Womens Health During The Childbearing Years. USA: Mosby Ronosulistyo, Hanny dan Amiruddin Aam. 2007. Kehamilan yang Didamba. Bandung: Khazanah Intelektual Stoppard, Miriam. 2006. Buku Pintar Kehamilan. Magelang: Pustaka Horizone http://ayurai.wordpress.com/2009/04/04/askeb-ancpemeriksaan-kehamilan/ http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_folat http://ucin-rastafara.blogspot.com/2009/05/mengembangkan-perencanaan-asuhan.html http://wongapik.com/kesehatan/54-10-makanan-kaya-asam-folat-untuk-tubuh-kita.html http://www.bayisehat.com/pregnancy-mainmenu-39/216-pentingnya-asam-folat.html http://www.pkmi-online.com/download/ASUHAN%20ANTENATAL.pdf

Askeb Kelompok 12

97

You might also like