You are on page 1of 17

HIPERTENSI

KONSEP DASAR MEDIS A. Pengertian Hipertensi adalah tekanan darah antara resistant sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefenisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 93 mmHg. Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO 1. 2. Tekanan darah normal, yaitu bila sistolik 140 mmHg dan diastolik 90 mmHg Tekanan darah berbatasan (border, line) yaitu bila tekanan darah sistolik 141-149 mmHg dan diastolik 91- 94 mmHg. 3. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik 160 mmHg dan diastolik 93 mmHg. Faktor Resiko 1. 2. 3. 4. Riwayat keluarga dengan penyakit jantung dan hipertensi Pria 35 55 tahun dan wanita >50 tahun atau sesudah menopause Kebanyakan mengkonsumsi garam/ natrium/ sodium Sumbatan pada pembuluh darah (aterosklerosis) disebabkan oleh berbagai hal, seperti merokok, kadar lipid dan kolestrol setu meningkat, cafein, DM dan seabagainya 5. 6. 7. 8. Faktor emosional Gaya hidup yang monoton Kegemukan Pemakaian kontrasepsi oral, dan estrogen

B. Etiologi Menurut penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua yaitu : 1. Hipertensi primer/ hipertensi esensial / hipertensi idiopati. o Faktor keturunan o Etiologi tidak jelas dan terjadi secara tiba-tiba o Faktor lingkungan (konsumsi garam yang tinggi dan kegemukan) o Bersifat hereditas dan umumnnya umur diatas 70 tahun o Diduga ada kaitannya dengan faktor psikis/stress

2. Hipertensi sekunder o Penyebabnya diketahui o Menunjukkan keluhan dan gejala yang jelas o Penyakit yang merupakan penyebab antara lain : penyakit jantung penyakit endokrin penyakit ginjal, contoh : glomerulonefritis kehamilan contoh : tuksemia gravidarium otak contoh : trauma dan peningkatan TIK pengaruh sekunder obat-obatan seperti kontrasepsi oral.

C. Patofisiologi Curah jantung merupakan faktor utama yang perlu diperhitungkan dalam sirkulasi, karena curah jantung mempunyai peranan penting dalam transportasi darah yang memasok berbagai nutrisi. Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan perifer, pada tahap awal hipertensi curah jantung meninggi sedangkan tahanan perifer meningkat yang disebabkan peningkatan aktivitas simpatik. Pada tahap selanjutnya curah jantung kembali normal sedangkan tahanan perifer meningkat yang disebabkan oleh refleks autoregulasi. Yang dimaksud autoregulasi ialah mekanisme tubuh untuk mempertahankan keadaan

hemodinamik yang normal. Oleh karena itu curah jantung yang meningkat terjadi konstrisi sfingter kapiler yang mengakibatkan penurunan curah jantung dan peninggian tahanan perifer. Menurut lund-Johansenn, pada stadium awal sebagian besar pasien hipertensi menunjukkan curah jantung yang meningkat dan kemudian diikuti dengan kenaikan tahanan perifer yang mengakibatkan kenaikan tekanan darah yang menetap. D. Manifestasi Klinik Peningkatan tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala, bila demikian gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada otak dan jantung, gejala yang sering ditemukan yaitu nyeri kepala saat terjaga kadang-kadang disertai mual dan muntah, penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi,sukar tidur, berat ditengkuk.

E. Komplikasi Sebagai akibat yang berkepanjangan adalah o Insufisiensi koroner dan pengambatan o Kegagalan jantung o Kegagalan ginjal o Gangguan pernafasan F. Pemeriksaan Penunjang o Urinasis terutama untuk deteksi adanya darah, protein dan gula. o Kimia darah untuk K, Kreatinin, gula darah puasa, total kolesterol o EKG o Radiologi ; foto dada o Kolesterol : HDL, LDL, trigleserida atau asam urat o USG pembuluh darah besar o USG ginjal bila diduga kelainan pada ginjal o Plasma renin Activity (PRA) clolosteron, katekolamin, urine. G. Penatalaksanaan o Non-farmakologis Pembatasan natrium, penurunan BB/latihan, pembatasan alcohol, penghentian merokok, menghilangkan stress o Farmakologik Sesuai dengan rekomendasi WHO/ISH dengan mengingat kondisi pasien, sasarkan pertimbangan dan prisif sebagai berikut: a. Mulai dosis rendah yang tersedia, naikkan bila respon belum belum optimal, contoh agen beta bloker ACE. b. Kombinasi dua obat, dosis rendah lebih baik dari pada satu obat dosis tinggi. Contoh: diuretic dengan beta bloker. c. Bila tidak ada respon satu obat, respon minim atau ada efek samping ganti DHA yang lain d. Pili yang kerja 24 jam, sehingga hanya sehari sekali yang akan meningkatkan kepatuhan.

e.

Pasien dengan DM dan insufistensi ginjal terapi mula lebih dini yaitu pada tekanan darah normal tinggi.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian Identitas Klien Riwayat Keperawatan o Aktivitas/Istirahat Gejala : Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup otonom Tanda : Frekuensi jantung monoton Perubahan irama jantung Takipnea o Sirkulasi Gejala : Riwayat hipertensi ,aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit serebrovaskuler. Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postulih Nadi, denyut jelas dari karotis, jugularis, radialis, perbedaan denyut seperti, denyut femoral melambat sebagai konfensasi denyutan radialis. Denyut apika : PMI kemungkinan bergeser dan /menguat Frekuensi/irama : takikardia, berganti distrimia Bunyi jantung : Terdengar S2 pada dasar, S3 (CHF), S4 (pergeseran vemtrikel kiri) Ekstensitas : Perubahan warna kulit, suhu dingin, pengisian kapiler mungkin lambat, kulit pucat sianosis dan diaforesisi, kerusakan. o Integritas ego Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, factor stress/multiple Tanda : Letupan suasana hati, otot muka tegang, gerakan fisik cepat, peningkatan pola bicara, gelisa, tengisan yang meledak. o Eliminasi Gejala : Gangguan ginjal saat ini/yang lalu

o Makanan/cairan Gejala : Makanan yang disukai, yang dapat mencakup makanan tinggi garam tinggi lemak, tinggi kolesterol, gula yang berwarna hitam : kandungan tinggi kalori mual dan muntah. Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat/turun) Riwayat penggunaan diuretic Tanda : BB normal atau obesitas o Neurosensori Gejala : Keluhan pening/pusing Berdenyut, sakit kepala sub obsipital Episode kebas dan / atau kelemahan pada satu sisi tubuh Gangguan penglihatan Episode Epiteksisi o Nyeri/ketidaknyamanan Gejala : Angina (penyakit arteri koroner / keterlibatab jantung) Nyeri hilang timbul pada tungkai Sakit kepala oksipital nyeri abdomen/massa o Pernafasan Gejala : Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja Takipnea, ortopnea, dispnea proksimal Batuk dengan/tenpa pembentukan sputum Riwayat merokok Tanda : Distres respirasi/penggunaan otot aksesoris pernafasan Bunyi nafas tambahan o Keamanan Gejala : Gangguan koordinasi/cara berjalan Hipotensi postural

Diagnosa keperawatan 1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung 2. Intolerans aktifitas 3. Nyeri (akut) 4. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh. 5. Koping individual tidak efektif 6. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi rencana pengobatan. 7. Gangguan pola tidur 8. Defisit perawatan diri

Perencanaan 1) Resiko ringgi terhadap penurunan curah jantung Berhubungan dengan : Peningkatan afterload, vasokontriksi, iskemia myokardia, hypertropi/rigiditas (kekakuan) ventrikuler, Tujuan: Mempertahankan tekanan darah dalam rentang individu yang dapat diterima Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang dan pasien. Intervensi i. Pantau tekanan darah. Rasional 1) perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang keterlibatan/bidang masalah vaskuler. ii. Catat keberadaan, kualitas 2) denyutan karotis, jugularis, radialis, dan femoralis mungkin diamati atau tekanan palpasi. Denyutan pada iii. Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas. tungkai mungkin menurun: efek dari

denyutan sentral dan perifer.

vasokontraksi. 3) bunyi jantung IV umum terdengar pada hipertensi berat dan kerusakan fungsi adanya krakels mengi dapat mengindikasi kongesti paru sekunder terhadap

iv. Amati

warna

kulit,

atau gagal jantung kronik. berkaitan dengan vasokontraksi atau

kelembaban suhu, dan masa 4) mungkin

pengisian kapiler

mencerminkan dekompensasi atau penurunan curah jantung.

v. Catat edema umum/tertentu

5) mengindikasi gagal jantung, kerusakan ginjal atau vaskuler.

vi. Beri

lingkungan

tenang, 6) membantu untuk menurunkan rangsangan simpatis, kurangi menurunkan relaksasi.

nyaman,

aktifitas/keributan lingkungan dan batasi jumlah pengunjung dan lamannya tinggal vii. Pertahankan aktifitas pembatasan 7) menurunkan istirahat mempengaruhi stress tekanan dan ketegangan dan yang

(jadwal

darah

perjalanan

tanpa gangguan, istirahat di tempat pasien tidur/kursi), melakukan diri bantu aktifitas sesuai

penyakit hipertensi

perawatan kebutuhan viii. Lakukan

tindakan

yang 8) mengurangi ketidaknyamanan dan dapat menurunkan rangsang simpatis.

nyaman (pijatan dan leher,

punggung

meninggikan

kepala tempat tidur) ix. Anjurkan distraksi, imajinasi x. Pantau respon terhadap obat untuk darah Kolaborasi: 1) Berikan obat-obat sesuai 2) mengontrol tekanan 1) dapat memperkuat agen antihipertensi lain dengan membatasi retensi cairan tehnik dan relaksasi, 9) menurunkan rangsangan stress membuat efek tenang, panduan sehingga akan menurunkan tekanan darah. 10) respon terhadap terapi obat tergantung pada individu dan efek sinergis obat.

indikasi seperti : Diuretik tiazoid: diuril, esidrix,

dapat menangani retensi cairan dengan respon hipertensi yang dapat melibatkan beban kerja

bendroflumentiazoid

2) Berikan pembatasan cairan dan diet natrium sesuai 3)

jantung bila hipertensi berhubungan dengan adanya

indikasi 3) Siapkan untuk pembedahan bila ada indikasi

fcokromositoma maka pengangkatan tumor dapat memperbaiki kondisi

2) Intoleran aktifitas Berhubungan dengan: kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2 Tujuan: Berpartisipasi dalam aktifitas yang diinginkan/diperlukan. Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktifitas yang dapat diukur. Menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda toleransi fisiologis.

Intervensi

Rasional

1. Kaji respon pasien terhadap menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji aktifitas peningkatan frekuensi tekanan nadi, darah respon fisiologis stress terhadap aktifitas dan bila ada merupakan indicator dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktifitas

yang nyata selama/sesudah aktifitas, dyspnea, nyeri dada, keletihan, diasporesis, pingsan 2. Instruksikan penghematan (menggunakan mandi, duduk, kursi tehnik energi saat dan kelemahan, dan

pusing,

dapat mengurangi penggunaan energi dan membantu keseimbangan antara suplai antara suplai dan kebutuhan O2

menyisir

rambut atau menyikat gigi, kemajuan aktifitas bertahap mencegah penurunan lakukan perlahan 3. Berikan dorongan untuk aktifitas dengan kerja jantung tiba

melakukan aktifitas/perawatan

diri

bertahap

jika

dapat

ditoleransi. Berikan bantuan sesuai kebutuhan 3) Nyeri (akut), sakit kepala berhubungan dengan: peningkatan tekanan vaskuler serebral. Tujuan: melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang/tidak terkontrol Mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan Intervensi Rasional 1. Mempertahankan tirah baring meminimalkan stimulasi atau menurunkan relaksasi selama fase akut 2. Berikan kompres dingin pada menurunkan tekanan vaskuler serebral dan yang dahi, pijat punggung, dan leher, tenang, redupkan lampu kamar, tehnik relaksasi 3. Hilangnya/minimalkan aktifitas vasokonstriksi yang dapat menurunkan dan sakit kepala, misalnya: batuk menyebabkan sakit kepala pada adanya tekanan vaskuler serebral karena aktifitas yang meningkatkan vaskonotraksi memperlambat/ memblok respon simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasi

panjang, mengejan saat BAB, dan lain-lain 4. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan 5. Berikan cairan, makanan pusing dan pengelihatan kabur sering berhubungan dengan sakit kepala

lunak, perawatan mulut yang menaikkan kenyamanan kompres hidung dapat teratur bila terjadi perdarahan hidung atau kompres di mengganggu menelan atau membutuhkan nafas dengan mulut, menimbulkan stagnasi sekresi oral dan mengeringkan mukosa

hidung telah dilakukan untuk menghentikan perdarahan Kolaborasi Berikan sesuai indikasi:

2. Analgesik menurunkan/mengontrol nyeri mengurangi tegangan dan ketidaknyamanan yang dan menurunkan rangsangan diperbuat oleh stress system saraf simpatis. 3. Antiancietas lorazepam) d. Nutrisi, perubahan, lebih dari kebutuhan tubuh Berhubungan dengan: Masukan berlebihan sehubungan dengan metabolic Pola hidup monoton. Keyakinan budaya. Tujuan: Mengidentifikasi hubungan antara hipertensi dan kegemukan. Menunjukkan perubahan pola makan. Mempertahankan berat badan yang diinginkan dengan pemeliharaan kesehatan optimal. Intervensi 1. Kaji pemahaman Rasional pasien kegemukan adalah resiko tambahan pada hipertensi karena kondisi proporsi antara kapasitas aorta dan peningkatan curah jantung berkaitan dengan (diazepam,

tentang hubungan langsung antara kegemukan 2. Bicarakan hipertensi dan

peningkatan massa tubuh pentingnya kesalahan kebiasaan maksimum menunjang

menurunkan masukan kalori dan batasi masukan lemak, garam, gula sesuai indikasi 3. Tetapkan untuk badan keinginan menurunkan pasien

terjadinya atherosklerosis dan kegemukan yang merupakan predisposisi untuk hipertensi dan

komplikasinya

berat motivasi penurunan berat badan adalah internal. Individu harus berkeinginan untuk menurunkan berat badan bila tidak maka program sama sekali tidak

4. Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet

berhasil membantu dalam menentukan kebutuhan individu untuk penyesuaian/penyuluhan dan mengidentifikasi

5. Instruksikan

dan

bantu

kekuatan/ kelemahan dalam program diet terakhir

memilih makanan yang tepat, penting untuk mencegah perkembangan aterogenesis. hindari makanan dengan

kejenuhan lemak tinggi dan kolesterol Kolaboratif Rujuk ke ahli gizi sesuai memberikan konseling dan bantuan dengan memenuhi indikasi kebutuhan diet individual

e. Koping individual, inefektif berhubungan dengan: Krisis situasional/diaturasional. Perubahan hidup beragam. Relaksasi tidak adekuat. System pendukung tidak adekuat. Persepsi tidak realistic. Sedikit atau tidak pernah olahraga. Nutrisi buruk. Harapan yang tidak terpenuhi. Kerja tidak berlebihan. Metode koping tidak efektif.

Tujuan: Mengidentifikasi kesadaran kemampuan koping/kekuatan pribadi. Mengidentifikasi potensial situasi stress dan mengambil langkah untuk menghindari/mengubahnya. Mendemonstrasikan penggunaan keterampilan/metode koping efektif. Intervensi 1. Kaji keefektifan Rasional strategi mekanisme adaptif perlu untuk mengubah pola hidup seseorang, mengatasi hipertensi kronik, dan mengintegrasikan terapi yang diharuskan ke dalam kehidupan sehari-hari

koping dengan mengobservasi perilaku, kemampuan perasaan dan misalnya: menyatakan perhatian,

keinginan berpartisipasi dalam

rencana pengobatan 2. Catat laporan gangguan tidur, manifestasi peningkatan keletihan, mekanisme koping maladaptik

mungkin merupakan indicator marah yang ditekan dan diketahui telah menjadi penentu utama tekanan darah diastolic

kerusakan konsentrasi, peka rangsang, penurunan toleransi sakit kepala, ketidakmampuan untuk mengatasi

atau pengenalan terhadap stressor adalah langkah pertama dalam mengubah respon seseorang untuk stressor terhadap stressor

menyelesaikan masalah 3. Bantu pasien

mengidentifikasi spesifik dan

kemungkinan

strategi untuk mengatasi atau menyelesaikan masalah 4. Libatkan perencanaan pasien perawatan dalam memperbaiki keterampilan koping dan dapat dan meningkatkan teraupetik kerjasama dalam regimen

berikan dorongan partisipasi maksimum pengobatan 5. Dorong pasien prioritas untuk atau dalam rencana

mengevaluasi tujuan hidup

focus perhatian pasien pada realitas situasi yang ada relatif terhadap pandangan pasien tentang apa yang diinginkan

f. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai kondisi rencana pengobatan berhubungan dengan: Kurang pengetahuan/daya ingat Misinterpretasi informasi Keterbatasan kopnitif. Menyangkal diagnosa. Tujuan:

Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan Mempertahankan tekanan darah dalam parameter normal. Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu diperhatikan. Intervensi Rasional kemampuan klien dalam

1. Kaji kesiapan dan hambatan Mengidentifikasi dalam belajar, termasuk orang terdekat 2. Tetapkan dan nyatakan batas Meningkatkan tekanan darah normal, jelaskan tentang hipertensi dan efeknya pada jantung, pembuluh darah, ginjal, dan otak 3. Hindari mengatakan tekanan

menerima pembelajaran

pengetahuan

klien

tentang

tekanan darah normal dan efek hipertensi

darah normal dan gunakan Tekanan darah normal pada setiap orang berbeda istilah terkontrol dengan baik saat menggambarkan tekanan darah pasien dalam batas yang diinginkan 4. Bantu pasien dalam yang Mencegah meningkatnya tekanan darah dengan memperhatikan faktor faktor resiko tergantung pada banyak faktor

mengidentifikasi factor-faktor resiko dapat kardiovaskuler diubah

misalnya

obesitas, diet, tinggi lemak jenuh, kolesterol, pola hidup monoton, dan minum alcohol, pola hidup stress 5. Rekomendasikan untuk

menghindari mandi air panas, ruang penguapan, penggunaan Dapat menyebabkan tekanan darah berubah alcohol yang berlebihan ubah

6. Anjurkan

pasien

untuk

berkonsultasi dengan pemberi perawatan menggunakan obat 7. Instruksikan pasien tentang Menghindari terjadinya resiko overdosis obat sebelum

peningkatan masukan makanan atau cairan tinggi kalium Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.

g. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri Tujuan: klien tidak mengalami gangguan pola tidur Intervensi 1. Kaji pola tidur klien 2. Mininalkan lingkungan Rasional 1. untuk mengetahui bagaimana pola tidur klien suasana 2. lingkungan yang tenang dapat membantu klien untuk beristirahat

3. Anjurkan klien untuk minum 3. Minum air hangat dapat membantu klien lebih air hangat sebelum tidur relaksasi dan lebih nyaman

4. Ajarkan klien relaksasi dan 4. Membantu klien untuk mengurangi persepsi distraksi sebelum tidur nyeri atau mangalihkan perhatian klien dari nyeri yang menghambat tidur klien.

a. Deficit perawatan diri berhubungan dengan: Kerusakan neuromuskuler Penurunan kekuatan dan ketahanan Kehilangan control/koordinasi otot

Tujuan: Mendemonstrasikan teknik/perubahan gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan diri Melakukan aktivitas perawatan diri dalam tingkat kemampuan sendiri Intervensi Rasional

1. Kaji kemampuan dan tingkat 1. Membantu dalam mengantisipasi/merencanakan kekurangan (menggunakan pemenuhan kebutuhan secara individual

skala 0-4) untuk melakukan kebutuhan sehari-hari 2. Hindari untuk melakukan pasien yang sesuatu 2. Pasien ini mungkin menjadi sangat ketakutan dan dapat sendiri, sangat tergantung fdan meskipun bantuan yang diberikan bermanfaat dalam mencegah frustasi, adalah penting bagi pasien untuk melakukan sebanyak mungkin untuk diri sendiri untuk mempertahankan harga diri dan meningkatkan pemulihan. 3. Beri pasien waktu yang cukup 3. Pasien akan memerlukan empati tetapi perlu untuk mengerjakan tugasnya untuk mengetahui pemberi asuhan yang

dilakukan

pasien

berikan bantuan sesu kebutuhan

membantu pasien secara konsisten 4. Berikan umpan balik yang 4. Meningkatkan Meningkatkan perasaan kemandirian, makna dan diri.

positif untuk setiap usaha yang dilakukan atau keberhasilannya

mendorong

pasien untuk berusaha secara kontinu

Daftar Pustaka

Kumar, Vinay. Et.al. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins. Vol.2 Ed. 7. Jakarta : EGC. Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC. N. Richard. Mitchell. Et.al. 2008. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit Robbins dan Coutran. Jakarta : EGC. Smeltzer, Suzanne C. 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC Zul Dahlan. 2000. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi II, Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Reevers, Charlene J, et all. 2000. Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : Salemba Medica.

You might also like