You are on page 1of 11

KERJASAMA EKONOMI INDONESIA

TUGAS EKONOMI

OLEH : HASYIM ALI SHAHAB

SMPN 2 JEMBER JEMBER 2013

INDONESIA-AUSTRIALIA SEPAKATI KERJA SAMA BIDANG FISKAL


Jakarta (ANTARA News) - Indonesia dan Australia menyepakati kerja sama dalam bidang kebijakan fiskal dan peningkatan kapasitas staf yang ditandai melalui penandatanganan nota kesepahaman pada sela Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di Moskow, Rusia. "Disela pertemuan G20, Indonesia dan Australia menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) Between the Australian Treasury and Kementerian Keuangan Indonesia," demikian keterangan pers tertulis Kementerian Keuangan yang diterima di Jakarta, Minggu malam. Nota kesepahaman tersebut ditandatangani Menteri Keuangan Agus Martowardojo dan Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Keuangan Australia Wayne Swan serta disaksikan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus Djauhari Oratmangun. Perjanjian tersebut berisikan kesepakatan untuk meningkatkan kerjasama berkesinambungan melalui penyelenggaraan dialog ekonomi secara periodik dan pertukaran program kegiatan serta pandangan di bidang fiskal, kerjasama ekonomi, ekonomi internasional, kebijakan perpajakan, keuangan dan perubahan iklim. Selain itu, dalam sela pertemuan, Menteri Keuangan Agus Martowardojo juga melakukan pertemuan bilateral terpisah dengan Staf Menteri Keuangan dalam bidang Hubungan Internasional AS Lael Brainard. Pertemuan tersebut membahas agenda G20 terkait pembiayaan infrastruktur, regulasi sistem keuangan global serta kerjasama bilateral dalam bidang ekonomi dan keuangan. Sementara, dalam pertemuan G20 yang berlangsung selama dua hari tersebut, Indonesia bersama Jerman terpilih secara aklamasi untuk menjadi ketua bersama grup studi pembiayaan untuk investasi jangka panjang. Grup studi atau Study Group Financing for Investment (SG-FI) ini akan bekerjasama dengan Bank Dunia, OECD, IMF, FSB, PBB, UNCTAD dan beberapa organisasi internasional lainnya untuk menentukan arah pembahasan dan pembiayaan infrastruktur kedepan.

Indonesia dan Jerman akan melaporkan perkembangan grup studi pada berbagai forum pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral, untuk kemudian menjadi dasar komitmen negara G20 yang dituangkan pada KTT kepala negara di St Petersburg, Rusia, pada 5-6 September 2013. (ANT).

INDONESIA JAJAKI KERJA SAMA EKONOMI KREATIF DENGAN PRANCIS

Jakarta (ANTARA News) - Indonesia dan Prancis menjajaki serta menindaklanjuti pembahasan untuk kerja sama yang lebih erat di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu dalam keterangan persnya Senin mengatakan, dalam lawatannya ke beberapa negara Eropa, pihaknya berkunjung ke Paris, Prancis, untuk bertemu dengan Menteri Perdagangan Internasional Nicole Bricq, Menteri Kesenian, Perdagangan dan Pariwisata Mme. Sylvia Pinel, dan Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri Pierre Sellal. "Dalam pertemuan dengan Mme Sylvia Pinelmet, perkembangan pariwisata dan ekonomi kreatif khususnya yang berkaitan dengan peran UKM menjadi salah satu topik pembicaraan," katanya. Tindak lanjut kerangka kerja sama di sektor pariwisata juga menjadi pembahasan mengingat ini, kata Mari, adalah bagian dari kerja sama strategis antarkedua negara. "Saya mengundang Sylvia Pinelmet untuk berkunjung ke Indonesia. Kerja sama meliputi aspek pariwisata berkelanjutan, pendidikan dan pelatihan, serta kerja sama sektor swasta," katanya. Dalam pertemuan dengan Nicole Bricq dan Pierre Sellal, pihaknya membicarakan hubungan bilateral antara Indonesia dan Prancis, dan dengan Uni Eropa. Pertemuan juga membahas mengenai pentingnya peran perdagangan bagi pertumbuhan perekonomian dan penyediaan lapangan kerja, serta masa depan dari sistem perdagangan multilateral di bawah World Trade Organization (WTO)-yang masa tugas Direktur Jendralnya akan berakhir pada 31 Agustus 2013. Ia menekankan, kedua belah pihak peran sentral dari perdagangan, terutama di saat perekonomian global mengalami perlambatan.

Saat terjadi krisis ekonomi, sektor perdagangan justru memiliki peran yang vital untuk meningkatkan perekonomian dan penyediaan lapangan kerja. Berkaca dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, WTO berperan untuk mencegah terjadinya perdagangan yang tidak fair. Nilai perdagangan Indonesia dan Prancis pada Januari-November 2012 tercatat 2,7 milliar dolar AS dengan rata-rata pertumbuhan antara 2007-2011 mencapai 7,23 persen. Kedua belah pihak juga mengemukakan pentingnya untuk memiliki komitmen terhadap sistem perdagangan di tingkat global yang menjadi tujuan dibentuknya WTO. Mari Pangestu yang menjabat Menteri Perdagangan pada Oktober 2004-Oktober 2011 meyakini bahwa sistem perdagangan multilateral adalah solusi terhadap masalah perekonomian global. "Banyak persoalan perdagangan yang hanya bisa diselesaikan secara multilateral. Sistem perdagangan multilateral menjamin kepastian dan transparansi," kata Mari Pangestu. Dari 9 kandidat Direktur Jendral WTO 2013-2017, Mari Pangestu adalah salah satu dari empat kandidat yang masih aktif menjabat menjadi menteri. Lima kandidat lainnya memiliki latar belakang profesi dan pengalaman yang beragam dan bila terpilih, Mari Pangestu akan menjadi wanita pertama yang menduduki posisi Dirjen WTO. Dengan latar belakang pengalaman dan keahliannya, Mari Pangestu memiliki pemahaman terhadap pentingnya prinsip inclusion dan akan memastikan bahwa sistem perdagangan bebas akan memberikan peluang dan manfaat bagi setiap individu, manfaat bagi negara maju dan berkembang, dan manfaat bagi perusahaan besar dan UKM. Selain bertemu dengan pejabat pemerintah, Mari Pangestu juga berdialog dengan lembaga "think-thank" di antaranya CEPI, HEC, dan HRI. Dalam dialog tersebut, Mari Pangestu menyampaikan pemikirannya mengenai sistem perdagangan, strategi untuk memperkuat keberadaan WTO dan apa yang harus dilakukan terkait dengan banyaknya tantangan dan isu perdagangan yang tengah dihadapi WTO.

Berkenaan dengan kemungkinan adanya perjanjian US-EU Transtlantic Partnership, Mari Pangestu menyatakan tantangan yang paling penting adalah memastikan bahwa baik perjanjian bilateral dan regional, materinya harus bersifat complementary dan konsisten dengan sistem perjanjian multilateral. Dalam beberapa pekan terakhir, Mari Pangestu telah melakukan serangkai kegiatan yang berkaitan dengan pencalonannya sebagai Dirjen WTO. Selain menyampaikan visi dan misinya pada kesempatan pertemuan General Council di Jenewa beberapa waktu lalu, Mari Pangestu juga telah bertemu dengan perwakilan WTO dari sejumlah negara dan mengunjungi beberapa kota seperti Washington DC, Beijing, dan Brussels.

INDONESIA-ARGENTINA ERATKAN KERJA SAMA EKONOMI


Metrotvnews.com, Jakarta: Presiden Republik Argentina Cristina Fernandez de Kirchne mengunjungi Indonesia. Dalam kunjungan kenegaraan tersebut, Argentina akan menanamkan investasinya di Indonesia. "Selamat datang di Indonesia, saya sangat senang kunjungan ibu Presiden semoga bisa meningkatkan hubungan bilateral. Kunjungan ini bersejarah dan kami yakin akan dapat meningkatkan hubungan kerja sama dan kemitraan di masa depan," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika menyambut Presiden Cristina di Istana Merdeka, Kamis (17/1). Presiden SBY menerangkan, Indonesia dengan Argentina akan membahas isusisu politik dan ekonomi regional. Bahkan, kesepakatan kedua negara akan dilakukan untuk meningkatkan hubungan bilateral tersebut. "Kami sepakat untuk lebih meningkatkan lagi kerja sama ini, terutama untuk sektor perdagangan, investasi, pertanian, transportasi, dan pariwisata," papar SBY. Indonesia dengan Argentina tercatat memiliki hubungan perdagangan yang cukup baik dan semakin meningkat. Pada tahun 2010, volume perdagangan mencapai US$1,2 miliar. Kemudian, satu tahun setelahnya, angka tersebut meningkat menjadi hampir US$2 miliar. "Kami sepakat untuk meningkatkannya lagi di tahun-tahun mendatang," lanjut SBY. Di bidang investasi, Presiden SBY yakin akan ada kemajuan yang signifikan karena Argentina memiliki ekonomi yang besar dan tumbuh. Terlebih karena dua negara merupakan anggota dari Government 20 (G20), ekonomi Indonesia pun sedang terus tumbuh. Karena itu kerja sama kedua negara akan saling menguntungkan. Sementara di bidang pertanian, kedua negara bersepakat untuk menjamin ketahanan pangan. Argentina, lanjut Presiden SBY, adalah negara yang sangat maju dalam bidang pertanian.

"Argentina bersedia untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. Ini baik untuk peningkatan ketahanan pangan di kedua negara, bahkan di tingkat dunia," tambah Presiden SBY. Presiden Cristina menekankan bahwa kedua negara adalah negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi cukup tinggi di dunia. "Kami berdua adalah negara besar yang memiliki pertumbuhan ekonomi berpengaruh selama 10 tahun terakhir. Kami memiliki kesamaan dalam visi ke depan, terutama dalam perdagangan dan pandangan politik," kata Presiden Cristina dalam keterangan pers bersama. (Fidel Ali Permana/OL-9)

GARUDA-GE KERJA SAMA DI BIDANG PERMESINAN


Jakarta - PT Garuda Indonesia Tbk semakin mengukuhkan dirinya sebagai perusahaan yang bergerak dalam industri penerbangan. Bekerja sama dengan General Electric (GE), Garuda meluncurkan CFM56-7B engine test cell untuk anak usaha Garuda, PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia. "Ini era baru Garuda. Kita tidak lagi hanya sebagai maskapai penerbangan, tapi bergerak di semua bidang industri penerbangan. Hari ini kami melakukan kolaborasi dengan GE untuk meningkatkan kualitas dalam merakukan perawatan pesawat," tutur Direktur Utama Garuda, Emirsyah Satar, di GMF, Cengkareng, Banten, Rabu (20/2). Peluncuran engine test cell jenis CFM56-7B ini ditandai dengan penandatangani prasasti oleh Menteri Perindustrian MS Hidayat, CEO GE Jeff Immelt, dan Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar. Selain ketiganya, juga turut hadir Wakil Menteri Perhubungan yang juga Komisaris Utama PT Garuda Indonesia Tbk Bambang Susantono, Ketua Umum KADIN Suryo Bambang Sulisto dan perwakilan Kedutaan Besar Amerika Serikat. Menteri Perindustrian MS Hidayat menyatakan dukungannya pada Garuda. "Ini era Garuda memasuki industri, tidak hanya sekedar operator. Kita mendkung," katanya. Kemenperin, lanjutnya, sedang mempertimbangkan memberikan insentif pajak kepada Garuda dalam memasukkan mesin-mesin tersebut. Emir menjelaskan, engine test cell ini terdiri atas sebuah ruang besar di mana mesin pesawat akan digantung dan diukur melalui berbagai sensor yang menyerupai berbagai kondisi terbang yang nyata. Fasilitas yang merupakan hasil pengembangan bersama GE dengan produsen mesin jet CFM International ini, lanjut Emir, berfungsi menguji mesin pesawat guna memenuhi persyaratan ketat sebelum dipasang pada sayap pesawat.

"Ini merupakan langkah strategis bagi Garuda untuk mengembangkan kemampuan pemeliharaan dan servis mesin (engine shop capabilities) GMF AeroAsia dan untuk menjadi sebuah center of excellence dalam hal pemeliharaan dan servis mesin pesawat di ASEAN" kata Emir. Apalagi, lanjutnya, pengembangan fasilitas ini melibatkan para teknisi GMF sehingga memberikan peluang untuk transfer teknologi dan ilmu kepada karyawan GMF. Dengan fasilitas engine test cell, Garuda akan memelihara dan memperbaiki sendiri mesin dari Boeing 737-800. GMF juga akan memiliki full overhaul capability untuk mesin CFM56-7B di 2015 mendatang. "Sehingga mencapai kapasitas pemeliharaan 150 mesin per tahun untuk memenuhi kebutuhan pasar di 2016," paparnya. Presiden Direktur GMF Richard Budihadianto menyampaikan saat ini terdapat 314 mesin CFM56-7B yang beroperasi di Indonesia dan 566 mesin di Asia Pasifik. "Dengan jumlah penggunaan mesin yang meningkat 13 persen per tahun sampai 2020, potensi pasar yang dapat digarap GMF cukup besar," katanya. Garuda sendiri telah memesan lebih dari 400 mesin pesawat buata GE dan CFM, seperti CFM56-7B, CFM56-5B, LEAP-1A, CF34-8C, dan GE90-115. Sedangkan CEO GE Jeff Immelt menyatakan, pihaknya sangat menghargai kolaborasi ini. "Indonesia negara yang sangat penting. Garuda akan semakin kuat dan terus bertumbuh. Kami mendukung Garuda dalam langkah strategisnya untuk menjadi maskapai kelas dunia," katanya. Diakui Immelt, dunia penerbangan Indonesia sangat menjanjikan. "Jumlah orang bepergian terus meningkat dan sektor penerbangan akan terus brtumbuh," katanya. Ditambahkannya, kemitraan dengan Garuda Indonesia tidak hanya dalam hal memberikan teknologi aviasi. "Kami juga membantu Garuda Indonesia untuk

mengembangkan sumber daya manusianya melalui GE-Garuda Indonesia Leadership Development Program sebagai bagian dari komitmen kami untuk tumbuh dan berkembang bersama para customer kami dan mendorong pertumbuhan sektor aviasi," pungkasnya

You might also like