You are on page 1of 21

BAHAN PENGHANTAR LISTRIK

Penghantar yaitu benda atau bahan yang dapat memindahkan muatan listrik. Fungsi penghantar pada teknik listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu ke titik lain. Penghantar yang lazim digunakan antara lain : aluminium, tembaga. Sifat dan karakteristik bahan penghantar yang dibahas lebih bersifat umum tidak mengarah lebih spesifik pada ilmu bahan. Hal ini disesuaikan dengan aplikasi dilapangan yang lebih mengarah pada pada kenaikan temperatur dan sifat jenis bahan tersebut. Sifat konduktor antara lain: a. Mempunyai banyak elektron bebas. Elektron bebas yaitu elektron-elektron yang berada pada lintasan terluar dari struktur atom. b. Elektron-elektron pada atom mudah berpindah dari lintasan yang dalam ke lintasan terluar. c. Biasanya mudah mengantar panas/kalor seperti : besi, emas, perak, tembaga aluminium, kuningan dan lain-lain.Benda cair: larutan elektrolit ( H2SO4 ), air ( H2O), tubuh manusia, tanah dan sebagainya.

1. Aluminium Aluminium ialah unsur kimia. Lambang aluminium ialah Al, dan nomor atomnya 13. Aluminium ialah logam paling berlimpah. Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik. Terang dan kuat. Merupakan konduktor yang baik juga buat panas. Dapat ditempa menjadi lembaran atau ditarik menjadi kawat. Tahan korosi. Aluminium digunakan dalam banyak hal. Kebanyakan darinya digunakan dalam kabel bertegangan tinggi. Juga secara luas digunakan dalam bingkai jendela dan badan pesawat terbang. Ditemukan di rumah sebagai panci, botol minuman ringan, tutup botol susu dsb. Aluminium juga digunakan untuk melapisi lampu mobil dan compact disks.

Bahan penghantar aluminium, wolfram, dan air raksa

Aluminium murni mempunyai massa jenis 2,7 g/ cm3 , nya 1,4.105, titik leleh 6580 C dan titik korosif. Daya hantar aluminium sebesar 35 m/ ohm . mm 2 atau kirakira 61,4% daya hantar tembaga. Aluminium murni mudah dibentuk karena lunak, kekuatan tariknya hanya 9 kg/ mm2. Untuk itu jika aluminium digunakan sebagai penghantar yang dimensinya cukup besar, selalu diperkuat dengan baja atau paduan aluminium. Penggunaan yang demikian misalnya pada : ACSR (Aluminium Conductor Steel Reinforced), ACAR (Aluminium Conductor Alloy Reinforced). Aluminium untuk penghantar kabel berisolasi harus juga aluminium murni, umumnya digunakan aluminium dengan kemurnian 99,5%, juga tahanan jenis aluminium lunak untuk hantaran listrik telah dibakukan yakni tidak boleh melebihi : 1/35 = 0,0283 mm2 /m pada suhu 20 oC, atau sama dengan daya hantar sekurang-kurangnya 61% IACS. Daya hantar aluminium juga dipengaruhi oleh keadaan kekerasanya, tetapi tidak seperti daya hantar tembaga, aluminium lunak dengan daya hantar 61% IACS memiliki kuat tarik 60 - 70 N/ mm2 dan daya hantar aluminium keras dengan kekuatan tarik 150 195 N/ mm2 , hanya kira-kira 1% lebih rendah dari daya hantar aluminium lunak, koefisien suhu aluminium pada 20oC kira-kira 0,004 perderajat celcius atau sama dengan koefisien suhu tembaga. Aluminium jauh lebih ringan bila dibandingkan dengan tembaga, berat jenis aluminium dan tembaga pada suhu 20oC masing-masing 2,7 dan 8,9 kg/m. Karena daya hantar aluminium hanya 61% IACS, maka untuk tahanan penghantar yang sama diperlukan luas penampang aluminium : 100/61 = 1,64 x luas penampang tembaga. Jadi untuk penghantar bulat diperlukan penghantar aluminium dengan diameter : 1,64 = 1,28 x diameter penghantar tembaga, berat aluminium yang diperlukan untuk penghantar dengan tahanan yang sama adalah : 1,64 x 2,7/8,9 x 100 % = 50 % dari berat tembaga. Jenis penghantar Cu. murni Al. murni Al. Campuran Dayahantar (m/mm2) 58 35 28 Res. jenis (mm2/m) 0,0172 0,0283 0,0357 Kuat tarik (Kg/mm2) 40 20 35 Berat jns (Kg/m) 8,96 2,70 2,72

Bahan penghantar aluminium, wolfram, dan air raksa

Tabel 1. Perbandingan data bahan penghantar Konstruksi penghantar dari aluminium seperti terlihat pada gambar 1.

Gambar 1. Penampang penghantar dari aluminium Aluminium terdapat melimpah dalam kulit bumi, yaitu sekitar 7,6 %. Dengan kelimpahan sebesar itu, aluminium merupakan unsur ketiga terbanyak setelah oksigen dan silikon, serta merupakan unsur logam yang paling melimpah. Namun, Aluminium tetap merupakan logam yang mahal karena pengolahannya sukar. Mineral aluminium yang bernilai ekonomis adalah bauksit yang merupakan satu-satunya sumber aluminium. Kriloit digunakan pada peleburan aluminium, sedang tanah liat banyak digunakan untuk membuat batu bata, keramik. Di Indonesia, bauksit banyak ditemukan di pulau Bintan dan di tayan (Kalimantan Barat). Aluminium dibuat menurut proses Hall-heroult yang ditemukan oleh Charles M. Hall di Amerika Serikat dan Paul Heroult tahun 1886. Pengolahan aluminium dan bauksit meliputi 2 tahap : 1. Pemurnian bauksit untuk meperoleh alumina murni. 2. Peleburan / reduksi alumina dangan elektrolisis Pemurnian bauksit melalui cara : a. Ba direaksikan dengana NaOH(q) . Aluminium oksida akan larut membentuk NaCl(OH)4. b. Larutan disaring lalu filtrat yang mengandung NaAl(OH)4 diasamkan dengan mengalirkan gas CO2 Al mengendap sebagai Al(OH)3
Bahan penghantar aluminium, wolfram, dan air raksa

c. Al(OH)3 disaring lalu dikeringkan dan dipanaskan sehingga diperoleh Al2O3 tak berair. Bijih bijih Aluminium yang utama antara lain: - bauksit - mika - tanah liat Peleburan Alumina Peleburan ini menggunakan sel elektrolisis yang terdiri atas wadah dari besi berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode (-) sedang anode (+) adalah grafit. Campuran Al2O3 dengan kriolit dan AlF3 dipanaskan hingga mencair dan pada suhu 950 C kemudian dielektrolisis . Al yang terbentuk berupa zat cair dan terkumpul di dasar wadah lalu dikeluarkan secara periodik ke dalam cetakan untuk mendapat aluminium batangan (ingot). Anode grafit terus menerus dihabiskan karena bereaksi dengan O2 sehingga harus diganti dari waktu ke waktu. Untuk mendapat 1 Kg Al dihabiskan 0,44 anode grafit. 2Al2O3 +3C 4Al + 3CO2 Beberapa nijih Al yang utama : 1. Bauksit (Al2O3. 2H2O) 2. Mika (K-Mg-Al-Slilkat) 3. Tanah liat (Al2Si2O7.2H2O) Aluminium ada di alam dalam bentuk silikat maupun oksida, yaitu antara lain : - sebagai silikat misal feldspar, tanah liat, mika - sebagai oksida anhidrat misal kurondum (untuk amril) - sebagai hidrat misal bauksit - sebagai florida misal kriolit.

Bahan penghantar aluminium, wolfram, dan air raksa

Penggunaan aluminium yang lain adalah untuk busbar dan karena alasan tertentu misalnya, karena alasan ekonomi, dibuat penghantar aluminium yang berisolasi, misalnya : ACSR-OW. Menurut ASA (American Standard Association), paduan aluminium diberi penandaan seperti ditunjukkan pada tabel 2.

Tabel 2. Penandaan panduan aluminium Contoh : 1. Penandaan 1045 untuk aluminium tempa, berarti : a. 1 xxx menunjukkan kemurnian aluminium 99 % b. x 0 xx tidak ada pemeriksaan terhadap sisa pengotoran 1 % - 0,45 % = 0, 55 %. c. xx 45 menunjukkan 99,45 % bahan tersebut terbuat dari aluminium. 2. Penandaan 6050 untuk aluminium tempa, berarti : a. 6 xxx menunjukkan aluminium dengan campuran mayoritas Si dan Si. b. x 0xx tidak ada pemeriksaan terhadap pengotoran 1 % - 0,5 % = 0,5 % c. xx45 menunjukkan bahan tersebut terbuat dari paduan magnesium dan silicon 99,5%. Kawat penghantar aluminium, terdiri dari berbagai jenis, dengan lambang sebagai berikut: a. AAC (All-Aluminium Conductor), yaitu kawat penghantar yang seluruhnya terbuat dari aluminium.
Bahan penghantar aluminium, wolfram, dan air raksa

b. AAAC (All-Aluminium-Alloy Conductor), yaitu kawat penghantar yang seluruhnya terbuat dari campuran aluminium. c. ACSR (Aluminium Conductor, Steel-Reinforced), yaitu kawat penghantar aluminium berinti kawat baja. d. ACAR (Aluminium Conductor, Alloy-Reinforced), yaitu kawat penghantar aluminium yang diperkuat dengan logam campuran.

Gambar 2. Jenis jenis penghantar aluminium

2. Wolfram Logam ini berwarna abu-abu keputih-putihan, mempunyai massa jenis 20 g/cm3, titik leleh 34100 C, titik didih 59000 C, 4,4 . 10-6 per0 C, tahanan jenis 0,055 . mm2/m. Wolfram diperoleh dari tambang yang pemisahannya dari penambangan dengan menggunakan magnetik atau proses kimia. Dengan reaksi reduksi asam wolfram (H2WO4) dengan suhu 7000 C diperoleh bubuk wolfram. Bubuk wolfram tersebut kemudian diebntuk menjadi batangan dengan suatu proses yang disebut metalurgi bubuk yang menggunakan tekanan dan suhu tinggi (2000 atmosfir, 16000 C) tanpa terjadi oksidasi. Dengan menggunakan mesin penarik, batang wolfram diameternya dapat dikecilkan menjadi 0,01 mm (penarikannya dilakukan pada
Bahan penghantar aluminium, wolfram, dan air raksa

keadaan panas). Penggunaan wolfram pada teknik listrik antara lain : filament (lampu pijar, lampu halogen, lampu ganda), elektroda, tabung elektronik. 2.1 Pengelasan busur Pengelasan busur adalah pengelasan dengan memanfaatkan busur listrik yang terjadi antara elektroda dengan benda kerja. Elektroda dipanaskan sampai cair dan diendapkan pada logam yang akan disambung sehingga terbentuk sambungan las. Mula-mula elektroda kontak/bersinggungan dengan logam yang dilas sehingga terjadi aliran arus listrik, kemudian elektroda diangkat sedikit sehingga timbullah busur. Panas pada busur bisa mencapai 5.500 oC. Las busur bisa menggunakan arus searah maupun arus bolak-balik. Mesin arus searah dapat mencapai kemampuan arus 1000 amper pada tegangan terbuka antara 40 sampai 95 Volt. Pada waktu pengelasan tegangan menjadi 18 sampai 40 Volt. Ada 2 jenis polaritas yang digunakan yaitu polaritas langsung dan polaritas terbalik. Pada polaritas langsung elektroda berhubungan dengan terminal negatif sedangkan pada polaritas terbalik elektroda berhubungan dengan terminal positif. Jenis bahan elektroda yang banyak digunakan adalah elektroda jenis logam walaupun ada juga jenis elektroda dari bahan karbon namun sudah jarang digunakan. Elektroda berfungsi sebagai logam pengisi pada logam yang dilas sehingga jenis bahan elektroda harus disesuaikan dengan jenis logam yang dilas. Las Busur Gas dengan Pelindung Gas Mulia. Proses pengelasan ini sambungan dibentuk oleh panas yang ditimbulkan oleh busur yang dibangkitkan diantara elektroda dan benda kerja dimana busur dilindungi oleh gas mulia seperti argon, helium atau bahkan gas CO2 atau campuran gas lainnya. Ada dua jenis pengelasan dengan cara ini yaitu : las TIG (tungsten inert gas) atau disebut juga pengelasan menggunakan elektroda wolfram dengan logam pengisi, dan las MIG (metal inert gas) atau disebut juga pengelasan menggunakan elektroda terumpan. Kedua jenis pengelasan ini bisa dilakukan secara manual ataupun otomatik serta tidak memerlukan fluks ataupun lapisan kawat las untuk melindungi sambungan.
Bahan penghantar aluminium, wolfram, dan air raksa

Las busur yang menggunakan elektroda wolfram (elektroda tak terumpan) dikenal pula dengan sebutan las busur wolfram gas. Skema dari pengelasan jenis ini bisa dilihat pada gambar 15. Pada proses ini las dilindungi oleh selubung gas mulia yang dialirkan melalui pemegang elektroda yang didinginkan dengan air. Pengelasan ini bisa menggunakan arus bolak-baliok ataupun arus searah, dimana pemilihan tergantung pada jenis logam yang dilas. Arus searah polaritas langsung digunakan untuk pengelasan baja, besi cor, paduan tembaga dan baja tahan karat, sedangkan polaritas terbalik jarang digunakan. Untuk arus bolakbalik banyak digunakan untuk pengelasan aluminium, magnesium, besi cor dan beberapa jenis logam lainnya. Proses ini banyak dilakukan untuk pengelasan pelat tipis karena biayanya akan mahal jika digunakan untuk pengelasan pelat tebal.

Gambar 3. Diagram proses las busur wolfram gas mulia. Pengelasan las gas mulia elektroda terumpan bisa dilihat pada gambar 16 dimana antara benda kerja dan elektroda terumpan dilindungi dengangas pelindung. Efisiensi pengelasan jenis ini lebih tinggi dan kecepatan pengelasan jauh lebih baik. Pengelasan ini umumnya dilakukan secara otomatik.

Bahan penghantar aluminium, wolfram, dan air raksa

Gambar 4. Diagram las busur gas mulia elektroda terumpan. Gas karbon dioksida sering digunakan sebagai gas pelindung untuk pengelasan logam baja karbon dan baja paduan rendah.

2.2 Filamen pada lampu pijar Lampu pijar adalah lampu yang menggunakan filamen untuk menghasilkan cahaya. Filamen yang paling umum digunakan adalah filamen tungsten.

Gambar 5. Bagian bagian pada lampu pijar

Bahan penghantar aluminium, wolfram, dan air raksa

Saat bola lampu pijar dihidupkan, arus listrik mengalir menuju filamen melewati kawat penghubung. Apabila energi dari arus cukup besar, maka elektron-elektron pada tungsten akan menyerap energi kemudian mengalami eksitasi ke tingkatan energi yang lebih tinggi. Karena elektron dalam keadaan ini tidak stabil, maka ia akan segera kembali ke bentuk awal dengan melepaskan foton menghasilkan cahaya. Selain itu filamen ini juga akan menghasilkan panas yang bisa mencapai 2000 C menyebabkan filamen berpijar. Filemen yang bersuhu tinggi ini jika kontak dengan udara (oksigen) dapat menyebabkan nyala api, bahkan ledakan. Oleh karena itu lampu pijar dilindungi oleh kaca transparan dan ruang disekitarnya dibuat vakum. Pada lampu pijar modern, ruang vakum diisi oleh gas inert bertekanan rendah untuk menghindari penghitaman kaca akibat terlepasnya zat tungsten karena suhu yang tinggi. Gas yang biasa digunakan adalah Nitrogen, Krypton, dan Argon. Pada suhu tinggi sebagian filamen tungsten akan menguap dan terkondensasi menempel pada kaca menyebabkan warna hitam. Hal ini dapat mengurangi terang lampu. Untuk menghindari itu maka ditambahkan gas inert ke dalam lampu. Partikel tungsten yang menguap akan ditangkap oleh partikel gas dan menempel kembali ke filamen. Dengan demikian tidak ada tungsten yang menempel pada kaca menyebabkan warna kaca hitam dan menghalangi cahaya. Salah satu jenis lampu pijar yang telah menerapkan teknologi ini adalah lampu halogen. Lampu ini biasa digunakan di kendaraan bermotor.

Gambar 6. Cara kerja lampu pijar


Bahan penghantar aluminium, wolfram, dan air raksa

10

Keterangan gambar: 1. Daya listrik membuat filamen membara. Pada saat filamen membara, tungsten akan menguap. 2. Tungsten yang menguap, kemudian terkondensasi pada dinding kaca yang lebih dingin. 3. Hal ini terjadi terus menerus selama lampu menyala, sehingga semakin lama kaca lampu akan terlihat menghitam, kemudian hingga suatu saat filamen tungsten akan terus menipis dan akhirnya putus, lampu mati. Dengan adanya gas halogen, partikel tungsten tidak akan menempel pada kaca.

Gambar 7. Cara kerja lampu halogen Keterangan Gambar: 1. .Terlihat gas halogen diantara gas-gas lainnya dalam lampu halogen.

Secara kimia, gas halogen (butir merah) akan bereaksi dengan uap tungsten (butir hitam) yang kemudian menghasilkan halida tungsten. 2. 3. Pada saat filamen tungsten membara, tungsten akan menguap. Gas halogen mengikat uap tungsten tadi menjadi tungsten

halida.Ketika halida tersebut menyentuh tungsten filamen yang sedang membara, senyawa tersebut kembali terpecah dimana gas halogen kembali

Bahan penghantar aluminium, wolfram, dan air raksa

11

terlepas sementara tungsten kembali melekat pada filamen (Halogencycle). 4. Siklus ini berulang terus menerus yang menghasilkan cahaya lampu yang stabil dan umur lampu yang panjang. Syarat utama untuk terjadinya halogen-cycle adalah suhu permukaan kaca lampu harus sangat panas. Suhu harus minimal sekitar 250C hingga 900C (tergantung besar daya lampu). Jika suhu kaca lampu berada di bawah itu, maka halogen tidak akan mampu mengikat uap tungsten, akibatnya tungsten akan melekat pada dinding kaca bagian dalam, hingga lama kelamaan kaca lampu akan menghitam, dan lampu halogen lebih cepat putus. Kelemahan lampu pijar. Bila suhu pada filamen melewati batas kemampuan filamen untuk menahan panas, filamen sedikit demi sedikit akan meleleh dan selanjutnya putus. Akibatnya lampu pijar tidak bisa memancarkan cahaya lagi. Umur dari lampu pijar kurang lebih sekitar 2000 jam. Selain itu kelemahan lainnya adalah sebagian besar energi digunakan untuk menghasilkan panas. Hanya 10 % dari total energi yang menghasilkan cahaya. Hal ini mengakibatkan lampu pijar sangat tidak efisien. Pada lampu hemat energi prinsip timbulnya cahaya adalah fenomena fluorescent. Bagian dalam lampu diisi dengan gas inert dan sedikit senyawa merkuri. Kaca lapisan dalam dilapisi dengan phosphor. Pada ujung-ujung lampu terdapat dua elektroda yang berbeda. Saat arus listrik dialirkan, dari kedua elektroda tadi timbul beda tegangan. Elektron akan meloncat dari elektroda negatif ke positif. Elektron-elektron ini akan menumbuk atom-atom merkuri dan menaikkan energi dari elektron sehingga menjadi tidak stabil. Saat kembali ke keadaan normal, elektron tersebut akan melepaskan photon dengan panjang gelombang ultraviolet. Photon dengan panjang gelombang ini tidak dapat dideteksi oleh mata kita. Maka photon ini perlu dikonversi sehingga dapat memproduksi cahaya dengan panjang gelombang visible yang dapat dilihat oleh mata. Nah disinilah peran dari lapisan phosphor.
Bahan penghantar aluminium, wolfram, dan air raksa

12

Gambar 8. Bagian dalam lampu fluorescent Ketika photon dengan panjang gelombang UV menumbuk atom-atom phosphor, maka elektron-elektron pada atom phosphor akan menghasilkan energi dengan panjang gelombang visible yang dapat ditangkap mata. Seingga akan diperoleh cahaya putih yang terang. Dengan sedikit memodifikasi lapisan phosphor ini akan diperoleh cahaya dengan berbagai warna. Mekanisme ini hanya memproduksi sedikit panas. Sehingga hampir semua energi yang digunakan dirubah ke dalam cahaya. Lampu fluoresense ini enam kali lebih efisien dari pada lampu pijar biasa. Dengan jumlah energi yang sama, lampu ini akan lebih terang ketimbang lampu pijar. Namun ada beberapa rumah yang senang menggunakan lampu pijar. Hal ini karena lampu pijar dapat memberikan kehangatan. Terutama di negara yang mempunyai musim dingin.

Tabel 3. Perbandingan jenis bahan dan nilai hambatan jenisnya


Bahan penghantar aluminium, wolfram, dan air raksa

13

3. Air raksa Air raksa adalah satu-satunya logam yang berbentuk cair pada suhu kamar. Resistivitasnya adalah 0,95 . mm2/m, koeffisien suhu 0,00027 per0 C. Pada pemanasan di udara air raksa sangat mudah terjadi oksidasi. Air raksa dan campurannya khususnya uap air raksa adalah beracun. Penggunaan air raksa antara lain : gas pengisi tabung-tabung elektronik, penghubung pada saklar air raksa, cairan pada pompa difusi, elektroda pada instrumen untuk mengukur sifat elektris bahan dielektrik padat. Logam-logam lain yang juga banyak digunakan pada teknik listrik diantaranya adalah : tantalum dan niobium. Tantalum dan niobium dipadukan dengan aluminium banyak digunakan sebagai kapasitor elektrolitik. 3.1 Pompa difusi

Gambar 9. Pompa difusi Alat ini berguna untuk menguapkan cairan dan untuk menambah tingkat kevakuman. Cara kerja pompa difusi adalah sebagai berikut: Bagian bawah dari pompa ini adalah reservoir oli. Pada ujung cerobong atas ditutup dengan suatu bentuk payung dan membentuk celah yang disebut nozzle. Oli dipanaskan dengan filament sehingga menguap. Uap oli yang mempunyai besar itu akan melalui cerobong karena di bagian atas tertutup oleh payung, maka uap akan terpancar ke bawah sesuai dengan bentuk paying tersebut. Karena pengaruh pendinguinan (cooling water), uap yang terpancarkan ke bawah itu akan mengembun dan kembali ke reservoir. Bersamaan dengan terpancarnya uap oli dengan nozzle momentum uap oli itu akan mendesak gas yang ada disekitar nozzle. Pompa
Bahan penghantar aluminium, wolfram, dan air raksa

14

mekanik yang dihubungkan dengan saluran gas dari pompa difusi dan dapat berfungsi memperbesar momentum uap oli. Tanpa pompa depan ini, pompa difusi tidak dapat berfungsi karena tidak dapat mengeluarkan gas yang telah terdifusi, karena pompa mekanik inilah yang membuat berfungsinya pompa utama.

Gambar 10. Cara kerja pompa difusi 3.2 Tabung elektronik Tabung elektronik masih banyak digunakan dalam banyak aplikasi pemakaian alat-alat elektronik. Biasanya digunakan sebagai penguat sinyal. Aplikasi banyak sekali misalnya pada alat transmisi seperti radio dan televisi ataupun pada osciloscope. Cara Kerja Tabung Elektronik Pada dasarnya Tabung bekerja berdasarkan adanya emisi elektron yang terjadi bila sebuah katode dipanaskan. Sebuah anode akan menangkap elektron-elektron tersebut sehingga menimbulkan arus dan tegangan anode yang akan digunkan sebagai penguat sinyal. Sebuah grid dimungkinkan terdapat dalam tabung sebagai variabel pengatur jalannya elektron tersebut sehingga sinyal dapat dikuatkan

Bahan penghantar aluminium, wolfram, dan air raksa

15

karena sinyal inilah yang di catu kepada grid sehingga setiap sinyal mendapatkan penguatan yang linear. Katoda Katoda umumnya merupakan suatu bahan yang bila dipanaskan akan menyebabakan material elektron di dalamnya mengeksitasi. Perbedaaan bahan yang digunakan pada katoda akan menghasilkan emisi yang berbeda-beda pula kuatnya. Ada dua tipe katoda yaitu yang dipanaskan seara langsung dan juga tidak langsung. Katoda yang dipanaskan secara langsung biasanya berupa kawat yang ditambahkan material material seperti senyawa oksida dan karbon. Panas akan menyebabkan elektron dari material ini mengeksitasi diri, tentu saja besarnya berbeda-beda tergantung material yang digunakan. Sedangkan untuk tipe yang keduaanya adalah suatu tabung metal yang dilapisi lapisan yang emissif dan sebuah heater yang biasanya adalah suatu filamen. Emisi terjadi karena radiasi yang dipancarkan heater diserap oleh tabung metal tersebut. Anoda Anoda umumnya adalah materi silinder ataupun kotak yang terdapat di sekeliling elektroda lainnya. Anoda menangkap elektron-elektron yangtereksitasi sehingga memiliki arus dan tegangan yang bervariasi. Kelebihan daya dari anoda akan diradiasi dengan syarat adanya sirkulasi udara yang terjadi di sekitar anoda. Setelah menangkap elektron-elektron maka anoda akan panas dan untuk itu diperlukan adanya suatu sistem pendinginan. Ada tiga macam sistem pendinginan yang digunakan untuk mencegah kerusakan pada tabung: Yaitu dengan udara, artinya digunakan suatu blower untuk mendinginkan anode, dengan cairan biasanya air diisikan pada sebuah selubung yang menyelimuti anoda tersebut, dengan konduksi, panas yang ada akan dikurangi dengan cara mengkonduksikannya dengan suatu konduktor dan dikirimkan ke suatu penampang panas.

Bahan penghantar aluminium, wolfram, dan air raksa

16

Apapun cara yang digunakan untuk mendinginkan anoda, untuk mencegah kerusakan pada tabung maka arus yang di catu untuk tabung tidak boleh lebih dari yang ditentukan dan juga pengistirahatan tabung dapat memperpanjang umur tabung tersebut. Grid Adalah pengontrol besar dan cepatnya jalan elektron yang teremisi menuju ke anoda . Dengan adanya kontrol ini maka dapat terjadi variasi Baasa esarnya arus dan tegangan yang akan terjadi pada anoda tergantung besarnya arus yang di variasikan padan grid ini. Pada tabel di bawah terdapat macam-macam tipe tabung yang dibedakan atas banyaknya grid yang terdapat pada tabung tersebut.

Dioda Bentuk paling sederhana dari tabung elektronik yang berfungsi menguatkan arus yang dicatu pada katoda. Trioda Ini merupakan pendahulunya sebuah transistor. Sebuah grid ditambahkan untuk mengatur jumlah elektron teremisi yang menuju anoda. Variasi tegangan pada grid ini akan menyebabkan variasi tegangan pada anoda dan menyebabkan variasi arus anoda pula. Tetroda Sebuah grid tambahan terletak di luar grid utama pada trioda yang ditujukan agar arus pada anoda tidak terlalu banyak bergantung pada tegangan yang terjadi pada anoda. Pentoda Makin banyaknya grid yang digunakan akan menimbulkan terjadinya emisi kedua. Yaitu emisi yang terjadi karena elektron-elektron dari katoda menabrak elektroda lainnya , seperti grid, sehingga elektron itu pecah dan akan tertarik
Bahan penghantar aluminium, wolfram, dan air raksa

17

kepada elektrodan lain itu. Sebuah grid tambahan digunakan untuk mengontrol terjadinya emisi kedua ini agar keseluruhan elektron sampai ke anoda. Beam tetrode Adalah jenis tabung yang menggunakan medan listrik ataupun medan magnet untuk mengendalikan arus elektron dari katoda ke anoda. Elektron yang menagalir ke anoda akan difokuskan oleh medan-medan tersebut. Aplikasi tabung elektronik 1. Sebagai Penguat Dengan menghubungakan suatu beban pada anoda pada suatu tabung maka tegangan yang bervariasi pada grid akan memberikan variasi tegangan pada beban dengan jumlah yang lebih besar. Dengan cara ini terjadilah suatu penguatan sinyal. Berikut ini adalah grafik yang mengambarkan hubungan antara arus yang terjadi pada grid dan efeknya pada arus yang terjadi di anoda. Besarnya peak value(puncak) menggambarkan perbedaan kelas penguatan yang diperoleh oleh suatu tabung elektronik. Hal ini identik dengan penguatan yang dilakukan oleh tansistor, karena tabung merupakan nenek moyang transistor. Untuk melakukan penguatan sinyal radio biasanya digunakan penguat kelas C sedangkan yang lainnya digunakan untuk penguatan sinyal audio biasa. Cathode-ray Tube Adalah peralatan yang terdiri dari tabung katoda, sistem defeleksi dan layar berlapis phospor. Tabung katoda digunakan sebagai penghasil elektron yang akan ditembakan melalikui grid, grid ini akan mengkontrol elektron yang lewat, sehingga terjadilah suatu defleksi pada ruang antara grid dan anoda. Defelksi ini menyebabkan elektron berjalan ke arah layar fosfor dengan arah yang berbedabeda yang sesuai dengan sinyal yang dicatu ke grid, dengan cara ini akan muncul
Bahan penghantar aluminium, wolfram, dan air raksa

18

visualisasi sinyal dengan bentuk-bentuk yang berbeda-beda pada layar fosfor. Inilah prinsip daripada televisi ataupun juga osciloscope. Untuk membentuk suatu gambar maka elektron-elektron di defleksikan sesuai dengan X dan Y koordinatnya. Untuk itu digunakan plat defelksi secara horizontal dan vertikal. Pada gambar berikut ini terdapat dua buah Catodfe ray tube yang pertama adalah tabung untuk osciloscope dan yang kedua untuk radar dan televisi. Perbedaannya adalah besarnya defleksi yang terjadi pada elektron. Untuk radar dan televisi tentunya lebih besar sesuai dengan besarnya layar yang diinginkan.

Gambar 13. Tabung Osciloscope

Gambar 14. Tabung Televisi

Bahan penghantar aluminium, wolfram, dan air raksa

19

3.3 Saklar air raksa (tilt switch) Saklar jungkir adalah saklar khusus yang menggunakan suatu gumpalan air-raksa (mercury, hydrargyrum) dalam suatu tabung.. Ketika tabung dimiringkan, gumpalan air-raksa ini bergulir sehingga membentuk jembatan (bridge) antara dua kontak, sehingga saklar menutup, dan ketika tabung kembali ke posisi semula, saklar pun membuka. Saklar jungkir ini digunakan antara lain dalam sistem peringatan (warning system) yang mengingatkan orang bahwa sudut kritis kemiringan telah dilampaui. Contoh saklar jungkir yang digunakan dalam sirkuit sistem peringatan adalah seperti yang digunakan pada kendaraan angkut biasa, baik sepedamotor maupun mobil, biasanya sepedamotor dan mobil balap, dan bus, dan juga digunakan pada kendaraan operasional pertambangan dan pertanian. Gambar animasi terbawah adalah saklar jungkir yang selubung tabungnya ditanggalkan, sehingga tampak jelas pasangan kontak dengan bola gumpalan airraksa yang berfungsi sebagai jembatannya.

Bahan penghantar aluminium, wolfram, dan air raksa

20

Daftar Pustaka
___. http://rahman30.wordpress.com/2009/02/01/penghantar-listrik/#more-90 ___. http://dunia-listrik.blogspot.com/2008/11/komponen-utama-dari-saluran-udara.html ___. http://tekniklistrikperminyakan.blogspot.com/2008/10/konduktor-dan-isolator-searszemansky.html ___.http://www.suzuki-thunder.net/kelistrikan-suzuki-thunder-komponen-sistemteknologi-dan-rekayasa-f66/listrik-saklar-tombol-dan-relei-t1958.htm Muhaimin,M.T, Drs. H. A. 1991. Bahan Bahan Listrik. Jakarta : PT. Pradnya Paramitha

Bahan penghantar aluminium, wolfram, dan air raksa

21

You might also like