Professional Documents
Culture Documents
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat memahami metode simulasi dalam proses belajar mengajar Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) : Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat : 1.Menjelaskan pengertian metode simulasi 2.Menjelaskan kegunaan metode simulasi 3.Menjelaskan tahapan-tahapan pelaksanaan metode simulasi 4.Menjelaskan kekuatan dan kelemahan metode simulasi
POKOK BAHASAN:
1.Pengertian metode simulasi 2.Tujuan metode simulasi 3.Kegunaan metode simulasi 4.Tahapan-tahapan pelaksanaan metode simulasi 5.Kekuatan dan kelemahan metode simulasi
Simulasi sebagai metode mengajar adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan situasi tiruan atau berpurapura dalam proses belajar untuk memproleh suatu pemahaman tentang hakekat suatu konsep, prinsip atau ketrampilan tertentu ( Sudirman dkk, 1992 : 158)
Jenis-jenis simulasi :
1.
Dilihat dari sifat tiruannya terdiri dari : Sosiodrama Sosodrama terdiri dari kata sosio yaitu sosial dan drama pertunjukan. Peranan yang dimainkan terfokus pada permasalahan sosial menyangkut hubungan antar manusia. Sosiodrama bertujuan untuk mencari alternatif pemecahan terhadap permasalahan sosial secara baik, contohnya konflik keluarga dll.
2. PSIKODRAMA Psikodrama adalah drama yang bertitik tolak dari permasalahan yang menyangkut psikologis manusia atau hubungan antara manusia, seperti situasi keluarga yang sedih, karena orang tuanya tiba-tiba meninggal dunia. Permainan dalam bentuk ini bertujuan untuk terapi yaitu agar induvidu memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, menentukan konsep diri, menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan yang dialaminya
5. Peer Teaching Metode ini dilakukan oleh peserta calon dosen, sebagai usaha untuk memperoleh keterampilan mengajar. Sebelum mengajar dikelas yang sebenarnya, peserta di depan teman-temannya, pura-pura mengajar di kelas yang sebenarnya
Cara Pelaksanaanya :
1. Persiapan simulasi a. Menetapkan topik dan tujuannya b. Pelatih memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan c. Pelatih menjelaskan peranan umum masing-masing yang harus dimainkan d. Pelatih memberikan kesempatan kepada para pemain peranan berkumpul untuk menyiapkan
2. Pelaksanaan Simulasi
a.
b.
c.
d.
e.
Simulasi dilakukan oleh kelompok peserta yang memerankannya Para peserta lainnya, seolah-olah juga berada dalam situasi sebenarnya, sekaligus penilai Pelatih memberikan bantuan, bila ada di antara pemain peranan mendapat kesulitan Berikan dorongan dan motivasi kepada pemain peranan agar percaya Mengakhiri/menghentikan simulasi pada saat penampilan puncaknya
b.
c.
d.
Situasi sebenarnya tidak dapat dihadirkan karena sesuatu alasan tertentu seperti alasan administrasi serta alasan lain Tujuan pembelajaran menitik beratkan pada aspek keterampilan Memberikan pengalaman kepada peserta diklat agar mengalami dalam proses pembelajaran sehingga akan lebih mengefektifkan dalam proses pembelajaran Apabila ingin membangkitkan motivasi peserta diklat
2.
3.
4.
Memupuk daya cipta, sebab simulasi dilakukan sesuai dengan kreasi siswa masing-masing dalam membawakan peranannya. Sekalipun tujuan utamanya sebagai alat untuk belajar, agar siswa belajar dengan semangat. Sebagai bekal siswa apabila menghadapi situasi sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat maupun dunia kerja. Merangsang siswa untuk menjadi biasa dan terampil dalam menanggapi dan bertindak secara sepontan, tanpa memerlukan persiapan dalam waktu lama.
5. Memupuk keberanian dan kemantapan penampilan siswa di depan orang banyak 6. Memperkaya pengetahuan, sikap dan keterampilan serta pengalaman tidak langsung, yang diperlukan dalam menghadapi situasi sosial yang problematis 7. Siswa berkesempatan untuk menyalurkan perasaan yang terpendam sehingga mendapa kepuasan, kesegaran, serta kesehatan jiwa kembali 8. Melalui simulasi dapat dikembangkan bakat atau kemampuan yang mungkin dimiliki siswa, drama, action dan sebagainya 9. Melalui diskusi yang dilakukan setelah dilaksanakan suatu simulasi, siswa belajar menghargai dan menerima pendapat orang lain
2.
3.
Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak terlalu tepat dan sempurna dengan kenyataan di lapangan atau dalam kehidupan Tidak jarang simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sedangkan fungsinya sebagai alat belajar menjadi terabaikan Pelaksanaan simulasi sering menjadi kaku, bahkan jadi salah arah, karena kurangnya pengalaman, keterampilan atau penguasaan siswa terhadap masalah sosial yang diperankan
See you....
TERIMA KASIH