You are on page 1of 5

NAMA

: KADEK TEJA ANTARIKSA (05) : PANDE MADE KRISMONA ARTA (12) : I WAYAN AGUS PUTRA PERMANA (09) : DAVID RHAMADAN (25) SOAL

3A BAGAIMANAKAH LATAR BELAKANG DAN PROSES TERJADINYA LAHIRNYA DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959 B BAGAIMANAKAH IMPLIKASI LAHIRNYA UUD HASIL DEKRI PRSIDEN 5 JULI 1959 C SEBUTKAN PERBEDAAN POKOK ANTARA UUD 1945 DENGAN UUD HASIL DEJRIT PRESIDEN 5 JULI 1959 D SISTEMATIKA DAN ISI POKOK DENGAN UUD HASIL DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959

JAWABAN
1LATAR BELAKANG LAHIRNYA DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959 A. Latar Belakang 1. Kehidupan politik yang lebih sering dikarenakan sering jatuh bangunnya kabinet dan persaingan partai politik yang semakin menajam. 2. Kegagalan konstituante dalam menyusun Undang-undang dasar 3. Terjadinya gangguan keamanan berupa pemberontakan bersenjata di daerah-daerah B. Konsepsi Konsepsi Demokrasi terpimpin Presiden Soekarno yang disampaikan pada tanggal 21 Februari I957 berisi: 1. Bahwa Demokrasi Liberal secara barat tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia karena itu harus diganti dengan Demokrasi Terpimpin 2. Dibentuknya kabinet gotong royong yang terdiri dari wakil-wakil dari partai-partai ditambah dengan golongan fungsional. 3. Dibentuknya Dewan Nasional yang beranggotakan wakil-wakil partai dan golongan fungsional dari masyarakat C. Keluarnya Dekrit Dekrit Presiden 5 Juli 1959, terdiri dari: 1. Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945. 2. Pembubaran Badan Konstitusional 3. Membentuk DPR sementara dan DPA sementara D. Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin 1. Bentuk pemerintahan Presidensial Ir. Soekamo sebagai Presiden dan Perdana menteri dengan kabinetnya dinamakan Kabinet Kerja. 2. Pembentukkan MPR sementara dengan penetapan Presiden No. 2 tahun 1959. Keanggotaan MPRS terdiri dari 583 anggota DPR ditambah dengan utusan-utusan daerah dan 200 wakil-wakil golongan. 3. Pembentukkan DPR sementara berdasarkan penetapan Presiden No.3 tahun 1959 yang diketuai oleh Prcsiden dengan 45 orang anggotanya. 4. Pembentukkan Front Nasional melalui penetapan Prcsiden No.13 tahun 1959. tertanggal 31 Desember 1959. Tujuan Front Nasional

adalah: a. Menyelesaikan Revolusi Nasional b. Melaksanakan pembangunan semesta nasional c. Mengembalikan Irian Barat dalam wilayah RI. Front Nasional banyak dimanfaatkan oleh PKI dan simpatisannya sebagai alat untuk mencapai tujuan politiknya. 5. Pembentukkan DPRGR Presiden Soekarno pada 5 Maret 1959 melalui penetapan Presiden No.3 tahun 1959 membubarkan DPR hasil Pemilu sebagai gantinya melalui penetapan Presiden No.4 tahun I960 Presiden membentuk DPRGR yang keanggotaannya ditunjuk oleh Soekarno. 6. Manipol USDEK Manifesto politik Republik Indonesia (Manipol) adalah isi pidato Presiden Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1959. Atas usul DPA Manipol dijadikan GNHN dengan Ketetapan MNPRS No. 1 MPRS/I960, Menurut Presiden Soekano intisari dari Manipol ada lima yaitu : UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin dan Kepribadian Indonesia. Disingkat menjadi USADEK. Berkembang pula ajaran Presiden Soekano yang dikenal dengan NASAKOM (Nasionalisme, Agama dan Komunis). 7. Berdasarkan Keputusan Presiden No.200 dan 201 tahun 1960 Presiden membubarkan Partai Masyumi dan PSI dengan alasan parea pemimpin partai tersebut mendukung pemberontakan PRRI/Permesta. E. Keadaan Ekonomi Mengalami Krisis, terjadi kegagalan produksi hampir di semua sector. Pada tahun 1965 inflasi mencapai 65 %, kenaikan harga-harga antara 200-300 %. Hal ini disebabkan oleh a). penanganan dan penyelesaian masalah ekonomi yang tidak rasional, lebih bersifat politis dan tidak terkontro. b). adanya proyek merealisasikan dan kontroversi. F. Politik Luar Negeri 1. Indonesia berpartisipasi aktif dalam mcrintis pendirian Gerakan Non Blok sehingga terlaksana KTT Non Blok 1 di Beograd Yugoslavia pada tahun 1961. 2. Pelaksanaan politik luar negeri NEFO (New Emerging Forces). Politik NEFO-OLDEFO ditempuh Presiden Soekarno dengan Menlu Dr. Soebadrio bertujuan melakukan konfrontasi terhadap OLDEFO (Old Established Forces). Indonesia dan Negara-negara komunis termasuk Blok NEFO berhadapan dengan Negara-negara Eropa Barat dan Amerika yang termasuk Blok OLDEFO. 3. Konfrontasi dengan Malaysia, Presiden Soekarno mengumandangkan Dwi Komando Rakyat pada 3 Mei 1934 yang isinya : (1) Perhebat Ketahanan Revolusi Indonesia (2) Bantu perjuangan rakyat Malaysia membebaskan diri dari Nekolim Malaysia. Akibat Konfrontasi dengan Malaysia Indonesia menyatakan diri keluar dari PBB pada 7 Januari 1965. PEMILU PERTAMA 1. Pemilihan Umum (Pemilu) yang semula telah direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Januari 1946 belum terlaksana terus karena setelah Indonesia merdeka negara dihadapkan pada ancaman baik dari NICA maupun gangguan dari dalam negeri. Setelah kita berdaulat secara penuhpun Pemilu belum juga dapal dilaksanakan karena mengalami kesulitan untuk melaksanakanya akibat sering berganti-gantinya cabinet. Baru pada masa pemerintahan kabinet Burhanudin Harahap Pemilu dapat dilaksanakan. 2. Sistem yang dipergunakan menurut UU No. 7 tahun 1953 adalah sistem proporsional dasar pemikirannya adalah untuk memberikan kesempatan kcpada partai-partai politik yang ada terutama partai politik kecil untuk memperoleh kursi di DPR dan Konstituante. 3. Dalam Pemilu I dilakukan dua kali pemungutan suara yakni : a). untuk memilih anggota DPR dan b). memilih Konstituante yang bertugas untuk menyusun Undang-Undang Dasar. 4. Kampanye Pemilu 1955 sudah dilakukan sejak kabinet Ali Sastroamidjojo 1 berkuasa atau dua tahun sebelum Pemilu dilaksanakan. Tema kampanye yang diketengahkan didominasi oleh perdebatan antara partai pemerintah dengan partai-partai oposisi dan persoalan-persoalan mengenai ideology kepartaian. 5. Pada 29 September 1955 diselenggarakan Pemilu untuk memilih anggota DPR untuk diperebutkan 272 Kursi. Dengan perhitungan bahwa satu orang anggota DPR mewakili 300.000 orang penduduk. Pada tanggal 15 Desember 1955 diadakan Pemilu untuk memilih anggota Konstituante yang berjumlah 542 orang. 6. Dalam Pemilu 1 ini

muncul empat partai politik yang meraih suara terbanyak yaitu : Nama Partai,jumlah kursi,DPR,Konstitusi,PNI,57,119,Masyumi,56,112,NU,45,91,PKI,45 Konferensi Pendahuluan 1. Konferensi Kolombo80 KONFRENSI ASIA AFRIKA dilaksanakan pada 28 April 20 Mei 1954. Membicarakan perjuangan rakyat Vietnam melawan penjajahan Perancis. 2. Konferensi Bogor, dilaksanakan pada 28-29 Desember 1954. Tercapai kesatuan pandangan untuk mengadakan Latar Belakang KAA 1.Konferensi bangsa-bangsa Asia Afrika di Bandung. Terjadinya Perang Dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur 2. Masih banyaknya Negara-negara di kawasan Asia Afrika yang belum merdeka 3. Lemahnya persatuan dan solidaritas antar negara-negara yang berkembang Pelaksanaan KAA 1. Dilaksanakan dari tanggal 18-25 April 1955 di Bandung 2. Pembukaan KAA dimulai pukul 09.00 WIB tanggal I8 April 1955 di Gedung Merdeka Bandung oleh Presiden Soekarno. 3. Sidang-sidang selanjutnya dipimpin oleh Ketua Konferensi yakni Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo. 4. Peserta yang diundang sebanyak 30 negara yang hadir sebanyak 29 negara dari kawasan Asia Afrika. 5. Menghasilkan piagam yang Pengaruh KAA 1.disebut Dasa Sila Bandung (Bandung Declaration) Mengilhami Negara-negara yang masih terjajah untuk memperjuangkan kemerdekaannya dan mempengaruhi pendapat internasional di PBB. 2. Meningikatnya kerjasama dan semangat solidaritas di kalangan bangsa-bangsa Asia Afrika 3. Medasari terbentuknya Gerakan Non Blok PROGRAM BENTENG 1. Pembatasan Impor dan pemberian lisensi bagi importir Indonesia 2. Pemberian kredit bagi importir Indonesia 3. Perusahaan Benteng harus memiliki modal minima 70% dari pengusaha pribumi 4. Import Benteng diseleksi melalui menteri perekonomian : - Pengusaha Baru di sektor impor Mempunyai status hokum - Modal minimal Rp.100 000 menjadi Rp.250.000 (1953) Mempunyai kantor dan pegawai yang memadai Dua Fase Program Benteng Fase pertama, masa kekuasaan tiga kabinet pertama yang terdiri dari golongan moderat (Masyumi, PNI danPSI) 1. Rasionalitas dan Realitas dalam merencanakan kebijakan 2. Efisiensi memperkecil pengeluaran dan anggaran belanja secara realitas 3. Konsolidasi Bank dan menggalakkan Koperasi 4. Pembangunan industri-Impor Fase kedua, terbentuknya kabinet yang didominasi oleh sayap nasionalis radikal dari PNl (Kabinet Ali Sastroamidjojo) 1. Menaikkan posisi Indonesia 2. Indonesiasi yang lebih tegas dengan menaikkan alokasi impor 80-90% dari hanya 37,9%. 3. Munculnya Model Ali Baba Korupsi. 4. Pengangkatan pegawai negeri dari Jawa ditempatkan di luar Jawa. 5. Pcngusaha Benteng hanya 700 pada masa Kabinet Natsir Mulai tahun 1954 Infalasi meningkat tinggi, mata uang Indonesia mengalami peningkatan jumlah yang tidak proposional. Nilai di pasar bebas merosot tajam, laju inflasi rata-rata Rp. 1140 terhadap Dolar AS menjadi Rp. 2350 pada bulan Juni 1953, Rp.2700 pada bulan Juni 1954 dan Rp.4600 pada bulan Juni 1955. Indeks harga dari 44 jenis barang impor di Jakarta meningkat sekitar 59,5%. Harga beras melonjak 42,3% antara bulan Agustus 1953-Juni 1955. Selain itu juga harga komoditi ekspor utama yaitu karet dan minyak. Banyaknya pasar gelap dan pembiayaan Operasi Militer.

2 Setelah keluarnya Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 terjadi beberapa perkembangan politik dan ketatanegaraan di Indonesia.

a. Pembentukan Kabinet Kerja, dengan programnya yang disebut Tri Program, isinya: 1) memperlengkapi sandang pangan rakyat, 2) menyelenggarakan keamanan rakyat dan negara, serta 3) melanjutkan perjuangan menentang imperialisme untuk mengembalikan Irian Barat. b. Penetapan DPR hasil pemilu 1955 menjadi DPR tanggal 23 Juli 1959. c. Pembentukan MPRS dan DPAS. Tugas MPRS adalah menetapkan GBHN. Sedangkan tugas DPAS adalah sebagai penasihat atau memberi pertimbangan pada presiden. d. MPRS dan DPAS juga dibentuk BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) dan Mahkamah Agung (MA). BPK bertugas memeriksa penggunaan uang negara oleh pemerintah, MA berperan sebagai lembaga tinggi negara. e. Pembentukan DPR-GR. Pada tahun 1960, Presiden Soekarno membubarkan DPR hasil pemilu. Alasannya adalah penolakan DPR terhadap usulan Anggaran Belanja Negara yang diajukan presiden. Selanjutnya pada tanggal 24 Juni 1960, Presiden Soekarno membentuk DPRGR (DPR Gotong Royong). f. Pembentukan Dewan Perancang Nasional (Depernas) dan Front Nasional. Depernas bertugas menyusun rancangan pembangunan semesta yang berpola delapan tahun. Front Nasional tugasnya mengerahkan massa. Badan ini berperan penting dalam pengganyangan Malaysia dan pembebasan Irian Barat, terutama melalui Front Nasional Pembebasan Irian Barat (FNPIB). g. Penetapan GBHN. Manifesto Politik (Manipol) merupakan sebutan pidato Presiden Soekarno dalam peringatan hari Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1959. Pidato tersebut aslinya berjudul Penemuan Kembali Revolusi Kita. Oleh DPAS dalam sidangnya tanggal 23-25 September 1959, diusulkan agar Manipol ditetapkan sebagai GBHN. Manipol itu mencakup USDEK yang terdiri dari UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia. Manipol dan USDEK sering disebut dengan Manipol USDEK. Dalam Tap MPRS itu juga diputuskan bahwa pidato presiden Jalannya Revolusi Kita dan To Build the World a New (membangun dunia kembali) Menjadi pedoman pelaksanaan Manifesto Politik 3 Dekret Presiden 5 Juli 1959 adalah dekret yang dikeluarkan oleh Presiden Indonesia yang pertama,
Soekarno pada 5 Juli 1959. Isi dekret ini adalah pembubaran Badan Konstituante hasil Pemilu 1955 dan penggantian undang-undang dasar dari UUD Sementara 1950 dan tidak tertulis ke UUD '45.sedangkan uud 1945 UUD Negara adalah peraturan perundang-undangan yang tertinggi dalam Negara dan

merupakan hukum dasar Negara tertulis yang mengikat berisi aturan yang harus ditaati 4 UUD 1945 disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945.
Sejak tanggal 27 Desember 1949, di Indonesia berlaku Konstitusi RIS, dan sejak tanggal 17 Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kembali memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan secara aklamasi oleh DPR pada tanggal 22 Juli 1959.

Pada kurun waktu tahun 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen),yang

mengubah susunan lembaga-lembaga dalam sistem ketatanegaraan RepublikIndonesia. Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) yang dibentuk pada tanggal 29 April 1945, adalah Badan yang menyusun rancangan UUD 1945. Pada masa sidang pertama yang berlangsung dari tanggal 28 Mei sampai dengan tanggal 1 Juni 1945 Ir.Sukarno menyampaikan gagasan tentang "Dasar Negara" yang diberi nama Pancasila. Kemudian BPUPK membentuk Panitia Kecil yang terdiri dari 8 orang untuk menyempurnakan rumusan Dasar Negara. Pada tanggal 22 Juni 1945, 38 anggota BPUPK membentuk Panitia Kecil yang terdiri dari 9 orang untuk merancang Piagam Jakarta yang akan menjadi naskah Pembukaan UUD 1945. Setelah dihilangkannya anak kalimat "dengan kewajiban menjalankan syariah Islam bagi pemeluk-pemeluknya" maka naskah Piagam Jakarta menjadi naskah Pembukaan UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang bersidang pada tanggal 29 Agustus 1945. Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia disusun pada masa Sidang Kedua Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK). Nama Badan ini tanpa kata "Indonesia" karena hanya diperuntukkan untuk tanah Jawa saja. Di Sumatera ada BPUPK untuk Sumatera. Masa Sidang Kedua tanggal 10-17 Juli 1945. Tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-Undang Dasar RepublikIndonesia

Isi Dekrit 5 Juli 1959 Adapun isi dari dekrit presiden 5 Juli 1959 adalah:

Pembubaran Konstituante; Pemberlakuan kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950; Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya

You might also like