You are on page 1of 146

Bab 8 Konsep Nilai Waktu dari Uang

A. Nilai yang Akan Datang Uang yang akan datang dari satu jumlah uang atau suatu seri pembayaran pada waktu sekarang, yg dievaluasi dengan suatu tingkat bunga tertentu.

FV = P0+ SI= P0+ P0(i)(n) B. Nilai Sekarang Nilai sekarang merupakan nilai sejumlah uang yang saat ini dapat dibungakan untuk memperoleh jumlah yang lebih besar di masa mendatang. Misalkan P adalah nilai sekarang dari uang sebanyak A pada t tahun yang akan datang. Bila kemudian diumpamakan tingkat bunga adalah r, maka bunga yang dapat diperoleh dari P rupiah adalah :

I=P.r.t

dan uang setelah t tahun menjadi :

P + P.r.t = P (1 + rt)

Karena A adalah nilai uang sebanyak P pada t tahun mendatang, maka : P (1 + rt) = A atau

P = A/I + rt

Menghitung nilai pada waktu sekarang jumlah uang yang baru akan dimiliki beberapa waktu kemudian :

PV = FV / (1+i)n

Istilah yang digunakan : Pv Fv I n An SI P0 = Present Value (Nilai Sekarang) = Future Value (Nilai yang akan datang) = Bunga (i = interest / suku bunga) = tahun ke= Anuity = Simple interest dalam rupiah = pokok/jumlah uang yg dipinjam/dipinjamkan pada periode waktu

C. Nilai Masa Datang dan Nilai Sekarang Nilai ini merupakan jumlah uang yang diterima saat ini ( periode awal) atas dasar tingkat bunga tertentu dari suatu jumlah yang akan diterima untuk beberapa waktu yang akan datang. D. Annuitas 1. Anuitas biasa Anuitas biasa merupakan anuitas yang pembayaran atau penerimaannya terjadi pada akhir periode. 2. Anuitas terhutang Anuitas terhutang adalah anuitas yang pembayarannya dilakukan pada setiap awal interval. Awal interval pertama merupakan perhitungan bunga yang pertama dan awal interval kedua merupakan perhitungan bunga kedua dan seterusnya. 3. Nilai sekarang anuitas Nilai sekarang anuitas adalah nilai hari ini dari pembayaran sejumlah dana tertentu yang dilakukan secara teratur selama waktu yang telah ditentukan.Perhitungan nilai sekarang anuitas juga akan memberikan hasil yang berbeda jika anda melakukan investasi pada awal atau akhir tahun. 4. Nilai sekarang dari anuitas terhutang Nilai sekarang dari anuitas terhutang berguna untuk mengukur setiap pembayaran yang maju satu periode atau pembayaran pada awal tahun. 5. Anuitas abadi

Anuitas abadi adalah serangkaian pembayaran yang sama jumlahnya dan diharapkan akan berlangsung terus menerus. 6. Nilai sekarang dan seri pembayaran yang tidak rata Persamaan umum berikut ini bisa digunakan untuk mencari nilai sekarang dari seri pembayaran yang tak rata. Nilai sekarang anuitas abadi = PMTt adalah pembayaran ditahun t. Sehingga menjadi : PV= PMTt(PVIFr,t)

7. Periode kemajemukan tengah tahunan atau periode lainnya Bunga majemuk tahunan adalah proses aritmatika untuk menentukan nilai akhir dari arus khas atau serangkaian arus kas apabila suku bunga ditambahkan satu kali dalam setahun. Sedangkan bunga majemuk setengah tahunan adalah proses aritmatika untuk menentukan nilai akhir dari arus khas atau serangkaian arus kas apabila suku bunga ditambahkan dua kali dalam setahun. 8. Amortisasi pinjaman Salah satu penerapan penting dari bunga majemuk adalah pinjaman yang dibayarkan secara dicicil selama waktu tertentu. Termasuk didalamnya adalah kredit mobil, kredit kepemilikan rumah, kredit pendidikan, dan pinjaman-pinjaman bisnis lainnya selain pinjaman jangka waktu sangat pendek dan obligasi jangka panjang. Jika suatu pinjaman akan dibayarkan dalam periode yang sama panjangnya ( bulanan, kuartalan atau tahunan ), maka pinjaman ini disebut juga sebagai pinjaman yang diamortisasi. Referensi : http://imadeadyanta.blogspot.com/2010/11/materi-7-14-materi-8-tentang-konsep_18.html http://id.wikipedia.org/wiki/Anuitas http://candygloria.wordpress.com/2010/12/15/konsep-nilai-waktu-dari-uang/ http://aindua.wordpress.com/2010/11/17/konsep-nilai-waktu-dari-uang/
http://septaskundarian2.blogspot.com/2013/01/bab-8-konsep-nilai-waktu-dari-uang.html

Konsep Nilai Waktu dari Uang


Konsep Nilai Waktu Uang Investasi pada umumnya memerlukan jangka waktu yang panjang, untuk itu perlu dinilai apakah investasi tersebut dapat memberikan seberapa besar kelayakannya. Untuk itu perlu konsep nilai

wak tu uang time value of money dan beberapa metode penilaiannya. Nilai waktu uang pada dasarnya membahas tentang bunga interest menurut Riggs dkk yang dikutip Robert J.K. (1997) ada dua macam bunga, yaitu bunga biasa simple interest dan bunga majemukcompount interest 1.Bunga Biasa Bunga biasa adalah perhitungan bunga yang sederhana dengan menggunakan formula sebagai berikut. I=pin Keterangan : P = jumlah atau nilai sekarang F = jumlah atau nilai yang akan datang i = tingkat bunga pada suatu periode n = waktu Bila seseorang meminjam sejumlah uang P dengan bunga i maka uang yang harus dikembalikan adalah F (harga yang akan datang) = P + i = P + P i n P(1+in) Bunga Majemuk Bunga yang didapat pada suatu periode dibungakan lagi sehingga berlipat (majemuk) Bila dilihat dengan rumus menjadi Tahun pertama = F1 = P ( 1 + i ) Tahun kedua = F2 = F1 ( 1 + i ) = P (1+i)(1+i) = P (1+i)2 Tahun ketiga = F3 = F2 ( 1 + i ) = P (1+i)3 .. Tahun ke-n = Fn = P (1+i)n B.Nilai Sekarang Nilai sekarang present value menunjukkan berapa nilai uang pada saat ini untuk nilai tertentu di masa yang akan datang. Apabila sejumlah uang yang diinginkan A pada waktu 1 tahun lagi dan PV menunjukkan jumlah

uang yang ditabung serta i merupakan tingkat bunga, maka A = PV ( 1 + i ) PV = A : (1+i) TEKNIK ANALISIS INVESTASI Pada umumnya di dalam menganalisis suatu investasi dikenal ada 7(tujuh) model, di antaranya : 1. Intuisi 2. Metode periode pengembalian (payback period) 3. Metode rata-rata tingkat pengembalian akuntansi (average annual accounting rate of return) 4. Metode nilai bersih sekarang (net present value) 5. Indek provitabilitas (provitability index) 6. Metode tingkat kembalian internal; dan 7. MIRR METODE INTUISI Seringkali keputusan investasi yang dibuat oleh manajer didasarkan atas intuisi. Sikap seperti ini sering dilakukan oleh perusahaan yang relatif masih kecil. Banyak sekali manajer yang menyadari evaluasi subjektif mengenai berbagai alternatif dari pada membuat analisis keputusan kuantitatif yang terperinci. Faktor kunci keputusan mereka adalah derajat kepentingan atau kemampuan untuk menangguhkan proyek investasi. Tidak sedikit dari para manajer ini datang kepada para dukun atau paranormal ataupun para kiai. Dalam perusahaan yang menengah dan besar maka sangat sulit menerapkan konsep intuisi ini dan merupakan metode yang sulit untuk dibenarkan. Metode periode pengembalian (payback period method) Ini merupakan metode yang paling sederhana dan paling banyak dipakai dalam mengukur tingkat kewajaran atau kelayakan suatu proyek investasi. Metode ini tidak memasukkan unsur nilai waktu uang di dalam perhitungannya. Periode pengembalian didefinisikan sebagai banyaknya periode (tahun) yang diperlukan untuk menutup pengeluaran investasi yang dilakukan. Manakala usulan investasi diharapkan menghasilkan aliran kas yang jumlah setiap tahunnya sama maka metode ini dapat ditetapkan secara sederhana dengan cara membagi pengeluaran investasi awal dibagi jumlah aliran kas masuk Metode periode pengembalian mempunyai keuntungan tertentu, diantara-nya mudah menghitung

dan mudah dimengerti. Metode ini sangat tepat digunakan oleh proyek investasi yang mempunyai masa manfaat relatif pendek. Jika perekonomian suatu negara dalam situasi dan kondisi penerapan kebijaksanaan uang ketat, maka proyek yang tingkat periode pengembaliannya yang terpendeklah yang dipilih sebab akan menghasilkan tingkat kembali investasi yang lebih besar meskipun sangat terkait sekali dengan kesediaan dana. Dari uraian di atas telah disebutkan, sementara metode periode pengembalian mempunyai keuntungan akan tetapi juga kelemahan yaitu : 1. Metode ini mengabaikan nilai waktu dari uang (time value of money), di mana ini menyamakan uang yang akan diterima di masa yang akan datang uang pada saat ini, dalam hal ini tidak sesuai dengan prinsipyang sudah diakui oleh umum, yang menyatakan bahwa uang sekarang lebih jauh lebih berharga dan bermanfaat dari uang di masa yang akan datang (future value). 2. Sulitnya menerapkan periode pengembalian yang diinginkan. 3. Metode ini mengabaikan seluruh arus kas yang akan diterima setelah periode pengembalian telah sesuai dengan dana yang telah dikeluarkan dengan demikian dianggap gagal mempertimbangkan kondisi perekonomian usulan investasi. Metode Nilai Bersih Sekarang (Net Present Value Method) Jika pada 3 (tiga) metode pertama tidak memperhitungkan pengaruh waktu terhadap nilai uang maka pada pembahasan NPV ini dan selanjutnya pengaruh waktu terhadap nilai uang sudah dimasukkan ke dalam perhitungan. Dua metode yang paling banyak dipakai di dalam mengevaluasi manfaat ekonomis suatu usulan proyek investasi adalah metode periode pengembalian dan metode rata-rata tahunan tingkat kembali akuntansi, akan tetapi sayang mempunyai beberapa kelemahan dan kesukaran seringkali muncul ketika dihadapkan kepada proyek investasi yang dilematis. Untuk memberikan jalan keluar dari kelemahan dari dua metode tersebut di atas maka diperkenalknlah metode nilai bersih sekarang (net present value method) dan tingkat kembali internal (internal rate of return) suatu perusahaan. Untuk menerapkan metode nilai bersih sekarang dan metode tingkat kembali internal maka diperlukan beberapa langkah, yaitu: Langkah pertama. Menetapkan tarif bunga (diskonto) yang tepat. Menetapkan tarif bunga (diskonto) yang tepat kelihatannya mudah akan tetapi sebetulnya melalui proses perenungan dan pemikiran yang cukup panjang. Kesalahan di dalam menentukan tarif bunga (diskonto) akan berakibat cukup serius terhadap diterima atau ditolaknya suatu usulan proyek investasi yang akan kita lakukan. Diperlukan perses penjaringan dan pembandingan yang hati-hati, kira-kira berapa prosen suatu tarif bunga (diskonto) atau tarif diskonto itu dianggap layak dan wajar. Penetapan tarif bunga (diskonto) yang terlalu besar akan menyebabkan ditolaknya suatu usulan proyek padahal pihak lain menerimanya dan mengoperasionalkannya secara berhasil. Sedangkan menetapkan tarif bunga (diskonto) yang terlalu rendah akan menyebabkan suatu usulan proyek investasi diterima padahal pihak lain menolaknya. Tarif bunga (diskonto) akan menggambarkan tingkat kembali minimal yang akan diterima.

Meskipun demikian, tarif bunga (diskonto) yang tepat sangat tergantung, kepada derajat ketidakpastian suatu proyek investasi serta tingkat inflasi yang sedang melanda suatu negeri. Karena farif bunga (diskonto) merupakan titik tolak diterima atau ditolaknya suatu proyek investasi maka penetapan tarif bunga (diskonto) ini merupakan proses pengambilan keputusan yang paling rumit. Langkah kedua.Menghitung nilai sekarang dari aliran kas masuk bersih yang merupakan hasil diharapkan dari diterimanya suatu proyek investasi. Langkah ketiga. Menghitung nilai sekarang dari pengeluaran proyek investasi. Pengeluaran proyek Investasi yang dikeluarkan perusahaan seringkali tidak satu kali melainkan beberapa kali selama periode tertentu, misal selama satu tahun. Karena pengeluaran kas seringkali beberapa kali maka perlu ditarik ke awal periode, sehingga analisis akan dimulai dari titik awal yang sama, dan Langkah keempat. Mengurangkan nilai sekarang dari pengeluaran proyek investasi dari nilai sekarang aliran kas masuk bersih. Perbedaan atau selisih ini disebut dengan istilah nilai sekarang bersih (net present value), yang secara matematis dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut: CF1 CF2 CFn NPV = + + . . . + Io (1+k)1 (1+k)2 (1+k)n

n CFt NPV = Io t=1 (1+k)n di mana : NPV = Net Present Value ( Nilai Bersih sekarang) CFt = Arus kas pada tahun ke-t Io = Pengeluaran awal K = biaya modal

n = umur proyek t = 1,2,3,4 dst Pada metode NPV (nilai bersih sekarang) ini tolok ukur yang digunakan adalah sebagai berikut : Jika NPV 0, maka proyek diterima Jika NPV < 0, maka proyek ditolak TINGKAT KEMBALIAN INTERNAL (INTERNAL RATE OF RETURN) Diantara semua analisis investasi yang ada, analisis inilah yang paling sulit, akan tetapi untuk perusahaan menengah ke atas, justru analisis inilah yang paling banyak digunakan. Tingkat kembali internal (internal rate of return) didefinisikan sebagai tingkat diskonto riil yang terjadi karena adanya serangkaian aliran kas masuk terhadap pengeluaran awal investasi. Dengan kata lain, tingkat kembali internal adalah tingkat bunga (diskonto) yang akan menyebabkan nilai sekarang bersih sama dengan 0 (nol) sebab jika nilai sekarang bersih sama dengan nol, maka nilai sekarang aliran kas masuk akan, sama dengan nilai sekarang pengeluaran awal investasi. Jika pada metode nilai sekarang bersih (net present valtie) tingkat bunga (diskonto) ditetapkan terlebih dahulu, maka pada metode tingkat kembali investasi ini; dengan adanya serangkaian aliran kas masuk dan pengeluaran investasi awal akan diketahui tingkat bunga (diskonto) riilnya. Keputusan mengenai diterima atau ditolaknya proyek investasi tergantung kepada berapa tingkat bunga (diskonto) yang diinginkan. Jika terdapat berbagai proyek eksklusif satu sama lain maka yang akan diterima adalah proyek investasi yang mempunyai tingkat bunga (diskonto) yang tertinggi. Biasanya tingkat kembali investasi (IRR) diperbandingan dengan beban modal (BM = cost of capital), yang dipilih. Sehingga suatu proyek investasi diterima manakala IRR> COC, akan ditolak manakala IRR < COC. Rumus yang digunakan sama dengan nilai sekarang bersih (NSB), bedanya dalam metode tingkat kembali investai. (IRR), nilai i (bunga) tidak diketahui dan harus dicari. Persamaan untuk menghitung IRR adalah sebagai berikut : CF1 CF2 CFn + + . . . + Io = 0 (+IRR)1 (1+IRR)2 (1+IRR)n

n CFt

Io = 0 t=1 (1+k)n Maka Nilai IRR ini dapat diperkirakan dengan formula sebagai berikut: NPV1 IRR = i1 + - . (i2 - i1) sumber : google.com wilkipedia.com http://harisman.ngeblogs.com/
http://denobisnis.blogspot.com/2011/10/konsep-nilai-waktu-dari-uang_30.html

Konsep Nilai Waktu Uang ( Time Value of Money)


2013-01-08 20:37:00

Nilai Uang dapat berubah seiring berjalannya waktu, bisa itu turun maupun naik, pada umum nya sih nilai nya turun dari tahun ke tahun :). Pada tahun 2009 harga mobil Honda Jazz RS masih di kisaran di bawah 200 jutaan, sekitar 185 an juta an lah, nah 2 tahun kemudian tepat nya di tahun 2011, harga Jazz rally ke 220 an juta. Ada peningkatan harga / selisih sekitar 35 jutaan. Coba bayangkan dalam tempo kurang lebih jalan 3 tahun uang kita sejumlah 185 an juta tidak akan bisa membeli Honda Jazz RS tahun 2011. Nah begitulah kira-kira analogi nya, bahwa nilai uang pada Masa Sekarang (Present Value) tidaklah sama dengan nilai Masa Datang (Present Value).

Nah, berdasarkan konsep ini lah maka banyak orang berusaha melakukan Hedging (mempertahankan daya beli uang tersebut). Bisa dengan meng investasikan uang tersebut dengan harapan mendapatkan return (imbal-hasil) dengan jumlah tertentu untuk mempertahankan nilai / daya beli uang yang di investasikan tersebut. Salah satu contoh hedging adalah deposito dengan imbal-hasil berupa kupon/bunga. Bunga yang akan di bahas disini ada 2 jenis, yaitu bunga Periode Tunggal (Simple Interest) dan bunga Periode Majemuk. Bunga Periode Tunggal atau Simple di peroleh pada setiap akhir periode (jangka waktu tertentu) yang tidak mempengaruhi besarnya modal. Perhitungan bunga setiap periode selalu dihitung berdasarkan besarnya modal di awal (tetap). Bunga Periode Tunggal ini menggunakan hitungan yang sangat sederhana. Analoginya ketika meminjamkan sejumlah uang, kita sebut sajah Rp. 500.000 selama 1 tahun dengan suku bunga 7% p.a. 1 tahun kemudian uang tersebut akan kembali menjadi 535.000, dimana ada penambahan sebesar RP. 35.000. Uang sejumlah Rp. 35.000 tersebut adalah bunga (7%p.a) yang di bayarkan. Rumus :

Dimana : FV : Future Value atau Nilai Masa Datang Po : Nilai Pokok i : Nilai Pendapatan dari Bunga Rumus untuk menghitung Nilai Pendapatan dari Bunga adalah

Dimana : r : Tingkat Bunga t : Jumlah Periode Waktu

Implementasi contoh diatas : i = Rp. 500.000 x 0.07 x 1 = Rp.35.000 maka FV = Rp. 500.000 + Rp. 35.000 Rumus diatas dapat di singkat menjadi

Sehingga : FV = Rp. 500.000 (1 + 0.07) = Rp. 535.000 Perhitungan online simple interest dapat di coba disini

Bunga Periode Majemuk (Compound Interest) Dalam perhitungan Bunga Periode Majemuk (Compound Interest) ini bunga yang di peroleh pada akhir periode kemudian di Investasikan Kembali (Reinvestment) hingga modal awal bertambah tiap periode berakhir. Dengan bertambahnya modal awal tiap periode, bunga juga akan ikut bertambah. atau sering di sebut bunga-berbunga. Sebagai contoh duit yang di pinjamkan sebesar Rp. 500,000, dengan bunga 7% p.a, Maka rumusnya adalah :

Asumsikan di pinjam selama 3 tahun, maka uang tersebut akan menjadi Rp. 612,521.5, dimana uang sejumlah 112.521.5 merupakan return (imbal hasil) selama 3 tahun.

Perhitungannya FV : Rp. 500.000 (1 + 0.07)3 = Rp. 612,521.5 Atau lebih jelas lihat tabel di bawah ini:
Tahun Nilai 1 2 3 Rp. 535,000 Rp. 572,450 Rp. 612,521.5

http://blog.rajim.com/artikel/konsep-nilai-waktu-uang-time-value-of-money

KONSEP NILAI WAKTU DARI UANG

BAB 1 Konsep Nilai Waktu dari Uang 1.1 Pengertian dari KONSEP NILAI WAKTU DARI UANG . Konsep ini ADALAH KONSEP YANG MEMPERHATIKAN WAKTU DALAM MENGHITUNG NILAI UANG. ARTINYA UANG YANG DIMILIKI SESEORANG PADA HARI INI TIDAK AKAN SAMA NILAINYA DENGAN SATU TAHUN YANG AKAN DATANG . Waktu adalah uang, time is money. Anda tentu sudah sering mendengar pepatah ini. Ya, waktu memang berharga. Bahkan, faktor waktu juga bisa mempengaruhi nilai uang yang kita miliki. Karena itulah muncul konsep nilai waktu uang atau time value of money. Setiap investor mesti memahami konsep ini karena ia menjadi salah satu dasar dalam investasi dan manajemen keuangan. NILAI waktu uang atau time value of money adalah konsep yang menjabarkan bahwa uang yang tersedia pada saat ini lebih berharga dibandingkan uang dalam jumlah sama yang tersedia di masa yang akan datang. Soalnya, ada faktor bunga yang bisa membuat uang yang telah kita terima menjadi berbiak. Dus, semakin cepat uang itu kita terima, ia akan semakin berharga. Karenanya, Anda harus hati-hati saat membandingkan nilai uang yang Anda terima dalam waktu yang berbeda. Dalam hal ini, Anda harus memperhatikan faktor waktu dan bunga. 1.2 Contoh dari faktor waktu dan bunga Biar lebih jelas, mari kita ambil contoh. Mana yang lebih berharga uang Rp 1.000 yang Anda terima sekarang dan uang Rp 1.000 yang Anda terima tahun depan? Berdasarkan konsep nilai waktu uang, tentu saja uang Rp 1.000 yang Anda terima sekarang lebih berharga. Sebab, uang itu dapat menghasilkan bunga selama satu tahun ke depan. Misalnya, Anda membiakkan uang itu di deposito yang

memberikan bunga 5% per tahun. Berarti tahun depan, uang Rp 1.000 itu sudah berkembang menjadi Rp 1.050. Tapi, bagaimana jika yang dibandingkan adalah uang Rp 1.000 yang diterima saat ini dan uang Rp 1.050 yang diterima satu tahun lagi? Untuk membandingkan kedua angka yang berbeda itu, kita harus mencari kesetaraan nilai uang itu pada waktu yang sama. Kita bisa menggunakan waktu sekarang atau waktu satu tahun lagi. Jika kita menggunakan waktu yang akan datang, berarti kita harus membungakan uang yang diterima sekarang. Sebaliknya, jika kita menggunakan masa sekarang, kita harus mendiskon atau memotong uang yang akan diterima setahun lagi menggunakan faktor bunga. Tentu saja semuanya bergantung pada bunga yang berlaku. Makin tinggi bunga, makin tinggi nilai uang Rp 1.000 di masa depan. Tapi, makin tinggi bunga, makin rendah nilai Rp Rp 1.050 yang akan diterima satu tahun mendatang.? Untuk membandingkan nilai sejumlah uang yang kita terima saat ini dengan nilainya jika kita terima di masa yang akan datang, kita harus mencermati tingkat bunga yang berlaku di pasar. Semakin tinggi bunga, seperti bunga deposito perbankan, nilai uang yang kita terima saat ini akan semakin berharga. Sebab, dengan bunga yang tinggi, uang itu bisa berbiak lebih dengan cepat. UNTUK menghitung nilai waktu uang (time value of money), ada dua konsep yang sering dipergunakan. Yakni, konsep nilai tunai atau present value (PV) dan nilai di masa mendatang atau future value (FV).Nah, berdasarkan dua konsep itu, kita bisa menghitung nilai di masa mendatang dari sejumlah uang tunai saat ini. Tentu saja, asumsinya, uang itu diinvestasikan atau didepositokan di bank dengan tingkat bunga tertentu. Misalnya, uang tunai senilai Rp 1.000 saat ini Anda simpan di bank dengan bunga 10% per tahun. Pada akhir tahun, uang itu akan berbiak menjadi Rp 1.100 [1.000 x (1+10%)]. Nah, jika Rp 1.100 itu terus disimpan di dalam bank dalam beberapa periode, ia akan terus bunga. Inilah yang disebut bunga majemuk (compound interest). Nah, dalam menghitung nilai masa mendatang yang melibatkan investasi dalam beberapa tahun itu, kita bisa menggunakan rumus: PV (1+i)n, Huruf n adalah jumlah periode sedangkan huruf i adalah tingkat bunga tiap periode (dalam persen). Selain itu, kita juga bisa menghitung nilai tunai sekarang dari sejumlah uang yang akan diterima dalam suatu periode di masa yang akan datang. Misalkan, Anda akan menerima Rp 1.100 satu tahun mendatang. Dengan bunga yang berlaku 10% per tahun, artinya nilai Rp 1.100 itu, saat ini, akan bernilai Rp 1.000 [1.100/(1+10%]. Nah, jika perhitungan itu melibatkan periode yang lebih dari satu periode, rumusnya menjadi: FV/(1+i)n. Dengan kata lain, present value adalah kebalikan dari future value. Dus, bilang tingkat bunga adalah 5% per tahun, Rp 1.000 saat ini akan setara nilainya dengan Rp 1.050 yang kita terima setahun mendatang. Sebaliknya, nilai tunai Rp 1.050 yang kita terima satu tahun lagi, akan setara dengan uang Rp 1.000 yang kita terima di saat ini. Artinya, jika bunga yang berlaku lebih dari 5%, Rp

1.000 yang kita terima saat ini lebih tinggi Rp 1.050 yang kita terima satu tahun lagi.? Time Value of Money adalah nilai waktu dari uang, didalam pengambilan keputusan jangka panjang, nilai waktu memegang peranan penting . Misalkan uang Rp. 100.000 sekarang dapat berbeda dengan Rp. 100.000 yang akan diterima satu tahun yang akan datang. Jika seseorang disuruh untuk memilih apakah Rp. 100.000 lebih baik diterima sekarang atau satu tahun kemudian, maka ia tentu akan memilih uang tersebut sekarang karena jika ia memilih menerima uang tersebut sekarang, ia akan dapat menanamkannya untuk memperoleh pendapatan bunga selama satu tahun.

Dengan demikian setahun yang akan datang, ia akan menerima Rp. 100.000 ditambah pendapatan bunga selama satu tahun atas investasinya itu. Jika tingkat bunga majemuk sebesar 25% setahun, maka investasi Rp. 100.000 sekarang akan menjadi Rp. 125.000 setahun kemudian. Jadi uang sebesar Rp. 100.000 sekarang sama dalam nilai waktu Rp. 125.000 setahun kemudian pada tingkat suku bunga 25%. Begitu juga sebaliknya, Rp. 100.000 setahun kemudian adalah sama dengan Rp. 80.000 (Rp. 100.000/ 1250) sekarang, karena Rp. 80.000 ditambah bunga 25% sama dengan Rp. 100.000. Ini merupakan inti dari nilai waktu dari uang (time value of money). Oleh karena itu, seseoraang akan lebih menyukai menerima uang segera daripada ditunda kemudian hari dan ia akan mau menukarkan sejumlah uangnya sekarang dengan jumlah uang yang sama pada masa yang akan datang. Ia akan memegang prinsip bahwa jumlah uang yang akan datang harus lebih daripada jumlah sekarang. Konsep nilai waktu uang diperlukan oleh manajer keuangan dalam mengambil keputusan ketika akan melakukan investasi pada suatu aktiva dan pengambilan keputusan ketika akan menentukan sumber dana pinjaman yang akan dipilih. Suatu jumlah uang tertentu yang diterima waktu yang akan datang jika dinilai sekarang maka jumlah uang tersebut harus didiskon dengan tingkat bunga tertentu (discount factor). Konsep Nilai Waktu Uang Suatu jumlah uang tertentu saat ini dinilai untuk waktu yang akan datang maka jumlah uang tersebut harus digandakan dengan tingkat bunga tertentu ( Compound factor) 1. FUTURE VALUE : nilai uang diwaktu akan datang dari sejumlah uang saat ini atau serangkaian pembayaran yang dievaluasi pada tingkat bunga yang berlaku. 2. PRESENT VALUE : nilai saat ini dari jumlah uang di masa datang atau serangkaian pembayaran yang dinilai pada tingkat bunga yang ditentukan. Pvo = Po = FVn / ( 1 + i ) n atau Po = FVn [1/(1 + i)n]

3. ANNUITY : suatu rangkaian pembayaran uang dalam jumlah yang sama yang terjadi dalam periode waktu tertentu. Anuitas nilai sekarang adalah sebagai nilai i anuitas majemuk saat ini dengan pembayaran atau penerimaan periodik dan n sebagai jangka waktu anuitas. (1+i) n ] = A1 [ 1 {1/ (1+ i)n /i } ]SPVAn = A1 [( Anuitas nilai masa datang adalah sebagai nilai anuaitas majemuk masa depan dengan pembayaran atau penerimaan periodik dan n sebagai jangka waktu anuitas. (1+i) n 1 ] / iSFVAn = A1 [( Dimana : A1 : Pembayaran atau penerimaan setiap periode : Bunga BUNGA adalah sejumlah uang yang dibayarkan atau dihasilkan sebagai kompensasi terhadap apa yang dapat diperoleh dari penggunaan uang BUNGA SEDERHANABunga yang dibayarkan hanya pada pinjaman atau tabungan atau investasi pokoknya saja. FVn = Po [ 1 + (i) (n) ] BUNGA MAJEMUKBunga yang dibayarkan (dihasilkan) dari pinjaman (investasi) ditambahkan terhadap pinjaman pokok secara berkala. FVn = Po ( 1 + i ) n Dimana: FVn = future value tahun ke-n Po = pinjaman atau tabungan pokok i = tingkat suku bunga/ keuntungan disyaratkan n = jangka waktu Keputusan keuangan yang diambil pasti berpengaruh terhadap kuangannya untuk di masa datang. Keputusan besar, terutama yang berkaitan dengan keuangan (uang). Setiap harinya kita selalu dihadapi oleh pilihan-pilihan seputar keuangan. Keputusan itu terlihat adalah keputusan saat itu, tapi keputusan yang Kita ambil sekarang akan berdampak dalam jangka panjang. Jadi pertimbangkan baik-baik keputusan keuangan yang akan diambil. Bila dilihat dalam waktu panjang, kita mungkin tidak mengingat semua keputuan kecil yang kita ambil selama hidup kita. tapi satu hal yang menjadi rahasia terbesar dalam mengelola keuangan adalah kekuatan waktu dalam mengembangkan uang kita (nilai waktu terhadap uang). Dengan keterbatasan penghasilan bulanan dan aset diawal tentunya kita harus menyisihkan dana secara regular dari pendapatan kita setiap bulannya. Strategi ini dikenal dengan sebutan strategi dollar cost averaging. Lebih tepatnya, Strategi ini dilakukan dengan menginvestasi dana secara sistimatik dan berkesinambungan dalam jangka panjang. Secara esensi maka strategi ini sangat cocok bagi mereka yang memiliki perspektif perencanaan jangka panjang dan memiliki pemasukan regular setiap bulan dan sebagian dialokasikan untuk tujuan masa depan. Konsep nilai waktu uang sangat relevan dengan keputusan investasi jangka panjang, misalnya investasi pada aktiva tetap. Investasi pada aktiva tetap biasanya hasil pengembaliannya tidak sekaligus, melainkan bertahap dalam beberapa periode. Jumlah dana yang diterima satu tahun yang akan datang

nilainya lebih besar daripada jumlah dana yang sama tetapi diterima lima atau sepuluh tahun yang akan datang. Sehubungan dengan itu, dalam pengambilan keputusan investasi pada aktiva tetap nilai waktu uang sangat penting untuk dipertimbangkan.

Contoh Anuitas Anuitas merupakan satu arus (stream) kas yang tetap setiap periodenya. Beberapa contoh dari perhitungan anuitas dalam keuangan individu, misalnya cicilan bulanan kredit mobil atau rumah dan pembayaran biaya kontrak rumah bulanan. Arus kas ini bisa merupakan arus kas masuk sebagai pengembalian atas investasi maupun arus keluar yang dialokasikan sebagai tujuan investasi. Nilai masa depan anuitas memberikan nilai dari sebuah perencanaan tabungan yang dilakukan secara tetap baik besaran dan waktunya selama jangka waktu tertentu. Tahukah anda bahwa nilai uang yang sekarang tidak akan sama dengan nilai di masa depan. Ini berarti uang yang saat ini kita pegang lebih berharga nilainya dibandingkan dengan nilainya nanti di masa mendatang. Coba bayangkan ketika anda memiliki uang satu juta rupiah di tahun 1970. Dengan uang sebesar itu anda sudah bisa hidup mewah bagaikan milyuner di masa kini. Tahun 1990 uang satu juta sudah mengalami penurunan namun nilai wah dari uang satu juta masih termasuk lumayan dan dapat menghidupi keluarga secara wajar. Namun uang satu juta di masa sekarang jelas sudah tidak ada apaapanya. Orang yang kaya di jaman dulu disebut juga dengan sebutan jutawan, namun kini sebutan tersebut perlahan menghilang dan digantikan dengan sebutan milyuner. Jika kita melakukan investasi, maka konsep nilai waktu uang harus benarbenar dipahami dan dimengerti sedalam mungkin. Jangan sampai kita tertipu oleh angka-angka yang fantastis, namun di balik angka yang besar itu kenyataannya justru kerugian yang kita dapatkan. Contoh kasusnya adalah jika kita berinvestasi 10 juta rupiah untuk jangka waktu 20 tahun dengan total pengembalian atau return sebesar 50 juta rupiah. Jika kita lihat dari nilai sekarang 50 juta adalah angka yang fantastis dibandingkan dengan 10 juta. Namun setelah 20 tahun berikutnya belum tentu nilai 50 juta lebih baik dibandingkan dengan nilai 10 juta saat ini. Rumus Menghitung Nilai Waktu Uang 1. Rumus Nilai Masa Depan FV = Ko (1 + r) ^n Keteragan : FV = Future Value / Nilai Mendatang Ko = Arus Kas Awal r = Rate / Tingkat Bunga ^n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n) Contoh : Jika kita menabung 1 juta rupiah dengan bunga 10% maka setelah satu tahun kita akan mendapat :

FV = 1.000.000 (1 + 0,1) ^1 FV = 1.100.000 rupiah

2. Rumus Nilai Sekarang PV = Kn / (1 + r) ^n Keterangan : PV = Present Value / Nilai Sekarang Kn = Arus kas pada tahun ke-n r = Rate / Tingkat bunga ^n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n) Contoh : Jika di masa yang akan datang kita akan punya saldo sebesar 1,1 juta hasil berinvestasi selama satu tahun, maka uang kita saat ini adalah sebesar : PV = 1.100.000 / (1 + 0,1) ^1 PV = 1.000.000 rupiah Tambahan : 1 / (1 + r) ^n disebut juga sebagai discount factor.. Contoh 1 : Uang sekarang Rp 45.000,- nilainya akan sama dengan Rp45.000 pada akhir kalau kita tidak memperhatikan nilai waktu uang, maka nilai uangtahun sekarang adalah lebih tingi dari pada uang yang akan kita terima pada akhir tahun depan. Jadi bukan nilai uangnya yang berbeda melainkan nilai waktu dari uangya, akan lebih terasa manfaatnya saat membutuhkannya tahun ini daripada tahun depan. Contoh 2 : Uang sekarang Rp 30.000,- nilainya lebih tinggi daripada Rp 30.000 pada akhir tahun depan, kenapa : 1. Karena kalau kita memiliki uang Rp 30.000 sekarang dapat disimpan di Bank dengan mendapatkan bunga misal 10 % / tahun, sehingga uang tersebut akan menjadi Rp 33.000 2. Jadi uang sekarang Rp 30.000 nilainya sama dengan Rp 33.000 pada akhir tahun. ISTILAH YANG DIGUNAKAN : Pv = Present Value (Nilai Sekarang) Fv = Future Value (Nilai yang akan datang) I = Bunga (i = interest / suku bunga) n = tahun keAn = Anuity SI = Simple interest dalam rupiah P0 = pokok/jumlah uang yg dipinjam/dipinjamkan pada periode waktu
http://fihrisanirahmah.blogspot.com/2012/01/konsep-nilai-waktu-dari-uang.html

BAB 8 KONSEP NILAI WAKTU DARI UANG

NILAI YANG AKAN DATANG Future value (terminal value) adalah nilai uang yang akan datang dari satu jumlah uang atau suatu seri pembayaran pada waktu sekarang, yg dievaluasi dengan suatu tingkat bunga tertentu. FV = P0+ SI= P0+ P0(i)(n) NILAI SEKARANG PV = Kn / (1 + r) ^n Keterangan : PV = Present Value / Nilai Sekarang Kn = Arus kas pada tahun ke-n r = Rate / Tingkat bunga ^n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n).

ISTILAH YANG DIGUNAKAN : Pv = Present Value (Nilai Sekarang) Fv = Future Value (Nilai yang akan datang) I = Bunga (i = interest / suku bunga) n = tahun keAn = Anuity SI = Simple interest dalam rupiah P0 = pokok/jumlah uang yg dipinjam/dipinjamkan pada periode waktu

NILAI MASA DATANG FV = Ko (1 + r) ^n Keteragan : FV = Future Value / Nilai Mendatang Ko = Arus Kas Awal r = Rate / Tingkat Bunga

^n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n). ANNUITAS Yaitu suatu pembayaran berkala dari suatu jumlah yang tetap selama waktu tertentu. Nilai Majemuk Anuitas, Yaitu nilai anuitas yang akan diterima di waktu yang akan datang untuk periode tertentu. Rumus: Sn = a [(1 + i)n-1 + + (1 + i)1 + (1 + i)0+ Di mana: a adalah jumlah modal (uang) pada awal periode Sn adalah jumlah yang diterima pada akhir periode Nilai Tunai Anuitas, Yaitu nilai saat ini dari anuitas yang akan diterima di waktu yang akan datang selama periode tertentu. Rumus: 1 1 NT An = a [ ------- +1 + + * ------- ]n (1 + i) (1 + i) Amortisasi Pinjaman, Yaitu pembayaran tahunan untuk mengakumulasikan sejumlah dana (uang) di waktu yang akan datang. Rumus: Sn a = CVIF a Di mana: CVIF adalah compound value interest factor (jumlah majemuk dari suku bunga selama periode ke n) Penerimaan Tahunan dari Anuitas Rumus: Nilai Tunai Anuitas

a = PVIF Anuitas Di mana: PVIF adalah nilai sekarang dari tingkat bunga yang akan diterima selama periode tertentu. Nilai Tunai dari Penerimaan Yang Tidak Sama Rumus: Periode Penerimaan Faktor Bunga (1) 1 2 n A B C (2) PV IF th ke1 PV IF th ke2 PV IF th ken (3) = (2).(3) = (2).(3) = (2).(3)

Nilai (4)

- + Nilai tunainya ANUITAS BIASA Anuitas biasa (ordinary) adalah anuitas yang pembayaran atau penerimaannya terjadi pada akhir periode. Besar kecilnya jumlah bunga yang diterima kreditor tergantung pada besar kecilnya principal (modal), interest rate (tingkat bunga), dan jangka waktu: B = f (P.i.n), di mana: B= Bunga P= Principal (modal) i = interest rate (tingkat bunga) n = jangka waktu.

ANUITAS TERHUTANG Anuitas terhutang adalah anuitas yang pembayarannya dilakukan pada setiap awal interval. Awal interval pertama merupakan perhitungan bunga yang pertama dan awal interval kedua merupakan perhitungan bunga kedua dan seterusnya. Rumus dasar future value anuitas terhutang adalah : FVn = PMT ( FVIFAi,n ) ( 1 + i ) Rumus dasar present value anuitas terhutang adalah : PVn = PMT ( PVIFAi,n ) ( 1 + i )

Nilai sekarang anuitas Nilai sekarang anuitas adalah nilai hari ini dari pembayaran sejumlah dana tertentu yang dilakukan secara teratur selama waktu yang telah ditentukan.Perhitungan nilai sekarang anuitas juga akan memberikan hasil yang berbeda jika anda melakukan investasi pada awal atau akhir tahun , dimana rumus perhitungannya adalah : Jika dilakukan pada awal tahun , menjadi : PV anuitas = nilai investasi x Faktor PV x ( 1 + r ) Jika dilakukan pada akhir tahun , menjadi : PV anuitas = nilai investasi x Faktor PV Nilai sekarang dari anuitas terhutang Nilai sekarang dari anuitas terhutang berguna untuk mengukur setiap pembayaran yang maju satu periode atau pembayaran pada awal tahun dengan menggunakan formulasi : - An (Anuitas Terhutang) = PMT ( PVIFAk,n ) ( 1 + k ) Anuitas abadi Anuitas abadi adalah serangkaian pembayaran yang sama jumlahnya dan diharapkan akan berlangsung terus menerus. PV ( anuitas abadi ) = pembayaran / Tingakat suku bunga = PMT / i Periode Kemajemukan tengah tahunan atau periode lainnya Bunga majemuk tahunan adalah proses aritmatika untuk menentukan nilai akhir dari arus khas atau serangkaian arus kas apabila suku bunga ditambahkan satu kali dalam setahun. Sedangkan bunga majemuk setengah tahunan adalah proses aritmatika untuk menentukan nilai akhir dari arus khas atau serangkaian arus kas apabila suku bunga ditambahkan dua kali dalam setahun. NILAI SEKARANG DAN SERI PEMBAYARAN YANG TIDAK RATA Persamaan umum berikut ini bisa digunakan untuk mencari nilai sekarang dari seri pembayaran yang tak rata. Nilai sekarang anuitas abadi = PMTt adalah pembayaran ditahun t. Sehingga menjadi: PV= PMTt(PVIFr,t) PERIODE KEMAJEMUKAN TENGAH TAHUNAN ATAU PERIODE LAINNYA

Bunga majemuk tahunan adalah proses aritmatika untuk menentukan nilai akhir dari arus khas atau serangkaian arus kas apabila suku bunga ditambahkan satu kali dalam setahun. Sedangkan bunga majemuk setengah tahunan adalah proses aritmatika untuk menentukan nilai akhir dari arus khas atau serangkaian arus kas apabila suku bunga ditambahkan dua kali dalam setahun. AMORTISASI PINJAMAN Amortisasi adalah pengurangan nilai aktiva tidak berwujud, seperti merek dagang, hak cipta, dan lain-lain. Secara bertahap dalam jangka waktutertentu pada setiap periode akuntansi. Pengurangan ini dilakukan dengan mendebit akun beban amortisasi terhadap akun aktiva.
http://ulfahk.blogspot.com/2012/01/bab-8-konsep-nilai-waktu-dari-uang.html

Bab 8 Konsep Nilai Waktu dari Uang

BAB 8 KONSEP NILAI WAKTU DARI UANG


1. Nilai Yang Akan Datang (Future Value) Nilai yang akan datang adalah sejumlah nilai yang didapatkan atas bunga atau kemajemukan nilai pada masa sekarang. Kita mengetahui bahwa mendapatkan uang sebesar Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) saat ini akan lebih berharga dibandingkan uang sebesar Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) tiga tahun yang akan datang. Mengapa demikian? Karena Opportunity Cost dari menerima uang sebesar Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) di masa yang akan datang adalah bunga yang kita dapatkan bila kita memiliki uang sejumlah tersebut saat ini. Konsep future value akan dibedakan menjadi beberapa bagian berikut ini, yaitu : A. Perhitungan future value dengan bunga tunggal

fv = pv(1+i)n

dimana fv = nilai future value pv = nilai sekarang i n = bunga = tahun

B. Perhitungan future value dengan bunga majemuk

fv = pv(1+i/m)mn

dimana fv = nilai future value pv = nilai sekarang i n = bunga = tahun

m = periode dimajemukkan

C. Perhitungan future value dengan bunga majemuk dalam waktu yang sangat panjang

fv = pv(ei.n) Perhitungan diatas sering digunakan oleh para investor ketika menghitung investasinya dimasa yang akan datang. Kalangan lembaga keuangan juga sering menggunakan konsep penghitungan seperti ini.

2. Nilai masa datang dan nilai sekarang


A. Nilai Sekarang (Present Value)

Nilai sekarang adalah nilai sekarang dari pembayaran masa depan.Yang dilakukan adalah dengan pemajemukan terbalik. Present Value (nilai sekarang) merupakan kebalikan dari compound value (nilai majemuk) adalah besarnya jumlah uang, pada permulaan periode atas dasar tingkat bunga tertentu dari jumlah uang yang baru akan diterima beberapa waktu/periode yang akan datang. Tingkat diskonto (discount rate) adalah tingkat pengembalian atas suatu investasi beresiko sama yang akan didiskontokan. Perhitungan present value dengan bunga tunggal

pv = fv / (1+i)n

dimana pv = nilai sekarang fv = nilai future value i n = bunga = tahun

Perhitungan present value tersebut di atas dapat digunakan pada beberapa model perhitungan investasi seperti menghitung uang hasil investasi atau bisnis yang akan diterima beberapa tahun lagi dengan nilai saat ini, menghitung waktu lamanya investasi ditanamkan pada sebuah bisnis dan lain sebagainya. B. Nilai Masa Datang

FV = Ko (1 + r)n

dimana :

FV = Future Value / Nilai Mendatang Ko = Arus Kas Awal r = Rate / Tingkat Bunga

= Tahun Ke-n

3. Anuitas (Annuities) Anuitas dalam teori keuangan adalah suatu rangkaian penerimaan atau pembayaran tetap yang dilakukan secara berkala pada jangka waktu tertentu. Contohnya adalah bunga yang diterima dari obligasi atau dividen tunai dari suatu saham preferen. A. ANUITAS BIASA (ORDINARY) Adalah anuitas yang pembayaran atau penerimaannya terjadi pada akhir periode. Rumus dasar future value anuitas biasa adalah sebagai berikut :

FVn = PMT1 + in 1 i

Dimana : FVn = Future value (nilai masa depan dari anuitas pada akhir tahun ke-n) PMT = Payment (pembayaran anuitas yang disimpan atau diterima pada setiap periode) i = Interest rate (tingkat bunga atau diskonto tahunan) n = Jumlah tahun akan berlangsungnya anuitas

Rumus dasar present value anuitas biasa adalah sebagai berikut :

PVn = FVn1 1 ( 1 + i ) n i Dimana : PVn = Present value (nilai sekarang dari anuitas pada akhir tahun ke-n)

B. ANUITAS TERHUTANG Anuitas terhutang adalah anuitas yang pembayarannya dilakukan pada setiap awal interval. Awal interval pertama merupakan perhitungan bunga yang pertama dan awal interval kedua merupakan perhitungan bunga kedua dan seterusnya.

Rumus dasar future value anuitas terhutang adalah :

FVn = PMT ( FVIFAi,n ) ( 1 + i )

Rumus dasar present value anuitas terhutang adalah :

PVn = PMT ( PVIFAi,n ) ( 1 + i )

C. NILAI SEKARANG ANUITAS Adalah sebagai nilai anuitas majemuk saat ini dengan pembayaran atau penerimaan periodik dan n sebagai jangka waktu anuitas

PV = PMT Dimana : PV PMT n i = Nilai sekarang anuitas masa depan = Pembayaran anuitas yang disimpan atau diterima di akhir tahun = Jumlah tahun berlangsungnya anuitas = Tingkat diskonto tahunan (bunga)

D. ANUITAS ABADI Anuitas abadi (perpetuity) adalah suatu anuitas yang berlanjutuntuk selamanya ; yaitu sejak pertama kali setiap tahun investasi ini akan membayarkan jumlah dolar yang sama.

E. NILAI SEKARANG DAN SERI PEMBAYARAN YANG TIDAK RATA Dalam pengertian anuitas tercakup kata jumlah yang tetap, dengan kata lain anuitas adalah arus kas yang sama di setiap periode. Persamaan umum berikut ini bisa digunakan untuk mencari nilai sekarang dari seri pembayaran yang tak rata:

Nilai Sekarang Anuitas Abadi = Pembayaran/Tingkat Diskonto = PMT/r

Langkah 1. Cari nilai sekarang dari $ 100 yang akan diterima di tahun 1: $100 (0,9434) = $ 94,34

Langkah 2. Diketahui bahwa dari 2 tahun sampai tahun 5 akan diterima anuitas sebesar $ 200 setahun. Dicari dulu anuitas 5 tahun, kemudian kurangi dengan anuitas 1 tahun, sisanya adalah anuitas 4 tahun dengan pembayaran pertama yang diterima setelah tahun ke-2: Pvanuitas = $ 200(PVIFA(6%,5tahun))- $ 200 (PVIFA(6%,1tahun)) Pvanuitas = $ 200(PVIFA(6%,5tahun))- $ PVIFA(6%,1tahun) Pvanuitas= $ 200(4,2124-0,9434) Pvanuitas= $653,80

Langkah 3. Cari nilai sekarang dari $1000 yang akan diterima di tahun ke-7 $1000(0,6651) = $ 665,10

Langkah 4. Jumlahkan komponen-komponen yang diperoleh dari langkah 1 hingga langkah 3 tersebut: $ 94,34 + $ 653,80 + $ 665,10 = $1413,24

F. PERIODE KEMAJEMUKAN TENGAH TAHUNAN ATAU PERIODE LAINNYA Bunga majemuk tahunan adalah proses aritmatika untuk menentukan nilai akhir dari arus khas atau serangkaian arus kas apabila suku bunga ditambahkan satu kali dalam setahun. Sedangkan bunga majemuk setengah tahunan adalah proses aritmatika untuk menentukan nilai akhir dari arus khas atau serangkaian arus kas apabila suku bunga ditambahkan dua kali dalam setahun.

G. AMORTISASI PINJAMAN Merupakan suatu pinjaman yang akan dibayarkan dalam periode yang sama panjangnya ( bulanan, kuartalan, atau tahunan ). Digunakan untuk menghitung pembayaran pinjaman atau angsuran sampai jatuh tempo. Pinjaman yang dilunasi dengan cara ini , dengan pembayaran periodik yang sama jumlahnya, disebut pengangsuran pinjaman di amortisasi.

Sumber :

http://yunitha-kusumawaty.blogspot.com http://innecintya.blogspot.com www.google.com http://ocw.gunadarma.ac.id http://nugrohoedy007.blogspot.com/2013/01/bab-8-konsep-nilai-waktu-dari-uang.html

Nilai Waktu Uang


Nilai waktu uang merupakan konsep sentral dalam manajemen keuangan. Pemahaman nilai waktu uang sangat penting dalam studi manajemen keuangan. Banyak keputusan dan teknik dalam manajemen keuangan yang memerlukan pemahaman nilai waktu uang. Biaya modal, analisis keputusan investasi (penganggaran modal), analisis alternatif dana, penilaian surat berharga, merupakan contohcontoh teknik dan analisis yang memerlukan pemahaman konsep nilai waktu uang. Manajer keuangan juga perlu memahami konsep nilai waktu uang yang diperlukan dalam mengambil keputusan ketika akan melakukan investasi pada suatu aktiva dan pengambilan keputusan ketika akan menentukan sumber dana pinjaman yang akan dipilih.

Future Value
Future Value (FV) digunakan untuk menghitung nilai investasi yang akan datang berdasarkan tingkat suku bunga dan angsuran yang tetap selama periode tertentu. Untuk menghitung FV bisa menggunakan fungsi fv() yang ada dimicrosoft excel. Ada lima parameter yang ada dalam fungsi fv(), yaitu :

Rate, tingkat suku bunga pada periode tertentu bisa per bulan ataupun per tahun. Nper, jumlah angsuran yang dilakukan Pmt, besar angsuran yang dibayarkan. Pv, nilai saat ini yang akan dihitung nilai akan datangnya. Type, jika bernilai 1 pembayaran dilakukan diawal periode, jika bernilai 0 pembayaran dilakukan diakhir periode.

Contoh 1: Biaya masuk perguruan tinggi saat ini adalah Rp50.000.000, berapa biaya masuk perguruan tinggi 20 tahun yang akan datang, dengan asumsi pemerintah mampu mempertahankan inflasi satu digit, misal 8% per tahun, dengan menggunakan fungsi fv(), masukkan nilai untuk parameter-parameter yang ada sebagai berikut :

Rate = 8% Nper = 20 Pmt = 0, tidak ada angsuran yang dikeluarkan tiap tahunnya Pv = -50000000, minus sebagai tanda cashflow bahwa kita mengeluarkan uang Type = 0 Dari masukan diatas maka akan didapat nilai 233,047,857.19 Contoh 2: Setiap bulan kita menabung dibank sebesar 250.000, saldo awal tabungan kita adalah 10.000.000, bunga bank pertahun 6%, dengan asumsi tidak ada potongan bunga dan biaya administrasi, berapa uang yang akan kita dapat 20 tahun yang akan datang?, dengan menggunakan fungsi fv(), masukkan nilai untuk parameter-parameter yang ada sebagai berikut:

Rate = 6%/12, dibagi 12 karena angsuran 250.000 dilakukan perbulan Nper = 2012 = 240, dikali 12 karena angsuran dilakukan per bulan Pmt = -250000, nilai yang ditabungkan setiap bulan, minus sebagai tanda cashflow kita mengeluarkan uang

Pv = -50000000, minus sebagai tanda cashflow bahwa kita mengeluarkan uang Type = 0 Dari masukan diatas maka akan didapat nilai 148,612,268.55

Yang perlu diperhatikan dalam penggunakan fungsi fv() adalah satuan untuk parameter rate, nper dan pmt haruslah sama, jika satuannya bulan maka harus bulan semua, jika ada yang bersatuan tahun maka harus dikonversi ke satuan bulan.

Present Value
Present Value digunakan untuk untuk mengetahui nilai investasi sekarang dari suatu nilai dimasa datang. Untuk menghitung PV bisa menggunakan fungsi pv() yang ada dimicrosoft excel. Ada lima parameter yang ada dalam fungsi pv(), yaitu :

Rate, tingkat suku bunga pada periode tertentu bisa per bulan ataupun per tahun. Nper, jumlah angsuran yang dilakukan. Pmt, besar angsuran yang dibayarkan. Fv, nilai akan datang yang akan dihitung nilai sekarangnya. Type, jika bernilai 1 pembayaran dilakukan diawal periode, jika bernilai 0 pembayaran dilakukan diakhir periode. Contoh : Saat pensiun 25 tahun lagi saya ingin punya uang 1.000.000.000, berapakah nilai uang 1.000.000.000 saat ini, dengan asumsi pemerintah mampu mempertahankan inflasi satu digit, misal 8% per tahun, dengan menggunakan fungsi pv() masukkan nilai untuk parameter-parameter yang ada sebagai berikut :

Rate = 8% Nper = 25 Pmt = 0, tidak ada angsuran yang dikeluarkan tiap tahunnya Fv = 1000000000 Type = 0 Dari masukan diatas maka akan didapat nilai -146,017,904.91

Kenapa minus, sekali lagi itu sebagai tanda cash flow, untuk mendapatkan uang 1.000.000.000 25 tahun lagi maka saya harus mengeluarkan uang sebesar 146,017,904.91 saat ini atau dengan kata lain uang 1.000.000.000 25 tahun lagi sama nilainya dengan uang 146,017,904.91 saat ini, dengan asumsi inflasi konsisten sebesar 8% setiap tahun selama 25 tahun. Sama halnya dengan fungsi fv(), fungsi pv() harus menggunakan satuan yang sama untuk parameter rate, nper dan pmt, jika bersatuan tahun maka harus tahun semua, jika ada yang bersatuan bulan maka harus dikonversi ke satuan tahun.

Net Present Value (NPV)


NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskontokan pada saat ini.Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan.

Rumus yang digunakan


Arus kas masuk dan keluar yang didiskonkan pada saat ini (present value (PV)). yang dijumlahkan selama masa hidup dari proyek tersebut dihitung dengan rumus:

Rt/(1+i)t
dimana: t - waktu arus kas i - adalah suku bunga diskonto yang digunakan - arus kas bersih (the net cash flow) dalam waktu t

Arti perhitungan NPV


Pada tabel berikut ditunjukkan arti dari perhitungan NPV terhadap keputusan investasi yang akan dilakukan.

Bila... NPV > 0

Berarti... investasi yang dilakukan memberikan manfaat bagi perusahaan

Maka... proyek bisa dijalankan

NPV < 0

investasi yang dilakukan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan

proyek ditolak

NPV = 0

investasi yang dilakukan tidak mengakibatkan perusahaan untung ataupun merugi

Kalau proyek dilaksanakan atau tidak dilaksanakan tidak berpengaruh pada keuangan perusahaan. Keputusan harus ditetapkan dengan menggunakan kriteria lain misalnya dampak investasi terhadap positioning perusahaan.

Untuk lebih jelas ada baiknya dilihat dengan contoh perhitungan dibawah ini. Suatu proyek dengan dengan investasi sebesar Rp. 7,000 juta dan tingkat bunga yang relevan sebesar 18%. Proyek ini diharapkan akan menghasilkan nilai sebesar Rp. 9,000 juta. Maka berapakah besarnya net present value yang akan dihasilkan? PVpenerimaan = 9.000 / ( 1 + 0.18 )1 = Rp. 7,627 juta PVinvestasi = 7.000 / ( 1 + 0.18 )0 = Rp. 7,000 juta Maka Net Present Value yang dihasilkan adalah NPV = PVinvestasi + PVpenerimaan NPV = 7,000 + 7,627 = Rp. 627 juta Sehingga didapatlah rumus sebagai berikut: NPV = Ao + (A1 / (1 + r))

dimana, Ao = nilai awal investasi; A1 = nilai penerimaan dari investasi; r = tingkat suku bunga yang relevan. Berkaitan dengan investasi (modal) yang akan ditanamkan, maka diperlukan pedoman untuk dapat dengan bijak menilai investasi tersebut. Dan pedoman tersebut yang dapat dipakai sebagai panduan adalah:
Terima investasi yang diharapkan bilamana memberikan NPV positif. Terima investasi yang memberikan IRR yang lebih besar daripada tingkat keuntungan yang diisyaratkan.

Tentu saja penyajian konsep ini berlaku bilamana kondisi pasar uang dan pasar modal yang sempurna dengan catatan:
Tingkat suku bunga yang ada adalah stabil dan sama, tidak berfluktuatif. Tidak adanya pihak yang dominan untuk mempengaruhi pasar. Kondisi diluar transaksi keuangan yang ada adalah stabil.

Internal Rate of Return


IRR berasal dari bahasa Inggris Internal Rate of Return disingkat IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu proyek/investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar dari pada laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain (bunga deposito bank, reksadana dan lain-lain). IRR digunakan dalam menentukan apakah investasi dilaksanakan atau tidak, untuk itu biasanya digunakan acuan bahwa investasi yang dilakukan harus lebih tinggi dari Minimum acceptable rate of return atau Minimum atractive rate of return. Minimum acceptable rate of return adalah laju pengembalian minimum dari suatu investasi yang berani dilakukan oleh seorang investor. Cara perhitungan IRR

Posisi IRR ditunjukkan pada grafik NPV (r) ( dengan label 'i' pada grafik) IRR [1]merupakan suku bunga yang akan menyamakan jumlah nilai sekarang dari penerimaan yang diharapkan diterima (present value of future proeed) dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran untuk investasi. Besarnya nilai sekarang dihitung dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut:

NPV= Nn=0 Cn/(1+r)n


Contoh Bila suatu investasi mempunyai arus kas sebagaimana ditunjukkan dalam tabel berikut Tahun (n) 0 Arus (Cn) -4000

1200

1410

1875

1050

Kemudian IRR

dihitung dari

NPV= -4000 + 1200/(1+r)1 + 1410/(1+r)3 + 1875/(1+r)3 + 1050/(1+r)4 = 0.


Dalam kasus ini hasilnya adalah 14.3%. Perhitungan IRR praktis Untuk mempermudah perhitungan IRR, yaitu dengan mencoba suku bunga yang diperkirakan akan memberikan nilai NPV positif misalnya 10 % yang akan memberikan NPV sebesar 382 dan dilanjutkan dengan perhitungan NPV yang negatif, Misalnya pada 20 % akan memberikan NPV sebesar -429. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

IRR= Bunga rendah + (NPV/ NPV pada bunga rendah - NPV pada bunga tinggi)* ( bunga tinggi - bunga rendah)
atau disederhanakan

IRR=Ir + (NPV Ir/NPV Ir - NPV It) * (It - Ir)


dari data di atas akan diperoleh IRR Sebesar 14,71 %, angka ini sedikit berbeda dari hasil hitungan di atas karena merupakan perhitungan empiris, angka ini bisa diperbaiki kalau rentang bunga tinggi dengan bunga rendah lebih kecil.

Sumber: http://www.adibmubarrok.com/2008/06/future-value-dan-present-value/ http://belajarmanagement.wordpress.com/2009/07/29/konsep-net-present-value-dan-aplikasinya/ http://id.wikipedia.org/wiki/IRR http://id.wikipedia.org/wiki/NPV http://sulistyo-widodo.blogspot.com/2012/04/nilai-waktu-uang.html

Cara Menghitung Bunga Flat


Posted on 2 Agustus 2012 by admin 3 Comments

Bunga Flat Ada dua teknik utama dalam menghitung bunga kredit, yaitu bunga flat, dan bunga efektif. Untuk bunga efektif agar pembayaran lebih mudah biasanya dimodifikasi menjadi bunga anuitas. Bunga flat atau bunga tetap adalah perhitungan bunga yang paling mudah ditemui dan paling mudah dihitung. Dalam perhitungan bunga flat, bunga kredit dan cicilan pokok yang dibayar setiap bulannya tetap atau flat. Bunga flat biasanya dipakai untuk kredit konsumer berjangka pendek seperti kartu kredit, kredit multiguna, kredit tanpa agunan (KTA), kredit kendaraan bermotor, dll. Namun yang perlu diwaspadai, suku bunga flat terkesan lebih rendah dibanding suku bunga efektif. Padahal bila dihitung-hitung bunga flat bisa dua kali lebih besar dibanding bunga efektif atau bunga anuitas. Untuk lebih jelas, silakan lakukan simulasi di perbandingan bunga kredit, dan konversi bunga kredit. Perhitungan Bunga Flat Prinsip dari bunga flat adalah, cicilan pokok dan bunga per bulannya tetap. Misal:
P = pokok pinjaman i = suku bunga per tahun t = lama kredit dalam bulan

Maka:

Cicilan pokok per bulan = P / t Bunga per bulan = P x i / 12 Total bunga yang harus dibayar = P x i / 12 x t

Contoh kasus: Adi mendapatkan kredit KTA sebesar Rp 12.000.000,- dengan jangka waktu kredit 24 bulan. Bank pemberi KTA tersebut memberikan bunga setahunnya 11%. Berapakah angsuran per bulan yang harus dibayar?
P = Rp 12.000.000,i = 11% t = 24 bulan Cicilan pokok = Rp 12.000.000,- / 24 = Rp 500.000,Bunga = Rp 12.000.000,- x 11% / 12 = Rp 110.000,Angsuran per bulan = Cicilan pokok + Bunga = Rp 610.000,-

Kalkulator Bunga Flat

Kalkulator Suku Bunga Flat Untuk simulasi bunga flat lebih lanjut silakan gunakan kalkulator bunga flat. Keuntungan Perhitungan Bunga Flat

Mudah dihitung Setiap bulan pokok cicilan, bunga dan angsurannya tetap

Kerugian Perhitungan Bunga Flat


Suku bunga flat, kadang menipu konsumen karena terkesan lebih rendah Bunga total yang dibayar lebih banyak daripada dengan bunga efektif

http://www.simulasikredit.com/cara-menghitung-bunga-flat/

Cara Menghitung Bunga Efektif


Posted on 2 Agustus 2012 by admin 1 Comment

Selain bunga flat, perhitungan bunga yang banyak dipakai adalah bunga efektif. Bunga efektif banyak dipakai karena dirasa lebih fair perhitungan bunganya. Bunga hanya dihitung dari sisa pinjaman yang belum dikembalikan. Jadi bila kita sudah mencicil beberapa kali, maka bunga dihitung dari sisa pinjaman yang belum dicicil. Karena bunga yang dibayar semakin mengecil, maka angsuran per bulannya jadi semakin sedikit. Bunga efektif biasanya dipakai untuk kredit berjangka menengah sampai panjang misalnya KPR, kredit usaha, dll. Perhitungan Bunga Efektif Prinsip dari perhitungan bunga efektif, adalah cicilan pokok per bulannya tetap, dan bunga per bulan dihitung dari sisa cicilan yang belum dibayar. Misal:
P = pokok pinjaman i = suku bunga per tahun t = lama kredit dalam bulan

Maka:
Cicilan pokok per bulan = P / t Bunga bulan ke z = (P - ((z - 1) x Cicilan pokok )) x i / 12

Contoh kasus:

Budi meminjam uang di bank sebesar Rp 60.000.000,- dengan bunga kredit efektif 14% per tahun. Bank memberikan kredit dengan jangka waktu 60 bulan. Berapakah angsuran yang harus dibayar Budi?
P = Rp 60.000.000,i = 14% t = 60 bulan Cicilan pokok per bulan = Rp 60.000.000,- / 60 = Rp 1.000.000,Bunga bulan ke-1 = (Rp 60.000.000,- - (0 x Rp 1.000.000)) x 14% / 12 = 700.000,Cicilan bulan ke-1 = Rp 1.000.000,- + Rp 700.000,- = Rp 1.700.000,Bunga bulan ke-2 = (Rp 60.000.000,688.333,33 Cicilan bulan ke-2 = Rp 1.000.000,Bunga bulan ke-3 = (Rp 60.000.000,676.666,67 Cicilan bulan ke-3 = Rp 1.000.000,...... Bunga bulan ke-11 = (Rp 60.000.000,583.333,33 Cicilan bulan ke-11 = Rp 1.000.000,...dan seterusnya - (1 x Rp 1.000.000)) x 14% / 12 = + Rp 688.333,33 = Rp 1.688.333,33 Rp

Rp

Rp

- (2 x Rp 1.000.000)) x 14% / 12 = + Rp 676.666,67 = Rp 1.676.666,67 - (10 x Rp 1.000.000)) x 14% / 12 = + Rp 583.333,33 = Rp 1.583.333,33

Rp

Kalkulator Bunga Efektif

Kalkulator Bunga Efektif Untuk melakukan simulasi bunga efektif, silakan buka kalkulator bunga efektif. Kelebihan Bunga Efektif

Bunga tiap bulannya berkurang Bunga dihitung secara fair karena dihitung berdasar sisa pinjaman yang kita pakai

Kekurangan Bunga Efektif

Bunga efektif lebih sulit dihitung daripada bunga flat

http://www.simulasikredit.com/cara-menghitung-bunga-efektif/

Bagaimana Cara Menghitung Bunga Bank?


Browser anda tidak mendukung iFrame Rabu, 31 Oktober 2012 14:10 wib

Image : Corbis.com Saya merupakan salah satu nasabah di beberapa bank swasta. Namun, saya baru mengetahui, bahwa bunga yang diberikan kepada saya setiap bank berbeda-beda. Saya menyadari, di setiap bank menawarkan bunga yang bervariasi. Namun, yang saya ingin tahu adalah bagaimana cara menghitung bunga di masing-masing bank. Apakah ada standar tertentu yang menjadi patokan pembayaran bunga kepada nasabah? Nur Layla Afriyanti Sumenep, Jawa Timur. Jawaban Ibu Nur Layla, Ketika membuka rekening tabungan, memang ada baiknya Anda mengetahui cara menghitung bunga tabungan, karena metode perhitungan yang berbeda akan menghasilkan jumlah bunga tabungan yang juga berbeda. Dengan mengetahui cara perhitungan bunga tabungan, Anda dapat memperhitungkan berapa saldo minimum tabungan yang harus Anda pelihara agar pokok simpanan tidak terpotong oleh biaya administrasi bank. Hal-hal yang perlu diperhatikan 1. Sebelum Anda menabung, tanyakan metode perhitungan bunga yang diberlakukan oleh bank tersebut. 2. Suku bunga tabungan dapat berubah sewaktuwaktu, karena itu suku bunga ini disebut suku bunga mengambang atau floating rate. 3. Beberapa bank menetapkan suku bunga tabungan tetap untuk jangka waktu tertentu (fixed rate). 4. Atas bunga tabungan yang diperoleh akan dikenakan pajak sesuai ketentuan berlaku.

Beberapa bank menerapkan jumlah hari dalam satu tahun 365 hari, namun ada pula yang menerapkan jumlah bunga 360 hari. Kendati demikian, seperti dikutip dari edukasi perbankan Bank Indonesia, secara umum ada 3 metode penghitungan bunga tabungan, yaitu: a. Berdasarkan saldo terendah Pada metode ini, bunga dalam satu bulan dihitung berdasarkan saldo terendah dalam bulan tersebut. Bunga dihitung dengan rumus : saldo terendah, dikalikan suku bunga tahunan, dikalikan hasil pembagian jumlah hari dalam satu bulan per 365. b. Berdasarkan saldo rata-rata Pada metode ini, bunga dalam satu bulan dihitung berdasarkan saldo rata-rata dalam bulan berjalan. Saldo rata-rata dihitung berdasarkan jumlah saldo akhir tabungan setiap hari dalam bulan berjalan, dibagi dengan jumlah hari dalam bulan tersebut Bunga dihitung dengan rumus : Saldo rata-rata harian, dikalikan suku buga tabungan per tahun, dikalikan hasil penjumlahan hari dalam bulan berjalan per 365. c. Saldo harian. Pada metode ini bunga dihitung dari saldo harian. Bunga tabungan dalam bulan berjalan dihitung dengan menjumlahkan hasil perhitungan bunga setiap harinya. Misalkan bunga tabungan yang berlaku adalah sebagai berikut : Saldo di bawah Rp5 juta, bunga = 3 persen Saldo Rp5 juta ke atas, bunga = 5 persen Cara perhitungan bunga: Tgl 1 : Rp.1 Juta x 3 % x 1 365 Tgl 2 : Rp.1 Juta x 3 % x 1 365 Tgl 3 : Rp.1 Juta x 3 % x 1 365 Tgl 4 : Rp.1 Juta x 3 % x 1 365 Tgl 5 : Rp.6 juta x 5 % x 1 365 dan seterusnya

= 82,19 = 82,19 = 82,19 = 82,19 = 821,92

Berdasarkan cara perhitungan di atas, bunga tabungan Anda selama bulan Juni adalah Rp.33.616,44 . http://economy.okezone.com/read/2012/10/31/192/711651/bagaimana-cara-menghitung-bunga-bank

You are not logged on.


English

Simulasi Perhitungan Bunga Transaksi Kartu Kredit*

Simulasi Perhitungan Bunga Transaksi Kartu Kredit


Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran No.14/34/DASP/2012, efektif 1 Januari 2013, suku bunga terbaru 2,95% per bulan atau 35,4% per tahun untuk pembelanjaan ritel dan penarikan uang tunai, berlaku untuk semua tipe Kartu Kredit yang diterbitkan oleh HSBC Indonesia.

Tanggal Billing Tanggal Jatuh Tempo

: 12 Februari 2013 : 6 Maret 2013

Suku Bunga (%) Jumlah hari dalam 1 tahun Saldo Awal Jumlah yang dibayar

35,40% per tahun 360 1.117.588,111.759,-

No 1 2 3 4

Keterangan Pembelian Biaya Bunga Biaya Pembayaran Materai Rp Rp Rp Rp

Jumlah 126.280,68.763,5.000,6.000,-

Tgl. Mulai Tgl Berhenti 29 Dec 12 16 Jan 13 16 Jan 13 16 Jan 13 5 Feb 13 5 Feb 13 5 Feb 13 5 Feb 13

Jumlah Hari 39 21 21 21

Besar Biaya Bunga Rp 4.842,84,Rp 1.419,96Rp 103,25,Rp 123,90,-

5 Tagihan Saldo Awal Tagihan Setelah 6 Pembayaran 7

Rp

911.545,- 16 Jan 13

5 Feb 13 12 Feb 13 Biaya Bunga

21 7

Rp 18.823,40,Rp 7.692,73,Rp 33.006,08,-

Rp 1.117.588 ,- 6 Feb 13

1 (126.280x35,4%x39/360) 2 (68763x35,4%x21/360) 3 (5000x35,4%x21/360) 4 (6000x35,4%x21/360)

5 (911545x35,4%x21/360) 6 (1117588x35,4%x21/360) 7 (4842,84+1419,96+103,25+123,9+18823,4+7692,73)

http://www.hsbc.co.id/1/2/personal_in_ID/kartu-kredit/info-kartu/simulasi-perhitungan-bunga

Metode Perhitungan Bunga Kredit


Posted on Jumat, 16 Mei 2008 | 63 Komentar

Metode perhitungan bunga dikenal 2 cara, flat dan efektif. Dengan metode flat, bunga dihitung dari plafond pinjaman. Sedangkan pada metode efektif bunga dihitung dari sisa kredit. Pada metode flat, bunga dihitung dari prosentasi bunga dikali pokok pinjaman/plafond. Atau ditulis sebagai: (P * i * t) : jb , dimana P adalah plafon, i adalah suku bunga per tahun, t adalah jumlah tahun jangka waktu kredit dan jb adalah jumlah bulan jangka waktu kredit. Dengan metode efektif, bunga dihitung prosentase bunga dikali saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya. Dapat ditulis sebagai: SP * i * (30/360) , dimana SP adalah saldo pokok bulan sebelumnya, i adalah suku bunga per tahun, 30 adalah jumlah hari dalam sebulan, 360 adalah jumlah hari dalam setahun. Karena saldo pokok terus berkurang tiap bulan, bunga yang dibebankan juga semakin kecil sehingga angsuran juga semakin kecil. Ada juga metode anuitas yang merupakan modifikasi dari metode efektif. Perbedaannya dengan metode efektif adalah angsuran/cicilannya akan tetap sepanjang jangka waktu kredit. Dengan metode anuitas, bank akan menghitung angsuran pokok dan bunga sehingga didapatkan nilai angsuran yang harus dibayar tiap bulan. Angsuran pokok akan semakin besar dan bunga semakin kecil sehingga angsuran akan bernilai tetap.

Untuk simulasi, misalnya digunakan plafond kredit 24juta dengan jangka waktu 2 tahun dan bunga 10% setahun. Asumsinya tidak ada perubahan persen bunga selama jangka waktu kredit. Dengan menggunakan perhitungan bunga didaptkan hasil seperti screenshotberikut:

Dari simulasi nampak bahwa metode efektif memberikan nilai total angsuran yang paling kecil. Jumlah total angsuran yang dibayar dengan flat paling tinggi dibanding anuitas dan efektif. Metode anuitas dan flat memberikan nilai angsuran yang tetap selama kredit. Sifat Suku Bunga Selain metode perhitungan bunga, ada lagi yang harus dipahami nasabah atau calon debitur yaitu sifat suku bunga. Di perbankan dikenal sifat bunga yang mengambang (floating) dan bunga tetap (fixed). Dengan bunga mengambang, suku bunga akan berubah ubah sesuai kodisi di pasar. Suku bunga umumnya akan spread beberapa persen di atas BI Rate. BI Rate adalah patokan yang ditetapkan pemerintah untuk besaran bunga bank. Sedangkan dengan bunga tetap, suku bunga akan tetap selama jangka waktu kredit atau sepanjang waktu tertentu yang disepakati. Disadur secara bebas dari program edukasi masyarakat Bank Indonesia.(ir/wp)
http://indrariawan.wordpress.com/2008/05/16/metode-perhitungan-bunga-kredit/

KONSEP NILAI WAKTU DARI UANG DAN EKIVALENSI PERUMUSAN BUNGA


A. Konsep Nilai Waktu Dari Uang Setelah saya meulis artikel sebelumya yaitu fungsi dari cash flow yang intinya hampir sama dengan konsep nilai waktu dari uang. Kita sepakat bahwa bahwa nilai nominal uang dimasa sekarang berbeda dimasa mendatang dan sebelumnya. Sebagai contoh jika kita digaji sebesar Rp.4000000,00/bulan pada tahun 2010 mungkin nilai nominalnya cukup untuk menghidupi kita. Jika kita hidup pada tahun 1980-an munkin kita sudah menjadi seorang miyuner dengan gaji yang sama yaittu sebesar Rp.4000000,00/bulan. Namun jika kita hidup pada tahun 2030 dengan gaji yang sama sebesar Rp.4000000,00/bulan mungkin nilainya berubah apakah nilai nominalnya berkurang atau meningkat. Jika kita ingin menginvestasikan uang kita, yang harus kita pahami secara mendalam yaitu prinsip konsep nilai waktu dari uang dan mampu menganalisa secara mendalam. Jangan kita tertipu dengan angka yang fantastis, namun dibalik angka yang besar itu kenyataannya justru kerugian yang kita dapatkan.

Sebagai contoh kasus, jika kita ingin menginvestasikan uang sebesar Rp.100 juta untuk jangka waktu 15 tahun dengan total pengembalian Rp.200 juta. Jika kita lihat nilai sekarang Rp.200 juta adalah angka yang fantastis dibandingkan dengan Rp.100 juta. Namun setelah 15 tahun Rp. 200 juta belum tentu nilai nominalnya sebesar Rp. 200 juta lebih baik dibandingkan Rp. 100 juta saat ini. Berikut adalah notasi-notasi yang digunakan dalam konsep nilai waktu dari uang: i = interest / bunga (%). n = periode (bias periode tahun atau bulan) P = Present value (present worth) adalah nilai uang pada saat dimulai proyek (pada saat sekarang) yaitu pembayaran yang hanya berlangsung sekali pada tahun ke-0. F = Future value (future worth) adalah pembayaran yang hanya berlangsung sekali pada tahun ke n (sembarang). A =Annual cash flow adalah pembayaran seri (tabungan) yaitu pembayaran yang terjadi berkali-kali tiap tahun dalam jumlah yang sama besar dilakukan tahun ke-1 sampai tahun ke-n sebesar A. G =Gradient yaitu pembayaran yang terjadi berkali-kali tiap tahun naik dengan kenaikan yang sama atau menurun secara seragam. Berikut adalah standar notasi-notasi faktor yang digunakan pada konsep nilai waktu dari uang:

Berikut adalah perhitungan menggunakan notasi standar:

B. Ekivalensi Perumusan Bunga Bunga adalah jumlah yang dibayarkan akibat kita menggunakan uang pinjaman. Suku bunga adalah ratio antara jumlah bunga yang dibayarkan terhadap jumlah pinjaman. Bunga dibagi menjadi dua yaitu bunga tunggal (simple interest) dan bunga majemuk (compound interest). Bunga tunggal (simple interest) adalah bunga yang dihitung dari pokoknya saja (sisa pokok yang belum dibayarkan). Nilai Majemuk (coumpaund value / ending amount) dari sejumlah uang merupakan penjumlahan dari uang pada permulaan periode. (Modal Pokok + Bunga pada periode tersebut). Atau menghitung jumlah akhir pada akhir periode dari sejumlah uang yang dimiliki sekarang. Berikut adalah contoh soal beserta jawaban dari ekivalensi: 1. Putri meminjam uang di bank sebesar $12000,- dipinjam dengan perjanjian akan dikembalikan dalam waktu 4 musim (tahun) dengan bunga 7%per musimnya. Bagaimana caranya Putri membayar hutang dalam waktu 4 musim? Solusi: Pengembalian uang sejumlah $12000,- dalam 4 musim dapat dilakukan dengan beberapa cara. Hanya saja si pengambil keputusan putri harus mengetahui kondisi ekonominya sendiri. Cara 1 : setiap akhir musim akan dibayar sebagian pokok pinjaman dan bunganya, karena jumlah

pinjaman $12000,- maka pokok yang dikembalikan setiap akhir tahun adalah $ 12000,- / 4 = $ 3000,-. Rencana pengembalian adalah sebagai berikut:

Dengan cara ini putri meminjam sebesar $12000 dikembalikan sebesar $14100 Cash flownya:

Cara 2: setiap musim hanya dibayar bunganya saja, sedangkan pokok dikembalikan pada akhir pinjaman. Rencana pengembalian adalah sebagai berikut:

Dengan cara ini putri meminjam sebesar $12000 dikembalikan sebesar $15360

Cash flownya :

Cara 3: Setiap musim tidak bayar apa-apa, baik bunga maupun pokok dibayar pada akhir musim. Rencana pengembalian adalah sebagai berikut:

Dengan cara ini putri meminjam sebesar $12000 dikembalikan sebesar $15729,552

Cash flownya:

Dari ketiga cara tersebut cara pertama adalah pengembalian uang yang paling murah karena setiap akhir musim akan dibayar sebagian pokok pinjaman dan bunganya. Namun itu tergantung si pengambil keputusan dan kondisi ekonominya.

jika ingin mendownload artikel "KONSEP NILAI WAKTU DARI UANG DAN EKIVALENSI PERUMUSAN BUNGA" silahkan download dibawah ini:

http://atterratotus.blogspot.com/2009/12/konsep-nilai-waktu-dari-uang-dan.html

tugas online spmPENGERTIAN EVALUASI PROYEK, ASPEK-ASPEKNYA DAN METODE MEMPEROLEH GAGASAN

Posted by | Posted in Uncategorized | Posted on 13-06-2012


0

PENGERTIAN EVALUASI PROYEK, ASPEK-ASPEKNYA DAN METODE MEMPEROLEH GAGASAN Evaluasi Proyek/studi kelayakan proyek (atau studi kelayakan bisnis pada proyek bisnis), merupakan pengkajian suatu usulan proyek (atau bisnis), apakah dapat dilaksanakan (go project) atau tidak (no go project), dengan berdasarkan berbagai aspek kajian. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah suatu proyek dapat dilaksanakan dengan berhasil, sehingga dapat menghindari keterlanjuran investasi modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Sedangkan GAGASAN adalah ide-ide yang muncul dalam sebuah kegiatan.Dari mana gagasan usaha itu muncul? Gagasan bisnis akan lebih mudah kita dapat apabila kita peka dan peduli terhadap diri kita sendiri, keluarga, teman, dan lingkungan masyarakat sekitar (mulai setingkat RT hingga nasional, bahkan internasional).Peduli kepada diri sendiri adalah bagaimana kita mengenali kemampuan, minat, bakat, dan lain sebagainya. Banyak wiraswastawan yang berhasil karena dia dapat memanfaatkan kemampuan/minat/bakat yang dimilikinya sendiri dikombinasikan dengan kejelian melihat peluang pasar. untuk mendapatkan Gagasan Usaha dibutuhkan rasa sensitivitas tinggi terhadap keadaan sekitar dan kejelian terhadap permintaan pasar. Hal-hal yang Perlu Dipertimbangkan dalam Menetukan Gagasan Usaha Setelah mendapatkan gagasan bisnis dan sebelum memulai bisnis, lakukan langkah sebagai berikut:

a. Lakukan pengamatan dan pendalaman mengenai seluk-beluk bisnis tersebut. Hal-hal yang harus diperhatikan pada langkah ini adalah: 1.) Bagaimana proses produksinya. 2.) Bagaimana kita mendapatkan bahan bakunya.

3.) Siapa calon pelanggan kita dan bagaimana karakteristiknya. 4.) Dimana kita akan memasarkan dan menjualnya. 5.) Bagaimana Pola pemasaran dan penjualannya. 6.) Pengamatan terhadap pengusaha yang sukses yang menjalank

b.

Lakukan Uji Coba dengan Cara Tes Pasar

Manfaat uji coba pasar adalah untuk mendapatkan umpan balik terhadap calon konsumen mengenai produk yang kita tawarkan. Misalnya kita membuat kue, sebelum dijual cobalah berikan secara gratis kepada tetangga dan lingkungan sekitar. Tentunya dalam jumlah yang terbatas yang sesuai dengan kemampuan kita. Mintalah pendapat dari tetangga atau lingkungan sekitar mengenai produk yang kita buat tersebut, enakkah, kurang manis atau bentuknya kurang menarik? Jadikan kritikan dan saran sebagai masukan berharga untuk melakukan perbaikan sedikit demi sedikit, sehingga produk kita benar-benar siap diluncurkan dengan skala yang lebih besar

c.

Susunlah rencana usaha.

Perencanaan ini bisa mencakup antara lain penetapan nama produk, packaging produk, proses produksi, jalur distribusi yang dipilih, modal tambahan yang diperlukan, orang-orang yang akan diajak bekerja sama, baik sebagai penanam modal, pegawai, ataupun penyalur produk. Juga pikirkan strategi pemasaran yang akan dijalankan misalnya dengan selebaran, brosur, katalog, melalui website, mailling list, atau iklan di media, organisasi sosial, dsb.

Dilihat dari kapan evaluasi dilakukan pada proyek, dapat dibedakan 4 jenis evaluasi proyek: Evaluasi terhadap usulan proyek yang akan didirikan (pre-project evaluation); Evaluasi terhadap proyek yang sedang dibangun (on-construction project evaluation); Evaluasi terhadap proyek yang telah dioperasionalisasikan (on-going project evaluation). Evaluasi terhadap proyek yang telah berakhir (post-project evalution study)

Hal-Hal yang Perlu Diketahui dalam Evaluasi Proyek: Ruang Lingkup Kegiatan Proyek Cara kegiatan proyek dilakukan Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan keberhasilan seluruh proyek Sarana yang diperlukan oleh proyek, menyangkut bukan hanya kebutuhan Hasil kegiatan proyek tersebut serta biaya-biaya yang harus ditanggung Akibat-akibat yang bermanfaat ataupun yang tidak dari adanya proyek tersebut. Langkah-langkah rencana untuk mendirikan proyek, beserta jadwal masing-masing kegiatan

Beberapa faktor menentukan intensitas studi evaluasi proyek: a. Besarnya dana yang ditanamkan: semakin besar dana yang ditanamkan, intensitas studi akan semakin mendalam. b. Tingkat ketidakpastian proyek: semakin sulit memperkirakan penghasilan penjualan, biaya, aliran kas, dan lain-lain, maka biasanya studi evaluasi proyek akan semakin hatihati. c. Kompleksitas elemen-elemen yang mempengaruhi proyek: semakin kompleks faktor-faktor yang mempengaruhi proyek, semakin hati-hati dan mendalam studi evaluasi proyek tersebut.

Lembaga-Lembaga yang Membutuhkan Evaluasi Proyek: Pemilik proyek (investor) dan calon mitra usaha Pihak penyedia pembiayaan (bank kreditur, perusahaan leasing, perusahaan modal ventura, underwriter bila melalui bursa efek, lembaga kredit ekspor barang modal, dan lembaga donor yang mungkin ikut membiayai proyek) Pemerintah

Dua tahap Evaluasi Kelayakan untuk meminimalkan biaya dan efektifitas kegiatan : Evaluasi Pendahuluan (Preliminary study atau Pre-evaluation study) Tujuannya : untuk mengetahui faktor-faktor pengambat kritis (critical factors) yang dapat menghambat jalannya operasi bisnis proyek yang akan dibangun. Kemungkinan keputusan dari tahap ini adalah pembatalan rencana investasi, revisi rencana investasi, atau meneruskan evaluasi rencana investasi proyek ke tahap berikutnya, yakni studi kelayakan proyek.

Evaluasi Kelayakan Proyek (Project Feasibility Study)

Fokus utama studi kelayakan proyek paling sedikit terpusat pada empat aspek: (1) Aspek pasar dan pemasaran terhadap barang atau jasa yang akan dihasilkan proyek (2)Aspek produksi, teknis dan teknologis (3)Aspek manajemen dan sumberdaya manusia (4) aspek keuangan dan ekonomi

B. DESAIN STUDI KELAYAKAN DAN ASPEK-ASPEK EVALUASI PROYEK Evaluasi Proyek mengkaji kelayakan proyek dari berbagai komponen proyek: pasar, internal perusahaan, dan lingkungan. Berikut desain studi kelayakan:

Bab 1. IKHTISAR / EXECUTIVE SUMMARY Deskripsi Obyek penelitian; Waktu penelitian, Anggota tim peneliti, Ringkasan hasil studi; dan Rekomendasi hasil studi.

Bab 2. ASPEK PASAR Bertujuan untuk mengetahui permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh proyek. Bentuk Pasar: Penjelasan aspek pasar produsen dan konsumen yang dipilih. Luas pasar, pertumbuhan permintaan dan market share dari proyek terhadap seluruh industri. Kondisi persaingan antar produsen dan siklus hidup produk: introduksi, bertumbuh, dewasa, atau menurun. Mengukur dan Meramal Permintaan dan Penawaran: Penjelasan kondisi permintaan dan penawaran produk sejenis, baik pada saat ini maupun prediksi masa mendatang.

Bab 3. ASPEK PEMASARAN Adalah kegiatan untuk menjual produk dan menciptakan hubungan jangka panjang (yang saling menguntungkan) dengan pelanggan. Menentukan ciri-ciri pasar yang akan dipilih (target market). Menentukan strategi untuk dapat meraih dan memuaskan pasar.

Bab 4. ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI Menentukan strategi dan teknologi produksi/operasi yang akan dipilih: A. Pemilihan strategi produksi. B. Pemilihan dan perencanaan produk yang akan diproduksi. C. Rencana kualitas. D. Pemilihan teknologi. E. Rencana kapasitas produksi. F. Perencanaan letak pabrik. G. Perencanaan tata letak (layout). H. Perencanaan jumlah produksi. I. Manajemen Persediaan. J. Pengawasan kualitas produk.

Bab 5. ASPEK MANAJEMEN Menentukan manajemen baik dalam konstruksi proyek maupun saat operasional rutin proyek yaitu dari : A. Pembangunan Proyek: 1. Perencanaan kegiatan, waktu, SDM, keuangan dan produk. 2. Pengorganisasian, termasuk struktur, bentuk dan prestasi organisasi. 3. Pengarahan dan motivasi, termasuk kepemimpinan. 4. Pengendalian, termasuk penentuan sistem pengendalian yang efektif. B. Operasionalisasi Proyek 1. Perencanaan kegiatan, waktu, SDM, keuangan dan produk. 2. Pengorganisasian, termasuk struktur, bentuk dan prestasi organisasi. 3. Pengarahan dan motivasi, termasuk kepemimpinan. 4. Pengendalian, termasuk penentuan sistem pengendalian yang efektif.

Bab 6. ASPEK SUMBERDAYA MANUSIA Menentukan peran SDM baik dalam konstruksi proyek maupun saat operasional rutin proyek Menjelaskan kajian terhadap sepuluh tahapan Manajemen SDM bagi dua kegiatan utama proyek, terdiri dari : A. Perencanaan SDM B. Analisis pekerjaan C. Rekrutmen, seleksi dan orientasi D. Produktivitas E. Pelatihan dan pengembangan F. Prestasi kerja G. Kompensasi H. Perencanaan karir

I. Keselamatan dan kesehatan kerja J. Pemberhentian

BAB 7. ASPEK EKONOMI, SOSIAL, DAN POLITIK Menjelaskan Pengaruh bagiamana kondisi lingkungan perekonomian, sosial dan politik daerah dan negara diperkirakan akan mempengaruhi rencana proyek, dari segi : A. Aspek Ekonomi (Sisi Rencana Pembangunan Nasional/Daerah, Distribusi Nilai Tambah, Investasi per tenaga kerja. B. Aspek Sosial C. Aspek Lingkungan Alam D. Aspek Politik

BAB 8. ASPEK KEUANGAN Menentukan pengaturan rencana keuangan: penghitungan perkiraan jumlah dana yang dibutuhkan, struktur pembiayaan yang paling menguntungkan, analisa keuangan kemampulabaan, aliran kas, dsb yang terdiri dari : A. Kebutuhan Dana dan Sumber Dana B. Biaya Modal (Cost of Capital) C. Analisis Kepekaan (Sensitivity Analysis) D. Kelayakan Finansial Proyek

C. IDENTIFIKASI KESEMPATAN BERUSAHA Langkah-langkah yang dapat digunakan untuk identifikasi kesempatan usaha dapat dilakukan dengan modus-modus berikut: .Mempelajari impor. .Menyelidiki keberadaan material lokal. .Mempelajari ketrampilan tenaga kerja. .Mempelajari industri. .Eksploitasi kemajuan iptek. .Mempelajari hubungan antar industri. .Menilai rencana/ program pembangunan.

.Melakukan pengamatan ditempat lain.

http://ciciyusmiati1.blog.esaunggul.ac.id/2012/06/13/tugas-online-spmpengertian-evaluasi-proyekaspek-aspeknya-dan-metode-memperoleh-gagasan/

Metode Penyusutan dan Amortisasi Fiskal


Published by admin on August 27th, 2012 06:47 AM | Pajak Penghasilan, Perhitungan Pajak, PPh Badan, SPT Tahunan

Salah satu faktor yang menentukan penghitungan PPh terutang dalam SPT Tahunan adalah biaya penyusutan dan amortisasi atas pengeluaran untuk perolehan harta berwujud (tangible assets) dan harta tak berwujud (intangible assets). Besarnya biaya penyusutan ini sangat tergantung pada metode penyusutan yang digunakan. Dalam praktek akuntansi terdapat beberapa macam metode penyusutan. Metode Penyusutan Pada dasarnya dalam ketentuan Pajak Penghasilan, Wajib Pajak menggunakan metode penyusutan garis lurus (straight line method). Pasal 11 ayat (1) UU PPh menyatakan bahwa penyusutan atas pengeluaran untuk pembelian, pendirian, penambahan, perbaikan, atau perubahan harta berwujud, kecuali tanah yang berstatus hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai, yang dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1(satu) tahun dilakukan dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang telah ditentukan bagi harta tersebut. Namun demikian, untuk harta berwujud selain bangunan, ketentuan Pajak Penghasilan memberikan alternatif pilihan metode penyusutan yaitu menggunakan metode saldo menurun (declining balance method). Hal ini berdasarkan ketentuan Pasal 11 ayat (2) UU PPh yang menyatakan bahwa penyusutan atas pengeluaran harta berwujud selain bangunan, dapat juga dilakukan dalam bagian-bagian yang menurun selama masa manfaat, yang dihitung dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku, dan pada akhir masa manfaat nilai sisa buku disusutkan sekaligus, dengan syarat dilakukan secara taat asas. Dengan demikian, untuk harta berwujud bangunan, hanya ada satu metode penyusutan, yaitu metode penyusutan garis lurus. Sementara itu, untuk harta berwujud selain bangunan, terdapat dua alternatif metode penyusutan, yaitu metode garis lurus dan metode saldo menurun. Penggunaan salah satu metode penyusutan tersebut harus dilakukan secara taat asas. Metode Amortisasi Amortisasi merupakan pengalokasian biaya perolehan harta tak berwujud yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun selama masa manfaat harta tak berwujud. Menurut ketentuan

Pasal 11A ayat (1) Undang-undang Pajak Penghasilan, metode amortisasi yang diperkenankan adalah:

dilakukan dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat (metode garis lurus/straight line method) dalam bagian-bagian yang menurun selama masa manfaat (metode saldo menurun/declining balance method)

Wajib Pajak dapat memilih salah satu metode amortisasi di atas dan dilakukan secara konsisten atau taat asas. Perubahan metode amortisasi harus mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak. Beberapa ketentuan lain tentang amortisasi adalah sebagai berikut:
1. Pengeluaran untuk biaya pendirian dan biaya perluasan modal suatu perusahaan dapat dibebankan pada tahun terjadinya pengeluaran atau diamortisasi. 2. Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan pengeluaran lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun di bidang penambangan minyak dan gas bumi dilakukan dengan menggunakan metode satuan produksi. 3. Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak penambangan selain yang dimaksud pada ayat (4), hak pengusahaan hutan, dan hak pengusahaan sumber alam serta hasil alam lainnya yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun, dilakukan dengan menggunakan metode satuan produksi paling tinggi 20% (dua puluh persen) setahun. 4. Pengeluaran yang dilakukan sebelum operasi komersial yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun, dikapitalisasi dan kemudian diamortisasi. http://spt-pajak.com/metode-penyusutan-dan-amortisasi-fiskal.html

Metode Depresiasi
Depresiasi bukanlah teknik untuk menilai aktiva tetap dan dengan melakukan depresiasi tidaklah otomatis perusahaan menyisihkan uang untuk membeli aktiva tetap. Faktor-faktor yang mempengaruhi depresiasi adalah: 1. cost dari aktiva tetap, 2. umur ekonomis aktiva tetap, 3. nilai residu, dan 4. pola penggunaan aktiva tetap. Terdapat beberapa metode depresiasi, yaitu:

Metode Garis Lurus Metode Saldo Menurun Metode Jumlah Angka Tahun Metode Unit Input

Metode Unit Output

Metode Garis Lurus

Dengan metode ini penyusutan tahunan dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu:

(cost-nilai residu) : umur

Misalkan nilai sebuah peralatan yang diperoleh tahun 2012 senilai Rp 16.000.000,00 dan masa manfaat ditentukan 5 tahun dengan nilai sisa Rp 1.000.000,00, besarnya penyusutan tahun 2012 dapat dihitung sebagai berikut: (16.000.000-1.000.000)/5 = Rp 3.000.000,00.

Ditentukan % penyusutan, kemudian penyusutan tahunan diperoleh dengan cara mengalikan % tersebut dengan cost yang disusutkan sebagai berikut:

1.Prosentase penyusutan tahunan = 100% : umur, jadi = 100% : 5 = 20%. 2.Dihitung penyusutan = 20% x (16.000.000 1.000.000) = Rp 3.000.000,00.

Metode Saldo Menurun

Pertama, tentukan prosentase penyusutan, biasanya dua kali prosentase penyusutan metode garis lurus. Dengan demikian jika ada mesin umurnya 5 tahun, maka tarif/prosentase penyusutan tahunannya adalah 2 x 100% : 5 = 40%. Setelah itu ditentukan nilai buku pada awal tahun. Nilai buku adalah saldo rekening aktiva tetap dikurangi dengan saldo rekening akumulasi penyusutan. Untuk tahun pembelian, karena akumulasi penyusutannya belum ada, maka nilai bukunya adalah sebesar harga perolehannya. Selanjutnya besarnya penyusutan satu tahun dihitung dengan cara mengalikan % penyusutan dengan nilai buku. Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2012 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan selama 5 tahun. Penyusutan tahun 2012, 2013, dan 2014 dapat dihitung sebagai berikut :
Tarif/prosentase penyusutan Penyusutan tahun 2012 = Rp 6.400.000 Penyusutan tahun 2013 = Rp 3.840.000 Penyusutan tahun 2014 = 40% x Nilai buku awal tahun 2003 = 40% x (16.000.000 6.400.000 3.840.000) = 40% x Nilai buku awal tahun 2002 = 40% x (Rp 16.000.000 Rp 6.400.000) = 2 x (100% : 5) = 40% = 40% x Nilai Buku

= 40% x Rp 16.000.000

Rp

2.304.000

Penyusutan tahunan dapat dicari dengan rumus lain yaitu menentukan Nilai Buku pada akhir tahun ke-n = cost x (1 tarif)n = Rp 16.000.000 x (1 0,4) n Nilai buku akhir tahun ke-3 = Rp 16.000.000 x = Rp 16.000.000 x 0,216 = Rp 3.456.000,00. Penyusutan tahun 2014 adalah 40% x Rp 3.456.000 = Rp 1.282.600,00. (1 0,4) 3

Metode Jumlah Angka-angka Tahun

Alokasi cost aktiva tetap dilakukan berdasarkan angka tahun penggunaan. Jika umur aktiva tetap adalah 5 tahun, maka tahun penggunaannya adalah tahun ke 1,2,3,4,5. Jumlah dari angka-angka tersebut akan dijadikan penyebut. Sementara itu pembilangnya adalah sisa umur dari masing awal tahun penggunaan. Pada awal penggunaan sisa umurnya masih lima tahun, oleh karenanya pembilangnya adalah 5. Setelah digunakan 1 tahun, maka pada awal tahun kedua sisa umurnya adalah empat tahun sehingga pembilangnya adalah 4. Demikian seterusnya untuk tahun ketiga, keempat, dan seterusnya. Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2012 dengan harga Rp 16.000.000 ditaksir masa manfaat 5 tahun dengan nilai residu Rp 1.000.000. Penyusutan tahun 2012, 2013, 2014, 2015, dan 2016 dapat dihitung sebagai berikut:
Tahun ke 1 2 3 4 5 Perhitungan 5/15 (16.000.000 1.000.000) 4/15 (16.000.000 1.000.000) 3/15 (16.000.000 1.000.000) 2/15 (16.000.000 1.000.000) 1/15 (16.000.000 1.000.000) Jumlah 5.000.000 4.000.000 3.000.000 2.000.000 1.000.000

Metode Unit Input

Alokasi cost aktiva tetap ke beban penyusutan tahunan digunakan jumlah input yang dikeluarkan (misalnya jam mesin) dalam suatu tahun dibandingkan dengan taksiran input (jam mesin) yang harus dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2012 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan selama 100.000 jam dengan nilai residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2012 digunakan selama 5.000 jam, maka penyusutan tahun 2012 adalah:

(5.000/100.000) x (Rp 16.000.000 Rp 1.000.000) = Rp 750.000

Metode Unit Output (Hasil)

Alokasi cost aktiva ke beban penyusutan tahunan menggunakan jumlah produk yang dihasilkan dalam suatu tahun dibandingkan dengan taksiran output (jumlah produk) yang akan dihasilkan sampai aktiva tetap tersebut diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2012 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan untuk membuat produk sebanyak 200.000 unit dengan nilai residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2012 digunakan selama 20.000 unit maka penyusutan tahun 2012 adalah:
(20.000/200.000) x (Rp 16.000.000 Rp 1.000.000) = Rp 1.500.000

http://accounting-08.blogspot.com/2012/03/metode-depresiasi.html

Metode Penyusutan (Depresiasi) Aktiva Tetap


Oleh Admin KeuLSM / Senin 21 Januari 2013 / 39 Tanggapan Nilai residu tidak selalu ada, ada kalanya suatu aktiva tidak memiliki nilai residu karena aktiva tersebut tidak dijual pada masa penarikannya alias di jadikan besi tua, hingga habis terkorosi. Tentu saja ini tidak dianjurkan, alangkah bagusnya jika di daur ulang.

Salah satu konsekwensi atas penggunaan aktiva tetap Penyusutan (depresiasi) merupakan salah satu konsekwensi atas penggunaan aktiva tetap, dimana aktiva tetap akan mengalami ke-aus-an atau penurunan fungsi. Apa Itu Penyusutan (depresiasi) aktiva tetap ?

Logika umum : Penyusutan merupakan cadangan yang nantinya digunakan untuk membeli aktiva baru untuk menggantikan aktiva lama yang sudah tidak produktif lagi . Bandingkan dengan yang dibawah ini : Logika Akuntansi : Penyusutan (Depreciation) adalah Harga Perolehan Aktiva Tetap yang di alokasikan ke dalam Harga Pokok Produksi atau Biaya Operasional akibat penggunaan aktiva tetap tersebut, atau ; Cost/Exepenses yang diperhitungkan (dibebankan) dalam Harga Pokok produksi atau biaya operasional akibat pengunaan aktiva di dalam proses produksi dan operasional perusahaan secara umum. Pencatatan (Jurnal) Atas Penyusutan : Bentuk Jurnalnya : [-Debit-]. Depreciation = xxxx [-Credit-]. Accumulated Depreciation = xxxx Saat pencatatan : Biasanya dicatat (dibukukan) pada saat penutupan buku (entah : akhir bulan, akhir kwartal, akhir tahun buku). Besar-nya : Dicatat sebesar nilai penyusutannya, tergantung berbagai faktor (lebih rincinya, lanjutkan ke sub pokok bahasan berikut ini). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Biaya Penyusutan
1. Harga Perolehan (Acquisition Cost) Harga Perolehan adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap biaya penyusutan. Mengenai Harga Perolehan telah kita bahas secara rinci pada artikel sebelumnya, yang belum membaca, silahkan [-baca-] 2. Nilai Residu (Salvage Value) Merupakan taksiran nilai atau potensi arus kas masuk apabila aktiva tersebut dijual pada saat penarikan/penghentian (retirement) aktiva. Nilai residu tidak selalu ada, ada kalanya suatu aktiva tidak memiliki nilai residu karena aktiva tersebut tidak dijual pada masa penarikannya alias di jadikan besi tua, hingga habis terkorosi. Tentu saja ini tidak dianjurkan, alangkah bagusnya jika di daur ulang. 3. Umur Ekonomis Aktiva (Economical Life Time) Sebagian besar, aktiva tetap memiliki 2 jenis umur, yaitu : - Umur fisik : Umur yang dikaitkan dengan kondisi fisik suatu aktiva. Suatu aktiva dikatakan masih memiliki umur fisik apabila secara fisik aktiva tersebut masih dalam kondisi baik (walaupun mungkin sudah menurun fungsinya). - Umur Fungsional : Umur yang dikaitkan dengan kontribusi aktiva tersebut dalam penggunaanya. Suatu aktiva dikatakan masih memiliki umur fungsional apabila aktiva tersebut masih memberikan kontribusi bagi perusahaan. Walaupun secara fisik suatu aktiva masih dalam kondisi sangat baik, akan tetapi belum tentu masih memiliki umur fungsional. Bisa saja aktiva tersebut tidak difungsikan lagi akibat perubahan model atas produk yang dihasilkan, kondisi ini biasanya terjadi pada aktiva mesin atau peralatan yang dipergunakan untuk membuat suatu

produk. Atau aktiva tersebut sudah tidak sesuai dengan jaman (not fashionable), kondisi ini biasanya terjadi pada jenis aktiva yang bersifat dekoratif (misalnya : furniture/mebeler, hiasan dinding, dsb).Dalam penentuan beban penyusutan, yang dijadikan bahan perhitungan adalah umur fungsional yang biasa dikenal dengan umur ekonomis. 4. Pola Penggunaan Aktiva Pola penggunaan aktiva berpengaruh terhadap tingkat ke-aus-an aktiva, yang mana untuk mengakomodasi situasi ini biasanya dipergunakan metode penyusutan yang paling sesuai.

Nilai residu tidak selalu ada, ada kalanya suatu aktiva tidak memiliki nilai residu karena aktiva tersebut tidak dijual pada masa penarikannya alias di jadikan besi tua, hingga habis terkorosi. Tentu saja ini tidak dianjurkan, alangkah bagusnya jika di daur ulang. Metode-metode Penyusutan (Depreciation Method) Ada berbagai metode penyusutan, hanya beberapa metode saja yang biasa dipergunakan. Berikut adalah 2 metode penyusutan yang paling banyak dipergunakan, karena paling mudah dan paling relevan dengan perlakuan akuntansi. 1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method) Konsep dasarnya : Metode ini menganggap aktiva tetap akan memberikan kontribusi yang merata (tanpa fluktuasi) disepanjang masa penggunaannya, sehingga aktiva tetap akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama dari periode ke periode hingga aktiva diarik dari penggunaannya. Metode ini termasuk yang paling luas dipakai. Untuk penerapan Matching Cost Principle, metode garis lurus dipergunakan untuk menyusutkan aktiva-aktiva yang fungsionalnya tidak terpengaruh oleh besar kecilnya volume produk/jasa yang dihasilkan. Misalnya : bangunan, peralatan kantor. Formula :

Atau dengan menggunakan rate prosentase, dengan formula :

Contoh Kasus : Sebuah mesin diperoleh pada tanggal 1 Januari 2007 dengan harga Rp 8,000,000 ditaksir memiliki umur ekonomis 8 tahun, dan apabila nanti ditarik diperkirakan besi tuanya dapat dijual seharga Rp 150,000. Tambahan informasi : Perusahaan menggunakan metode garis lurus. Beban penyusutan untuk tahun 2007, dihitungan dengan cara : Depreciation Cost = 12/12 x [(Rp 8,000,000-150,000) : 8] = Rp 981,250,-

Jika aktiva tetap tersebut diperoleh pada tanggal 05 Pebruari 2007, maka dihitung dengan cara = 11/12 x [(Rp 8,000,000 - 150,000) : 8] Jika diperoleh pada tanggal 20 Pebruari 2007, maka dihitung 10/12 x [(Rp 8,000,000 - 150,000) : 8] .dan seterusnya Jika tanpa nilai residu, maka variable nilai residu tidak diperhitungkan (lihat formula di atas). Atas pembebanan penyusutan ini dicatat sebagai berikut : [-Debit-]. Depreciation = Rp 981,250,[-Credit-]. Accumulated Depreciation = Rp 981,250,Jika aktiva tersebut diperoleh di awal tahun (01~14 Januari), maka tabel Jadwal Penyusutan Aktiva selama umur ekonomisnya, akan menjadi sebagai berikut :

Bandingkan kedua tabel di atas : Bagian mana yang berbeda ?. Pada tabel pertama (dengan memperkirakan adanya salvage value), di akhir tahun ke-8, terlihat masih ada NILAI BUKU (Book Value) aktiva sebesar Rp 150,000, INILAH YANG DISEBUT NILAI RESIDU (Salvage Value) dimana jika aktiva tersebut dijual pada akhir penggunaannya

nanti diperkirakan akan laku seharga Rp 150,000,-. Di sisi lainnya, biaya penyusutan yang dibebankan tidak sepenuhnya Rp 1,000,000 per tahunnya. Pada tabel kedua (dengan tidak memperkirakan adanya salvage value), pada akhir tahun ke-8, NILAI BUKU (Book Value) benar-benar Nihil (nol), artinya : perusahaan memperkirakan aktiva tersebut tidak akan menghasilkan arus kas (tidak bisa dijual) pada akhir masa penggunaannya nanti. Di sisi lain, penyusutan dibebankan sepenuhnya Rp 1,000,000 setiap tahunnya. 2. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method) Konsep Dasarnya : Aktiva tetap dianggap akan memberikan kontribusi terbesar pada periode diawal-awal masa penggunaanya, dan akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang semakin besar di periode berikutnya seiring dengan semakin berkurangnya umur ekonomis atas aktiva tersebut. Metode ini sesuai jika dipergunakan untuk jenis aktiva tetap yang tingkat kehausannya tergantung dari volume produk yang dihasilkan, yaitu jenis aktiva mesin produksi. Formula :

Contoh Kasus : Mempergunakan contoh kasus sebelumnya.. Cari rate penyusutan (d%) terlebih dahulu, perhatikan perhitungan dibawah :

Dengan menggunakan rate di atas, yaitu sebesar 39%, Jadwal Penyusutan menggunakan Declining Balance Method dapat dibuat, seperti dibawah :

Memperhatikan table di atas, dapat dilihat bahwa dengan menggunakan Metode Saldo menurun (Declining Balance Method), salvage value di akhir tahun ke delapanpun hasilnya kurang lebih sama dengan jika menggunakan Metode Garis Lurus (Straight Line Method) yaitu Rp 150,000. Hanya saja, jika kita perhatikan pada kolom Depreciation (penyusutan) nampak bahwa dengan menggunakan metode Saldo Menurun, harga perolehan yang dialokasikan ke dalam penyusutan (dibebankan pada Harga Pokok Penjualan) dialokasikan sebagian besar pada awal-awal penggunaan aktiva tersebut. Hal ini didasari oleh konsep yang dianut oleh metode ini, dimana suatu aktiva (khusunya mesin produksi) dianggap memberikan best performance diawal-awal penggunaannya. Jurnal pembebanan penyusutan pada methode ini sama saja dengan metode garis lurus. Catatan Penting :

Dimungkinkan untuk menggunakan metode yang manapun untuk jenis aktiva yang manapun, yang terpenting : (-). Metode apapun yang dipergunakan, hendaknya diterapkan secara konsisten. (-). Jika perusahaan mengganggap perlu melakukan perubahan atas metode penyusutan yang diterapkan, hendaknya dicantumkan dalam penjelasan atas sistem akuntansi yang dipergunakan pada laporan keuangan, disertai dengan alasannya.
- See more at: http://keuanganlsm.com/article/artikel-akuntansi/penyusutan-depresiasi-aktivatetap/#sthash.v76fyOS0.dpuf http://keuanganlsm.com/article/artikel-akuntansi/penyusutan-depresiasi-aktiva-tetap/

Rumus-rumus Fungsi Excel Berbagai Metode Penyusutan

Rumus-rumus Fungsi Excel Berbagai Metode Penyusutan


Oleh : Syarifuddin

Dalam excel tersedia beberapa formula rumus fungsi berkaitan dengan penyusutan. Anda tinggal memasukkan data-data berkaitan dengan sebuah aktiva, maka secara otomatis akan dihitung nilai penyusutannya. Adapun formula rumus fungsi dari beberapa metode penyusutan sebagai berikut.
1. Rumus fungsi Metode Penyusutan Garis Lurus : = SLN ( Cost ; Salvage ; Life )

2. Cost : harga perolehan Salvage : nilai sisa Life : umur aktiva


3. Rumus fungsi Metode Penyusutan Jumlah Angka Tahun : = SYD ( Cost ; Salvage ; Life ; Periode )

4. Cost : harga perolehan Salvage : nilai sisa Life : umur aktiva Periode : periode yang dicari
5. Rumus fungsi Metode Penyusutan Saldo Menurun : = DB ( Cost ; Salvage ; Life ; Periode ; Month)

6. Cost : harga perolehan Salvage : nilai sisa Life : umur aktiva Periode : periode yang dicari Mont : jumlah bulan dalam setahun
7. Rumus fungsi Metode Penyusutan Saldo Menurun Ganda : = DDB ( Cost ; Salvage ; Life ; Periode ; Factor )

8. Cost : harga perolehan Salvage : nilai sisa Life : umur aktiva Periode : periode yang dicari Factor : faktor
http://xclmedia.net/rumus-rumus-fungsi-berbagai-metode-penyusutan.html

metode pengukuran dan ramalan permintaan (studi kelayakan bisnis)


pengukuran dan peramalan permintaan merupakan pokok pokok bahasan pertama yang dilakukan dari keseluruhan aspek pasar hal ini dilakukan untuk keperluan melihat peluang peluang pemasaran yang tersedia dan menentukan sebagoan daripadanya untuk proyek yang diusulkan pengukuran permintaan adalah usaha untuk mengetahui permintaan atas suatu produk atau sekelompok produk dimasa yang lalu ataupun dimasa sekarang dalam satu set kondisi tertentu sedangkan peramalan permintaan merupakan usaha untuk mengetahu jumlah produk dimasa yang akan datang dalam kendala satu set kondisi tertentu pendekatan peramalan metode kuantitatif 1.time series model yang tidak emperhatikan sebab akibat atau hanya memperhatikan kecendrungan dari masa lalu 2.pendekatan yang memperhatikan sebab akibat atau pendekatan yang menjelaskan terjadinya suatu keadaan oleh sebab2 tertentu

prosedur peramalan tahapan prosedur peramalan 1. analisa ekonomi 2. analisa industri 3. analisa penjualan masa lalu 4. analisa peramalan permintaan 5. pengawasan hasil peramalan kendala pemilihan teknik peramalan beberapa kendala yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut 1. waktu yang hendak diinput 2. tingkah laku data 3. tipe model 4.biaya yang tersedia 5. tingkat ketepatan yang diinginkan 6. kemudahan penerapan
https://sites.google.com/site/roomofdhika/home/metode-pengukuran-dan-ramalan-permintaan-studikelayakan-bisnis

Kerangka Dasar (Sistematika) dalam Studi Kelayakan Bisnis


Kerangka dasar (sistematika) di dalam studi kelayakan bisnis meliputi aspek-aspek berikut: a. Pendahuluan b. Aspek pasar dan strategi pemasaran c. Aspek teknis dan teknologis d. Aspek manajemen dan operasi e. Aspek lingkungan f. Aspek finansial dan ekonomis g. Kesimpulan dan rekomendasi
http://fastkaya.blogspot.com/2010/12/kerangka-dasar-sistematika-dalam-studi.html

Studi Kelayakan Bisnis


Pernah saya berfikir ingin menuliskan materi kuliah di blog, karena menulis di buku udah sangat sering, jadi tidak ada salahnya toh menuliskannya di blog. Kan yang baca juga lebih banyak lagi, jadi bisa sharing iya toh... (hallah bhasa apaan dah...). Baiklah disini saya akan sharing tentang pendahuluan studi kelayakan bisnis. Sesuai yang saya dapat di perkuliahan (sok rajin, kuliah segala... haha).

Pengertian Studi Kelayakan Bisnis menurut Kasmir dan Jakfar (2003) adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha yang akan dijalankan, untuk menentukan layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan.tujuan utama dilakukan studi kelayakan bisnis ini tentunya yang akan berdiri bisa berjalan sesuai harapan baik dalam jangka pendek atau panjang serta untuk mengukur seberapa besar potensi usaha tersebut baik dalam situasi mendukung maupun situasi yang tidak mendukung. Nah, sedangkan menurut wikipedia pengertian dari studi kelayakan bisnis adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek, baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan keuangannya, dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan tidak dijalankan. Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. Faktor yang membuat studi kelayakan bisnis ini mengalami kesalahan diantaranya: data dan informasi yang didapat kurang lengkap,tidak teliti, salah perhitungan, pelaksanaan pekerjaan salah, kondisi lingkungan sekitar maupun unsur sengaja oleh pembuatnya. Beberapa persiapan sebelum menjalankan studi kelayakan bisnis:

1. 2. 3. 4.

Pengumpulan data dan informasi Pengolahan data Analisis data Pengammbilan keputusan

Manfaat studi kelayakan bisnis:

Pihak Investor Sebelum menanamkan modalnya di perusahaan yang akan dijalankan investor akan mempelajari laporan studi kelayakan bisnis yang telah dibuat, karena investor memiliki kepentingan langsung tentang keuntungan yang akan diperoleh dan jaminan modal yang akan ditanamkan.

Pihak Kreditor Sebelum memberikan kredit pihak bank perlu mengkaji studi kelayakan bisnis dan mempertimbangkan bonafiditas dan tersedianya agunan yang dimilliki.

Pihak Manajemen Perusahaan Sebagai leader manajemen perusahaan juga memerlukan studi kelayakan bisnis untuk mengetahui dana yang dibutuhkan, berapa yang dialokasikan dari modal sendiri, rencana pendanaan dari investor dan kreditor.

Pihak Pemerintah dan Masyarakat Perusahaan yang akan berdiri harus memperhatikan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah agar dapat diprioritaskan untuk dibantu oleh pemerintah.

Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi Penyusunan studi kelayakan bisnis perlu dianalisis manfaat yang akan didapat dan biaya yang ditimbulkan proyek terhadap perekonomian nasional, karena sedapat mungkin proyek dibuat demi tercapainya tujuan-tujuan nasional.

Penyusunan studi kelayakan bisnis perlu dianalisis manfaat yang akan didapat dan biaya yang ditimbulkan proyek terhadap perekonomian nasional, karena sedapat mungkin proyek dibuat demi tercapainya tujuan-tujuan nasional. Tahapan studi kelayakan bisnis Dalam melaksanakan studi kelayakan bisnis ada beberapa tahapan studi yang hendaknya dikerjakan, berikut beberapa tahapannya:

1. Penemuan Ide Agar dapat menghasilkan ide proyek yang dapat menghasilakan produk laku untuk dijual dan menguntungkan diperlukan penelitian yang terorganisasi dengan baik serta dukungan sumber daya yang memadai. Jika ide proyek lebih dari satu, dipilih dengan memperhatikan:

ide proyek sesuai dengan kata hatinya pengambil keputusan mampu melibatkan diri dalam hal-hal yang sifatnya teknis keyakinan akan kemampuan proyek menghasilakan laba.

Misalnya beberapa ide proyek yang lolos setelah dipilih adalah ide mengenai bisnis rental gaun pengantin, rental motor, rental computer. 2. Tahap Penelitian

Setelah ide proyek terpilih, dilakukan penelitian yang lebih mendalam dengan metode ilmiah:

mengumpulkan data mengolah data menganalisis dan menginterpretasikan hasil pengolahan data menyimpulkan hasil membuat laporan hasil

Misalnya: berdasarkan contoh diatas telah ditentukan 3 macam ide proyek. Selanjutnya, ketiga ide proyek dikaji melalui aspeknya secara cukup luas dan mendalam untuk mendapatkan masukan untuk mengevaluasi ide-ide tersebut. 3. Tahap Evaluasi yaitu membandingkan sesuatu dengan satu atau lebih standar atau kriteria yang bersifat kuantitatif atau kualitatif.hal yang dibandingkan dalam evaluasi bisnis adalah seluruh ongkos yang akan ditimbulkan oleh usulan bisnis serta manfaat atau benefit yang diperkirakan akan diperoleh. Ada 3 macam evaluasi:

mengevaluasi usaha proyek yang akan didirikan mengevaluasi proyek yang akan dibangun mengevaluasi bisnis yang sudah dioperasionalkan secara rutin

Setalah dilakukan evaluasi terhadap ketiga ide proyek diatas, misalnya, ternyata hanya dua ide proyek yang dianggap fisibel, yaitu rental motor dan rental computer. Dalam evaluasi bisnis yang akan dibandingkan adalah seluruh ongkos yang akan ditimbulkan oleh usulan bisnis serta manfaat atau benefit yang akan diperkirakan akan diperoleh. 4. Tahap Pengurutan Usulan yang Layak Jika terdapat lebih dari satu usulan rencana bisnis yang dianggap layak, perlu dilakukan pemilihan rencana bisnis yang mempunyai skor tertinggi jika dibanding usulan lain berdasar kriteria penilaian yang telah ditentukan. Dilakukan evaluasi terhadap kedua ide proyek, ternyata pengambilan keputusan hanya mampu mengerjakan satu ide proyek, misalkan ide proyek rental motor.

5. Tahap Rencana Pelaksanaan Setelah rencana bisnis dipilih perlu dibuat rencana kerja pelaksanaan pembangunan proyek. Mulai dari penentuan jenis pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga perencana, ketersediaan dana dan sumber daya lain serta kesiapan manajemen. Misalnya, setelah yang dipilih adalah rencana bisnis rental motor, maka pelaksanaan untuk membangun proyek bisnis rental motor serta rencana operasional rutinnya perlu disiapkan. 6. Tahap Pelaksanaan Dalam realisasi pembangunan proyek diperlukan manajemen proyek. Setelah proyek selesai dikerjakan tahap selanjutnya adalah melaksanakan operasional bisnis secara rutin. Agar selalu bekerja secara efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan laba perusahaan, dalam operasional perlu kajian-kajian untuk mengevaluasi bisnis dari fungsi keuangan, pemasaran, produksi dan operasi. Hasil evaluasi dapat dijadikan sebagai feedback bagi perusahaan untuk mengkaji ulang proses bisnis ini secara terus-menerus.

Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis Proses analisis setiap aspek saling keterkaitan antara satua spek dan aspek lainnya sehingga hasil analisis aspek-aspek tersebut menjadi terintegrasi. Sebagai misal, ketika seorang peneliti tengah menganalisis aspek keuangan, hendaknya dia memanfaatkan hasiol analissis aspek-aspek lain, walaupun tetap dimungkinkan mencari data yang dibutuhkan sesuai dengan kebutahannya langsung dari lapangan. Untuk lebih jelas lihat gambar berikut;

1. Aspek Pasar Pengkajian aspek pasar penting dilakukan karena tidak ada proyek bisnis yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang/jasa yang dihasilkan proyek tersebut. Pada dasarnya, analisis aspek pasar bertujuan antara lain untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan, dan market-share dari produk bersangkutan. Pembahasan aspek-aspek studi kelayakan diawali dengan aspek pasar dan pemasaran. Alasannya mengapa aspek ini diletakkan pada awal pembahasan sistematika studi kelayakan, antara lain:

o o

Produk yang dihasilkan perusahaan harus marketable. Jika tidak, sebaiknya kegiatananalisis studi kelayakan dihentikan. Kecenderungan permintaan atas produk yang akan dihasilkan harus menunjukkan adanya kenaikan. Jika menurun, sebaiknya proses studi kelayakan untuk pendirian dihentikan, kecuali jika tujuan objek studi adalah pengembangan. Kandungan material produk tidak mengandung unsur yang dilarang negara ataupun agama. Jika ada ditinjau dari aspek hukum, tidak akan direkomendasikan dan harus dihentikan. Aspek teknis dan kronologis sangat ditentukan oleh hasil rekomendasi aspek pasar, terutama yang berkaitan dengan pemilihan alat dan mesin.

2. Aspek internal Perusahaan Didalam aspek internal perusahaan terbagi atas beberapa aspek: Aspek pemasaran Kegiatan perusahan yang bertujuan menjual barang atau jasa yang di produksi perusahaan kepasar. Oleh karena itu, aspek ini bertanggung jawab dalam menentukan ciri-ciri pasar yang akan dipilih. Analisis kelayakan dari aspek ini yang utama dalam hal;

Penentuan segmen, target, dan posisi produk pada pasarnya. Kajian untuk mengetahui konsumen potensial, seperti perihal sikap, perilaku, serta kepuasaan mereka atas produk. Menentukan strategi kebijakan dan program pemasaran yang akan dilaksanakan.

Aspek Teknis dan Teknologi

Aspek teknis merupakan aspek yang berkenaan dengan pengoperasian dan proses pembangunan proyek secara teknis setelah proyek/bisnis tersebut selesai dibangun/didirikan. Berdasarkan analisis ini pula dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk start up cost/pra operasional proyek yang akan dilaksanakan. Studi aspek teknis dan teknologi akan mengungkapkan kebutuhan apa yang diperlukan dan bagaimana secara teknis proses produksi akan dilaksanakan. Untuk bisnis industri manufaktur, misalnya, perlu dikaji mengenai kapasitas produksi, jenis teknologi yang dipakai, pemakaian peralatan dan mesin, lokasi pabrik, dan tata-letak pabrik yang paling menguntungkan. lalu dari kesimpulan itu, dapat dibuat rencana jumlah biaya pengadaan harta tetapnya.

Aspek Sumber Daya Manusia Aspek ini membutuhkan daya imajinasi tinggi untuk membayangkan bentuk organisasi apa yang akan dibangun kelak ketika berdiri. Setelah gambaran organisasi terbentuk dengan segala kelengkapannya, selanjutnya dianalisis proses pengadaan sumber daya manusianya untuk menduduki dan memegang bagian dan fungsi organisasi sesuai dengan yang direncanakan. Aspek manajemen Studi aspek manajemen dilaksanakan dua macam Manajemen saat pembangunan proyek bisnis dan Manajemen saat bisnis dioperasionalkan secara rutin. Bahkan terjadi, banyak terjadi, bahwa proyek-proyek bisnis gagal dibangun maupun dioperasionalkan bukan disebkan karena aspek lain, tetapi karena lemahnya manajemen. Aspek Keuangan Berkaitan dengan sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dan sumber dana yang bersangkutan. Ada beberapa sumber data penting yang akan digunakan, yaitu:

Data awal aspek pasar dan pemasaran berupa: proyeksi penjualan/permintaan, harga produk, dan anggaran (biaya) pemasaran.

Data operasi dan produksi, berupa: rencana lokasi baik sewa maupun beli, harga pokok produksi (bahan baku, TKL, bahan pembantu), dan rencana pengadaan mesin, peralatan, teknologi yang digunakan. Data personalia, berupa: rencana biaya perekrutan, biaya pelatihan, biaya upah tetap, tunjangan-tunjangan, dan lain-lain. Legalitas, berupa: biaya notaris, biaya perizinan prinsip (misal, DepKeu, DepDag, DepAg, DepHut, DepHub, DepKeh, DepKes, DikNas dll), biaya perizinan operasional (Pemda).

Aspek ekonomi dan budaya Berkaitan dengan dampak yang diberikan kepada masyarakat karena adanya suatu proyek tersebut :

Dari sisi budaya, Mengkaji tentang dampak keberadaan peroyek terhadap kehidupan masyarakat setempat, kebiasaan adat setempat. Dari sudut ekonomi, Apakah proyek dapat merubah atau justru mengurangi income per capita panduduk setempat. Seperti seberapa besar tingkat pendapatan per kapita penduduk, pendapatan nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR, dll. Dan dari segi sosial , Apakah dengan keberadaan proyek wilayah menjadi semakin ramai, lalulintas semakin lancer, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan lainnya, pendidikan masyarakat setempat.

Aspek Hukum dan Legalitas Berkaitan dengan keberadaan secara legal dimana proyek akan dibangun yang meliputi ketentuan hukum yang berlaku termasuk : Perijinan :

Izin lokasi : sertifikat (akte tanah), bukti pembayaran PBB yang terakhir, rekomendasi dari RT / RW / Kecamatan Izin usaha : Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV atau berbentuk badan hukum lainnya. NPWP (nomor pokok wajib pajak), Surat tanda daftar perusahaan, Surat izin

tempat usaha dari pemda setempat Surat tanda rekanan dari pemda setempat, SIUP setempat, Surat tanda terbit yang dikeluarkan oleh Kanwil Departemen Penerangan

Beberapa faktor yang dijadikan dasar dalam penilaian kelayakan, yaitu:

o o o o

Badan hukum apa yang paling sesuai untuk dijadikan bentuk formal badan usaha yang akan didirikan Komoditas usaha termasuk jenis barang dagangan (komiditas) yang diperbolehkan atau dilarang undang-undang Cara berbisnisnya melanggar hukum agama atau tidak Teknis operasional mendapatkan izin dari instansi/ departemen/dinas terkait atau tidak.

Aspek Dampak Lingkungan eksternal Aspek dampak lingkungan merupakan analisis yang paling dibutuhkan pada saat ini, karena setiap proyek yang dijalankan akan memiliki dampak yang sangat besar terhadap lingkungan di sekitarnya, antara lain:

Dampak terhadap air Dampak terhadap tanah Dampak terhadap udara Dampak terhadap kesehatan manusia

Pada akhirnya pendirian usaha akan berdampak terhadap kehidupan fisik, flora dan fauna yangada di sekitar usaha secara keseluruhan. Hasil studi kelayakan bisnis Hasil studi kelayakan bisnis berupa dokumentasi lengkap dalam bentuk tertulis yang diperlihatkan bagaimana rencana bisnis memiliki nilai-nilai positif bagi aspek-aspek yang diteliti, sehingga akan dinyatakan sebagai proyek bisnis yang layak.
http://putrajatim.blogspot.com/2012/02/pengenalan-studi-kelayakan-bisnis.html

Pengukuran & Peramalan Permintaan

METODE PENGUKURAN DAN PERAMALAN PERMINTAAN

Ada beberapa metode yang dapat dipilih untuk melakukan pengukuran dan peramalan dalam studi kelayakan proyek. Akan tetapi perlu disimak terlebih dahulu sebenarnya untuk apa pengukuran dan peramalan permintaan ini. Sesuai dengan judulnya, ada suatu cara/alat yang bisa kita gunakan untuk mengukur dan meramalkan sesuatu yang akan terjadi. Walau peramalan ini tidak bersifat mutlak akan terjadi. Tapi dengan adanya metode ini sedikit banyak membantu dalam pengambilan keputusan dalam proyek yang akan dilaksanakan. Pada dasarnya terdapat dua pendekatan utama dalam peramalan dengan metode kuantitatif. Pertama dengan pendekatan Time series, yakni model yang tidak memperhatikan hubungan sebab akibat atau dengan kata lain hasil peramalannya hanya memperhatikan kecenderungan dari data masa lalu yang tersedia. Pendekatan yang kedua adalah..pendekatan yang memperhatikan sebab akibat (cause- effect method) atau pendekatan yang menjelaskan terjadinya suatu keadaan (explanatory method) oleh sebab-sebab tertentu. Tentu saja tidak semua variable penyebab/penjelas mampu dirangkum secara keseluruhan melainkan hanya beberapa diantaranya yang secara teoritik dinyatakan merupakan variable penjelas utama tercakup dalam model persamaan. Dengan kata lain hubungan sebab akibat yang terjadi bukan hubungan deterministic, melainkan hubungan stokastik. 1. Metode Time Series Metode dalam pengukuran dan peramalan permintaan yang di dasarkan pada data dan keadaan dimasa lalu. Oleh karena itu metode ini dapat cukup akurat bila keadaan dimasa datang tidak berbeda jauh dengan keadaan masa lalu. Beberapa dari metode ini masih dapat memberikan hasil peramalan yang memadai, diantaranya adalah moving average dan smoothing (penghalusan), namun beberapa metoda lain tidak dapat memberikan hasil yang akurat.

2.

Metode Regresi Korelasi Metode ini mendasarkan diri pada hubungan sebab akibat atas terjadinya variasi dari suatu variable dan hubungan sebab akibat tersebut Nampak dalam fungsi persamaan regresi.

Sedangkan korelasi merupakan alat pembantu yang berguna untuk mengetahui sejauh mana intensitas hubungan yang terjadi antara variable-variable yang bersangkutan http://suko-iswahyudi.blogspot.com/2010/12/pengukuran-peramalan-permintaan.html

Analisis Kriteria Investasi Dengan Menghitung Nilai NPV


Posted on December 15, 2011 by theoputri Standard

RUMUS => NPV = ( PV Pendapatan ) ( PV Pengeluaran) Berdasarkan hasil penelitian yang digunakan untuk membangun industri pengolahan pertanian, diketahui: Dana investasi :Rp 35,000,000,- dialokasikan selama 2 tahun, yaitu tahun persiapan Rp 20,000,000,- dan tahun pertama Rp 15,000,000,-, Kegiatan pabrik dimulai setelah tahun kedua dari pengembangan kontruksi, Jumlah biaya operasi dan pemeliharaan berdasarkan rekapitulasi dari berbagai biaya pada tahun kedua sebesar Rp 5,000,000,- pertahun dan untuk tahun-tahun berikutnya seperti pada tabel 1, Benefit dari kegiatan industri ini adalah jumlah produksi dari pengolahan hasil-hasil pertanian, Kegiatan produksi dimulai pada tahun kedua dengan jumlah penghasilan Rp 10,000,000,sedangkan pada tahun-tahun berikutnya seperti pada tabel 1, Berdasarkan data diatas, apakah rencana pembukaan industri yang mengolah hasil pertanian tersebut layak untuk dikembangkan bila dilihat dari segi NPV denga diskon factor sebesar 18%? Untuk menghitung nialai NPV proyek tersebut digunakan rumus sebagai berikut: NPV= 11.115.000 Nilai NPV adalah 11.115.000 dengan nilai NPV ini adalah lebih dari satu, maka gagasan usaha proyek tersebut layak untuk diusahakan. Catatan:

Perkiraan cash in flow dan cash out flow yang menyangkut proyeksi harus mendapat perhatian. Perkiraan beefit harus diperhitungkan dengan menggunakan berbagai variabel (perkembangan proyeksi sejenis dimasa yangakan datang, perubahan teknologi, perubahan konsumen).

Karena dapat catatan untuk memperhatikan cash flow-nya maka dihitung mengunakan cash flow diagram Perhitungan juga dapat dilihat mengunakan perhitungan dalam tabel 1,

Tabel 1,: persiapan perhitungan NPV Thn Investasi 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20.000 15.500 Biaya Operasi 5.000 6.000 6.000 7.000 7.000 8.000 9.000 10.000 11.000 Total coast 20.000 15.500 5.000 6.000 6.000 7.000 7.000 8.000 9.000 10.000 11.000 Benefit 10.000 12.000 14.000 17.000 21.000 25.000 30.000 36.000 43.000

(dalam Rp,000,-) Net benefit -20.000 -15.500 5.000 6.000 8.000 10.000 14.000 17.000 21.000 26.000 32.000 D,F, 18% 1,0000 0,8475 0,7182 0,6086 0,5158 0,4371 0,3704 0,3139 0,2660 0,2255 0,1911 NPV Present value -20.000 -12.713 3.591 3.652 4.126 4.371 5.186 5.336 5.586 5.863 6.115 11.115,73

Nilai NPV adalah 11.115,73 dengan nilai NPV ini adalah lebih dari satu, maka gagasan usaha proyek tersebut layak untuk diusahakan.
Di atas adalah hasil dari NPV. Dibawah ini akan membuktikan dengan cash flow bahwa nilai NPV sama dengan nilai P

Perhitungan nilai NPV sama dengan nilai P yang dicari dengan cash flow Nilai P pengeluaran P = 20.000 + 15.000 (P/F,18%,1) + 5.000 (P/F,18%,2) + 6000 (P/A,18%,2) (P/F,18%,2) + 7.000 (P/A,18%,2) (P/F,18%,4) + 8.000 (P/F,18%,7) + 9.000 (P/F,18%,8) + 10.000 (P/F,18%,9) + 11.000 (P/F,18%,10) = 20.000 + (15.000 x 0,8475) + (5.000 x 0,7182) + (6.000 x 1,5656 x 0,7182) + (7.000 x 1,5656 x 0,5158) + (8.000 x 0,3139) + (9.000 x 0,2660) + (10.000 x 0,2255) + (11.000 x 0,1911) = 20.000 + 12.712,5 + 3591 + 6.746,48352 + 5.652,75536 + 2.511,2 + 2394 + 2255 + 2.102,1 = 57.965,03888

Nilai P penerimaan P = 10.000 (P/F,18%,2) + 12.000 (P/F,18%,3) + 14.000 (P/F,18%,4) + 17.000 (P/F,18%,5) + 21.000 (P/F,18%,6) + 25.000 (P/F,18%,7) + 30.000 (P/F,18%,8) + 36.000 (P/F,18%,9) + 43.000 (P/F,18%,10) = (10.000 x 0,7182) + (12.000 x 0,6086) + (14.000 x 0,5158) + (17.000 x 0,4371) + (21.000 x 0,3704) + (25.000 x 0,3139) + (30.000 x 0,2660) + (36.000 x 0,2255) + (43.000 x 0,1911) = 7.182 + 7.303,2 + 7.221,2 + 7.430,7 + 7.778,4 + 7.847,5 + 7980 + 8118 + 8.217,3 = 69.078,3 Nilai P bersih P = P penerimaan P pengeluaran = 69.078,3 57.965,03888 = 11.113,26112

Jadi dari hasil perhitungan di atas, dapat di simpulkan bahwa nilai NPV tidak sama dengan nilai P (present) atau nilai sekarang dengan menggunakan rumus di atas. http://theoputri.wordpress.com/2011/12/15/menghitung-nilai-npv/

KRITERIA INVESTAS Dihimpun dari berbagai sumber oleh Ecep Jalaluddin Sy SMK N 1 Mundu Cirebon

1. Menghitung Arus Uang Tunai (Cash Flow)

Cash flow adalah arus seluruh pengeluaran dan penerimaan proyek pada setiap satuan waktu proyek dari keseluruhan waktu yang direncanakan. Cash flow yang berupa penerimaan (pemasukan) disebut cash inflow / cash proceeds / cash income / cash receipts. Sedangkan cash flow yang berupa pengeluaran disebut cash out flow / cash disbursement / cash expenditure / cash cost. Selisih dari cash inflow dan cash out flow disebut Net cash flow atau Aliran Kas Neto/Bersih.

Komponen cash inflow antara lain adalah hasil produksi, pajak terhutang, pinjaman, modal sendiri, nilai sisa dari aktiva (Salvage value) dan kadangkadang juga dimasukan penyusutan aktiva. Komponen dari cash outflow antara lain adalah investasi proyek, pelunasan pajak, pelunasan pokok pinjaman dan bunga dan Replacment (penggatian aktiva). Dari perhitungan tersebut dalam cash flow ini akan diketahui Surplus minus kas (kas awal dan kas akhir) serta saldo Debet Kredit (sisa pinjaman).

2. Analisis Kriteria Investasi


Kriteria investasi merupakan indeks-indeks untuk mencari suatu ukuran tentang baik tidaknya atau layak tidaknya suatu proyek (usaha). Karena itu penentuan layak tidaknya suatu usaha yang direncanakan akan dilaksanakan atau tidak ditentukan oleh kemungkinan keuntungan finansial yang dapat diperoleh. Menilai kelayakan usaha adalah cara yang ditempuh untuk menentukan layak (feasible) tidaknya suatu usaha dilaksanakan. Pada umumnya, apabila penilaian kelayakan usaha dilakukan dengan benar dan hasilnya menunjukkan bahwa usaha

yang direncanakan itu layak untuk dilaksanakan, maka pelaksanaannya jarang mengalami kegagalan, kecuali penilaian kelayakan usaha dilakukan dengan data yang tidak benar dan/atau karena adanya faktor-faktor yang tidak dapat terkontrol, misalnya terjadi bencana alam. Ada beberapa kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan usaha melalui analisis manfaat finansial. Dari sekian banyak kriteria tersebut ada empat yang paling banyak digunakan. Setiap kriteria/indeks menggunakan present value (nilai kini) yang telah didiscount dari arus manfaat (penerimaan) dan biaya selama umur proyek. Ada banyak indeks kriteria Investasi yang dapat digunakan. Namun tidak satupun dari berbagai kriteria tersebut disetujui orang secara universal sebagai yang bermanfaat di dalam setiap keadaan. Setiap kriteria mempunyai kebaikan serta kelemahan. Si penilai proyek harus memutuskan kriteria manakah yang paling tepat digunakan sesuai dengan keadaannya. Lima kriteria Investasi yang paling banyak digunakan adalah :

1. Net Present Value (NPV) dari arus manfaat dan biaya.

2. Internal Rate of Return (IRR)

3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

4. Gros Benefit Cost Ratio (Gros B/C)

5. Profitability Ratio (PV/K)

Dari lima kriteri tersebut, ketiga kriteria pertama (NPV, IRR dan B/C) lebih dapat dipertanggungjawabkan untuk penggunaan-penggunaan tertentu,

sedangkan yang kedua terakhir (Gros B/C dan PV/K) mendapat kritik dari segi teorinnya.

Setiap kriteri tersebut digunakan untuk menentukan diterima tidaknya (layak tidaknya) suatu rencana proyek yang diusulkan dipandang dari aspek profitabilitas komersil.

a. Konsep Nilai Waktu dan Uang Untuk proyek jangka panjang, pembahasan konsep Nilai Waktu dan Uang merupakan hal yang penting. Waktu sangat berharga bagi manusia pada umumnya dan bagi pemikir ekonomis khususnya karena akhirnya masalah waktu tersebut mempunyai kaitan yang sangat erat dengan uang. Peranan dan hubungan antara waktu dan uang ini menimbulkan pemikiran bahwa orang-orang lebih menghargai uang yang dimiliki sekarang dari pada masa yang akan datang. Sebagai contoh kalau ditawarkan kepada kita mana yang lebih suka, menerima uang Rp 1000,- saat ini atau menerima Rp 1000,- nanti tahun depan. Tentu jawabannya lebih suka menerima Rp 1000 saat ini. Keputusan ini diambil tentunya karena walaupun nominal uang tersebut sama yaitu Rp 1000,- antara saat ini dan tahun depan, tetapi nilai riilnya (daya tukar) berbeda (berubah). Kalau uang Rp 1000,- saat ini dapat membeli 2 kg beras, mungkin tahun depan hanya dapat membeli 1,5 kg beras engan kualitas yang sama.

Penurunan nilai riil mata uang tersebut antara lain terutama disebabkan oleh inflasi. Semakin tinggi tingkat inflasi semakin besar pula penurunan nilai mata uang. Contoh lain yang berhubungan dengan masalah ini adalah kalau inflasi meningkat, maka umumnya bank-bank harus memberikan suku bunga simpanan (misal deposito, tabungan) yang makin tinggi agar masyarakat tetap bersedia menyimpan uangnya di bank. Apabila tingkat bunga simpanan lebih rendah dari tingkat inflasi, maka tidak akan ada seorangpun yang bersedia menyimpan dananya di bank.

Apa peranan konsep tersebut dengan perencanaan/analisa proyek ? Inti dari perencanaan adalah menentukan apakah dan sampai berapa jauhkah proyek tersebut memberikan manfaat (penerimaan) yang lebih besar daripada biayanya kepada pemiliknya. Untuk menentukan ada tidaknya dan tingkat dari manfaat bersih itu perlu kita bandingkan arus manfaat dari proyek-proyek tersebut dengan arus biayanya. Tetapi timbul pertanyaan bagaimanakah cara membandingkan biaya yang harus dikeluarkan saat ini (investasi) dengan manfaat (penerimaan) yang akan diterima baru beberapa tahun kemudian ?

Kalau kita perhatikan kembali contoh dari kedua kasus inflasi, ternyata tingkat bungalah yang memungkinkan kita untuk membandingkan arus biaya dan manfaat yang penyebarannya di dalam waktu yang tidak merata. Untuk setiap nilai tingkat bunga i dan setiap jangka tahun selama bunga itu diasumsikan telah/akan didapat/dibayar, terdapat suatu discount factor yang unik. Discount factor ini telah ada yang dibuat dalam tabel, antara lain yang diterbitkan oleh Word Bank dengan judul Compounding and Discounting Table for Project Evaluation. Sehubungan dengan itu, dalam hal ini akan dijelaskan dua pengertian penting melalui contoh-contoh, yakni Compounding Intertest Factor dan Discounting Factor. Compounding Intertest disebut juga bunga majemuk atau bunga berbunga adalah bunga yang menunjukkan bahwa bunga dari suatu pokok pinjaman akan dikenakan bunga lagi pada periode berikutnya. Contoh jika pokok pinjaman Rp 100,- dengan tingkat bunga 12 %/th,

maka sesudah satu tahun jumlah yang harus dikembalikan adalah

Rp 100,- + 12 % x Rp 100,= Rp 100,- (1 + 12 %) = Rp 112,-

Kalau pinjaman itu akan dikembalikannya setelah dua tahun, maka bunga yang akan kena bunga lagi, sehingga jumlahnya menjadi:

Rp 12,-

Rp 100,- (1 + 12 %) ( 1 + 12 %) = Rp 100,- (1 + 12 %) = Rp 100,0 (1 + 0,12) = Rp 125,44

Seandainya jumlah semula (Rp 100,-) disebut P (Pressent amount), jumlah tahun selama uang dipinjam disebut n, jumlah yang harus dikembalikan disebut F (Future

amount) dan tingkat bunga disebut i (interest), maka perhitunan di atas dapat ditulis dengan rumus:

F = P (1 + i ) n

(1 + i ) n disebut Compounding Factor, yakni suatu bilangan yang lebih besar dari satu (1,0) yang dapat dipakai untuk mencari suatu jumlah yang akan datang (F) berdasarkan jumlah sekarang (P) setelah diberi bunga berbunga pada setiap akhir tahun (n).

Sedangkan dalam perencanaan/analisa proyek yang diketahui bukan P malainkan F (besarnya nilai di masa yang akan datang). Dengan demikian untuk mencari nilai P (Nilai Sekarang= Pressent Value) rumusnya menjadi:

P=

(1 + i ) n

= F (1 + i ) n 1

(1 + i )

disebut Discount Factor (DF), yakni suatu bilangan yang kurang dari satu (1,0)

yang dapat digunakan untuk mencari nilai sekarang (P) dari nilai masa yang akan datang (F). Dengan demikian maka rumusnya menjadi:

P = F x DF

1) Net Persent Value (NPV) Net Present Value (NPV) atau nilai sekarang bersih adalah analisis manfaat finansial yang digunakan untuk mengukur layak tidaknya suatu usaha dilaksanakan dilihat dari nilai sekarang (present value) arus kas bersih yang akan diterima dibandingkan dengan nilai sekarang dari jumlah investasi yang dikeluarkan. Arus kas bersih adalah laba bersih usaha ditambah penyusutan, sedang jumlah investasi adalah jumlah total dana yang dikeluarkan untuk membiayai pengadaan seluruh alat-alat produksi yang dibutuhkan dalam menjalankan suatu usaha.

Untuk menghitung NPV dari suatu usaha diperlukan data tentang: (1) jumlah investasi yang dikeluarkan, dan (2) arus kas bersih per tahun sesuai dengan umur ekonomis Rumus dari NPV adalah:

I (1 + i )t

n
PVNCF

t=

t=1

PVI

t=0

NCF

t =1

(1 + i )t

di mana:

NCF

= Net Cash Flow/Arus Kas Bersih= (laba setelah pajak + penyusutan) dari tahun pertama sampai tahun ke n I n i = Pengeluaran investasi dari tahun awal (0) sampai tahun ke n = Umur ekonomis dari proyek = Tingkat Diskonto (discount factor DF) = tingkat bunga /social opportunity cost of capital yang ditunjuk Social Discount Rate (tingkat bunga umum) PVNCF = Present Value dari NCF PVI = Present Value dari Investasi

Dalam analisis proyek, NPV 0 dikatakan proyek layak untuk dilaksanakan dan NPV < 0 proyek tidak layak untuk dilaksanakan. Atau dengan kata lain, apabila nilai sekarang penerimaan bersih dari masa yang akan datang lebih besar dari pada nilai sekarang Investasi, maka proyek ini dikatakan menguntungkan, begitu pula sebaliknya.

2) Internal Rate of Return IRR adalah nilai discount rate i yang membuat NPV dari proyek sama dengan nol. Atau IRR merupakan tingkat bunga yang menyebabkan nilai sekarang Investasi (Net Investment Present Value) sama dengan nilai sekarang penerimaan bersih (Net Benefit Present Value) di masa mendatang.

IRR biasanya sulit diselesaikan (dicari nilai i nya) secara langsung, karena harus ada dua NPV, yakni NPV1 yang harus potitif dan NPV2 yang harus negatif. NPV1 adalah nilai NPV pada tingkat discount rate i yang sesuai dengan tingkat discount rate yang berlaku saat rencana usaha dibuat, sehingga menghitungnya lebih mudah. Maka i-nya kita sebut sebagai i1 dan NPV-nya kita sebuat sebagai NPV2. Sedangkan NPV2 adalah nilai NPV pada tingkat discount

rate i yang harus dicari sampai ditemukan NPV-nya negatif.

Sehingga untuk menentukannya

biasanya didekati dengan coba-coba melalui prosedur sebagai berikut : a. Pilih discount rate i yang dianggap dekat dengan discount rate i yang berlaku (biasanya naik satu tingkat discount rate), lalu dihitung NPV-nya. Jika NPV yang diperoleh positif berarti nilai percobaan pemilihan i tadi belum benar. Jadi harus dipilih i yang lebih tinggi sampai diperoleh NPV negatif. Jika sudah diperoleh NPV negatif, maka kita sebut i-nya sebagai i2 dan nilai NPV nya sebagai NPV2 b. Dengan telah diperolehnya dua nilai NPV yang positif dan negatif maka IRR dapat diselesaikan dengan rumus :

IRR = i 1 + ( i 2 i 1) NPV1 + NPV2

NPV1

Di mana: i 1 = Tingkat diskonto (tingkat bunga) yang menghasilkan NPV positif i 2 = Tingkat diskonto (tingkat bunga) yang menghasilkan NPV negatif

Jika ternyata IRR dari suatu proyek sama dengan nilai i yang berlaku sebagai social discount rate, maka nilai NPV dari proyek itu adalah sebesar nol. Jika IRR lebih kecil dari social discount rate, berarti NPV lebih kecil dari nol. Oleh karena itu suatu nilai IRR yang lebih besar dari / sama dengan () Social Discount Rate menyatakan tanda Go (layak) untuk suatu proyek, sedangkan jika IRR lebih kecil dari Social Discount Rate berarti proyek itu No Go (tidak layak).

3) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Net B/C adalah suatu metoda untuk melihat berapa besar benefit yang dapat diperoleh dari setiap penanaman satuan biaya.

Analisis net B/C merupakan perbandingan antara presen value dari arus kas bersih dengan present value investasi yang dikeluarkan. Net B/C sering juga disebut sebagai profitability indeks. Jadi, net B/C dihitung dengan rumus:

n PVNCF t=1 Net B/C = n PVI t=1

Jika perhitungan tadi memberikan hasil = 1, berarti NPV = 0. Dan jika hasilnya lebih dari satu, berarti NPV > 1. Dengan demikian jika Net B/C 1 berarti merupakan tanda Go (layak) untuk suatu proyek dan Net B/C < 1 berarti No Go (tidak layak).

Contoh Aplikasi Penilaian Kelayakan Usaha

Untuk memahami bagaimana penilain kelayakan usaha diiakukan, cermati contoh berikut dengan seksama. Bila perlu diskusikan dengan teman-teman dan minta bimbingan guru untuk memahaminya.

Anggaplah A sedang merencanakan untuk menjalankan usaha angkutan kota. Untuk maksud tersebut, A berusaha memperoleh informasi lebih mendalam mengenai usaha angkutan kota tersebut. Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dari beberapa pengusaha angkutan kota diperoleh data sebagai berikut: 1. Jumlah biaya investasi untuk satu kendaraan angkutan kota bekas siap pakai mencapai RP 39.850.000,00 dengan umur ekonomis seiama 5 tahun. Di samping itu berdasarkan pengalaman, kendaraan setelah lima tahun masih memiliki nilai sisa dengan harga jual Rp 5.000.000,00. 2. Biaya operasi dan pemeliharaan per tahun mencapai Rp 4.620.000,00 dengan rinciannya per tahun adalah, a. Gaji sopir Rp 1.800.000,00 . b. Biaya ban Rp 2.340.000,00. c. Biaya aki Rp 80.000,00. b Biaya perawatan Rp 120.000,00

Selama 5 tahun jumlah biaya operasi dan perawatan diperkirakan tidak berubah. 3. Penyusutan kendaraan dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus. Jadi Penyusutan kendaran per tahun = (harga beli aset - nilai sisa)/umur ekonomis = (39.850.000 - 5.000.000)/5 = Rp 6.970.000,00. 4. Setoran rata-rata per hari Rp 55.000,00 dan sebulan dihitung 26 hari. Dengan demikian, perkiraan pendapatan per tahun adalah Rp 17.160.000,00. 5. Sumber dana investasi seluruhnya dibiayai dari modal sendiri. Tingkat bunga kredit bank diketahui misalnya sebesar 19% per tahun. Berdasarkan data tersebut, A ingin mengetahui apakah rencana usaha angkutan kota tersebut layak atau tidak untuk dijalankan. Untuk maksud tersebut A menghitung perkiraan rugi/laba, perkiraan arus kas, dan analisis manfaat finansial terhadap rencana usaha angkutan kota tersebut.

Hasilnya dipaparkan melalui Tabel 1 sampai Tabel 4 sebagai berikut:

TABEL 1 Perkiraan Rugi/Laba Usaha Angkutan Kota (dalam Rp 000)

No

Keterangan 0 1 2

Tahun 3 4 5

Pendapatan Usaha 17.160 17.160 17.160 17.160 17.160 5.000 17.160 4.620 17.160 4.620 17.160 4.620 17.160 4.620 22.160 4.620

a. Setoran b. Nilai sisa 2 Jumlah Pendapatan (Bt)

3 a. Biaya operasional dan perawatan b. Biaya penyusutan

6.970 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Biaya (Ct) LABA KOTOR (2) (4) Bunga Pinjaman LABA SEBELUM PAJAK Pajak LABA BERSIH ARUS KAS BERSIH (NCF) (9) + ( Penyusutan (D) ) NCF = Net Cash Flow = (Bt Ct) + D 11.590 5.570 5.570 5.570 12.540

6.970 11.590 5.570 5.570 5.570 12.540

6.970 11.590 5.570 5.570 5.570 12.540

6.970

6.970

11.590 11.590 5.570 10.570 -

5.570 10.570 -

5.570 10.570 12.540 17.540

TABEL 2. Perkiraan Arus Kas Bersih Usaha Angkutan Kota

Tahun 0
1

Investasi 39.850.000,00
-

Arus Kas Bersih (NCF) 12.540.000 12.540.000 12.540.000 12.540.000 17.540.000

2 3 4 5

TABEL 3. Perhitungan Net Present Value Usaha Angkutan Kota Present Tahun Investasi Arus Kas Bersih DF *) (NCF) 19% 1 12.540.000 12.540.000 12.540.000 12.540.000 17.540.000 .8403 .7061 .5934 .4986 .4190 Value Investasi (PVI) 0 1 2 3 4 5 Jumlah 39.850.000 39.850.000 39.850.000 Present Value NCF {PVNCF} 10.537.362 8.854.494 7.441.236 6.252.444 7.349.260 40.437.796

Perhitungan NPV =
n n

t=1

PVNCF

PVI

t=0

= 40.437.796 39.850.000

= 587.796

Jadi pada tingkat bunga (DF) 19 %, usaha itu layak dilanjutkan atau Go Artinya bahwa nilai sekarang penerimaan bersih dari masa yang akan datang lebih besar dari pada nilai sekarang Investasi, atau sebesar Rp 587.796,-.

Perhitungan Net B/C

n PVNCF t=1 Net B/C = n PVI t=1

= 39.850.000 = 1,01

40.437.796

Net B/C = 1,01 mengandung arti, dari setiap Rp 1,- pengeluaran investasi sanggup menghasilkan penerimaan kas bersih sebesar Rp 1,01,-

Perhitungan IRR TABEL 4 Perhitungan IRR Usaha Angkutan Kota

Ta Arus Kas hun Bersih (NCF) DF PVNCF DF PVNCF Tingkat Bunga 19% Tingkat Bunga 21 %

1 2 3 4 5

12.540.000 12.540.000 12.540.000 12.540.000 17.540.000

.8403 .7061 .5934 .4986 .4190

10.537.362 8.854.494 7.441.236 6.252.444 7.349.260 40.437.796 PVI 39.850.000

.8264 .6830 .5644 .4665 .3855

10.363.056 8.564.820 7.077.576 5.849.910 6.761.670 38.617.032

Jumlah

39.850.000 1.232.968

NPV

587.796

IRR = i 1 + ( i 2 i 1) NPV1 + NPV2

NPV1

587.796 IRR = 19 % + (21 % - 19 %) x 587.796 ( - 1.232.968)

= 19 % + (2 % x 0,3228293178) = 19 % + 0,6456586356 % = 19,65 % = 19,65 % > 19 %

Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis manfaat finansial, yaitu dengan menggunakan ukuran atau kriteria NPV, net B/C dan IRR diperoleh hasil sebagai berikut: (1) NPV > 0 (2) Net B/C atau indeks profitabilitas > 1 (3) IRR > 19% Karena itu dapat disimpulkan bahwa, rencana usaha angkutan kota layak untuk dilaksanakan. TUGAS Cobalah Anda buat rencana usaha sesuai dengan program keahlian yang Anda dalami. Lalu hitung kelayakannya berdasarkan kriteria investasi yang telah Anda pelajari. http://wirausaha2011.blogspot.com/2011/04/kriteria-investasi.html

Analisis Kriteria Investasi


Posted on November 4, 2011 by Amalia Hana Arifa Standard

Analisis Kriteria Investasi (Studi Kelayakan Bisnis) Studi kelayakan bisnis sangat perlu dilakukan jika mendirikan suatu bisnis atau usaha. Studi kelayakan bisnis sering disebut juga sebagai feasible study. Studi ini merupakan salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan, apakah menerima/menolak suatu gagasan usaha

yang direncanakan. Suatu usaha yang diusulkan/direncanakan dikatakan layak jika dalam pelaksanaannya dapat memberikan manfaat finansial maupun sosial. Dalam analisis ini, tentunya memerlukan beberapa indikator, diantaranya adalah NPV, IRR, dan Payback Period.
1. NPV

NPV (net present value) merupakan nilai dari proyek yang bersangkutan yang diperoleh berdasarkan selisih antara cash flow yang dihasilkan terhadap investasi yang dikeluarkan. NPV > 0 (nol) usaha/proyek layak (feasible) untuk dilaksanakan. NPV < 0 (nol) usaha/proyek tidak layak (feasible) untuk dilaksanakan. NPV = 0 (nol) usaha/proyek berada dalam keadaan BEP dimana TR=TC dalam bentuk present value. Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan benefit dari proyek yang direncanakan. Contoh : Pimpinan perusahaan akan mengganti mesin lama dengan mesin baru karena mesin lama tidak ekonomis lagi, baik secara teknis maupun ekonomis. Untuk mengganti mesin lama dibutuhkan dana investasi sebesar Rp 75.000.000,. Mesin baru mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan salvage value berdasarkan pengalaman pada akhir tahun kelima sebesar Rp.15.000.000,. Berdasarkan pengalaman pengusaha, cash in flows setiap tahun diperkirakan sebesar Rp 20.000.000, dengan biaya modal 18% per tahun. Apakah penggantian mesin ini layak untuk dilakukan apabila dilihat dari PV dan NPV? Dalam perhitungan NPV, dapat dilakukan dengan menggunakan rumus dan menggunakan cash flow diagram. Cara 1 : PV = 16.949.153 + 14.363.689 + 12.172.617 + 10.315.778 + 8.742.184 + 6.556.638 = 69.100.059 NPV = PV OO = 69.100.059 75.000.000 = 5.899.941 Cara 2 :

P = -75 + 20 (P/A,18%,5) + 15 (P/F,18%,5) = -75 + 62,544 + 6,5565 = -5,8995 juta NPV yang diperoleh bernilai negatif, maka pembelian mesin tidak feasible. 2. PV (Present Value) PV (present value) merupakan nilai sejumlah uang sekarang yang merupakan ekivalensi dari sejumlah cash flow tertentu pada periode tertentu dengan tingkat suku bunga tertentu. Fungsi ini berguna untuk menghitung nilai sekarang (present value) dari suatu deret angsuran seragam di masa yang akan datang dan suatu jumlah tunggal yang telah disama-ratakan pada akhir periode pada suatu tingkat bunga. Perbedaan utama antara fungsi PV dan NPV adalah: PV bisa digunakan pada awal atau akhir periode dari suatu aliran kas, PV mengharuskan semua nilai sama, sedangkan NPV nilai-nilai bisa bervariasi. 3. IRR IRR (internal rate of return) merupakan tingkat diskon rate yang menghasilkan NPV sama dengan nol. Jika hasil perhitungan IRR lebih besar dari discount factor, maka dapat dikatakan investasi yang akan dilakukan layak untuk dilakukan. Jika sama dengan discount factor, dikatakan investasi yang ditanamkan akan balik modal, sedangkan jika IRR lebih kecil dari discount factor maka investasi yang ditanamkan tidak layak. Contoh : soal sama dengan contoh NPV DF 18% P = P + A (P/A,i,n) + F (P/F, i, n) P = -75.000.000 + 20.000.000 (P/A, 18%, 5) + 15.000.000 (P/F, 18%, 5)

P = -75.000.000 +62.544.000 + 6.556.500 P = -5.899.500 DF 14% PV= 20.000.000 / (1 +0,14) + 20.000.000/(1 + 0,14)2 + 20.000.000/ (1 + 0,14)3+..+ 20.000.000/(1 + 0,14)5 + 15.000.000/(1 + 0,14)5 PV = 1.754.3859 + 15.389.350 + 13.499.430 +11.841.605+10.387.373+7.790.529 PV = 76.452.146 NPV = 76.452.146 75.000.000 = 1. 452.146 DF 24% PV = 20.000.000/(1 +0,24) + 20.000.000/(1 + 0,24)2 + 20.000.000/(1 + 0,24)3 + .. + 20.000.000/(1 + 0,24)5+ 15.000.000/(1 + 0,24)5 PV = 16.129.032 + 13.007.284 + 10.489.745 + 8.459.471 + 6.822.154 +5.116.616 PV = 60.024.302 NPV = 60.024.302 75.000.000 NPV = 14.975.698 Sehingga dapat diambil kesimpulan, semakin besar DF, gagasan usaha tidak layak. 4. SOCC SOCC (Social Opportunity Cost of Capital) merupakan discount factor yang biasanya digunakan sebagai acuan dalam perhitungan IRR, untuk menentukan layak tidaknya gagasan usaha yang diajukan. SOCC berhubungan erat dengan IRR, yaitu jika IRR > SOCC usaha dikatakan layak, jika IRR = SOCC maka usaha mencapai BEP, dan jika IRR < SOCC maka usaha dikatakan tidak layak.
http://amaliahanaarifa.wordpress.com/2011/11/04/analisis-kriteria-investasi/

Artikel Analisis Kriteria Investasi


Analisis kriteria investasi merupakan indeks-indeks untuk mencari suatu ukuran tentang baik tidaknya atau layak tidaknya suatu proyek (usaha). Karena itu penentuan layak tidaknya suatu usaha yang direncanakan akan dilaksanakan atau tidak ditentukan oleh kemungkinan keuntungan

finansial yang dapat diperoleh. Menilai kelayakan usaha adalah cara yang ditempuh untuk menentukan layak (feasible) tidaknya suatu usaha dilaksanakan. Pada umumnya, apabila penilaian kelayakan usaha dilakukan dengan benar dan hasilnya menunjukkan bahwa usaha yang direncanakan itu layak untuk dilaksanakan, maka pelaksanaannya jarang mengalami kegagalan, kecuali penilaian kelayakan usaha dilakukan dengan data yang tidak benar dan/atau karena adanya faktor-faktor yang tidak dapat terkontrol, misalnya terjadi bencana alam. Ada beberapa kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan usaha melalui analisis manfaat finansial. Dari sekian banyak kriteria tersebut ada empat yang paling banyak digunakan. Setiap kriteria/indeks menggunakan present value (PV) (nilai kini) yang telah di-discount dari arus manfaat (penerimaan) dan biaya selama umur proyek. Ada banyak indeks kriteria Investasi yang dapat digunakan. Namun tidak satupun dari berbagai kriteria tersebut disetujui orang secara universal sebagai yang bermanfaat di dalam setiap keadaan. Setiap kriteria mempunyai kebaikan serta kelemahan. Si penilai proyek harus memutuskan kriteria manakah yang paling tepat digunakan sesuai dengan keadaannya. Lima kriteria Investasi yang paling banyak digunakan adalah : 1. Net Present Value (NPV) dari arus manfaat dan biaya. 2. Internal Rate of Return (IRR) 3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 4. Gros Benefit Cost Ratio (Gros B/C) 5. Profitability Ratio (PV/K) Dari lima kriteri tersebut, ketiga kriteria pertama (NPV, IRR dan B/C) lebih dapat dipertanggungjawabkan untuk penggunaan-penggunaan tertentu, sedangkan yang kedua terakhir (Gros B/C dan PV/K) mendapat kritik dari segi teorinya. 1. Net Persent Value (NPV) Net Present Value (NPV) atau nilai sekarang bersih adalah analisis manfaat finansial yang digunakan untuk mengukur layak tidaknya suatu usaha dilaksanakan dilihat dari nilai sekarang (present value) arus kas bersih yang akan diterima dibandingkan dengan nilai sekarang dari jumlah investasi yang dikeluarkan. Arus kas bersih adalah laba bersih usaha ditambah penyusutan, sedang jumlah investasi adalah jumlah total dana yang dikeluarkan untuk membiayai pengadaan seluruh alat-alat produksi yang dibutuhkan dalam menjalankan suatu usaha. Untuk menghitung NPV dari suatu usaha diperlukan data tentang: (1) jumlah investasi yang dikeluarkan, dan (2) arus kas bersih per tahun sesuai dengan umur ekonomis Kriteria: NPV > 0 (nol) usaha/proyek layak (feasible) untuk dilaksanakan NPV SOCC maka proyek dikatakan layak IRR = SOCC berarti proyek pada BEP IRR 1. Dengan demikian jika Net B/C 1 berarti merupakan tanda Go (layak) untuk suatu proyek dan Net B/C 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan Gross B/C 1 ( satu) berarti proyek ( usaha) layak dikerjakan

PR SOCC maka proyek dikatakan layak IRR = SOCC berarti proyek pada BEP IRR < SOCC dikatakan bahwa proyek tidak layak. Contoh soal : Pimpinan perusahaan akan mengganti mesin lama dengan mesin baru karena mesin lama tidak ekonomis lagi, baik secara teknis maupun ekonomis. Untuk mengganti mesin lama dibutuhkan dana investasi sebesar Rp 75.000.000,. Mesin baru mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan salvage value berdasarkan pengalaman pada akhir tahun kelima sebesar Rp. 15.000.000,. Berdasarkan pengalaman pengusaha, cash in flows setiap tahun diperkirakan sebesar Rp 20.000.000, dengan biaya modal 18% per tahun. Apakah penggantian mesin ini layak untuk dilakukan apabila dilihat dari PV dan NPV? DF 18% P = P + A (P/A,i,n) + F (P/F, i, n) P = -75.000.000 + 20.000.000 (P/A, 18%, 5) + 15.000.000 (P/F, 18%, 5) P = -75.000.000 +62.544.000 + 6.556.500 P = -5.899.500 DF 14% P = 20.000.000 + 20.000.000 + 20.000.000 + .. + 20.000.000 + 15.000.000 (1 +0,14) (1 + 0,14)2 (1 + 0,14)3 (1 + 0,14)5 (1 + 0,14)5 P = 1.754.3859 + 15.389.350 + 13.499.430 + 11.841.605 + 10.387.373 + 7.790.529 P = 76.452.146 75.000.000 = 1. 452.146 DF 24% P = 20.000.000 + 20.000.000 + 20.000.000 + .. + 20.000.000 + 15.000.000 (1 +0,24) (1 + 0,24)2 (1 + 0,24)3 (1 + 0,24)5 (1 + 0,24)5 P = 16.129.032 + 13.007.284 + 10.489.745 + 8.459.471 + 6.822.154 + 5.116.616 P = 60.024.302 75.000.000 P = 14.975.698

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa semakin besar diskon faktor yang dikenakan, gagasan usaha (proyek) tidak layak diusahakan
http://muhammadaghnifauzan.wordpress.com/2011/10/27/artikel-analisis-kriteria-investasi/

NPV (Net Present Value) Metode Net Present Value (NPV) merupakan metode penilaian investasi klasik yang sampai saat ini paling populer digunakan. NPV adalah selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan. NPV merupakan net benefit yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor. Metode ini dipakai untuk menutupi kelemahan dari metode lain. Salah satu keunggulan dari penggunaan NPV bahwa arus kas didasarkan pada konsep nilai waktu uang (time value of money). Maka sebelum penghitungan/penentuan NPV hal yang paling utama adalah mengetahui atau menaksir aliran kas masuk di masa yang akan datang dan aliran kas keluar. Baik tidaknya hasil analisa, akan tergantung pada ketepatan taksiran kita atas aliran kas. Apabila NPV > 0 maka investasi yang dilakukan memberikan manfaat bagi perusahaan hal ini berarti bahwa proyek dapat dilakukan. Apabila NPV < 0 maka investasi yang dilakukan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan hal ini berarti proyek ditolak. Dan apabila NPV = 0 maka investasi yang dilakukan tidak mengakibatkan perusahaan untung maupun rugi hal ini berarti bahwa jika proyek dilaksanakan atau tidak dilaksanakan tidak berpengaruh pada keuangan perusahaan. Keputusan harus ditetapkan dengan menggunakan criteria lain, misalnya dampak investasi terhadap perusahaan.

PV (Present Value) Menghitung nilai pada waktu sekarang jumlah uang yang baru akan dimiliki beberapa waktu kemudian. Nilai sekarang dari sebuah anuitas dan identik dengan nilai awal dari penanaman modal. Anuitas dari sebuah present value sama dengan jumlah angsuran pada setiap interval. Jumlah angsuran pada setiap interval dari sejumlah pinjaman tergantung pada besar kecilnya tingkat bunga dan jangka waktu yang digunakan. Present Value digunakan untuk untuk mengetahui nilai investasi sekarang dari suatu nilai dimasa datang. Untuk menghitung PV bisa menggunakan fungsi pv() yang ada dimicrosoft excel. Ada lima parameter yang ada dalam fungsi pv(), yaitu :

Rate, tingkat suku bunga pada periode tertentu bisa per bulan ataupun per tahun. Nper, jumlah angsuran yang dilakukan. Pmt, besar angsuran yang dibayarkan. Fv, nilai akan datang yang akan dihitung nilai sekarangnya.

Type, jika bernilai 1 pembayaran dilakukan diawal periode, jika bernilai 0 pembayaran dilakukan diakhir periode.

IRR (Internasional Rate of Return) IRR berasal dari bahasa inggris Internal Rate of Return disingkat IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu proyek/investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar dari pada laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain (bunga deposito bank, reksadana dan lain-lain). IRR merupakan suku bunga yang akan menyamakan jumlah nilai sekarang dari penerimaan yang diharapkan diterima (present value of future proeed) dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran untuk investasi. IRR adalah salah satu metode untuk mengukur tingkat investasi. Tingkat investasi adalah suatu tingkat bunga di mana seluruh net cash flow setelah dikalikan discount factor atau telah dipresent value-kan, nilainya sama dengan initial investment (biaya invetasi). Metode IRR digunakan dalam menentukan apakah investasi dilaksanakan atau tidak, untuk itu biasanya digunakan acuan bahwa investasi yang dilakukan harus lebih tinggi dari Minimum acceptable rate of return atau Minimum atractive rate of return. Minimum acceptable rate of return adalah laju pengembalian minimum dari suatu investasi yang berani dilakukan oleh seorang investor. Metode IRR juga digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan investasi awal. Caranya, dengan menghitung nilai sekarang dari arus kas suatu investasi dengan menggunakan suku bunga yang wajar, misalnya 10 %. kemudian di bandingkan dengan biaya investasi, jika nilai investasi lebih kecil, maka di coba lagi dengan penghitungan suku bunga yang lebih tinggi demikian seterusnyasampai biaya investasi menjadi sama besar. Apabila dengan suku bunga wajar tadi nilai investasi lebih besar, maka harus di coba lagi dengan suku bunga yang lebih rendah sampai mendapatkan nilai investasi yang sama besar dengan nilai sekarang. IRR adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan NPV = 0 (nol). Jika IRR > SOCC maka proyek dikatakan layak IRR = SOCC berarti proyek pada BEP IRR < SOCC dikatakan bahwa proyek tidak layak. Untuk menentukan besarnya nilai IRR harus dihitung dulu NPV1 dan NPV2 dengan cara cobacoba. Jika NPV1 bernilai positif maka discount factor kedua harus lebih besar dari SOCC, dan sebaliknya. Dari percobaan tersebutmaka IRR berada antara nilai NPV positif dan NPV negative yaitu pada NPV = 0.

Contoh soal:

Pimpinan perusahaan akan menggantimesin lama dengan mesin baru karena mesin lama tidak ekonomis lagi, baik secara teknis maupun ekonomis. Untuk mengganti mesin lama dibutuhkan dana investasi sebesar Rp 75.000.000,. Mesin baru mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan salvage value berdasarkan pengalaman pada akhir tahun kelima sebesar Rp. 15.000.000,. Berdasarkan pengalaman pengusaha, cash in flows setiap tahun diperkirakan sebesar Rp 20.000.000, dengan biaya modal 18% per tahun. Apakah penggantian mesin ini layak untuk dilakukan apabila dilihat dari PV dan NPV?

DF 18% P = P + A (P/A,i,n) + F (P/F, i, n) P = -75.000.000 + 20.000.000 (P/A, 18%, 5) + 15.000.000 (P/F, 18%, 5) P = -75.000.000 +62.544.000 P = -5.899.500 DF 14% P = 20.000.000 + 20.000.000 + 20.000.000 + .. + 20.000.000 + 15.000.000 (1 +0,14) (1 + 0,14)2 (1 + 0,14)3 (1 + 0,14)5 (1 + 0,14)5 + 6.556.500

P = 1.754.3859 + 15.389.350 + 13.499.430 + 11.841.605 + 10.387.373 + 7.790.529 P = 76.452.146 75.000.000 = 1. 452.146 DF 24% P = 20.000.000 + 20.000.000 + 20.000.000 + .. + 20.000.000 + 15.000.000 (1 +0,24) (1 + 0,24)2 (1 + 0,24)3 (1 + 0,24)5 (1 + 0,24)5

P = 16.129.032 + 13.007.284 + 10.489.745 + 8.459.471 + 6.822.154 + 5.116.616 P = 60.024.302 75.000.000 P = 14.975.698 Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu semakin besar diskon factor yang dikenakan, maka gagasan usaha (proyek) tidak layak digunakan.

http://nursifaratnasari.wordpress.com/2011/11/03/analisis-kriteria-investasi/

astri

Beranda About

Search...

TUGAS ANALISIS KRITERIA INVESTASI


04 Nov 2011 Tinggalkan Sebuah Komentar

by lilissulastri in ekotek NPV (Net Present Value) NPV adalah selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaanpenerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Jadi semua biaya proyek dan pendapatan ada di masa depan ditarik ke waktu sekarang. Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan, data tentang biaya investasi, biaya operasi, pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan. NPV merupakan net benefit yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital (SOCC) sebagai diskon faktor. NPV positif menunjukkan proyek layak untuk dijalankan. Semakin besar discount rate yang dipakai, makin kecil NPV yang diperoleh.

Gambar antara NPV terhadap discount Rumusnya mirip dengan konsep future yang ditarik ke sekarang atau P/F P = F/(1+i)^n atau dengan aliran uang Xt = cash flow tahun ke t i = suku bunga/discount rate

t = waktu/tahun ke t NPV sangat berguna saat aliran cashflow nya seragam namun tidak bisa digunakan jika alirannya tidak seragam. Kelemahan yang lain adalah kita tidak tahu kapan modalnya balik (terjadi BEP). PV (Present Value) Nilai sekarang dari sebuah anuitas dan identik dengan nilai awal dari penanaman modal. Anuitas dari sebuah present value sama dengan jumlah angsuran pada setiap interval. Jumlah angsuran pada setiap interval dari sejumlah pinjaman tergantung pada besar kecilnya tingkat bunga dan jangka waktu yang digunakan. Present Value digunakan untuk untuk mengetahui nilai investasi sekarang dari suatu nilai dimasa datang. Untuk menghitung PV bisa menggunakan fungsi pv() yang ada dimicrosoft excel. Ada lima parameter yang ada dalam fungsi pv(), yaitu : 1. 2. 3. 4. Rate, tingkat suku bunga pada periode tertentu bisa per bulan ataupun per tahun. Nper, jumlah angsuran yang dilakukan. Pmt, besar angsuran yang dibayarkan. Fv, nilai akan datang yang akan dihitung nilai sekarangnya.

5. Type, jika bernilai 1 pembayaran dilakukan diawal periode, jika bernilai 0 pembayaran dilakukan diakhir periode. IRR (Internal Rate of Return) Metode IRR ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan investasi awal. Caranya, dengan menghitung nilai sekarang dari arus kas suatu investasi dengan menggunakan suku bunga yang wajar, misalnya 10 %. kemudian di bandingkan dengan biaya investasi, jika nilai investasi lebih kecil, maka di coba lagi dengan penghitungan suku bunga yang lebih tinggi demikian seterusnya sampai biaya investasi menjadi sama besar. Apabila dengan suku bunga wajar tadi nilai investasi lebih besar, maka harus di coba lagi dengan suku bunga yang lebih rendah sampai mendapatkan nilai investasi yang sama besar dengan nilai sekarang. IRR adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan NPV = 0 (nol). Jika IRR > SOCC maka proyek dikatakan layak IRR = SOCC berarti proyek pada BEP IRR < SOCC dikatakan bahwa proyek tidak layak. NPV dan IRR sudah terkenal sebagai dua metode untuk menilai usul investasi. Yang sedikit belum terkenal keduanya sama-sama termasuk kelompok discounted cash flow penganut nilai

waktu dan proceeds selama total usia proyek. Berdasarkan kesamaan demikian, NPV IRR akan memberikan keputusan yang sama dalam menilai usul investasi. Andaikan berbasis NPV usul investasi layak diterima maka demikian pula IRR. Dalam paragrap pertama dikemukakan NPV, IRR akan memberikan keputusan yang sama. Tetapi sebenarnya telah terbukti terkandung sebuah pengecualian. Pengecualian yang dimaksudkan tidak lain jika berkaitan dengan menilai salah satu dari dua atau lebih usul investasi bersifat mutually exclusive. Untuk kondisi seperti begitu NPV, IRR dapat bertolak belakang memberikan jawaban secara khusus sering terjadi pada susunan peringkat usul investasi. Hal tersebut, dikarenakan perbedaan asumsi yang melekat terkait tingkat reinvestasi dana bebas. IRR berasumsi dana bebas diinvestasikan kembali dengan tingkat rate of returnnya selama periode sisa usia. Sebaliknya NPV berpegang konsisten besarnya tingkat reinvestasi adalah tetap sebesar tingkat diskonto yang ditetapkan sebelumnya. NPV pada umumnya dipandang unggul ketimbang IRR. Mengapa demikian? NPV konsisten, NPV mempertimbangkan perbedaan skala investasi dari pernyataan secara absolute dalam rupiah tidak seperti IRR yang memiliki pernyataan berbentuk persentase sehingga skala investasi terabaikan. Untuk menentukan besarnya nilai IRR harus dihitung dulu NPV1 dan NPV2 dengan cara cobacoba. Jika NPV1 bernilai positif maka discount factor kedua harus lebih besar dari SOCC, dan sebaliknya. Dari percobaan tersebutmaka IRR berada antara nilai NPV positif dan NPV negative yaitu pada NPV = 0. Contoh soal: Pimpinan perusahaan akan menggantimesin lama dengan mesin baru karena mesin lama tidak ekonomis lagi, baik secara teknis maupun ekonomis. Untuk mengganti mesin lama dibutuhkan dana investasi sebesar Rp 75.000.000,. Mesin baru mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan salvage value berdasarkan pengalaman pada akhir tahun kelima sebesar Rp. 15.000.000,. Berdasarkan pengalaman pengusaha, cash in flows setiap tahun diperkirakan sebesar Rp 20.000.000, dengan biaya modal 14 %, 18%, dan 24% per tahun. Apakah penggantian mesin ini layak untuk dilakukan apabila dilihat dari PV dan NPV?

DF 14%

P = 20.000.000 + 20.000.000 + 20.000.000 + .. + 20.000.000 + 15.000.000 (1 +0,14) (1 + 0,14)2 (1 + 0,14)3 (1 + 0,14)5 (1 + 0,14)5 P = 1.754.3859 + 15.389.350 + 13.499.430 + 11.841.605 + 10.387.373 + 7.790.529 P = 76.452.146 75.000.000 = 1. 452.146 DF 18% P = P + A (P/A,i,n) + F (P/F, i, n) P = -75.000.000 + 20.000.000 (P/A, 18%, 5) + 15.000.000 (P/F, 18%, 5) P = -75.000.000 +62.544.000 + 6.556.500 P = -5.899.500 DF 24% P = 20.000.000 + 20.000.000 + 20.000.000 + .. + 20.000.000 + 15.000.000 (1 +0,24) (1 + 0,24)2 (1 + 0,24)3 (1 + 0,24)5 (1 + 0,24)5 P = 16.129.032 + 13.007.284 + 10.489.745 + 8.459.471 + 6.822.154 + 5.116.616 P = 60.024.302 75.000.000 P = 14.975.698 Berdasarkan perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada diskon 14 % nilai NPV > 0, maka investasi pada suku bunga 14% layak dijalankan dan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan. Pada diskon 18% dan 24 %, nilai NPV yang diperoleh < 0, maka proyek ini tidak layak untuk dijalankan dan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Selain itu, dapat disimpulkan juga bahwa semakin besar diskon faktor yang dikenakan, gagasan usaha (proyek) akan mengalami kerugian bagi perusahaan sehingga tidak layak dijalankan. http://lilissulastri.wordpress.com/2011/11/04/tugas-analisis-kriteria-investasi/

ANALISIS KRITERIA INVESTASI (Net Present Value, Present Value, Internal Rate of Return, Social Oppurtunity Cost Of Capital)
Posted on November 3, 2011 by amilakhairina Standard

Net Present Value

Net Present Value atau biasa dikenal dengan NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan sosial opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskonkan pada saat ini. Dengan kata lain NPV merupakan selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang, tingkat bunga yang relevan juga perlu ditentukan untuk menghitung nilai sekarang. Selain itu untuk menghitung NPV juga diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat / benefit dari proyek yang direncanakan. Kriteria NPV : NPV > 0 (nol) usaha/proyek layak (feasible) untuk dilaksanakan NPV < 0 (nol) usaha/proyek tidak layak (feasible) untuk dilaksanakan NPV = 0 (nol) usaha/proyek berada dalam keadaan BEP dimana TR=TC dalam bentuk present value. Present Value Berbeda halnya dengan NPV, Present Value atau biasa disingkat PV digunakan untuk untuk mengetahui nilai investasi sekarang dari suatu nilai dimasa datang. Untuk menghitung PV bisa menggunakan fungsi pv() yang ada dimicrosoft excel. Terdapat lima parameter yang ada dalam fungsi pv(), yaitu :
1. 2. 3. 4. 5. Rate, tingkat suku bunga pada periode tertentu bisa per bulan ataupun per tahun. Nper, jumlah angsuran yang dilakukan. Pmt, besar angsuran yang dibayarkan. Fv, nilai akan datang yang akan dihitung nilai sekarangnya. Type, jika bernilai 1 pembayaran dilakukan diawal periode, jika bernilai 0 pembayaran dilakukan diakhir periode.

Perbedaan yang mendasar antara fungsi NPV dan PV bisa terlihat dari nilai-nilai yang digunakan, PV mengharuskan semua nilai sama, sedangkan NPV nilai-nilai bisa bervariasi. Selain itu PV juga bisa digunakan pada awal atau akhir periode dari suatu aliran kas. Internal Rate of Return Internal rate of return (IRR) atau sering juga disebut secara singkat sebagai rate of return merupakan suatu indeks keuntungan (profitability index) yang telah dipergunakan secara luas dalam analisis investasi proyek industri. IRR juga dapat didefinisikan sebagai suatu interest rate yang membuat nilai sekarang dari aliran kas proyek industri menuju nol. Dengan demikian IRR merupakan suatu interst rate yang membuat nilai NPV sama dengan nol.

Social Oppurtunity Cost Of Capital SOCC (Social Oppurtunity Cost Of Capital) ini sangat berhubungan dengan IRR, hubungannya yakni sebagai berikut :

IRR > SOCC maka proyek dikatakan layak IRR = SOCC berarti proyek pada BEP IRR < SOCC dikatakan bahwa proyek tidak layak.

Untuk lebih memahami hal-hal diatas, bisa dilihat pada contoh soal dibawah : Pimpinan perusahaan akan mengganti mesin lama dengan mesin baru karena mesin lama tidak ekonomis lagi, baik secara teknis maupun ekonomis. Untuk mengganti mesin lama dibutuhkan dana investasi sebesar Rp 75.000.000,. Mesin baru mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan salvage value berdasarkan pengalaman pada akhir tahun kelima sebesar Rp.15.000.000,. Berdasarkan pengalaman pengusaha, cash in flows setiap tahun diperkirakan sebesar Rp.20.000.000, dengan biaya modal 18% per tahun. Apakah penggantian mesin ini layak untuk dilakukan apabila dilihat dari PV dan NPV? Jawaban: DF 18% P = P + A (P/A,i,n) + F (P/F, i, n) P = -75.000.000 + 20.000.000 (P/A, 18%, 5) + 15.000.000 (P/F, 18%, 5) P = -75.000.000 +62.544.000 + 6.556.500 P = -5.899.500 DF 14% P = 20.000.000 + 20.000.000 + 20.000.000 + .. + 20.000.000 + 15.000.000 (1 +0,14) (1 + 0,14)2 (1 + 0,14)3 (1 + 0,14)5 (1 + 0,14)5 P = 1.754.3859 + 15.389.350 + 13.499.430 + 11.841.605 + 10.387.373 + 7.790.529 P = 76.452.146 75.000.000 = 1. 452.146 DF 24% P = 20.000.000 + 20.000.000 + 20.000.000 + .. + 20.000.000 + 15.000.000 (1 +0,24) (1 + 0,24)2 (1 + 0,24)3 (1 + 0,24)5 (1 + 0,24)5 P = 16.129.032 + 13.007.284 + 10.489.745 + 8.459.471 + 6.822.154 + 5.116.616 P = 60.024.302 75.000.000 P = 14.975.698 Kesimpulan : semakin besar diskon faktor yang dikenakan, gagasan usaha (proyek) tidak layak diusahakan, apabila tetap dijalankan maka akan mengakibatkan kerugian. http://amilakhairina.wordpress.com/2011/11/03/analisis-kriteria-investasi-net-present-valuepresent-value-internal-rate-of-return-social-oppurtunity-cost-of-capital/

Aspek-aspek Studi Kelayakan


8 11 2011

3 Votes

Sampai awal Tahun 2006 masih belum ada kesepakatan tentang aspek apa saja yang harus dikaji dalam sebuah studi kelayakan proyek. Namun dari beberapa liter atur terdapat beberapa kesamaan. Umumnya penelitian akan mengkaji aspek pasar dan pemasaran, teknis, keuangan, hukum, ekonomi negara. Tergantung pada besar kecilnya dana yang tertanam dalam investasi tersebut, maka terkadang juga ditambah studi tentang dampak sosial. Beberapa pengelompokan aspekaspek tersebut dari tiga literatur yang berbeda disajikan di bawah ini : 1. Aspek teknis, institusional-organisasional-manajerial, sosial, komersil, finansial, dan ekonomi, tetapi cara pengelompokkan yang lain akan sangat berguna juga untuk didiskusikan (Ripman, 1964 dalam Gitinger, 1986). 2. Aspek Pasar dan Pemasaran, Teknis, Keuangan, Manajerial, Lingkungan, dan Legalitas, (Suad Husnan dan Suwarsono, M., 2000), 3. Aspek politik, ekonomi, sosial dan budaya, pasar dan pemasaran, serta aspek produksi, (Moch. Ichsan, dkk., 2000). Perbedaan pengelompokan aspek-aspek yang harus dikaji disebabkan oleh apakah sebuah proyek/ usaha dinilai layak/ tidak layaknya dengan analisis ekonomi atau analisis finansial. Pengelompokkan aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan dalam studi kelayakan sebuah proyek dari ketiga literatur tersebut, pada dasarnya memiliki kesamaan tujuan yaitu memberikan penilaian kelayakan/ ketidaklayakan dari sebuah proyek/ usaha dari berbagai aspek. Karena itu perbedaan tersebut bukan suatu hal yang perlu diperdebatkan. Dalam buku ini kita akan mendiskusikan lebih lanjut aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam studi kelayakan usaha/ bisnis peternakan yang difokuskan untuk analisis finansial, dengan

mengadopsi beberapa aspek dari literatur tersebut beserta pengertian dan penjelasannya. Sebuah usaha peternakan setidaknya harus mempertimbangkan enam aspek untuk setiap tahap (stage) dalam perencanaan proyek dan siklus pelaksanaannya. Keenam aspek tersebut dalam buku ini akan dibahas secara terperinci dalam bab-bab selanjutnya. Keenam aspek tersebut adalah :

Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Zooteknis dan Produksi Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek Institusional-organisasional-manajerial Aspek Lingkungan Aspek Legalitas

Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek pasar dan pemasaran atau oleh Gitinger diistilahkan sebagai aspek komersil merupakan rencana pemasaran output yang dihasilkan oleh proyek dan rencana penyediaan input yang dibutuhkan untuk kelangsungan dan pelaksanaan proyek. Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam aspek pasar dan pemasaran terdapat dua sudut pandang yaitu sudut pandang output dan sudut pandang input. Dari sudut pandang output, analisis pasar untuk hasil proyek adalah sangat penting untuk meyakinkan bahwa terdapat suatu permintaan efektif pada tingkat harga yang menguntungkan. Aspek pasar dan pemasaran dari sudut pandang output setidaknya mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini : 1. Kemana produk akan dijual ?

2. Apakah pasar cukup luas untuk dapat menampung produksi baru tanpa mempengaruhi harga ? 3. 4. 5. 6. Jika harga menunjukkan indikasi akan terpengaruh, lalu berapa besarnya? Apakah proyek masih dapat terus berjalan pada tingkat harga yang baru? Berapa besar porsi (share) keseluruhan pasar yang akan dikuasai proyek? Apakah tersedia fasilitas-fasilitas yang cocok untuk menangani produk baru tersebut ?

7. Mungkin harus dimasukkan juga persyaratan untuk pengolahan dalam proyek, atau diperlukan suatu proyek pemasaran yang terpisah dari proyek pengolahan atau distribusi (Austin, 1981). 8. Apakah produk yang dihasilkan proyek dimaksudkan untuk konsumsi domestik atau ekspor ?

9.

Apakah proyek menghasilkan kualifikasi atau kualitas yang diminta oleh pasar?

10. Rencana finansial apa yang diperlukan untuk memasarkan output, dan persyaratan khusus yang bagaimana yang diperlukan dalam proyek untuk membiaya pemasaran? http://adifirman.wordpress.com/tag/aspek-pasar-dan-pemasaran/

Pengertian pasar (market demand) suatu produk menurut Kotler: jumlah keseluruhan yang akan dibeli oleh sekelompok konsumen tertentu dalam suatu daerah tertentu dalam waktu tertentu dalam lingkungan pemasaran tertentu dan dalam suatu program pemasaran tertentu. Tujuan analisis pasar: mengetahui seberapa luas pasar product yang bersangkutan, bagaimana pertumbuhan permintaannya dan berapa besar yang dapat dipenuhi oleh konsumen perusahaan. Analisis pasar kualitatif: mengidentifikasi, memisahkan dan membuat deskripsi pasar. Analisis pasar kuantitatif: menghitung besarnya perkiraan penjualan 1 tahun mendatang. Analisis pasar meliputi: 1. Deskripsi pasar (luas pasar, saluran distribusi dan praktek perdagangan setempat) 2. Analisis permintaan dulu dan sekarang (jumlah, nilai konsumsi product ybs dan identifikasi konsumen) 3. Analisis penawaran dulu dan sekarang (impor, produk lokal), info persaingan, harga, kualitas dan strategi pemasaran pesaing 4. Perkiraan permintaan yang akan datang dari product ybs. 5. Perkiraan pangsa pasar (mempertimbangkan tingkat permintaan, penawaran, posisi perusahaan dalam persaingan dan program pemasaran perusahaan)

1. Menentukan tujuan studi : adalah mengukur dan memperkirakan permintaan untuk menilai ketepatan waktu dan harga dari proyek dalam memproduksi product. Tujuan khusus :
o o

mengetahui tempat dan luas daerah pemasaran mengetahui kapasitas produksi yang direncanakan

o o o o o

mengetahui modal yang ditawarkan dan jenis industri mengetahui tingkat harapan jumlah penjualan mengetahui tingkat harga mengetahui saluran distribusi mengetahui pembeli/konsumen produk yang direncanakan.

2. Studi pasar informal (wawancara dengan pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan produk yang ada di pasar)

3. Studi pasar formal (meliputi deskripsi metode dan tugas yang akan dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dimaksudkan, meliputi rencana penelitian yang menyeluruh meliputi skedul kerja, waktu yang dibutuhkan dan biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan studi/penelitian). Tujuannya :.
o o o o o o o

mendefinisikan daerah pasar produk mendapatkan data sekunder membuat rencana survey tes lapangan dari daftar pertanyaan yang telah dibuat mengadakan survey pasar memproses data laporan akhir

4. Karakteristik permintaan saat ini (meliputi luas pasar, pangsa pasar, pola pertumbuhan pasar, saluran pemasaran dan karakteristik lainnya). Pasar meliputi seluruh individu dan organisasi yangs evcara riil atau potensial merupakan konsumen suatu produk. (meliputi konsumen, industri, perantara dan pemerintah. Klasifikasi pasar ditinjau dari sifat produk: durable dan nondurable, produk baru atau produk yang sudah ada

Pengukuran pasar merupakan usaha memperkirakan permintaan produk secara kuantitatif meliputi : 1. Permintaan pasar mencakup daerah geografis, kelompok konsumen dalam periode tertentu merupakan usaha mendefinisikan pasar dan luasnya (segmentasi pasar) sehingga bauran pemasaran berbeda 2. Pangsa pasar dan pola pertumbuhan. Harus memperhatikan kondisi persaingan, harga yang terjadi dan pola pertumbuhan pasar.

Perkiraan permintaan yang akan datang (teknik peramalan kualitatif dan kuantitatif) Merencanakan strategi pemasaran (4P) Menilai kelayakan pasar (ada tidaknya permintaan produk).

Prosedur pengukuran dan peramalan A. Analisis Ekonomi makro/global : kependudukan, kebijakan pemerintah, inflasi, pengangguran, tingkat bunga, ekspor, pengeluaran dan tabungan masyarakat, investasi bisnis, belanja pemerintah. B. Analisis industri (permintaan seluruh perusahaan yang menghasilkan produk sejenis dengan produk proyek). Mencakup kebutuhan dan permintaan industri yang riil yang dipenuhi dan prospeknya di masa yang akan datang. Cara mengukur dan meramalkan permintaan : 1. Menggunakan data ekspor impor produk PE = P+ (I-E) + D C PE = permintaan efektif P = produksi dalam negeri masa ybs I/E = Impor/ekspor DC = perubahan cadangan produk (selisih persediaan awal dan akhir) 2. Data permintaan barang sejenis di luar negeri 3. Menggunakan data produk pengganti

4. Menggunakan data kapasitas produk lanjutan A. Analisis pengukuran dan peramalan proyek, meliputi analisis penjualan masa lalu dengan melihat posisi perusahaan dalam persaingan B. Pengawasan peramalan. Mengukur Permintaan sekarang

Pasar potensial yaitu jumlah penjualan maksimal (unit/rp) yang bisa dicapai oleh seluruh perusahaan dalam industri yang bersangkutan selama suatu waktu dan tingkat usaha pemasaran dan keadaan lingkungan tertentu. Metode: Rasio Rantai (Chain Ratio Method): mengalikan angka dasar dengan beberapa prosentase penyesuaian. Contoh: permintaan untuk makanan ringan rendah kalori = Jumlah penduduk X pendapatan perkapita X Rata-rata % pendapatan yang dibelanjakan X rata-rata % pengeluaran dibelanjakan untuk makanan ringan X % pengeluaran makanan ringan yang dibelanjakan untuk makanan ringan rendah kalori.

Pangsa Pasar yaitu bagian nyata penjualan perusahaan dalam industri yang bersangkutan di dalam pasar.

Meramal Permintaan Teknik peramalan didasarkan pada segala sesuatu yang masyarakat lakukan 1. Metode tes pasar: meramalkan dan mendapatkan reaksi pembeli atas produk 2. Metode analisis catatan perilaku pembelian 3. Metode runtut waktu Teknik Peramalan Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Analisis Kualitatif terdiri dari Judgement forecast dan Survey

Survey pembeli (survey of Buyers intentions): Kecenderungan pembeli menghadapi keadaan tertentu

Untuk barang konsumen akhir:


Skala kemungkinan pembeli (purchase probability scale) Kondisi keuangan dan perekonomian calon pembeli

Tingkat ketidaksenangan dan kesenangan terhadap produk

Untuk barang industri : fokus pada peralatan dan bahan baku dan kepabrikan lainnya

Peramalan berdasarkan pendapat tenaga pemasaran (composite of sales force opinion) Pendapat para ahli (expert opinion) Tes pasar (market test), mempelajari reaksi konsumen dan dealer dalam menangani, menggunakan dan membeli kembali produk secara nyata dan melihat luas permintaan

Tes pasar produk konsumen


percobaan percobaan 1 adopsi frekuensi pembelian

Metodenya :
sales

wave research selama beberapa kali)

(konsumen diberi produk percobaan cuma-cuma

simulated store technique, memberi uang kepada konsumen untuk belanja di toko yang ada produk produsen) Controlled test Marketing (minimarket testing), wawancara terhadap konsumen tentang kesadaran terhadap produk.

Tes pasar produk industri dilakukan di lab untuk mengukur penampilan, kecocokan, kegunaan, desain dan biaya operasi.

product use test (memilih konsumen potensial untuk mencoba produk ybs.) pameran dagang

Analisis Kuantitatif/statistik Analisis Kuantitatif : data masa lalu diasumsikan berulang kembali di masa yang akan datang meliputi :

a. peramalan sederhana b. Statistik, diantaranya: runtut waktu dan regresi-korelasi. 1. Analisis runtut waktu (time series analysis), menggunakan data historis, menggunakan empat komponen, trend, variasi siklis, variasi musim dan variasi tidak beraturan 2. trend: kecenderungan prestasi masa lalu naik/turun yang menunjukkan aktifitas ekonomi dalam dinamika perekonomian dan merupakan keadaan jangka panjang dalam ukuran waktu menurut fenomena ekonomi. 3. Variasi siklis/gerakan perubahan penjualan dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi yang secara luas bersifat periodik 4. Variasi musim, pola perubahan tertentu yang bersifat periodik dalam satu tahun 5. Komponen tidak beraturan, unpredicable (bencana, kerusuhan dsb) Analisis runtut waktu terdiri dari dekomposisi rencana penjualan murni ke dalam empat komponen tersebut, lalu komponen tersebut digabungkan kembali untuk menghasilkan peramalan penjualan. Contoh: diketahui :

Perusahaan asuransi tahun 2001 menjual polis 12.000 Tahun berikutnya diramalkan naik 5% Inflasi tahun 2002 diperkirakan 10% Index bulan Desember 1.30, hitung penjualan bulan Desember 2001

Jawab 1. Penjualan tahun berikutnya = 12.000 X 5% = ? 2. Hasil 1) dikurangi 10% x hasil 1) atau hasil 1) dikalikan 90% = ? 3. Menghitung bulanan hasil 2) dibagi 12 = ? 4. Menghitung bulan Desember dengan mengalikan hasil 3) dengan 1,30 Teknik exponential smoothing, dirumuskan: Qt-1 = a St + (1-a)Qt atau Ft = Ft-1 + a(At-1 - Ft-1)

Contoh : pada bulan Januari 2001, manajer memperkirakan perminatan bulan Februari 2001 adalah 142. Permintaan bulan aktual bulan Februari 2001 adalah 153. Hitung perkiraan permintaan bulan Maret 2001 ? 1. Analisis Regresi-korelasi : suatu perhitungan statistik yang dibuat untuk menemukan faktor-faktor penting yang mempengaruhi suatu yang diramal dan besarnya pengaruh tersebut. Misalnya faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan: harga, pendapatan, penduduk dan promosi. Variabel tak bebas (Y) merupakan fungsi dari variabel bebas (X1, X2,,Xn) 1. analisis regresi korelasi sederhana, memiliki satu variabel bebas Y = a+bX 2. Analisis Regresi linier berganda, variabel bebas lebih dari 1. Y = f(X1,X2,, Xn) Y= a+ b1X1+b2X2 +BkXk A = konstanta b1 = konstanta yang mengukur besarnya perubahan Y akibat terjadinya perubahan nilai 1 unit X1, asumsi variabel lain tetap. Analisis Pesaing 1. Identitas Pesaing
o

Perusahaan lain memasarkan produk yang sama untuk konsumen dan harga yang sama Perusahaan lain memasarkan pada kelompok produk yang sama Persaingan sesama perusahaan yang menawarkan servis yang sama Persaingan sesama perusahaan yang memproduksi produk konsumen

o o o

Persaingan atas dasar konsep industri (sebuah kelompok perusahaan yang menawarkan suatu produk atau kelompok produk yang bisa saling menggantikan satu sama lain) ditekankan pada aspek elastisitas permintaan Persaingan atas dasar konsep pasar, menekankan pada kesamaan konsumen. 1. Strategi pesaing

2. Tujuan pesaing 3. Kekuatan dan kelemahan pesaing 4. Pola reaksi pesaing

Teknik dan Usaha Memasarkan Barang/Jasa dari Proyek Marketiing Mix (bauran pemasaran) : kesatuan usaha memasarkan produk yang perusahaan gunakan untuk mencapai tujuan pemasaran di dalam mencapai target pasar. Marketing Mix Produk Price/harga Place/saluran distribusi Promosi Program Pemasaran Kualitas produk, pembungkusan, pemberian merek, pelayanan, label Potongan, cara pembayaran, kredit Mengidentifikasi dan memilih dan menghubungkan berbagai perantara dan fasilitator pemasaran Advertising, personal publising (PR) selling, sales promotion,

Kebijakan Produk Bauran produk adalah kesatuan kelompok produk dan jenisnya yang ditawarkan penjual kepada pembeli Kelompok produk (product line) adalah sekelompok produk yang sama atau hampir sama karena dijual pada kelompok konsumen yang sama, dipasarkan melalui cara-cara yang sama dan memiliki harga yang kurang lebih sama. Produk yang ditawarkan kepada konsumen dapat dilihat dalam tiga tahap : 1. Inti produk, merupakan pelayanan yang penting bagi pembeli 2. Produk yang berujud, berdasarkan kualitas, merek, penampilan dan pembungkusan 3. Produk yang baik adalah bila diikuti pelayanan yang menyertai produk tersebut (jaminan, pemasangan, perawatan dan pengangkutan gratis). Empat dimensi menyusun strategi produk

1. Dilihat dari lebarnya, berapa banyak kelompok produk yang akan diproduksi 2. Dilihat dari panjangnya, jumlah jenis dalam bauran produk 3. Dilihat dari kedalaman, jumlah variasi setiap produk yang ditawarkan 4. Dilihat dari konsistensi, seberapa jauh hubungan berbagai kelompok produk terhadap pemakai akhir, kebutuhan produksi dan saluran distribusi. Kebijakan Harga Enam tahap penentuan harga pertama kali : 1. Penentuan tujuan perusahaan 2. Penemuan skedul permintaan yang menunjukkan jumlah yang bisa dibeli setiap periode pada setiap pilihan harga. 3. Memperkirakan perbedaan biaya setiap tingkat keluaran (output) 4. Penelitian harga pesaing sebagai dasar penentuan harga. 5. Memilih metode penentuan harga, misalnya metode markup, going rate pricing (penentuan harga berdasarkan harga pesaing), penentuan harga target kembali, perceived value pricing yaitu atas dasar persepsi pembeli terhadap produk dan sealed pricing bid pricing yaitu penentuan harga untuk keperluan lelang sehingga perusahaan cenderung menentukan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan pesaing dengan maksud memenangkan tender 6. Memilih harga akhir dengan memasukkan unsur psikologi dalam penentuan harga, koordinasi dengan elemen bauran pemasaran lainnya, mencocokkan dengan kebijakan penentuan harga perusahaan dan dapat diterima oleh para distributor, tenaga pemasaran, pesaing, pemasok dan pemerintah. Kebijakan saluran distribusi Merchant middleman (penjual perantara): perantara yang membeli produk produsen, memiliki, dan menjual kembali. Agent Middleman (perantara agen) : melakukan pencarian konsumen, mengadakan tawar menawar atas nama produsen tetapi tidak memiliki produk yang diperjualbelikan. Fasilitator: memfasilitasi perdagangan namun tidak memiliki, tidak mengadakan tawar menawar maupun membeli produk yang diperjualbelikan. Hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan saluran distribusi :

1.

Menentukan pelayanan yang diharapkan dari para anggota saluran distribusi, yaitu jumlah unit produk yang diterima konsumen setiap pengiriman (lot size)

2. Memilih sistem saluran distribusi adalah menentukan tujuan dan batasan saluran distribusi. 3. Mengidentifikasi pilihan saluran distribusi yang penting yang meliputi jenis dan jumlah penyaluran, intensif atau distribusi selektif. 4. Menentukan hak dan tanggung jawab penyalur. Kebijakan Promosi Prinsip utama promosi adalah mengadakan komunikasi kepada audience. Tahap merencanakan dan membuat program promosi : 1. Identifikasi target audience yang ingin dicapai dan sifat-sfatnya termasuk image yang ingin diciptakan terhadap produk. 2. Mendefinisikan tujuan mengadakan komunikasi 3. Merencanakan pesan yang ingin disampaikan (isi, struktur, format dan sumber) 4. Memilih saluran komunikasi 5. Memperkirakan anggaran promosi
o

the affordable method : cara menentukan anggaran promosi atas dasar kemampuan perusahaan menurut pendapat para perencana promosi the percentage of sales method, untuk menentukan anggaran promosi dengan cara menentukan prosentase tertentu atas penjualan competitive parity method, menentukan anggaran promosi atas dasar biaya promosi pesaing the objective and task method, perencana promosi mendefinisikan tujuan tertentu dan menentukan tugas-tugas yang harus dijalankan sebelum menentukan anggaran promosi.

6. Mengalokasikan anggaran kepada tiap-tiap alat promosi (bauran promosi). Faktorfakotr yang mempengaruhi bauran promosi adalah
o

jenis pasar produk

o o o

strategi mendorong dan menarik kesiapan pembeli daur usia produk

7. Mengikuti perkembangan pasar 8. Semua komunikasi harus dikelola dan dikoordinasikan secara konsisten, tepat waktu dan efektifitas biaya. http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ekma4311/topik5.htm

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN


ASPEK PEMASARAN PASAR didefinisikan sebagai tempat bertemunya penjual pembeli atau tempat terjadinya transaksi jual dan beli Sedang, PEMASARAN didefinisikan sebagai suatu proses terjadi,transaksi jual dan beli. Dari definisi singkat ini dapat disimpulkan bahwa pasar bersifat STATIS Sedangkan pemasaran bersifat DINAMIS. Jika kita menggunakan kata pemasaran berarti kata tesebut sudah mengandung kata pasar. Pemasaran seringkali disebut sebagai ujung tombak perusahaan. Ujung tombak pada sebuah tombak menempati posisi terdepan dan analoginya pada perusahaan, pemasaran merupakan pos terdepan bagi setiap perusahaa Tanpa adanya aktivitas pemasaaan maka tidak akan tercipta sumber penghasilan. Jika sumber penghasilan tidak tercipta sedang biaya dan beban sudah terjadi maka perusahaan berarti menderita kerugian. Didalam konsep akuntansi laba akan diakui manakala transaksi penjualan telah dilakukan. Sedangkan beban sudah dapat diakui sebagai , kerugian tatkala sudah dikeluarkan. Karena pemasaran merupakan ujung tombak. perusahaan dan memegang peran yang sangat menentukan maka pemasaran dianggap mempunyai dimensi pertama (dimensi utama). Para pemilik proyek bisnis harus memperhatikan berbagai aspek yang terkait dengan pemasaran.

FUNGSI PEMASARAN Para manajemen perusahaan atau para manajemen atau pemilik organisasi proyek harus memperhatikan berbagai FUNGSI PEMASARAN. Bagi pemilik atau manajemen organisasi proyek adalah bahwa pada perusahaan, aktivitas sudah berjalan. Sedangkan pada organisasi proyek , aktivitas regulernya sedang dipelajari atau dianalisis. Oleh karena itu, para manajemen atau para pemilik organisasi proyek harus mempertimbangkan betul berbagai aspek proyek guna dipersiapkan manakala nantinya proyek diterima dan aktivitas reguler harus dikerjakan. dibawah ini akan dijelaskan secara ringkas aspek FUNGSI PEMASARAN - MEMBELI

- MENJUAL - TRONSPORTASI - PENYIMPANAN - PEMBEBANAN - STANDARNISASI - TINGKATAN PRODUK - MENANGGUNG RESIKO - HARGA - INFORMASI PASAR BAURAN PEMASARAN Konsep BAURAN PEMASARAN dikembangkan oleh Neil Borden. Kemudian konsep BAURAN PEMASARAN ini dikembangkan lebih lanjut oleh James Culliton. Konsep BAURAN PEMASARAN awalnya terdiri dari 12 (dua belas) unsur yang kemudian dikondensasikan menjadi 4 (empat) unsur. Setelah itu berkembang menjadi 5 (lima) unsur yang kernudian disusuI lagi menjadi 6 (enam) unsur. Meskipun konsep BAURAN PEMASARAN yang umum diketahui adalah 4 (empat) unsur yang meliputi produk, harga, tempat dan promosi akan tetapi konsep BAURAN PEMASARAN !ni tidak mutlak harus 4 (empat) unsur sebab konsep BAURAN PEMASARAN dapat dikembangkan lag! kepada unsur yang lebih banyak. Konsep BAURAN PEMASARAN merupakan konsep yang harus dipakai oleh perusahaan didalam memasarkan barangnya agar memperoleh keuntungan yang maksimal. Variabel yang menjadi unsur BAURAN PEMASARAN setiap saat akan selalu mengalami perubahan dan setiap perubahan harus dipelajari dan dianalisis. Setiap variabel merupakan fokus sentral pemerhatian perusahaan didalam mendekati konsumen agar konsumen bersedia membeli produk perusahaan. Didalam organisasi proyek, BAURAN PEMASARAN harus diperhatikan agar nantinya manakala melangkah atau sampai pada operasionalisasi pemasaran produk tidak akan mendapat hambatan yang cukup berarti yang nantinya akan merugikan perusahaan. - PRODUK - HARGA - TEMPAT - PROMOSI - HUBUNGAN (RELASI) - KEKUASAAN (POWER) ANALISIS PEMASARAN Didalam organisasi proyek, dimana aktivitas regulernya belum berjalan maka kebijakan tentang pemasaran harus diperhatikan, dipersiapkan sedini mungkin. Oleh karena itu berbagai aspek yang berhubungan dengan pemasaran harus dianalisis. Biasanya proyek yang akan didirikan oleh pemillk, pemillknya atau yang terilbat dengan proyek telah merapunyai pengalaman yang matang. Meskipun

demiklan anallsis pemasaran sangat diperlukan sehingga kebijakan pemasaran yang akarn diputuMn nantinya dapat diterapkan didalam aktivitas reguler perusahaan. Analisis pemasaran harus menekankan kepada berbagau aktivitas yang diarahkan kepada studi yang sistematis terhadap sifat (1) kebutuhan dan keinginan konsumen, (2) karakteristik produk (untuk melihat sejauh mana suatu produk telah sesuai dengan kebutuhan, keinginan dan spesifikasi konsumen, (3) struktur pasar persaingan (4) karakteristik konsumen dan 5) laju perubahan yang melekat pada perubahan produk dan perubahan kebutuhan, keinginan dan kemampuan konsumen. Adapun tujuan analisis pemasaran adalah mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen, menguji bagaimana produk dapat alokasikan atau dirancang atau apakah produk baru perlu dipasarkan dan juga perfu adanya usaha terus berlanjut untuk memperkenalkan dampak negatif perusehaan setelah menemukan karakteristik produk dan karakteristik konsumen. Analisis pemasaran mengestimasikan potensi pasar dengan cara memaksimalkan potensi permintaan berdasarkan jumlah konsumen sasaran, kemampuan daya beli konsumen, pendapatan konsumen clan karakteristik pengeluaran uang konsumen. Analisis pemasaran membantu memperkecil derajat ketidak pastian yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam menguasai pemasaran. Analisis pemasaran merupakan alat yang memberikan kemampuan bagi manajemen untuk mengembangkan dan memilih strategi yang tepat untuk menyaring produk, menempatkan produk pada posisi pemasaran yang tepat, memelihara produk dan manakala diperlukan melenyapkan atau menarik produk dari pasar. Analisis pemasaran sangat terkait sekali dengan aktivitas kehidupan konsumen yang begitu banyak clan luas. Oleh karena itu, analisis pemasaran akan ditujukan kepada berbagai aspek seperti (1) aspek kecenderungan pasar, (2) aspek kesempatan pasar, (3) aspek segmentasi pasar dan (4) aspek potensi pasar. MACAM-MACAM SEGMENTASI Segmentasi pasar dapat dibedakan atau dikelompokkan kedalam : 1. SEGMEN GEOGRAFIS. Suatu segmen yang didasarkan atas lokasi konsumen atau daerah penjualan. Lokasi konsumen meliputi lokasi geografis, lokasi daerah pemasaran, lokasi kota clan desa dan lain sebagainya. Bidang perencanaan yang relevan dengan pemasaran adalah distribusi pisik. 2. SEGMEN DEMOGRAFIS. Suatu segmen atas dasar karakteristik kependudukan seperti umur, jenis kelamin, ukuran keluarga, gaya pola / gaya hidup, pendapatan ekonomi dan lain sebagainya. Bidang perencanaan yang relevan dengan pemasaran adalah memilih media periklanan dan iokasi toko eceran. 3. SEGMEN PSIKOGRAFIS. Suatu segmen yang didasarkan atas gaya hidup kepribadian. Kepribadian disini seperti gaya hidup seorang pemimpin atau pengikut, seorang yang mempunyai sikap introvert atau ekstrovert, seorang Yang bersikap sangat radikal, keras kepala, kaku dan lain sebagainya. Bidang perencanaan yang relevan dengan pemasaran adalah iklan, pengembangan produk clan rancang produk. 4. SEGMEN BENEFIT. Suatu segmen yang didasarkan atas berbagai manfaat Yang akan diperoleh oleh para konsumen didalam mengkonsumsi produk jarang dibeli. Variabel utama segmen ini adalah derajat kesukaan konsumen atas produk yang dipasarkan. Bidang perencanaan yang relevan dengan Pemasaran

adalah Man, pengembangan produk clan menempatkan produk pada posisi tertentu di suatu tingkatan pemasaran. 5. SEGMEN RUANG PRODUK. Membagi pasar kedalam segmen menurut kesamaan atribut clan karakteristik produk yang dirasakan oleh konsumen. Konsumen yang mempunyai kesukaan yang sama atau persepsi yang sama atas suatu produk dijadikan satu kelompok kemudian diikat atau digabung menurut den,ografts. Variabei utamanya adaiah kesamaan kesukaan dan persepsi atas suatu produk. Bidang perecanaan yang relevan dengan pemasaran adalah iklan, pengembangan produk dan menempatkan produk pada posisi tertentu tingkatan pemasaran. 6. SEGMEN FAKTOR PASAR. Pembagian pasar kedalam keiompok yang terpengaruh oleh bauran pemasaran seperti harga, promosi, dan tempat. Variabel utamanya adalah harga, kuaiitas, pengepakan, promosi, tempat dan juga iklan. Bidang perencanaan yang relevan dengan pemasaran adalah strategi promosi dan alokasi sumber ekonomi untuk setiap variabel bauran pemasaran.

http://webmantab.blogspot.com/2012/10/aspek-pemasaran-pasar-didefinisikan.html Aspek Pasar dan Pemasaran Dalam aspek ini beberapa hal yang diperhatikan adalah: - Pasar dan jenis (pasar konsumen, industri, reseller) - Analisis penawaran dan permintaan produk - Tren perkembangan permintaan produk

Dalam pemasaran dikenal segmenting, targeting dan positioning:

Segmentasi Penerapan segmentasi mempunyai syarat measurability, accessability, substantiability dan dibagi berdasarkan: - Geografis - Demografis - Sosiologis

- Psikografis

Targeting Ukuran dan pertumbuhan segmen, kemenarikan struktur segmen (profitable), dan sasaran dan sumber daya yang dimiliki Alternarif pasar sasaran: - undiffirentiated marketing (produk tunggal) - defferentiated marketing (produk berbeda untuk pasar berbeda) - concentrated marketing (pembeli tertentu)

Positioning Melakukan identifikasi keunggulan kompetitif yaitu diferensiasi produk, diferensiasi jasa, diferensiasi personil, diferensiasi citra.

http://www.kjpptrisanti.com/index.php?option=com_content&view=article&id=60%3Astudikelayakan&catid=31%3Aumum-jasa-dan-pelayanan&limitstart=5

Analisis posisi PT Widya Garmen(WG)

1.Ditinjau dari aspek hambatan untuk masuk:

Dari parameter skala ekonomi ; Untuk mendirikan pabrik kaos kaki diperlukan skala ekonmomis produksi yang besar( 4 dari skala 5), artinya pabrik kaos kaki tidaklah cukup menarik jika jumlah produksi kaos kaki yang dihasilkan tidak dalam jumlah besar.PT WG dapat bertahan karena produknya mendapat pesanan dari perancis, dan Belanda dalam jumlah yang besar setiap tahunnya. Dari parameter kebutuhan modal, pabrik membutuhkan modal yang tinggi (4 dari skala 5 ) Karena harus memiliki mesin-mesin pintal yang dapat menjaga kualitas dan kuantitas produksinya.
2.Dari aspek persaingan antar pesaing:

Untuk parameter jumlah persaingan seimbang di Bandung produksi kaos kaki tidak terlalu besar, Artinya persaingan antar kompetitor tidak terlalu ketat. Untuk parameter pertumbuhan industri kaos kaki dapat dikatakan lambat. Sedangkan. Untuk parameter biaya simpan cukup tinggi, Artinya; produsen kaos kaki sebaiknya mencantumkan variabel kecepatan perputaran persediaan dalam kontrol kinerjanya. Karena makin lama kaos kaki disimpan akan menimbulkan biaya yang mahal.

Pada masing-masing aspek terdapat bebarapa parameter. Parameter-parameter ini dalam rancangan Sistim Manajemen Kinerja harus dicermati untuk dipertimbangkan apakah akan menjadi variabel kunci untuk dikelola atau tidak, tergantung kondisi dari masing masing perusahaan dan lingkungan industri yang ada.
Analisis tujuh aspekCSF (Critical Success Faktor)

1.Ditinjau dari aspek infrastruktur perencanaan: Untuk parameter sistem perencanaan PT WG lebih lemah dibanding dengan PT Saphira. Untuk parameter sistim informasi dan komunikasi,Struktur organisasi, Budaya perusahaan,Kemampuan kepemimpinan, dan citra perusahaan. Dalam aspek ini hanya parameter manajemen pengendalian saja PT WG seimbang dengan PT Saphira.

2.Dari aspek keuangan PT WG lemah ditinjau dari kemampuan modal, kemampuan untuk akusisi dan divestasi, serta untuk parameter manajemen modal kerja dan manajemen pajak hanya seimbang.

3.Dari aspek sumber daya manusia: PT WG seimbang dengan PT Saphira ditinjau dari parameter seleksi, promosi,penempatan, sistem perhargaan, dan hubungan perburuhan serta lemah dari sisi organisasi sumber daya manusia. Analisa dapat dilakukan untuk aspek-aspek Teknologi, Operasi,Pemasaran dan penjualan.

Dari hasil analisis : Persaingan akan dapat diketahui posisi perusahaan relatif terhadap kompetitor langsung.

Analisis persaingan tidak harus selalu diperbandingkan antara perusahaan sejenis, tetapi dapat juga diperbandingkan dengan perusahaan yang berbeda jenis. http://pariyati.blog.amikom.ac.id/2012/07/26/contoh-kasus-analisis-posisi/

Contoh Kasus Manajemen Pemasaran

Analisis Produk Sepatu dan Tas ELIZABETH


1. Pendahuluan Banyak perusahaan-perusahaan nasional yang keder menghadapi saingansaingannya dari perusahaan multinasional. Ketakutan tersebut memang berdasar. Perusahaan-perusahaan multinasional sering datang dengan strategi yang sudah terasah belasan atau puluhan tahun, reputasi bagus yang sulit untuk ditaklukkan, dan SDM dan sistem perusahaan berkelas dunia. Ketakutan tersebut memang perlu untuk menjaga kewaspadaan, tetapi ketakutan tersebut tidak perlu berlebihan juga. Memang benar, raksasa-raksasa multinasional tersebut memiliki hampir semua sumber daya yang didambakan perusahaan lokal. Namun sering mereka tidak mampu menggunakan keunggulan mereka secara maksimal di lingkungan negara-negara berkembang. Sebut saja efisiensi logistik. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia yang lalu lintasnya masih tidak karuan dengan infrastruktur yang sering di bawah standar,

sistem informasi logistik yang mampu memprediksi tibanya kiriman dalam hitungan menit tidak bisa diterapkan di sini. Ini belum termasuk kondisi daerah pedalaman dan kepulauan Indonesia. Pasar Indonesia yang heterogen juga menyulitkan metode riset pasar yang terasah untuk negara-negara maju. Banyaknya jumlah penduduk miskin dan berpendidikan rendah membuat pesan pemasaran harus diadaptasi sesuai tingkat pendidikan mereka. Dalam konteks ini, para pemain lokal sering sudah mendapatkan pengetahuan tersebut secara tacit, sementara para pemain multinasional memerlukan waktu untuk merubah strategi dan paradigma mereka. Kelebihan pemain lokal dan kekurangan perusahaan multinasional tersebut seharusnya dipergunakan secara maksimal oleh perusahaan-perusahaan dalam negeri. Hal ini juga diterapkan oleh perusahaan Sepatu dan Tas yang Nama perusahaannya bernama Elizabeth yang diambil dari nama istri si pemilik perusahaan. Perusahaan ini terletak di daerah bandung tepatnya di Jalan Otto Iskandardinata, Bandung. Lalu, dicabang yang kedua di Jalan Cihampelas, dan di cabang ketiga dilantai lima di Jalan Ibu Inggit Garnasih perusahaan ini bergerak di bidang Produk sepatu dan Tas

2. Analisis Produk A.Label Produk Begitu produksinya jadi pilihan pasar, merek pun ditempelkan. Handoko bernama asli Lie Koen Poe, memakai nama istrinya sendiri, Elizabeth, untuk produksi tas tersebut. Pada 1 Januari 1968 nama itu didaftarkan sebagai merek dagang pada Direktorat Jenderal Hak Cipta, Paten dan Merk, Departemen Hukum dan HAM. B. Kualitas dan Analisis Produk Selain karena desainnya kreatif, kualitas dan jenis bahan serta mutu jahitannya juga terpelihara. Lagi pula, tas harga made in Elizabeth terbilang terjangkau, antara Rp 20.000 hingga Rp 200.000. seperti ditirukan Dinny Nurhayati, Public Relations Elizabeth. Kiat Elizabeth mempertahankan kualiatas cukup unik. Selain mendesain sendiri, ia juga bertindak sebagai tester. Mengikuti selera kaum hawa yang doyan mengikuti

perkembangan, ia memilih sendiri bahan yang enak dan nyaman dipakai. Karena tiap produksinya dipersepsikan untuk dipakai sendiri,maka sebelum diluncurkan ke pasar Elizabeth terlebih dahulu memakai sendiri. Elizabeth agaknya sukses dengan prinsip itu. Ia pun mampu berkembang di tengah persaingan pasar tas yang makin ramai. Baik produksi dalam negeri maupun tas-tas produk impor yang kini membanjiri pasar. C. Kesesuaian Harga Harga Produk tas dan Sepatu dari perusahaan Elizabeth sangat bersaing dengan desainnya kreatif, kualitas dan jenis bahan serta mutu jahitannya juga terpelihara. Lagi pula, tas harga made in Elizabeth terbilang terjangkau, antara Rp 20.000 hingga Rp 200.000. sehingga semia kalangan dapat menjangkaunya baik dari kalangan kecil menengah bisa menikmati produk dari perusahaan ini D. Promosi Promosi yang digunakan untuk memasarkan produk ini salah satunya dengan promosi lewat jalur Internet dengan target pasar sampai keluar negeri baik yang memasangkan sebagian harga barang yang dijual beserta foto-foto contoh dari produk yang akan di pasarkan dengan kualitas expor, perusahaan ini juga menerima orderan tas dan sepatu yang ingin dibuat atau diambil dari yang sudah ada, promosi yang digunakan lagi adalah dengan memasang iklan-iklan ke media lokal karena biaya promosi lebih murah E. Distribusi Untuk memenuhi toko dan pesanan, akhirnya Elizabeth membangun sebuah pabrik di kawasan Kopo, Bandung, dengan ratusan karyawan. Maka, selain membuka 20 gerai di tujuh provinsi di Tanah Air, sekitar 5.000 desain Elizabbeth kemudian merambah ke pasar Hong Kong, Singapura, Belanda, Arab Saudi, Jepang, Jerman, Malaysia, Kuwait, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat. F. Prospek Prospek perusahaan Elizabeth ini memiliki prospek lebih besar lagi kalau perekonomian yang ada di indonesia lebih baik dari sekarang yang agak sulit untuk menexpor barang keluar negeri namun pasar dalam negeri lebih terbuka lebar untuk produk-produk dari perusahaan Elizaberth karena tas dan sepatu produksi Elizabeth

digemari ibu-ibu dan remaja putri kalangan menengah atas yang merupakan target pasar yang sangat potensial 3. Penutup Menurut saya perusahan ini sangat potensial dalam pasar lokal maupun pasar luar negeri baik dari kalangan atas maupun kalangan bawah yang masih bisa menjangkau harga produk yang di tawarkan oleh perusahaan ini dan perusahan ini masih harus mengembangkan sayapnya dengan mebuka cabang lagi di luar Negeri karena sudah sudah banyak mengexpor keluar negeri yang merupakan potensi pasar yang sangat tinggi untuk di gali dan memperoleh keutungan yang lebih besar dari yang sekarang. http://nyaritugas.blogspot.com/2011/12/contoh-kasus-manajemen-pemasaran.html

Aspek pasar dan pemasaran dalam studi kelayakan bisnis


Posted by wahyuindra Rabu, 28 November 2012 2 comments

BAB II PEMBAHASAN

Aspek Pasar Studi Kelayakan Bisnis


Sebelum memasuki bisnis hendaknya dilakukan analisis terhadap pasar potensial yang akan dimasuki. Sehingga pasar potensial bagi produk yang dihasilkan.

A. Pengertian Pasar
Pasar menurut para ahli: Tempat pertemuan antara penjual dan pembeli Saling bertemunya kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga Pasar menurut Stanton Kumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan-keinginan untuk puas, untuk belanja dan kemauan untuk membelanjakan.

B. Bentuk Pasar

Bentuk-bentuk Pasar Produsen 1. Pasar Persaingan Sempurna Produsen tidak terbatas jumlahnya sehingga aktivitas persaingan tidak tampak, konsumen dapat menjual barang dan membeli beberapa saja tanpa ada batas asal bersedia membeli/menjual pada harga pasar. 2. Pasar Monopoli Bentuk pasar yang dikuasai oleh seorang penjual saja, karena tidak ada barang subtitusi dan terdapat hambatan untuk masuknya pesaing dari luar. Monopoli bisa terjadi karena menguasai barang mentah, penguasaan teknik produksi tertentu, tindakan yuridis/hak paten atau karena luas pasar yang tidak terlalu besar untuk dilayani. 3. Pasar Oligopoli Perluasan dari pasar monopoli (terdapat beberapa produsen).penentuan tingkat harga sangat dipengaruhi oleh pesaing, sehingga tindakan atau aktivitas pesaing harus dipertimbangkan. 4. Pasar Persaingan Monopolistik Merupakan bentuk campuran antara persaingan sempurna dan mopnopoli. Mirip persaingan sempurna karena ada kebebasan untuk masuk atau keluar pasar dan barang yang dijual tidak homogen. Karena barang yang heterogen dimiliki perusahaan-perusahaan yang besar saja, pasar ini mirip dengan monopoli.

Pasar Dilihat Dari Sisi Konsumen 1. Pasar Konsumen Pasaar barang dan jasa yang dibelui atau disewa perorangan atau keluarga untuk dikonsumsi sendiri. 2. Pasar Industri Pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa oleh perorangan atau organisasi untuk digunakan pada produksi barang atau jasa lain, baik untuk dijal atau disewakan. 3. Pasar Penjual Kembali (Reseller) Suatu pasar yang terdiri dari perorangan dan/atau organisasi yang biasa disebut pedagang menengah yang terdiri dari dealer, distributor, grosir, agen dan retail yang menjual kembali untuk mendapat keuntungan.

4. Pasar Pemerintah Pasar yang terdiri dari unit-unit pemerintah yang membeli atau menyewa barang atau jasa untuk menjalankan tugas-tugas pemerintah.

C. Pertanyaan Mendasar dalam Aspek Pasar dan Pemasaran


Aspek pasar merupakan salah satu aspek yang berkenaan mengenai kondisi pasar dari bidang usaha yang di jalankan, dan merupakan urutan pertama bila akan menyusun suatu laporan Studi Kelayakan Bisnis. Oleh karena itu terdapat beberapa pertanyaan yang mendasar mengenai aspek pasar pada bisnis atau usaha yang akan di jalankan.

Pertanyaan yang mendasar : 1. Berapa market potensial yang tersedia. Untuk mengetahui berapa market potensial yang tersedia maka dapat menggunakan informasi yang telah lalu, dengan kata lain sang pemilik usaha sebelum membuka usahanya harus terlebih dahulu melakukan perbandingan dengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan usaha yang akan akan di lakoninya. Sebagai contoh : Apabila akan membuka usaha rumah makan bakmi jawa, tentunya pasar potensial yang tersedia sangat banyak sekali dari orang yang berusia lanjut sampai dengan orang yang berusia muda. 2. Berapa market share yang tersedia dari seluruh pasar potensial. Untuk mengetahui ini maka dapat melakukan pengamatan siapa saja yang bisa atau mungkin dapat membeli produk yang dihasilkan, dengan mengetahui perbandingan yang ada di dalam market potensial. Sebagai contoh : Apabila akan membuka usaha berupa warung Bakmi Jawa, usahakan mempunyai tempat usaha yang terletak di tengah perkampungan dan di pinggir jalan serta memiliki cita rasa tersendiri, dengan alasan tidak semua orang yang lewat atau lingkungan sekitar akan selalu membeli bakmi jawa yang sudah di hasilkan dan merasa cocok dengan cita rasa tersebut.

3. Strategi pemasaran yang akan di gunakan. Untuk melakukan strategi pemasaran dapat menggunakan strategi Marketing Mix yang di titik beratkan kepada Product Life Cycle atau keberlangsungan hidup produk yang di hasilkan, ini ditujukan karena bila sebuah usaha sudah menjadi dominan maka tidak berarti tidak ada pesaing, justru sebaliknya, pasti akan ada pesaing, dan kalau pesaing ini di biarkan maka jika terdapat kesalahan dalam

pemasokan dari perusahaan yang dominan sempat mengalami keterlambatan atau hambatan, pangsa pasar yang kecil itu akan di manfaatkan oleh pesaing sebagai senjata untuk merebut market potensial dari usaha yang sudah dominan tersebut. Sebagai contoh : Apabila warung Bakmi jawa tadi sudah cukup terkenal dan memiliki pelanggan potensial yang sudah memenuhi target penjualan perhari, akan tetapi tempat yang di jadikan makan tidak di renovasi, sehingga saat para pelanggan tersebut menikmati makannanya sering berdesakan dan kepanasan, apabila ada pesaing yang membuka jenis usaha yang sama dan cita rasa yang mendekati dengan warung bakmi tersebut serta memiliki tempat yang lebih luas dan nyaman untuk menikmati makanan yang dihidangkan, maka tidak menutup kemungkinan apabila lama kelamaan usaha bakmi jawa yang dominan tadi akan ditinggalkan oleh para pelanggan potensialnya Data-data yang diperlukan untuk mennjawab pertanyaan itu adalah : Kecenderungan konsumsi/permintaan masa lalu dan sekarang serta variabel yang mempengaruhinya Penawaran produk sejenis dimasa lalu dan sekarang serta kecenderungannya dimasa yang akan datang termasuk kemungkinan perluasan produksi dari perusahaan pesaing Impor dan ekspor oleh negara bersangkutan Struktur persaingan (struktur biaya dalam produksi dan pemasaran) Tingkah laku, motivasi, kebiasaan dan preferensi konsumen D. Mengukur dan Meramal Permintaan

Peramalan permintaan merupakan usaha untuk mengetahui jumlah produk atau sekelompok produk di masa yang akan datang dalam kondisi tertentu. Apabila perusahaan menemukan suatu pasar yang menarik, maka perlu pengestimasi besarnya pasar pada masa sekarang dan masa yang akan datang dengan cepat. 1. Mengukur Permintaan Pasar Saat Ini a) Mengestimasi total permintaan pasar Total permintaan suatu produk adalah total volume yang dibeli oleh sekelompok konsumen tertentu dalam suatu wilayah geografis tertentu selama jangka waktu tertentu dalam suatu lingklungan pasar tertentu. Salah satu persamaan untuk mengestimasi total permintaan pasar adalah persamaan: Q=n.p.q Dimana: Q = total permintaan pasar n = jumlah pembeli di pasar

p = harga rata-rata satuan q = jumlah yang dibeli oleh rata-rata pebeli per tahun

b) Mengestimasi wilayah permintaan pasar Dalam wilayah yang terbaik serta mengalokasikan anggaran permasaran yang optimal dapat dilakukan dengan dua metode: Market Build Up Digunakan terutama oleh perusahaan barang industri untuk mengidentifikasi semua pembeli potensial dalam setiap pasar dan mengestimasi pembelian potensialnya. Market Indek Digunakan terutama oleh perusahaan barang konsumsi dengan mengidentifikasi faktor-faktor pasar yang ada korelasinya dengan potensi dan menggabungkannya dalam indek tertimbang.

c) Mengestimasi penjualan aktual dan pangsa pasar Dilakukan dengan mengidentifikasi para pesaing dan mengestimasi penjualan mereka.

2. Meramal Permintaan Mendatang Survei niat pembeli Menanyakan kepada pembeli secara langsung untuk mendapatkan jawaban yang objektif Pendapat para tenaga penjual Perusahaan meminta tenaga penjualnya mengestimasi penjualan produk untuk daerah masing-masing, kemudian estimasi individu dijumlahkan untuk ramalan penjualan keseluruhan. Pendapat para ahli Pendapat yang dihasilkan berdasar data dan analisis yang lengkap dan ilmiah baik dari para akademisi maupun para praktisi. Analisis regresi

Seperangkat prosedur statistik untuk menemukan faktor-faktor nyata yang paling penting mempengaruhi penjual. Kita lakukan jika terdapat 2 variabel penelitian yang sudah diketahui mana variabel bebas dan mana variabel terikat. Contoh : Jika terdapat data dari dua variabel penelitian yang sudah diketahui mana variabel bebas X dan variabel terikat Y. Dengan rumus : Y = a + bx Dimana:Y = variabel tidak bebas x = variabel bebas a = nilai tercepat (konstan) b = koefisien arah regresi harga a dihitung dengan rumus :

a = Y (X2) X XY n X2 (X)2 harga b dihitung dengan rumus : b = n XY X Y n X2 (X)2 contoh : Nilai penjualan (Y) dan biaya (X) produk sepatu, PT Amanda Alam tahun 2000 (dalam milyar rupiah) Y 34 38 34 40 30 X 32 36 31 38 29 Y 32 34 36 37 36 X 30 30 30 33 32

40 40 34 35 39 33 32 42 40 42

35 33 30 32 36 31 31 36 37 38

37 39 40 33 34 36 37 38 42 41

34 36 36 32 32 34 32 34 35 37

Besaran yang diperlukan setelah dihitung didapat : Y = 1.105 X = 1.001 XY = 37.094 Y2 = 41. 029 X2 = 33.599 n = 30

Menentukan persamaan regresi linearnya dengan memasukkan nilai-nilai diatas kedalam persamaan, didapat nilai a dan b sebagai berikut : a = 1.105 x 33.599 1.001 x 37.094 30 x 33.599 (1.001)2 = 37.126.895 37.131.094 1.007.970 1.002.001 = -0,7 b = 30 x 37.094 1.001 x 1105 30 x 33.599 (1.001)2 = 1.112.820 1.106.105 1.007.970 1.002.001

= 1,12 Jadi persamaan regresi linearnya adalah : Y = -0,7 + 1,12X Kita dapat memanfaatkan persamaan regresi diatas misalnya dengan memprediksi nilai penjualan sepatu jika biaya diberi suatu harga tertentu. Jika biaya sebesar 100 milyar, maka diperkirakan pendapatan penjualan menjadi : Y = -0,7 - 1,12X = -0,7 1,12 (100) = 111,3 milyar Jika biaya operasional dalam hal ini X = 0 tidak dikeluarkan, akan menimbulkan pendapatan negatif sebesar 0,7 milyar. Dalam prakteknya bisa saja terjadi, misalnya perusahaan sama sekali tidak melakukan usaha apapun yang tentu tidak mengeluarkan biaya operasional akan tetapi akan ada biaya tetap yang harus dikeluarkan, seperti pembayaran gaji, depresiasi, utang, dsb, yang didalm contoh kasus besarnya adalah 0,7 milyar.

E. SEGMENTASI-TARGET-POSISI DI PASAR Perusahaan hendaknyamengetahui pasar di mana produk/jasa yang akan diproduksi akan ditawarkan. Tindak lanjut dari penentuan pasar adalah melakukan segmentasi pasar karena sifat pasar yang heterogen. Agar perusahaan lebih mudah masuk ke pasar yang heterogen, hendaknya pasar tersebut dipilah-pilah sehingga membentuk segmen- segmen yang relatif homogen. Selanjutnya, setelah pasar yang dituju menjadi homoggen, perusahaan hendakny melakukan keputusan memilih sasaran yang lebih jelas. Hal ini dilakukan karena perusahaan memiliki sumber daya terbatas untuk dapat memenuhi pasar walaupun telah disegmentasikan. 1. Segmentasi pasar Pasar terdiri dari banyak sekali pembeli yang berbeda dalam beberapa hal, misalnya keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap pembelian dan praktek-praktek pembeliannya. Manajemen dapat melakukan pengkombinasian dari beberapa variabel untuk mendapatkan suatu cara yang paling pas dalam segmentasi pasarnya. Beberapa aspek utama untuk mensegmentasikan pasar adalah a. Aspek geografis b. Aspek demografis c. Aspek psikografis

d. Aspek perilaku

2. Menetapkan pasar sasaran Setelah segmen pasar diketahui, selanjutnya perusahaan perlu melakukan analisis untuk dapat memutuskan betpa segmen pasar yang akan dicakup, lalu memilih segmen mana uang akan dilayani.analisis dapat dilakkukan dengan menelaah tiga faktor: a. Ukuran dan pertumbuhan segmen: perusahaan harus mengumpulkan dan menganalisis data tentang penjualan terakhir, proyeksi laju pertumbuhan penjualan dan margin laba yang diharapkan untuk berbagai segmen, lalu pilih segmen yang diharapkan paling sesuai. b. Kemenarikan struktural segmen: suatu segmen mungkin mempunyai ukuran dan pertumbuhan yang sesuai dengan yang diharapkan, akan tetapi belum tentu menarik dari sisi profitabilitas, jadi perusahaan tetap harus mempelajari daya tarik segmen dalam jangka panjang. c. Sasaran dan sumber daya: perusahaan harus mempertimbangkan sasaran dan sumber dayanya dalam kaitan dengan segmen pasar.

3. Menetukan posisi pasar

Untuk menetukan posisi pasar, terdapat tiga langkah yang masing-masing dejelaskan sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi keunggulan kompetitif Apabila perusahaan menawarkan suatu produk yang bermutu, ia harus menyerahkan produk yang bermutu pula. Jadi posisi berawal dengan mengadakan pembedaan (diferensiasi) atas tawaran pemasaran perusahaan sehingga ia akan memberikan nilai lebih besar daripada tawaran pesaing.

b. Memilih keunggulan kompetitif Jika perusahaan telah menemukan beberapa keunggulan kompetitif yang potensial, selanjutnya harus dipilih satu keunggulan kompetitif sebagai dasar bagi kebijakan penentuan posisinya. Ia harus menetapkan berapa banyak perbedaan dan perbedaan mana yang akan dipromosikan. Perusahaan sebaiknya menentukan posisinya dengan lebih dari satu pembeda tetapi jangan pula terlalu banyak.

c. Mewujudkan dan mengkomunikasikan posisi Setelah penentuan posisi dipilih, perusahaan harus mengambil langkah-langkah untuk mewujudkan dan mengkomunikasikan posisi yang diinginkan itu kepada komsumen sasaran.

F. STRATEGI PEMASARAN Strategi pemasaran adalah Berbagai usaha yang perlu dilakukan oleh calon investor dalam mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan hasil produksinya. Manajemen strategi perusahaan memiliki tahapan-tahapan. Sebelum sampai pada manajemen fungsional, seperti manajemen keuangan, SDM, produksi/operasi, dan pemasaran, terlebih dahulu manajemen strategi dimulai dengan visi, misi, tujuan-tujuan, strategi generik, dan strategi utamanya. Berikutnya, setelah strategi pemasaran diketahui, maka akan ditindaklanjuti dengan penentuan bauran pemasarannya. 1. Analisis persaingan Berikut ini disajikan langkah-langkah dalam menganalisis pesaing yang dikemukakan oleh kotler. a. Mengidentifikasi pesaing: perusahaan dapat mengidentifikasikan para pesaingnnya sebagai suatu perusahaan lain yang mempunyai salah satu atau lebih ciri-ciri sebagai berikut: Perusahaan yang menawarkan produk dan harga yang sama di pasar Perusahaan yang membuat produk atau kelas produk yang sama Perusahaan lain yang membuat produk dan memasok yang sama Perusahaan yang bersaing merebut uang dari konsumen yang sama

b. Menentukan sasaran pesaing Dengan mengetahui sasaran pesaing beserta penekanan-penekanannya dapat menunjukkan apakah mereka puas dengan situasinya sekarang serta bagaimana kemungkinan reaksinya atas berbagai tindakan kommpetitif c. Mengidentifikasi strategi pesaing Persaingan terjadi diantara tiap kelompok strategik tetapi yang lebih ketat terjadi didalam kelompok strategik yang sama. Perusahaan perlu menelaah semua dimensi yang mengidentifikasi kelompokkelompok strategik yang bersangkutan, seperti mutu, ciri, ragam produk dari masing-masing pesaing; juga layanan, kebijakan harga, distribusi, program promosi, dan lain lain. d. Menilai kekuatan dan kelemahan pesaing Sebaiknya perusahaan melakukan riset pemasaran terhadap pelanggan, pemasok maupun dealer, selanjutnya data itu dianalisis untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk menilai pesaing

2. Bauran pemasaran produk barang

a. Kebijakan produk b. Kebijakan harga c. Kebijakan distribusi d. Kebijakan promosi

3. Bauran pemasaran produk jasa Bauran pemasaran untuk produk jasa lebih luas daripada bauran produk barang seperti telah dipaparkan diatas. Untuk jasa, baurannya dapat diperluas lagi dengan menambah tiga elemen lagi yaitu: a. Orang b. Bukti fisik c. Proses jasa itu sendiri. - See more at: http://myworld-wahyuindra.blogspot.com/2012/11/aspek-pasar-dan-pemasaran-dalamstudi.html#sthash.Cle62F4Y.dpuf

http://myworld-wahyuindra.blogspot.com/2012/11/aspek-pasar-dan-pemasaran-dalam-studi.html

You might also like