Professional Documents
Culture Documents
Riyadi Ridwan
2007-2008
FILSAFAT INDONESIA
Filsafat Indonesia adalah sebutan umum untuk tradisi kefilsafatan yang dilakukan
oleh penduduk yang mendiami wilayah yang belakangan disebut Indonesia. Filsafat
Indonesia diungkap dalam pelbagai bahasa yang hidup dan masih dituturkan di
Indonesia (sekitar 587 bahasa) dan 'bahasa persatuan' Bahasa Indonesia, meliputi
aneka mazhab pemikiran yang menerima pengaruh Timur dan Barat, disamping tema-
tema filosofisnya yang asli.
Istilah Filsafat Indonesia berasal dari judul sebuah buku yang ditulis oleh M.
Nasroen, seorang Guru Besar Luar-biasa bidang Filsafat di Universitas Indonesia,
yang di dalamnya ia menelusuri unsur-unsur filosofis dalam kebudayaan Indonesia.
Semenjak itu, istilah tersebut kian populer dan mengilhami banyak penulis
sesudahnya seperti Sunoto, R. Parmono, Jakob Sumardjo, dan Ferry Hidayat. Sunoto,
salah seorang Dekan Fakultas Filsafat di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta,
menggunakan istilah itu pula untuk menyebut suatu jurusan baru di UGM yang
bernama Jurusan Filsafat Indonesia. Sampai saat ini, Universitas Gajah Mada telah
meluluskan banyak alumni dari jurusan itu.
2
sebagai entitas yang terpisah dari teologi, seni, dan sains. Sebaliknya, orang Indonesia
memiliki kata generik, yakni, budaya atau kebudayaan, yang meliputi seluruh
manifestasi kehidupan dari suatu masyarakat. Filsafat, sains, teologi, agama, seni, dan
teknologi semuanya merupakan wujud kehidupan suatu masyarakat, yang tercakup
dalam makna kata budaya tadi. Biasanya orang Indonesia memanggil filsuf-filsuf
mereka dengan sebutan budayawan (Alisjahbana 1977:6-7). Karena itu, menurut para
penulis tersebut, lingkup Filsafat Indonesia terbatas pada pandangan-pandangan asli
dari kekayaan budaya Indonesia saja. Hal ini dipahami oleh pengkaji lain, Ferry
Hidayat, seorang lektur pada Universitas Pembangunan Nasional (UPN) 'Veteran'
Jakarta, sebagai 'kemiskinan filsafat'. Jika Filsafat Indonesia hanya meliputi filsafat-
filsafat etnik asli, maka tradisi kefilsafatan itu sangatlah miskin. Ia memperluas
cakupan Filsafat Indonesia sehingga meliputi filsafat yang telah diadaptasi dan yang
telah 'dipribumikan', yang menerima pengaruh dari tradisi filosofis asing. Artikel ini
menggunakan definisi penulis yang terakhir.
3
Mazhab Pemikiran
1. Mazhab Etnik
Mazhab ini mengambil filsafat etnis Indonesia sebagai sumber inspirasinya. Asumsi
utamanya ialah mitologi, legenda, cerita rakyat, cara suatu kelompok etnis
membangun rumahnya dan menyelenggarakan upacara-upacaranya, sastra yang
mereka hasilkan, epik-epik yang mereka tulis, semuanya melandasi bangunan filsafat
etnis tersebut. ‘Filsafat’ ini tidak dapat berubah; ia senantiasa sama, dari awal-mula
hingga akhir dunia, dan ia senantiasa merupakan ‘Yang Baik’. ‘Filsafat’ ini
mengajarkan setiap anggota kelompok etnis tersebut tentang asal-mula lahirnya
kelompok etnis itu ke dunia (bahasa Jawa, sangkan) dan tentang tujuan (telos) hidup
yang akan dicapai kelompok etnis itu (bahasa Jawa, paran), sehingga anggotanya
tidak akan sesat dalam hidup.
Mazhab ini melestarikan filsafat-filsafat etnis Indonesia yang asli, karena filsafat-
filsafat itu telah dianut erat oleh anggota etnis sebelum mereka berhubungan dengan
tradisi-tradisi filosofis asing yang datang kemudian.
Kebanyakan tokoh mazhab ini berasumsi bahwa orang Indonesia kontemporer berada
pada posisi ‘buta’ terhadap nilai-nilai asli mereka. Jakob Sumardjo, misalnya,
berpandangan bahwa banyak orang Indonesia sekarang yang …lupa melestarikan
nilai-nilai asli mereka… dan …lupa masa-lalu, lupa asal-mula, mereka seperti orang
hilang-ingatan… yang …mengabaikan sejarah nasional mereka sendiri… (Sumardjo
2003:23, 25). Akibatnya, mereka ‘terasingkan’; teralienasi dari ‘budaya-budaya ibu
4
mereka’ (Sumardjo 2003:53). Gagalnya kebijakan pendidikan Indonesia, bagi Jakob,
disebabkan oleh ‘kebutaan’ terhadap budaya asli Indonesia ini (Sumardjo 2003:58).
Karena itu, misi penting dari mazhab filsafat ini ialah menggali, mengingat, dan
menghidupkan-kembali nilai-nilai etnis yang asli, karena nilai-nilai merupakan ‘ibu’
(lokalitas adalah ibu manusia), sedangkan manusia ialah ‘bapak’ keberadaan (balita
ialah bapak manusia) (Sumardjo 2003:22).
Berikut ini adalah beberapa pandangan filsosofis yang dianut mazhab ini:
• Adat
• Mitos asal-mula
• Pantun
• Pepatah
• Struktur sosial adat
2. Mazhab Tiongkok
Para filsuf etnik masih menganut filsafat-filsafat mereka yang asli hingga kedatangan
migrant-migran Tiongkok antara tahun 1122-222 SM. yang membawa-serta dan
memperkenalkan Taoisme dan Konfusianisme kepada mereka (Larope 1986:4). Dua
filsafat asing itu bersama filsafat-filsafat lokal saling bercampur dan berbaur; begitu
tercampurnya, sehingga filsafat-filsafat itu tak dapat lagi dicerai-beraikan (SarDesai
1989:9-13). Salah satu dari sisa baurnya filsafat-filsafat tadi, yang hingga kini masih
dipraktekkan oleh semua orang Indonesia, adalah ajaran hsiao dari Konghucu (bahasa
Indonesia, menghormati orangtua). Ajaran itu menegaskan bahwa seseorang harus
menghormati orangtuanya melebihi apapun. Ia harus mengutamakan orangtuanya
sebelum ia mengutamakan orang lain.
Mazhab Tiongkok kelihatan eklusif, karena semata banyak dikembangkan oleh sedikit
anggota etnis Tiongkok di Indonesia. Meskipun demikian, filsafat yang
disumbangkan oleh mazhab ini bagi tradisi kefilsafatan di Indonesia, sangat penting.
Sun Yat-senisme, Maoisme, dan Neo-maoisme merupakan filsafat-filsafat penting
yang menyebar-luas seantero Indonesia pada awal 1900-an, bersamaan dengan
pertumbuhan Partai Komunis Indonesia (PKI) (Suryadinata 1990:15). Filsuf-filsuf
5
utama dari mazhab ini, di antara yang lainnya, adalah: Tjoe Bou San, Kwee Hing
Tjiat, Liem Koen Hian, Kwee Kek Beng, dan Tan Ling Djie.
3. Mazhab India
4. Mazhab Islam
10-abad proses Indianisasi ditantang oleh kedatangan Sufisme Persia, dan Sufisme
mulai mengakar dalam perbincangan kefilsafatan sejak awal tahun 1400-an hingga
seterusnya. Perkembangan Sufisme itu dipicu oleh berdirinya kerajaan-kerajaan dan
kesultanan-kesultanan Islam yang masif di Indonesia (Nasr 1991:262). Raja-raja dan
sultan-sultan seperti Sunan Giri, Sunan Gunungjati, Sunan Kudus, Sultan Trenggono,
Pakubuwana II, Pakubuwana IV, Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan ‘Alauddin Ri’ayat
Syah, Engku Haji Muda Raja Abdullah Riau hingga Raja Muhammad Yusuf adalah
raja-sufi; mereka mempelajari Sufisme dari guru-guru Sufi terkemuka (Perpustakaan
Nasional 2001:12-39).
6
Sufisme di Indonesia dapat dibagi ke dalam dua kelompok: Ghazalisme dan Ibn
Arabisme. Ghazalisme utamanya terinspirasi oleh ajaran-ajaran Al-Ghazali,
sedangkan Ibn Arabisme dari doktrin-doktrin Ibn Arabi. Sufi-sufi dari jalur Al-
Ghazali adalah seperti Nuruddin Al-Raniri, Abdurrauf Al-Singkeli, Abd al-Shamad
Al-Palimbangi, dan Syekh Yusuf Makassar, sementara yang dari jalur Ibn Arabi
adalah Hamzah Al-Fansuri, Al-Sumatrani, Syekh Siti Jenar, dan lain-lain (Nasr
1991:282-287).
Wahhabisme-Arab juga pernah diadopsi oleh Raja Pakubuwana IV dan Tuanku Imam
Bonjol, yang misi utamanya ialah menghapus Sufisme dan menggantikannya dengan
ajaran-ajaran Quranik (Hamka 1971:62-64).
5. Mazhab Barat
7
Filsafat Barat mengilhami banyak lembaga sosio-politis Indonesia modern.
Pemerintahan republik Indonesia, konstitusinya serta distribusi kekuasaan
(distribution of power), partai politik dan perencanaan ekonomi nasional jangka-
panjang, semuanya dilakukan atas model Barat. Bahkan ideologinya ``Pancasila’’
(Yang telah diciptakan oleh Soekarno atau yang kemudian disalahgunakan oleh
Soeharto), terinspirasi dari ideal-ideal Barat tentang humanisme, demokrasi-sosial,
dan sosialisme nasional Nazi Jerman, seperti yang nampak dalam pidato-pidato
anggota Badan Pemeriksa Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tahun
1945 (Risalah Sidang 1995:10-79). Fakta ini menggiring pada kesimpulan, bahwa
‘Indonesia Modern’ dibangun di atas cetak-biru Barat.
Sangat menarik untuk diamati, bahwa meskipun elit itu menganut Filsafat Barat
sepenuh hati, mereka masih merasa perlu mengadaptasikan filsafat itu kepada
kegunaan dan situasi Indonesia yang kontemporer dan kongkrit. Misalnya, Soekarno,
yang mengadaptasi demokrasi Barat dengan situasi rakyat Indonesia yang masih
berjiwa feudalistik, sehingga ia menciptakan apa yang kemudian disebut Demokrasi
Terpimpin (Soekarno 1963:376). D.N. Aidit dan Tan Malaka mengadaptasikan
Marxisme-Leninisme dengan situasi Indonesia (Aidit 1964:i-iv; Tan Malaka 2000:45-
56) dan Sutan Syahrir yang mengadaptasikan Demokrasi-Sosial dengan konteks
Indonesia (Rae 1993:46).
6. Mazhab Kristiani
8
Belanda yang datang ke Indonesia pada sekitar tahun 1596. Gereja Reformasi
Belanda (Nederlandse Hervormde Kerk) didirikan sebagai gantinya. Jan Pieterszoon
Coen, salah seorang Gubernur-Jenderal VOC tahun 1618, adalah contoh dari
penganut Kalvinis yang saleh. Beliau mendudukkan semua pewarta Kalvinis (yang
dalam bahasa Belanda disebut Ziekentroosters) di bawah kendalinya (Lubis 1990:99).
7. Mazhab Paska-Soeharto
9
Pancasila yang ditafsirkan menurut kepentingan Soeharto, bukan Pancasila BPUPKI
1945) (Hidayat 2004:49-55).
10
PROFIL FILSUF DUNIA
A. FILSUF ISLAM
1. Ibnu Rusyd
• Singkat
Abu Walid Muhammad bin Rusyd lahir di Kordoba (Spanyol) pada tahun 520 Hijriah
(1128 Masehi). Ayah dan kakek Ibnu Rusyd adalah hakim-hakim terkenal pada
masanya. Ibnu Rusyd kecil sendiri adalah seorang anak yang mempunyai banyak
minat dan talenta. Dia mendalami banyak ilmu, seperti kedokteran, hukum,
matematika, dan filsafat. Ibnu Rusyd mendalami filsafat dari Abu Ja'far Harun dan
Ibnu Baja.
Ibnu Rusyd adalah seorang jenius yang berasal dari Andalusia dengan pengetahuan
ensiklopedik. Masa hidupnya sebagian besar diberikan untuk mengabdi sebagai
"Kadi" (hakim) dan fisikawan. Di dunia barat, Ibnu Rusyd dikenal sebagai Averroes
dan komentator terbesar atas filsafat Aristoteles yang mempengaruhi filsafat Kristen
di abad pertengahan, termasuk pemikir semacam St. Thomas Aquinas. Banyak orang
mendatangi Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan masalah kedokteran dan masalah
hukum.
Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fikih dalam bentuk
karangan, ulasan, essai dan resume. Hampir semua karya-karya Ibnu Rusyd
11
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Ibrani (Yahudi) sehingga kemungkinan
besar karya-karya aslinya sudah tidak ada.
Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd seperti yang dipahami oleh
orang Eropa pada abad pertengahan; dan filsafat Ibnu Rusyd tentang akidah dan sikap
keberagamaannya.
• Karya
12
2. Al-Ghazali
• Riwayat Hidup
Imam al-Ghazali dilahirkan pada tahun 450 Hijrah bersamaan dengan tahun 1058
Masehi di bandat Thus, Khurasan (Iran). Beliau berkun`yah Abu Hamid karena salah
seorang anaknya bernama Hamid. Gelar beliau al-Ghazali ath-Thusi berkaitan
dengan gelar ayahnya yang bekerja sebagai pemintal bulu kambing dan tempat
kelahirannya yaitu Ghazalah di Bandar Thus, Khurasan. Sedangkan gelar asy-Syafi'i
menunjukkan bahwa beliau bermazhab Syafi'i. Beliau berasal dari keluarga yang
miskin. Ayahnya mempunyai cita-cita yang tinggi yaitu ingin anaknya menjadi orang
alim dan saleh. Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama, ahli fikir, ahli filsafat Islam
yang terkemuka yang banyak memberi sumbangan bagi perkembangan kemajuan
manusia. Beliau pernah memegang jawatan sebagai Naib Kanselor di Madrasah
Nizhamiyah, pusat pengajian tinggi di Baghdad. Imam Al-Ghazali meninggal dunia
pada 4 Jumadil Akhir tahun 505 Hijriah bersamaan dengan tahun 1111 Masehi di
Thus. Jenazahnya dikebumikan di tempat kelahirannya.
• Sifat Pribadi
Imam al-Ghazali mempunyai daya ingat yang kuat dan bijak berhujjah. Beliau digelar
Hujjatul Islam karena kemampuannya tersebut. Beliau sangat dihormati di dua dunia
Islam yaitu Saljuk dan Abbasiyah yang merupakan pusat kebesaran Islam. Beliau
berjaya mengusai pelbagai bidang ilmu pengetahuan. Imam al-Ghazali sangat
mencintai ilmu pengetahuan. Beliau juga sanggup meninggalkan segala kemewahan
hidup untuk bermusafir dan mengambara serta meninggalkan kesenangan hidup demi
mencari ilmu pengetahuan. Sebelum beliau memulakan pengambaraan, beliau telah
mempelajari karaya ahli sufi ternama seperti al-Junaid Sabili dan Bayazid Busthami.
Imam al-Ghazali telah mengembara selama sepuluh tahun. Beliau telah mengunjungi
13
tempat-tempat suci yang bertaburan di daerah Islam yang luas seperti Mekkah,
Madinah, Jerusalem, dan Mesir. Beliau terkenal sebagai ahli filsafat Islam yang telah
mengharumkan nama ulama di Eropa melalui hasil karyanya yang sangat bermutu
tinggi. Sejak kecil lagi berliau telah dididik dengan akhlak yang mulia. Hal ini
menyebabkan beliau benci kepada sifat riya, megah, sombong, takabur, dan sifat-sifat
tercela yang lain. Beliau sangat kuat beribadat, wara, zuhud, dan tidak gemar kepada
kemewahan, kepalsuan. Kemegahan, dan kepuran-puraan dan mencari sesuatu untuk
mendapat keredhaan dari Allah SWT. Beliau mempunyai keahlian dalam pelbagai
bidang ilmu terutamanya fiqih, usul fiqih, dan siyasah syariah. Oleh karena itu, beliau
disebut sebagai seorang faqih.
• Pendidikan
Pada tingkat dasar, beliau mendapat pendidikan secara gratis dari beberapa orang
guru karena kemiskinan keluarganya. Pendidikan yang diperoleh pada peringkat ini
membolehkan beliau menguasai Bahasa Arab dan Parsi dengan fasih. Oleh sebab
minatnya yang mendalam terhadap ilmu, beliau mula mempelajari ilmu ushuluddin,
ilmu mantiq, usul fiqih, filsafat, dan mempelajari segala pendapat keeempat mazhab
hingga mahir dalam bidang yang dibahas oleh mazhab-mazhab tersebut. Selepas itu,
beliau melanjutkan pelajarannya dengan Ahmad ar-Razkani dalam bidang ilmu fiqih,
Abu Nasr al-Ismail di Jarajan, dan Imam Harmaim di Naisabur. Oleh sebab Imam al-
Ghazali memiliki ketinggian ilmu, beliau telah dilantik menjadi mahaguru di
Madrasah Nizhamiah (sebuah universitas yang didirikan oleh perdana menteri) di
Baghdad pada tahun 484 Hijrah. Kemudian beliau dilantik pula sebagai Naib
Kanselor di sana. Beliau telah mengembara ke beberapa tempat seperti Mekkah,
Madinah, Mesir dan Jerusalem untuk berjumpa dengan ulama-ulama di sana untuk
mendalami ilmu pengetahuannya yang ada. Dalam pengembaraan, beliau menulis
kitab Ihya Ulumuddin yang memberi sumbangan besar kepada masyarakat dan
pemikiran manusia dalam semua masalah.
14
• Karya Al-Ghazali:
Teologi
Tasawuf
Filsafat
• Maqasid al-Falasifah
• Tahafut al-Falasifah, buku ini membahas kelemahan-kelemahan para filosof
masa itu, yang kemudian ditanggapi oleh Ibnu Rushdi dalam buku Tahafut al-
Tahafut (The Incoherence of the Incoherence).
Fiqih
Logika
15
3. Ibnu Sina
Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang
filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian
Uzbekistan). Beliau juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar
karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah
"Bapak Pengobatan Modern" dan masih banyak lagi sebutan baginya yang
kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya
yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di bidang
kedokteran selama berabad-abad.
Ibnu Sina bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā (Persia ابوعلى
سسيناAbu Ali Sina atau dalam tulisan arab : )أبسو علي الحسسين بسن عبسد ال بسن سسينا. Ibnu Sina
lahir pada 980 di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan
(kemudian Persia), dan meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran).
Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak
diantaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak
orang sebagai "bapak kedokteran modern." George Sarton menyebut Ibnu Sina
"ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua
bidang, tempat, dan waktu." pekerjaannya yang paling terkenal adalah The Book of
Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul
lengkap: Al-Qanun fi At Tibb).
• Awal Kehidupan
Ibnu Sina lahir pada tahun 370 (H) / 980 (M) di rumah ibunya Afshana, sebuah kota
kecil sekarang wilayah Uzbekistan (bagian dari Persia). Ayahnya, seorang sarjana
terhormat Ismaili, berasal dari Balkh Khorasan, dan pada saat kelahiran putranya dia
adalah gubernur suatu daerah di salah satu pemukiman Nuh ibn Mansur, sekarang
16
wilayah Afghanistan (dan juga Persia). Dia menginginkan putranya dididik dengan
baik di Bukhara.
Meskipun secara tradisional dipengaruhi oleh cabang Islam Ismaili, pemikiran Ibnu
Sina independen dengan memiliki kepintaran dan ingatan luar biasa, yang
mengizinkannya menyusul para gurunya pada usia 14 tahun.
Ibn Sina dididik dibawah tanggung jawab seorang guru, dan kepandaiannya segera
membuatnya menjadi kekaguman diantara para tetangganya; dia menampilkan suatu
pengecualian sikap intellectual dan seorang anak yang luar biasa kepandaiannya /
Child prodigy yang telah menghafal Al-Quran pada usia 5 tahun dan juga seorang ahli
puisi Persia. Dari seorang pedagan sayur dia mempelajari aritmatika, dan dia memulai
untuk belajar yang lain dari seorang sarjana yang memperoleh suatu mata pencaharian
dari merawat orang sakit dan mengajar anak muda.
Meskipun bermasalah besar pada masalah - masalah metafisika dan pada beberapa
tulisan Aristoteles. Sehingga, untuk satu setengah tahun berikutnya, dia juga
mempelajari filosofi, dimana dia menghadapi banyak rintangan. pada beberapa
penyelidikan yang membingungkan, dia akan meninggalkan buku - bukunya,
mengambil air wudhu, lalu pergi ke masjid, dan terus sholat sampai hidayah
menyelesaikan kesulitan - kesulitannya. Pada larut malam dia akan melanjutkan
kegiatan belajarnya, menstimulasi perasaannya dengan kadangkala segelas susu
kambing, dan meskipun dalam mimpinya masalah akan mengikutinya dan
memberikan solusinya. Empat puluh kali, dikatakan, dia membaca Metaphysics dari
Aristoteles, sampai kata - katanya tertulis dalam ingatannya; tetapi artinya tak
dikenal, sampai suatu hari mereka menemukan pencerahan, dari uraian singkat oleh
Farabi, yang dibelinya di suatu bookstall seharga tiga dirham. Yang sangat
mengagumkan adalah kesenangannya pada penemuan, yang dibuat dengan bantuan
yang dia harapkan hanya misteri, yang mempercepat untuk berterima kasih kepada
Allah SWT, dan memberikan sedekah atas orang miskin.
Dia mempelajari kedokteran pada usia 16, dan tidak hanya belajar teori kedokteran,
tetapi melalui pelayanan pada orang sakit, melalui perhitungannya sendiri,
menemukan metode - metode baru dari perawatan. Anak muda ini memperoleh
predikat sebagai seorang fisikawan pada usia 18 tahun dan menemukan bahwa
17
"Kedokteran tidaklah ilmu yang sulit ataupun menjengkelkan, seperti matematika dan
metafisika, sehingga saya cepat memperoleh kemajuan; saya menjadi dokter yang
sangat baik dan mulai merawat para pasien, menggunakan obat - obat yang sesuai."
Kemasyuran sang fisikawan muda menyebar dengan cepat, dan dia merawat banyak
pasien tanpa meminta bayaran.
Pekerjaan pertamanya menjadi fisikawan untuk emir, yang diobatinya dari suatu
penyakit yang berbahaya. Majikan Ibnu Sina memberinya hadiah atas hal tersebut
dengan memberinya akses ke perpustakaan raja Samanids, pendukung pendidikan dan
ilmu. Ketika perpustakaan dihancurkan oleh api tidak lama kemudian, musuh - musuh
Ibnu Sina menuduh din oa yang membakarnya, dengan tujuan untuk
menyembunyikan sumber pengetahuannya. Sementara itu, Ibnu Sina membantu
ayahnya dalam pekerjaannya, tetapi tetap meluangkan waktu untuk menulis beberapa
karya paling awalnya.
18
• Kematian
Ibnu Sina wafat pada tahun 1037 M di Hamadan, Iran, karena penyakit maag yang
kronis. Beliau wafat ketika sedang mengajar di sebuah sekolah.
19
4. Al-Farabi
Abū Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Fārābi (870-950, Bahasa Persia: محمشد
) فارابششیatau Abū Nasir al-Fārābi (dalam beberapa sumber ia dikenal sebagai
Muhammad bin Muhammad bin Tarkhan bin Uzalagh al-Farabi), juga dikenal di
dunia barat sebagai Alpharabius, Al-Farabi, Farabi, dan Abunasir adalah seorang
filsuf Islam yang menjadi salah satu ilmuwan dan filsuf terbaik di zamannya. Ia
berasal dari Farab, Kazakhstan. Sampai umur 50, ia tetap tinggal di Kazakhstan.
Tetapi kemudian ia pergi ke Baghdad untuk menuntut ilmu di sana selama 20 tahun.
Lalu ia pergi ke Alepo (Halib), Suriah untuk mengabdi kepada sang raja di sana.
Al-Farabi adalah seorang komentator filsafat Yunani yang sangat ulung di dunia
Islam. Meskipun kemungkinan besar ia tidak bisa berbahasa Yunani, ia mengenal para
filsuf Yunani; Plato, Aristoteles dan Plotinus dengan baik. Kontribusinya terletak di
berbagai bidang seperti matematika, filosofi, pengobatan, bahkan musik. Al-Farabi
telah menulis berbagai buku tentang sosiologi dan sebuah buku penting dalam bidang
musik, Kitab al-Musiqa. Ia dapat memainkan dan telah menciptakan bebagai alat
musik.
Al-Farabi muda belajar ilmu-ilmu islam dan musik di Bukhara. Setelah mendapat
pendidikan awal, Al_farabi belajar logika kepada orang Kristen Nestorian yang
berbahasa Suryani, yaitu Yuhanna ibn Hailan. Pada masa kekhalifahan Al-Muta'did
(892-902M), Al-farabi dan Yhanna ibn Hailan pergi ke Baghdad dan Al-farabi unggul
dalam ilmu logika. Al-Farabi selanjutnya banyak memberi sumbangsihnya dalam
penempaan filsafat baru dalam bahasa Arab. Pada kekahlifahan Al-Muktafi (902-
908M) dan awal kekhalifahan Al-Muqtadir (908-932M) Al-farabi dan Ibn Hailan
meninggalkan Baghdad menuju Harran. Dari Baghdad Al-Farabi pergi ke
Konstantinopel dan tinggal di sana selama dealapan tahun serta mempelajari seluruh
silabus filsafat.
Al-Farabi dikenal sebagai "guru kedua" setelah Aristoteles. Dia adalah filosof islam
pertama yang berupaya menghadapkan, mempertalikan dan sejauh mungkin
menyelaraskan filsafat politik Yunani klasik dengan islam serta berupaya
membuatnya bisa dimengerti di dalam konteks agama-agama wahyu. Karyanya yang
paling terkenal adalah Al-Madinah Al-Fadhilah (Kota atau Negara Utama)yang
20
membahas tetang pencapaian kebahagian melalui kehidupan politik dan hubungan
antara rezim yang paling baik menurut pemahaman Plato dengan hukum Ilahiah
islam. Filsafat politik Al-Farabi, khususnya gagasannya mengenai penguasa kota
utama mencerminkan rasionalisasi ajaran Imamah dalam Syi'ah.
21
5. Al-Kindi
Al-Kindi (الكندي )يعقوب بشن اسشحاق (lahir: 801 - wafat: 873), bisa dikatakan
merupakan filsuf pertama yang lahir dari kalangan Islam. Semasa hidupnya, selain
bisa berbahasa Arab, ia mahir berbahasa Yunani pula. Banyak karya-karya para filsuf
Yunani diterjemahkannya dalam bahasa Arab; antara lain karya Aristoteles dan
Plotinus. Sayangnya ada sebuah karya Plotinus yang diterjemahkannya sebagai
karangan Aristoteles dan berjudulkan Teologi menurut Aristoteles, sehingga di
kemudian hari ada sedikit kebingungan.
Al-Kindi berasal dari kalangan bangsawan, dari Irak. Ia berasal dari suku Kindah,
hidup di Basra dan meninggal di Bagdad pada tahun 873. Ia merupakan seorang tokoh
besar dari bangsa Arab yang menjadi pengikut Aristoteles, yang telah mempengaruhi
konsep al Kindi dalam berbagai doktrin pemikiran dalam bidang sains dan psikologi.
Ia membedakan antara intelek aktif dengan intelek pasif yang diaktualkan dari bentuk
intelek itu sendiri. Argumen diskursif dan tindakan demonstratif ia anggap sebagai
pengaruh dari intelek ketiga dan yang keempat. Dalam ontologi dia mencoba
mengambil parameter dari kategori-kategori yang ada, yang ia kenalkan dalam lima
bagian: zat(materi), bentuk, gerak, tempat, waktu, yang ia sebut sebagai substansi
primer.
22
6. Abdulmalik bin Quraib Al-Asma'i
Abdulmalik bin Quraib Al-Asma'i (Basra, 740-828) merupakan seorang ahli sastera
Arab sekaligus ilmuwan bidang zoologi, botani, dan penjagaan hewan.
Tulisannya yang terkenal di antaranya Kitab Ibil, Kitab Khalil, Kitab Wuhush, Kitab
Sha, dan Kitab Khalqal Insan. Buku terakhirnya tentang anatomi manusia
membuktikan pengetahuannya yang mendalam dan luas mengenai bidang tersebut.
Minat dalam pemuliaan/peternakan kuda dan unta mendorong kepada hasil kerja
ilmiah sistematik oleh orang Arab seawal abad ke-7. Ketika pemerintahan Khalifah
Umayyad, klasifikasi dan sifat hewan dan tumbuhan dikaji dan dicatat oleh beberapa
ilmuwan. Hasil kajian Al-Asmai amat popular dikalangan ilmuwan pada abad ke-9
dan abad ke-10.
23
7. Ibnu Haitham
Ibnu Haitham atau nama sebenarnya Abu All Muhammad al-Hassan ibnu al-
Haitham, atau dalam kalangan cerdik pandai di Barat, beliau dikenal dengan nama
Alhazen, adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, mate-
matika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Beliau banyak pula melakukan
penyelidikan mengenai cahaya, dan telah memberikan ilham kepada ahli sains barat
seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop serta teleskop..
• Sejarah
Islam sering kali diberikan gambaran sebagai agama yang mundur dan
memundurkan. Islam juga dikatakan tidak menggalakkan umatnya menuntut dan
menguasai pelbagai lapangan ilmu. Kenyataan dan gambaran yang diberikan itu
bukan saja tidak benar tetapi bertentangan dengan hakikat sejarah yang
sebenarnya.
Sejarah telah membuktikan betapa dunia Islam telah melahirkan banyak golongan
sarjana dan ilmuwan yang cukup hebat dalam bidang falsafah, sains, politik,
kesusasteraan, kemasyarakatan, agama, pengobatan, dan sebagainya. Salah satu
ciri yang dapat diperhatikan pada para tokoh ilmuwan Islam ialah mereka tidak
sekedar dapat menguasai ilmu tersebut pada usia yang muda, tetapi dalam masa
yang singkat dapat menguasai beberapa bidang ilmu secara bersamaan.
Walaupun tokoh itu lebih dikenali dalam bidang sains dan pengobatan tetapi dia
juga memiliki kemahiran yang tinggi dalam bidang agama, falsafah, dan
sebagainya. Salah seorang daripada tokoh tersebut ialah Ibnu Haitham atau nama
sebenarnya Abu All Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham.
• Perjalanan hidup
Dalam kalangan cerdik pandai di Barat, beliau dikenali dengan nama Alhazen.
Ibnu Haitham dilahirkan di Basrah pada tahun 354H bersamaan dengan 965
Masehi. Beliau memulai pendidikan awalnya di Basrah sebelum dilantik menjadi
24
pegawai pemerintah di bandar kelahirannya. Setelah beberapa lama berkhidmat
dengan pihak pemerintah di sana, beliau mengambil keputusan merantau ke
Ahwaz dan Baghdad. Di perantauan beliau telah melanjutkan pengajian dan
menumpukan perhatian pada penulisan.
Hasil daripada usaha itu, beliau telah menjadi seorang yang amat mahir dalam
bidang sains, falak, matematik, geometri, pengobatan, dan falsafah. Tulisannya
mengenai mata, telah menjadi salah satu rujukan yang penting dalam bidang
pengajian sains di Barat. Malahan kajiannya mengenai pengobatan mata telah
menjadi asas kepada pengajian pengobatan modern mengenai mata.
• Sains
Menurut Ibnu Haitham, cahaya fajar bermula apabila matahari berada di garis 19
darjah di ufuk timur. Warna merah pada senja pula akan hilang apabila matahari
25
berada di garis 19 darjah ufuk barat. Dalam kajiannya, beliau juga telah berjaya
menghasilkan kedudukan cahaya seperti bias cahaya dan pembalikan cahaya.
Ibnu Haitham juga turut melakukan percubaan terhadap kaca yang dibakar dan
dari situ terhasillah teori lensa pembesar. Teori itu telah digunakan oleh para
saintis di Itali untuk menghasilkan kanta pembesar yang pertama di dunia.
Yang lebih menakjubkan ialah Ibnu Haitham telah menemui prinsip isi padu udara
sebelum seorang saintis yang bernama Trricella mengetahui perkara itu 500 tahun
kemudian. Ibnu Haitham juga telah menemui kewujudan tarikan graviti sebelum
Issaac Newton mengetahuinya. Selain itu, teori Ibnu Haitham mengenai jiwa
manusia sebagai satu rentetan perasaan yang bersambung-sambung secara teratur
telah memberikan ilham kepada saintis barat untuk menghasilkan wayang gambar.
Teori beliau telah membawa kepada penemuan filem yang kemudiannya
disambung-sambung dan dimainkan kepada para penonton sebagaimana yang
dapat kita tontoni pada masa kini.
• Filsafat
Selain sains, Ibnu Haitham juga banyak menulis mengenai falsafah, logik,
metafizik, dan persoalan yang berkaitan dengan keagamaan. Beliau turut menulis
ulasan dan ringkasan terhadap karya-karya sarjana terdahulu.
Beliau juga berpendapat bahawa kebenaran hanyalah satu. Oleh sebab itu semua
dakwaan kebenaran wajar diragui dalam menilai semua pandangan yang sedia
ada. Jadi, pandangannya mengenai falsafah amat menarik untuk disoroti.
Bagi Ibnu Haitham, falsafah tidak boleh dipisahkan daripada matematik, sains,
dan ketuhanan. Ketiga-tiga bidang dan cabang ilmu ini harus dikuasai dan untuk
menguasainya seseorang itu perlu menggunakan waktu mudanya dengan
sepenuhnya. Apabila umur semakin meningkat, kekuatan fizikal dan mental akan
turut mengalami kemerosotan.
26
• Karya
Ibnu Haitham membuktikan pandangannya apabila beliau begitu ghairah mencari dan
mendalami ilmu pengetahuan pada usia mudanya. Sehingga kini beliau berjaya
menghasilkan banyak buku dan makalah. Antara buku karyanya termasuk:
Sumbangan Ibnu Haitham kepada ilmu sains dan falsafah amat banyak. Kerana itulah
Ibnu Haitham dikenali sebagai seorang yang miskin dari segi material tetapi kaya
dengan ilmu pengetahuan. Beberapa pandangan dan pendapatnya masih relevan
sehingga ke hari ini.
Walau bagaimanapun sebahagian karyanya lagi telah "dicuri" dan "diceduk" oleh
ilmuwan Barat tanpa memberikan penghargaan yang sewajarnya kepada beliau.
Sesungguhnya barat patut berterima kasih kepada Ibnu Haitham dan para sarjana
Islam kerana tanpa mereka kemungkinan dunia Eropa masih diselubungi dengan
kegelapan.
Kajian Ibnu Haitham telah menyediakan landasan kepada perkembangan ilmu sains
dan pada masa yang sama tulisannya mengenai falsafah telah membuktikan keaslian
pemikiran sarjana Islam dalam bidang ilmu tersebut yang tidak lagi dibelenggu oleh
pemikiran falsafah Yunani.
27
8. Syed Muhammad Naquib al-Attas
Syed Muhammad al Naquib bin Ali bin Abdullah bin Muhsin al Attas (Bogor, 5
September 1931) adalah seorang cendekiawan dan filsuf muslim saat ini dari
Malaysia. Beliau menguasai teologi, filsafat, metafisika, sejarah, dan literatur. Beliau
juga menulis berbagai buku di bidang pemikiran dan peradaban Islam, khususnya
tentang sufisme, kosmologi, filsafat, dan literatur Malaysia.
Setelah Perang Dunia II pada tahun 1946 ia kembali ke Johor untuk menyelesaikan
pendidikan menengahnya. Ia tertarik dan mempelajari sastra Melayu, sejarah, dan
kebudayaan Barat. Saat kuliah di Universitas Malaya, al-Attas menulis Rangkaian
Ruba`iyat, sebuah karya literatur, dan Some Aspects of Sufism as Understood and
Practised among the Malays. Dari sini ia melanjutkan studi ke the Institute of Islamic
Studies di McGill University, Montreal, Canada. Tahun 1962 Al-Attas menyelesaikan
studi pasca sarjana di sini dengan thesis Raniri and the Wujudiyyah of 17th Century
Acheh. Al-Attas kemudian melanjutkan studi ke School of Oriental and African
Studies, University of London di bawah bimbingan Professor A. J. Arberry dari
Cambridge dan Dr. Martin Lings. Thesis doktornya (1962) adalah studi tentang dunia
mistik Hamzah Fansuri.
28
• Tulisan Al-Attas
29
B. FILSUF BARAT
1. Plato
Sumbangsih Plato yang terpenting tentu saja adalah ilmunya mengenai ide. Dunia
fana ini tiada lain hanyalah refleksi atau bayangan daripada dunia ideal. Di dunia
ideal semuanya sangat sempurna. Hal ini tidak hanya merujuk kepada barang-barang
kasar yang bisa dipegang saja, tetapi juga mengenai konsep-konsep pikiran, hasil
buah intelektual. Misalkan saja konsep mengenai "kebajikan" dan "kebenaran".
Salah satu perumpamaan Plato yang termasyhur adalah perumpaan tentang orang di
gua.
Ada yang berpendapat bahwa Plato adalah filsuf terbesar dalam sejarah manusia.
Semua karya falsafi yang ditulis setelah Plato, hanya merupakan "catatan kaki" karya-
karyanya saja.
30
2. Socrates
Meninggal: 399 SM
• Pengajaran
Socrates diperkirakan berprofesi sebagai seorang ahli bangunan (stone mason) untuk
mencukupi hidupnya. Penampilan fisiknya pendek dan tidak tampan, akan tetapi
karena pesona, karakter dan kepandaiannya ia dapat membuat para aristokrat muda
Athena saat itu untuk membentuk kelompok yang belajar kepadanya.
Socrates sediri tidak pernah diketahui menuliskan buah pikirannya. Kebanyakan yang
kita ketahui mengenai buah pikiran Socrates berasal dari catatan oleh Plato,
Xenophone (430-357) SM, dan siswa-siswa lainnya.
31
• Filosofi
Salah satu catatan Plato yang terkenal adalah Dialogue, yang isinya berupa
percakapan antara dua orang pria tentang berbagai topik filsafat. Socrates percaya
bahwa manusia ada untuk suatu tujuan, dan bahwa salah dan benar memainkan
peranan yang penting dalam mendefinisikan hubungan seseorang dengan lingkungan
dan sesamanya. Sebagai seorang pengajar, Socrates dikenang karena keahliannya
dalam berbicara dan kepandaian pemikirannya. Socrates percaya bahwa kebaikan
berasal dari pengetahuan diri, dan bahwa manusia pada dasarnya adalah jujur, dan
bahwa kejahatan merupakan suatu upaya akibat salah pengarahan yang membebani
kondisi seseorang. Pepatahnya yang terkenal: "Kenalilah dirimu".
Socrates percaya bahwa pemerintahan yang ideal harus melibatkan orang-orang yang
bijak, yang dipersiapkan dengan baik, dan mengatur kebaikan-kebaikan untuk
masyarakat. Ia juga dikenang karena menjelaskan gagasan sistematis bagi
pembelajaran mengenai keseimbangan alami lingkungan, yang kemudian akan
mengarah pada perkembangan metode ilmu pengetahuan.
• Kematian
32
meskipun para siswanya telah berulangkali membujuknya untuk melarikan diri.
Menurut Phaedo, Socrates meninggal dengan tenang dengan dikelilingi oleh kawan-
kawan dan siswanya.
• Pengaruh
33
3. Aristoteles
• Masa muda
34
menggambarkan kecenderungannya akan analisa kritis, dan pencarian terhadap
hukum alam dan keseimbangan pada alam. Plato menyatakan teori tentang bentuk-
bentuk ideal benda, sedangkan Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin
tanpa bentuk karena ia ada (eksis). Selanjutnya ia menyatakan bahwa bentuk materi
yang sempurna, murni atau bentuk akhir, adalah apa yang dinyatakannya sebagai
theos, yaitu yang dalam pengertian Bahasa Yunani sekarang dianggap berarti Tuhan.
Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning), yang
bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentang
logika formal. Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula
pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir induktif (inductive thinking).
Di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah
gabungan dari bentuk demokrasi dan monarki.
• Pengaruh
35
ke-13, dengan teologi Yahudi oleh Maimonides (1135 – 1204), dan dengan teologi
Islam oleh Ibnu Rusyid (1126 – 1198). Bagi manusia abad pertengahan, Aristoteles
tidak saja dianggap sebagai sumber yang otoritatif terhadap logika dan metafisika,
melainkan juga dianggap sebagai sumber utama dari ilmu pengetahuan, atau "the
master of those who know", sebagaimana yang kemudian dikatakan oleh Dante
Alighieri.
36
4. Thomas Aquinas
Aquinas merupakan teolog skolastik yang terbesar. Ia adalah murid Albertus Magnus.
Albertus mengajarkan kepadanya filsafat Aristoteles sehingga ia sangat mahir dalam
filsafat itu. Pandangan-pandangan filsafat Aristoteles diselaraskannya dengan
pandangan-pandangan Alkitab. Ialah yang sangat berhasil menyelaraskan keduanya
sehingga filsafat Aristoteles tidak menjadi unsur yang berbahaya bagi iman Kristen.
Pada tahun 1879, ajaran-ajarannya dijadikan sebagai ajaran yang sah dalam Gereja
Katolik Roma oleh Paus Leo XIII.
Thomas dilahirkan di Roccasecca, dekat Aquino, Italia, tahun 1225. Ayahnya ialah
Pangeran Landulf dari Aquino. Orang tuanya adalah orang Kristen Katolik yang
saleh. Itulah sebabnya anaknya, Thomas, pada umur lima tahun diserahkan ke biara
Benedictus di Monte Cassino untuk dibina agar kelak menjadi seorang biarawan.
Setelah sepuluh tahun Thomas berada di Monte Cassino, ia dipindahkan ke Naples
untuk menyelesaikan pendidikan bahasanya. Selama di sana, ia mulai tertarik kepada
pekerjaan kerasulan gereja, dan ia berusaha untuk pindah ke Ordo Dominikan, suatu
ordo yang sangat berperanan pada abad itu. Keinginannya tidak direstui oleh orang
tuanya sehingga ia harus tinggal di Roccasecca setahun lebih lamanya. Namun,
tekadnya sudah bulat sehingga orang tuanya menyerah kepada keinginan anaknya.
Pada tahun 1245, Thomas resmi menjadi anggota Ordo Dominikan.
37
Sebagai anggota Ordo Dominikan, Thomas dikirim belajar pada Universitas Paris,
sebuah universitas yang sangat terkemuka pada masa itu. Ia belajar di sana selama
tiga tahun (1245 -- 1248). Di sinilah ia berkenalan dengan Albertus Magnus yang
memperkenalkan filsafat Aristoteles kepadanya. Ia menemani Albertus Magnus
memberikan kuliah di Studium Generale di Cologne, Perancis, pada tahun 1248 -
1252.
Pada tahun 1252, ia kembali ke Paris dan mulai memberi kuliah Biblika (1252-1254)
dan Sentences, karangan Petrus Abelardus (1254-1256) di Konven St. Jacques, Paris.
Dalam perjalanan menuju ke Konsili Lyons, tiba-tiba Thomas sakit dan meninggal di
biara Fossanuova, 7 Maret 1274. Paus Yohanes XXII mengangkat Thomas sebagai
orang kudus pada tahun 1323.
Thomas mengajarkan Allah sebagai "ada yang tak terbatas" (ipsum esse subsistens).
Allah adalah "dzat yang tertinggi", yang memunyai keadaan yang paling tinggi. Allah
adalah penggerak yang tidak bergerak. Tampak sekali pengaruh filsafat Aristoteles
dalam pandangannya.
Dunia ini dan hidup manusia terbagi atas dua tingkat, yaitu tingkat adikodrati dan
kodrati, tingkat atas dan bawah. Tingkat bawah (kodrati) hanya dapat dipahami
dengan mempergunakan akal. Hidup kodrati ini kurang sempurna dan ia bisa menjadi
sempurna kalau disempurnakan oleh hidup rahmat (adikodrati). "Tabiat kodrati bukan
ditiadakan, melainkan disempurnakan oleh rahmat," demikian kata Thomas Aquinas.
38
kurang sempurna. Manusia tidak dapat lagi memenuhi hukum kasih tanpa bantuan
rahmat adikodrati. Rahmat adikodrati itu ditawarkan kepada manusia lewat gereja.
Dengan bantuan rahmat adikodrati itu manusia dikuatkan untuk mengerjakan
keselamatannya dan memungkinkan manusia dimenangkan oleh Kristus.
Gereja dipandangnya sebagai lembaga keselamatan yang tidak dapat berbuat salah
dalam ajarannya. Paus memiliki kuasa yang tertinggi dalam gereja dan Pauslah satu-
satunya pengajar yang tertinggi dalam gereja. Karya teologis Thomas yang sangat
terkenal adalah "Summa Contra Gentiles" dan "Summa Theologia".
39
5. John Adam Smith
John Adam Smith (5 Juni 1723 – 17 Juli 1790), adalah seorang filsuf berkebangsaan
Skotlandia yang menjadi pelopor ilmu ekonomi modern. Karyanya yang terkenal
adalah buku An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations
(disingkat The Wealth of Nations) adalah buku pertama yang menggambarkan sejarah
perkembangan industri dan perdagangan di Eropa serta dasar-dasar perkembangan
perdagangan bebas dan kapitalisme. Adam Smith adalah salah satu pelopor sistem
ekonomi Kapitalisme. Sistem ekonomi ini muncul pada abad 18 di Eropa Barat dan
pada abad 19 mulai terkenal disana.
Kemakmuran Negara (Wealth of Nations) dan yang lebih kecil pengaruhnya Teori
Moral Sentimen, telah menjadi titik awal untuk segala pertahanan atau kritik atau
bentuk kapitalisme, yang terpenting dalam tulisan Marx dan ekonomi manusia.
Karena kapitalisme laissez-faire seringkali dihubungkan dengan keegoisan tak
terkontrol, ada gerakan baru yang menekankan filosofi moral Smith, dengan fokus
simpati kepada seseorang.
40
yang nyata dalam kebijakan pemerintah. Namun begitu, buku ini mengorganisasi
pemikiran-pemikiran mereka secara luas, dan tetap menjadi suatu buku yang paling
berpengaruh dan penting dalam bidangya sekarang ini.
• Biografi
Adam Smith dikenal luas dengan teori ekonomi '"laissez-faire" yang mengumumkan
perkumpulan di abad 18 Eropa. Smith percaya akan hak untuk mempengaruhi
kemajuan ekonomi diri sendiri dengan bebas, tanpa dikendalikan oleh perkumpulan
dan/atau negara. Teori ini sampai pada proto-industrialisasi di Eropa, dan mengubah
mayoritas kawasan Eropa menjadi daerah perdagangan bebas, membuat kemungkinan
akan adanya pengusaha. Dia juga dikenal sebagai "Bapak Ekonomi".
• Pendidikan
Pada umur 13, Smith memasuki Universitas Glasgow, dimana dia belajar filosofi
moral dibawah"si orang yang tidak boleh dilupakan" (sebagaimana Smith
memanggilnya) Francis Hutcheson. Di sini, Smith mengembangkan keinginan
kuatnya akan kebebasan, akal sehat, dan kebebasan berpendapat. Tahun 1740 dia
dianugrahi Snell exhibition dan memasuki Kampus Balliol, Oxford, tetapi seperti
William Robert Scott katakan, "Universitas Oxford dalam masanya memberikan
sedikit jika bantuan manapun yang diberikan apa yang harusnya merupakan kerja
seumur hidupnya," dan dia meninggalkan universitas itu tahun 1746. Dalam Buku ke
V dari The Wealth of Nations, Smith berkomentar pada instruksi kualitas rendah dan
aktivitas intelektual yang berjumlah sedikit dibandingkan dengan di Skotlandia.
komentarnya ditujukan pada orang-orang yang dianugerahi kekayaan dari kampus-
kampus Oxford dan Cambridge, dimana membuat pemasukan dari para profesor tidak
berdasarkan pada kemampuan mereka untuk menarik murid, dan pada fakta bahwa
orang-orang yang menyaru sebagai men of letters bisa menikmati kehidupan lebih
nyaman dari mentri di Church of England.
41
• Karir di Edinburgh dan Glasgow
Tahun 1748 Smith memulai menguliahi umum di Edinburgh dibawah bimbingan Lord
Kames. Sebagian dari perkuliahannya menyinggung retorika dan belles-letters, tetapi
nantinya dia akan mengambil subyek dari "kemajuan dari kesejahteraan," dan
nantinya, di pertengahan atau akhir abad duapuluh, dimana dia pertamakalinya
mengemukakan filosofi ekonomi dari "sistem yang jelas dan sederhana dari
kebebasan alamiah" dimana dia menyatakan hal tersebut ke khalayak dalam buku
karangannya The Wealth of Nations. Pada sekitar tahun 1750 dia bertemu filusuf
David Hume, yang merupakan seniornya terpaut sepuluh tahun. Hubungan dan
kesamaan opini yang dapat ditemukan dalam detil dari tulisan mereka mencakup
sejarah, politik, filosofi, ekonomi, dan agama menandakan bahwa mmereka berdua
memiliki persekutuan intelektual yang dekat dan persahabatan dibanding orang lain
yang mana akan memerankan peran penting selama Pencerahan di Skotlandia.[1], dia
merutinkan The Poker Club dari Edinburgh.
Tahun 1751 Smith ditunjuk sebagai ketua dewan logika di Universitas Glasgow,
dipindahkan tahun 1752 ke Dewan filosofi moral Glasgow, pernah ditinggali oleh
gurunya yang terkenal, Francis Hutcheson. Kuliahnya mencakup etika, retorika,
jurispundens, politik ekonomi, dan "polisi dan keuntungan". Tahun 1759 dia
menerbitkan Teori dari Sentimen Moral, memasukan sebagian kuliahnya di Glasgow.
Karya ini, yang membangun reputasi Smith masa itu, menjelaskan bagaimana
komuikasi manusia bergantung pada simpati antara agen dan penonton (itu, sang
individual dan anggota masyarakat yang lain). Analisanya pada evolusi bahasa
terkadang superfisial, seperti yang ditunjukkan 14 tahun kemudian oleh penelitian
yang lebih dalam pada bahasa primitif oleh Lord Monboddo[2]. dalam karyanya
berjudul Asal Muasal dan Perkembangan Bahasa kapasitas Smith akan pengaruh,
persuasif, atau argumen retorikal, lebih banyak dalam buktinya. Dia mendasarkan
penjelasannya tidak, seperti Lord Shaftesbury ketiga dan Hutcheson lakukan pada
"kepentingan moral", juga tidak seperti Hume pada utilitarianisme, tetapi berdasarkan
atas simpati.
Smith sekarang memulai memberi perhatian lebih pada jurisprudensi dan ekonomi di
dalam kuliahnya dan sedikit pada teorinya tentang moral. Kesan yang didapatkan
42
sama ke pengembangan ide-idenya pada ekonomi politik dari catatan kuliahnya oleh
seorang mahasiswa sekitar tahun 1763 yang nantinya diedit oleh Edwin Cannan[3],
dan membentuk apa yang Scott, penemu dan penerbitnya, mendeskripsikannya
sebagai "Bagian dari Draft Wealth of Nations", yang bertanggal sekitar 1763. Karya
Cannan muncul sebagai Kuliah dalam Keadilan, Polisi, Pajak dan Senjata. Sebuah
versi lebih lengkap diterbitkan sebagai Kuliah dalam Jurispundensi di edisi Glasgow
tahun 1976.
• Tur Perancis
pada 1762 senat akademik dari Universitas Glasgow bertemu dalam titel Doktor
Hukum Smith. Pada akhir 1763, dia mendapatkan tawaran menggiurkan dari Charles
Townshend (yang dikenalkan ke Smith oleh David Hume), untuk mengajar anak
tirinya, Duke of Buccleuch. Smith akhirnya pensiun dari keprofessorannya dan dari
1764-66 berkelana bersama muridnya, kebanyakan di Perancis, dimana dia datang
untuk menemui pemimpin intelektual seperti Turgor, Jean D'Alembert, Andre
Morrelet, Helvetius dan, khususnya, Frangois Quesnay, kepala dari Sekolah Psiokrat
yang karyanya dihormati oleh Smith sangat tinggi. Dalam perjalanan pulangnyake
Kirkaldy Smith dipilih menjadi anggota Royal Society dari London dan dia
mendedikasikan kebanyakan sepuluh tahun berikutnya pada magnum opusnya, The
Wealth of Nations, yang muncul tahun 1776. Buku tersebut diterima dengan baik dan
membuat sang pengarang terkenal.
• Tahun-Tahun Akhir
Tahun 1778 Smith ditunjuk untuk menduduki pos sebagaikomisioner untuk cukai di
Skotlandia dan hidup bersama ibunya di Edinburgh. Tahun 1783 dia menjadi salah
satu pendiri Royal Society of Edinburgh dan dari tahun 1787 sampai 1789 dia
mendaat posisi kehormatan Lord Rektor Universitas Glasgow. Dia meninggal di
edinburgh pada 17 Juli 1790 karena sakit keras dan dikuburkan di Canogatw
Kirkyard.
Eksekutor literatur Smith ialah dua orang teman lama dari akademi dunia Skotlandia,
fisikawan dan kimiawan Joseph Black, dan geolog pionir James Huton. Smith
43
meninggalakan banyak catatan dan material yang tidak dipublikasikan, tetapi
memberi instruksi untuk menghancurkan apapun yang tidak pantas dipublikasikan.
Dia menyebut History of Astronomy cocok, dan muncul pada tahun 1795, bersama
material lain, sebagai Essay on Philoshopical Objects.
Sangat sedikit yang diketahui tentang Adam Smith selain dari apa yang bisa dideduksi
dari karya-karyanya yang sudah diterbitkan. Semua paper pribadinya sudah
dihancurkan setelah kematiannya. Dia tidak menikah dan sepertinya mempertahankan
hubungan dekat dengan ibunya, dimana dia tinggal setelah pulang dari Perancis dan
mendahului kematian Smith hanya 6 tahun berselang. Kesaksian kontemporer
menjelaskan Smith sebagai eksentrik tetapi intelektual yang dermawan dan ramah,
kepikunan yang komikal, dengan kebiasaan yang berulang tentang pidato dan
memberi senyuman yang "ramah tanpa ekspresi." Kesabarannya disebut memiliki
nilai penting dalam pekerjaannya sebagai administrasi Glasgow. Setelah kematiannya
ditemukan bahwa sebagian besar pendapatannya disumbangkan secara rahasia
olehnya.
Telah terjadi beberapa debat terhadap pandangan relijius dari Adam Smith. Ayahnya
memiliki ketertarikan besar pada Kekristenan dan merupakan sayap moderat dari
gereja Skotlandia (gereja nasional di Skotlandia sejak 1690). Smith mungkin pergi ke
Inggris untuk meniti karir didalam Gereja Inggris: pernyataan ini kontroversial dan
bergantung pada status eksibisi Snell. Di Oxford, Smith menolak Kristen dan
dipercaya kalau dia pulang ke Skotlandia sebagai Deis.
44
kematian dari tanaman dan binatang" telah membuat manusia untuk "memasukkannya
dalam akal sehat mereka". Coase mencatat observasi Smith dimana: "Takhayul
pertama-tama ditujukkan untuk memenuhi keingintahuan, dengan menghubungkan
semua penampakan menakjubkan pada agensi tentang Tuhan". Bagaimanapun,
kepercayaan ini tidak bertentangan dnegan Deisme, sebuah sistem kepercayaan yang
memegang ide sekptis tentang Tuhan pribadi.
• Karya
The Wealth of Nations menjadi berpengaruh karena telah dengan keras membuat
bidang ekonomi dan perkembangannya kedalam disiplin yang sistematis dan berdiri
sendiri. Dalam dunia barat, masih dibincangkan kalau ini merupakan buku paling
berpengaruh dalam subyek tersebut yang pernah diterbitkan. Ketika buku tersebut
menjadi manifestasi klasik melawan merkantilisme (teori dimana cadangan besar dari
logam mulia merupakan keharusan bagi suksesi ekonomis), muncul di tahun 1776,
ada kesadaran kuat untuk perdagangan bebas baik di Inggris maupun Amerika.
Perasaan baru ini telah dilahirkan dari kesusahan keadaan ekonomi dan kemiskinan
yang diakibatkan oleh Perang kemerdekaan Amerika. Bagaimanapun, pada saat
publikasinya, tidak semua orang lantas yakin pada kelebihan perdagangan bebas:
publik dan parlemen di Inggris masih memakai sistem merkantilisme untuk beberapa
tahun kedepannya.
The Wealth of Nations juga menolak pernyataan Psiokrat dalam pentingnya lahan,
malah, Smith percaya bahwa buruh merupakan proritas tinggi, dan pembagian buruh
akan berakibat pada kenaikan signifikan pada produksi. Smith memakai contoh
dengan pembuatan jepitan. Satu pekerja bisa membuat duapuluh pin sehari. Tapi jika
sepuluh orang dibagi menjadi delapanbelas langkah yang diperlukan membuat sebuah
jepitan, mereka bisa membuat 48.000 jepitan dalam sehari. Nations sangat sukses, dan
faktanya, hal ini mengakibatkan pengosongan sekolah ekonomi yang lebih tua dan
45
ekonom lebih muda, seperti Thomas Malthus dan David Ricardo, fokus dalam
memperbaiki teori Smith kedalam apa yang akan dikenal sebagai ekonomi klasik.
Baik ekonomi moderen dan, secara terpisah, ekonomi Marxisan bergantung sekali
pada ekonomi klasik. Malthus mengembangkan ruminasi Smith dalam overpopulasi,
sedangkan Ricardo percaya pada "hukum besi upah" - dimana ledakan populasi bisa
mencegah upah melewati tingkat yang rasional. Smith memberi solusi pada kenaikan
upah dengan kenaikan produksi, pandangan yang dianggap lebih akurat sekarang ini.
Satu dari poin utama The Wealth of Nations adalah pasar bebas, ketika penampilannya
kacau dan tidak teratur, sebenarnya dipandu untuk membuat nilai yang benar dan
bermacam barang oleh "tangan-tangan tak terlihat" (sebuah imej yang dipakai Smith
dalam Teory of Moral Sentiments, tetapi pertamakali dipakai dalam esai miliknya,
"Sejarah Astronomy"). Jika sebuah kelangkaan produk terjadi, misalnya, maka
harganya naik, membuat marjin keuntungan yang membuat insentif bagi yang lain
untuk masuk ke produksi tersebut, dan mengatasi kelangkaan. Jika terlalu banyak
produsen yang msauk ke pasar, kompetisi yang meningkat diantara para manufaktur
dan kenaikan penawaran akan menurunkan harga di produk tersebut sampai titik
dimana harga produksinya, harga natural. Bahkan jika keuntungan sampai kosong
pada "harga natural", maka akan ada insentif untuk memproduksi barang dan jasa,
dan semua ongkos produksi, termasuk kompensasi untuk buruh pemilik, juga
dimasukkan dalam harga barang jual. Jika harga jatuh dibawah keuntungan kosong,
produsen akan keluar dari pasar, jika mereka berada diatas keuntungan kosong,
produsen akan masuk ke pasar. Smith percaya kalau motif manusia seringkali egois
dan tamak, kompetisi dalam pasar bebas akan bertujuan menguntungkan masyarakat
seluruhnya dengan memaksa harga tetap rendah, dimana tetap membangun dalam
insentif untuk bermacam barang dan jasa. Selain itu, dia cemas akan pebisnis dan
melawan formasi monopoli.
Smith dengan keras menyerang pembatasan antik oleh pemerintah dimana dia pikir
batasan tersebut memundurkan ekspansi industri. Faktanya, dia menyerang hampir
semua bentuk intervensi pemerintah dalam proses ekonomi, termasuk tarif,
berpendapat bahwa hal tersebut membuat inefisiensi dan harga tinggi pada jangka
panjang. Teori ini kemudian dikenal dengan "laissez-faire", yang berarti "biarkan
mereka lakukan", mempengaruhi legislastif pemerintah di tahun-tahun berikutnya,
46
khususnya selama abad ke 19. (Bagaimanapun dia tidak melawan pada pemerintahan.
Smith menganjurkan edukasi publik bagi orang dewasa miskin, sistem institusional
yang tidak non laba untuk industri swasta, judisiari, dan pasukan berdiri.)
Dua dari kutipan yang paling terkenal dan paling sering digunakan dalam The Wealth
of Nations adalah:
Inggris
It is not from the benevolence of the butcher, the brewer, or the baker that we
expect our dinner, but from their regard to their own interest. We address
ourselves, not to their humanity but to their self-love, and never talk to them
of our own necessities but of their advantages.
As every individual, therefore, endeavours as much as he can both to employ
his capital in the support of domestic industry, and so to direct that industry
that its produce may be of the greatest value; every individual necessarily
labours to render the annual value of society as great as he can. He generally,
indeed, neither intends to promote the public interest, nor knows how much he
is promoting it. By preferring the support of domestic to that of foreign
industry, he intends only his own security; and by directing that industry in
such a manner as its produce may be of the greatest value, he intends only his
own gain, and he is in this, as in many other cases, led by an invisible hand to
promote an end which was no part of his intention. Nor is it always the worse
for the society that it was no part of it. By pursuing his own interest he
frequently promotes that of society more effectually than when he really
intends to promote it. I have never known much good done by those who
affected to trade for the public good. It is an affectation, indeed, not very
common among merchants, and very few words need be employed in
dissuading them from it.
Indonesia
Bukanlah kebaikan dari tukang daging, tukang bir, atau tukang roti yang kita
harapkan pada makan malam kita, tetapi kepedulian mereka pada
kepentingan mereka sendiri. Kita mengenalkan diri kita, tidak pada
kemanusiaan mereka tetapi pada kecintaan mereka pada diri sendiri, dan
47
tidak pernah bicara pada mereka atas keperluan kita tetapi untuk keuntungan
mereka.
Sebagaimana setiap individu, maka, mengusahakan sebanyak apa yang ia
bisa sehingga ia bisa menggunakan modal miliknya dalam mendukung insutri
dalam negeri, dan juga untuk mengarahkan industri yang produksinya
mungkin merupakan nilai terbesar, setiap individu buruh yang diperlukan
untuk memasang nilai yang tepat dari masyarakat sebaik yang ia bisa. Dia
secara umum tidak mempromosikannya untuk kepentingan publik, tidak juga
tau sebanyak apa dia mempromosikannya. Dengan memprefrensikan
dukungan dari dalam negeri ke industri asing, dia bertujuan hanya untuk
keamanan dirinya sendiri, dan dengan mengarahkan industri tersebut dalam
sikap dimana produksinya merupakan nilai terbesarnya, dia hanya
memikirkan keuntungan dirinya sendiri, dan dia dalam hal ini, seperti kasus
lainnya, dipandu oleh tangan-tangan tak terlihat untuk menghasilkan sebuah
akhir dimana akhir tersebut bukan bagian dari tujuannya. Tidak juga selalu
merupakan yang lebih buruk bagi masyarakat yang mana hal tersebut bukan
merupakan bagian darinya. Dengan mengejar keuntungan dirinya sendiri
secara berkala dia secara teratur menghasilkan apa yang berakibat bagi
masyarakat lebih dari yang ia perkirakan akan hasilnya. Saya tidak pernah
bertemu banyak kebaikan yang terjadi dengan siapapun yang berdagang
dalam barang publik. Ini merupakan emosi yang kuat, sebenarnya, tidak
begitu umum diantara para pedagang, dan sangat sedikit kata-kata yang bisa
digunakan untuk meyakinkan tidak melakukan hal tersebut pada mereka.
Kutipan favorit lain, yang biasanya digunakan oleh ekonom, juga dari The Wealth of
Nations adalah:
Inggris
People of the same trade seldom meet together, even for merriment and
diversion, but the conversation ends in a conspiracy against the public, or in
some contrivance to raise prices. It is impossible indeed to prevent such
meetings, by any law which either could be executed, or would be consistent
with liberty and justice. But though the law cannot hinder people of the same
48
trade from sometimes assembling together, it ought to do nothing to facilitate
such assemblies; much less to render them necessary.
Indonesia
Orang-orang dari perdagangan yang sama terkadang bertemu bersama,
bahkan untuk bersenang-senang dan perpisahan, tetapi percakapannya akan
berakhir dengan konspirasi melawan publik, atau dalam hal tertentu untuk
menaikkan harga. Mustahil sebenarnya untuk mencegah pertemuan seperti
ini, dengan hukum manapun yang akan ditimpakan, atau akan konsisten
dengan kebebasan dan keadilan. Tetapi dengan hukum tidak bisa
menghindarkan masyarakat dari perdagangan yang sama untuk terkadang
bertemu bersama,itu seharusnya tidak berakibat apapun untuk memfasilitasi
pertemuan seperti itu, lebih kurang untung membuat mereka dibutuhkan.
Kutipan yang kritis tapi jarang digunakan dalam The Wealth of Nations adalah:
Inggris
The subjects of every state ought to contribute towards the support of the
government, as nearly as possible, in proportion to their respective abilities;
that is, in proportion to the revenue which they respectively enjoy under the
protection of the state. The expense of government to the individuals of a great
nation is like the expense of management to the joint tenants of a great estate,
who are all obliged to contribute in proportion to their respective interests in
the estate. In the observation or neglect of this maxim consists what is called
the equality or inequality of taxation.
Indonesia
Subyek dari tiap negara harus memberi kontribusi melalui dukungan ke
pemerintah, sedekat mungkin, dalam proporsi ke kemampuan mereka, yaitu,
proporsi ke pendapatan dimana mereka menikmati hal tersebut dibawah
perlindungan negara tersebut. Pengeluaran dari pemerintah ke perorangan
dari negara besar seperti pengeluaran dari manajemen ke tenant besar dari
sebuah kediaman besar, diamana semuanya diwajibkan untuk menyumbang
dalam proporsi dari kepentingan mereka dalam negara tersebut. Dalam
49
pengamatan atau penolakan dari pernyataan tersebut mengandung apa yang
disebut sebagai kesetaraan dalam perpajakan.
Herbert Stein, dalam artikel yang sering dikutip, "Adam Smith tidak memakai dasi
Adam Smith," menulis kalau masyarakat yang memakai dasi Adam Smith
melakukannya "untuk membuat pernyataan dari kesungguhan mereka ke ide atas
pasar bebas dan pemerintahan yang terbatas. Apa yang keluar di WofN,
bagaimanapun, merupakan santo panutan mereka yang tidak murni atau mendoktrin
idenya. Dia memandang intervensi pemerintah dalam pasar dengan sikap skeptis yang
tinggi. Dia peduli dengan eksposisinya dari kebaikan pasar bebas dimana kontribusi
utamanya kepada kebijakan, dan tujuan untuk analisaekonominya dikembangkan."
Belum juga dia bersiap-siap atau mengajukan kualifikasi ke kebijakan tersebut dalam
kasus tertentu dimana dia menilai bahwa efek jaring mereka akan menguntungkan
dan tidak akan merusak apa yang pada dasarnya berkarakter bebas dalam sistem,"
tulis Stein. "Dia tidak memakai dasi leher Adam Smith." Dalam bacaan Stein, The
Wealth of Nations bisa memberikan penjelasan masuk akal pada Administrasi Pangan
dan Obat-obatan, Komisi Keamanan Produk Konsumen, kelebihan dari kewenangan
kesehatan pekerja, enviromentalism, dan "pajak diskriminasi untuk mengurangi
kebiasaan tidak penting dan bermewah-mewah."
Dalam The Wealth of Nations Smith mengklaim kalau kepentingan pribadi sendiri
(dalam pengaturan institusional yang berimbang) bisa menuju pada hasil yang
menguntungkan dari segi sosial. Tetapi di dalam Teory of Moral Sentiments-nya
Smith berpendapat kalau simpati dibutuhkan untuk mencapai hasil yang secara sosial
menguntungkan. Didalam permukaannya hal itu berwujud keadaan kontradiksi.
Ekonom August Oncken menghubungkan ke hal ini di Jerman sebagai das 'Adam
Smith-Problem'. Ekonom Austria Joseph Schumpeter juga memberi perhatian tentang
ini cenderung kontradiksi dengan karya Smith dalam komentarnya.
50
Adam Smith sendiri tidak melihat adanya kontradiksi, sejak ia memproduksi sebuah
edisi yang sudah direvisi dari Moral Sentiments setelah publikasi dari Wealth of
Nations. Keduanya dalam kisaran idenya bisa ditemukan di Lectures of
Jurispundence. Di tahun belakangan kebanyakan murid dari karya Adam Smith
bersilang pendapat bahwa tidak ada kotradiksi yang terjadi. Didalam Theory of Moral
Sentiments, Smith mengembangkan sebuah teori dari psikologi dimana tiap
perorangan dalam masyarakat menemukannya didalam kepentingan pribadi mereka
untuk mengembangkan simpati sebagaimana mereka mencari penghargaan dari apa
yang ia sebut "penonton imparsial". Kepentingan pribadi yang ia sebut bukanlah
keegoisan sempit tetapi sesuatu yang melibatkan simpati.
Sebagian pembaca dari The Wealth of Nations mengasumsikan bahwa ketika Smith
berbicara mengenai "kepentingan pribadi" dia memaksudkan hal tersebut sebagai
keegoisan. Walaupun pada konteks tertentu, seperti membeli dan menjual, simpati
secara umum tidak harus dimasukkan, Smith membuat hal tersebut jelas dimana dia
melihat keegoisan sebagai suatu hal yang tak pantas, jika tidak amoral, dan pelaku
kepentingan pribadi memiliki simpati ke orang lain. Dalam Theory of Moral
Sentiments Smith berpendapat kalau kepentingan pribadi dari pelaku manapun
termasuk kepentingan dari bagian lain dari masyarakat, karena opini yang diperbagus
secara sosial dari tidakan yang pantas dan tidak pantas pentingnya mempengaruhi
kepentingan dari individu sebagai anggota dari masyarakat. Konteks ini juga juga
berguna karena Adam Smith melawan ide dari korporasi, atau "perusahaan saham
gabungan".
Dalam kasus manapun, Adam Smith sepertinya percaya kalau sentimen moral dan
kepentingan pribadi akan menambah pada hal yang sama. Satu garis yang mungkin
dari alasan tersebut dia mungkin telah sampai pada tahap kesimpulan seperti: tangan-
tangan tak terlihat tidak bisa beroprasi jika tidak ada masyarakat, untuk mengawali
sebuah konstruksi awal pembagian sosial dari buruh, dan, efisiensi yang datang
dengan manifestasinya. Sekarang untuk masyarakat untuk eksis, keadilan merupakan
kondisi yang dibutuhkan (yang mana disebut dalam karya Smith Theory of Moral
Sentiments). Untuk keadilan berada didalam latar sosial manapun, individu harus
mematri keinginan dari penghargaan dan kemarahan yang dikendalikan oleh rasa
menghargai dan tidak menghargai juga nyaris secara eksklusif dihasilkan oleh simpati
51
manusia. Kesimpulannya, tangan-tangan tak terlihat dari pasar adalah, pada tingkat
tertentu, diwakilkan atas kemampuan dari manusia untuk bersimpati: kepentingan
pribadi dari Smith merupakan harmoni dengan opini dari simpati.
• Pengaruh
The Wealth of Nations salah satu usaha terawal untuk mempelajari bangkitnya industri
dan perkembangan ekonomi di Eropa, merupakan pengawal ke disiplin akademis
moderen dari ekonomi. Ini memberi salah satu rasional intelektual paling dikenal
untuk perdagangan bebas dan kapitalisme, mempengaruhi secara luas tulisan ekonom
selanjutnya.
Ada beberapa kontroversi atas perluasan dari keaslian Smith dalam Wealth of
Nations. Beberapa berpendapat kalau karya tersebut menambah hanya sedikit dari ide
yang sudah ada sebelumnya dari Anders Chydenius (The National Gain 1765), David
Hume dan Baron de Montesquieu. Sebenarnya, banyak dari teori Smith hanya
menjelaskan tren sejarah dari merkantilisme dan menuju perdagangan bebas dimana
telah dikembangkan selama beberapa dekade dan memiliki pengaruh signifikan dalam
kebijakan pemerintah. Bagaimanapun, karya Smith merangkum ide mereka secara
komperhensif, dan juga menjadi salah satu buku paling berpengaruh dan penting saat
ini dalam bidang ekonomi.
Dari 13 Maret 2007 kesana potret Smith muncul dalam £ 20 baru. Dia merupakan
orang Skotlandia pertama yang ditampikan dalam mata uang tersebut oleh Bank of
England. Gambar dari nota ini tersedia di bwebsite Bank of England
Pada 25 Juni 2006, dimana Warren Buffet mengumumkan kalau dia akan
menyumbangkan kekayaannya ke The Bill and Melinda Gates Foundation, dia
dihadiahi salinan dari Wealth of Nations Adam Smith oleh Bill Gates.[10]
52
Adam Smith merupakan insipirasi dari grup konservatif dari Missouri, Adam Smith
Foundation.
Karya Besar :The Theory of Moral Sentiments (1759),An Inquiry Into the Nature
and ,Causes of the Wealth of Nations (1776),Essays on Philosophical Subjects
(diterbitkan setelah 1795),Lectures on Jurisprudence (diterbitkan setelah 1976)
53
6. Blaise Pascal
Blaise Pascal (1623-1662) berasal dari Perancis. Minat utamanya ialah filsafat dan
agama, sedangkan hobinya yang lain adalah matematika dan geometri proyektif.
Bersama dengan Pierre de Fermat menemukan teori tentang probabilitas. Pada
awalnya minat riset dari Pascal lebih banyak pada bidang ilmu pengetahuan dan ilmu
terapan, di mana dia telah berhasil menciptakan mesin penghitung yang dikenal
pertama kali. Mesin itu hanya dapat menghitung.
54
7. Rene Descartes
Dalam bahasa Latin kalimat ini adalah: cogito ergo sum sedangkan dalam bahasa
Perancis adalah: Je pense donc je suis. Keduanya artinya adalah:
Meski paling dikenal karena karya-karya filosofinya, dia juga telah terkenal sebagai
pencipta sistem koordinat Kartesius, yang mempengaruhi perkembangan kalkulus
modern.
55
8. Immanuel Kant
Ketiga pertanyaan di atas ini bisa digabung dan ditambahkan menjadi pertanyaan
keempat: “Apakah itu manusia?”
• Daftar karya
56
• 1763: Der einzige mögliche Beweisgrund zu einer Demonstration für das
Dasein Gottes
• 1764: Beobachtungen über das Gefühl des Schönen und Erhabenen
• 1764: Über die Krankheit des Kopfes
• 1766: Träume eines Geistersehers erläutert durch Träume der Metaphysik.
(Über Emanuel Swedenborg)
• 1770: Über die Form und die Prinzipien der sinnlichen und intelligiblen Welt.
(De mundi sensibilis atque intelligibillis forma et principiis.)
• 1775: Über die verschiedenen Rassen der Menschen
• 1781: 1. Auflage der Kritik der reinen Vernunft
• 1783: Prolegomena zu einer jeden künftigen Metaphysik, die als Wissenschaft
wird auftreten können
• 1784: Idee zu einer allgemeinen Geschichte in weltbürgerlicher Absicht
• 1784: Beantwortung der Frage: Was ist Aufklärung
• 1785: Grundlegung der Metaphysik der Sitten
• 1786: Metaphysische Anfangsgründe der Naturwissenschaft
• 1786: Mutmaßlicher Anfang der Menschengeschichte
• 1787: Kritik der reinen Vernunft 2., stark erweiterte Auflage
• 1788: Kritik der praktischen Vernunft
• 1790: Kritik der Urteilskraft
• 1793: Die Religion innerhalb der Grenzen der bloßen Vernunft
• 1793: Über den Gemeinspruch: Das mag in der Theorie richtig sein, taugt aber
nicht für die Praxis
• 1794: Das Ende aller Dinge
• 1795: Zum ewigen Frieden
• 1797: Die Metaphysik der Sitten
• 1798: Der Streit der Fakultäten
• 1798: Anthropologie in pragmatischer Hinsicht abgefasst
57
9. Niccolò Machiavelli
Niccolò Machiavelli (3 Mei 1469 – 21 Juni 1527) adalah diplomat dan politikus Italia
yang juga seorang filsuf. Sebagai ahli teori, Machiavelli adalah figur utama dalam
realitas teori politik, ia sangat disegani di Eropa pada masa Renaisans. Dua bukunya
yang terkenal, Discorsi sopra la prima deca di Tito Livio (Diskursus tentang Livio)
dan Il Principe (Sang Pangeran), awalnya ditulis sebagai harapan untuk memperbaiki
kondisi pemerintahan di Italia Utara, kemudian menjadi buku umum dalam berpolitik
di masa itu.
Il Principe, atau Sang Pangeran menguraikan tindakan yang bisa atau perlu dilakukan
seorang seseorang untuk mendapatkan atau mempertahankan kekuasaan.
58
10. Søren Kierkegaard
Søren Kierkegaard
59
dan apa yang dilihatnya sebagai formalitas hampa dari Gereja Denmark. Filsafatnya
merupakan sebuah reaksi terhadap dialektik Hegel.
• Kehidupan
60
ayahnya. Ia belajar untuk memanfaatkan ranah imajinasinya melalui serangkaian
latihan dan permainan yang mereka mainkan bersama.
Ayah Kierkegaard meninggal dunia pada 9 Agustus 1838 pada usia 82 tahun.
Sebelum meninggal dunia, ia meminta Søren agar menjadi pendeta. Søren sangat
terpengaruh oleh pengalaman keagamaan dan kehiudpan ayahnya dan merasa
terbeban untuk memenuhi kehendaknya. Dua hari kemudian, pada 11 Agustus,
Kierkegaard menulis: "Ayah meninggal dunia hari Rabu. Saya sungguh berharap
bahwa ia dapat hidup beberapa tahun lebih lama lagi, dan saya menganggap
kematiannya sebagai penghorbanan terakhir yang dibuatnya karena cinta
kasihnya kepada saya; ... ia meninggal karena saya agar, bila mungkin, saya
masih dapat menjadi sesuatu. Dari semua yang telah saya warisi daripadanya,
kenangan akan dia, potretnya dalam keadaan yang sangat berbeda (transfigured)
... sungguh berharga bagi saya, dan saya akan berusaha untuk melestarikan
(kenangannya) agar aman tersembunyi dari dunia."
61
• Regine Olsen (1837–1841)
Engkau ratu hatiku yang tersimpan di lubuk hatiku yang terdalam, dalam kepenuhan
pikiranku, di sana ... ilahi yang tak dikenal! Oh, dapatkah aku sungguh-sungguh
mempercayai dongeng-dongeng si penyair, bahwa ketika seseorang melihat sebuah
obyek cintanya, ia membayangkan bahwa ia sudah pernah melihatnya dahulu kala,
bahwa semua cinta seperti halnya semua pengetahuan adalah kenangan semata,
bahwa cinta pun mempunyai nubuat-nubuatnya di dalam diri pribadi. ... tampaknya
bagiku bahwa aku harus memiliki kecantikan dari semua gadis agar dapat
menandingi kecantikanmu; bahwa aku harus mengelilingi dunia untuk menemukan
tempat yang tidak kumiliki dan yang merupakan misteri terdalam dari keseluruhan
keberadaanku yang mengarah ke depan, dan pada saat berikutnya engkau begitu
dekat kepadaku, mengisi jiwaku dengan begitu dahsyat sehingga aku berubah
(transfigured) bagi diriku sendiri, dan merasakan sungguh nikmat berada di sini.
62
sangat saling mencintai, barangkali bahkan juga setelah Regine menikah dengan
Johan Frederik Schlegel (1817–1896), seorang pegawai negeri terkemuka (jangan
dikacaukan dengan filsuf Jerman Friedrich von Schlegel, (1772-1829) ). Pada
umumnya hubungan mereka terbatas pada pertemuan-pertemuan kebetulan di jalan-
jalan di Kopenhagen. Namun, beberapa tahun kemudian, Kierkegaard bahkan sampai
meminta izin suami Regine untuk berbicara dengan Regine, namun Schlegel menolak.
Tak lama kemudian, pasangan itu berangkat meninggalkan Denmark, karena Schlegel
telah diangkat menjadi Gubernur di Hindia Barat Denmark. Pada saat Regine kembali
ke Denmark, Kierkegaard telah meninggal dunia. Regine Schlegel hidup hingga 1904,
dan pada saat kematiannya, ia dikuburkan dekat Kierkegaard di Pemakaman Assistens
di Kopenhagen.
63
memperkenalkan karyanya ke seluruh Skandinavia. Sementara terjemahan-
terjemahan independen dalam bahasa Jerman dari beberapa karya Kierkegaard mulai
muncul pada 1870-an, terjemahan-terjemahan akademis dalam bahasa Jerman dari
seluruh karya Kierkegaard harus menunggu hingga 1910-an. Terjemahan-terjemahan
ini dimungkinkan karena pengaruh Kierkegaard terhadap para pemikir dan penulis
Jerman, Perancis, dan Inggris abad ke-20 mulai terasa.
Pada 1930-an, terjemahan akademis pertama dalam bahasa Inggris, oleh Alexander
Dru, David F. Swenson, Douglas V. Steere, dan Walter Lowrie muncul, di bawah
usaha editorial dari editor Oxford University Press, Charles Williams. Terjemahan
akademis yang kedua dalam bahasa Inggris dan yang terdapat luas diterbitkan oleh
Princeton University Press pada 1970-an, 1980-an, 1990-an, di bawah pengawasan
Howard V. Hong dan Edna H. Hong. Terjemahan resmi ketiga, di bawah pengawasan
Pusat Penelitian Søren Kierkegaard, akan mencapai 55 jilid dan diharapkan akan
selesai setelah 2009.
Banyak filsuf abad ke-20, baik yang teistik maupun yang ateistik, meminjam banyak
konsep dari Kierkegaard, termasuk pemahaman tentang angst (kecemasan),
keputusasaan, serta pentingnya individu. Sebagai seorang filsuf ia menjadi sangat
termasyhur pada tahun 1930-an, sebagian besar karena naik daunnya gerakan
eksistensialis yang menunjuk kepadanya sebagai seorang pendahulu, meskipun kini ia
sendiri dipandang sebagai seorang pemikir yang sangat penting dan berpengaruh.
Para filsuf dan teolog yang dipengaruhi oleh Kierkegaard termasuk Karl Barth,
Simone de Beauvoir, Martin Buber, Rudolf Bultmann, Albert Camus, Martin
Heidegger, Abraham Joshua Heschel, Karl Jaspers, Gabriel Marcel, Maurice
Merleau-Ponty, Franz Rosenzweig, Jean-Paul Sartre, Joseph Soloveitchik, Paul
Tillich, Miguel de Unamuno, Hans Urs von Balthasar. Anarkisme ilmiah Paul
Feyerabend diilhami oleh gagasan Kierkegaard tentang subyektivitas sebagai
kebenaran. Ludwig Wittgenstein sangat dipengaruhi dan harus mengakui keunggulan
Kierkegaard, dan mengklaim bahwa "Betapapun juga, Kierkegaard jauh terlalu dalam
bagi saya. . Karl Popper merujuk kepada Kierkegaard sebagai "pembaharu besar
dalam etika Kristen, yang memaparkan moralitas Kristen yang resmi pada zamannya
sebagai kemnafikan yang anti-Kristen dan anti-kemanusiaan".
64
Para filsuf kontemporer seperti Emmanuel Lévinas, Hans-Georg Gadamer, Jacques
Derrida, Jürgen Habermas, Alasdair MacIntyre, dan Richard Rorty, meskipun
kadang-kadang sangat kritis, juga telah mengadaptasi beberapa pemikiran
Kierkegaard. Jerry Fodor pernah menulis bahwa Kierkegaard adalah "seorang empu
dan jauh berada di luar liga tempat kami semua [para filsuf] bermain".
Apa yang dibutuhkan zaman ini bukanlah seorang jenius sebab jenius sudah cukup
banyak. Yang dibutuhkan adalah martir, yang rela taat hingga mati untuk mengajarkan
manusia agar taat hingga mati. Apa yang dibutuhkan zaman ini adalah kebangkitan.
Dan karena itu suatu hari kelak, bukan hanya tulisan-tulisan saya tetapi juga seluruh
hidup saya, seluruh misteri yang membangkitkan tanda tanya tentang mesin ini akan
dipelajari dan dipelajari terus. Saya tidak akan pernah melupakan bagaimana Tuhan
menolong saya dan karena itu adalah harapan saya terakhir bahwa segala sesuatunya
adalah untuk kemuliaan-Nya
65
Daftar karya Søren Kierkegaard
• (1841) Konsep Ironi (Om Begrebet Ironi med stadigt Hensyn til Socrates)
• (1843) Ini/Itu (Enten - Eller)
• (1843) Takut dan Gentar (Frygt og Bæven)
• (1843) Repetisi (Gjentagelsen)
• (1844) Fragmen Filsafat (Philosophiske Smuler)
• (1844) Konsep tentang Kecemasan (Begrebet Angest)
• (1845) Tahap-tahap Jalan Kehidupan (Stadier paa Livets Vei)
• (1846) Menyimpulkan Catatan Penutup yang Tidak Ilmiah bagi Fragmen-
fragmen Filsafat (Afsluttende uvidenskabelig Efterskrift)
• (1847) Wacana Membangun dalam Berbagai Roh (Opbyggelige Taler i
forskjellig Aand)
• (1847) Karya Cinta Kasih (Kjerlighedens Gjerninger)
• (1848) Wacana Kristen (Christelige Taler)
• (1849) Nestapa Hingga Mati (Sygdommen til Døden)
• (1850) Praktik dalam Kekristenan (Indøvelse i Christendom)
66
11. Montesquieu
67
12. Michel Foucault
68
13. Jean Baudrillard
Jean Baudrillard (Reims, 20 Juni 1929–Paris, 6 Maret 2007) adalah seorang pakar
teori kebudayaan, filsuf, komentator politik, sosiolog dan fotografer asal Perancis.
Karya Baudrillard seringkali dikaitkan dengan pascamodernisme dan
pascastrukturialisme.
Baudrillard lahir dalam keluarga miskin di Reims pada 20 Juni 1929. Ia mempelajari
bahasa Jerman di Universitas Sorbonne di Paris dan mengajar bahasa Jerman di
sebuah lycée (1958-1966). Ia juga pernah menjadi penerjemah dan terus melanjutkan
studinya dalam bidang filsafat dan sosiologi. Pada tahun 1966 ia menyelesaikan tesis
Ph.D-nya Le Système des objets ("Sistem Objek-objek") di bawah arahan Henri
Lefebvre. Dari tahun 1966 hingga 1972 ia bekerja sebagai Asisten Profesor dan
Profesor. Pada tahun 1972 ia menyelesaikan habilitasinya L'Autre par lui-même dan
mulai mengajar sosiologi di Université de Paris-X Nanterre sebagai profesor.
Dari tahun 1986 hingga 1990 Baudrillard menjabat sebagai Direktur Ilmiah di IRIS
(Institut de Recherche et d'Information Socio-Économique) di Université de Paris-IX
Dauphine. Ia tetap memberikan dukungannya bagi Institut de Recherche sur
l'Innovation Sociale di Centre National de la Recherche Scientifique dan merupakan
seorang Satrap di Collège de 'Pataphysique hingga meninggal dunia.
69
14. Mazhab Frankfurt
Max Horkheimer (depan kiri), Theodor Adorno (depan kanan), dan Jürgen Habermas di
belakang, kanan, pada 1965 di Heidelberg
Mazhab Frankfurt ialah sebuah nama yang diberikan kepada kelompok filsuf yang
memiliki afiliasi dengan Institut Penelitian Sosial di Frankfurt, Jerman, dan pemikir-
pemikir lainnya yang dipengaruhi oleh mereka. Tahun yang dianggap sebagai tahun
kemulaian Mazhab Frankfurt ini adalah tahun 1930, ketika Max Horkheimer diangkat
sebagai direktur lembaga riset sosial tersebut. Beberapa filsuf terkenal yang dianggap
sebagai anggota Mazhab Frankfurt ini antara lain Theodor Adorno, Walter Benjamin,
dan Jürgen Habermas. Perlu diingat bahwa para pemikir ini tidak pernah
mendefinisikan diri mereka sendiri di dalam sebuah kelompok atau 'mazhab', dan
bahwa penamaan ini diberikan secara retrospektif. Walaupun kebanyakan dari mereka
memiliki sebuah ketertarikan intelektual dengan pemikiran neo-Marxisme dan kritik
terhadap budaya (yang di kemudian hari memengaruhi munculnya bidang ilmu Studi
Budaya), masing-masing pemikir mengaplikasikan kedua hal ini dengan cara-cara dan
terhadap subyek kajian yang berbeda.
Ketertarikan Mazhab Frankfurt terhadap pemikiran Karl Marx disebabkan antara lain
oleh ketidakpuasan mereka terhadap penggunaan teori-teori Marxisme oleh
kebanyakan orang lain, yang mereka anggap merupakan pandangan sempit terhadap
pandangan asli Karl Marx. Menurut mereka, pandangan sempit ini tidak mampu
memberikan 'jawaban' terhadap situasi mereka pada saat itu di Jerman. Setelah Perang
Dunia Pertama dan meningkatnya kekuatan politik Nazi, Jerman yang ada pada saat
70
itu sangatlah berbeda dengan Jerman yang dialami Karl Marx. Sehingga jelaslah bagi
para pemikir Mazhab Frankfurt bahwa Marxisme harus dimodifikasi untuk bisa
menjawab tantangan jaman.
Patut dicatat bahwa beberapa pemikir utama Mahzab Frankfurt beragama Yahudi, dan
terutama di perioda awal secara langsung menjadi korban Fasisme Nazi. Yang paling
tragis ialah kematian Walter Benjamin, yang dicurigai melakukan bunuh diri setelah
isi perpustakaannya disita oleh tentara Nazi. Beberapa yang lainnya, seperti Theodor
Adorno dan Max Horkheimer terpaksa melarikan diri ke negara lain, terutama
Amerika Serikat.
Contoh karya-karya terkenal yang dihasilkan para pemikir Mazhab Frankfurt antara
lain Dialectic of Enlightenment, Minima Moralia, Illuminations
71
bagian yang inheren dari realitas. Sebuah pengaruh penting juga dating dari
penerbitan Manuskrip Ekonomi-Filsafat dan Ideologi Jerman karya Marx tahun 1930-
an yang memperlihatkan kesinambungan dengan Hegelianisme yang mendasari
pemikiran-pemikiran Marx: Marcuse adalah salah satu orang yang pertama
mengartikulasikan signifikansi teoretis dari teks-teks ini.
• Fase Pertama
Pengaruh intelektual dan fokus teoretis dari generasi perttama dari para
theoretikus Kritis Mazhab Frankfurt muncul dalam diagram berikut:
72
otoritas (penerbitan bukunya yang pertama diberi judul Studi tentang Otoritas dan
Keluarga), dan ranah estetika dan budaya massa. Studi-studi ini juga melihat
kepedulian bersama di sini dalam kemampuan kapitalisme untuk menghancurkan
prakondisi-prakondisi Kritis, kesadaran revolusioner. Ini berarti tiba pada
kesadaran canggih tentang dimensi kedalaman di mana penindasan sosial
mempertahankan dirinya sendiri. Ini juga merupakan awal dari pengakuan teori
Kritis terhadap ideologi sebagai bagian dari dasar-dasar struktur sosial. Institut ini
dan berbagai pihak yang ikut bekerja sama dengannya mempunyai dampak yang
hebat terhadap ilmu sosial (khususnya Amerika) melalui karya mereka The
Authoritarian Personality (“Kepribadian yang Otoriter), which melakukan
penelitian empirik yang luas, dengan menggunakan kategori-kategori sosiologis
dan psikoanalisis, untuk menggambarkan kekuatan-kekuatan yang mendorong
individu untuk berafiliasi dengan atau mendukung gerakan-gerakan atau partai-
partai fasis.
• Theodor W. Adorno
• Max Horkheimer
• Walter Benjamin
• Herbert Marcuse
• Alfred Sohn-Rethel
• Leo Löwenthal
• Franz Neumann
• Franz Oppenheimer
• Friedrich Pollock
• Erich Fromm
• Alfred Schmidt
• Jürgen Habermas
• Oskar Negt
• Karl A. Wittfogel
• Susan Buck-Morss
• Axel Honneth
• Henryk Grossman
• Georg Lukács
• Umberto Eco
73
DAFTAR ISI
1. www.wikipedia.com
2. www.yahoo.com
3. www.google.com
4. Donald Winch, ‘Smith, Adam (bap. 1723, d. 1790)’, Oxford Dictionary of
National Biography, Oxford University Press, Sept 2004
5. Cloyd, E.L.: "James Burnett, Lord Monboddo", pp 64-66. Oxford University
Press, 1972
6. "Lectures on Justice, Police, Revenue and Arms", 1896
7. The comment, by Dugald Stewart, is quoted in Ch. 17 of John Rae's biography
8. Ross, Ian Simpson, The Life of Adam Smith page 15
9. "When the time of his residence at Oxford expired, the question arose what
line he was afterwards to pursue. He was destitute of patrimony and had not
any turn for business. The Church seemed an improper profession, because he
had early become a disciple of Voltaire in matters of religion." Times obituary
of Adam Smith
10. Adam Smith did not wear an Adam Smith necktie, Herbert Stein, Wall Street
Journal, April 6, 1994
11. August Oncken, "The Consistency of Adam Smith," The Economic Journal 7,
no. 27 (1897): 444.
12. "Smith replaces Elgar on £20 note" BBC News website, retrieved 29 October
2006.
13. http://www.nytimes.com/2006/06/26/business/26cnd-
buffet.html?ex=1308974400&en=1a8df7bb4f340d38&ei=5088&partner=rssn
yt&emc=rss
14. Laoust, H: La politique de Gazali, 1970.
15. Campanini, M.: Al-Ghazzali, in S.H. Nasr and O. Leaman, History of Islamic
Philosophy 1996.
16. Watt, W M.: Muslim Intellectual: A Study of al-Ghazali, Edinburgh 1963.
17. "http://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Sina"
18. http://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Haitham
19. Soekarno, Di Bawah Bendera Revolusi, Jakarta: Panitya Penerbitan, 1963.
20. Nasroen, M., Falsafah Indonesia, Jakarta: Penerbit Bulan Bintang, 1967.
21. Hamka, Perkembangan Kebatinan di Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang, 1971.
22. Alisjahbana, S. Takdir., Perkembangan Sejarah Kebudayaan Indonesia
Ditinjau dari Jurusan Nilai-Nilai, Jakarta: Yayasan Idayu, 1977.
23. Parmono, R., Menggali Unsur-Unsur Filsafat Indonesia, Yogyakarta: Andi
Offset, 1985.
24. Larope, J., IPS Sejarah, Surabaya: Penerbit Palapa,1986.
25. Sunoto, Menuju Filsafat Indonesia, Yogyakarta: Hanindita Offset1987
26. Suryadinata, Leo., Mencari Identitas Nasional: Dari Tjoe Bou San sampai Yap
Thiam Hien, Jakarta: LP3ES, 1990.
27. BPUPKI, Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) & Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI), Jakarta: Sekretaris Negara Republik Indonesia, 1995.
74
28. Noor, Deliar., Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, Jakarta:
LP3ES, 1996.
29. Malaka, Tan., Aksi Massa (Mass Action), Jakarta: CEDI & Aliansi Press,
2000.
30. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Pengaruh Islam terhadap Budaya
Jawa dan Sebaliknya: Seri Kliping Perpustakaan Nasional dalam Berita Vol.II
No.1, Jakarta: Sub Bagian Humas Perpustakaan Nasional RI, 2001.
31. Sumardjo, Jakob., Mencari Sukma Indonesia, Yogyakarta: AK Group, 2003.
32. Hidayat, Ferry., Sketsa Sejarah Filsafat Indonesia, paper yang tidak
diterbitkan, 2004.
75