You are on page 1of 19

PEMERIKSAAN TERHADAP MAYAT YANG DITEMUKAN MATI DALAM KEADAAN TERGANTUNG

ILUSTRASI KASUS

Identitas Korban Nama Jenis kelamin Umur Bangsa Agama Pekerjaan Alamat : Ny.ER : Perempuan : 33 tahun : Indonesia : Budha : Ibu rumah tangga : Jalan Teluk Gong Rt/Rw: 09/06, Jakarta Utara

Riwayat Mayat diterima oleh bagian Forensik RS Cipto Mangunkusomo dengan pengantar Surat Permintaan Visum dari Kepolisian Sektor Metro Penjaringan tertanggal 05 September 2012, nomor : 113/VER/IX/20012/Sek.Penj. Dalam surat tersebut dituliskan bahwa mayat ini ditemukan meninggal di Gang timur RT 09/06 Kelurahan Penjaringan Jakarta utara dalam posisi gantung diri tergantung dengan menggunakan kain slayer yang diikat pada kayu yang biasa untuk ayunan bayi, dan menurut polisi orang tersebut meninggal diduga akibat gantung diri.

BAGIAN KEDOKTERAN FORENSIK RSUP NASIONAL DR CIPTO MANGUNKUSUMO Jl. Salemba Raya no.6, Jakarta Pusat Nomor : 970/SK.III/IX/2012. Jakarta, 06 September 2012 Perihal : Bedah mayat atas mayat Ny. ER Lampiran : -.PRO JUSTITIA VISUM ET REPERTUM

Yang bertanda tangan dibawah ini, Gracia, dokter pada Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta, atas permintaan tertulis dari Kepala Kepolisian Sektor Metropolitan Penjaringan tertanggal 05 September 2012 No. Pol.: 113/VER/IX/2012/Sek.Penj, maka pada tanggal enam september tahun dua ribu dua belas, pukul nol lewat empat puluh lima menit Waktu Indonesia bagian Barat, bertempat di Ruang bedah mayat Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, telah melakukan pemeriksaan luar, yang dilanjutkan dengan pemeriksaan bedah mayat pada pukul sembilan lewat empat puluh lima menit Waktu Indonesia bagian Barat dengan keterangan sebagai berikut:-----------------------------------------------------------------------------Nama : ER.---------------------------------------------------------------------Jenis kelamin : Perempuan.-----------------------------------------------------------Umur : 33 tahun.--------------------------------------------------------------Warga negara : Indonesia.-------------------------------------------------------------Agama : Budha.-----------------------------------------------------------------Pekerjaan : Ibu rumah tangga.--------------------------------------------------Alamat :Teluk Gong RT 09/RW 06.------------------------------------------Mayat telah diidentifikasi dengan sehelai label yang terbuat dari karton berwarna merah muda, tanpa materai dan terletak disamping mayat.-------------------------------------------------------------------------------------------- HASIL PEMERIKSAAN ---------------------------------------PEMERIKSAAN LUAR :------------------------------------------------------------------------------------1. Tutup mayat :------------------------------------------------------------------------------------- Satu buah kantong jenasah berwarna orange bahan parasut bertuliskan Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta berwarna hitam.----2. Satu helai kain sarung bahan katun berwarna dasar merah, motif kotak-kotak berwarna biru bermerk sarung tenun al majid.----------------------------------------------3. Perhiasan mayat : tidak ada.-------------------------------------------------------------------4. Pakaian mayat :----------------------------------------------------------------------------------- Satu helai baju kaos berwarna ungu .Pada bagian depan dan belakang bergambar bangunan dan tulisan under the bridge berwarna putih tanpa merk dan tanpa ukuran----------------------------------------------------------------- Satu helai celana pendek bahan katun, warna dasar biru motif boneka berwarna biru pink dan kuning tanpa merek dan tanpa ukuran----------------5. Benda disamping mayat : ---------------------------------------------------------------------- Satu buah tas berbahan plastik bergambar boneka berwarna hitam, berisi satu buah pembalut, lima ikat rambut , satu buah kantong plastik berwarna hitam, satu kantong plastik berwarna putih motif strawberry berwarna merah satu buah sisir----

Lanjutan Nomor : 970/SK.III/IX/2012. Halaman ke 2. satu buah sisir berwarna hitam, lima lembar foto, satu kotak blushon merk channel paris, satu buah lipstik, satu buah penjepit bulu mata, satu kotak kuas eye shadow, satu kotak bulu mata palsu, tujuh buah xl profesional, satu buah peniti dan satu buah silet.----------------------------------------------------- Satu helai plastik bening.--------------------------------------------------------------6. Kaku mayat terdapat pada rahang, mudah dilawan, belum lengkap.--------------------Lebam mayat terdapat pada telapak kanan, telapak kaki, punggung berwarna merah keunguan, hilang pada penekanan.---------------------------------------------------------7. Mayat adalah seorang perempuan, bangsa/ ras Indonesia/Mongoloid, umur kurang lebih tiga puluh sampai empat puluh lima tahun dengan kulit berwarna sawo matang, gizi kurang, panjang tubuh seratus empat puluh lima sentimeter, berat tubuh tiga puluh satu kilogram.---------------------------------------------------------------8. Identifikasi khusus : pada rahang bawah kiri delapan sentimeter dari garis pertengahan depan , satu sentimeter dibawah sudut bibir terdapat tahi lalat berwarna coklat, tidak menonjol, tidak berambut, berukuran lima sentimeter.--------9. Rambut berwarna hitam, tumbuhnya lurus, dua puluh lima sentimeter.----------------Alis mata berwarna hitam, tumbuhnya lurus, tipis, panjang lima milimeter.-------Bulu mata berwarna hitam, tumbuhnya lurus, panjang tujuh milimeter.----------------10. Mata kanan terbuka tujuh milimeter, mata kiri terbuka satu sentimeter.-------------Selaput bening mata jernih.--------------------------------------------------------------------Teleng mata bulat, diameter lima millimeter.------------------------------------------------Warna tirai mata coklat,-------------------------------------------------------------------------Selaput bola mata putih.------------------------------------------------------------------------Selaput kelopak mata pucat.-------------------------------------------------------------------11. Hidung berbentuk mancung.-------------------------------------------------------------------Daun telinga berbentuk oval.-------------------------------------------------------------------Mulut terbuka satu koma lima sentimeter dengan lidah tidak terjulur satu sentimeter dari ujung lidah-----------------------------------------------------------------------------------12. Gigi-geligi:-----------------------------------------------------------------------------------------Rahang atas kanan gigi kelima dan keenam tidak ada, jumlah gigi sebanyak enam buah.-----------------------------------------------------------------------------------------------Rahang atas kiri gigi kelima dan ketujuh tidak ada, gigi keenam sisa akar, jumlah gigi sebanyak lima buah.-----------------------------------------------------------------Rahang bawah kanan gigi kedelapan tidak ada, gigi lainnya lengkap tujuh buah.-----Rahang bawah kiri gigi keenam tidak ada, gigi lainnya lengkap tujuh buah.-----------Jumlah gigi yang ada seluruhnya dua puluh enam buah.Bibir bagian dalam tampak bercak berwarna putih meliputi seluruh bagian dalam mulut------------------------------13. Dari lubang keluar busa-busa.-----------------------------------------------------------------Dari lubang hidung tidak keluar cairan.-------------------------------------------------------Dari lubang telinga kanan dan kiri tidak keluar cairan.-------------------------------------Dari lubang kemaluan tidak keluar cairan.---------------------------------------------------Dari lubang pelepas tidak keluar cairan.------------------------------------------------------14.Luka-luka:-----------------------

Lanjutan Nomor : 970/SK.III/IX/2012. Halaman ke 3. 14. Luka-luka:----------------------------------------------------------------------------------------- Pada leher terdapat luka lecet tekan dengan perabaan sedikit keras dan berwarna sedikit hitam yang melingkari leher dari arah dari kanan bawah ke kiri atas dengan deskripsi sebagai berikut:--------------------------------- Pada bagian depan, tepat pada garis pertengahan depan, delapan sentimeter dibawah liang telinga, terdapat luka lecet selebar tiga sentimeter.-------------------------------------------------------------------------- Pada leher sisi kiri, lima sentimeter dari garis pertengahan depan, enam sentimeter dibawah liang telinga kiri terdapat luka lecet selebar satu setengah sentimeter.--------------------------------------------------------------- Pada leher sisi kanan, lima sentimeter dari garis pertengahan depan, sembilan sentimeter dibawah liang telinga kanan, lebar luka lecet sebesar empat sentimeter.------------------------------------------------------------------ Luka berakhir pada kepala belakang sisi kanan satu setengah dari garis pertengahan belakang, tepat pada batas tumbuh rambut belakang membentuk sudut delapan buluh sentimeter.---------------------------------- Disekitar luka terdapat kulit ari yang mengelupas dengan arah dari bawah keatas.------------------------------------------------------------------------------------15. Patah tulang : tidak teraba.-------------------------------------------------------------------16. Lain-lain:------------------------------------------------------------------------------------------- Darah berhasil diambil 10 cc, dilakukan pemeriksaan golongan darah, hasil golongan darah A.----------------------------------------------------------------------- Dilakukan uji HIV dengan alat merk ACON LOT HIV 0800035 EXP 2013-08 hasil positif.------------------------------------------------------------------------------ Mata cekung, pada pencubitan kulit perut lambat kembali.---------------------- Urin tidak berhasil diambil.------------------------------------------------------------ Jaringan dibawah kuku berwarna biru.----------------------------------------------PEMERIKSAAN DALAM:------------------------------------------------------------------------------17. Jaringan lemak bawah kulit berwarna kuning, daerah dada setebal satu setengah sentimeter dan daerah perut dua setengah sentimeter. Otot-otot berwarna merah, cukup tebal.---------------------------------------------------------------------------------------Sekat rongga badan kanan setinggi sela iga tiga dan kiri setinggi sela iga empat.-Tulang dada dan iga-iga utuh.-----------------------------------------------------------------Dalam rongga dada kanan dan kiri tidak terdapat cairan/darah. ------------------Kandung jantung tampak tiga jari diantara kedua paru, berisi cairan kuning jernih lima belas sentimeter kubik.--------------------------------------------------------------------18. Jaringan ikat bawah kulit daerah leher tidak terdapat resapan darah.---------------Otot leher berwarna merah kecoklatan, tidak terdapat resapan darah.------------------19. Selaput dinding perut berwarna putih kelabu mengkilat.----------------------------------Otot dinding perut berwarna merah coklat.--------------------------------------------------Dalam rongga-----

Lanjutan Nomor : 970/SK.III/IX/2012. Halaman ke 4. Dalam rongga perut tidak terdapat darah/cairan.-------------------------------------------20. Lidah berwarna coklat kelabu, penampang berwarna kelabu kecoklatan.---------------Tulang lidah, rawan gondok, rawan cincin utuh.--------------------------------------------Kelenjar gondok berwarna merah keunguan, perabaan kenyal, gambaran penampang merah kecoklatan.-----------------------------------------------------------------Kelenjar kacangan tidak ada.-------------------------------------------------------------------Kerongkongan berisi masa lemak berwarna kelabu, selaput lendir putih kekuningan.Batang tenggorok berisi lendir merah kehitaman, selaput lendir putih kekuningan. Pada pangkal lidah tampak bintik-bintik perdarahan .Pada ujung lidah kanan 1 cm dari garis pertengahan depan tampak memar berwarna merah keunguan seluas satu kali nol koma tiga sentimeter.------------------------------------------------------------------Pada permukaan dalam pembuluh darah leher kanan dan kiri tampak jejas berwarna kemerahan yang berjalan melintang.----------------------------------------------------------Kelenjar getah bening daerah percabangan batang tenggorok tampak membesar berwarna hita, terbesar ukuran satu sentimeter kali tiga milimeter, dan terkecil berdiametr tiga milimeter.-----------------------------------------------------------------------21. Jantung sebesar satu kali tinju kanan mayat, berwarna coklat kekuningan, perabaan kenyal. Ukuran lingkaran katub serambi kanan lima sentimeter, kiri enam sentimeter, pembuluh nadi paru delapan sentimeter dan batang nadi sembilan sentimeter. Tebal otot bilik kanan dua milimeter dan kiri sepuluh milimeter. Pembuluh nadi jantung tidak ada penyumbatan dan tidak ada penebalan, sekat jantung homogen, berat seratus delapan puluh gram.-------------------------------------22. Paru kanan terdiri atas tiga baga, berwarna merah keunguan, perabaan kenyal spons, penampang berwarna merah kecoklatan, pada pemijatan keluar cairan merah kehitaman, berat seratus sembilan puluh gram.---------------------------------------------Paru kiri terdiri atas dua baga, berwarna merah keunguan, perabaan kenyal spons, penampang berwarna merah kecoklatan, pada pemijatan keluar cairan merah kehitaman, berat dua ratus tiga puluh gram.------------------------------------------------23. Limpa berwarna kelabu keunguan, permukaan keriput, perabaan kenyal, penampang berwarna merah kecoklatan, gambaran limpa jelas, pada pengikisan jaringan terikut, berat seratus lima delapan puluh gram.-----------------------------------------------------24. Hati berwarna merah kecoklatan, permukaan tampak pelebaran pembuluh darah, tepi baga kanan tumpul, baga kiri tajam,, perabaan kenyal, penampang berwarna keunguan, gambaran hati jelas, berat seribu dua ratus sepuluh gram.-----------------25. Kandung empedu berisi cairan berwarna kuning kecoklatan dan diambil untuk pemeriksaan toksikologi, selaput lendir seperti beludru, saluran empedu tidak tersumbat.-----------------------------------------------------------------------------------------26. Kelenjar liur perut berwarna coklat kekuningan, permukaan berbaga-baga, perabaan kenyal, penampang berwarna coklat, gambaran kelenjar jelas, berat seratus gram.--27. Lambung berisi cairan encer warna kelabu, selaput lendir warna putih tampak bintik bintik perdarahan. Kelenjar getah bening daerah ujung lambung tampak membesar.Usus dua belas jari--------

Lanjutan Nomor : 970/SK.III/IX/2012. Halaman ke 5. Usus dua belas jari berisi cairan kental warna kuning kecoklatan, selaput lendir kelabu.---------------------------------------------------------------------------------------------Usus halus berisi lendir warna kuning keputihan, selaput lendir berwarna kelabu, tampak pelebaran pembuluh darah.----------------------------------------------------------Usus besar berisi masa lunak berwarna kuning kehijauan,selaput lendir berwarna kelabu.---------------------------------------------------------------------------------------------Seluruh usus dan penggantung usus tampak pelebaran pembuluh darah.--------------28. Kelenjar anak ginjal kanan berbentuk trapesium, warna kuning kecoklatan, penampang berlapis , berat empat gram.-------------------------------------------Kelenjar anak ginjal kiri berbentuk bulan sabit, warna putih kuning kecoklatan, penampang berlapis, berat delapan gram.---------------------------------------------------29. Ginjal kanan simpai lemak tipis, simpai ginjal mudah dilepas, permukaan ginjal licin, warna merah keunguan, penampang berwarna merah keunguan, gambaran ginjal jelas, piala ginjal kosong dan terdapat pelebaran pembuluh darah dan bintik perdarahan, saluran kemih tidak tersumbat, seratus sepuluh puluh gram.-------------Ginjal kiri simpai lemak tipis, simpai ginjal mudah dilepas, permukaan ginjal licin, warna merah keunguan, penampang berwarna merah keunguan, gambaran ginjal jelas, piala ginjal kosong dan terdapat pelebaran pembuluh darah, saluran kemih tidak tersumbat, berat seratus dua puluh gram.--------------------------------------------30. Kandung kemih kosong, selaput lendir kemerahan.-----------------------------------------31. Indung telur kanan berukuran dua setengah sentimeter kali satu sentimeter, berisi lendir kental kehitaman, saluran telur tidak tersumbat.------------------------------------Indung telur kiri berukuran dua setengah sentimeter kali satu sentimeter, berisi lendir kental kehitaman, saluran telur tidak tersumbat.-----------------------------Mulut rahim berbentuk, rahim berukuran enam setengah sentimeter kali lima setengah sentimeter kali satu setengah sentimeter, berisi lendir berwarna kemerahan.----------------------------------------------------------------------------------------32. Kulit kepala bagian dalam tidak tampak resapan darah.-----------------------------------Tulang tengkorak utuh.-------------------------------------------------------------------------Selaput keras otak utuh.------------------------------------------------------------------------Selaput lunak otak utuh.------------------------------------------------------------------------Otak besar permukaan tampak pelebaran pembuluh darah, penampang tampak pelebaran pembuluh darah, batas antara daerah putih dan abu-abu tampak jelas.--Otak kecil permukaan tampak pelebaran pembuluh darah, penampang tampak pelebaran pembuluh darah, batas antara daerah putih dan abu-abu tampak jelas.--Batang otak permukaan tampak pelebaran pembuluh darah, penampang tampak pelebaran pembuluh darah.--------------------------------------------------------------------Bilik otak kosong.--------------------------------------------------------------------------------Berat otak seribu seratus enam puluh gram.-------------------------------------------------33. Pemeriksaan laboratorium toksikologi otak dan empedu 34. Lain-lain :------------------------------------------------------------------------------------------Pemeriksaan--------------------------

Lanjutan Nomor :970/SK.III/IX/2012. Halaman ke 6. Pemeriksaan NAPZA dari bilasan urin :--------------------------------------------------------a) Cocaine COC1080041 EXP 2013-07 hasil negatif.----------------------------------b) Ecstasy MDM 2020027 EXP 2014-01 hasil negatif.---------------------------------c) Morphine MOP 1080039 EXP 2013-08 hasil negatif.-------------------------------d) Marijuana THC2060008 EXP 2014-04 hasil negatif.--------------------------------e) Amphetamine AMP 1120009 EXP 2013-12 hasil negatif.--------------------------f) Benzodiazepine BZO 1080038 EXP 2013-08 hasil negatif.------------------------g) Metamphetamine MET 2050007 exp 2013-11 hasil negatif.----------------------KESIMPULAN:----------------------------------------------------------------------------------------------Pada pemeriksaan mayat perempuan berusia sekitar tiga puluh tiga tahun bergolongan darah A, ditemukan luka lecet yang melingkari leher, yang menurut sifat dan polanya sesuai dengan kasus gantung, memar pada ujung lidah, jejas pada permukaan dalam pembuluh nadi leher akibat kekerasan tumpul. Tes HIV dengan bahan darah, hasil positif.---------------Sebab mati akibat kekerasan tumpul yang menekan pembuluh darah utama leher sehingga mengakibatkan mati lemas.------------------------------------------------------------------------------Saat kematian diperkirakan dua sampai dua belas jam sebelum pemeriksaan luar ( lima September pukul dua belas lewat lima belas menitwaktu indonesia bagian barat sampai pukul dua puluh dua lewat lima belas menit Waktu Indonesia bagian Barat).-------------------Demikian telah saya uraikan dengan sejujur-jujurnya dan menggunakan pengetahuan saya yang sebaik-baiknya, mengingat sumpah sesuai dengan dengan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana.-------------------------------------------------------------------------------------Dokter tersebut diatas, Dr. Gracia Cintia Massie SIP. 11.2011.096

TINJAUAN PUSTAKA
A. PROSEDUR MEDIKOLEGAL Ilmu kedokteran forensik (Legal Medicine) adalah salah satu cabang spesialistik dari ilmu kedokteran yang mempelajari pemanfaatan ilmu kedokteran untuk kepentingan penegakan hukum serta keadilan pada kasus-kasus yang berhubungan dengan kesehatan dan jiwa manusia, seperti kecelakaan lalulintas, pembunuhan, pemerkosaan, penganiayaanm maupun korban meninggal yang pada pemeriksaan pertama polisi dicurigai adanya suatu tindak pidana. Untuk dapat memberi bantuan yang maksimal bagi berbagai keperluan tersebut diatas, seorang dokter dituntut untuk dapat memanfaatkan ilmu kedokteran yang dimilikinya secara optimal. Dalam menjalankan fungsinya sebagai dokter yang diminta untuk membantu dalam pemeriksaan kedokteran forensik oleh penyidik, dokter tersebut dituntut oleh undangundang untuk melakukannya dengan sejujur-jujurnya serta menggunakan pengetahuan yang sebaik-baiknya. Bantuan yang wajib diberikan oleh dokter apabila diminta oleh penyidik antara lain adalah melakukan pemeriksaan kedokteran forensik terhadap seseorang, baik terhadap bagian tubuh atau benda yang diduga berasal dari tubuh manusia. Dalam suatu perkara pidana yang menimbulkan korban, dokter diharapkan dapat menemukan kelainan yang terjadi pada tubuh korban, bilamana kelainan itu timbul, apa penyebab serta apa akibat yang timbul terhadap kesehatan korban. Dalam hal korban meninggal, dokter diharapkan dapat menjelaskan penyebab kematian yang bersangkutan, bagaimana mekanisme terjadinya kematian dan perkiraan cara kematian. Kewenangan penyidik untuk meminta visum et repertum pada kasus yang diduga merupakan akibat dari tindak pidana, berdasarkan: Pasal 133 KUHAP (1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan, ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang untuk mengajukan permintaan keterangan ahli pada ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya.

(2)

Permintaan keterangan ahli sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat ini disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka, pemeriksaan mayat atau pemeriksaan bedah jenasah.

(3)

Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilakukan dengan diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.

Adapun yang termasuk dalam kategori penyidik menurut KUHAP pasal 6 ayat (1) PP 27 tahun 1983 pasal 2 ayat (1) adalah pejabat Polisi Negara RI yang diberi wewenang khusus oleh undang undang dengan pangkat serendah rendahnya Pembantu Letnan Dua, sedangkan penyidik pembantu berpangkat serendah rendahnya Sersan Dua dalam PP yang sama disebutkan bahwa bila penyidik tersebut adalah pegawai negeri sipil, maka kepangkatannya adalah serendah rendahnya golongan II/b untuk penyidik dan II/a untuk penyidik pembantu. Bila disuatu kepolisian sector tidak ada pejabat penyidik seperti diatas, maka Kepala Kepolisian sector yang berpangkat Bintara dibawah pembantu letnan dua dikategorikan pula sebagai penyidik karena jabatannya ( PP 27 th 1983 pasal 2 ayat(2) ) Pasal 134 KUHAP 1. Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari, penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban 2. Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menrangkan sejelas jelasnya tentang maksud dan tujuan perlu dilakukannya pembedahan tersebut. 3. Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga atau pihak yang perlu diberitahu tidak ditemukan, penyidik segera melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat (3) undang undang ini. Kewajiban dan kewenangan dokter pada kasus yang diduga merupakan akibat dari tindak pidana dalam hal ini sebagai ahli adalah sebagai berikut: Pasal 179 KUHAP 1. Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.

2. Semua ketentuan tersebut diatas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan sumpah atau janji akan memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan sebenar benarnya menurut pengetahuan dalam bidang keahlianya. Adanya SPV berarti telah ada permintaan tertulis resmi dari pihak penyidik kepada dokter sehingga dokter terkena kewajiban untuk memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya. Jika dokter menolak maka dokter tersebut dapat dikenai sanksi sesuai dengan pasal 216 (1) KUHP. Pasal 216 KUHAP 1. Barang siapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan menurut undang undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi

sesuatu, atau oleh pejabat berdasarkan tugasnya. Demikian pula yang diberi kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak pidana; demikian pula barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang halangi atau mengagalkan tindakan guna menjalankan ketentuan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu, atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah. 2. Disamakan dengan pejabat tersebut diatas, setiap orang yang menurut ketentuan undang undang terus menerus atau untuk sementara waktu diserahi tugas menjalankan jabatan umum. 3. Jika pada waktu melakukan kejahatan belum lewat dua tahun sejak adanya pemidanaan yang menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, maka pidananya dapat ditambah sepertiga. Hasil pemeriksaan dokter terhadap klien dituangkan dalam bentuk Visum et repertum (VER) yaitu surat keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter, berisi temuan dan pendapat berdasarkan keilmuannya tentang hasil pemeriksaan medis terhadap manusia atau bagian dari tubuh manusia, baik hidup atau mati, atas permintaan tertulis (resmi) dari penyidik yang berwenang yang dibuat atas sumpah atau dikaitkan dengan sumpah, untuk kepentingan peradilan. Visum et repertum adalah alat bukti yang sah berupa surat (pasal 184 dan pasal 187 butir c KUHAP).

B. TANATOLOGI Tanatologi adalah bagian dari ilmu Kedokteran Forensik yang mempelajari kematian dan perubahan yang terjadi setelah kematian. Tanda pasti kematian yang dapat ditemukan antara lain: 1. Lebam Mayat (Livor mortis) Setelah kematian klinis, maka eritrosit akan menempati tempat terbawah akibat gaya gravitasi, mengisi vena dan venula, membentuk bercak warna merahungu pada bagian terbawah tubuh, kecuali pada bagian tubuh yang tertekan alas keras. Lebam mayat biasanya mulai tampat 20-30 menit pasca kematian, makin lama intensitasnya bertambah dan menjadi lengkap dan menetap setelah 8-12 jam. Sebelum waktu ini, lebam mayat masih dapat berpindah jika mayat dipindahkan posisi atau memucat pada penekanan. Karena sistem peredaran darah sudah tidak berfungsi lagi, setelah mati klinis eritrosit akan menempati tempat terbawah tubuh akibat gaya gravitasi. Lebam ini biasanya berwarna merah keunguan (livid) dan menempati tempat terbawah sesuai dengan posisi kematian pasien, kecuali pada bagian tubuh yang tertekan alas yang keras. Menetapnya lebam mayat ini disebabkan oleh bertumpuknya eritrosit dalam jumlah cukup banyak sehingga sulit untuk berpindah lagi. Selain itu, hal tersebut juga diakibatkan kekakuan otot-otot dinding pembuluh darah. Lebam mayat dapat digunakan sebagai tanda pasti kematian, memperkirakan sebab kematian, dan memperkirakan saat kematian. 2. Kaku Mayat Kelenturan otot setelah kematian masih dipertahankan karena metabolisme tingkat seluler masih berjalan berupa pemecahan cadangan glikogen otot yang menghasilkan energi. Energi ini digunakan untuk mengubah ADP menjadi ATP. Selama masih terdapat ATP maka serabut aktin dan miosin tetap lentur. Bila cadangan glikogen dalam otot habis, maka energi tidak terbentuk lagi, aktin dan miosin menggumpal dan otot menjadi kaku. Kaku mayat mulaitampak sekitar 2 jam setelah mati klinis. Kaku ini dimulai dari otototot kecil, dan berlanjut ke otot-otot yang lebih besar atau ke arah dalam. Kaku mayat akan menjadi lengkap setelah 12 jam, lalu dipertahankan selama 12 jam dan akan menghilang dalam urutan yang sama.

Faktor-faktor yang mempercepat terjadinya kaku mayat adalah aktivitas fisik sebelum mati, suhu tubuh yang tinggi, tubuh yang kurus dengan otot yang kecil, dan suhu lingkungan tinggi. Kaku mayat dapat digunakan untuk menunjukkan tanda pasti kematian dan memperkirakan saat kematian. 3. Penurunan Suhu Penurunan suhu terjadi karena proses pemindahan panas dari suatu benda ke benda yang lebih dingin melalui radiasi, konduksi, evaporasi, dan konveksi. Kecepatan penurunan suhu dipengaruhi oleh suhu keliling, aliran dan kelmbaban udara, bentuk tubuh, posisi tubuh, pakaian. Penurunan suhu akan lebih cepat pada suhu keliling yang rendah, lingkungan berangin dengan kelembaban rendah, tubuh yang kurus, posisi telentang, tidak berpakaian atau berpakaian tipis, dan pada umumnya orangtua serta anak kecil. C. KASUS GANTUNG (HANGING) Pemeriksaan pada kasus gantung diri atau penjeratan, sekalipun telah dilakukan dengan teliti dan lengkap sehingga membuat perkara menjadi jelas, kadangkala masih dapat menimbulkan keraguan karena tanda yang didapat pada mayat hampir sama, kecuali asal tenaga yang dibutuhkan untuk memperkecil lingkaran jerat. Pada penjeratan, tenaga tersebut datang dari luar, sedangkan pada kasus gantung, tenaga tersebut berasal dari berat badam korban sendiri, meskipun tidak seluruh berat digunakan.Maka dalam hal ini untuk lebih membantu pemeriksaan benda bukti dan pemeriksaan tempat kejadian perkara perlu dilakukan Untuk membedakan tanda-tanda yang didapat pada pemeriksaan mayat gantung diri (hanging) dan tanda yang didapat pada mayat dengan penjeratan (strangulasi). Bunuh diri dengan penggantungan digolongkan dalam asfiksia mekanik. Asfiksia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan terjadinya gangguan pertukaran udara pernapasan, mengakibatkan oksigen darah berkurang (hipoksia) disertai dengan peningkatan karbon dioksida (hiperkapnia). Dengan demikian organ tubuh mengalami kekurangan oksigen (hipoksia hipoksik) dan terjadi kematian.

Pada orang yang mengalami asfiksia akan timbul gejala sebagai akibat autointoksikasi (keracunan) oleh karbondioksida yang terkumpul didalam tubuh karena terjadi sumbatan pada saluran napas. Sebab kematian pada korban penggantungan dapat terjadi akibat mekanime sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Asfiksia Iskemi otak Refleks vagus Kerusakan medulla oblongata

Kematian segera akibat dari penggantungan dapat muncul akibat dari beberapa mekanisme. Penekanan pada ganglion saraf arteri karotis oleh tali yang melingkar pada leher korban dapat menyebabkan carotid body reflex (refleks vagus) sehingga memicu perlambatan denyut jantung. Perlahan-perlahan terjadi aritmia jantung sehingga terakhir korban mati dengan cardiac arrest. Namun mekanisme kematian ini jarang didapatkan karena untuk menimbulkan refleks karotis, tekanan lansung yang kuat harus diberikan pada area khusus di mana carotid body berada. Hal ini sukar dipastikan. Sebagai tambahan refleks karotis juga dapat dimunculkan biar pun tanpa penggantungan. Tekanan pada vena jugularis juga bisa menyebabkan kematian korban penggantungan dengan mekanisme asfiksia. Kebanyakan kasus penggantungan bunuh diri mempunyai mekanisme kematian seperti ini. Seperti yang diketahui, vena jugularis membawa darah dari otak ke jantung untuk sirkulasi. Pada penggantungan sering terjadi penekanan pada vena jugularis oleh tali yang menggantung korban. Tekanan ini seolah-olah membuat jalan yang dilewati darah untuk kembali ke jantung dari otak tersumbat. Obstruksi total maupun parsial secara perlahan-lahan dapat menyebabkan kongesti pada pembuluh darah otak. Darah tetap mengalir dari jantung ke otak tetapi darah dari otak tidak bisa mengalir keluar. Akhirnya, terjadilah penumpukan darah di pembuluh darah otak. Keadaan ini menyebabkan suplai oksigen ke otak berkurang dan korban seterusnya tidak sadarkan diri. Kemudian, terjadilah depresi pusat nafas dan korban mati akibat asfiksia. Tekanan yang diperlukan untuk terjadinya mekanisme ini tidak penting tetapi durasi lamanya tekanan diberikan pada leher oleh tali yang menggantung korban yang menyebabkan mekanisme tersebut. Ketidaksadaran

korban mengambil waktu yang lama sebelum terjadinya depresi pusat nafas. Secara keseluruhan, mekanisme ini tidak menyakitkan sehingga disalahgunakan oleh pria untuk memuaskan nafsu seksual mereka (autoerotic sexual asphyxia). Pada mekanisme ini, korban akan menunjukkan gejala sianosis. Wajahnya membiru dan sedikit membengkak. Muncul peteki di wajah dan mata akibat dari pecahnya kapiler darah karena tekanan yang lama. Didapatkan lidah yang menjulur keluar pada pemeriksan luar. Obstruksi arteri karotis terjadi akibat dari penekanan yang lebih besar. Hal ini karena secara anatomis, arteri karotis berada lebih dalam dari vena jugularis. Oleh hal yang demikian, obstruksi arteri karotis jarang ditemukan pada kasus bunuh diri dengan penggantungan. Biasanya korban mati karena tekanan yang lebih besar, misalnya dicekik atau pada penjeratan. Pada pemeriksaan dalam turut ditemukan jejas pada jaringan lunak sekitar arteri karotis akibat tekanan yang besar ini. Tekanan ini menyebabkan aliran darah ke otak tersumbat. Kurangnya suplai darah ke otak menyebabkan korban tidak sadar diri dan depresi pusat nafas sehingga kematian terjadi. Pada mekanisme ini, hanya ditemukan wajah yang sianosis tetapi tidak ada peteki. Fraktur vertebra servikal dapat menimbulkan kematian pada penggantungan dengan mekanisme asfiksia atau dekapitasi. Kejadian ini biasa terjadi pada hukuman gantung atau korban penggantungan yang dilepaskan dari tempat tinggi. Sering terjadi fraktur atau cedera pada vertebra servikal 1 dan servikal 2 (aksis dan atlas) atau lebih dikenali sebagai hangman fracture. Fraktur atau dislokasi vertebra servikal akan menekan medulla oblongata sehingga terjadi depresi pusat nafas dan korban meninggal karena henti nafas. Asfiksia bisa juga terjadi akibat dari tertutupnya jalan nafas. Kondisi ini terjadi setelah korban tidak sadar dan tidak ada usaha untuk bernafas. Akhirnya, korban mati.

PEMBAHASAN
A. PROSEDUR MEDIKOLEGAL Mayat perempuan berusia 33 tahun ini diterima pada tanggal 05 September 2012. Surat Permintaan Visum dari Kepolisian Sektor Metro Penjaringan, nomor:

113/VER/IX/20012/Sek.Penj, didalam surat tersebut didapati adanya kepala surat/kop surat instansi penyidik, nomor surat, tanggal surat, identitas yang diperiksa, waktu ditemukan korban, tanda tangan, nama lengkap dan NRP petugas yang menandatangani disertai stempel jabatan. Dalam surat tersebut permintaan penyidik adalah pemeriksaan luar dan bedah mayat. Dalam surat permintaan visum tersebut disebutkan mayat ditemukan dalam posisi gantung diri tergantung dengan menggunakan kain slayer yang diikat pada kayu yang biasa untuk ayunan bayi juga disebutkan bahwa kematian korban diduga akibat gantung diri. Surat permintaan visum sudah sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam KUHAP pasal 133 ayat (2) . Prosedur Medikolegal telah terpenuhi pada kasus ini, karena Surat Permintaan Visum yang dibuat oleh polisi berpangkat AKP yang ditujukan kepada dokter di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Dalam pelaksanaan pengiriman mayat tersebut ke RSCM, penyidik telah melakukan prosedur yang seharusnya undang-undang diatas, dimana mayat sudah diberi label yang terbuat dari karton berwarna merah muda.

B. TANDA PASTI KEMATIAN Pada mayat ditemukan tanda pasti kematian berupa kaku mayat dan lebam. Lebam mayat terdapat pada telapak kanan, telapak kaki, punggung berwarna merah keunguan, hilang pada penekanan sesuai dengan distribusi lebam mayat pada kasus gantung.Lebam mayat yang belum menetap atau hilang pada penekanan menunjukkan saat kematian antara 30 menit sampai 12 jam sebelum saat pemeriksaan luar dilakukan. Kaku mayat mulai tampak kira-kira 2 jam setelah mati klinis dimulai dari bagian luar tubuh (otot-otot kecil) kearah dalam (sentripetal) mayat. Kaku mayat terdapat pada rahang , mudah dilawan, dan belum lengkap. Kaku mayat yang belung lengkap menunjukkan saat kematian antara 2 sampai 12 jam sebelum saat pemeriksaan luar dilakukan.

C. LUKA DAN TEMUAN LAINNYA

Pada leher terdapat luka lecet tekan dengan perabaan sedikit keras dan berwarna sedikit hitam yang melingkari leher dari arah dari kanan bawah ke kiri atas, dan berakhir pada kepala belakang sisi kanan satu setengah dari garis pertengahan belakang, tepat pada batas tumbuh rambut belakang membentuk sudut delapan buluh sentimeter. Penemuan luka tersebut menurut sifat dan polanya sesuai dengan kasus gantung. Pemeriksaan dalam ditemukan jejas pada permukaan dalam pembuluh nadi leher, pelebaran pembuluh darah otak yang merupakan tanda pembendungan pembuluh darah otak. Ditemukan juga uji HIV dengan bahan sediaan darah dengan menggunakan alat merk ACON LOT HIV 0800035 EXP 2013-08 hasil positif. Dan ditemukan bibir bagian dalam tampak bercak berwarna putih meliputi seluruh bagian dalam mulut.

D. SEBAB DAN MEKANISME KEMATIAN Akibat kekerasan tumpul yang menekan pembuluh darah utama leher sehingga mengakibatkan mati lemas. Penekanan pada pembuluh darah utama leher yaitu vena jugularis oleh tali yang menggantung korban. Tekanan ini seolah-olah membuat jalan yang dilewati darah untuk kembali ke jantung dari otak tersumbat. Obstruksi total maupun parsial secara perlahan-lahan dapat menyebabkan kongesti pada pembuluh darah otak. Darah tetap mengalir dari jantung ke otak tetapi darah dari otak tidak bisa mengalir keluar. Akhirnya, terjadilah penumpukan darah di pembuluh darah otak. Keadaan ini menyebabkan suplai oksigen ke otak berkurang dan korban seterusnya tidak sadarkan diri. Kemudian, terjadilah depresi pusat nafas dan korban mati akibat asfiksia.

E. KESIMPULAN Pada pemeriksaan mayat perempuan berusia sekitar tiga puluh tiga tahun bergolongan darah A, ditemukan luka lecet yang melingkari leher, yang menurut sifat dan polanya sesuai dengan kasus gantung, memar pada ujung lidah, jejas pada permukaan dalam pembuluh nadi leher akibat kekerasan tumpul. Tes HIV dengan bahan darah, hasil positif. Sebab mati akibat kekerasan tumpul yang menekan pembuluh darah utama leher sehingga mengakibatkan mati lemas. Saat kematian diperkirakan dua sampai dua belas jam sebelum pemeriksaan luar ( lima September pukul dua belas lewat lima belas menitwaktu indonesia bagian barat sampai pukul dua puluh dua lewat lima belas menit Waktu Indonesia bagian Barat).

DAFTAR PUSTAKA
1. Kematian Akibat Asfiksia Mekanik, dalam Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik FKUI, Edisi pertama, Jakarta 1994 2. Idries A.M., Penjeratan, dalam pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. PT. Bina Aksara, Jakarta 1989 3. Teknik Autopsi Forensik, Cetakan kedua, Bagian Ilmu Kedokteran Forensik FKUI, Jakarta, 2000 4. Chadha PV. Kematian Akibat Asfiksia. Dalam Ilmu Forensik dan Toksikologi. Edisi kelima. Penerbit:Widya Medika 5. Nabachandra H. Auto erotic hanging brought as a case of suicidal hanging. JIAFM, 2004; 26(3). P 119-120

MAKALAH UJIAN KASUS PATOLOGI FORENSIK

Disusun Oleh: Gracia Cintia Massie FK UKRIDA - 112011096

Penguji: dr. Putri Dianita Ika Meilia, SpF

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL CIPTO MANGUNKUSUMO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA JAKARTA 2012

You might also like