You are on page 1of 17

Amoksisilin

Deskripsi - Nama & Struktur Kimia : azabisiklo[3,2,0]-heptana-2-karboksilat C16N19N3NaO5S - Sifat Fisikokimia Mengandung tidak kurang dari 90.0% anhidrat. trihidrat . Asam (2S,5R,6R)-6[ (R)-(-)-2-amino-2-(p-

hidroksifenil)asetamido]-3-3-dimetil-7-okso-4-tia-1-

C16N19N3NaO5S

dihitung

sebagai

Amoksisilin berwarna putih, praktis tidak berbau. Sukar larut dalam air dan methanol; tidak larut dalam benzena, : kloroform. Secara komersial, sediaan amoksisilin tersedia dalam bentuk trihidrat. serbuk hablur, dan larut dalam air. Ketika dilarutkan dalam air secara langsung, akan berbentuk amoksisislin suspensi oral dengan pH antara 5 - 7.5. - Keterangan Amoksisilin adalah aminopenisilin yang dalam karbontetraklorida dan dalam

perbedaan strukturnya dengan ampisilin : hanya terletak pada penambahan gugus hidroksil pada cincin fenil. pH larutan 1% dalam air = 4.5-6.0.1

Golongan/Kelas Terapi Anti Infeksi

Nama Dagang - Abdimox - Amosine - Ancla - Ballacid - Bimoxyl - Clacomb - Corsamox - Etamox - Hufanoxil - Intemoxyl - Kenoko - Liskoma - Mokbios - Novax - Ospamox - Pritamox - Robamox - Solpenox - Topcillin - Widecillin - Zumafen - Aclam - Amoxan - Arcamox - Bannoxillin - Bintamox - Claneksi - Danoxillin - Farmoxyl - Ikamoxyl - Kalmoxillin - Kimoxil - Medimox - Moxaxil - Nufamox - Palentin - Protamox - Sammoxil F - Ssilamox - Varmoxillin - Yefamox - Amobiotic - Amoxil - Athimox - Bellamox - Broadamox - Claxy - Dexymox - Goxallin - Improvox - Kamox - Lactamox - Mestamox - Moxigra - Omemox - Penmox - Ramoxlan - Scannoxyl - Supramox - Vibramox - Yusimox - Amocomb - Amoxillin - Auspilin - Biditin - Bufamoxy - Comsikla - Erphamox - Hiramox - Inamox - Kemosillin - Leomoxyl - Mexylin - Moxtid - Opimox - Primoxil - Ramoxyl - Sirimox - Surpas - Vulamox - Zemoxil

Indikasi Amoksisilin digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif (Haemophilus Influenza, Escherichia coli, Proteus mirabilis, Salmonella). Amoksisilin juga dapat digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri positif (seperti; Streptococcus pneumoniae, enterococci, nonpenicilinaseproducing staphylococci, Listeria) tetapi walaupun demikian, aminophenisilin, amoksisilin secara umum tidak dapat digunakan secara sendirian untuk pengobatan

yang disebabkan oleh infeksi streprococcus dan staphilococcal. Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian DOSIS ORAL ANAK: Umum: Anak < 3 bulan: 20-30 mg/kg/hari terpisah setiap 12 jam.Anak >3 bulan dan <40kg; dosis antara 20-50 mg/kg/hari dosis terpisah setiap 8-12 jam. Khusus: Infeksi hidung,tenggorokan,telinga,saluran kemih dan kulit: ringan sampai sedang: 25 mg/kg/hari terbagi setiap 12 jam atau 20 mg/kg/hari setiap 8 jam.Gawat: 45 mg/kg/hari setiap 12 jam atau 40 mg/kg/hari setiap 8 jam. Otitis media akut: 80-90 mg/kg/hari setiap 12 jam.Infeksi saluran nafas bawah: 45 mg/kg/hari terbagi setiap 12 jam atau 40 mg/kg/hari setiap 8 jam. DOSIS DEWASA: Umum: Rentang dosis antara 250 500 mg setiap 8 jam atau 500 875 mg dua kali sehari.Khusus: Infeksi telinga, hidung, tenggorokan, saluran kemih, kulit: Ringan sampai sedang: 500 mg setiap 12 jam atau 250 mg setiap 8 jam.Berat: 875 mg setiap 12 jam atau 500 mg setiap 8 jam.Infeksi saluran nafas bawah: 875 mg setiap 12 jam atau 500 mg setiap 8 jam.Endocarditis profilaxis: 2 g sebelum prosedur operasi. Eradikasi Helicobacter pylori: 1000 mg dua kali sehari, dikombinasikan dengan satu antibiotik lain dan dengan proton pump inhibitor atau H2 bloker. DOSIS BERDASARKAN FUNGSI GINJAL: Dosis 875 mg tidak diberikan pada pasien dengan : Clcr <30 mL/menit; Clcr 10-30 mL/menit; 250-500mg setiap 12 jam; Clcr <10 mL/menit: 250 500 mg setiap 24 jam. PEMBERIAN: Antibiotik amoksisilin termasuk antibiotik time deppendent sehingga untuk menjaga

konsentrasi obat dalam plasma tetap berada pada kadar puncak, maka obat diberikan sesuai dengan jadwal waktu yang telah dibuat. Obat dapat diberikan bersamaan dengan makanan. LAMA PEMBERIAN Tergantung pada jenis dan tingkat kegawatan dari infeksinya, juga tergantung pada respon klinis dan respon bakteri penginfeksi. Sebagai contoh untuk infeksi yang persisten, obat ini digunakan selama beberapa minggu. Jika amoksisilin digunakan untuk penanganan infeksi yang disebabkan oleh grup A -hemolitic streptococci, terapi digunakan tidak kurang dari 10 hari guna menurunkan potensi terjadinya demam reumatik dan glomerulonephritis. Jika amoksisilin digunakan untuk pengobatan ISK (infeksi saluran kemih) maka kemungkinan bisa lebih lama, bahkan beberapa bulan setelah menjalani terapi pun, tetap direkomendasikan untuk diberikan. Farmakologi Absorbsi : cepat dan hampir sempurna, tidak dipengaruhi oleh makanan. Distribusi : secara luas terdistribusi dalam seluruh cairan tubuh serta tulang; penetrasi lemah kedalam sel mata dan menembus selaput otak; konsentrasi tinggi dalam urin; mampu menembus placenta; konsentrasi rendah dalam air susu ibu. Ikan protein : 17-20% Metabolisme : secara parsial melalui hepar. Metabolisme : secara parsial melalui hepar. Bayi lahir sempurna: 3,7 jam Anak-anak : 1-2 jam.

Dewasa: fungsi ginjal normal 0.7-1,4 jam. ClCr <10 mL/menit: 7-12 jam. Time Peak; kapsul 2 jam; suspensi 1 jam. Eksresi: urin (80% bentuk utuh); pada neonates eksresi lebih rendah Dilisis: Moderat dilisis melalui Hemo atau peritonial dilisis: 20-50% Dilisis melalaui Arteriovenous atau venovenous mampu memfilter 50mg/ liter amoksisilin. Stabilitas Penyimpanan Stabilitas obat: amoksilin 125 dan 250 mg kapsul, chewable tablet, dan serbuk suspensi oral harus disimpan dalam suhu 20C atau lebih rendah. Amosisilin 200 dan 400 mg chewable tablet dan salut tipis disimpan pada suhu 25C atau lebih rendah Kontraindikasi Kontraindikasi untuk pasien yang hipersensitif terhadap amoksisilin, penisilin, atau komponen lain dalam obat. Efek Samping Susunan Saraf Pusat : Hiperaktif, agitasi, ansietas, insomnia, konfusi, kejang, perubahan perilaku, pening. Kulit : Acute exanthematous pustulosis, rash, erytema multiform, sindrom stevensjohnson, dermatitis, tixic ephidermal necrolisis, hypersensitif vasculitis, urticaria. GI : Mual, muntah, diare, hemorrhagic colitis, pseudomembranous colitis, hilangnya

warna gigi. Hematologi : Anemia, anemia hemolitik, trombisitopenia, trombositopenia purpura, eosinophilia, leukopenia, agranulositosi. Hepatic : AST (SGOT) dan ALT (SGPT) meningkat, cholestatic joundice, hepatic cholestatis, acute cytolitic hepatitis. Renal : Cristalluria Interaksi - Dengan Obat Lain : Meningkatkan efek toksik: 1. Disulfiram dan probenezid kemungkinan meningkatkan kadar amoksisilin. 2. Warfarin kemungkinan dapat meningkatkan kadar amoksisilin 3. Secara teori, jika diberikan dengan allopurinol dapat meningkatkan efek ruam kulit. Menurunkan efek: 1. Kloramfenikol dan tetrasiklin secara efektif dapat menurunkan kadar amoksisilin 2. Dicurigai amoksisilin juga dapat menurunkan efek obat kontrasepsi oral. - Dengan Makanan : Pengaruh - Terhadap Kehamilan : Faktor risiko : B, Data keamanan penggunaan pada ibu hamil belum diketahui. - Terhadap Ibu Menyusui : Karena amoksisilin terdistribusi kedalam ASI (air susu ibu) maka dikhawatirkan amoksisilin dapat menyebabkan respon hipersensitif untuk bayi, sehingga monitoring perlu dilakukan selama menggunakan obat ini pada ibu

menyusui. - Terhadap Anak-anak : Data tentang keamanan masih belum diketahui. - Terhadap Hasil Laboratorium : Berpengaruh terhadap hasil pengukuran : Hematologi dan hepar. Parameter Monitoring Pengamatan rutin terhadap: Fungsi ginjal (ClCr), Fungsi Hepar (SGPT, SGOT), Henatologi. (Hb), Indikator infeksi. (Suhu badan, kultur). Bentuk Sediaan Kapsul, Serbuk Kering Suspensi Oral, Tablet Salut Film, Tablet Kunyah Peringatan Pernah dilaporkan: Reaksi hipersensitifitas, meliputi reaksi anaphilaksis dapat mengakibatkan kemungkinan efek dapat yang fatal (kematian). Penggunaan jangka panjang, termasuk

mengakibatkan

terjadinya

suprainfeksi

Pseudomembranous collitis. Pada pasien gagal ginjal, perla penyesuaian dosis. Kasus diare merupakan kasus terbanyak jika amoksisilin digunakan sendiri. Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus Informasi Pasien Untuk menghindari timbulnya resistensi, maka sebaiknya amoksisilin digunakan dalam dosis dan rentang waktu yang telah ditetapkan. Amati jika ada timbul gejala ESO obat, seperti mual, diare atau respon hipersensitivitas. Jika masih belum memahami tentang penggunaan obat, harap menghubungi apoteker. Jika keadaan klinis belum ada perubahan setelah menggunakan obat, maka harap menghubungi

dokter. Mekanisme Aksi Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat satu atau lebih pada ikatan penisilin-protein (PBPs Protein binding penisilins), sehingga menyebabkan penghambatan pada tahapan akhir transpeptidase sintesis peptidoglikan dalam dinding sel bakteri, akibatnya biosintesis dinding sel terhambat, dan sel bakteri menjadi pecah (lisis). Monitoring Penggunaan Obat Lamanya penggunaan obat : Menilai kondisi pasien sejak awal hingga akhir penggunaan obat. Mengamati kemungkinan adanya efek anaphilaksis pada pemberian dosis awal.

Parasetamol
Deskripsi - Nama & Struktur Kimia - Sifat Fisikokimia - Keterangan : 4'Hydroxyacetanilide : Warna putih, serbuk kristal, agak pahit : -

Golongan/Kelas Terapi Analgesik Non Narkotik Nama Dagang - Analpim - Erphamol - Mirasik - Omegrip - Paracetol - Propyretic - Samconal - Termagon - Varsemol - Alphamol - Calapol - Farmadol - Nalgesik - Ottopan - Paradyn - Pyrexin - Sanmol - Tropigesic - Xepamol - Citamol - Fasidol - Nasamol - Pacetik - Procet - Pyrexin - Sumagesic - Turpan - Xepamol - Cymacold - Hufagesic - Novagesic - Panadol - Progesic - Pyridol - Tempra - Uni Cetamol - Zetamol

Indikasi Nyeri ringan sampai sedang dan demam Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Dewasa & anak >12 thn; oral 650 mg atau 1 g tiap 4-6 jam bila perlu, maksimum 4 g per hari. Oral :

Anak utk tiap 4-6 jam (maksimum 5 dosis per 24 jam) : < 4 bln (2.7 - 5 kg) 40 mg, 4-11 bln (5-8 kg) 80 mg, 12-23 bln (8-11 kg)120 mg, 2-3 thn (11-16 kg)160 Farmakologi Memiliki aktifitas sebagai analgetik dan antipiretik Stabilitas Penyimpanan Sediaan harus disimpan pada suhu 15-30 C. Sediaan bentuk larutan atau suspensi tidak boleh dibekukan Kontraindikasi Hipersensitivitas Efek Samping Efek samping dalam dosis terapi jarang; kecuali ruam kulit, kelainan darah, pankreatitis akut pernah dilaporkan setelah penggunaan jangka panjang Interaksi

- Dengan Obat Lain : Alkohol, antikonvulsan, isoniazid : Meningkatkan resiko hepatotoksis, Antikoagulan oral : Dapat meningkatkan efek warfarin,

Fenotiazin : Kemungkinan terjadi hipotermia parah

- Dengan Makanan : -

Pengaruh

- Terhadap Kehamilan : Kategori B : Aman jika digunakan dalam dosis terapi selama kehamilan

- Terhadap Ibu Menyusui : Diekskresikan dalam air susu ibu dalam konsentrasi rendah

- Terhadap Anak-anak : Konsultasikan dengan dokter pada penggunaan obat > 5 hari

- Terhadap Hasil Laboratorium : Menyebabkan hasil positif palsu pada tes urin asam 5-hidroksiindoleasetik. Dapat mengganggu pengukuran glukosa darah

Parameter Monitoring Fungsi hati Bentuk Sediaan Tablet, Sirup/Suspensi dan Sediaan Rektal Peringatan

Hati-hati pada pasien yang sudah berkurang fungsi hati & ginjal, dan ketergantungan pada alkohol. Toksisitas parasetamol dapat disebabkan dari penggunaan dosis tunggal yang toksik, dari penggunaan berulang dosis yang besar, atau penggunan obat yang kronis Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus Informasi Pasien Jika nyeri atau demam sudah lebih dari 3 hari, hubungi dokter Mekanisme Aksi Bekerja langsung pada pusat pengaturan panas di hipotalamus dan menghambat sintesa prostaglandin di sistem saraf pusat

Ambroksol HCL
Deskripsi

- Nama & Struktur Kimia

Trans-4-(2-Amino-3.5-di-bromobenzylamino) : cyclohexanol C13H18Br2N2O.HCL hydrochloride. (1),

- Sifat Fisikokimia :

Serbuk kristal warna putih atau kekuningan. (1), Sedikit larut dalam air, praktis tidak larut dalam diklorometan, larut dalam metil alkohol. (1), pH larutan 1% dalam air = 4.5-6.0. (1)

- Keterangan :

Ambroksol

adalah

metabolit

dari

Bromheksin. (1)

Golongan/Kelas Terapi Obat Untuk Saluran Napas Nama Dagang - Ambril - Broxal - Interpec - Mucolica - Nufanibro - Transmuco (2) - Brommer 30 - Epexol - Lapimuc - Mucopect / Mucopect Retard - Silopect - Bronchopront - Extropect - Molapect - Mucos - Sohopect / Sohopect Forte - Broncozol - Gunapect - Mucera - Mucoxol - Transbroncho

Indikasi Terapi pada penyakit saluran pernafasan akut dan kronik yang disertai dengan sekresi bronkus yang abnormal, terutama pada bronkitis kronik eksaserbasi, asthmatic bronchitis dan bronchial asthma. (2)

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Oral (1) : 60-120 mg per hari dalam 2-3 dosis terbagi. Dapat juga diberikan secara inhalasi, injeksi atau rektal. (1) Farmakologi Absorpsi (3) : cepat diabsorpsi setelah pemberian per oral, bioavailabilitas oral kirakira 70-80%. Distribusi (3) : waktu paruh distribusi 1-3 jam. Metabolisme (3) : metabolit : dibromoanthranilic acid (activity unspecified). Ekskresi (3) : melalui ginjal : klirens ginjal kira-kira 53 mL/menit, 5-6% dieksresikan melalui urin dalam bentuk tidak berubah. Waktu paruh eliminasi parent compound 8,8 jam. Stabilitas Penyimpanan Disimpan terlindung dari cahaya. (1) Kontraindikasi Absolut kontra indikasi masih belum diketahui. (3) Efek Samping Gangguan ringan pada saluran pencernaan, reaksi alergi. (2) Interaksi - Dengan Obat Lain : - Dengan Makanan : Pengaruh - Terhadap Kehamilan : - Terhadap Ibu Menyusui : - Terhadap Anak-anak : -

- Terhadap Hasil Laboratorium : Parameter Monitoring Perbaikan gejala. (3) Bentuk Sediaan Tablet 30 mg, Sirup 15 mg/5 ml, Eliksir 15 mg/5 ml, 30 mg/5 ml. (2). Peringatan Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus Informasi Pasien Mekanisme Aksi Ambroksol merupakan metabolit aktif N-desmethyl dari mukolitik Bromheksin. Mekanismenya belum diketahui secara pasti, kemungkinan meningkatkan kuantitas dan menurunkan viskositas sekresi tracheobronchial. (3) Selain itu, kemungkinan juga berperan sebagai ekspektoran, dengan meningkatkan mucociliary transport melalui stimulasi motilitas silia. (3) Ambroksol menstimulasi sintesis dan sekresi surfaktan paru (sebagai aktivator surfaktan). (3) Daftar pustaka 1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Informatorium Obat Nasional Indonesia. Dep Kes RI, Jakarta ; 2000 2. Tjay Tan Hoan, Rahardja Kirana. Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek Sampingnya edisi 5. PT. Gramedia, Jakarta ; 2002 : 297-298. 3. Wilmana, P. Freddy. Analgesik-Antipiretik, Analgesik Anti-Inflamasi Non Steroid dan Obat Pirai dalam : Farmakologi dan Terapi edisi 4. FKUI, Jakarta

; 2001 : 214-215,218 4. Arif Azila, Sjamsudin Udin. Obat Lokal dalam : Farmakologi dan Terapi edisi 4. FKUI, Jakarta ; 2001 : 517

Interaksi Obat Pada Kasus Faringitis


Disusun untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu Farmasi Kedokteran

Oleh :

Tenno Ukaga
I1A005042

Pembimbing : Joharman, M.Si, Apt

LABORATORIUM FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU Juni, 2012

You might also like