You are on page 1of 6

Pengertian AMDAL Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.

27 tahun 1999, pasal 1 ayat 1, AMDAL ( Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan. Setiap kegiatan pembangunan secara potensial mempunyai dampak terhadap lingkungan. Dampakdampak ini harus dipelajari untuk merencanakan upaya mitigasinya. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 (PP 51/1993) tentang Analisis Mengenal Dampak Lingkungan (AMDAL) menyatakan bahwa studi tersebut harus merupakan bagian dari studi kelayakan dan menghasilkan dokumendokumen sebagai berikut: 1. Kerangka Acuan (KA) ANDAL, yang memuat lingkup studi ANDAL yang dihasilkan dari proses pelingkupan. 2. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), yang merupakan inti studi AMDAL. ANDAL memuat pembahasan yang rinci dan mendalam tentang studi terhadap dampak penting kegiatan yang diusulkan. 3. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), yang memuat usaha-usaha yang harus dilakukan untuk mitigasi setiap dampak lingkungan dari kegiatan yang diusulkan. 4. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), yang memuat rencana pemantauan dampak lingkungan yang akan timbul. RKL dan RPL merupakan persyaratan mandatory menurut PP 51/1993, sebagai bagian kelengkapan dokumen AMDAL bagi kegiatan wajib AMDAL. Untuk kegiatan yang tidak wajib AMDAL, penanggulangan dampak lingkungan yang timbul memerlukan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Pertanggung-jawaban pelaksanaan audit, antara auditor dan manajemen organisasi. Komunikasi temuan-temuan audit. Kompetensi audit. Bagaimana audit akan dilaksanakan. Sebagai dasar pelaksanaan Audit Lingkungan di Indonesia, telah dikeluarkan Kepmen LH No. 42/MENLH/11/1994 tentang Prinsip-Prinsip dan Pedoman Umum Audit Lingkungan. Dalam Lampiran Kepmen LH No. 41/94 tersebut didefinisikan bahwa: Audit lingkungan adalah suatu alat pengelolaan yang meliputi evaluasi secara sistematik terdokumentasi, periodik dan obyektif tentang bagaimana suatu kinerja organisasi, sistem pengelolaan dan pemantauan dengan tujuan memfasilitasi kontrol pengelolaan terhadap pelaksanaan upaya pengendalian dampak lingkungan dan pengkajian kelayakan usaha atau kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan lingkungan. Audit Lingkungan suatu usaha atau kegiatan merupakan perangkat pengelolaan yang dilakukan secara internal oleh suatu usaha atau kegiatan sebagai tanggungjawab pengelolaan dan

pemantauan lingkungannya. Audit lingkungan bukan merupakan pemeriksaan resmi yang diharuskan oleh suatu peraturan perundang-undangan, melainkan suatu usaha proaktif yang diIaksanakan secara sadar untuk mengidentifikasi permasalahan lingkungan yang akan timbul sehingga dapat dilakukan upaya-upaya pencegahannya

Pendekatan studi AMDAL Dalam kegiatan per-Amdal-an, pendekatannya juga perlu diketahui agar proses pelaksanaanya bias seefisien mungkin. Di Indonesia, pendekatan pelaksanaan studi AMDAL ada dikenal : 1. Pendekatan AMDAL Kegiatan Tunggal, yakni penyusunan atau pembuatan studi AMDAL diperuntukkan bagi satu jenis usaha dimana kewenangan pembinaannya dibawah satu instansi yang membidangi jenis usaha dan/atau kegiatan tersebut. 2. Pendekatan AMDAL Kegiatan Terpadu/Multisektor, yakni penyusunan studi AMDAL bagi jenis usaha dan/atau kegiatan terpadu baik dalam perencanaan produksinya maupun pengelolaannya dan

melibatkan lebih dari satu instansi yang membidangi kegiatan tersebut serta berada dalam satu kesatuan hamparan ekosistem. 3. Pendekatan AMDAL Kegiatan dalam Kawasan, yakni penyusunan studi AMDAL bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang berlokasi di dalam suatu kawasan yang telah ditetapkan atau berada dalam kawasan/zona pengembangan wilayah yang telah ditetapkan pada kesatuan hamparan ekosistem. 4. Penilai AMDAL, dalam proses menilai dokumen AMDAL sebuah rencana kegiatan atau proyek, maka pihak-pihak yang terlibat dalam proses penilaian dokumen AMDAL tersebut meliputi : 5. Komisi Penilai AMDAL, yaitu sebuah komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL. Pada tingkat pusat dinamakan Komisi Penilai Pusat. Ditingkatdaerah dinamakan Komisi Penilai Daerah. Anggota-angotanya terdiri dari unsure pemerintahan yang berkepentingan, unsur warga dan masyarakat yang berkepentingan dan terkena dampak. 6. Pemrakarsa, yaitu orang atau badan hukum yang bertanggung dan/atau kegiatan yang dilaksanakan. 7. Warga Masyarakat Yang Terkena Dampak, yaitu seorang atau kelompok warga masyarakat yang akibat akan dibangunnya suatu rencana dan/atau kegiatan tersebut akan menjadi kelompok yang diuntungkan (benerficary groups), dan kelompok yang dirugikan (at-risk groups). Lingkup warga jawab atas s uatu rencana usaha

masyarakat yang terkena dampa kini dibatasi pada masyarakat yang berada dalam ruang dampak rencan usaha dan/atau kegiatan tersebut. Namun dalam pelaksanaannya, komponen lainnya yang turut berperan dalam proses pengAMDAL-an antara lain Pemberi Ijin (Instansi yang berwewenang menerbitkan ijin melakukan kegiatan), Pakar Lingkungan dan Pakar Teknis (Seseorang yang ahli di bidang lingkungan dan bidang ilmu tertentu) Lembaga Pelatihan (Lembaga-lembaga yang menyelenggarakan kursus-kursus dan/atau pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan pengelolaan LH. - See more at: http://pengertiandaninfo.blogspot.com/2013/02/pendekatan-studi-amdalanalisis.html#sthash.XxVtVZ4H.dpuf

Rangkuman Materi AMDAL


A. Kebijakan Lingkungan di Indonesia Dalam menjaga keselarasan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan, kebijakan pemerintah merupakan hal yang penting untuk dijadikan acuan dalam penerapan dan pelaksanaan pembangunan. Fungsinya untuk mencegah dan meminimalkan dampak negatif pembangunan bagi lingkungan. Beberapa kebijakan lingkungan di Indonesia adalah: a. UU Nomor 23 Tahun 1997 pasal 18, disebutkan bahwa: 1) Setiap rencana kegiatan yang menimbulkan dampak besar terhadap lingkungan hidup wajib memiliki AMDAL untuk memperoleh izin. 2) Izin tersebut diberikan oleh pejabat berwenang sesuai dengan perundangan. 3) Dalam izin tersebut dicantumkan persyaratan dan kewajiban untuk melakukan upaya pengendalian dampak lingkungan hidup. b. PP Nomor 27 Tahun 1999 pasal 3 ayat 1, disebutkan bahwa kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar terhadap lingkungan hidup meliputi: 1) Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam. 2) Eksploitasi sumber daya alam yang secara potensi dapat menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. 3) Kegiatan yang dapat mempengaruhi kelestarian alam. Jenis-jenis kegiatan di atas wajib memiliki AMDAL c. KEPMENLH Nomor 17 Tahun 2001 Dalam proses perumusan kebijakan lingkungan, umumnya terjadi tarik-menarik antara berbagai aspek, yaitu sosial-ekonomi, politik dan lingkungan. Seluruh kebijakan yang telah dirumuskan di atas harus diterapkan secara tegas agar keseimbangan di antara aspek-aspek dapat terjalin. Lemahnya pengawasan hukum

dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang ingin mengeksploitasi sumber daya tanpa memperhatikan lingkungan. B. Dampak Pembangunan Pembangunan adalah upaya untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Pembangunan memberikan dampak positif maupun negatif. Pembangunan memberikan dampak penting apabila di dalam prosesnya menyebabkan perubahan lingkungan yang sangat mendasar. Contohnya dapat mengancam kelangsungan hidup organisme (kemiskinan, kelaparan, kematian), penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya alam Beberapa pedoman dalam menentukan dampak penting, yaitu: 1. Jumlah manusia yang terkena dampak Apabila sejumlah manusia terkena dampak negatif, misalnya akibat pembangunan masyarakat di sekitar lokasi jadi kesulitan mendapatkan sumber air bersih. 2. Luas wilayah persebaran dampak Dampak negatif diusahakan memiliki cakupan wilayah sesempit mungkin agar tidak menyebar ke wilayah yang lebih luas. Contohnya, industri pengeboran bahan alam dilakukan sesuai prosedur standar keamanan, agar dampak negatif tidak meluas ke area permukiman penduduk atau hutan lindung. 3. Lamanya dampak berlangsung Ada yang berlangsung relatif singkat, yakni pada salah satu proses pembangunan saja, namun ada juga yang berlangsung lama, yaitu sejak tahap perencanaan hingga selesai. 4. Intensitas dampak Adalah perubahan lingkungan yang bersifat hebat, berlangsung di area yang luas, dalam waktu yang singkat. Misalnya pembangunan yang menggunakan air tanah akan memberikan dampak lanjutan, yaitu meranggasnya pohon di sekitar lahan pembangunan. C. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) 1. Pengertian AMDAL dan ANDAL Berdasarkan PP RI No. 27 tahun 1999, pasal 1 butir 1, analisis mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan atau kegiatan. Analisis dampak lingkungan (ANDAL) adalah telaah secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan atau kegiatan. Kajian pada AMDAL meliputi kemungkinan terjadinya berbagai macam perubahan lingkungan, baik perubahan sosial ekonomi maupun perubahan biofisik lingkungan. Pelaksanaan AMDAL harus seawal mungkin sebelum suatu proyek berlangsung. Sasaran AMDAL adalah untuk menjamin agar suatu kegiatan pembangunan dapat beroperasi secara berkelanjutan tanpa merusak lingkungan. 2. Pendekatan studi AMDAL Ada 4 macam pendekatan, yaitu:

a. Pendekatan AMDAL kegiatan tunggal Diperuntukkan bagi satu jenis usaha di bawah satu instansi yang membidangi usaha tersebut. Contohnya pembangunan jalan tol, PLTU, lapangan golf, masjid agung, rumah sakit, sekolah, dll. b. Pendekatan AMDAL kegiatan terpadu atau multisektor Diperuntukkan bagi jenis usaha yang memilki sistem terpadu dan melibatkan lebih dari satu instansi yang membidangi usaha tersebut. Contohnya pembangunan hutan tanaman industri, industri pulp, permukiman terpadu, dll. c. Pendekatan AMDAL kegiatan dalam kawasan Diperuntukkan bagi jenis usaha yang berkokasi di dalam suatu kawasan zona pengembangan wilayah pada satu hamparan ekosistem. Contohnya pembangunan kawasan industri, kawasan pariwisata, dll. d. Pendekatan AMDAL kegiatan regional Diperuntukkan bagi jenis usaha yang saling terkait dan merupakan kewenangan lebih dari satu instansi, wilayah administratif, dan hamparan ekosistem. Contohnya pembukaan dan pengelolaan gambut sejuta hektar, reklamasi pantai utara Jawa melibatkan provinsi Jakarta dan Banten. 3. Pemrakarsa dan Penyusun AMDAL Pemrakarsa adalah orang atau badan usaha yang mempunyai rencana untuk melakukan suatu usaha/kegiatan. Tugas pemrakarsa adalah menyusun AMDAL, RPL, RPK berdasarkan kerangka acuan. Dokumen AMDAL disusun oleh pemrakarsanya. Pemrakarsa dapat meminta jasa konsultan untuk menyusunnya (penyusun AMDAL). Konsultan AMDAL merupakan badan /lembaga yang telah memiliki sertifikasi sebagai badan yang memiliki kewenangan melakukan studi AMDAL. 4. Penilaian AMDAL Dilakukan oleh komisi penilai AMDAL dibantu dengan tim teknis. Komisi penilai di tingkat pusat, di bentuk oleh menteri, di tingkat daerah dibentuk oleh gubernur. Komisi penilai pusat berkedudukan di Kementerian Lingkungan Hidup. Komisi penilai daerah berkedudukan di Bapeldalda atau instansi pengelolaan lingkungan hidup provinsi. Masyarakat yang akan terkena dampak juga dapat menjadi anggota komisi penilai. 5. Komponen Dokumen AMDAL Terdiri dari empat dokumen, yaitu: a. Dokumen kerangka acuan analisis dampak lingkungan (KA-ANDAL) Menjabarkan kedalaman analisis dampak lingkungan yang disepakati oleh pemrakarsa, penyusun AMDAL, dan komisi penilai. b. Dokumen analisis dampak lingkungan (ANDAL) Memuat telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu usaha berdasarkan arahan yang telah disepakati dalam dokumen KA-ANDAL. c. Dokumen rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL) Memuat berbagai upaya penanganan dampak besar dan penting terhadap lingkungan akibat rencana usaha. d. Dokumen rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL) Memuat rencana pemantauan terhadap lingkungan yang telah dikelola akibat terkena dampak dari usaha/kegiatan.

6. Manfaat AMDAL a. Manfaat bagi pemerintah 1. Sebagai alat pengambil keputusan tentang kelayakan lingkungan dari suatu rencana usaha/kegiatan. 2. Mencegah rusaknya potensi sumber daya alam disekitar lokasi usaha serta menjaga kelestarian lingkungan. 3. Bahan masukan dalam perencanaan pembangunan wilayah. b. Manfaat bagi masyarakat 1. Membantu masyarakat untuk mengetahui rencana pembangunan di daerahnya 2. Memberikan informasi mengenai perubahan lingkungan yang bermanfaat dan merugikan akibat suatu usaha 3. Menjaga dan mengelola kualitas lingkungan c. Manfaat bagi pemrakarsa 1. Mengetahui masalah-masalah lingkungan yang mungkin akan dihadapi di masa mendatang 2. Meminimalkan dampak negatif dan mengetahui penanggulangan dampak negatif pembangunan 3. Sebagai pedoman untuk pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan 7. Tahapan Pelaksanaan AMDAL a. b. c. d. e. f. g. Persiapan Pelingkupan Proses pengumuman dan konsultasi masyarakat Penyusunan KA-ANDAL Penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL Diskusi dan asistensi Legalisasi dokumen

8. Metode-Metode Penyusunan Dokumen AMDAL a. Metode identifikasi rona lingkungan hidup awal Mengungkapkan secara mendalam komponen-komponen lingkungan hidup dan sumber daya yang berpotensi terkena dampak. Data-data yang diambil berupa data komponen fisik-kimia, biologi, sosial, ekonomi, dan kesehatan. b. Metode prakiraan dampak kegiatan pembangunan Langkah prakiraan dampak adalah dengan menyusun berbagai dampak besar dan menuliskan semua aktivitas pembangunan yang akan berdampak. c. Metode evaluasi dampak penting Menelaah dampak penting dari rencana usaha/kegiatan pembangunan secara menyeluruh. Hasil evaluasi dijadikan masukan bagi instansi untuk memutuskan kelayakan lingkungan dari rencana suatu proyek.

You might also like