You are on page 1of 12

TUGAS UJIAN STASE ILMU PENYAKIT DALAM

Pembimbing : dr. Waisul C.T., SpPD Nama NIM : Hafid Hutama : 20070310141

1. TERAPI FDC (Fixed-Dose Combination) PADA PASIEN TB


Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Saat ini TB masih merupakan masalah kesehatan yang sangat penting. Laporan data WHO tahun 2004 menunjukkan bahwa pada tahun 2003 terdapat 8,8 juta kasus TB baru, 3,9 juta diantaranya adalah BTA (Basil Tahan Asam) positif, prevalensi 16,2 juta dengan 1,9 juta kematian setahunnya. Indonesia merupakan negara dengan kasus TB terbesar ketiga di dunia setelah India dan Cina. Pada tahun 2002 dilaporkan jumlah kasus TB dengan BTA positif di India adalah 1.820.369 orang, di Cina 1.447.947 dan di Indonesia 581.847 orang. Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan. Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat setiap hari dan perlu diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat. Bila pengobatan tahap intensif ini diberikan secara tepat, biasanya pasien menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif dalam 2 bulan. Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka waktu yang lebih lama. Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persisten sehingga mencegah terjadinya kekambuhan. Jenis dan sifat Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yaitu: (a) Isoniazid (H) bersifat bakterisid, (b) Rifampisin (R) bersifat bakterisid, (c) Pirazinamid (Z) bersifat bakterisid, (d) Streptomisin (S) bersifat bakterisid, (e) Etambutol (E) bersifat bakteriostatik. Pemberian OAT disesuaikan dengan kondisi pasien dengan aturan pakai tersendiri. Ada dua kategori paduan OAT di Indonesia, yaitu: (a) kategori I: 2(HRZE)/4(HR)3, (b) kategori II: 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3. Kategori I diberikan untuk pasien baru TB paru BTA positif, pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif, pasien TB ekstra paru. Kategori II diberikan untuk pasien TB BTA positif yang telah diobati sebelumnya. Seiring dengan berkembangnya pengetahuan dibidang farmakologi, saat ini telah dibuat tablet kombinasi OAT yang dikenal dengan OAT fixed-dose combination atau disingkat dengan OAT-FDC (sering disebut FDC saja). Dengan adanya FDC ini diharapkan kepatuhan pasien TB dalam minum OAT dapat ditingkatkan sehingga akan meningkatkan kesembuhan pasien.

Gejala Penyakit TB memiliki gejala-gejala sebagai berikut: btuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih, dahak bercampur darah, sesak nafas dan nyeri pada dada, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan turun, berkeringat di waktu malam walaupun tidak beraktivitas, demam meriang lebih dari 1 bulan. Sasaran Adapun yang menjadi sasaran terapi penyakit TB adalah kuman penyebab penyakit tersebut yaitu Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini berbentuk batang, tahan terhadap asam oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Selain itu kuman ini hidup di daerah yang memiliki kandungan oksigen tinggi sehingga tempat utamanya adalah paru. Tujuan Dengan memberikan FDC kepada pasien TB diharapkan pasien akan lebih mudah dalam minum OAT karena jumlah tabletnya lebih sedikit. Selain itu dapat meminimalkan efek samping OAT. Hal ini karena formula dosis FDC disesuaikan dengan berat badan pasien dan jumlah komponen obat yang harus diminum pasien. Dengan adanya FDC, tingkat kepatuhan pasien dalam minum obat akan lebih tinggi karena pengaruh psikis pasien dari melihat jumlah tablet yang harus diminum, tidak sebanyak dibandingkan dengan pemberian OAT dalam tablet yang terpisah. Strategi Terapi Strategi terapi untuk penyakit TB dikenal sebagai strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course). Strategi terapi ini direkomendasikan oleh WHO pada tahun 1995 sebagai penganggulangan TB. DOTS terdiri dari 5 komponen, yaitu (a) komitmen politis, (b) pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya, (c) pengobatan jangka pendek yang standar bagi semua kasus TB dengan tatalaksana kasus yang tepat, termasuk pengawasan langsung pengobatan, (d) jaminan ketersediaan OAT yang bermutu, (e) sistem pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja program secara keseluruhan. Fokus utama DOTS adalah penemuan dan penyembuhan pasien, prioritas diberikan kepada pasien TB tipe menular. Strategi ini akan memutuskan penularan TB dan dengan demikian menurunkan insiden TB di masyarakat. Dalam strategi DOTS, pengobatan TB dilakukan baik dengan pemberian OAT dalam bentuk tablet terpisah maupun dengan pemberian OAT-FDC. Kedua jenis OAT ini dapat diperoleh pada unit pelayanan kesehatan meliputi puskesmas, rumah sakit pemerintah dan swasta, rumah sakit paru, Balai Pengobatan Penyakit Paru (BP4), klinik pengobatan lain serta dokter praktek swasta. Di Indonesia OAT tersebut diberikan secara cuma-cuma dan dijamin ketersediannya oleh pemerintah. Selain itu pasien TB juga diharuskan memiliki PMO (Pengawas Minum Obat) sehingga dapat menjamin kepatuhan pasien dalam minum OAT. Setiap pasien TB harus memiliki kartu pengobatan dan kartu identitas pasien. Kedua kartu tersebut diperoleh saat pasien berobat di unit pelayanan kesehatan. Adapun fungsi kedua kartu tersebut yaitu sebagai

laporan terhadap hasil pengobatan pasien sehingga jalannya pengobatan dapat terkontrol dengan baik. Obat Pilihan Jenis-jenis tablet FDC dikelompokkan menjadi 2, yaitu: FDC untuk dewasa dan FDC untuk anak-anak. Tablet FDC untuk dewasa terdiri tablet 4FDC dan 2FDC. Tablet 4FDC mengandung 4 macam obat yaitu: 75 mg Isoniasid (INH), 150 mg Rifampisin, 400 mg Pirazinamid, dan 275 mg Etambutol. Tablet ini digunakan untuk pengobatan setiap hari dalam tahap intensif dan untuk sisipan. Tablet 2 FDC mengandung 2 macam obat yaitu: 150 mg Isoniasid (INH) dan 150 mg Rifampisin. Tablet ini digunakan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu dalam tahap lanjutan. Baik tablet 4FDC maupun tablet 2FDC pemberiannya disesuaikan dengan berat badan pasien. Untuk melengkapi paduan obat kategori II tersedia obat lain yaitu: tablet etambutol @400 mg dan streptomisin injeksi (vial @750 mg). Tablet FDC untu anak-anak terdiri dari tablet 3FDC dan 2FDC. Kedua jenis tablet diberikan kepada pasien TB anak yang berusia 0 14 tahun. Tablet 3FDC mengandung 3 macam obat antara lain: 30 mg INH, 60 mg Rifampisin, dan 150 mg Pirazinamid. Tablet ini digunakan untuk pengobatan setiap hari dalam tahap intensif. Tablet 2FDC mengandung 2 macam obat yaitu: 30 mg INH dan 600 mg Rifampisin. Tablet ini digunakan untuk pengobatan setiap hari dalam tahap lanjutan. Sama halnya dengan pemberian pada pasien dewasa, pemberian jumlah FDC pada pasien anak juga disesuaikan dengan berat badan anak. Dosis dan aturan pakai FDC disesuaikan dengan berat badan pasien. Untuk pasien TB dewasa yang masuk dalam kategori I dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Berat Badan 30 37 kg 38 54 kg 55 70 kg 71 kg Tahap Intensif tiap hari selama 56 hari 2 tablet 4FDC 3 tablet 4FDC 4 tablet 4FDC 5 tablet 4FDC Tahap Lanjutan 3 kali seminggu selama 16 minggu 2 tablet 2FDC 3 tablet 2FDC 4 tablet 2FDC 5 tablet 2FDC

Sedangkan untuk pasien TB dewasa yang masuk dalam kategori II, dosis dan aturan pakai FDC yang harus diberikan yaitu: Berat badan 30 37 kg 38 54 kg Tahap Intensif tiap hari Selama 56 hari 2 tab 4FDC + 500 mg Streptomisin Inj. 3 tab 4FDC + 750 mg 3 tab 4FDC 2 tab 4FDC 2 tab 2FDC + 2 tab Etambutol 3 tab 2FDC + 3 Tahap Lanjutan 3 kali seminggu Selama 28 hari selama 20 minggu

55 70 kg 71 kg
Catatan:

Streptomisin Inj. 4 tab 4FDC + 1000 mg 4 tab 4FDC Streptomisin Inj. 5 tab 4FDC + 5 tab 4FDC Streptomisin Inj.

tab Etambutol 4 tab 2FDC + 4 tab Etambutol 5 tab 2FDC + 5 tab Etambutol

Setiap vial Streptomisin mengandung 750 mg dilarutkan dalam 3 ml aquabidest. Dosis ini dapat dianggap sebagai 3 dosis @ 250 mg yang digunakan untuk kelompok pasien dengan BB 38 54 kg. Untuk kelompok pasien dengan BB lain, dosisnya disesuaikan dengan jumlah tablet yang diminum, misalnya untuk pasien yang memerlukan hanya 2 tablet, juga hanya memerlukan 2 ml suntikan sterptomisisn (1 ml = 250 mg. Untuk pasien berumur lebih dari 60 tahun diberikan suntikan streptomisin maksimum 500 mg/hari. Injeksi streptomisin diberikan setelah pasien selesai menelan obat.

Bila pada akhir tahap intensif pengobatan pada pasien TB BTA positif tidak terjadi konversi maka diberikan OAT sisipan berupa tablet 4FDC setiap hari selama 28 hari. Dosis dan aturan pakai FDC untuk anak-anak yaitu: Berat Badan 7 kg 8 9 kg 10 14 kg 15 19 kg 20 24 kg 25 29 kg Tahap Intensif tiap hari selama 2 bulan 1 tablet 3FDC 1,5 tablet 3FDC 2 tablet 3FDC 3 tablet 3FDC 4 tablet 3FDC 5 tablet 3FDC Tahap Lanjutan tiap hari selama 4 bulan 1 tablet 2FDC 1,5 tablet 2FDC 2 tablet 2FDC 3 tablet 2FDC 4 tablet 2FDC 5 tablet 2FDC

OAT-FDC tersedia dalam kemasan blister. Tiap blister terdapat 28 tablet. Tablet 4FDC dan 2FDC dikemas dalam dos yang berisi 24 blister @28 tablet. Untuk tablet etambutol 400 mg dikemas dalam dos yang berisi 24 blister @ 28 tablet. Streptomisisn injeksi dikemas dalam dos berisi 50 vial @ 750 mg. Untuk penggunaan streptomisin injeksi diperlukan aquabidest dan disposable syringe 5 m l dan jarum steril. Aquabidest tersedia dalam kemasan vial @ 5 ml dalam dos yang berisi 100 vial. Efek samping dari OAT-FDC umumnya sama dengan efek samping dari penggunaan OAT yang dalam tablet terpisah. Beberapa efek samping yang muncul berupa hilangnya nafsu makan, mual kadang disertai muntah, sakit perut, nyeri sendi, gatal dan kemerahan pada kulit, kesemutan hingga rasa terbakar di kaki, gangguan keseimbangan. Selain itu efek samping hepatotoksisitas bisa terjadi karena reaksi hipersensitivitas atau karena kelebihan dosis. Efek samping dari OAT tersebut diperkirakan terjadi pada sekitar 3 6 % pasien yang mendapat pengobatan dengan FDC. Bila diketahui dengan pasti bahwa FDC penyebab efek samping seperti yang disebutkan sebelumnya dan obat tersebut tidak dapat diberikan kembali, maka pasien diberikan OAT yang dalam bentuk tablet terpisah (OAT kombipak).

Pengobatan TB perlu diperhatikan untuk pasien yang berada dalam kondisi khusus misalnya pasien wanita hamil, pasien dengan penyakit tertentu seperti DM, gagal ginjal, memiliki kelainan hati kronik. Untuk pengobatan TB pada wanita hamil perlu diperhatikan pada penggunaan streptomisin. Streptomisin tidak dapat digunakan pada kehamilan. Hal ini karena streptomisin bersifat permanent ototoxic dan dapat menembus barier plasenta. Keadaan ini dapat mengakibatkan terjadinya gangguan pendengaran dan keseimbangan yang menetap pada bayi yang akan dilahirkan. Pasien DM harus selalu dikontrol dalam pengobatannya. Jika pasien juga menderita TBC perlu diperhatikan dalam penggunaan rifampisin, karena rifampisin dapat mengurangi efektivitas antidiabetika oral gol sulfonil urea sehingga perlu peningkatan dosis antidiabetika tersebut. Pasien DM yang memperoleh pengobatan insulin seringkali terjadi komplikasi retinopathy diabetika, oleh karena itu perlu diperhatikan untuk pemberia etambutol karena dapat memperparah kejadian tersebut. Pasien TB dengan gagal ginjal sebaiknya tidak menggunakan streptomisin dan etambutol dalam pengobatannya. Hal ini karena kedua obat tersebut diekskresi melalui ginjal. Jika tetap diberikan memungkinkan obat tersebut tidak dapat dieksresikan dari dalam tubuh karena ketidakmampuan ginjal. Akibatnya akan menimbulkan efek toksik dalam tubuh. Oleh karena itu dapat diberikan pengobatan dengan INH, rifampisin, dan pirazinamid untuk pasien TB dengan gagal ginjal. Ketiga obat tersebut diekskresi melalui empedu dan dapat diubah menjadi senyawasenyawa yang tidak toksik. Paduan OAT yang paling aman untuk pasien TB dengan gagal ginjal adalah 2HRZ/4HR. Pengobatan TB pada pasien dengan kelainan hati kronik dapat dilakukan jika pasien sudah melakukan pemeriksaan hati. Jika nilai SGOT dan SGPT meningkat lebih dari 3 kali maka OAT tidak diberikan dan bila sudah dalam pengobatan maka harus dihentikan. Jika peningkatannya kurang dari 3 kali maka pengobatan tetap dapat dilakukan dengan pengawasan ketat. Pasien dengan kelainan hati tidak boleh diberikan pirazinamid. Paduan OAT yang dianjurkan untuk pasien TB dengan kelainan hati yaitu 2RHES/6RH atau 2HES/10HE. Pencegahan terhadap penyakit TB dapat dilakukan dengan hidup sehat dengan makan makanan bergizi dan teratur, istirahat yang cukup, olah raga teratur, hindari rokok, minuman beralkohol, obat bius, hindari stress. Kemudian untuk mencegah terjadinya penularan TB, maka para pasien TB diharapkan menutup mulut saat batuk dan tidak meludah di sembarang tempat. Usaha pencegahan lainnya yaitu dengan melakukan imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin) yang akan memberikan kekebalan aktif pada penyakit TB. Selain itu menjaga daya tahan tubuh juga penting dalam mengantisipasi penyakit TB. Dengan daya tahan tubuh yang kuat maka tidak mudah untuk terserang infeksi oportunistik (TB). Tidak hanya AIDS yang memiliki hari peringatan tetapi TB pun memiliki hari peringatan yang jatuh pada tanggal 24 Maret. Tahun ini peringatan hari TB sedunia bertemakan Every Breath Counts, Stop TB now!. Tema ini menekankan pada kata breath yang tidak hanya berarti pernafasan tetapi juga merupakan pusat dari segala aktivitas manusia. Jadi, jika breath manusia rusak karena TB maka akan merusak juga seluruh aktivitas manusia. Tema ini mengingatkan akan bahaya TB dan urgensi pemberantasannya.

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2006, Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, edisi 2, Departemen Kesehatan RI, Jakarta Anonim, 2004, Petunjuk Penggunaan Obat FDC Untuk Pengobatan Tuberkulosis Di Unit Pelayanan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta Frida, E., Ibrahim, S., Hardjoeno, 2006, Analisis Temuan Basil Tahan Asam Pada Sputum Cara Langsung dan Sediaan Konsentrasi Pada Suspek Tuberkulosis, Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, vol.12, diakses tanggal 19 Desember 2007

2. 14 Makanan yang Menurunkan Level Kolesterol

Kolesterol adalah sejenis lemak yang diproduksi oleh liver di dalam tubuh dan ditemukan pada makanan tertentu misalnya telur, daging, produk susu, mentega, dan lain-lain. Kolestrol itu dibutuhkan oleh tubuh untuk mempertahankan dinding-dinding cell, memproduksi hormon-hormon, vitamin D, dan zat-zat yang dibutuhkan untuk mencerna makanan. Di dalam tubuh, kolesterol disalurkan melalui aliran darah dengan cara menempel pada protein. Protein ini bertindak seperti sebuah truk yang mengangkut dan mengirimkan kolesterol ke berbagai bagian tubuh. Paket kolesterol dan protein ini disebut Lipoprotein. Lipoprotein itu terbagi dua, yaitu High-Density Lipoprotein (HDL) dan Low-Density Lipoprotein (LDL), yang dibedakan menurut seberapa banyak kandungan lemak dan proteinnya. LDL atau kolesterol "jahat" adalah lipoprotein yang sebagian besar kandungannya terdiri dari lemak dan hanya sedikit mengandung protein. Jika level kolesterol jenis ini terlalu tinggi bisa menyumbat pembuluh darah di sekitar jantung hingga menyebabkan anda beresiko untuk terkena penyakit jantung, misalnya stroke dan serangan jantung.

Sedangkan kolesterol "baik" atau HDL, adalah jenis kolesterol yang kandungan proteinnya lebih banyak dibanding lemak, dan kolesterol jenis ini membantu menghilangkan kolesterol LDL dari dalam darah sehingga level HDL yang tinggi bisa melindungi anda dari penyakit jantung. Bagi banyak orang, kolesterol yang tinggi itu adalah masalah yang utama. Banyak faktor yang bisa berkontribusi terhadap masalah kolesterol tinggi. Tapi untungnya adalah beberapa hal yang bisa anda lakukan untuk mengontrolnya. Salah satu cara terbaik untuk menurunkan level kolesterol adalah dengan melakukan perubahan tertentu terhadap diet. Dengan menambahkan beberapa makanan dibawah ini ke dalam diet anda, bisa benar-benar membantu anda untuk menurunkan kadar kolesterol dan sekaligus meningkatkan kesehatan anda. 1. Oatmeal dan Oat bran Oatmeal dan oat bran adalah sumber yang sempurna untuk serat soluble, yaitu sejenis serat yang dikenal bisa menurunkan kadar kolesterol LDL. Serat soluble bekerja dengan cara mengurangi penyerapan kolesterol di dalam usus. 5 sampai 10 gram serat soluble per hari bisa mengurangi kolesterol sekitar 5%. Dan satu mangkuk oatmeal menyediakan sekitar 4 gram serat, jumlah yang cukup untuk menurunkan kolesterol anda. 2. Biji-bijian Biji-bijian juga banyak mengandung serat soluble yang bisa membantu menurunkan kadar kolesterol jahat. Makan lain yang juga banyak mengandung serat soluble antara lain kacang polong, lentils, dan flax seed. 3. Ikan Omega-3 fatty acids yang diterdapat pada ikan bisa menurunkan kadar kolesterol jahat dan meningkatkan kolesterol baik. Selain itu, omega-3 fatty acids juga membantu jantung dengan cara menurunkan tekanan darah tinggi dan mengurangi resiko penggumpalan darah. 4. Kacang-kacangan Kacang-kacangan banyak mengandung serat, phytonutrients dan antioxidants misalnya vitamin E dan selenium. Kacang-kacangan juga banyak mengandung sterols dan lemak (monounsaturated dan polyunsaturated fats), yang semuanya telah diakui bisa menurunkan kadar kolesterol. Sedangkan sterol atau stenol adalah zat powerful yang ditemukan dalam tanaman dan punya kemampuan untuk mengurangi penyerapan kolesterol. 5. Blueberries

Blueberries mengandung pterostilbene, sebuah antioxidant powerful yang bisa membantu menurunkan kadar kolesterol LDL (bad), sama efektifnya seperti obat-obatan komersil, namun dengan efek samping yang lebih sedikit. 6. Yogurt Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa probiotics Lactobacillus Acidophilus dan Lactobacillus reuteri benar-benar bisa membantu menurunkan kadar kolesterol. Mereka bekerja dengan cara mencegah terserapnya kembali kolesterol ke dalam darah. Dan yogurt dikenal sebagai salah satu produk yang mengandung probiotic. 7. Kedele Kedele mengandung isoflavones yang terbukti ampuh untuk menurunkan kadar kolesterol jahat dan meningkakan kadar kolesterol baik. Beberapa produk kedele yang bisa anda coba antara lain soybeans, susu kedele, kacang kedele, keju kedele, miso, tempe, dan tahu. 8. Avocado Lemak monounsaturated yang terdapat di dalam avocado terbukti bisa menurunkan kadar kolesterol jahat dan meningkatkan kadar kolesterol baik, terutama pada orang-orang yang peningkatan kolesterol dalam skala ringan. 9. Olive oil (Minyak Zaitun) Olive oil mengandung beberapa antioxidant yang bisa menurunkan kadar kolesterol jahat tanpa mempengaruhi level kolesterol baik. Beberapa penelitian menemukan bahwa efek penurunan kadar kolesterol dari olive oil akan meningkat jika anda memilih extra-virgin olive oil, yang berarti minyak tersebut mengalami pemrosesan yang lebih sedikit, sehingga antioxidant yang dikandungnya jadi lebih banyak. 10. Teh Hijau Sebuah penelitian di Jepang menemukan bahwa theanine yang terdapat di dalam teh hijau mungkin bisa meningkatkan kadar kolesterol baik dan mencegah terbentuknya kolesterol jahat. Untuk mendapat hasil yang optimal, minumlah setidaknya 2 gelas teh hijau tanpa gula per hari. 11. Apel Apel banyak mengandung pectin, yaitu serat soluble yang membantu menurunkan level kolesterol LDL. Pectin akan mengikat kolesterol dan lemak sebelum sempat terserap oleh tubuh. Polyphenols yang ditemukan dalam apel juga terbukti bisa menurunkan kadar kolesterol jahat. 12. Kayu Manis

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kayu manis mungkin bisa mengurangi level glucose dan kolesterol pada penderita diabetes type 2. Sebuah penelitian yang dipublikasikan di journal Diabetes Care menemukan bahwa satu sendok teh kayu manis per hari bisa mengurangi level gula darah pada penderita diabetes type 2. Selain itu, kadar kolesterol LDL dan kolesterol total mereka juga menurun. 13. Tomat Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di British Journal of Nutrition menunjukkan bahwa dengan mengkonsumsi produk-produk tomat (13.5 ons jus tomat dan 1 ons saus tomat per hari), bisa menurunkan level kolesterol total sebanyak 5,9% dan kolesterol LDL sebanyak 12%. Hasil pengetessan darah yang diambil selama penelitian juga menunjukkan sebuah peningkatan dalam sirkulasi kolesterol LDL untuk menolak oxidasi. 14. Anggur Merah Antioxidants dan pectin yang terdapat di dalam anggur merah telah terbukti bisa meningkatkan kadar kolesterol baik. Selain itu, kedua zat ini juga bisa membantu mencegah penyumbatan pembuluh darah, sehingga membantu mengurangi resiko untuk atherosclerosis.

3. Patofisiologi HONK
HONK merupakan komplikasi akut dari diabetes melitus. Resistensi insulin menjadi penyebab utama. Glukosa tida bisa dimasukan ke dalam sel karena terjadi resistensi insulin, sehinggaa terjadi hiperglikemi. Analoginya sel selalu dalam keadaan lapar sehingga akan terjadi proses glukoneogenesis. Jumlah insulin yang normal cukup untuk mencegah terjadiya proses ketogenesis dalam hati sehingga tidak didapatkan badan keton namun tidak dapat mencegah hiperglikemia. Badan keton bersifat asam, hal ini yang membedakan HONK dengan KAD. Pada KAD ditemukan badan keton sehingga pH darah pada umumnya asam (<7,3) sedangkan pada HONK tidak ditemukan badan keton sehingga pH darah pada umumnya basa(>7,3). Hasil dari pemecahan protein didapatkan banyak Nitrogen karena rumus senyawa dari protein sendiri adalah CHON, dari pemecahan lemak didapatkan bahan buangan urea, jadi akan didapatka BUN (Blood urea Nitrogen) yang tinggi. Keadaan hiperglikemi membuat tekanan osmolar darah meningkat (hiperosmolar) (Soewondo, 2009). Keadaan hiperosmolar ini membuat aliran darah menjadi lambat sehingga suplai oksigen ke jaringan menjadi terhambat dan berkurang. Tubuh melakukan konpensasi dengan cara takikardi. Selain itu keadaaan hiperosmolar juga merangsang pengeluaran hormon ADH

dengan tujuan untuk meretensi urin dan Na agar tidak banyak cairan yang keluar Namun pada pasien HONK terjadi diuresis osmotik (peningkatan tekanan osmotik urin) sehingga darah semakin hiperosmolar, hal diikuti dengan kehilangan banyak elektrolit seperti K+, Na+, clorida, dsb khususnya K+. Ion K+ dibutuhkan untuk menetralkan asam lambung yang asam agar tidak kelebihan asam lambung. Namun + banyak dikeluarkan sehingga tidak ada yang menetralkan asam lambung, pasien menjadi mual bahkan bisa sampai muntah. Keadaan ini tidak diimbangi dengan masukan cairan oral. Sehingga pasien menjadi hipovolemia (volume cairaan darah semakin menurun) yang akhirnya menjadi hipotensi dan akhirnya bisa menimbulkan koma (Soewondo, 2009).

Sumber : Soewondo, Pradana. 2009. Koma Hiperosmolar Hiperglikemik Non Ketotik. Dalam : Aru W. Sudoyo et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V. Jakarta : Interna Publishing.

4. Apakah Aterosklerosis Itu?

Aterosklerosis Shutterstock

Aterosklerosis adalah kondisi di mana terjadi penyempitan dan pengerasan di dalam pembuluh darah arteri akibat pengendapan kolesterol dan zat-zat lemak lainnya.

Penyakit ini juga dikenal dengan istilah pengapuran pembuluh darah. Awalnya, kolesterol yang dibawa oleh darah menumpuk. Semakin lama, tumpukan kolesterol itu akan mengeras dan mempersempit saluran pembuluh darah. Akibatnya, terjadi gangguan peredaran darah dan oksigen dalam tubuh. Celakanya lagi, plak kolesterol yang terbentuk di dalam pembuluh darah bersifat rapuh dan mudah pecah. Bila terjadi pecahan, dapat menimbulkan luka pada dinding pembuluh darah. Luka yang terjadi dapat menyebabkan pembentukan bekuan darah pada pembuluh darah yang semakin menyumbat rongga pembuluh darah. Bekuan darah dapat berujung pada stroke dan serangan jantung. Sebelum terjadinya penyempitan arteri atau penyumbatan mendadak, aterosklerosis biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejalanya bergantung pada lokasi terbentuknya sehingga bisa berupa gejala jantung, otak, tungkai atau tempat lainnya. Jika aterosklerosis menyebabkan penyempitan arteri yang sangat berat, maka bagian tubuh yang seharusnya dialiri oleh darah tidak akan mendapatkan darah dalam jumlah yang memadai, yang mengangkut oksigen ke jaringan. Kolesterol yang tinggi dan menumpuk pada pembuluh darah akan menyebabkan saluran pembuluh darah menjadi kaku, tidak elastis, dan menyempit. Gejala awal dari penyempitan arteri bisa berupa nyeri atau kram yang terjadi pada saat aliran darah tidak dapat mencukupi kebutuhan akan oksigen. Contohnya, selama berolah raga, seseorang dapat merasakan nyeri dada (angina) karena aliran oksigen ke jantung berkurang atau ketika berjalan, seseorang merasakan kram di tungkainya (klaudikasio interminten) karena aliran oksigen ke tungkai berkurang. Yang khas adalah bahwa gejala-gejala tersebut timbul secara perlahan, sejalan dengan terjadinya penyempitan arteri oleh ateroma yang juga berlangsung secara perlahan. Tetapi jika penyumbatan terjadi secara tiba-tiba (misalnya jika sebuah bekuan menyumbat arteri), maka gejalanya akan timbul secara mendadak. Penyakit apa saja yang dapat timbul akibat penumpukan kolesterol dalam bentuk aterosklerosis? Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, organ vital lainnya dan lengan serta tungkai. Jika aterosklerosis terjadi di dalam arteri yang menuju ke otak (arteri karotid), maka bisa terjadi stroke. Jika terjadi di dalam arteri yang menuju ke jantung (arteri koroner), bisa terjadi serangan jantung. Jika terjadi pada arteri yang menuju ginjal dapat menyebabkan terjadinya gagal ginjal.

You might also like