Professional Documents
Culture Documents
TREMATODA
TREMATODA
Cacing daun adalah cacing yang termasuk kelas Trematoda filum Platyhelmintes dan hidup sebagai parasit. Pada umumnya cacing ini bersifat hermafrodit kecuali cacing Schistosoma. Spesies yang merupakan parasit pada manusia termasuk subkelas Digenea, yang hidup sebagai endoparasit.
Hospes
Berbagai macam hewan dapat berperan sebagai hospes definitive cacing trematoda, antara lain: kucing, anjing, kambing, sapi, tikus, burung, musang, harimau dan manusia. Menurut tempat hidup cacing dewasa dalam tubuh hospes, maka trematoda dapat dibagi dalam: 1. Trematoda hati (liver flukes): Clonorchis sinensis, Opisthorchis felineus, Opisthorchis viverrini dan Fasciola. 2. Trematoda usus (intestinal flukes): Fasciolopsis buski, Echinostomatidae dan Heterophyidae. 3. Trematoda paru ( lung flukes): Paragonimus westermani. 4. Trematoda darah ( blood flukes): Schistosoma japonicum, Schistosoma mansoni dan Schistosoma haematobium.
Patologi dan Gejala Klinis Sejak larva masuk disaluran empedu sampai menjadi dewasa, parasit ini dapat menyebabkan iritasi saluran empedu dan penebalan diding saluran. Selain itu dapat terjadi perubahan jaringan hati berupa radang sel hati. Pada keadaan kebih lanjut dapat timbul sirosis hati disertai asites dan edema.
Diagnosis
Diagnosis ditegakan dengan menemukan telur yang terbentuk khas dalam tinja atau dalm cairan duodenum. Pengobatan Penyakit ini dapat diobati dengan prazikuantel.
Epidemiologi
Kebiasaan makan ikan yang diolah kurang matang merupakan faktor penting dalam penyebaran penyakit. Selain itu cara pemeliharaan ikan dan cara pembuangan tinja di kolam ikan penting dalam penyebaraan penyakit.
Opistorchis felineus
Hospes dan Nama penyakit Kucing, anjing dan manusia merupakan hospes parasit ini. Penyakit yang disebabkannya disebut opistorkiasis.
Fasciola hepatica
Hospes dan Nama penyakit Hospes cacing ini adalah kambing dan sapi. Kadang-kadang parasit ini ditemukan pada manusia. Penyakit yang ditimbulkan disebut fasioliasis.
Diagnosis
Diagnosis ditegakan dengan menemukan telur yang terbentuk khas dalam tinja atau dalam cairan duodenum atau cairan empedu. Reaksi serologi (ELISA) sangat membantu untuk menegakkan diagnosis. Imunodiagnosis yang lebih sensitif dan spesifik-spesifik telah dikembangkan untuk mendeteksi antigen ekskretori-sekretori yang dikeluarkan parasit. Ultrasonogafi digunakan untuk menegakkan diagnosis fasioliasis bilier. Pengobatan Penyakit ini dapat diobati dengan Albendazol dan prazikuantel.
Diagnosis
Diagnosis dibuat dengan menemukan telur dalam sputum atau cairan pleura. Kadang-kadang telur juga ditemukan dalam tinja. Reaksi serologi sangat membantu untuk menegakkan diagnosis.
Pengobatan
Prazikuantel dan bitionol adalah obat pilihan.
Epidemiologi
Penyakit ini berhubungan erat dengan kebiasaan makan ketam yang tidak dimasak dengan baik. Penyuluhan kesehatan yang berhubungan dengan cara masak ketam dan pemakaian jamban yang tidak mencemari air sungai dan sawah dapat mengurangi transmisi paragonimiasis.
Trematoda usus
Trematoda usus yang berperan dalam ilmu kedokteran adalah dari keluarga Fasciolidae, Echinostomatidae dan Heterophydae. Dalam daur hidup termatoda usus tersebut, seperti pada trematoda lain, diperlukan keong sebagai hospes perantara I, tempat mirasidium menjadi sporokista, berlanjut menjadi redia dan serkaria. Serkaria yang dibentuk dari redia, kemudian melepaskan diri untuk keluar dari tubuh keong dan berenang bebas dalam air.
Keluarga Fasciolidae
Hospes dan Nama penyakit Kecuali manusia dan babi yang menjadi hospes definitive cacing tersebut, hewan lain seperti kucing, anjing dan kelinsi juga dapat dihinggapi. Penyakit yang disebabkannya disebut fasiolopsiasis
Cacing dewasa yang ditemukan pada manusia mempunyai ukuran panjang 2-7,5 cm dan lebar 0,8-2,0 cm. Bentuknya agak lonjong dan tebal. Biasanya kutikulum ditutupi duri-duri kecil yang letaknya melintang. Duri-duri tersebut sering rusak karena cairan usus.
Diagnosis Sering gejala klinis seperti diatas bila didapatkan disuatu daerah endemi, cukup untuk menunjukan adanya penderita fasiolopsiasis; namun diagnosis pasti adalah dengan menemukan telur dalam tinja. Morfologi telur Fascialopsis buski hendaknya dapat dibedakan dari telur cacing Fasciola hepatica, Gastrodiscoides hominis atau Echinochasmus perfiolatus.
Pengobatan Obat yang efektif untuk cacing ini, adalah diklorofren, niklosamid, dan prazikuantel.
Keluarga Echinostomatidae
Hospes dan Nama Penyakit Hospes cacing keluarga Echinostomatidae sagat beraneka ragam, yaitu manusia, tikus, anjing, burung, ikan, dan lain-lain (poliksen). Penyakitnya disebut ekinostomiasis.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur dalam tinja.
Pengobatan
Tetrakloroetolen adalah obat yang dianjurkan, akan tetapi penggunaan obat-obat baru yang lebih aman, seperti prazikuantel dapat dipertimbangkan.
Keluarga Heterophyidae
Hospes dan Nama Penyakit Hospes cacing ini sangat banyak, umumnya makhluk pemakan ikan seperti manusia, kucing, anjing, rubah, dan jenis burung-burung tertentu Nama penyakitnya adalah heterofialisis.
Patologi dan Gejala Klinis Pada infeksi cacing keluarga Heterophyidae, biasanya stadium dewasa menyebabkan iritasi ringan pada usus halus, tetapi ada beberapa ekor cacing yang mungkin dapat menembus vilus usus. Telurnya dapat menembus masuk aliran getah bening dan menyangkut di katupkatup atau otot jantung dan mengakibatkan payah jantung. Kelainan ini terutama dilaporkan pada infeksi cacing Metagonimus dan Haplorchis yokogawai.
Diagnosis
TREMATODA DARAH
Schistosoma atau Bilharzia Pada manusia ditenmukan 3 spesies penting: Schistosoma japonicum, Schistosoma mansoni, Schistosoma haematobium. Selain spesies yang ditemukan pada manusia, masih banyak spesies yang hidup pada binatang dan kadang-kadang dapat menghinggapi manusia.
Hospes definitif adalah manusia. Berbagai macam binatang dapat berperan sebagai hospes reservoar. Pada manusia, cacing ini menyebabkan penyakit skistosomiasis atau bilharziasis.
Cacing dewasa jantan berwarna kelabu atau putih kehitam-hitaman, berukuran 9,5-19,5 mm x 0,9 mm. Badannya berbentuk gemuk bundar dan pada kutikulumnya terdapat tonjolan halus sampai kasar tergantung spesiesnya. Dibagain ventral badan terdapat canalis gynaecophorus,
Schistosoma japonicum Hospes dan nama penyakit Hospesnya adalah manusia dan berbagai macam binatang seperti anjing, kucing, rusa, tikus sawah, sapi, babi, rusa dan lain-lain. Parasit ini pada manusia menyebabkan oriental schistosoma, skistosomiasis japonika, penyakit Katayama atau penyakit demam keong.
Cacing dewasa jantan berukuran kira-kira 1,5 cm dan yang betina kira-kira 1,9 cm, hidupnya di vena mesentrika superior. Telur ditemukan di dinding usus halus dan juga di alat-alat dalam seperti hati, paru dan otak.
Diagnosis Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur di dalam tinja atau dalam jaringan biopsi seperti biopsi rektum. Reaksi serologi dapat dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis. Reaksi serologi yang biasa dipakai adalah Circumoval perecipitin test, Indirect haemagglutination test, Complement fixation test, Fluorescent antibody test dan Enzme linked immunosorbent assay.
Schistosoma mansoni
Hospes dan nama penyakit Hospes definitif adalah manusia dan kera baboon di Afrika sebagai hospes reservoar. Pada manusia cacing ini menyebabkan skistosomasis usus.
Schistosoma haematobium
Hospes dan Nama Penyakit Hospes definitif adalah manusia. Cacing ini menyebabkan skistosomiasis kandung kemih. Babon dan kera ain dilaporkan sebagai hospes reservoar.
Patologi dan Gejala Klinis Kelainan terutama ditemukan di dinding kandung kemih. Gejala yang ditemukan adalah hematuria dan disuria bila terjadi sistitis. Sindrom disentri ditemukan bila terjadi kelainan di rektum. Diaognosis, Pengobatan, Prognosis dan Epidemiologi Sama seperti pada skistosomiasis lainnya.