You are on page 1of 43

By : Marzaliana NPM : 00310098

TREMATODA

TREMATODA
Cacing daun adalah cacing yang termasuk kelas Trematoda filum Platyhelmintes dan hidup sebagai parasit. Pada umumnya cacing ini bersifat hermafrodit kecuali cacing Schistosoma. Spesies yang merupakan parasit pada manusia termasuk subkelas Digenea, yang hidup sebagai endoparasit.

Hospes
Berbagai macam hewan dapat berperan sebagai hospes definitive cacing trematoda, antara lain: kucing, anjing, kambing, sapi, tikus, burung, musang, harimau dan manusia. Menurut tempat hidup cacing dewasa dalam tubuh hospes, maka trematoda dapat dibagi dalam: 1. Trematoda hati (liver flukes): Clonorchis sinensis, Opisthorchis felineus, Opisthorchis viverrini dan Fasciola. 2. Trematoda usus (intestinal flukes): Fasciolopsis buski, Echinostomatidae dan Heterophyidae. 3. Trematoda paru ( lung flukes): Paragonimus westermani. 4. Trematoda darah ( blood flukes): Schistosoma japonicum, Schistosoma mansoni dan Schistosoma haematobium.

Morfologi dan Daur Hidup


Pada umumnya bentuk badan cacing dewasa pipih dorsoventral dan simetri bilateral, tidak mempunyai rongga badan. Ukuran panjang cacing dewasa sangat beraneka ragam dari 1 mm sampai kurang lebih 75 mm. Tanda khas lainnya adalah terdapatnya 2 buah batil isap, yaitu batil isap mulut dan batil isap perut. Beberapa spesies mempunyai batil isap genital. Saluran pencernaan menyerupai huruf Y terbalik yang dimulai dengan mulut dan berakhir buntu pada sekum. Pada umumnya Trematoda tidak mempunyai alat pernafasan khusus, karena hidupnya secara anaerob. Saluran ekskresi terdapat simetris bilateral dan berakhir di bagian posterior

Patologi dan Gejala Klinis


Kelainan yang disebabkan cacing daun tergantung dari lokalisasi cacing di dalam tubuh hospes; selain itu juga ada pengaruh rangsanga setempat dan zat toksin yang dikeluarkan oleh cacing. Reaksi sistemik terjadi karena absorbsi zat toksin tersebut, sehingga menghasilkan gejala alergi, demam, sakit kepala dan lain-lain. Cacing daun yang hidupdi rongga usus biasanya tidaka memberi gjala atau hanya gejala gastrointestinal ringan seperti mual, muntah, sakit perut dan diare. Bila

Trematoda Hati Clonorchis sinensis


Hospes dan Nama penyakit
Manusia, kucing, anjing, beruang kutub dan babi merupakan hospes parasit ini. Penyakit yang disebabkannya disebut Klonorkiasis.

Morfologi dan daur hidup


Cacing dewasa hidup di saluran empedu, kadangkadang ditemukan di saluran pankreas. Ukuran cacing dewasa 10- 25 mm x 3-5 mm, bentuknya pipih, lonjong, menyerupai daun. Telur berukuran kira-kira 30 x16 mikron, bentuknya seperti bola lampu pijar dan berisi mirasidium, ditemukan dalam saluran empedu. Telur dikeluarkan melalui tinja. Telur menetas bila dimakan keong air atau Bulinus, Semisulcospira.

Patologi dan Gejala Klinis Sejak larva masuk disaluran empedu sampai menjadi dewasa, parasit ini dapat menyebabkan iritasi saluran empedu dan penebalan diding saluran. Selain itu dapat terjadi perubahan jaringan hati berupa radang sel hati. Pada keadaan kebih lanjut dapat timbul sirosis hati disertai asites dan edema.

Diagnosis
Diagnosis ditegakan dengan menemukan telur yang terbentuk khas dalam tinja atau dalm cairan duodenum. Pengobatan Penyakit ini dapat diobati dengan prazikuantel.

Epidemiologi
Kebiasaan makan ikan yang diolah kurang matang merupakan faktor penting dalam penyebaran penyakit. Selain itu cara pemeliharaan ikan dan cara pembuangan tinja di kolam ikan penting dalam penyebaraan penyakit.

Opistorchis felineus
Hospes dan Nama penyakit Kucing, anjing dan manusia merupakan hospes parasit ini. Penyakit yang disebabkannya disebut opistorkiasis.

Morfologi dan daur hidup


Cacing dewasa hidup dalam saluran empedu dan saluran pankreas. Ukuran cacing dewasa 7-12 mm ,mempunyai batil isap mulut dan perut. Bentuknya seperti lanset, pipih dorsoventral. Telur Opistrochis mirip telur C. Sinensis, hanya bentuknay lebih langsing. Infeksi terjadi dengan makan ikan yang mengandung metaserkaria dan dimasak kurang matang.

Patologi dan Gejala Klinis


Kelainan yang ditimbulkan cacing ini sama dengan yang ditimbulkan C.sinensis.

Fasciola hepatica
Hospes dan Nama penyakit Hospes cacing ini adalah kambing dan sapi. Kadang-kadang parasit ini ditemukan pada manusia. Penyakit yang ditimbulkan disebut fasioliasis.

Morfologi dan daur hidup


Cacing dewasa mempunyai bentuk pipih seperti daun, besarnya 30 x 13 mm. Bagian anterior berbentuk seperti kerucut dan pada puncak kerucut terdapat batil isap mulut yang besarnya 1 mm, sedangkan pada bagian dasar kerucut terdapat batil isap perut yng besarnya 1,6mm. Saluran pencernaan bercabang-cabang sampai ke ujung distal sekum. Testis dan kelenjar vitelin juga bercabang-cabang.

Patologi dan Gejala Klinis


Migrasi cacing dewasa muda ke saluran empedu menimbulkan kerusakan parenkim hati. Selama migrasi (face akut) dapat tidak bergejala atau menimbulkan gejala seperti demam, nyeri pada bagian kanan atas abdomen, hepatomegali, malaise, urtikaria, eosinofilia. Saluran empedu mengalami peradangan, penebalan dan sumbatan, sehingga menimbulkan sirosis periportal. Sekresi prolin oleh cacing dewasa diduga menjadi penyebab penebalan dinding saluran empedu. Migrasi cacing dewasa muda dapat terjadi di luar hati(ektopik) seperti pada mata, kulit, paru, otak. Gejala yang timbul tergantung pada organ tempat migrasi larva.

Diagnosis
Diagnosis ditegakan dengan menemukan telur yang terbentuk khas dalam tinja atau dalam cairan duodenum atau cairan empedu. Reaksi serologi (ELISA) sangat membantu untuk menegakkan diagnosis. Imunodiagnosis yang lebih sensitif dan spesifik-spesifik telah dikembangkan untuk mendeteksi antigen ekskretori-sekretori yang dikeluarkan parasit. Ultrasonogafi digunakan untuk menegakkan diagnosis fasioliasis bilier. Pengobatan Penyakit ini dapat diobati dengan Albendazol dan prazikuantel.

Trematoda Paru Paragonimus westermani


Hospes dan Nama penyakit Manusia dan binatang pemakan ketam/udang batu seperti kucing, anjing, musang, harimau, serigala dan lain-lain merupakan hospes parasit ini.

Morfologi dan daur hidup


Cacing dewasa hidup dalam kista di paru. Bentuknya bundar lonjong menyerupai biji kopi, dengan ukuran 8-12 x 4-6 mm dan berwarna coklat tua. Batil isap perut hampir mirip dengan batil isap mulut. Testis berlobus terletak berdampingan antara batil isap perut dan ekor.

Diagnosis
Diagnosis dibuat dengan menemukan telur dalam sputum atau cairan pleura. Kadang-kadang telur juga ditemukan dalam tinja. Reaksi serologi sangat membantu untuk menegakkan diagnosis.

Pengobatan
Prazikuantel dan bitionol adalah obat pilihan.

Epidemiologi
Penyakit ini berhubungan erat dengan kebiasaan makan ketam yang tidak dimasak dengan baik. Penyuluhan kesehatan yang berhubungan dengan cara masak ketam dan pemakaian jamban yang tidak mencemari air sungai dan sawah dapat mengurangi transmisi paragonimiasis.

Trematoda usus
Trematoda usus yang berperan dalam ilmu kedokteran adalah dari keluarga Fasciolidae, Echinostomatidae dan Heterophydae. Dalam daur hidup termatoda usus tersebut, seperti pada trematoda lain, diperlukan keong sebagai hospes perantara I, tempat mirasidium menjadi sporokista, berlanjut menjadi redia dan serkaria. Serkaria yang dibentuk dari redia, kemudian melepaskan diri untuk keluar dari tubuh keong dan berenang bebas dalam air.

Keluarga Fasciolidae
Hospes dan Nama penyakit Kecuali manusia dan babi yang menjadi hospes definitive cacing tersebut, hewan lain seperti kucing, anjing dan kelinsi juga dapat dihinggapi. Penyakit yang disebabkannya disebut fasiolopsiasis

Morfologi dan daur hidup

Cacing dewasa yang ditemukan pada manusia mempunyai ukuran panjang 2-7,5 cm dan lebar 0,8-2,0 cm. Bentuknya agak lonjong dan tebal. Biasanya kutikulum ditutupi duri-duri kecil yang letaknya melintang. Duri-duri tersebut sering rusak karena cairan usus.

Patologi dan Gejala Klinis


Cacing dewasa Fasciolopsis buski , melekat dengan perantaraaan batil isap perutnya pada mukosa dinding halus seperti duodenum dan yeyunum. Cacing ini memakan isi usus, maupun permukaan mukosa usus. Pada tempat pelekatan cacing tersebut, terdapat peradangan, tukak (ulkus), maupun abses. Apabila terjadi erosi kapiler pada tempat tersebut, maka tinbul pendarahan.

Diagnosis Sering gejala klinis seperti diatas bila didapatkan disuatu daerah endemi, cukup untuk menunjukan adanya penderita fasiolopsiasis; namun diagnosis pasti adalah dengan menemukan telur dalam tinja. Morfologi telur Fascialopsis buski hendaknya dapat dibedakan dari telur cacing Fasciola hepatica, Gastrodiscoides hominis atau Echinochasmus perfiolatus.
Pengobatan Obat yang efektif untuk cacing ini, adalah diklorofren, niklosamid, dan prazikuantel.

Keluarga Echinostomatidae
Hospes dan Nama Penyakit Hospes cacing keluarga Echinostomatidae sagat beraneka ragam, yaitu manusia, tikus, anjing, burung, ikan, dan lain-lain (poliksen). Penyakitnya disebut ekinostomiasis.

Morfologi dan Daur Hidup


Cacing Trematoda dari keluarga Echinostomatidae, dapat dibedakan dari cacing trematoda lain, degan adanya cici-ciri khas berupa duri-duri leher dengan jumlah antara 37 buah sampai kira-kira 51 buah. Letaknya dalam dua baris berupa tapal kuda, melingkari bagian belakang serta samping batil isap kepala. Cacing tersebut berbentuk lonjong, berukuran panjang dari 2,5 mm hingga 13-15 mm Dan lebar 0,4-0,7 mm hingga 2,5-3,5 mm.

Patologi dan Gejala Klinis


Biasanya cacing Echinostoma menyebabkan kerusakan ringan pada mukosa usus dan tidak menimbulkan gejala yang berarti. Infeksi berat menyebabkan timbulnya radang kataral pada dinding usus, atau ulserasi. Pada anak menimbulkan gejala diare, sakit perut, anemia dan edema.

Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur dalam tinja.

Pengobatan
Tetrakloroetolen adalah obat yang dianjurkan, akan tetapi penggunaan obat-obat baru yang lebih aman, seperti prazikuantel dapat dipertimbangkan.

Keluarga Heterophyidae
Hospes dan Nama Penyakit Hospes cacing ini sangat banyak, umumnya makhluk pemakan ikan seperti manusia, kucing, anjing, rubah, dan jenis burung-burung tertentu Nama penyakitnya adalah heterofialisis.

Morfologi dan Daur Hidup


Cacing dari keluarga Heterophyidae berukuran panjang antara 1-1,7 mm ddan lebar antara 0,3-0,75 mm, kecuali genus Haplorchis yang jauh lebih kecil, yaitu panjang 0,41-0,51 mm dan lebar 0,24-0,3 mm. Di samping batil isap perut, ciri-ciri khas lain adalah, batil isap kelamin yang terdapat di sebelah kiri belakang.

Patologi dan Gejala Klinis Pada infeksi cacing keluarga Heterophyidae, biasanya stadium dewasa menyebabkan iritasi ringan pada usus halus, tetapi ada beberapa ekor cacing yang mungkin dapat menembus vilus usus. Telurnya dapat menembus masuk aliran getah bening dan menyangkut di katupkatup atau otot jantung dan mengakibatkan payah jantung. Kelainan ini terutama dilaporkan pada infeksi cacing Metagonimus dan Haplorchis yokogawai.

Diagnosis

Diagnosis ditegakan dengan menemukan telur dalam tinja. Pengobatan


Obat yang tepat untuk penyakit cacing ini, adalah prazikuantel.

TREMATODA DARAH
Schistosoma atau Bilharzia Pada manusia ditenmukan 3 spesies penting: Schistosoma japonicum, Schistosoma mansoni, Schistosoma haematobium. Selain spesies yang ditemukan pada manusia, masih banyak spesies yang hidup pada binatang dan kadang-kadang dapat menghinggapi manusia.

Hospes dan Nama penyakit

Hospes definitif adalah manusia. Berbagai macam binatang dapat berperan sebagai hospes reservoar. Pada manusia, cacing ini menyebabkan penyakit skistosomiasis atau bilharziasis.

Morfologi dan Daur Hidup

Cacing dewasa jantan berwarna kelabu atau putih kehitam-hitaman, berukuran 9,5-19,5 mm x 0,9 mm. Badannya berbentuk gemuk bundar dan pada kutikulumnya terdapat tonjolan halus sampai kasar tergantung spesiesnya. Dibagain ventral badan terdapat canalis gynaecophorus,

Schistosoma japonicum Hospes dan nama penyakit Hospesnya adalah manusia dan berbagai macam binatang seperti anjing, kucing, rusa, tikus sawah, sapi, babi, rusa dan lain-lain. Parasit ini pada manusia menyebabkan oriental schistosoma, skistosomiasis japonika, penyakit Katayama atau penyakit demam keong.

Morfologi dan Daur hidup

Cacing dewasa jantan berukuran kira-kira 1,5 cm dan yang betina kira-kira 1,9 cm, hidupnya di vena mesentrika superior. Telur ditemukan di dinding usus halus dan juga di alat-alat dalam seperti hati, paru dan otak.

Patologi dan Gejala Klinis


Kelainan tergantung dari beratnya infeksi. Kelainan yang ditemukan pada stadium I adalah gatal-gatal (urtikaria). Gejala intoksiasi disertai demam, hepatomegali dan eosinofilia tinggi. Pada stadium II ditemukan pula sindrom disentri. Pada stadium III atau stadium menahun ditemukan sirosis hati dan splenomegali; biasanya penderita menjadi lemah (emasiasi). Mungkin terdapat gejala saraf, gejala paru dan lain-lain.

Diagnosis Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur di dalam tinja atau dalam jaringan biopsi seperti biopsi rektum. Reaksi serologi dapat dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis. Reaksi serologi yang biasa dipakai adalah Circumoval perecipitin test, Indirect haemagglutination test, Complement fixation test, Fluorescent antibody test dan Enzme linked immunosorbent assay.

Schistosoma mansoni

Hospes dan nama penyakit Hospes definitif adalah manusia dan kera baboon di Afrika sebagai hospes reservoar. Pada manusia cacing ini menyebabkan skistosomasis usus.

Morfologi dan Daur hidup


Cacing dewas jantan berukuran kira-kira 1 cm dan yang betina kira-kira 1,4 cm. Pada badan cacing jantan S.mansoni terdapat tonjolan lebih kasar bila dibandingkan dengan S. Haematobium dan S.japonicum. badan S.japonicum mempunyai tonjolan yang lebih halus. Tempat hidupnya di vena, kolon dan rektum. Telur juga tersebar ke alat-alat lain seperti hati, paru dan otak

Patologi dan Gejala Klinis


Kelainan dan gejala yang ditimbulkannya sama seperti pada S.japonicum, akan tetapi lebih ringan. Pada penyakit ini splenomegali dapat menjadi berat sekali. Diaognosis, Pengobatan, Prognosis dan Epidemiologi Sama seperti pada S.japonicum.

Schistosoma haematobium
Hospes dan Nama Penyakit Hospes definitif adalah manusia. Cacing ini menyebabkan skistosomiasis kandung kemih. Babon dan kera ain dilaporkan sebagai hospes reservoar.

Morfologi dan Daur Hidup


Cacing dewasa jantan berukuran kira-kira 1,3 cm dan yang betina ira-kira 2,0 cm. Hidupnya di vena panggul kecil, terutama di vena kandung kemih. Telur ditemukan di urin dan alat-alat dalam lainnya, juga di alat kelamin dan rektum.

Patologi dan Gejala Klinis Kelainan terutama ditemukan di dinding kandung kemih. Gejala yang ditemukan adalah hematuria dan disuria bila terjadi sistitis. Sindrom disentri ditemukan bila terjadi kelainan di rektum. Diaognosis, Pengobatan, Prognosis dan Epidemiologi Sama seperti pada skistosomiasis lainnya.

You might also like