You are on page 1of 27

PROGRAM PERLUASAN LESSON STUDY UNTUK PENGUATAN LPTK

(Lesson Study Dissemination Program For Strengthening Teacher Education in Indonesia LEDIPSTI)

Buku 3

PANDUAN PELAKSANAAN LESSON STUDY DI LPTK

DIREKTORAT KETENAGAAN DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Juni - 2008

BAB I APA DAN MENGAPA LESSON STUDY Bagi yang belum mengenal, lesson study bisa diartikan sebagai metoda atau pendekatan pembelajaran. Padahal lesson study bukan metoda pembelajaran, juga bukan pendekatan pembelajaran. Sebanarnya lesson study adalah model pembinaan (pelatihan) profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsif-prinsif kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunnitas belajar. Setelah membaca definisi lesson study diatas, sebagian orang mempertanyakan, apa bedanya dengan PTK (penelitian tindakan kelas) ? Jawabnya adalah dalam lesson study dapat dilakukan PTK bahkan bukan hanya PTK saja. Dalam lesson study juga dapat dilakukan penelitian pengembangan, RD (Research and Development). A. Bagaimana lesson study berkembang di Indonesia lesson study telah diperaktekan secara tekun dan terus menerus di Jepang sejak seabad lalu sebagai usaha peningkatan mutu pendidikan. lesson study sudah menjadi budaya sekolah-sekolah jepang terutama pada tingkat pendidikan dasar sehingga mutu pendidikan merata di Jepang, baik di kota maupun di desa. Peningkatan mutu pendidikan meningkatkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang bermutu dan berakibat terhadap kemajuan bangsa jepang walaupun mereka tidak memiliki SDA yang banyak. Pakar-pakar pendidikan di Amerika, Eropa, dan Australia belajar lesson study dari Jepang dan mengembangkannya di negara masing-masing. Bagaiman lesson study berkembang di Indonesia ?. pengembangan lesson study di Indonesia di awali dengan Piloting, melakukan inovasi pembelajaran MIPA berbasis hand-on activity, daily lofe, dan local materials di beberapa sekolah di Bandung oleh UPI (Universitas Pendidikan Indonesia), di Yogyakarta oleh UNY (Universitas Negeri Yogyakarta), dan di Malang oleh UM (Univeritas Negeri Malang) sejak tahun 2001, pada pertengahan implementasi IMSTEP (Indonesia Matematics and Science Teacher Education Project) yang didukung oleh JICA (Japan International Cooperation Agency) dan direktorat jendral pendidikan tinggi. Program piloting merupakan salah satu kegiatan dari IMSTEP. Kegiatan IMSTEP terutama dipfokuskan pada pengembangan lembaga (capacity building) universitas sasaran, anatara lain pengembangan kurikulum program pre- dan in-service dan penulisan buku untuk mahasiswa. Empat puluh judul buku dalam bidang matematika, kimia,

fisika dan biologi telah diterbitkan oleh poenerbit UM Pres dan

didistribusikan

keseliuruh LPTK sebagai buku rujukan. Program piloting memberikan hasil positif dalam artian dapat memotivasi siswa aktif belajar. Sekolah sasaran program piloting adalah 2 SMP dan 2 SMA perkota sasaran. Sayang, partisipasi guru dalam program piloting sanagt terbatas pada 4 guru persekolah. Program IMSTEP kemudian dilanjutkan dengan program Follow-up IMSTEP yang mengembangkan model diseminasi program piloting yang diberi nama lesson study dengan melibatkan MGMP (musawarah guru mata pelajaran) matematika dan IPA dikota sasaran sehingga partisipan mencapai 30 saampai 50 guru. Selanjutnya lesson study tersebut diformulasikan sesuai dengan budaya indonesia yang didefinisikan sebagai ,odel pembinaan (pelatihan) profesi pendidik melalui kajian learning untuk membangun komunitas belajar. MIPA, Kepala sekolah dan pengawas. Perubahan-perubahan tersebut antara lain : Keterbukaan guru untuk menerima saran perbaikan mutu pembelajaran Peningakatan kemampuan melakukan inovasi pemmbelaajaran melalui hands-on activity, mind-on activity, daily life dan locals materials. Peningkatan keberanian berkomunikasi baik dalam forum ilmiah nasional maupun dalam oenulisan artikel berbasis penelitian kelas dalam jurnal ilmiah. Peran kepala sekolah dan pengawas dalam melakukan supervisi pembelajaran teraktualisasikan, dan Peningkatan komitmen berbagai unsur pendidikan dalam peningkatan mutu pendidikan. Manfaat program SISTEMS dirasakann pula oleh para dosen pendamping yang ditindak lanjuti dengan pembaharuan pembelajaran di Universiatas sasaran. Para dosen lebih demokratis dan lebih sabar dalam melayani para mahasiswa serta menguatamakan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa serta menguatamakan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa. lesson study juga telah diperaktikan dalam perkuuliahan di Unoversitas sasaran untuk meningkatkan mutu perkuliahan. Selain itu, pola lesson study telah Sekolah. diadopsi dalam pembinaaan mahasiswa melakukan PPL/PLP (Program Pengalaman Lapangan/Program Latihan Profesi) di pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsif-prinsif kolegalitas dan mutual

Sekarang lesson study sudah menjadi

program nasional. DIKTI sedang

mendiseminasikan lesson study ke seluruh LPTK dan program disemibasi sedang dikembangkan oleh tim lesson study direktorat ketenagaan DIKTI. PMPTK juga akan mendiseminasi lesson study ke seluruh kabupaten/ kota seluruh Indonesia secara bertahap. Tentunya diharapkan implementasi lesson study di Indonesia tidak dipandang sebagai proyek yang berakhir manakala proyek berakhir, akan tetapi harus dipandang sebagai kebutuhan peningkatan mutu terus menerus agar berdampak terhadap peningkatan mutu SDM Indonesia untuk kemajuan bangsa. B. Penggertian Lesson Study lesson study dapat diartikan suatu model pembinaan profesi opendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjuatan berlandaskan prinsif-prinsif kolegalitas dan mutual learning untuk membangun learning comunity. lesson study berasal dari jepang (dari kata jugyokenkyu) yaitu suatu proses sistematik yang digunakan oleh guru-guru jepang untuk menguji keefektifan pengajarannya dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran (Garfield, 2006). Proses sistematik yang di maksud adalah kerja guru-guru secara kolaboratif untuk mengembangkan rencana dan perangkat pembelajaran, melakukan observasi, refleksi dan revisi rencana pembelajaran secara siklus dan terus menerus. Menurut Lewis (2002) ide yang terkandung adalam lesson study sebenarnya singkat dan sederhana, yakni jika seorang guru ingin meningkatkan pembelajaran, salah satu cara yang paling jelas adalah melakukan kolaborasi dengan guru lain untuk merancang, mengamati dan mealkukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan. Apabila kita cermati definisi lesson study maka kita menemukan 7 kata kunci yaitu pembinaan profesi, pengkajian pembelajaran, kolaboratiif, berkelanjutan, kolegalitas, mutual learning, dan komunitas belajar. lesson study bertujuan untuk melakukan pembinaan profesi pendidik secara berkelanjutan agar terjadi peningkatan profesionalitas pendidik terus-menerus. Kalau tidak dilkukan pembinaan terus menerus maka profesionalitas dapat menurun dengan bertambahnya waktu. Bagaimana membinannya ?, yaitu melakukan pengkajian pembelajaran terus menerus dan berkolaboratif. Pengkajian pembelajaran harus dilakukan secara berkala, misalnya seminggu sekali karena membangun kumunitas belajar adalah membangun budaya yang memfasilitasi anggotanya untuk saling belajar, saling koreksi, saling menghargai, saling bantu, saling menahan ego. Membangun budaya tidak sebentar,

memerlukan waktu lama. Berapa\ lama waktu diperlukan untuk membangun budaya komunitas brlajar tidak ada batasan, semakin lama semakin baik. Berkenaan dengan pembelajaran, tidak ada pembelajaran yang sempurna, selalu ada celah untuk memperbaikinya, karena itu pembelajarran harus dikaji secara terus menerus agar lebih baik. Pengkajian pembelajaran dimaksudkan untuk mencari solusi untuk permasalahn pembelajaran agar terjadi peningkatan mutu pembelajaran terus menerus. Objek kajian pembelajaran dapat meliputi : materi ajar, metoda/strategi/ pendekatan pembelajaran, LKM/S (lembar kerja mahasiswa / siswa), media pembelajaran, setting kelas, dan asesmen. Mengapa pengkajian pembelajaran dilakukan secara kolaboratif ?, karena lebih banyak masukan perbaikan akan meningkatkan mutu pembelajaran itu sendiri. Menurut diri sendiri rasanya persiapan pembelajaran sudah bagus tetapi ketika mendapat masukan dari orang lain ternyata masih ada hal-hal yang bisa meningkatkan mutu persiapan pembelajaran. Prinsif kolegalitas dan mutual learning (saling belajar) diterapkan dalam berkolaborasi ketika melaksanakan kegiatan lesson study. Dengan kaata lain, pesrta kegiatan lesson study tidak boleh merasa superior (merasa paling pintar) atau inferior (merasa rendah diri) tetapi semua pserta kegiatan lesson study harus diniatkann untuk saling belajar. Peserta yang sudah paham atau memilki ilmu lebih harus mau berbagi dengan peserta yang belum paham, sebaliknnya pesrta yang belum paham harus mau bertanya kepada peserta yang sudah paham. Nara sumber dalam forum lesson study harus bertindak sebagai fasilitator, bukan instruktur. Fasilitator harus dapat memotivasi peserta untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya agar para peserta untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya agar para peserta dapat maju bersama. Siklus pengkajian pembelajaran dilaksanakan dalam tiga tahapan, seperti diperlihatkan dalam gambar 1.

PLAN Secara kolaborat, merencanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa berbasis permasalahan di kelas

DO Seorang guru melaksanakan pemelajaran yang berpusat pada siswa sementara guru lain mengobbservasi aktivitas belajar siswa

SEE Dengan prinsif kolegalitas, secara kolaborasi merefleksikan efektivitas pembelajaran dan saling belajar

Gambar 1.1. siklus kajian pembelajaran dalam lesson study Kalau pelatihan konvensional bersifat top-down, artinya materi pelatihan sudah disiapkan dan diberikan oleh instruktur, sebaliknya pelatihan melalui lesson study bersifat bottom-up karena materi pelatihan berbasis permasalahan yang diihadapi para guru di sekolah, kemudian dikaji secara kolaboratif dan berkelanjutan. lesson study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu tahapan pertama adalah plan (merencanakan), tahapan kedua adalah do (melaksanakan) dan tahapan ketiga adalah see (merefleksi) yang berkelanjutan. Dengan kata lesson study merupakan suatu cara peningkatan mutu pendidikan yang tak pernah berakhir (continous improvement). Berikut paparan mengenai tahapan-tahapan pelaksanaan lesson study. Secara ringkas, gambaran umum dan tujuan utama lesson study serta hubungannya dengan dengan empat kompetensi guru yang diharapkan UU No 14 Tahun 2005 tentangg guru dan dosen, diperliihatkan dalam gambar 2.

Tujuan Utama Lesson Tujuan Utama Lesson Study Stuudy


Gambaran Umum Ganbaran Umum Lesson Study

Lesson Study Merencanakan pembelajaran berdasarkan tujuan dan perkembangan siswa Mengobservasi pembelajaran untuk mengumpulkan data tenttang aktivitas belajar siswa Menggunakan data hasil observasi untuk melakukan refleksi pembelajaran secara mendalam dan luas Jika perlu melakukan replanniing dengan topic sama untuk pembelajaran kelas lain

Meningkatkan pengetahuan tentang materi ajar Meningkatkan pengetahuan tentang pembelajaran Meningkatkan kemampuan mengobservasi aktivitas belajar Semakin kuatnya hubungan antara pelaksanaan pembelajaran sehari-hari dengan tujuan jangka panjang Meningkatkan kualitas rencana pembelajaran Semakin kuatnya hubungan kolegalitas Semakin meningkatnya motivasi untuk selalu berkembang

Kompetensi Profesional

Kompetensi Pedagogik

Perbaikan Mutu Pembelajaran terus menerus

Kompetensi Sosisl

Kompetensi Kepribadian

Gambar 1.2 : gambaran umum dan tujuan utama lesson study serta hubungannya dengan kompetensi guru C. Mengapa lesson study perlu dilakukan di LPTK ? Lembaga penyelenggaraan tenaga kependidikan mempunyai tanggung jawab dalam menyiapkan calon pendidik yang akan bertugas melaksanakan pendidikan tingkat dasar dan menengah, bahkan juga untuk perguruan tinggi. Ini artinya, selain ditentukan oleh sistemm pendidikan yang dikembangkan olehh pemerintah pusat maupun derah, kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kuaitas lulusan LPTK, yakni guru. Dengan memperhatikan filosopi dan konsep pelaksanaan lesson study di Jepang, serta berdasarkan pada hasil-hasil pengalaman implementasi dibeberapa

dareah

rintisan

diriktorat

ketenagaan

DIKTI

sedang

memperogramkan

pengembanagan Lesson study diseluruh LPTK di Indonesia. Mengapa lesson study menjadi salah satu program andalan dalam membangun pendidikan melalui LPTK ? berikut diuraikan beberapa alasan yang dikemukakan berdasrkan beberapa keunggulan lesson study. 1. lesson study merupakan cara efektif yang dapat meningkatkan kualitas pemebelajaran. Menurut Lewis (2002) dan Iverson (2002) lesson study memiliki peran yang cukup besar dalam melakukan perubahan secara sistematik. Di Jepang lesson study tidak hanya memberikan sumbangan terhadap pengetahuan keprofesionalan guru, tetapi juga terhadap peningkkatan sistem pendidikan yang lebih luas. Lewis mengguraikan bagaimana hal tersebut dapat terjadi dengan menguraikan bagaimana hal tersebut dapat terjadi dengan membahas lima jalur yang dapat ditempuh lesson study yaitu 1) membawa tujuan standar pendidikan kealam nyata didalam kelas, 2) menggalakkan perbaikan dengan dasar data, 3) mentargetkan pencapaian berbagai kualitas siswa yang mempengaruhi kegiatan belajar, 4) menciptakan tuntutan mendasar perlunya peningkatan pembelajaran dan 5) menjunjung tinggi nilai guru (Lewis, 2002). Melalui lesson study guru secara kolaboratif berupaya menerjemahkan tujuan dan standar pendidikan ke alam nyata di dalam kelas. Mereka berupaya merancang pembelajaran sedemikian sehingga siswa dapat dibantu menemukan tujuan pembelajaran yang dituliskan untuk suatu materi pokok (yang didalam kurikulum kita sekarang berarti siswa dibantu untuk menguasai kompetensi dasar yang diharapkan). Selain itu, guru di Jepang juga memperhatikan aspek lain standar pendidikan nasional mereka yaitu belajar memiliki kebiasaan berpiikir ilmiah, saya disebutkan disini sebagai memiliki kecakapan hidup. Mereka berupaya merancang suatu sekenario pembelajaran yang memperhatikan kompetensi dasar dan penegembangan kebiasaan berpkir ilmiah itu dengan membantu siswa agar mengalami sendiri, misalnya pentingnya pengendallian variabel dan juga memperoleh pengetahuan tertentu yang terkait meteri pokok yang dibelajarkan. Setelah itu rancanagn pembelajaran itu dilakasanan, diamati, didiskusikan, dan revisi serta kalau perlu dilaksanakan lagi. Lesson study menggalakkan perbaikan dengan dasar data, dan data ini tidak seperti yang selama ini terbatas pada hasil tes tulis (UAN) yang hanya mengukur

kinerja akademik yang sangat sempit. Sebaliknya dalam mengkaji pembelajaran dalam lesson study, guru-guru secara cermat mengamati siswa dan mengumpulkan data untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti berikut : a. Bagaimana pengetahuan dan pemahaman siswa mengenai topik tersebut dapat berubah sepanjang proses pembelajaran ? b. Apakah siswa benar-benar tertarik pada topik ini, apakah mereka belajar dengan terpaksa ? c. Apakah siswa memiliki kuallitas individu mendasar yang diperlukan untuk belajar ? misalnya apakah meraka tertib, bertanggung jawab dan mampu mendengarkan dan memberi jawaban atau komentar terhadap gagasan teman mereka satu sama lain ? Guru di Jepang mengumpullkan dan menganalisis data-data ini dan menggunakannya sebagai dasar untuk merancang perubahan dalam pembelajaran, merancang prosedur dalam kelas dan merancang iklim kelas. Jadi dalam lesson study tidak hanya diurus kegiatan belajar akdemis siswa saja, tetapi juga diperhatikan motivasi siswa dan iklim sosial, yaiut faktor-faktor yang mungkin turut berkontribusi terhadap kesuksesan akademis siswa dalam jangka waktu panjang. Jadi tidah hanya tes dan hasil karya siswa yang memberikan informasi mengenai apa yanng perlu ditingkatkan, lesson study juga menyarankan bagaimana meningkatkanya. Sebagai contohnya pengamat mungkin mencatat bahwa suatu cara mengajarkan konsep tertentu itu menyebabkan kesalahpahaman siswa karena itu ia menyarankan cara lain yang lebih baik. Kebalikan dari hasil tes terstandar, masukan yang diperoleh melalui lesson study itu langsung dapat diterima, sesuai dengan kondisi siswa saat itu, dan berdasrkan observasi terhadap kenyataan nyata pembelajaran. Masukan berasal dari mitra guru yang umumnya memiliki pengetahuan yang cukup mengenai siswa dan konteks pembelajaran mereka, yaitu orang-orang yang mempunyai posisi terbaik untuk memahami permasalahan yang dihadapi siswa dan menyarankan pemecahgan yang mungkin ditempuh. Lesson study mentargetkan berbagai kualitas siswa yang memppengaruhi kegiatan belajar yanng disebut kecerdasan berpikir dan bersikap (the habits of mind and heart that are fundamental to succes in scholl). Kecerdasan berpikir dan bersikap yang dikembangkan selam bertahun-tahun di Jepang itu berupa ketekunan (persistence), kerjasama (cooperation), tanggungjawab (responsibility), dan kemauan

untuk bekerja keras (willingnes to work hard). Agar dapat mengembangkan hal tersebut, guru perlu bekerja sama sebagai suatu tim untuk memberiikan lingkungan belajar (menurut istilah kita menumbuhkan budaya sekolah) yang koheren dan konsisten. Tidak mungkin siswa belajar berpikir seperti ilmuan hanya di salah satu kelas, lalu pada tahun berikutnya hal ini tidak dikembangkan lagi oleh gurunya. Lewis (2002) mencontohkan kecerdasan berpikir dan bersikap yang dapat diamati pada siswa Jepang antara lain mendengarkan dan merespon ide teman selama diskusi, dengan penuh tanggungjawab dan berhati-hati mengenai bahan berbahaya dan alat yang mudah pecah, mencatat dengan tertib, bekerjasama dengan mudah dalam kerja kelompok, dan membersihkan bahan dan air yang tumpah setelah praktikum. Lesson study juga mmenciptakan tuntutan mendassar perlunya peningkatan pemeblajaran. Seorang guru yang mengamati pelaksanaan pembelajaran yang diteliti (reseach lesson) akan mengadopsi pembelajaran sejenis setelah mengamati respon siswa yang tertarik dan termotivasi untuk belajar dengan cara seperti yang dilaksakan. Melalui pengamatan langsung terhadap pembelajaran yyang diteliti (reseach lesson) maupun laporan tertulis, video, ataupun bberbagai pengalaman dengan kolega, telah tersebar lluas berbagai rancangan pembelajaran yang telah dikembangkan melalui lesson study yang meliputi berrbagai topik. Semua itu dimulai ditingkat lokal, dikelola secara lokal, dan menyebar menjadi repormasi tingkat sistem pendidikan keseluruh negeri. Misalnya dalam bidang Matematika, berkat inspirasi dari sekelompook guruMatematika yang aktif menyelenggarakan lesson study pada tahun 1970-an, seluruh guru di Jepang dalam dalam 30 tahun terakhir ini mulai menekankan pemecahan masalah dalam matematika, dan perlahan-lahan beralih kemengajar untuk memahamkan (teaching for understanding) untuk tingkat matematika SD. Selanjutnya, lesson study juga menjunjung tinggi nilai guru karena lesson study mengenali pentingnya dan sulitnya mengajar, yaitu secara nyata menerjemahkan standar pendidikan, kerangka dasar pendidikan dan Praktik Pembelajaran terbaik ke kelas. Lesson study menggunakan waktu dan sumber daya guru untuk merancang, mengkaji dan memperbaiki apa yang secara nyata terjadi dikelas. Lesson study merupakan suatu sistem penelitian dan pengembangan dimana guru-guru mengembangkan teori dan praktik melalui kajian cermat terhadap praktik terbaik dalam kelas yang terus diuji dan dikembangkan.

2.

Lesson study akan menghasilkan dosen/guru yang profesional dan inovatif Dengan melakukan lesson study maka pendidik (dosen dan guru) akan : a. baiknya. b. c. Berpikir mengenai bagaimana melaksanakan pembelajaran dengan Lebih serius membuat Satuan Acara Perkuliahan (SAP) atau Rencana sebaik-baiknya. Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sehingga rencana pembelajaran juga akan lebih baik kerena hasil pemikiran salah seorang dosen akan diberi masukan oleh temanteman dosen lainnya untuk memperbaiki/ meningkatkan kualitas rencana pembelajaran. d. Secara bersama-sama memilih dan menerapkan berbagai strategi / metode pembelajaran atau materi pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi atau permasalahan pembelajaran yang dihadapi dosen. e. Membantu mahasiswa mencapai tujuan pembelajaran yang dituliskan untuk suatu materii pokok (yang didalam kurikulum kita sekarang berarti mahasiswa dibantu unntuk menguasai kompetensi dasar yang diharapkan. f. Membantu mahasiswa belajar mengembangkan kebiasaan berpikir illmiah atau belajar mengembangkan salah satu kecakapn hidup yaitu kecakapan hidup akademik. g. Melakukan perbaikan dengan dasar data yaitu dalam mengkaji pembelajaran dalam lesson study, dosen secara cermat mengamati mahasiswa dan mengumpulkan data untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti berikut : Bagaimana pengetahuan dan pemahaman mahasiswa Apkah mahasiswa benar-benar tertarik pada topik ini, apakah Apakah mahasiswa memiliki kualitas individu mendasar yang mengenai topik tersebut dapat berubah sepanjang proses pembelajaran ? meraka belajar dengan terpaksa ? diperlukan untuk belajar ?, misalnya, apakah mereka tertib, bertanggungg jawab dan mampu mendengarkan dan memveri jawaban atau komentar terhadap ide teman mereka satu sama lain ? Lebih peduli akan hak mahasiswa untuk belajar dengan sebaik-

h.

Memperhatikan motivasi dan iklim sosial yaitu faktor-faktor yang

mungkin turut berkontribusi terhadap kesuksesan akademis mahasiswa dalam jangka panjang. i. Memperoleh masukan yang langsung dapat diterima, sesuai dengan kondisi mahasiswa saat itu, dan berdasarkan observasi terhadap kenyataan nyata pembelajaran. Masukan yang berasal mitra dosen itu sangat berharga karena para dosen itu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai mahasiswa dan kontek pembelajaran mereka, dan ppunya posisi yang terbaik untuk memahami permasalahan yang dihadapi mahasiswa dan menyarankan pemecahan yang mungkin ditempuh. j. k. Memberikan lingkuungan belajar (menurut istilah kita menumbuhkan Mengadopsi pembelajaran sejenis dikelasnya sendiri setelah budaya sekolah) yang koheren dan konsisten. mengamati respons mahasiswa yang tertarikdan termotivasi untuk belajar dengan cara seperti yang dilaksnakan. l. Mengembangkan keprofesionalannya, karena lesson study memungkinkan dosen untuk 1) memmikirkan dengan cermat mengenai tujuan pembelajaran, materi pokok, dan pembelajaran bidang study, 2)mengkaji dan mengembangkan pembelajaran yang terabaik yang dapat dikembangkan, 3) memperdalam pengetahuan mengenai materi pokok yang diajarkan, 4) memikirkan secara mendalam tujuan jangka panjang yang akan dicapai yang berkaitan dengan siswa, 5) merancang pembelajaran secara kolaboratif, 6) mengkaji secara cermat cara dan proses belajar serta ringkah laku siswa, 7) mengembangkan pengetahuan pedagogis yang sesuai untuk membelajarkan siswa, dan 8) melihat hasil pembelajaran sendiri melalui mata siswa dan kolega. D. Apa dampak dan manfaat lesson study Melalui lesson study mahasiswa akan mencapai berbagai kulaitas individu yang mempengaruhi kegiatan belajar yang disebut kecerdasan berpikir dan bersikap. Kecerdasan berpikir dan bersikap yang dapat dikembangkan selama bertahun-tahun itu berupa ketekunan (persistence), kerjasama (cooperations), bertanggungjawab (responsibiity), dan kemauan untuk bekerja keras ( willingnes to work hard). Contoh kecerdasan berpkir dan bersikap yang dapat diamati pada mahasiswa itu antara lain mendengarkan dan merespon ide teman selama diskusi, dengan penuh bertanggung

jawab dan berhati-hati menangani bahan berbahaya dan mudah pecah, mencatat denga tertib, bekerja sama dengan teman dalam kerja kelompok danmemberrsihkan bahan dan air yang tumpah setelah praktikum. Melaui lesson study dosen dan mahasiswa memiliki semangt mengkritik diri sendiri yang merupakan salah satu nilai yang dikembangkan melalui lesson study (bahas jepangnya Hansei) yaitu melakukan refleksi secar jujur untuk mengembangkan kekurangan diri sendiri. Pada akhir setiap pembelajaran atau akhir sekolah, akhir minggu, akhir semester di Jepang dilakukan refleksi diri (hansei) ini. Dosen dan mahasiswa melakukan hansei dengan mengajukan pertanyaan seperti apakah saya sudah mencoba dengan sekuat tenaga ? apakah saya ingat materi apa yang harus saya bawa kekampus sepanjang minggu ini ? apaka saya sudah melakukan perbuatan cinta kasih keteaman-teman saya ? apakah yang masih perlu saya perbaiki ?. pelaksanaan refleksi oleh mahasiswa dan dosen (siswa dan guru) itu menular. Orang yang mendengarkan hasil refleksi orang lain akan mulai menanyai diri sendiri juga, apakh dia telah melakukan yang terbaik yang harus dilakukannya. Kebiasaan melakukan refleksi diri ini merupakan salah satu kunci yang mendukung pelaksanaan lesson study (dan pembaharuan pendidikan di Jepang). Secara lebih rinci penerapan lesson study mempunyai beberapa manfaat, antara lain : 1. 2. mengkritisi pembalajaran. 3. 4. 5. 6. 7. pembelajaran. 8. Meningkatkan mutu pendidik dan mutu pembelajaran yang pada gilirannya berakibat pada peningkatan mutu lulusan (mahasiswa). Memperdalam pemahaman pendidik tentang materi Membantu pendidik memfokuskan batuannya pada Meningkatkan akuntabilitas kinerja dosen. Menciptakan terjadinya pertukaran pemahaman tentang Meningkatkan kolaborasi pada sesama pendidik dalam pelajaran, cakupan dan urutan kurikulum. seluruh aktivitas belajar mahasiswa. Mengurangi keterasingan dosen dan komunitasnya Membantu pendidik unntuk mengobservasi dan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan perbaikannnya.

cara berpikir dan belajar mahasiswa.

9.

Pendidik meiliki banayak kesempatan untuk membuat

bermakna ide-ide pendidikan dalam praktik pembelajaran dan belajar praktik pembelajaran dari perspektif mahasiswa. 10. 11. atau buku ajar. E. Landasan yuridis pelaksanaan lesson study Landasan yuridis pelaksanaan lesson study ini adalah sebagai berikut. Undang-undang No. 14 tahun 2005tentang guru dan dosen (UUGD). Pasal 2 ayat 1 menyatakan bahwa Kedudukan guru adalah sebagai tenaga fungsional. Seorang yang menyebut dirinya profesional harus terus menerus meningkatkan layanan profesinya untuk meningkatkan kemaslahatan anak didiknya. Karena tugasnya yaitu membelajarkan siswa, seorang guru harus terus menerus belajar bagaimana caranya memebelajarkan siswanya lebih baik karena tuntutan zaman yang makin berubah. Kalau dulu dianggap sudahlah cukup apabila siswa hanya menguasai aspek-aspek kognitif saja dalam pembelajaran (yang selama berpuluh-puluh tahun dituntut meluli ebtanas, dilanjutkan dengan UAN dan semacamnya) sekarrang hal itu sangatlah tidak memadai. Siswa harus juga menguasai berbagai kecakapan hidup yang oleh UNESCO dirumuskan dalam bentuk empat pillar pendidikan yaitu learning to be, learning to know, learning to do, dan learning to live together. Seorang guru produk lama kalau tidak mau membaca lagi dan mengikuti kemajuan dan tunrutan zaman akan tidak tahu mengenai perlunya menegakkan keempat pilar pendidikan ini. Kalaupun dia tahu bahwa ada empat pilar pendidikan yang perlu ditegakkannya,, tidak juga secara otomatis dia tahu bagaimana cara menegakkannya. Oleh karenanya, guru harus terus menerus belajar sepanjang hayatnya kalau mau menjadi dan disebut sebagai guru yang profesional. Di dalam UUGD pasal 8 lebih lanjut dikatakan behwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Didalam pasal-pasal selanjutnya dijelaskan bahwa kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat sementara kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Bagi guru Perbaikan praktik pembelajaran di kelas. Peningkatan keterampilan menulis karya tulis ilmiah

yang sudah memiliki latar belakang pendidikan S1 secara teoritis sebenarnya sudah dipersiapkan untuk menguasai keempat profrsi tersebut, tetapi secara nyata sebenarnya belum dapat dikatakan sudah mumpuni untuk membelajarkan siswanya untuk memenuhi tuntutan zaman sekarng. Selain melalui pendidikan profesi sebenarnya guru dapat dan perlu juga menempuhnya melalui jalur-jalur lain terutama melalui lesson study. Selain beberapa pasal dan ayat dalam UUDG juga menyatakan hal-hal berikut. Pasal 60 : dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dosen berkewajiban : a. Merencannakan, melaksanakan proses pembelajaran serta menilai dan mengevaluasi hasil pembeljaran. b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akdemik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Pasal 69 : a. Pembinaan dan pengembangan dosen meliputi pembinaan dan pengembangan profesi dan karier. b. Pembinaan dan pengembangan profesi dosen sebagaimana dimaksud ayat 1) meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Pasal 71 : a. Pemerintah wajib membina dan mengembangkan kualifikasi akdemik dan kompetensi dosen pada satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh pemeriintah dan/atau masyarakat. b. Satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat wajib membina dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi dosen. Landasan yuridis yang lain untuk pelaksanaan lesson study adalah peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Sttandar Nasional Pendidikan. Beberapa pasal dan ayat yang sesuai antara lain pasal 19 : 1. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

2.

Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran,

pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

BAB II BAGAIMANA MENGEMBANGKAN DAN MELAKSANAKAN LESSON STUDY Ada banyak cara untuk memulai pengembangan lesson study di suatu lembaga pendidikan. Demikian juga langkah-langkah atau tahapan melaksanakan lesson study juga ada variasi menurut pendapat satu ahli dengan yang lainnya. Sebagai contoh Lewis (2002) menyarankan ada enam tahapan dalam awal mengimplementasikan lesson study. Tahap I : Membentuk kelompok lesson study, yang anatara lain berupa kegiatan merekrut anggota kelompok, menyusun komitmen waktu khusus, menyusun jadwal pertemuan dan menyetujui waktu kelompok. Tahap II : Memfokuskan lesson study, dengan tiga kegiatan antara lain a) menyepakati tema penelitian (research theme) tujuan jangka panjang bagi murid, b) memilih cakupan materi, c)vmemilih unit pembelajaran dan tujuan yang disepakati. Tahap III : Merencanakan rencana pembelajaran (reserch lesson), yang meliputi kegiatan melakukan pengkajian pembelajaran yang telah ada, mengembangkan petunjuk pembelajaran, meminta masukan dari ahli dalam bidang study dari luar (dosen atau guru lain yang berpengalaman). Tahap IV : Melaksanakan pembelajaran dikelas dan mengamatinya (observasi). Dalam hall ini pembelajaran dilakukan oleh salah seorang guru anggota kellompok dan anggota yang lain menjadi observer. Observer tidak diperkenenkan melakukan introduksi terhadap jalannya pembelajaran baik kepada guru maupun kepada siswa. Tahap V : Mendiskusikan dan menganalisis pembelajaran, yang telah dilaksanakan. Diskusi dan analisis sebaiknya mencakup butir-butir : refleksi oleh instruktur, informasi latar belakang anggota kelompok, presentasi dan

diskusi data-data dari observer pembelajaran, diskusi umum, komentar dari ahli luar, ucapan terima kasih. Tahap VI : Merefleksi pembelajarn dan merencanakan tahap-tahap selanjutnya. Pada tahap ini anggota kelompok diharapkan berpikir tentang apa yanhg harus dilakukan selanjutnya. Apakah berkeinginan untuk membuat peningkatan agar pembelajaran ini menjadi lebuh bauk ?, apakah akan mengujicobakan di kelas masing-masing ?, dan anggota kelompok sudah puas dengan tujuan-tujuan lesson study dan cara kerja kelompok ? Sementara itu, Richarson (2006) menuliskan ada 78 tahap atau langkah yang termasuk dalam lesson study, yakni : Tahap 1 : membentuk sebuah tim lesson study. Tahap 2 : memfokuskan lesson study. Tahap 3 : merencanakan rencana pemebellajaran (lesson study). Tahap 4 : persiapan untuk observasi. Tahap 5 : melaksanakan pengajaran dan observasi. Tahap 6 : melaksanakan Tanya jawab / diskusi pembelajaran. Tahap 7 : melakukan refleksi dan merencanakan tahap selanjutnya. Selain pendapat Lewis dan Rhicarson diatas sebenarnya masih ada beberapa pendapat dari ahli lainnya, yang juga menunjukkan adanya variiasi langkah tahapan. Dalam praktiknya di Indonesia melalui program IMSTEP dan SISTEMS JICA kegiatan inti dari lesson study hanya ada tiga tahap, yakni perencanaan (plan), pelaksanaan pembelajaran (do) dan refleksi (see), sebagaimana yang dikemukakan oleh Saito (2005). PERENCANAAN (PLAN) Penggalian akademik Perencanaan pembelajaran Penyiapan alatalat PELAKSANAAN (DO) Pelaksanaan pembelajaran Pengamatan oleh rekan sejawat REFLEKSI (SEE) Refleksi dengan teman sejawat

Gambar 2.1 : Daur lesson study yang terorientasi pada praktik (Saito, 2005).

Berikut akan diuraikan langkah-langkah pengembangan lesson study yang disarankan berdasarkan pengalaman tiga universitas perintis lesson study. A. Membentuk kelompok atau tim lesson study Kegiatan lesson study adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok dosen atau guru, dan bukan kegiatan individual. Ertinya dalam melaksanakan kegiatan lesson study melibatkan banyak orang di suatu lembaga pendidikan. Oleh karena itu perlu dilakukan koordinasi antara dosen atau guru dengan pimpinan lembaga / fakultas atau sekolah. Untuk mendaptkan dukungan dari pimpinan perlu ada kesepahaman antar tim dosen dengan pimpinan. Kooerdinasi ditingkat fakultas (untuk pelaksanaan dikampus) dimaksudkan untuk membentuk dan mengkoordinasikan adanya koordinator dan tim pelaksana. Berdasrkan pengalaman mengembangkan lesson study di tiga fakkultas (pendidikan) MIPAUPI, UNY, dan UM, untuk pelaksanaan yang lengkap lesson study diperlukan tiga tim atau satgas. 1. koordinator pelaksana lesson study di tingkat fakultas dan ketua tim lesson study di tingkat jurusan / prodi, yang bertgas antara lain : a. b. menyusun perencanaan pelaksanaan lesson study di tingkat fakultas Mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan lesson study, termasuk dan jurusan / prodi. sosialisasi kegiatan lesso study ke semua dosen fakultas serta pelaksanaan seminar hasil-hasil lesson study. c. d. 2. Membantu pelaksnaan kegiatan lesson study secara keseluruhan. Menyusun laporan akhir pelaksanaan lesson study secara keseluruhan.

tim monitoring dan evaluasi bertugas antara lain : a. menyusun perencanaan, jadwal, penyusunan instrumen monev. b. Melaksanakan monev. c. Menyusun laporan hasil monev. d. Mempresentasikan hasil monev.

3.

Tim dokumentasi bertugas antara lain : a. Menyusun perencanaan kegiatan dokumentasi yang disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan lesson study pada tiap kelompok dosen. b. Merekam kegiatan lesson study. c. Mempresentasikan hasil rekaman pada kegiatan refleksi

d. Menyusun hasil rekaman dalam CD sebagai bahan pembelajaran. e. Mengadministrasikan semua hasil kegiatan LS, seperti SAP, hasil observasi perkuliahan dan refleksi, handout, jadwal kegiatan LS semua kelompok LS, rencana pelaksanaan LS, dan sebagainya. Setelah koordinasi di tingkat fakultas dan pembentukan koordinator dan satgas dilaksanakan, maka tahap yang terpenting adalah pembentukan kelompok atau tim lesson study. Pembentukan kelompok lesson study dapat dilakukan oleh Ketua Jurusan / Prodi. Rambu-rambu dalam pembentukan kelompok lesson study yang dapat dipertimbangkan anatara lain sebagai berikut : a. Setiap jurusan/ program study membagi banyaknya mata kuliah pada semester genap dan gasal menurut rumpun mata kuliah (ilmu). Dibeberapa perguruan tinggi, seperti di FMIPA UM, rumpun tersebut dikenal dengan istilah Kelompok Bidang Keahlian (KBK). b. Setiap dosen sebaiknya hanya berada dalam satu rumpun matakuliah (ilmu) untuk melaksanakan lesson study pada suatu semester. Contoh : kelompok dosen rumpun Aljabar, kelompok dosen rumpun fisika dasar, kelompok dosen kimia organik, dan sebagainya. c. Setaiap dosen rumpun mata kuliah yang akan melakukan lesson study bisa terdiri dari 3-6 dosen, bisa saja lebih tergantung kondisi masing-masingg lembaga. d. Jika suatu kelompok dosen yang hanya terdiri atas dosen-dosen yunior yang belum banyak pengalaman dalam pembelajaran sebaiknya didampingi oleh dosen senior yang juga menguasai materi perkuliahan dalam rumpun dosen yunior. e. Setiap kelompok dosen memilih satu atau dua mata kuliah (tergantung pendanaan, jika diperlukan) dalam suatu rumpun, yang akan digunakan dalam lesson study. Alasan pemilihan mata kuliah diserahkan pada kelompok dosen rumpun tersebut. Kriteria pemilliihan mata kuliah, misalnya : mata kuliah yang dipandang sulit bagi kebanyakan mahasiswa, mata kuliah dasar yang harus dikuasai mahasiswa sebagai dasar untuk mempelajari mata kuliah lainnya, mata kuliah pengembangan yang belum banyak referensinya, dan sebagainya. f. Setiap kelompok lesson study memilih seorang ketua tim atau koordinator pelaksana lesson study dan bertanggungjawab kepada ketua jurusan / prodi dan koordinator lesson study tingkat fakultas. Penanggungjawab tersebut

mengadministrasi semua kegiatan lesson study sejak perencanaan sampaidengan pelaporannya. g. Setiap tahun, setiap dosen diusahakan berada sekurang-kurang dalam satu kelompok dosen yang melaksanakan lesson study, sehingga setiap dosen akan terus menerus dapat mengikuti kegiatan lesson study. Namun jika kegiatan lesson study di fakultas tertentu masih bersifat rintisan, pembentukan kkelomppok lesson study bisa dilakukan dalam satu atau dua kelompok saja. B. Penyusunan jadwal pelaksanaan lesson study pada prinsifnya pelaksanaan lesson study tidak boleh mengganggu jalannya perkuliahan yang rutin sesuai dengan jadwal yang disusun fakultas / jurusan. Oleh karena iitu penyususnan jadwal kegiatan lesson study dan penyususnan jadwal perkuliahan harus dilakukan secara bersamaan (integrated) melalui langkah-langkah berikut ini : a. Dalam melakukan jadwal perkuliahan, penyusun memberi kesempatan waktu luang kepada kelompok-kelompok dosen untuk melaksanakan tatap muka pembelajaran lesson study dan waktu untuk refleksi. b. Setiap minggu, suatu kelompok dosen memerlukan waktu untuk perencanaan, tatap muka perkuliahan dan observasi, dan kegiatan refleksi selama empat jam berturutan. Untuk tatap muka perkuliahaan mata kuliah yang ditentukan dan observasi selama dua jam dan selama dua jam berikutnya untuk kegiatan perencanaan atau refleksi. c. Mata kuliah yang digunakan untuk lesson study oleh suatu kelompok dosen dijadwalkan sedemikian hingga semua dosen anggota kelompok tersebut bebas mengajar kecuali seorang dosen pengampu mata kuliah yang dipilih tersebut, selanjutnya dua jam berikutnya semua dosen pada kelompok tersebut bebas mengajar pula. Namun demikian dalam pelaksanaan open klas dosen observer dapat berasal dari kelompok atau mata kuliah apapun, dan jumlahnya tidak terbatas. d. Untuk menyusun jadwal perkuliahan sekaligus jadwal lesson study setiap kelompok diperlukan informasi tambahan sebagai berikut : Daftar dosen setiap kelompok lesson study untuk setiap jurusan / prodi Daftar mata kuliah ya ng digunakan untuk lesson study dari setiap kelompok.

Setelah kedua langkah a dan b untuk mengawali pengembangan kegiatan lesson study seperti diatas maka langkah inti dalam kegitan lesson study adalah sebagai berikut :

C. Memfokuskan lesson study Tiap kelompok dosen menentukan fokus lesson study yang merupakan permasalahan dalam perkuliahan. Pemiliahan fokus lesson study didasrkan pada hasil identifikasi/ observasi awal pada kelas yang akan digunakan untuk lesson study, misalnya karakteristik mahasiswa, suasana kelas, media dan alat perkuliahan yang tersedia, dan materi perkuliahan. Akan sangat menguntungkan bagi para dosen, jika pelaksaan lesson study ini diangkat sebagai penelitian tindakan kelas (classroom sction research). Berikut ini contoh tema permasalah/fokus yag kini actual perlu memperoleh perhatian. 1. 2. 3. 4. based learning. 5. 6. 7. 8. realitas kehidupan. 9. 10. afektif. D. Merencanakan perkuliahan/pembelajaran (plan) Penerapan hasil-hasil ppenelitian yang berkaitan dengan Pengembangan konpetensi mahasiswa pada aspek pengembangan pembelajaran atau materi ajar. Melibatkan ddalam menjawab tantangan global denagn ICT based learning. Pengembngan proses pembelajaran yang inovatif. Pengembangan materi ajar yang kontektual dengan mengembangkan potensi local. Kemandirian belajar mahasiswa. Pencapaian aspek kognitif pada level tinggi, yaitu Tumbuh kembangnya keberanian mengemukakan

analisis, evaluasi dan kreativitas. pendapat yang bertaggung jawab dan rasa percaya diri. Problem solving, problem based learning, atau reality

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan pembelajaran antara seperti diuraikan dibawah ini : 1. Tiap kelompok lesson stuudy menyusun tabel rencana kegiatan lesson study selama satu semester. Tabel rencana tersebut memuat sekuranng-kurangnya : siklus ke, hari dan tanggal (sesuai jadwal), materi perkuliahan, kegiatan (perencanaan, tatap muka perkuliahan dan observasi, refleksi), petugas (penyusun perangkat perkuliahan, seperti : SAP/ rencana perkuliahhan (RP), media, hand out, dosen yang melakukan perkuliahan, pimpinan diskusi dan keterangan. Satu siklus terdiri dari kegiatan-kegiatan perencanaan, tatap muka perkuliahan dan konservasi, refleksi. 2. Rencana lesson study yang telah disusun lengkap ini digandakan untuk peserta dan diserahkan pada koordinator lesson study fakultas/jurusan untuk keprluan monitoring dan evaluasi (monev). 3. Dari tabel rencana kegiatan lesson study tersebut tampak adanya pembagian tugas dari setiap anggota kelompok, selanjutnya berdasrkan fokus lesson study yang dipilih, disusun prangkat perkuliahan untuk siklus pertama. 4. Satuan acara perkuliahan (SAP) disusun secara lengkap yang merupakan suatu model perkuliahan sesuai dengan fokus lesson study yang telah ditetapkan. Dengan demikian, seorang pembaca SAP akan memahami dan dapat melaksanakan perkuliahan dikelasnya seperti yang dilakukan oleh penyusun SAP, baik dari segi materi ajarnya dan urutan penyajiannya. 5. Lembar observasi perkuliahan diguanakan oleh dosen pengamat untuk melakukan observasi. Pengamat ditekankan pada kegiatan belajar mahasiswa sebagai akibat dari fokus lesson study yang diberikan. Dengan demikian, lembar observasi berisi hal-hal penting dari fokus lesson study yang harus diamati. Salah satu kegagalan lesson study adalah kurang cermatnya dalam observasi kegiatan belajar mahasiswa. 6. seorang/beberapa 7. dosen Perangkat perkuliahan bersama yang telah disusun oleh untuk didiskusikan dalam kelompok

memperoleh kesepakatan dan kelayakan penerapan pada prakteh perkuliahan. Jika diperlukan skenario pembelajaran / perkuliahan yyang akan ditampilkan dipresentasikan disepanjang kelompok. Ada juga perguruan tinggi tertentu yang malakukan peer teaching.

E. Melaksanakan perkuliahan atau observasi (do). Tahap do merupakan tahap yang sangat pentinng, karena pada tahap inilah rancangan pembelajran dipraktikkan dan diobservasi untuk dilihat efektivitasnya. Berikut diuraikan beberapa kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini. 1. Dosen yang ditunjuk (sesuai rencana yang telah disusun) melaksanakan perkuliahan dalam kelas sesuai dengan rencana perkuliahan yang telah disepakati bersama, sedangkan dosesn lainnya dalam kelompok mengamati jalannya perkuliahan. Jika ada penagamat ttambahan dapat berasal dari kelompok mata kuliah lain, atau bahkan dari pimpinan atau masyarakat yang berminat. 2. Pengamat denagn membawa lembar observasi dan SAP mengambil tempat disis bagian sisi kiri, kanan, depan atau belakang tempat duduk mahasiswa, yang penting dapa mlihat wajah dan gerak-gerik tubuh mahasiswa. Sekali lagi bahwa pengamatan ditekankan pada kegiatan belajar mahasiswa, apakah denagn penerapan SAP yang telah disusun bersama tersebut, mahasiswa tampak belajar dengan motivasi dan semangat tinggi, kelas menjadi hidup, atau ada mahasiswa yang memerllukan perhatian khusus, atau hal-hal lainnya yang penting terkait dengan proses pembelajaran. 3. Pada dasrnya pengamat tidak boleh melakukan intervensi selama melakukan pengamatan, baik terhadap dosen maupun mahasiswa. Secara lebih detil rambu-rambu yang harus diperhatikan oleh pengamat akan diuraikan sebagai berikut : a. Pengamat dan pengamat tambahan lainnya hendaknya datang paling lambat 5 menit sebelum pembelajaran dimulai, dan menyiapkan lembar observasi atau buku catatan dan pena. Jika memungkinkan setiap peserta memperoleh SAP dan LKM/ atau perangkat pembelajaran lainnyayang telah diperbanyak untuk para pengamat. b. Semua peserta segera memasuki kelas dengan tertib pada waktu yang ditentukan. Begitu memasuki ruangan semua peserta dan undangan hendaknya tidak lagi berkeinginan keluar masuk kelas, tetaplah berada didalam kelas dan bersiap mengamati proses pembelajaran. c. Pengamat segera menempati posisi sedemikian hingga dapat memperhatikan perubahan wajah dan gerak-gerik siswa ketika belajar. Posisi

yang ideal adalah dihadapan siswa. Namun jika siswa berdiskusi berhadapan, posisi yang ideal adalah disamping kelompok. d. Pada awalnya, setiap pengamat berlatih mengamati satu kelompok. Kelak jika lebih dari 5 kali pengamatan, pengamat dapat menagamati beberapa kelompok lain sehingga dapat mengetahui atmoosfer kelas secara keseluruhan. e. Tidak membantu dosen dalam proses pembelajaran dalam bentuk apapun. Misalnya ikut dalam pembagian LKS, menenangkan mahasiswa, dll. Biarlah guru melakukan tugasnya secara mandiri dan terbebas dari intervensi siapapun. f. Tidak membantu mahasiswa dalam proses pembelajaaran, misalnya mengarahkan pekerjaan mahasiswa. Jika mahasiswa bertanya kepada anda (sebagai penagamat), katakan agar mahasiswa bertanya langsung kepada dosen. g. Tidak mengganggu pandangan dosen / mahsiswa selama pembelajaran. Jika anda sedang mendekati kelompok atau berada ditengah-tengah kelas, kemudian tiba-tiba dosen ingin memberikan arahan secara klasikal maka segeralah menepi agar tidak mengganggu pandangan mahasiswa. h. i. Tidak mengganggu konsentaris mahasiswa dalam belajar, misalnya Jika mengguanakan kamera untuk mengambil gambar kegiatan belajar berbicara dengan pengamat lain, keluar masuk ruangan. (dosen/mahasiswa) lampu kilat hendaknya dimatikan. Kilatan lampu kamera dapat mengganggu atau menghentikan konsentrasi belajar mahasiswa. j. k. Tidak makan, minum atau merokok didalam ruangan pembelajaran. Ingat. Fokuskan pada pengamatan pada siswa belajar, bukan hanya

pada dosen mmenagajar. Gunakan lembar pengamatan yang tersedia. Jika fenomena yang diamati tidak tercantum didalam lembar observasi, pengamat ddapat menambahkannya. l. m. Pengamat melakukan pengamatan secara penuh sejak awal sampai Selain mengamati mahasiswa belajar, pengamat juga perlu akhir pembelajaran. memperhatikan : Teknik pengelolaan kelas yang dibuat oleh dosen.

Bagaimmana Bagaimana

dosen dosen

mengefektifkan memanfaatkan

pencapaian media

tujuan

pembelajaran ? pembelajaran sederhana dari linggkungan ? Bagaimana upaya dosen membuat mahasiswa kreatif ?

F. Refleksi (Menganalisis Hasil Observasi dan Mendiskusikan) Setelah selesai melaksanakan implementasi rencana perkuliahan dan observasi langsung dilakukan kegiatan refleksi, dengan cara sebagai berikut : 1. kalau perlu ada notulis. 2. menyampaikan 3. kesan Lebih dulu dosen yang mengimplementasikan rencana moderator diberikan kesempatan untuk lain yang dipandang penting dalam dan hal perkuliahan (dosen Model) oleh Diskusi refleksi dipimpin olleh seorang moderator dan

mengimplementasikan dalam perkuliahan. Para pengamat menyampaikan tanggapan atau hal-hal penting dalam pelaksanaan perkuliahan yang perlu perbaikan atau perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Hal yang disampaikan oleh pengamat harus didasrkan pada hasil analisi dari pengamatannya, bukan hanya berdasarkan pada teori atau opini. 4. refleksi berikut ini : a. b. c. Komentar yang disampaikan sebaiknya terfokus pada masalah proses Apabila terkait dengan kinerja dosen saran disampaikan sebaiknya Komentar yang disampaikan harus berdasar data pengamatan saat belajar mahasiswa, bukan pada aktivitas dosen yang mengajar. dengan memperbanyak pujian positif dan sedikit mungkin kritik negatif. observasi, bukan bagaimana seharusnya berdasr keinginan pengamat. Artinya jauhkan dari komentar yang menggurui dosen model. d. e. Gunakan nada yang lembut dan pilihan kata yang halus. Komentar yang disampaikan sebaiknya jauh dari sifat menggurui atau Agar pelaksanaan refleksi berjalan dengan baik, maka perlu diperhatikan rambu-rambu dalam menyampaikan komentar dalam diskusi

menurut pandangannya sendiri.

f.

Jika menyampaikan data tentang siswa belajar, kemukakan mengapa

hal itu terjadi (ini merupakan interpretasi) dan bagiamana jalan keluarnya (ini merupakan saran untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya). g. 5. Kemukakan juga pelajaran apa yang dapat dipetik dari permasalahan Jika ada pakar atau nara sumber yang hadir maka diberi tersebut. kesempatan untuk menyampaikan komentar akhir, untuk memberi masukan tentang pembelajaran atau proses lesson study. 6. Pada akhir kegiatan diskusi refleksi moderator menyampaikan ringkasan hasil diskusi atau kesimpulan yang dianggap penting. Hasil tersebut berupa hal-hal yang baik untuk dilanjutkan dan saran-saran perbaikan sebagai pertimbangan dalam menyusun perencanaan perkuliahan berikutnya. G. Merencanakan perkuliahan tahap berikutnya Penyususunan rencana perkuliahan (plan) tahap berikutnya tetap menekankan pada fokus lesson study yang telah ditetapkan dan dipertimbangkan hasil refleksi pada siklus sebelumnya. Selanjutnya melakukann llangkah do and see begitu seterusnya sampai siklus terakhir yang direncanakan. H. Menyusun laporan pelaksanaan lessos study Sebenarnya tidak ada keharusan untuk menyususn laporan kegiatan lesson study seperti halnya pada PTK, namun jika lesson study dilaksanakan pada konteks sebuah progran yang dilaksankan oleh lembaga atau program yang mendapatkan sponsor pendanaan maka akhir suatu kegiatan lesson study harus disusun sebuah laporan. Tiap kelompok lesson study diharapkan menyusun laporan pelaksanaan lesson study. Format laporan seperti format laporan penelitian pada umumnya. Akan sangat menguntungkan bagi dosen, apabila hasil pelaksanaan lesson study ini dituliskan pula artikelnya untuk dimasukkan kejurnal. Selain itu, setiap kelompok dosen membuat ringkasan laporan untuk didiseminasikan dalam forum seminar yang diselenggrakan fakultas. I. Seminar hasil lesson study (Exchange of Experience) antar kelompok

Untuk menyebarluaskan dan meningkatkan kualitas lesson study dan kulaitas pembelajaran maka sebaiknya ada kegiatan pertukaran pengalaman dalam bentuk seminar. Coordinator lesson study tingkat fakultas merencanakan seminar hasil lesson study yang perwakilan dosen dari fakultas lain, perwakilan lagi lembaga pengembangan pendidikan dan aktivitas instruksional (LP2AI) atau lembaga pengembangan pendidikan dan pembelajaran (IP3). Dalam acara seminar ini, selain penyampaian hasil pelaksanaan lesson study dari masing-masing kelompok lesson study dan sanggahannya, penting untuk memberi kesempatan kepada tim monitoring dan evaluasi tingkat fakultas untuk menyampaikan hasil monev yang telah dilakukan.

You might also like