You are on page 1of 9

2.

5 Pengambilan Darah Vena Dengan Syringe Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syringe) merupakan cara yang masih lazim dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan tempat-tempat pelayanan kesehatan. Alat suntik ini adalah sebuah pompa piston sederhana yang terdiri dari sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarung. Berbagai ukuran jarum yang sering dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai dengan terkecil adalah : 21G, 22G, 23G, 24G dan 25G. pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan pasien dengan vena yang tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil). Prosedur : No 1 Prosedur Lakukan penjelasan kepada penderita (tentang Mengurangi apa yang dilakukan Rasional rasa cemas dan

terhadap penderita, meningkatkan kerjasama. menimbulkan perubahan sementara pada gas darah.

kerjasama penderita,sensasi yang dirasakan Mencegah hiperventilasi akibatansietas, yang penderita, dsb).

Cari vena yang akan ditusuk (superfisisal, cukup Meningkatkan kemudahan insersi jarum. besar, lurus, tidak ada peradangan, tidak Memungkinkan perawat menempatkan jarum diiinfus). menjadi paralel dengan vena sehingga saat vena dipungsi, risiko menusuk vena sampai tembus keluar berkurang. Vena yang diinfus harus dihindari, karena meningkatkan risiko bercampurnya cairan infuse dengan sampel darah yang akan diambil yang dapat mengakibatkan hasil test tidak valid. Letakkan tangan lurus serta ekstensikan dengan Memungkinkan dilatasi vena sehingga bantuan tangan kiri operator atau diganjal vena dapat dilihat. dengan telapak menghadap ke atas sambil mengepal. Lakukan desinfeksi daerah yang akan ditusuk Mengurangi risiko bakteri yang berada di dengan kapas steril yang telah dibasahi alkohol kulit memasuki tempat pungsi. 70% dan biarkan sampai kering. a. Lakukan pembendungan pada

daerah
1

a. Meningkatkan dilatasi vena.

proximal kira-kira 4-5 jari dari tempat penusukan agar vena tampak lebih jelas (bila tourniquet berupa ikatan simpul terbuka dan arahnya ke atas). b. Pembendungan tidak boleh terlalu lama (maksimal 2 menit, terbaik 1 6

Tourniquet harus menghambat aliran vena, bukan aliran arteri. Aliran arteri yang terhenti mencegah pengisian vena. b. Mencegah hematoma. hemokonsentrasi dan

menit). Ambil spuit dengan ukuran sesuai jumlah Memastikan spuit cukup untuk jumlah darah yang akan diambil, cek jarum dan darah yang diambil. karetnya. Memastikan spuit tidak rusak dan dalam keadaan baik.

Pegang spuit dengan tangan kanan, kencangkan Mencegah terlepasnya jarum dari spuit. jarumnya dan dorong penghisap sampai ke Mengeluarkan udara dalam spuit. ujung depan. Fiksasi pembuluh darah yang akan ditusuk Meningkatkan dilatasi vena. dengan ibu jari tangan kiri. Mencegah bergesernya vena.

Tusukkan jarum dengan sisi menghadap ke atas Memungkinkan perawat menempatkan membentuk sudut 15-30 sampai ujung jarum jarum menjadi paralel dengan vena masuk kedalam vena dan terlihat darah sehingga dari pangkal jarum. saatvena dipungsi, risiko ke menusuk vena sampai tembus

10 11

luar berkurang. Fiksasi spuit dengan tangan kiri dengan Menghindari pergeseran jarum. membentuk sudut. Penghisap spuit ditarik pelan-pelan sampai Memastikan jumlah darah yang diambil didapatkan volume darah yang didinginkan. sesuai dengan yangdiinginkan. a. Mengurangi aliran balik darah. Mencegah hematoma. Memperlancar aliran darah kembali. b. Mencegah perdarahan. hemokonsentrasi dan

12

a. Kepalan

tangan

dibuka,

lepaskan bendungan.
b. Letakkan kapas alkohol 70% diatas

jarum, cabut jarum dengan menekan kapas menggunakan tangan kanan pada bekas tusukan selama beberapa menit untuk mencegah perdarahan, plester, tekan dengan telunjuk dan ibu jari penderita
2

selama 5 menit. 13 Lepaskan jarum, alirkan darah dalam wadah Mencegah terjadinya hemolisa. melalui dindingnya supaya hemolisa. 14 Tuangkan darah kedalam botol Mengamankan specimen untuk diantar tidak terjadi

penampungan yang volumenya sesuai ke laboratorium terkait. 15 (sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta). Jika menggunakan antikoagulan, kocok botol Mencegah terjadinya pembekuan darah. beberapa menit agar antikoagulan tercampur dengan darah dan tidak terjadi pembekuan. 2.6 Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vakum Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan AS BD (BectonDickinson) di bawah nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai.Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum yang dihubungkan oleh sambungan berulir. Jarum pada sisi anterior digunakan untuk menusuk vena dan jarum pada sisi posterior ditancapkan pada tabung. Jarum posterior diselubungi oleh bahan dari karet sehingga dapat mencegah darah dari pasien mengalir keluar. Sambungan berulir berfungsi untuk melekatkan jarum pada sebuah holder dan memudahkan pada saat mendorong tabung menancap pada jarum posterior. K e u n t u n g a n m e n g g u n a k a n m e t o d e p e n g a m b i l a n i n i a d a l a h t i d a k p e r l u membagi-bagi sampel darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan, dapat digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes yang diperlukan. Untuk keperluan tes biakan kuman, cara ini juga lebih bagus, karena darah pasien langsung dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi media biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama pemindahan sampel pada pengambilan dengan cara manual dapat dihindari. Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika vena tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk m e n g a t a s i h a l i n i m u n g k i n b i s a d i g u n a k a n j a r u m b e r s a y a p ( winged needle). Jarum bersayap atau sering juga dinamakan jarum kupukupu hampir sama dengan jarum vakutainer seperti yang disebutkan di atas.
3

Perbedaannya adalah antara jarum anterior dan posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang yang menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika penusukan tepat mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang (flash). Prosedur : 1. Persiapkan alat-alat yang diperlukan : jarum, kapas alcohol 70%, tali pembendung (tourniquet), plester, tabung vakum. 2. Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat. 3. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman mungkin. 4. Identifikasi pasien dengan benar, sesuai dengan data di lembar permintaan. 5. Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
6. Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.

7. Minta pasien mengepalkan tangan. 8. Pasang tali pembendung (tourniquet) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
9. Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaab (palpasi) untuk

memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan. 10. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi. 11. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Masukkan tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke dalalm tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dang anti dengan tabung kedua, begitu seterusnya. 12. Lepas tourniquet dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
13. Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas

beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum tourniquet dibuka.
4

2.7 Menampung Darah Dalam Tabung Beberapa jenis tabung sampel darah yang digunakan dalam praktek laboratorium klinik adalah sebagai berikut : 1. Tabung tutup merah Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah akan menjadi beku dan serum dipisahkan dengan pemusingan. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, immunologi, serologi dan bank darah (crossmatching test). 2. Tabung tutup kuning Tabung ini berisi gel separator (serum separator tube/SST) yang fungsinya memisahkan serum dan sel darah. Setelah pemusingan, serum akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, immunologi dan serologi. 3. Tabung tutup hijau terang Tabung ini berisi gel separator (plasma separator tube/PST) dengan antikoagulan lithium heparin. Setelah pemusingan, plasma akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah. 4. Tabung tutup ungu atau lavender Tabung ini berisi EDTA. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan darah lengkap dan bank darah (crossmatch). 5. Tabung tutup biru Tabung ini berisi natrium sitrat. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan koagulasi (misalnya PPT, APTT). 6. Tabung tutup hijau Tabung ini berisi natrium atau lithium heparin, umumnya digunakan untuk pemeriksaan fragilitas osmotic eritrosit, kimia darah. 7. Tabung tutup biru gelap Tabung ini berisi EDTA yang bebas logam, umumnya digunakan untuk pemeriksaan trace element (zink, copper, mercury) dan toksikologi. 8. Tabung tutup abu-abu terang Tabung ini berisi natrium fluoride dan kalium oksalat, digunakan untuk pemeriksaan glukosa.
5

9. Tabung tutup hitam Tabung ini berisi buffer sodium sitrat, digunakan untuk pemeriksaan LED(ESR). 10. Tabung tutup pink Tabung ini berisi potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan immunohematologi. 11. Tabung tutup putih Tabung ini berisi potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan molekuler/PCR dan bDNA. 12. Tabung tutup kuning dengan warna hitam dibagian atas Tabung ini berisi media biakan, digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologiaerob, anaerob dan jamur. Beberapa hal penting dalam menampung sampel darah adalah :
1. Darah dari syring atau suntikan harus dimasukkan ke dalam tabung dengan cara

melepas jarum lalu mengalirkan darah perlahan-lahan melalui dinding tabung. Memasukkan darah dengan cara disemprotkan, apalagi tanpa melepas jarum, berpotensi menyebabkan hemolisis. Memasukkan darah kedalam tabung vakum dengan cara menusukkan jarum pada tutup tabung, biarkan darah mengalir sampai berhenti sendiri ketika volume telah terpenuhi.
2. Homogenisasi sampel jika menggunakan antikoagulan dengan cara memutar-mutar

tabung 4-5 kali atau membolak-balik tabung 5-10 kali dengan lembut. Mengocok sampel berpotensi menyebabkan hemolisis. 3. Urutan memasukkan sampel darah ke dalam tabung vakum adalah :
1) Botol biakan (culture) darah atau tabung tutup kuning-hitam 2) Tes koagulasi (tabung tutup biru), 3) Tabung non additive (tutup merah), 4) Tabung tutup merah atau kuning dengan gel separator atau clotactivator, tabung

tutup ungu/lavendet (EDTA), tabung tutup hijau (heparin), tabung tutup abu-abu (NaF dan Na oksalat). 2.8 Pengambilan Darah Kapiler

Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang berarti proses pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Tempat yang digunakan untuk pengambilan darah kapiler adalah : 1. Ujung jari tangan (fingerstick) atau anak daun telinga. 2. Untuk anak kecil dan bayi diambil ditumit (heelstick) pada 1/3 bagian telapak kaki atau ibu jari kaki. 3. Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan peredaran, seperti vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dsb), kongesti atau sianosis setempat. Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang memerlukan sampel dengan volume kecil, misalnya untuk pemeriksaan kadar glukosa, kadar Hb, hematocrit (mikrohematokrit) atau analisa gas darah (capillary method). Prosedur : 1. Siapkan peralatan sampling : lancet steril, kapas alkohol 70%. 2. Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70% biarkan kering. 3. Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang. 4. Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah tidak harus diperasperas keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih basah oleh alkohol. Hal ini bukan saja karena darah akan diencerkan oleh alkohol, tetapidarah juga melebar di atas kulit sehingga susah ditampung dalam wadah. 5. Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai kapas kering, tetes berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan. 6. Pengambilan darah diusahakan tidak terlalu lama dan jangan diperas-peras untuk mencegah terbentuknya jendalan.

2.9 Pengambilan Darah Arteri Pengambilan darah arteri umumnya menggunakan arteri radialis di daerah pergelangan tangan. Jika tidak memungkinkan dapat dipilih arteri brachialis di daerah lengan atau arteri femoralis di lipat paha. Pengambilan darah harus dilakukan dengan

hati-hati dan oleh tenaga terlatih. Sampel darah arteri umumnya digunakan untuk pemeriksaan analisa gas darah. Prosedur : 1. Siapkan peralatan sampling di tempat/ruangan dimana akan dilakukan sampling. 2. Pilih bagian arteri radialis. 3. Pasang tali pembendung (tourniquet) jika diperlukan. 4. Lakukan palpasi (perabaan) dengan jari tangan untuk memastikan letak arteri. 5. Desinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering. Kulit yang telah dibersihkan jangan dipegang lagi.
6. Tekan bagian arteri yang akan ditusuk dengan dua jari tangan lalu tusukkan jarum di

samping bawah jari telunjuk dengan posisi jarum tegak atau agak miring. Jika tusukan berhasil darah terlihat memasuki spuit dan mendorong thorak ke atas.
7. Setelah tercapai volume darah yang dikehendaki, lepaskan/tarik jarum dan segera

letakkan kapas pada tempat tusukan lalu tekan kapas kuat-kuat selama 2 menit. Pasang plester pada bagian ini selama 15 menit.

BAB 3 PENUTUP
8

3.1 Kesimpulan Flebotomi adalah inisiasi atau membuat sayatan pada pembuluh darah agar darah dapat mengalir dan dikumpulkan. Flebotomis adalah seorang tenaga medis yang telah mendapatkan latihan untuk mengeluarkan dan menampung specimen darah dari pembuluh darah vena, arteri atau kapiler. Dalam praktek laboraturium klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah, yaitu :
1) Melalui tusukan vena (venipuncture), 2) Tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi.

3) Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture. Alat-alat yang dipergunakan untuk pengambilan darah vena : 1) Spuit 2) Tourniquet 3) Kapas alcohol 4) Needle, Wing Needle 5) Vacuum Tube 6) Blood container 7) Plester Alat-alat yang dipergunakan untuk pengambilan darah kapiler : 1) Lancet 2) Kapas alcohol 3) Obyek gelas 4) Deck glass 5) Tensimeter 6) Kertas saring 7) Tabung kapiler 3.2 Saran Seorang mahasiswa dan mahasiswi keperawatan hendaknya dapat mengerti dan menguasai tentang flebotomi dari banyak referensi untuk memperluas wawasan dan ilmu pengetahuannya terutama dalam bidang keperawatan.
9

You might also like