You are on page 1of 3

Pemeriksaan Diagnostik 1.

Mammografi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara, hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker. 2. Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista. 3. CT-Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain. Teknik scan yang dapat mendeteksi penyakit payudara, khususnya massa yang lebih besar, atau tumor kecil, payudara mengeras yang sulit diperiksa dengan mamografi. Teknik ini tidak bisa untuk pemeriksaan rutin dan tidak untuk mamografi. 4. Sistologi biopsi aspirasi jarum halus. 5. Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah. (Dixon, 2005)

1. Aspirasi jarum halus untuk sitologi dilakukan dengan mudah jika masa dapat di palpasi 2. Biopsi jarum inti (core needle biopsy) menentukan inti jaringan dari massa yang utama 3. Biopsi insisional dilakukan jika massa berukuran besar, dan hanya melibatkan pengangkatan sebagian massa 4. Biopsi eksisional meliputi pengangkatan seluruh massa dan batas jaringan yang normal disekitarnya. Massa yang tidak dapat di palpasi yang dideteksi dengan mamografi juga dapat diangkat dengan biopsi eksisional (Otto, 2003)

1. Diafanografi (transimulasi): mengidentifikasi tumor atau massa dengan membedakan bahwa jaringan mentransmisikan dan menyebarkan sinar. Prosedur masih diteliti dan dipertimbangkan kurang akurat daripada mamografi. 2. Galaktografi: mamogram dengan kontras dilakukan dengan menginjeksikan zat kontras kedalam aliran duktus. 3. Ultrasound: dapat membantu dalam membedakan antara massa padat dan kista dan pada wanita yang jaringan payudaranya keras;hasil komplement dari mamografi. 4. Xeroradiografi: menyatakan peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor.

5. Termografi: mengidentifikasikan pertubuhan cepat tumor sebagai titik panas karena peningkatan suplai darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi. 6. Asai hormon reseptor: menyatakan apakah sel tumor atau spesimen biopsi mengandung reseptor hormon (estrogen dan progesteron). Pada sel malignan, reseptor kompleks estrogen-plus merangsang pertumbuhan dan pembagian sel. Kurang lebih dua pertiga semua wanita dengan kanker payudara reseptor estrogennya positif dan cenderung berespon baik terhadap terapi hormon menyertai terapi primer untuk memperluas periode bebas penyakit dan kehidupan. 7. Foto dada, pemeriksaan fungsi hati, hitung sel darah, dan scan tulang: dilakukan untuk mengkaji adanya metastase.

Deteksi Dini Deteksi dini merupakan hal yang terpenting untuk mengontrol kanker payudara. ACS telah menetapkan petunjuk penapisan untuk wanita tanpa gejala yang meliputi tiga metode deteksi dini: 1. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) harus dilakukan setiap bulan oleh semua wanita berusia mulai dari 20 tahun. 2. Pemeriksaan payudara klinis oleh professional kesehatan harus dilakukan setiap 3 tahun untuk wanita usia 20-40 tahun, dan setiap tahun untuk wanita diatas 40 tahun. 3. Mamografi harus dimulai pada usia 40 tahun. Penapisan mamografi rutin haruss dilakukan setiap 1-2 tahun sekali untuk wanita usia 40-49 tahun, dan setiiap tahun untuk wanita usia 50 tahun ke atas. (Otto, 2003)

SADARI Pemeriksaan ini meliputi inspeksi dan palpasi payudara pada posisi berdiri dan berbaring. Perhatian ditujukan pada adanya perubahan. Pemeriksaan yang cermat akan memakan waktu 20-30 menit. Komponen pemeriksaan ini meliputi: inspeksi payudara di depan cermin, palpasi seluruh area payudara menggunakan bantalan jari dengan tekanan yang berbeda-beda dalam pola yang spesifik dan gerakann yang sesuai dengan pola tersebut. (Otto, 2003) Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :

1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter. 2. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara. 3. Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi. 4. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri. 5. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara sempurna. 6. Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan (www.google.co.id)

Mamografi Merupakan satu-satunya cara untuk mendeteksi kanker payudara sebelum dapat dideteksii dengan pemeriksaan fisik atau SADARI. Mamografi penapisan digunakan untuk mendeteksi kanker pada wanita yang tidak menunjukkan gejala. USG sangat bermanfaat jika digunakan bersamaan dengan mamografi untuk tujuan diagnostik untuk membantu membedakan kista berisi cairan dari massa solid (Otto, 2003). Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi ,payudara agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan (Otto, 2003).

You might also like