You are on page 1of 6

3.1 Pengkajian 3.1.1 Identitas Pasien a. Nama b. TTL c. Jenis Kelamin d. Umur e. Pekerjaan f. Nama Ayah/ Ibu g.

Pekerjaan Istri h. Alamat i. Agama j. Suku bangsa k. Pendidikan terakhir l. Pendidikan terakhir Istri m. Diagnosa 3.1.2 Riwayat Kesehatan Sekarang Biasanya klien mengeluh sulit bernafas. 3.1.3 Riwayat Kesehatan Dahulu 1. Klien pernah menderita penyakit akut dan pendarahan hidung atau trauma 2. Pernah mempunyai riwayat penyakit THT 3. Pernah menderita sakit gigi geraham 3.1.4 Riwayat Kesehatan Keluarga Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang lalu yang mungkin berhubungan dengan penyakit klien sekarang 3.1.5 Riwayat Psikososial 1. Intrapersonal : klien terlihat cemas dan sedih : Tn. H : 30/11/1960 : Laki-laki : 52 tahun : Buruh bangunan : Tn. M (Alm) / Ny.M : Ibu rumah tangga : Jl. Kedinding 78, Surabaya : Islam : Jawa : SD : SD : Tumor pada hidung

2. Interpersonal : hubungan klien dengan anggota keluarga baik 3.1.6 Pola Fungsi Kesehatan 1. Pola persepsi klien dan tatalaksana hidup sehat Untuk mengurangi flu biasanya klien mengkomsumsi obat tanpa memperhatikan efek samping 2. Pola nutrisi dan metabolism Nafsu makan klien berkurang karena terjadi gangguan pada hidung 3. Pola istirahat dan tidur Klien merasa tidak dapat istirahat karena klien sering pilek 4. Pola persepsi dan konsep diri Klien sering pilek terus menerus dan berbau menyebabkan konsep diri menurun
3.1.7 Pemeriksaan Fisik ( ROS : Review of System ) Pemeriksaan fisik pada klien dengan sinusitis meliputi pemeriksaan fisik umum per system dari observasi keadaan umum, pemeriksaan tanda-tanda vital, B1 Breathing Bentuk dada : normal; Pola napas : tidak teratur; Suara napas : ronkhi; Sesak napas : ya; Batuk : tidak; Retraksi otot bantu napas ; ya B2 Blood Irama jantung : regular; Nyeri dada : tidak; Bunyi jantung ; normal B3 Brain a) Rambut dan hygiene kepala rambut pasien hitam tidak berbau,keadaan rambut pasien tumbuh subur, dan kulit kepala pasien bersih tidak berketombe.

b)

mata (kanan / kiri)

posisi mata pasien simetris,konjungtiva pasien anemis dan sklera pasien berwarna putih. c) Penciuman (hidung) : ada gangguan Buntu hidung unilateral dan progresif. Buntu bilateral bila terjadi pendesakan ke sisi lainnya. Sekret hidung bervariasi, purulen dan berbau bila ada infeksi. Sekret yang tercampur darah atau adanya epistaksis menunjukkan kemungkinan keganasan. Rasa nyeri di sekitar hidung dapat diakibatkan oleh gangguan ventilasi sinus, sedangkan rasa nyeri terus-menerus dan progresif umumnya akibat infiltrasi tumor ganas. B4 Bladder Kebersihan : bersih; Bentuk alat kelamin : normal; Uretra : normal; Produksi urin: normal B5 Bowel Nafsu makan : menurun; Porsi makan : setengah; Mulut : bersih; Mukosa : lembap; Pembengkakan pipi; Pembengkakan palatum durum; Geraham atas goyah, maloklusi gigi B6 Bone & Integumen

3.2 Diagnosa Keperawatan 1. Obstruksi jalan nafas berhubungan dengan kebersihan jalan nafas tidak efektif

2.

Nyeri akut berhubungan dengan infeksi saluran nafas atas maupun pengeringan mukosa hidung

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan status metabolik akibat keganasan, efek radioterapi/kemoterapi dan distres emosional

3.3 Intervensi Keperawatan 1. Obstruksi jalan nafas berhubungan dengan kebersihan jalan nafas tidak efektif Tujuan : bersihkan jalan nafas menjadi efektif Kriteria : frekuensi nafas normal, tidak ada suara nafas tambahan, tidak menggunakan otot pernafasan tambahan, tidak terjadi dispnoe dan sianosis. Intervensi 1. Kaji bunyi nafas atau kedalaman pernapasan dan gerakan dada. Rasional Penurunan bunyi nafas dapat menyebabkan atelektasis, ronchi dan wheezing menunjukkan akumulasi sekret 2. Catat kemampuan mengeluarkan mukosa/batuk efektif Sputum berdarah kental atau cerah dapat diakibatkan oleh kerusakan paru atau luka bronchial 3. Berikan posisi fowler atau semi fowler Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan 4. Bersihkan skret dari mulut dan trakea Mencegah obstruksi/ aspirasi

2. Nyeri akut berhubungan dengan infeksi saluran nafas atas maupun pengeringan mukosa hidung Tujuan : nyeri berkurang atau hilang

Kriteria :

a. Klien mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang atau hilang

b. Klien tidak mengeluh kesakitan lagi

Intervensi 1. Kaji tingkat nyeri klien

Rasional Mengetahui tingkat nyeri klien dalam menentukan tindakan selanjutnya

2. Jelaskan sebab dan akibat pada klien serta keluarganya

Dengan sebab dan akibat nyeri diharapkan klien berpartisipasi dalam perawatan untuk menguragi nyeri

3. Ajarkan teknik relaksasi dan distrsksi

Klien mengetahui teknik distraksi dan relaksasi sehingga dapat memperaktekkananya bila mengalami nyeri

4. Obstervasi tanda-tanda vital dan keluhan klien

Mengetahui keadaan dan perkembangan klien

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan status metabolik akibat keganasan, efek radioterapi/kemoterapi dan distres emosional. Intervensi Dorong klien untuk meningkatkan asupan nutrisi (tinggi kalori tinggi protein) dan asupan cairan yang adekuat. Rasional Asupan nutrisi dan cairan yang adekuat diperlukan untuk mengimbangi status hipermetabolik pada klien dengan keganasan.

Kolaborasi dengan tim gizi untuk menetapkan program diet pemulihan bagi klien.

Kebutuhan nutrisi perlu diprogramkan secara individual dengan melibatkan klien dan tim gizi bila diperlukan.

Berikan obat anti emetik dan roborans sesuai program terapi.

Anti emetik diberikan bila klien mengalami mual dan roborans mungkin diperlukan

untuk meningkatkan napsu makan dan membantu proses metabolisme.

Dampingi klien pada saat makan, identifikasi keluhan klien tentang makan yang disajikan.

Mencegah masalah kekurangan asupan yang disebabkan oleh diet yang disajikan.

Timbang berat badan dan ketebalan lipatan kulit trisep (ukuran antropometrik lainnya) sekali seminggu Menilai perkembangan masalah klien.

Kaji hasil pemeriksaan laboratorium (Hb, limfosit total, transferin serum, albumin serum)

You might also like