You are on page 1of 25

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG PENUH MENGGUNAKAN FILTER KAPASITOR

Catu daya merupakan suatu Rangkaian yang paling penting bagi sistem elektronika. Ada dua sumber catu daya yaitu sumber AC dan sumber DC. Sumber AC yaitu sumber tegangan bolak - balik, sedangkan sumber tegangan DC merupakan sumber tegangan searah. Bila dilihat dengan osiloskop seperti berikut.

(a) Tegangan AC

(b) Tegangan DC Gambar 1. Penyearah (Rectifier) Seperti telah kita ketahui bahwa hampir semua peralatan elektronika menggunakan power suplay (catu daya arus searah). Sudah barang dengan tentu suatu dalam sumber hal arus ini kita brusaha untuk mendapatkan searah yang disesuaikan ekonomis dan sesuai dengan dari persyaratan arus sumber

prinsip-prinsip yang AC

keuntungan lainnya bolak balik atau arus

diatas adalah mendapatkan arus searah (Alternating

Curent). Rangkaian

yang dimaksud disini adalah rangkaian penyearah gelombang yaitu dari sumber tegangan sinyal AC diubah menjdi bentuk sinyal DC (Direct Crrent). Rangkaian penyearsh ini terdiri dari: a. Rangkaian penyearah gelombang ( Half wave Rectifier) b. Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan 2 buah

dioda c. Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan 4 buah diode Sumber Tegangan Bila diamati sumber AC tegangan berayun sewaktuwaktu pada kutub positif dan sewaktu-waktu pada kutub negatif, sedangkan sumber AC selalu pada satu kutub saja, positif saja atau negatif saja. Dari sumber AC dapat disearahkan menjadi sumber DC dengan menggunakan rangkaian penyearah yang di bentuk dari dioda. Ada tiga macam rangkaian penyearah dasar yaitu penyearah setengah gelombang, gelombang penuh dan sistem jembatan.

(a) Penyearah Setengah

Gelombang

(b) Penyearah

Gelombang Penuh Sistem Jembatan Gambar

(c) Penyearah

Rangkaian Penyearah Biasanya output dari rangkaian diberi suatu filter kapasitor untuk menghilangkan riak sehingga diperoleh tegangan DC yang stabil. Tegangan DC juga dapat diperoleh dari batere. Dengan penggunaan batere ditawarkan sumber tegangan DC yang stabil dan portable namun dapat habis tergantung kapasitas batere tersebut. Tegangan yang tersedia dari suatu sumber tegangan yang ada biasanya tidak sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu diperlukan suatu regulator tegangan yang berfungsi untuk menjaga agar tegangan bernilai konstan pada nilai tertentu. Regulator tegangan ini biasanya berupa IC dengan kode 78xx atau 79xx. Untuk seri 78xx digunakan untuk regulator tegangan DC positif, sedangkan 79xx digunakan untuk regulator DC negatif. Nilai xx menandakan tegangan yang akan diregulasikan. Misalnya kebutuhan sistem adalah positif 5 volt, maka regulator yang digunakan adalah 7805. IC regulator ini biasanya terdiri dari tiga pin

yaitu input, ground dan output. Dalam menggunakan IC ini tegangan input harus lebih besar beberapa persen (tergantung pada data sheet) dari tegangan yang akan diregulasikan PENYEARAH GELOMBANG PENUH DENGAN FILTER C

gambar 5 : rangkaian penyearah gelombang penuh dengan filter C Analisis Rangkaian Berbeda dengan penyearah gelombang penuh dengan menggunakan Transformator CT. Pada rangkaian kali ini menggunakan transformator tanpa CT, dengan penyearah 4 buah dioda. Silahkan ikuti alur dari masing-masing siklus. Keduanya akan masuk keluar dengan arah yang sama dan berakhir di lawan potensialnya. Sehingga bentuk gelombang keluaran semuanya berupa bukit (tegangan positif). Dan adanya kapasitor membuat tegangan ripple kecil. Kapasitor melakukan pembuangan saat terjadi pergantian siklus. Dan melakukan pengisian saat arus dari kedua potensial yang disearahkan tersebut mengalirinya. Untuk mendapatkan tegangan output yang lebih efektip anda dapat menggunakan filter phi. Yaitu dengan menambah satu kapasitor lagi (dipasang paralel, agar nilai kapasitansi bertambah, sehingga waktu buang semakin lama dan gelombang pun akan nyaris lurus), dan satu induktor. Dari hasil percobaan yang saya lakukan. Nilai R1 pun mempengaruhi keefektifan tegangan output. Dari percobaan, R1 yang bernilai 1,5 KOhm menghasilkan gelombang keluaran yang lebih efektif (gelombang nyaris lurus) , dibandingkan dengan menggunakan R1 yang bernilai 100 Ohm.

padContoh rangkaian penyearah tanpa menggunakan filter

Fungsi filter

Contoh rangkaian penyearah dengan menggunakan filter kapasitor

Arus Riak (Ripple Current)

Akibat dari arus ripple sedikit banyak mengganggu keluaran dari catu daya. Ilustrasi berikut menunjukkan bentuk keluaran tegangan DC dari rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter kapasitor.

Garis b-c kira-kira adalah garis lurus dengan kemiringan tertentu, di mana pada keadaan ini arus untuk beban R1 dicatu oleh tegangan kapasitor. Sebenarnya garis b-c bukanlah garis lurus, tetapi eksponensial sesuai dengan sifat pengosongan kapasitor. Kemiringan kurva b-c bergantung pada besar arus I yang mengalir ke beban R. Jika arus I = 0 (tidak ada beban) maka kurva b-c akan membentuk garis horizontal. Namun jika beban arus semakin besar, kemiringan kurva b-c akan semakin tajam. Tegangan yang keluar akan berbentuk gigi gergaji dengan tegangan ripple yang besarnya adalah : V r = V M -V L dan tegangan dc ke beban adalah : V dc = V M + V r /2 Tipe tipe filter :
1. Filter Choke (Induktor) 2. Filter Kapasitor 3. Filter RC

1. Filter Choke (Induktor) Sumber AC menghasilkan sebuah arus dalam induktor, kapasitor, dan resistor. Arus AC pada tiap-tiap komponen bergantung pada reaktansi induktif , reaktansi kapasitif , dan resistansi . Induktor memiliki sebuah reaktansi yang diberikan oleh :

PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG (HALF WAVE)

gambar 1 : rangkaian penyearah setengah gelombang Analisa Rangkaian Input pada rangkaian tersebut adalah arus bolak balik (Alternating Current). Dan dihasilkan output arus searah (Direct Current), karena hanya menggunakan 1 buah dioda. Dioda tersebut berfungsi sebagai penyearah. Saat siklus positif (aliran tegangan positif) arus dapat melewati dioda (diteruskan ke R1), sehingga gelombang pada siklus positif keluar sebagai output. Namun saat siklus negatif, arus tidak mengalir, karena terhalang dioda. Oleh karena itu outputnya bernilai nol. Siklus positif dan negatif berlangsung secara terus menerus, sehingga didapat bentuk gelombang keluaran berupa bukit tanpa lembah. Selang antar bukit itulah jeda yang disebabkan siklus negatif tidak dapat mengalir karena adanya dioda, sehingga gelombang keluaran hanya setengah gelombang. Oleh karena itulah, rangkaian di atas disebut rangkaian penyearah setengah gelombang. (frekwensi input = 2 x frekwensi output) PENYEARAH GELOMBANG PENUH (FULL WAVE) DENGAN TRANSFORMATOR CENTRE TAP (CT)

gambar 2 : rangkaian penyearah gelombang penuh Analisa Rangkaian Adanya 2 dioda menyebabkan CT menjadi common ground. Siklus dari CT tidak mengalir karena terhalang oleh kedua dioda. Sedangkan dua siklus yang lainnya diteruskan ke Resistor 1 dengan arah yang sama. Sehingga, gelombang keluaran semuanya berupa bukit (input berupa gelombang sinusoidal / AC). Oleh karena itu, rangkaian diatas dinamakan penyearah gelombang penuh dengan Transformator Centre Tap. Karena, rangkaian pertama di atas pun dapat menjadi penyearah gelombang penuh, dengan menggunakan 4 buah dioda. Walaupun aotputnya sudah berupa DC, namun keluarannya belum efektif, karena tegangan ripplenya masih cukup besar. (pada gambar 4 di bawah dapat dilihat Vr/tegangan ripple yang lebih efektif dari tegangan di atas.) PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG DENGAN FILTER KAPASITOR

gambar 3 : rangkaian penyearah setengah gelombang dengah filter C Analisis Rangkaian Yang membedakan rangkaian gambar 3 dengan gambar 1 adalah adanya capasitor sebagai filter. Saat siklus positif, capasitor melakukan pengisian bersamaan dengan terjadinya output siklus positif. Dan saat siklus negatif kapasitor melakukan pembuangan karena siklus negatif tidak mengalir. Sehingga jarak antar bukit pada rangkaian ini dihubungkan oleh garis miring/ kurva b-c yang merupakan hasil pembuangan kapasitor (tegangan capasitor). Adanya filter inilah yang membuat tegangan keluaran lebih efektif karena tegangan ripple yang kecil. Tegangan ripple secara matematis dapat dihitung dengan rumus : Vr = VM -VL ....... (1)

gambar 4 : bentuk gelombang dengan filter kapasitor Catudaya atau power supply merupakan suaturangkaian elektronic yang mengubah arus listrik bolak-balik menjadi arus listrik searah. Hampir semua peralatan elektronik membutuhkan catudaya agar dapat berfungsi. Beberapa radio atau tape kecil menggunakan baterai sebagai sumber tenaga namun sebagian besar menggunakan listrik PLN sebagai sumber tenaganya. Untuk itu dibutuhkan suatu rangkaian yang dapat mengubah arus listrik bolak-balik dari PLN menjadi arus listrik searah. Ada banyak jenis atau variasi rangkaian catudaya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Namun secara prinsip rangkaian catudaya terdiri atas transformator, dioda dan condensator. Rangkaian penyearah (rectifier circuit). Bagian utama atau boleh dikatakan jantung suatu catudaya adalah rangkaian penyearah yang mengubah gelombang sinus AC menjadi deretan pulsa DC. Ini merupakan dasar atau langkah awal untuk memperoleh arus DC halus yang dibutuhkan oleh suatu peralatan elektronik. A B Penyearah gelombang penuh (fullwave rectifier). Kelemahan dari halfwave rectifier adalah arus listrik yang mengalir ke beban hanya separuh dari setiap satu cycle. Hal ini akan menyulitkan dalam proses filtering (penghalusan). Untuk mengatasi kelemahan ini adalah penyearah gelombang penuh.

Rangkaian dasar penyearah gelombang penuh seperti terlihat pada gambar. Menggunakan dua dioda dan satu center tape transformer. Jika titik tengah transformer ditemukan maka tegangan di kedua ujung lilitan sekunder berlawanan fasa 180 derajat. Jadi ketika misalnya tegangan dititik A mengayun kearah positif diukur dari titik tengah lilitan sekunder maka tegangan dititik B mengayun ke arah negatif diukur dari titik yang sama. Mari kita lihat prinsip kerja penyearah gelombang penuh ini. Gambar A menunjukkan ketika anoda D1 mendapat tegangan positif, Anoda D2 mendapat tegangan negatif. A Pada kedudukan ini hanya D1 saja yang konduksi atau terhubung singkat. Arus listrik mengalir dari titik tengah sekunder melalui beban, kemudian melalui D1 dan kembali ketitik tengah melalui lilitan atas sekunder. Dan hal ini D1 berfungsi seperti saklar atau switch yang menutup sehingga arus listrik mengalir melalui beban disaat periode positif dari gelombang sinus AC. Gambar B menunjukkan apa yang terjadi selama setengah periode berikutnya ketika polaritas berganti. B Anoda D1 mengayun kearah negatif sementara anoda D2 mengayun kearah positif. Akibatnya D1 menyumbat, sebaliknya D2 konduksi atau terhubung singkat. Pada keadaan ini arus listrik mengalir dari titik setengah sekunder melalui beban dan D2 kembali ketitik tengah setelah melalui lilitan bawah sekunder Perhatikan bahwa dalam rangkaian penyearah gelombang arus listrik mengalir sepanjang satu periode. Sedangkan dalam rangkaian penyearah setengah gelombang arus listrik hanya mengalir selama setengah periode saja. Jadi penyearah gelombang penuh (fullwave rectifier) lebih baik dari penyearah setengah gelombang (halfwave rectifier). Penyearah type jembatan (bridge rectifier) Rangkaian dasar penyearah type jembatan seperti terlihat pada gambar. Terdiri atas satu transformer dan 4(empat) dioda yang disusun sedemikian rupa sehingga arus listrik hanya mengalir kesatu arah saja melalui beban. Sirkuit ini tidak memerlukan sekunder bersenter tapi sebagaimana pada rangkaian penyearah gelombang penuh. Bahkan transformator tidak diperlukan jika tegangan DC yang dibutuhkan relatif sama dengan tegangan jaringan PLN, misalnya. Artinya titik A dan B dapat dihubungkan langsung dengan jaringan yang tersedia di rumah. Transformator digunakan bila tegangan DC yang dibutuhkan lebih kecil atau lebih besar dari tegangan jaringan. Selain itu adakalanya

transformator digunakan sebagai isolator antara tegangan jaringan dengan tegangan rangkaian. Gambar A menunjukkan jalannya aliran arus listrik selama periode positif AC (sine wave). D1 dan D2 konduksi. Arus listrik mengalir dari ujung lilitan bawah sekunder melalui beban, D1, D2, dan kembali ke lilitan bawah sekunder. A Setengah periode berikut polaritas sinewave berganti seperti terlihat pada gambar B. Ujung lilitan atas sekunder sekarang menjadi negatif, ujung lilitan bawah menjadi positif.D3 dan D4 konduksi. Pada kedudukan ini arus listrik mengalir dari ujung lilitan atas sekunder melalui beban, D3, D4 dan kembali lilitan bawah sekunder. Dari gambar A dan B nampak jelas arus listrik yang mengalir melalui beban selalu dalam arah yang sama. B Filtering (penghalusan). Sebagaimana telah kita lihat pada bab sebelumnya bahwa arus listrik DC yang keluar dari dioda masih berupa deretan pulsa-pulsa. Tentu saja arus listrik DC semacam ini tidak cocok atau tidak dapat digunakan oleh perangkat elektronik apapun. Untuk itu perlu dilakukan suatu cara filtering agar arus listrik Dc yang masih berupa deretan pulsa itu menjadi arus listrik DC yang halus/ rata. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan diantaranya dengan C filter, RC filter dan LC filter. Pada bab berikut hanya akan dibahas C filter (basic). Sedangkan RC maupun LC filter merupakan pengembangan C filter yang fungsinya lebih menghaluskan tegangan output dioda. Capacitor sebagai filter. Filtering yang paling sederhana ialah dengan menggunakan capacitor yang dihubungkan seperti terlihat pada gambar. Tegangan input ratarata (average) 115 volt. Tegangan puncak 162 volt. mari kita lihat apa yang terjadi ketika suatu capasitor ditambahkan pada output dioda. Pada saat anoda D1 mendapat pulsa positip, D1 langsung konduksi dan capacitor mulai mengisi. Ketika capacitor telah mencapai tegangan puncak D1 menyumbat karena katodanya lebih positip daripada anodanya. Capacitor harus membuang (discharge) muatannya melalui beban yang mempunyai resistan tertentu. Oleh karenanya waktu discharge capacitor lebih lama dibanding waktu yang dibutuhkan AC untuk melakukan satu periode (cycle). Akibatnya sebelum capacitor mencapai nol volt diisi kembali oleh pulsa berikutnya. A B

C Bagaimana bentuk tegangan DC setelah difilter dengan capacitor dapat dilihat pada gambar. Gambar A menunjukkan output penyearah setengah gelombang tanpa capacitor. Tampak jelas tegangan rata-ratanya (Eave) hanya sekitar 31% dari tegangan puncak. Ketika suatu capacitor ditambahkan maka bentuk tegangan outputnya seperti terlihat pada gambar B. Di sini capacitor mencegah tegangan output mencapai nol volt. Sehingga tegangan output rata-ratanya naik dibanding sebelumnya (no capacitor). Jika nilai capacitornya dibesarkan atau ditambah maka bentuk tegangan outputnya seperti terlihat pada gambar C. Tampak jelas tegangan rataratanya (Eave) meningkat dibandingkan sebelumnya (nilai capacitor yang lebih besar diperlukan bila arus listrik yang dibutuhkan beban relatif besar). Tegangan rata-rata (Eave). Jika kita mengatakan tegangan AC ini 115 V, sesungguhnya yang kita sebutkan adalah tegangan efektif (Erms). Sedangkan tegangan puncaknya (Epeak adalah: Epeak = Erms x 1,414 Epeak = 115 V x 1,414 = 162,6 V. A B Sedangkan tegangan rata-ratanya adalah 0 V karena positif dan negatif bergantian (alternate). Yang dibutuhkan rangkaian elektronika adalah tegangan rata-rata atau Eave. Untuk mendapatkan Eave maka salah satu gelombang AC (positif / negatif) harus di clip / dipotong (lihat gambar). Eave = Epeak x 0,0318 Eave = 162,6 V x 0,318 = 51,7 V. Output Eave pencatudaya setengah gelombang sukar difilter karena mengandung ripple 50Hz Pada catudaya type jembatan (bridge rectifier) hubungan antara tegangan puncak Epeak dengan tegangan rata-rata Eave sebagai berikut: Epeak = Erms x 1,414 Epeak = 115V x 1,414 = 162,6V. Eave = Epeak x 0,636 Eave = 1,62,6V x 0,636 = 103,4V. Dari perbandingan di atas tampak jelas bahwa output tegangan DC catudaya type jembatan lebih besar dari tipe setengah gelombang. Walaupun ripple frekwensi catudaya jembatan 120Hz, secara teknis

mudah difilter atau disaring dibanding ripple frekwensi 60Hz dari pencatudaya tipe setengah gelombang.

a. Penyearah gelombang ( Half wave Rectifier) Seperti diperlihatkan pada gambar 2.6 suatu deretan dioda dan R kita berikan teganga bolak-balik. Karena tegangan yang diberikan pada input trafo bolak-balik maka pada suatu saat terminal A adalah positip sedangkan adalah negatip. Dan pada saat terminal B berikutnya terminal A

menjadi negatip dan terminal B yang jadi positip dan seterusnya bergantian setiap setengah perioda. D Vo A + () R L Vi n (+ ) B0 (a) gelombang a. Skema Rangkaian b. Gelombang Output VD C 2 3 (b) 4 t 5 VP ut Harga rata-rata

Gambar 2.6 Rangkaian penyearah

Pada saat terminal A positip dioda mendapat tegangan maju maka mengalirlah arus, dan pada saat terminal A negatip dioda mendapat tegangan terbalik dan tidak ada arus mengalir. Dengan demikian pada dioda mengalirlah arus yang bentuknya dilukiskan seperti gambar 2.6 b. Arus ini tidak lagi bolak bali melainkan searah tapi tidak rata melainkan direct berdenyut-denyut, denyut denyut karenanya arus inipun dinamai arus searah current). Arus (pulsating inipun

membangkitkan tegangan pada R dan bentuk tegangan pada R adalah belahan positip dari pada bentuk arus bolak balik yang dimasukkan deretan dioda dan R. Tujuan dari balik, dan rangkaian penyearah dari adalah untuk memperoleh arus searah sumberarus bolak

kemampuan menyearahkannya dapat

dilihat yaitu:

dengan

menghitung

besarnya

komponen arus searah atau harga rata-rata pulsa searahnya,

I m IDC = = 0,318 Im

Besarnya Im adalah:Im = I 2 = 1,414 I sehingga: 1,414 IDC = I = 0,45 I

sedangkan tegangan searahnya adalah harga rata-rata dari setengah gelombang sinus yang positip sehingga:

Em EDC = = 0,318 Em

Prioda output.

dari

sinyal

output

adalah

sama

dengan

perioda dari

sinyal input. Setiap siklus input menghasilkan satu siklus Inilah sebabnya mengapa frekuensi output penyearah setengah gelombang sama dengan frekuensi input fout = fin

b. Penyearah gelombang penuh dengan 2 buah dioda (Full wave Rectifier) Untuk memperoleh perataan yang lebih sempurna, maka dipakailah dua buah dioda sebagai penyearah rangkap. Guna memahami apakah yang rangkaian di Gambar 2.7. diperoleh dari dua dioda, mari terlebih dulu kita pelajari

A+ D1 AVi n B+ Vm D 2 BCT Vm RL I

Vo ut Harga rata-rata

IDC 0 (A ) 2 3 4 (B)

Gambar 2.7 Rangkaian penyearah gelombang Penuh a. Skema

Rangkaian b. Gelombang Outut

Dari

rangkaian

penyearah

gelombang arus

telah selama

kita satu

ketahui bahwa beban hanya dilalui arus selama setengah perioda. Sehingga untuk mendapatkan perioda dioda diatas. Besarnya harga rata-rata pulsa arus yang melalui beban adalah dua kali harga rata-rata penyearah setengah gelombnag yaitu: secara lagi, penuh dengan tujuan dilakukan dengan menambah satu menyearahkan setengah

gelombaang lainnya seperti yang diperlihatkan pada gambar

2 Im IDC =

Sedangkanharga rata-rata tegangan searahnya adalah: 2 EDC = Em = 0,645 Em

c. Penyearah gelombang penuh dengan 4 buah dioda (Sistim Jembatan) Rangkaian penyearah sistim jembatan ini adalah rangkaian penyearah gelombang penuh tetapi tidak menggunkan center tap pada trafonya (seperti pada penyearah gelombang penuh yang menggunakan 2 buah dioda. Perhatikan gambar 2.8 dibawah ini

A + AD4 D1 RL B+ D2 B D3 Gambar 2.8 Rangkaian penyearah gelombang Penuh sistim Jembatan

Vout

Harga ratarata Im

2 3 4

Pada saat A positi sementara B negatif, maka jalannya arus setengah siklus perioda pertama adalah dari titik A+ melalui D1, RL D3 dan kembali dengan setengah ke tanda siklus dari sumber. perioda titik B+ Dalam berikutnya menuju gambar merah. adalah D2, RL dan ditunjukkan Selanjutnya panah warna

titik B menjadi positif dan titik A jadi negative, sehingga jalannya arus adalah ,D4 dan kembali ke sumber. Demikian seterusnya untuk proses berikutnya kembali lagi titik A jadi positif titik B negative demikian seterusnya setiap setengah

perioda, dan gelombang outputnya seperti ditunnjukkan pada gambar diatas

Dioda

1. Prinsip Kerja Dioda Dalam berbagai rangkaian elektronika komponen

semikonduktor dioda sering kita jumpai jenis dan type yang berbeda beda tergantung dari model dan tujuan penggunaan rangkaian tersebut pendekatan kata berarti dua) dan katoda. mempunyai dibuat. dua Kata dioda berasal yaitu dari anoda dan yaitu dua elektroda yang mana (di buah untuk elektroda polaritas positif

Anoda digunakan

katoda untuk polaritas negatip. Didalam terdapat dimanadaerah semikonduktor

dioda type-p dan semi

junction (pertemuan)

konduktor type-n bertemu. Dioda semikonduktor hanya dapat melewatkan arus pada satu arah saja, yaitu pada sat dioda memperoleh catu arah maju (forward bias). Pada kondisi ini dioda dikatakan bahwa dioda dalam keadaan konduksi atau menghantar tahanan dalam bila kecil. Sedangkan kjondisi sehingga antara ini dioda sulit mempunyai mengalir. pada dan dioda mempunyai diberi dalam catu arah dioda relative

terbalik (Reverse bias) maka dioda tidak bekerja dan pada tahanan Dari yang tinggi maka saja arus lain kondisi tersebut pemakain

dioda hanya

digunakan

beberapa

sebagai penyearah

gelombang

(rectifier),

disamping kegunaan-kegunaan lainya misalnya sebagai Klipper, Clamper , pengganda tegangan dan lain-lain.

Sifat-Sifat Dioda a. Dioda Silikon: 1. menghantar dengan tegangan maju kira-kira 0.6 Volt 2. perlawanan maju cukup kecil 3. perlawanan terbalik sangat tinggi, dapat mencapai

beberapa Mega ohm 4. Arus maju maksimum yang dibolehkan cukup besar, sampai 1000 A 5. Tegangan terbalik maksimum yang dibolehkan cukup tinggi, dapat mencapai 1000 V b. Dioda Germanium: 1. Menghantar dengan teganagnmaju kira-kira 0,2 Volt 2. Perlawanan maju agak besar 3. Perlawanan terbalik kurang tinggi ( kurang dari 1 M ohm) 4. Arus maju maksimum yang dibolehkan kurang besar 5. Tegangan terbalik masimum yang dibolehkan kurang tinggi Dioda Zener Dioda zener dibuat untuk bekerja pada daerah

breakdown

dan menghasilkan tegangan breakdown kiramemberikan melampaui riverse

kira dari 2 samapai 200 Volt. Dengan tegangan

tegangan breakdown zener, piranti berlaku seperti sumber tegangan konstan. Jika tegangan yang diberikan mencapai nilai breakdown, pembawa minoritas lapisan dari orbit di-dop amat lapisan pengosongan dipercepat hingga mencapai kecepatan yang cukup tinggi untuk mengeluarkan electron luar. Efek zener banyak sempit. sehingga berbeda-beda, maka medan biladioda listrik pada

lapisan pengosongan

pengosongan sangat kuat. Pada gambar 3 menunjukkan kurva tegangan arus dioda zener. Pada dioda zener breakdown mempunyai knee yang sangat tajam, diikuti dengan kenaikan arus yang hampir vertikal. Perhatikan bahwa

tegangan kira-kira konstan sama dengan Vz pada sebagian besar daerah breakdown. Lembar data biasanya menentukan nilai VZ pada arus test IZT tertentu diatas knee ( perhatikan gambar2.3 )

Vz IZT

IZ M

Gambar 2.3. Kurva Dioda Zener Dissipasi daya dioda zener sama dengan perkalian tegangan dengan arusnya, yaitu: PZ = VZ x IZ

Misalkan jika Vz=13.6 V dan Iz= 15mA, Hitunglah daya dissipanya.

Jawab: Pz = 13,6 x 0,015 = 0,204 W Selama PZ kurang dari rating daya Pz maks dioda zener tidak akan rusak. Dioda zener yang ada dipasaran mempunyai rating daya dari W sampai lebih dari 50 W. Lembar data kerap kali

menspesifikasikan arus maksimum dioda zener yang dapat ditangani tanpa melampaui rating dayanya. Arus maksimum diberi tanda IZm. Hubungan antara Izm dan rating daya adalah:

Pz max IZma x= Vz

Penggunaan dioda Zener sangat luas, kedua setelah dioda penyearah. Dioda silikon ini dioptimumkan zener Jika bekerja pada daerah dalam

breakdown regulator daerah

dan dioda tegangan. breakdown,

adalah

tulang

punggung

dioda zener

bekerja

bertambahnya bahwa dioda

tegangan sedikit zener pempunyai

akan menghasilkan pertambahanarus yang besar. Ini menandakan inpedansi yang kecil. Inpedansi dapat dihitung dengan bantuan rumus:

V ZZ = i

3. Clipper Pada peralatan computer, digital dan sistim elektronik lainnya, kadang kita ingin membuang tegangan sinyal diatas atau dibawah level tegangan

tertentu. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan rangkaian clipper dioda (clipper = pemotong).

3.1. Clipper Positip Seperti yang ditunjukkan pada semua gambar 2.4 tegangan kerja output bagian positipnya rangkaian dapat saklar adalah dipotong. Cara

sebagai berikut: selama setengah siklus dalam pada kondisi ini dioda seperti singkat harus

positip tegangan input dioda konduksi, dengan demikian kita membayangkan tertutup.Tegangan hubungan

sama dengan nol, oleh sebab itu tegangan output sama dengan nol selama tiap-tiap setengah siklus positip semua tegangan jatuh pada resistor ( R) R sehingga

RL

Gambar 2.4. Clipper positip Selama setengah siklus negatip, dioda terbias reverse dan kelihatan terbuka rangkaian dengan output: dan sebagai akibatnya pembagi tegangan membentuk

R L Vout =

Bambar 2.5. Clipper dibias positip

Selama setengah siklus negatip, dioda terbias reverse dak kelihatan seperti terbuka, dan sebagai akibatnya rangkaian membentuk pembagi tegangan dengan output:

RL Vout = R + RL VP

Dan biasanya RL jauh lebih besar dari pada R sehingga Vout -VP. Selama setengah siklus positip dioda konduksi dan seluruh tegangan jatuh pada R dan sebaliknya karena hampir pada RL pada setengah lebih siklus negatip dioda off, dan besar dari R sehingga jauh

seluruh tegangan RL. Seperti positip

setengah siklus negatip muncul yang diperlihatkan pada

gambar 2.4 semua Clipper

sinyal diatas level o V telah dipotong. disebut juga pembatas positip (positive

limiter), karena tegangan output dibatasi maksimum 0 Volt.

3.2. Clipper di Bias Dalam beberapa aplikasi anda mungkin level pemotongan tidak 0 V, maka dengan bantuan clipper di bias anda dapat menggeser level pemotongan positip atau level negatip yang diinginkan. Pada gambar 2.5 menunjukkan clipper dias, agar dioda dapat konduksi tegangan input harus lebih besar dari pada +V. Ketika Vin lebih besar daripada +V dioda berlaku seperti saklar tertutup dan tegangan output sama dengan +V dan tegangan output tetap pada +V selama tegangan input melebihi +V. Ketika tegangan input kurang dari +V dioda terbuka dan rangkaian kembali pada pembagi tegangan. Clipper dibias berarti membuang semua sinyal diatas mevel +V

R + Vp +V 0 + V Vp - Vp RL 0

Gambar 2.5 Clipper dibias positip

Detektor Dioda Detektor berfungsi pembawa, pekerjan dan (rectifying). detector juga pada menceraikan deteksi sinyal informasi juga dari de sinyal

tersebut

disebut yang

modulasi sirkit

hakekatnya suatu pekerjaan penyearahan penyearahan terjadi pada

Pekerjaan

dan di dalam pencatu daya pada hakekatnya tidak ada pencatu daya.

perbedaan azas. Oleh sebab itu sekema dasar dari sirkit detector tidak berbeda dengan sekema dasar sebuah Bila rangkaian detector kita bandingkan dengan rangkaian sebuah

pencatu daya maka akan terdapat kesamaan dan perbedaan, antara lain yaitu:

Detektor 1. Frekuensi operasinya 255 Khz

Pencatu Daya 1. Frekuensi operasinya 50 Hz 2. Tegangan kerjanya kecil/

2. Tegangan kerjanya kecil (10V atau kurang ) 3. Arusnya sangat kecil ( dalam uA ) 4. 4. balik disirkit Amplitodo tegangan bolakmasukan bervariasi modulasi). 5. Di sirkit keluaran terdapat tegangan rata dan juga tegangan bb dengan frekuensi rendah.

besar sesuai keperluan. 3. Arusnya besar ( dalam mA / Amper) Amplitodo bolak-balikdi dari jaringan listrik). hanya tegangan rata (tegangan bb nya kecil sehingga boleh diabaikan) tegangan sirkit

masukan konstan (berasal

(oleh adanya 4. Di sirkit keluaran terdapat

You might also like