You are on page 1of 8

Kisi-kisi UAS Mikologi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Morfologi dan sifat jamur (fungi) Syarat pertumbuhan jamur Klasifikasi jamur Mekanisme penularan jamur Koloni hifa dan spora jamur Cara pemeriksaan/diagnosis jamur Dermatofita: a. Spesies jamur dermatofita b. Aspek klinik dermatofitosis c. Cara pemeriksaan dermatofitosis d. Perbedaan dermatomikosis dan dermatofitosis e. Perbedaan dermatofitosis dan non-dermatofitosis 8. Kanididiasis a. Jamur penyebab b. Macam-macam kandidiasis c. Aspek klinik kandidiasis d. Diagnosis kandidiasis 9. Histoplasmosis a. Jamur penyebab b. Bahan pemeriksaan c. Aspek klinik d. Diagnosis 10. Aspergilosis a. Jamur penyebab b. Bahan pemeriksaan c. Aspek klinik d. Diagnosis 11. Nokardiasis a. Jamur penyebab b. Bahan pemeriksaan c. Aspek klinik d. Diagnosis 12. Aktinomikosis a. Jamur penyebab b. Bahan pemeriksaan c. Aspek klinik d. Diagnosis

KISI-KISI UAS PARASITOLOGI 1. MORFOLOGI DAN SIFAT JAMUR - Jamur umumnya bersifat mikroskopik, - Saprofitik = jamur yang selama hidupnya mengambil zat-zat sisa/zat mati dari organisme lain - Parasitik = jamur yang selama hidupnya mengambil zat-zat makanan berupa zat organik dari organisme lain yg masih hidup - Patogen aportunistik = jamur bisa berubah menjadi patogen bila hospes yg di hinggapinya memberi peluang untuk tumbuh suburnya jamur tersebut. Morfologi : a. Koloni adalah sekumpulan jamur sejenis yang terdapat dalam tempat pertumbuhan yang sama. b. Hifa jamur bentuknya menyerupai benang-benang (filamen) yang tersusun oleh komponen dinding sel, sitoplasma sel, dan inti sel (nukleas). c. Spora pada jamur merupakan alat reproduksi. Pada dasarnya reproduksi jamur dilakukan secara vegetataif (=aseksual), dan generatif (=seksual), SYARAT PERTUMBUHAN JAMUR Jamur memerlukan kondisi habitat dan lingkungan fisik yang sesuai, misalnya habitat tsb mempunyai kelembaban tinggi, tersedia zat organik yang cukup, tersedia oksigen, dan tidak membutuhkan cahaya matahari atau fotopobik. KLASIFIKASI JAMUR Subfilum 1. Schizomycophyta Klas Schizomycetes Genus/Spesies Actinomyces israelii Nocardia asteroides Nocardia braziliensis Physarium sp. Mucor sp. Rhizopus sp. Volvariella volvacea Saccharomyces sp. Cryptococcus neoformans Candida albicans Histoplasma capsulatum Sporotrichum schenckii Aspergillus sp. Penicilium sp. Hormodendrum oedrosoi Hormodendrum compactum Hormodendrum tricoides Hormodendrum wernecki Phialophora verrucosa Microsporum audouini

2.

3.

Filum Thallophyta

2. Myxomycophyta 3. Eumycophyta

Mixomycetes 3.1 Phycomycetes 3.2 Basidiomycetes 3.3 Ascomycetes 3.4 Deuteromycetes

Microsporum canis Microsporum gypseum Epidermophyton floccosum Trichophyton mentagropyhtes Trichophyton rubrum Trichophyton tonsurans Malassezia furfur Piedraia hortai Trichosporon beigelii 4. MEKANISME PENULARAN JAMUR Jamur dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui beberapa cara yaitu: a. Melalui luka-luka kecil atau aberasi kulit, misalnya pada dermatomikosis, kromoblastomikosis b. Menghisap elemen-elmen jamur (secara inhalasi), mislanya histoplasmosis c. Melalui kontak tetapi tidak perlu ada luka atau aberasi kulit, misalnya pada dermatomikosis KOLONI, HIFA DAN SPORA JAMUR a. Koloni adalah sekumpulan jamur sejenis yang terdapat dalam tempat pertumbuhan yang sama. Dikenal tiga macam koloni jamur: Koloni ragi (yeast ragi) Terdiri dari sel-sel ragi dan tidak mempunyai misellium. Sel ragi umumnya membentuk tunas (budding). Pada jamur-jamur tertentu ada yang membentuk akaspora misalnya Saccharomyces sp. Koloni menyerupai ragi Terdiri dari sel-sel ragi dan miselium semu (pseudomiselium). Sel-sel ragi membentuk tunas, tapi tidak membentuk akaspora, misalnya Candida albicans. Koloni filamen Tipe koloni ini secara makroskopik tampak seperti buludru, wool, kapas, atau katun. Secara mikroskopik pada koloni ini tampak hifa sejati yang membentuk miselium dan spora, misalnya Geotrichum sp. b. Hifa jamur bentuknya menyerupai benang-benang (filamen) yang tersusun oleh komponen dinding sel, sitoplasma sel, dan inti sel (nukleas). Menurut fungsinya hifa dibedakan menjadi 3 macam: - Hifa vegetatif, tumbuh kearah bawah dan dan berfungsi mengambil zat-zat makanan. - Hifa udara, tumbuh kearah yang bertentangan dengan hifa vegetatif, yaitu keudara (atas) dan berfungsi untuk pnegambilan oksigen. - Hifa generatif, tumbuh kearah yang bertentangan dengan hifa vegetatif dan berfungsi membentuk alat-alat reproduksi (=spora) Menurut bentuk, hifa dapat dibedakan menajdi 3 macam:

5.

Hifa bersepta, merupakan bentuk benang yang dibatasi oleh dinding pemisah (sekat), sehingga hifa terpisah2 menjadi banyak sel yang melekat erat-erat antara satu dengan yang lainnya. Hifa tidak bersepta, merupakan benang yang didalamnya tidak dipisahkan oleh dinding pemisah (sekat)m sehingga tampak berupa sel-sel memanjang seperti pipa. Hifa semu, adalah bentuk hifa yang seakan-akan menyerupai rangkaian sel-sel, tetapi sel-sel tersebut sewaktu-waktu dapat terpisah (lepas). c. Spora Spora pada jamur merupakan alat reproduksi. Pada dasarnya reproduksi jamur dilakukan secara vegetataif (=aseksual), dan generatif (=seksual), sehingga spora yang dihasilkan berupa spora aseksual dan spora seksual. Spora aseksual dibentuk langsung dari hifa tanpa adanya proses peleburan inti, sedangkan seksual dibentuk dari hasil peleburan (fusi) inti yang sejenisnya sama (homolog) atau tidak sama (heterolog). Spora aseksual meliputi : - Blastospora - Artospora - Khlamidospora - Konidiospora - Sporangiospora Spora aseksual meliputi : - Aksospora - Basidiospora - Zigospora 6. CARA PEMERIKSAAN DIANGNOSIS JAMUR a. Pemeriksaan langsung Misalnya pemeriksaan kerokan kulit, potongan rambut atau kerokan kuku. Untuk melakukan pemeriksaan tersebut, di periksa langsung di bubuhi larutan KOH 10-40% untuk melarutkan keratin kulit atau kuku. Dalam pemeriksaan dibawah mikroskop tampak adanya masa hifa jamur. Apabila sudah tua, hifanya bersekat-sekat dan terjadi fragmentasi menghasilkan artospora (pada pemeriksaan dermatofitosis). Apabila bahan pemeriksaan dari pitiriasis versikolor (panu), maka akan tampak adanya hifa pendek-pendek dengan kmpulan spora yg ukurannya bervariasi. Pada penderita dermatofitosis, sampel kulit diplih dari bagian yang aktif, yaitu bagian pinggir (tepi). Sebelum kerokan kulit diambil terlebih dahulu dibersihkan dengan alkohol 70%, kemudian dibubuhi KOH 10%. Apabila sampel dari rambut maka harus dipilih masa rambut yang terputus atau rambut yang tidak mengkilat, selanjutnya dibubuhi dengan KOH 20%, kemudian diperiksa ada/tidaknya infeksiendotrik dan ektotrik. Apabila sampel diperoleh dari kuku, maka sampel kuku dipilih dengan mengambil massa detritus kuku tsb, kemudian dibubuhi dengan larutan Koh 20-40% dan diperiksa dibawah mikroskop untuk mengetahui adanya hifa dan spora. b. Pembiakan Dilakukan dalam media agar Sabouraud pada suhu kamar 25-30oC. Setelah seminggu diamati, apakah ada perubahan atau pertumbuhan jamur. Yang perlu diperhatikan:

Bentuk koloni, melipui koloni ragi, koloni menyerupai ragi dan koloni filamen Bentuk hifa, yaitu hifa vegetatif, hifa produksi, hifa bersekat, hifa tidak bersekat, hifa sejati, hifa semu, dan hifa senotik. Bentuk spora, meliputi spora aseksual dan spora seksual, yaitu Blastospora, Artospora, Khlamidospora, Konidiospora, Sporangiospora, Aksospora, Basidiospora, Zigospora dan Oospora c. Tes imunologik Dilakukan dengan suntikan intrakutan dengan antigen yang dibuat dari koloni jamur. Bila pada test tersebut + berarti tubuh positif terinfeksi oleh jamur. d. Biopsi jaringan Biasanya hanya dilakukan pada penderita yang terinfeksi oleh jamur2 sistematik (profunda). Bahan pemeriksaan diambil dari jaringan tersangka dan tampak keberadaan elemn-elemen jamur. Cara ini dilakukan dengan tekhnik histologi yaitu jaringan diwarnai dengan zat warna khusus yang bisa untuk mewarnai jaringan dan jamur. Zat warna yang biasa digunakan seperti larutan gram, hematoksilin eosin, periodic acid schiff (PAS), dll. e. Pemeriksaan dengan sinar wood Lazim disebut dengan irradiasi. Sinar wood adalah sinar ultraviolet yang dilewatkan pada saringan wood, berubah disini sinar polikromatik, menjadi sinar monokromatik yang mempunyai panjang gelombang 3.600A. sinar ini tidak dapat dilihat. Bila sinar wood ini diarahkan ke arah kulit atau ra,but yang terinfeksi jamur-jamur tertentu, maka sinar yang menuju ke kulit atau rambut berubah menjadi sinar yang dapat dilihat. Disini sinar tampak hijau kebiruan. 7. DERMATOFITA a. Spesies jamur dermatofita Microspoum canis, Microsporum gypsum, Trychophyton rubrum, Trychophyton mentagrohytes, Trychophyton concentricum, dan Epidermophyton floccosum. b. Aspek klinik dermatofitosis Kelainan kulit yang disebabkan dermatofitosis berwarna kemerahan dan dilapisi sisik kulit yang terinfeksi tampak proses aktif dibagian tepi dan membentuk vesikel-vesikel. Kelainan ini disertai perasaan gatal terutama bila berkeringat. Dermatofita yang menginfeksi rambut dapat menimbulkan dua bentuk infeksi, yaitu infeksi ekstotriks dan endotriks. Pada infeksi ekstotriks, spora tampak didalam dan diluar rambut, sedangkan pada infeksi endotriks spora hanya terdapat didalam rambut. c. Cara pemeriksaan dermatofitosis Diagnosis laboratorium dibuat berdasarkan kerokan kulit, rambut dan kuku. Pengumpulan bahan untuk pemeriksaan mikosis ini diambil dari kelainan kulit yang dibersihkan dengan alkohol 70% kemudian diambil pad daerah kelainan yang aktif kemudian daerah kelainan tersebut dikerok sisi kulitnya dengan pisau steril. Bila ada kelainan pada rambut sebaiknya dilakukan dahulu pemeriksaan dengan sinar wood.

Kemudian rambut yang terinfeksi baru dicabut dengan pinset epilasi dan diperiksa dibawah mikroskop. Untuk pemeriksaan kuku bahan pemeriksaan kuku diambil dari permukaan kuku yang sakit dan bahan kerokan dari bawah kuku sehingga diperoleh detritus-detritusnya. Bila perlu kuku yang terinfeksi dicabut atau dipotong. Pada sediaan KOH dari bahan kulit dan kuku, tampak adanya hifa jamur panjang dengan atau tanpa percabangan ; dengan atau tanpa artrospora. d. Perbedaan dermatomikosis dan dermatofitosis Kedua istilah ini kadang-kadang ada pendapat yang menggap pengertiannya sama. Dermatofitosis ialah mikosis superfisial yang disebabkan oleh golongan jamur dermatofita. Dermatomikosis ialah semua penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur termasuk pitiriasis versikolor, kandidiasis kulit dan kelainan kulit pada mikosis profunda. e. Perbedaan dermatofitosis dan non dermatofitosis ga tau kalau tau kasih tau ya..

jawabannya...

8. KANDIDIASIS a. jamur penyebab candida terutama Candida albicans. Jamur ini dapat ditemukan pada orang sehat sebagai saprofit di dalam alat pencernaan, alat pernafasan dan vagina. Kecuali C.albicans dapat ditemukan di alam b. macam-macam kandidiasis 1. kandidiasis kulit dan selaput lendir Kelainan kulit mengenai daerah lipatan seperti payudara, ketiak, lipat paha dan sela-sela jari kaki dan tangan. Kulit biasanya berwarna merah (eritem), agak basah pada bagian-bagian tepi tampak vesikel dan sisik halus. Keluhan penderita terutama gatal dan rasa nyeri pada saat makan dan minum. 2. kandidiasis bronkus (brinchial candidiasis) Kelainan ini mengenai bronkus dan cabang-cabangnya, dgn gejala menyerupai infeksi. Pada bronkiektasis dapat terjadi kandidiasis sekunder. 3. kandidiasis paru (pulmonary candidiasis) Jamur menginfeksi paru dan menimbulkan pneumonia. Gejala klinik dan penyebarannya dapat menyerupai tuberkulosis paru. 4. kandidiasis sistemik Kandidiasis dapat terjadi sebagai akibat terjadi penyebaran secara hematogen dari fokus infeksi ke berbagai alat dalam, atau sebagai akibat suntikan atau infus. 5. candidi-id

yaitu kelainan pada kulit berdasarkan reaksi alergi dengan membentuk vesikel-vesikel bebas jamur. c. aspek klinik kandidiasis manusia terinfeksi jamur ini secara eksogen misalnya tertelan, kontak langsung pada kulit atau dengan suntikan biasanya terjadi pada bayi. Infeksi secara endogen biasanya terjadi pada org dewasa. Kandidiasis dapat timbul berdasarkan adanya faktor predisposisi. Faktor ini dapat berupa keadaan lemah, defisiensi vitamin terutama vit. B-2, diabetes melitus, kehamilan, penyakit darah, keadaan basah terus menerus pada suatu tempat, pemakaian obat antibiotik, dll. d. diagnosis kandidialis bahan pemeriksaan yang digunakan tergantung pada tempat kelainan, misalnya kerokan kulit, urin, darah, usap vagina, dll. Bahan padat diperiksa dgn larutan KOH 10%, bahan cair diperiksa langsung atau diwarnai dengan larutan Gram. Bahan usap diperiksa dengan larutan air garam atau diwarnai. Jamur yang diperiksa tampak seperti blastospora dan hifa semu. Gambaran histopatologi berupa peradangan tidak khas. Dlm biakan media agar pd suhu kamar, jamur membentuk koloni menyerupai ragi. Determinan spesies candida dgn uji deretan gula, sedangkan untuk C.albicans dgn corn meal agar (CMA) dgn tween 80, agar EMB, serum dan putih telur. 9. HISTOPLASMOSIS a. jamur penyebab Histoplasma capsulatum, jamur ini bersifat dimorfik yg hidup sbg saprofit di tanah, terutama yg mengandung kotoran ayam. Burung dan kelelawar. b. Bahan pemeriksaan Sputum, bilasan bronkus, darah, sumsum tulang, bahan biopsi dan urin. c. Aspek klinik Infeksi jamur ini melalui inhalasi spora atau bagian jamur lain, terutama mikrokonidia d. Diagnosis Dengan menemukan jamur H.capsulatum pada bahan pemeriksaan. Pada suhu kamar jamur ini tumbuh koloni filamen dgn pembentukan banyak mikrokonidia berbentuk lonjong dan makrokonidia mempunyai tonjolan seperti duri. 10. ASPERGILOSIS a. jamur penyebab beberapa spesies seperti Aspergillus sp. Jamur ini terdapat di alam bebas, sedangkan sporanya dapat di isolasi dari udara. b. Bahan pemeriksaan Sputum, sekret bronkus, sekret hidung, nanah dari sinus, kerokan kuku, kerokan kornea, serumen, biopsi jaringan, dan bahan autopsi (diambil dari jaringan mayat)

c. Aspek klinik Cara infeksi tergantung dari lokalisasi. d. Diagnosis Pada sediaan langsung dapat ditemukan jamur di dalam bahan klinik sebagai hifa bersekat, bercabang dengan atau tanpa spora. Biakan pada media agar Sabouraud membentuk koloni filamin dgn pembentukan spora yg khas. 11. NOKARDIASIS a. Jamur penyebab Beberapa spesies Nokardia terutama Nokardia asteroides. Jamur ini terdapat di alam bebas. b. Bahan pemeriksaan Sputum, bahan operasi, bahan klinik lain. c. Aspek klinik Cara infeksi nokardiosis terjadi secara inhalasi. Dengan penyebaran hematogen, jamur dapat memasuki ke alat-alat lain, terutama otak dan ginjal d. Diagnosis Pada pemeriksaan sediaan langsung dengan pewarnaan Gram atau tahan asam, N.asterosdes dan N.brasiliensis tampak sebagai hifa halus berukuran 1 mikron, bercabang tahan asam atau tahan asam sebagian. 12. AKTINOMIKOSIS a. Jamur penyebab Penyebabnya ialah A.israelii yaitu jamur anaerob yang hidup dalam mulut pada gigi yang berlubang atau dlm kripta tonsil sebagai saprofit. b. Bahan biakan Bahan klinik berupa nanah, sputum, jaringan dan lain-lain bahan yang dapat di ambil dari tempat kelainan. c. Aspek klinik Infeksi jamur terjadi secara endogen. Jamur A.israelii di dalam mulut bisa menjadi patogen bila ada perubahan dlm mulut, fraktur, pencabutan gigi, dll. Beberapa bakteri mempunyai peranan dlm patogenesis. d. Diagnosis Pada pemeriksaan sediaan langsung dengan larutan KOH 10% atau pewarnaan Gram, jamur tampak sebagai granula aktinomikotik berwarna kuning. Dengan pewarnaan Gram jamur berwarna ungu.

You might also like