You are on page 1of 15

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI MANUSIA Praktikum 2 : KEKUATAN OTOT

Pelaksanaan Praktikum Hari : Rabu Tanggal : 21 Maret 2012-03-16 Jam : ke 5 - 6

OLEH :

1. 2. 3. 4. 5.

Eki Fitriendi Tunjungsari Fauziyah Firdausi M. S Anggrian Riska A. S Mirzaq Hussein Anwar Muhammad Yusuf R

(081017002) (081017008) (081017013) (081017018) (081017046)

6. Yudhistira Suryanto

(080810285)

Dosen Pembimbing

: Kristanti W, dr.

PROGRAM STUDI S1 TEKNOBIOMEDIK FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012
PRAKTIKUM KEKUATAN OTOT I. PENDAHULUAN Kekuatan otot merupakan salah satu variable penting dalam pemeriksaan dan evaluasi kebugaran fisik. Kekuatan otot dipengaruhi oleh factor rangsangan saraf, besar recruitment, peregangan, dan jenis atau tipe jaringan otot itu sendiri. Otot yang sering diperiksa sebagai sampel kekuatan otot adalah otot kaki atau tungkai dan otot tersebut menyebabkan timbulnya gangguan medis, seperti osteorayhitis, kifosis, skoliosis dan lordosis punggung. II. TUJUAN Setelah melakukan praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat : 1. Melakukan pemeriksaan kekuatan otot a. Kaki c. Tangan : quadriceps femoris, gatrocnemius dan hamstring : Manum digitorum b. Punggung : trapezius dan paraspinalis 2. Mengamati pengaruh peregangan terhadap kekuatan otot 3. Mengamati pengaruh repetisi terhadap kekuatan otot III. LANDASAN TEORI

Strenght adalah kemampuan suatu otot atau sekelompok otot untuk menghasilkan ketegangan atau gaya selama usaha maksimal, baik secara dinamik maupun statik. Pengukuran strength dengan menggunakan MMT, Dinamometer dan Sphygmomanometer. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan otot normal :
a. Ukuran diameter otot b. Ukuran ketegangan pada saat kontraksi c. Banyaknya motor unit d. Tipe kontraksi otot e. Tipe serabut otot f. Simpanan energi dan suplai darah

g. Kecepatan kontraksi
h. Motivasi orang yang bersangkutan

KEKUATAN OTOT PUNGGUNG Otot punggung memiliki peranan yang sangat besar dalam aktivitas sehari-hari. Gerakangerakan seperti saat tarik tambang, mengemudi, menimba air, berenang, membuka pintu, dan memanjat memerlukan bantuan otot punggung. Dalam olahraga, otot punggung yang kuat dan terlatih baik akan mendukung performa dalam cabang berenang (mengayuh), judo (menarik), bilyar (mencondongkang tubuh), golg (mengayun), dayung, selancar, hingga panjat tebing dan gulat. Otot punggung yang lemah menggambarkan potensi cedera yang tinggi, karena otot punggung adalah salah satu otot penyangga tubuh yang berada di pusat tubuh manusia. Bersamaan dengan otot-otot yang menyelimuti perut, otot punggung termasuk dalam kategori core muscle atau otot pusat tubuh. Sakit pinggang yang diderita oleh banyak orang adalah pertanda otot punggung yang lemah. Banyak orang yang sakit pinggang justru menghindari melakukan latihan punggung dengan alasan takut cedera. Hal yang sebaliknya justru terjadi, di mana latihan punggung dengan beban justru membantu meningkatkan kekuatan otot punggung sehingga rasa sakit tersebut bisa dihilangkan atau diminimalisir.

KEKUATAN OTOT TANGAN Kekuatan genggaman tangan memerlukan kombinasi aksi dari sejumlah otot tangan dan lengan bawah, dan aksi ini sangat penting untuk banyak aktivitas sehari-hari. Kekuatan genggaman tangan adalah salah satu metode yang umum digunakan dalam pengukuran kekuatan ekstremitas atas. Kekuatan genggaman tangan merupakan suatu indikator status nutrisi yang sangat berguna, khususnya saat pengukuran antropometri gagal membedakan seseorang undernourished dari underweight. Kekuatan otot genggaman tangan juga termasuk dalam komponen kesegaran jasmani, maka sangat perlu untuk kekuatan otot ini tetap selalu dilatih untuk ditingkatkan kekuatannya. Alat yang digunakan dalam tes Grip Strenght ini adalah Grip Strenght Dynamometer atau Hand Dynamometer. Satuan dari alat ini adalah Kilogram (Kg ). Pengukuran dilakukan pada posisi berdiri dengan kaki kiri maju, tangan kanan menyilang perut. Setelah dijelaskan subyek kemudian menarik pegas dynamometer sekuat yang bisa dilakukan dalam beberapa detik kemudian dilepaskan. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali, dan nilai tertinggi yang digunakan dalam analisis. Adanya perbedaan kekuatan genggaman tangan antara laki-laki dan perempuan dapat dijelaskan oleh besarnya perbedaan massa otot antara laki-laki dan perempuan. Perempuan secara signifikan memiliki kekuatan yang lebih rendah per cm2 luas otot lengan.

DAYA LEDAK OTOT Berikut adalah berbagai definisi dari daya ledak otot berdasarkan literature yang berbedabeda: Daya ledak merupakan suatu unsur diantara unsur-unsur komponen kondisi fisik yaitu kemampuan biomotorik manusia, yang dapat ditingkatkan sampai batas-batas tertentu dengan melakukan latihan-latihan tertentu yang sesuai. Daya ledak adalah suatu kemampuan seorang atlet untuk mengatasi suatu hambatan dengan kecepatan kontraksi yang tinggi. Daya ledak ini diperlukan di beberapa gerakan asiklis, misalnya pada atlet seperti melempar, tendangan tinggi atau tendangan jauh (Harre,1982:16). Lebih lanjut dikatakan bahwa daya ledak adalah kemampuan olahragawan untuk mengatasi tahanan dengan suatu kecepatan kontraksi tinggi (Harre, 1982:102). Daya ledak ialah kombinasi dari kecepatan maksimal dan kekuatan maksimal. Daya ledak ini harus ditunjukkan oleh perpindahan tubuh (dalam tendangan jauh) atau benda (peluru yang ditolakkan) melintasi udara, dimana otot-otot harus mengeluarkan kekuatan dengan kecepatan yang tinggi, agar dapat membawa tubuh atau obyek pada saat pelaksanaan gerak untuk dapat mencapai suatu jarak (Janssen,1983:167). Daya ledak ialah kemampuan sebuah otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh (Suharno HP, 1984:11). Daya ledak atau explosive power adalah kemampuan otot atau sekelompok otot seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimal yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya atau sesingkat-singkatnya. Unjuk kerja kekuatan maksimal yang dilakukan dalam waktu singkat ini tercermin seperti dalam aktivitas tendangan tinggi, tolak peluru, serta gerak lain yang bersifat eksplosif. Daya ledak merupakan hasil perpaduan dari kekuatan dan kecepatan pada kontraksi otot (Bompa,1983:231; Fox,1988:144 ). Daya ledak merupakan salah satu dari komponen gerak yang sangat penting untuk melakukan aktivitas yang sangat berat karena dapat menentukan seberapa kuat orang memukul, seberapa jauh seseorang dapat melempar, seberapa cepat seseorang dapat berlari dan lainnya. Radcliffe dan Farentinos (1985:1-33) menyatakan bahwa daya ledak adalah faktor utama dalam pelaksanaan segala macam ketrampilan gerak dalam berbagai cabang olahraga. Berdasar pada definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa dua unsur penting yang menentukan kualitas daya ledak adalah kekuatan dan kecepatan.

Upaya dalam meningkatkan unsur daya ledak dapat dilakukan dengan cara : meningkatkan kekuatan tanpa mengabaikan kecepatan atau menitik beratkan pada kekuatan meningkatkan kecepatan tanpa mengabaikan kekuatan atau menitik beratkan pada kecepatan meningkatkan kedua-duanya sekaligus, kekuatan dan kecepatan dilatih secara simultan (Jessen, Schultz dan Bangertes, 1984 : 17). Latihan kombinasi antara kekuatan dan kecepatan merupakan latihan untuk meningkatkan kualitas kondisi fisik dengan tujuan utama meningkatkan daya ledak. Latihan tersebut memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap nilai dinamis jika dibandingkan dengan latihan kekuatan saja. Adapun dalam mengembangkan daya ledak, beban latihan tidak boleh terlalu berat sehingga gerakan yang dilakukan dapat berlangsung cepat dan frekuensinya banyak (Pyke, 1980:75 ). Berdasar pada beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat ditarik suatu pengertian bahwa daya ledak otot tungkai adalah suatu kemampuan otot tungkai untuk melakukan aktivitas secara cepat dan kuat untuk menghasilkan tenaga. IV. ALAT Alat yang di gunakan pada praktikum kali ini adalah : 1. Back and leg dynamometri 2. Grip dynamometri 3. Jangka sudut ROM V. TATA CARA KERJA PEMERIKSAAN KEKUATAN OTOT PUNGGUNG Posisi AWAL penderita berdiri: 1. Penderita berdiri di atas alas dynamometri dengan kedua kaki dan pandangan lurus ke depan 2. Peganglah pegangan dynamometri yang terhubung pada alas melalui rantai yang dapat disesuaikan ketinggiannya

3. Sesuaikan panjang rantai dengan memperhatikan sudut yang dibentuk antara punggung badan dan kaki sebesar 30 derajat sampai pasien merasa nyaman dengan kondisi tersebut 4. Pada hitungan ketiga, pasien dimint menarik pegangan dynamometri dengan cara menegakkan punggung badan semampunya. Posisi kaki dipertahankan tetap lurus 5. Catat angka yang tertera pada monitor dynamometri sebagai hasil pengukuran kekuatan otot punggung PEMERIKSAAN KEKUATAN OTOT KAKI Posisi AWAL penderita berdiri: 1. Penderita berdiri di atas alas dynamometri dengan punggung badan dan pandangan lurus ke depan 2. Peganglah pegangan dynamometri yang terhubung pada alas melalui rantai yang dapat disesuaikan ketinggiannya 3. Sesuaikan panjang rantai dengan memperhatikan sudut yang dibentuk antara paha dengan betis sebesar 120 derajat sampai pasien merasa nyaman dengan kondis tersebut 4. Pada hitungan ketiga, pasien diminta menarik oegangan dynamometri dengan cara meluruskan kaki semampunya. Posisi punggung badan dipertahankan tetap lurus. 5. Catat angka yang tertera pada monitor dynamometri sebagai hasil pengukura kekuatan otot kaki PEMERIKSAAN KEKUATAN OTOT JARI TANGAN Posisi AWAL penderita berdiri 1. 2. 3. 4. 5. Penderita berdiri tegak dengan posisi tangan berada di samping Peganglah pegangan grip pada posisi yang nyaman Pada hitungan ketiga, pasien diminta menarik pegangan grip Catat angka yang tertera pada monitor dynamometri sebagai hasil Ulangi prosedur tersebut sebanyak 1x, 3x, dan 5x dalam 1 menit memegang dan pandangan lurus ke depan

dynamometri dengan mempertahankan posisi tangan tetap lurus di samping pengukuran kekuatan otot kaki

6.

Bandingkan hasil pengukuran kekuatan otot dengan dan tanpa repetisi

PEMERIKSAAN DAYA LEDAK OTOT Posisi AWAL penderita berdiri 1. Praktikan berdiri di atas mat lalu menyalakan alat sensor dengan cara menekan tombol ON 2. Layar pada alat sensor akan menampilkan angka 1 (pertanda untuk lompatan pertama) 3. Setelah bunyi beep terdengar, praktikan melompat setinggi-tingginya. Praktikan diperbolehkan melompat dengan melompat memijak mat dari alat ini. 4. Layar akan menampilkan tinggi lompatan 5. Setelah tampilan angka 2 dan bunyi beep, praktikan melakukan proses yang telah disebutkan di atas. VI. DATA HASIL PENGAMATAN
Nama Yusuf Mirzaq Yudhis Eki Anggi Firda Respon Time 49 60 42 37 42 33 Kekuatan tangan Kanan Kiri 48.8 47.2 46.9 43.6 27.9 40.9 18.8 15.1 19.4 15.3 26.1 22.1 Kekuata n Kaki 107.5 102.5 91 29 24 37.5 Kekuatan punggung 108 88 45 24.4 21.5 47

menggunakan awalan maupun

tidak. Percobaan dinyatakan VALID hanya jika kedua kaki praktikan setelah

Pembanding :

VII.

PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini kami mempelajari tentang kekuatan otot. Kekuatan otot sejatinya

terdiri dari 2 pengertian dasar yakni strength dan power. Perbedaan antara keduanya terletak di cara bagaimana keduanya mengukur pada tubuh manusia. Strength mengukur kekuatan otot pada saat keadaan statis sedangkan power mengukur kekuatan otot pada saat keadaan dinamis. Keadaan dinamis ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kecepatan, waktu tempuh dan besar kekuatan otot. Ada beberapa hal yang dilakukan dalam percobaan kali ini, yaitu pengukuran strength pada kaki, punggung, dan tangan dengan menggunakan dynamometer. Selain itu power diukur dengan menggunakan vertikal jump. Seharusnya pada praktikum ini dilakukan 2 macam kondisi percobaan yaitu dengan melakukan pemanasan terlebih dahulu dan langsung melakukan praktikum. Fungsi dari pemanasan ini yaitu agar otot pada tubuh lebih meregang sehingga akan didapatkan perbedaan antara kekuatan otot sebelum pemanasan dan sesudah pemanasan. Dikarenakan waktu yang terbatas, maka dari itu hanya dilakukan oleh keenam praktikan tanpa pemanasan terlebih dahulu. Disini akan dibahas bagaimana alat dynamometer dan jump meter digital bekerja serta hasil dari pengukuran. KEKUATAN OTOT TANGAN Kami mengukur kekuatan otot tangan (manus digitorum) dengan menggunakan Grip Dynamometer. Alat ini ditekan sekuat mungkin dengan jari tangan, kemudian pada layar akan muncul seberapa besar kekuatan jari-jari tangan (dalam kilogram). Percobaan dilakukan pada tangan kanan dan kiri dengan posisi tangan lurus ke bawah. Seluruh praktikan mencoba ngrip dynamometer dan dapat didapatkan hasil bahwa

tangan kanan memiliki kekuatan otot lebih besar daripada tangan kiri. Ini dikarenakan jari kanan lebih sering digunakan daripada jari kiri, Mungkin akan berbeda hasilnya dengan seseorang yang memiliki kebiasaan menggunakan tangan kiri lebih sering daripada tangan kanan (kidal). Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan otot sangat dipengaruhi oleh latihan dan frekuensi penggunaan. kekuatan otot akan semakin besar jika tiap hari ia dipergunakan dan dilatih. Dalam percobaan ini juga didapatkan hasil bahwa kekuatan otot laki-laki cenderung lebih besar jika dibandingkan dengan kekuatan otot perempuan. Ini disebabkan massa otot laki-laki lebih besar daripada wanita. Berikut ini adalah table hasil tes grip dynanometri beserta kategorinya berdasarkan literature yang kami dapat:
Rating* excellent very good above average average below average Poor very poor Males (kg) > 64 56-64 52-56 48-52 44-48 40-44 < 40 Females (kg) > 38 34-38 30-34 26-30 22-26 20-22 < 20

Berdasarkan table di atas, dapat disimpulkan bahwa kekuatan otot Mirzaq dan Yusuf adalah di bawah rata-rata, sedangkan kekuatan otot tanganYudis buruk. Berdasarkan table yang sama, kekuatan otot tangan semua praktikan perempuan tergolong sangat buruk. Pengkategorian pada tabel di atas kemungkinan berdasarkan dari survey pada masyarakat Barat. Tentunya kategori tersebut akan berbeda apabila survey dilakukan pada orang-orang Asia. KEKUATAN OTOT KAKI Hal kedua yang akan dibahas yaitu leg dynamometer. Fungsi dari leg dynamometer yaitu untuk mengukur besar kekuatan otot bagian ekstremitas bawah. Cara penggunaan alat ini yaitu, badan tegak lurus menghadap lurus ke depan, kemudian kaki ditekuk hingga membentuk sudut 120o kemudian menarik pegangan yang ada pada dynamometer. Disitu akan muncul seberapa besar kekuatan otot pada ekstremitas bawah kita. Dari praktikum yang dilakukan , didapatkan sebuah hasil bahwa laki-laki memiliki kekuatan otot yang lebih besar pada ekstremitas bawah jika dibandingkan dengan perempuan. Hal ini dikarenakan laki laki cenderung memiliki kekuatan otot yang lebih besar daripada perempuan, namun hasil dari praktikum yang dilakukan menunjukkan bahwa semua praktikan memiliki kekuatan oto kaki

yang sangat buruk karena nilai yang diperoleh berada di bawah nilai buruk. Hal ini disebabkan kurang digunakannya kekuatan otot kaki secara maksimal sehingga selama ini peregangan yang terjadi cenderung berada di ambang minimum. KEKUATAN OTOT PUNGGUNG Alat untuk mengukur kekuatan otot punggung juga menggunakan alat untuk mengukur kekuatan otot kaki. Hanya bedanya pada posisi pada saat mengukur besarnya kekuatan otot punggung adalah dengan posisi badan agak membungkuk dengan membentuk sudut sebesar 30o antara punggung badan dan kaki. Pemeriksaan otot punggung ini mungkin memiliki sedikit sensasi rasa yang berbeda daripada pemeriksaan otot yang lain karena ketika harus menarik beban sekuat tenaga dengan menggunakan punggung maka punggung akan terasa cukup nyeri terlebih pada orang orang yang cukup jarang memanfaatkan otot punggungnya pada kondisi sehari hari. Pada hasil praktikum kali ini menunjukkan bahwa rata rata nilai kekuatan otot jantung lebih rendah daripada nilai kekuatan otot punggung. Firda dan Yusuf memiliki nilai yang cukup parah sedangkan yang lain sangat parah. Ini semakin menunjukkan bahwa praktikan selama ini jarang menggunakan kekuatan ototnya secara maksimum. DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI Pada percobaan terakhir kami mengukur daya ledak otot tungkai dengan mengetahui ketinggian lompatan. Daya ledak otot atau yang biasa disebut dengan muscular power adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya. Dalam hal ini, dapat dinyatakan bahwa daya ledak (Power) sama dengan kekuatan (force) dikalikan dengan kecepatan (velocity). Untuk mengetahui daya ledak otot tungkai dapat dilakukan tes vertical jump. Tes ini dapat dilakukan secara manual yaitu dengan cara melompat setinggi-tingginya sambil menjulurkan tangan ke atas dan menggoreskan kapur ke papan. Ketinggian goresan kapus pada papan dapat menyatakan ketinggian lompatan. Namun dalam praktikum ini kami mengukur daya ledak otot menggunakan perangkat elektronik yang dapat mengonversi tekanan pada sebuah mat / landasan dan waktu menjadi ketinggian lompatan. Di pasaran alat ini dikenal dengan Jump Meter Digital. Alat ini terdiri atas dua komponen utama yaitu landasan (rubber mat) yang menerima sinyal berupa tekanan dan waktu lompatan yang kemudian ditransmisikan ke komponen kedua yang mengonversi sinyal tersebut menjadi tinggi lompatan (dalam centimeter). Cara

kerja alat ini cukup sederhana; mula-mula praktikan berdiri di atas landasan. Setelah tombol on ditekan, akan muncul angka 1 yang diikuti dengan bunyi beep yang menjadi indikasi untuk mulai melompat. Praktikan kemudian melompat setinggi-tingginya, boleh menggunakan awalan atau tidak. Setelah mendarat di landasan, di layar akan muncul angka yang merepresentasikan ketinggian lompat. Kemudian proses ini diulang untuk kedua kalinya. Namun jika ketika mendarat kaki berada di luar landasan, hasil tes dianggap gagal dan harus diulang. Alat ini cukup mudah dan praktis untuk digunakan, namun sayang alat ini kurang akurat dan dapat dimanipulasi. VIII. PERTANYAAN 1. Apa perbedaan antara strength dan power? Jawaban : PERBEDAAN Waktu Terjadinya STRENGTH POWER

pada kontraksi isometrik pada kontraksi dinamis kekuatan otot, jarak, dan kecepatan waktu tempuh

Faktor yang kekuatan otot mempengaruhi

2. Sebutkan alat alat yang di pakai untuk mengukur kekuatan otot! Jawaban : Alat alat yang di pakai dalam percobaan ini adalah a) Back and leg dynamometri b) Grip dynamometri c) Jangka sudut ROM 3. Sebutkan pengaruh peregangan pada kekuatan otot! Jawaban : Peregangan yang di lakukan sebelum melakukan praktikum adalah untuk mongoptimalkan kebugaran fisik dan membuat otot meregang sehingga akibat terjadinya peregangan itu, otot mampu melakukan recruitment secara optimal. Namun peregangan yang di lakukan juga perlu di wspadai karena peregangan yang berlebihan dan membuat otot berkontraksi secara maksimum hingga di luar batas wajar yang dikhawatirkan akan menyebabkan cedera otot ataupun kram.

4. Sebutkan pengaruh repetisi pada kekuatan otot! Jawaban : Repetisi mengakibatkan kekuatan otot semakin membesar tetapi di samping itu menyebabkan kerja otot menjadi tidak maksimal karena sudah terlalu lelah ketika melakukan kegiatan tersebut selama berkali kali. 5. Dari hasil percobaan, bandingkan kekuatan otot akibat pengaruh : a) Peregangan b) Repetisi 1x, 3x, dan 5x Jawaban : a. Peregangan : Tidak dilakukan peregangan sebelum praktikum karena waktu percobaan sangat terbatas. b. Repetisi 1x, 3x, 5x : jika dibandingkan antara ketiganya maka akan didapatkan hasil yang berbeda-beda dan kurang maksimal ini dikarenakan otot sudah terlalu lelah untuk melakukan kerja yang berulang-ulang. tetapi dengan repetisi tersebut akan mengakibatkan kekuatan otot yang makin membesar 6. Faktor apa saja yang dapat meningkatkan kekuatan otot? Jawaban : Menurut Suharno Hp. (1993: 39-40) faktor-faktor penentu kekuatan otot adalah: a) b) c) d) e)
f)

Besar kecilnya potongan melintang otot (potongan morfologis yang Jumlah fibril otot yang turun bekerja dalam melawan beban, makin Tergantung besar kecilnya rangka tubuh, makin besar skelet makin Innervasi otot baik pusat maupun perifer. Keadaan zat kimia dalam otot (glykogen, ATP). Keadaan tonus otot saat istirahat, tonus makin rendah berarti kekuatan Umur dan jenis kelamin juga menentukan baik dan tidaknya kekuatan

tergantung dari proses hypertropi otot. banyak fibril yang otot yang bekerja berarti kekuatan bertambah besar besar kekuatan.

otot tersebut pada saat bekerja makin besar. g) otot.

7. Faktor apa saja yang dapat meningkatkan kekuatan otot? Jawaban : Menurut Suharno Hp. (1993: 39-40) faktor-faktor penentu kekuatan otot adalah: a. b. c. d. e. f. g. otot. IX. KESIMPULAN Kesimpulan yang kami dapatkan dari praktikum kekuatan otot ini adalah : 1. Rata rata hasil kekuatan otot yang yang di dapat berada di bawah cukup hal ini disebabkan karena praktikan sangat jarang sekali menggunakan kekuatan ototnya secara optimal sehingga mempengaruhi nilai kekuatannya.
2. Peregangan berpengaruh untuk mongoptimalkan kebugaran

Besar kecilnya potongan melintang otot (potongan morfologis yang Jumlah fibril otot yang turun bekerja dalam melawan beban, makin Tergantung besar kecilnya rangka tubuh, makin besar skelet makin Innervasi otot baik pusat maupun perifer. Keadaan zat kimia dalam otot (glykogen, ATP). Keadaan tonus otot saat istirahat, tonus makin rendah berarti kekuatan Umur dan jenis kelamin juga menentukan baik dan tidaknya kekuatan

tergantung dari proses hypertropi otot. banyak fibril yang otot yang bekerja berarti kekuatan bertambah besar besar kekuatan.

otot tersebut pada saat bekerja makin besar.

fisik dan membuat otot meregang sehingga akibat terjadinya peregangan itu, otot mampu melakukan recruitment secara optimal. Namun peregangan yang di lakukan juga perlu di wspadai karena peregangan yang berlebihan dan membuat otot berkontraksi secara maksimum hingga di luar batas wajar yang dikhawatirkan akan menyebabkan cedera otot ataupun kram 3. Repetisi mengakibatkan kekuatan otot semakin membesar tetapi di samping itu menyebabkan kerja otot menjadi tidak

maksimal karena sudah terlalu lelah ketika melakukan kegiatan tersebut selama berkali kali. X. DAFTAR PUSTAKA

http://www.andriewongso.com/artikel/health_corner/1277/Jaga_Otot_Punggun g_Anda/

You might also like