You are on page 1of 12

This is the html version of the file http://elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/downloadDatabyId/271574/11_01513.pdf.

Google automatically generates html versions of documents as we crawl the web.

Page 1
ISBN NO: 979-3264-68-3

PENCEMARAN Am MINUM DAN MAKANAN OLEH BAKTERI DISEKITAR SEKOLAH ?norma JAWA BARAT
OLEH ; Ir. H. SJARIEF SADIKIN DJ. Editor : Dr. Hj. Dewi Harjani Punvanegara, dr, SpMK. BADAN PEN ELKTIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH'. PENIERINTEXH PROPENSE. JAWA BARAT BANDUNG 2005

Page 2
ABSTRAK Penyakit diare menyebabkan sakit perut masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan diare serta menimbulkan banyak kematian terutama pada bayi dan anak balita (Adyatma 1990) Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat diidentikasi masalah sebagai berikut: Seberapa jauh tingkat kebersihan makanan dan minuman jajanan disekitar Sekolah Dasar ase-Kecamatan Cibeunying Kidul melebihi batas cemaran mikroba yang telah ditemukan Depkes atau tidak; jenis enterobacteriacceae apa saja yang terbanyak pada makanan dan minuman jajanan di sekitar Sekolah Dasar se-Kecamatan Cibeunying Kidul. Maksud penelitian ini untuk memperoleh data praduga adanya pencemaran bakteriologik terhadap makanan dan minuman dari pedagang jajanan di seolah desa 'se-Kecamatan Cibeunying Kidal. Dengan demikian dapat disimpuikan bahwa minuman jajanan yang ada di sekitar Sekolah Dasar se-Kecamatan Cibeunying Kidal sudah melebihi batasan maksimum mikroba yang ditentukan oleh Depkes RI tahun 1991, sehingga ;minuman ini sudah tidak layak untuk dikonstnnsi sebagai minuman _jajanan_ Perlu lebih ditingkatkannya pengawasan oleh pihak yang terkait, dalam hai ini Departemen Kesehatan khususnya Dinas Kesehatan dan Direktorat Jenderal PPM (Pemberantasan Penyakit Menular) dan PLP (Penyehatan Lingkungan Pemukiman).

Page 3
SBN No. 979-32544334 udul : Pencemaran Air Minum dan Makanan oleh Bakteri digsekitar

Sekolah Provinsi Jawa Barat ` l

'enulis : Ir. H. Sjarief Sadikin Djajanagara

ditor : Dr. Hj. Dewi Harjani Purwanegara, di., Sp.__MK;


'enerbit : Balitbangda Provinsi Jawa Barat ' ' ' A ' '

:2005
Page 4
KATA PENGANTAR Dengan kerendahan hati dan dengan segala kesadaran yang mendalam, kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT karena hanya dengan tauk dan hidayah-Nya telah memberikan kemampuan kepada kami untuk melaksanakan penelitian dan menyusunnya dalam bentuk buku dengan judul : Pencemaran Air Minum dan Makanan oleh Bakteri Di Sekitar sekolah di Propinsi Jawa Barat. Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, khususnya Dr_ Hj_ Dewi Harjani, dr., SpMK. yang telah memberikan pengarahan dalam menyelesaikan penelitiaan dan penulisan buku ini. Kami yakin bahwa isi buku hasil penelitian ini tidak luput dari kekurangan. Oleh sebab itu diharapkan sumbang saran dari para pembaca untuk penyempurnaannya.
Penulis,

Ir. H. Sjarief Sadikin Di.

Page 5
KATA SAMBUTAN Dengan rasa bangga, kami menyambut diterbitkannya buku hasil penelitian yang disusun oleh Saudara Ir. Sjarief Sadikin Dj., berdasarkan hasil penelitian 3! 'ig berjudul Pencemaran Air lVIinum dan Makanan oleh Bakteri Di Sekitar Skolah di Propinsi Jawa Barat. Dengan terbitnya buku ini, semoga dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi Pemerintah Daerah dalam membuat suatu kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan Propinsi Jawa Barat.
Terima kasih.

Kepala Baiitbangda Propinsi .


ara

Page 6
DAFTAR ISI KATA ENGANTAR DAFTAR ISI BAB I BAB II. BAB III. BAB 1V. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian . .. ..

1.2. ldentikasiMasalah 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ....... .. 1.4. KegnaanPenelitian 1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.6. Metodologi Penelitian 1.7. Tempat dan Lama Penelitian . TINJAUAN 2.1. Denisi Diare 2.2. faktor-faktor penyebab diare (menurut Dirjen P2M, 1990) 2.3. Epidemiologi diare ..

2.4. Patogenesisbakteri HASIL DANPEMBAHASAN 3.1. Jumlah sampel makanan dan minuman 3.2. Hasil pemeriksaan sebagai berikut . PENGUJIAN HIPOTESIS 4.1. Kandungan bakteri pada makanan dan minuman jajanan di sekitar Sekolah Dasar s e-Keeamatan Cibeuning Kidul melebihi batas maksimum cemaran mjkroba' sesuai ketetnuandari Depkes Republik Indonesia tahun 1991 4.2. Jenis enterobaeteriaceae yang terbanyak ialah Ecoli terlihat dari tabel 4, terdapat 75% pada makanan dan 49% pada
Halaman
ooooqqp-tauoN-w-::_..

12 17 17 22 22

Page 7
minuman jajanan disekitar Sekolah Da~ sar se-Kecamatan Cibeunying Kidul BAB V KESlMPULAN DAN SARAN 27 iLKesimulan 27
5.2. 27

DAFTAR PUSTAKA 29 26

Page 8
BAB I PENDAHUUAN 1.1. Latar Beiakang _ Peneiitian Di Indonesia, penyakit diare menyebabkan sakit perut masih merupakan saiah satu m-asalah kesehatan masyarakat yang utama. Hai ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan karena diare serta menimbuikan banyak kematian terutama pada bayi dan anak balita. {Adhyatmrg 1990). Berdasarkan data dari Diijen PPM dan Depkes Fii, angka kesakitan karena penyakit diare di Indonesia masih cukup tinggi, berkisar antara 120 sampai 360 kasus per 1000 penduduk per tahun (Sunoto, 1990). Hal ini menjadikan penyakit diare merupakan satu prioritas utama bagi pemerintah dalam penanganan pemberantasan penyakit menular (Djurnhana, 1990). Menurut data yang diperoleh dari PPM Dinas Kesehatan Propinsi Dati I .Tasya Barat, bahwa kematian karena penyakit diare pada anak usia di atas 5 tahun, selama kurun ivaktu 5 tahun terakhir (1988-1992) terdapat 208 orang dari satu juta penderita. Sedangkan menurut data dari PPM Dinas Kesehatan Kotamadya Dati II Bandung, insiden penyakit diare 156 kasus per 1000 penduduk per

tahun. Berdasarkan usia, kasus terbanyak terjadi pada anak-anak usia di atas 5 tahun. Kejadian sampai bulan Desember 1992, di Kecamatan Cibeunying Kidui menunjukkan angka tertinggi (Depkes Kodya Bandung, 1993). Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya insidensi penyakit diare, selain sanitasi dan iingkungan (sik, bioiogis, sosiokulttir), yang paling dominan adalah sikap dan tingkah laku mannusia di masyarakat (Winardi, 1984, Tjahjono, 1934). Penyakit diare yang cara penuiarannya secara oro-fekai melalui makanan dan minuman ini telah menjadi sumber masalah setiap hari bagi para dokter di Puskesmas di seluruh Indonesia (Loedin, 1984).

Page 9
Makanan selain sebagai sumber gizi bagi manusia, juga merupakan sumber makanan bagi perkembangan mikroorganisme. Makanan bertindak sebagai perantara atau substrat untuk tambahnya mikroorganisme yang bersifat potogenik bag manusia (Gamman, 1990). Makaan yag mudah dihinggapi bakteri antara lain ialah makanan yang pengolahannya kurang bersih, dalam keadaan terbuka dan makanan atau minuman yang penyimpanannya berada dalam lingkungan atau kondisi yang kurang bersih. Banyak jenis makanan jajanan anak sekolah dasar, baik

yang di warung sekolah ataupun di luar pagar sekolah, dijual tanpa mempertahankan kandungan gizi dan kesehatan (PR, 28 Nopember 1993). Kebiasaan yang kurang baik dari anak-anak usia sekolah ialah jajan, baik jajan makanan maupun minuman, sedangkan makanan dan minuman yang tersedia disekitar sekolah belum tentu terjamin kebersihannya, sehingga kemungkinan tercemar bakteri sangat besar. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui sampai sejauhmana tingkat pencemaran bakteriologik, khususnya kuman-kuman penyebab penyakit perut yang terdapat dalam makanan dan minuman di sekitar Sekolah Dasar se-Kecarnatan Cibeunyring Kidul. Hal ini sesuai dengan himbauan Ketua Darma Wanita Jabar, bahwa guru dan kepala sekola perlu mengawasi dan memperhatikan kebersihan makanan yang tersedia di warung sekolah atau yag dijajakan oleh pedagang sekitar sekolah.

ijz. Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang yang tekah dikemukakan, maka dapat

diidentikasi beberapa masalah sebagai berikut:

_ 1.2.1 Seberapa jauh tingkat kebersihan makanan dan minuman'

jajanan di sekitar Sekolah Dasar se-keeamaxan Cibeunying,

Page 10

Kidal, melelbihi batas samaran mikroba yang telah ditentukan 'Depkes- atau tidak? . -_ 1.2.2 Jenis enterobacteriaceae aoalaija jvangierbaayak i- padat makanan dan minuman jajajan di sekitar Sekolah Dasar sekecamatan Cibeunying Kidal?
1.3. Ma-ksud dan Tujuan Penelitian K-_l_

Maksud penelitian ini untuk memperoleh data praduga adanya pencemaran_ bakteriologik terhadap makanan dan minuman dari pedagang jajanan di sekitar Sekolah Dasar se- Kecamatan Cibeunjiing Kidal_ Tujuan penelitian adalah: 1.3.1. Menghiamg jumlah angka kmnan yang terdapat pada

makanandan minmnan jajanan disekitar Sekolah Dasar seKecamatan Cibeunying Kidal.


_ \_ ____ __P,_,...

1.3.2. Meneliti nilai jumlah periraan terdekat (MEN) dari Colifonn yang terdapat pada makanan dan minuman di sekitar Sekolah Dasar se- Kecamatan Cibeunying Kidal. 1.3.3. Menelaiti nilai jumlah perlciraan terdekat (lviPN) dari E. Coli tihja pada makanan dan minuman jajanan di sekitar Sekolah Dasar sae-Kecamatan Cibeunying Kidal. 1.3.4. Menentakazi apakah makanan {iaa minuman jajanan di Sekim Sekolah Dasar se- Kecamatan Cibeunyiag Kidal memenuhi syarat batas maksimum ::amaran mikroba atau tidak. '

Page 11
1.4. Kegunaan Penelitian i. Dari segi epidemieiogi, data etieiogi ini penting untuk mengetahui besarnya masalah yang dihadapi dan dapat dimanfaatkan bagi peningkatan dalam usaha membantu pemerintah, khususnya Depkes Tk. II Kotamadya Bandung dalam menanggulangi penyakit diare melalui program
Penyuiuhan Kesehatan Masyarakat (FKM).

.Suam usaha itieniperbaiki dan menambah pengetahuan pada masyarakat, khususnya para pedagang kaki lima di sekitar sekatan dasar dalam megoiah dan menyajikan barang daganganngra. 1.5. Kerangka Eernikiran dan Hi-petesis Ix/iakanan selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga dapat sebagai sumber makanan bagi perkembangan miarunrganisine. Bahan pangan dapat bertindak sebagai perantara atau substrat untuk nanabanana milqoorganisme yang bersifat patogenik terhadap manusia (Gamman, 1990). Makanan dan miuman dapat tercemar karena tidak bersih dan tidak menqenubi syarat kesehatam ketika masih sebagai sumber bahan makanan, ketika diubah menjadi produk olahan, dan xaraktu disiapkan

untuk disantap kensuxnen (Suharjono, M.S.,` i994). Penyebab diare bakterialis golongan Enterobacteriaceae antara lain hakimi Salnwrzella .vpp, Slzigella app, Vibiro .spp, Escherfchia colli dan (.fannqvlobacter _iejurzi_ Bakteri-bakteri tersebut umumnya ditukarkan meialui makanan atau minuman. Sehinga makam311 dan minuman yang akan dikonsumsi harus terhindar dari bakteri-dbaktexi. Esrey dan Habicht dalam disertasi Aabisudjak, 1991, merumuskan bahwa knznan penyebab diare dan' tinja dapat menular melalui air atau tangan atau tanah atau benda iain yang kemudian ice makanan. Dari makanan terjadilah infeksi_ Lebih lanjut Esrey _dan habicht (19888) mengemukakan bahw dari air, kuman bakteri penyebab
4

Page 12
diare dapat termakan oleh seseorang dan menimbulkan infeksi apabila mencapai dosis infeksi. Makanan atau minuman yangtereemar dapat merupakan sambe: penyakit infeksi. Proses pencernarannya dapat melalui udara, air, lalat atau kontak dengan tangan yang mengolahnya. Tingginya angka kesakitan dan kematian tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kesehatan lingkungan yang masih belum memadai, keadaan gizi, keadaan sosial ekonomi dan yag paling dominan ialah sikap dan perilaku masyarakat yang secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi keadaan penyakit diare (Winardi, Tjahjono, 1984). Penyakit diare yang cara penularannya secara oro-fekal melalui makanan dan minuman telah menjadi sumber masalah setiap hari bagi parfa petugas kesehatan di Puskernas seluruh Indonesia (Loedin, 1984). Penyakit diare yang cara penularannya secara oro-fekal meialui makanan dan minuman telah menjadi .sumber masalah setiap hari bagi para petugas kesehatan di Puskesmas seluruh Indonesia (Loedin, 1984). Kecamatan Cibeunying Kidal secara geogras terletak di Bandung Timur, mempunyai luas wilayah 524384 Ha, yang umumnya merupakan tanah milik Pemerintah Daerah Tk II Kodya Bandung. Jumlah penduduik kurang lebih 105 - 106 ribu jiwa, terdiri dari 6 Kelurahan (Cikutra, Cieadas, Sukamaju, Sukapada, Padasuka dan Pasirlayung), 85 RW dan 540 RT; termasuk daerah urban yang padat (B. Cissy, 1993). Sarana air dari PDAM Surnur pompa dan ada MCK. Sarana kesehatan terdiri dari Puskesmas (3), Balai Pengobatan dan praktek dokter swasta. Meskipiun sarana air dan kesehatan sudah ada 'tetapi karena masyarakat sangat heterogen tingkat sosial ekonominya,

kemudian termasuk daerah transportasi yang padat terlebih ditunjang oleh faktor lain seperti rendahnya pengetahuan dan
5

Page 13
sikap perilaku masyarakat pengguna sehingga insiden diare pernah terjadi di kecamatan ini. Untuk sarana pendidikan terdapat Sekolah Dasar sebanyak 69 buah, SLTP sebanyak 13 buah, SLTA sebanyak 8 buah, Perguruan Tinggi 6 buah, kursus-kursus 5 buah dan madrasah sebanyak l buayh. Banyaknya sarana pendidikan di Kecamatan Cibeunying Kidul menyebabkan jumlah penduduk juga bertambah, baik penduduk yang menetap maupun penduduk yang tidak menetap_ Menurut data dari DepKes Kotamadya Bandung, pada tahun 1992 terjadi kasus diare terbanyak se-Kotamadya Bandung yaitu 2045 orang, sedangkan di kecamatan lain antara lain kecamatan Coblong hanya 1044, Andir 1171, temyata setelah diteliti sumbernya yaitu dari air yang dipergunakan. Untuk daerah Cibeunying Kidal ini, penyediaan air bersih melalui ?DAM masih kurang memadai dan tidak menjangkau seluruh lapisan masyarakat, sedangkan beberapa daerah masih menggunakan air sungai untuk di konsumsi. Sarana pembuangan air dan ventilasi udara karena pemukiman terlalu padat menjadi tidak memenuhi syarat kesehatan. Para pedagang yang berjualan di sekitar sekolah dasar umumnya termasuk penduduk yang tidak menetap, kemudian tingkat pendidikan yang mereka tempuh 80% tidak lulus SD, sehingga dapat diperkirakan pengetahuan mereka tentang kebersihan dan kesehatan masih rendah. Oleh karea itu makan dan minuman yang mereka jajakan atau dijual tidak dijamin kebersihannya, mulai dari penyriapan sampai cara penyajiannya, Sebagian besar jenis makanna dan minuman yang disukai dan dijual di sekitar sekolah dasar hanya mengandung karbohidrat saja sedangkan kadar protein, lemak dan vitaminnya rendah. Berdasarkan identikasi masalah kerangka pemikiran tersebut di atas, penulis cenderung menurunkan hipotesis sebagai berikut : i

Page 14
1.5.1. Kandungan bakteri makanan dan minuman jajajan di sekitar Sekolah Dasar se-i Kecamatan. Cibeunying : sli-idul 57 melebihi . batas maksimumrcemaran jmikroba. . a i 1.5.2. Enterobaeteriaceae dari makanan dan minuman di sekitar Sekolah Dasar .se-Kecamatan Cibeunying Kidal yang terbanyak ialah E. Colh'. 1.6. Metodoldogi Penelitian

Penelitian terhadap makanan dan minuman jajanan terdapat di sekitar Sekolah Dasar se- Kecamatgan Cibeunying Kidal ini bersifat deskriptif studi. Pengambilan sampel dilakukan secara acak, hipotesis akan diuji dengan uji Z, dengan rumus:

Z a &m;

p-q/N
Keerangan : Z = angka baku distribusi normal X= jumlah jenis makanan!' minuman yang diperiksa N = banyaknya observasi independen P = proporsi populasi

Q=1-P
0 ,1 = koreksi konnyuitas 1.7. Tempat dan Lama Penelitian Untuk pemeriksaan bahan penelitian dilalaikan di Laboratorium hriikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung. Pemeriksaan dilakukan mulai bulan Mei 2004 sampai bulan Juni 2004

Page 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Dia re

Penyakit diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya (Depkes,

1990). Sebaian besar penyakit diare adalah self limiting disease", meskipun secara klinis sulit ditentukan penyebabnya (Pudjarwoto T. 1991). Diare dapat disebabkan oleh. bakteri, virus dan parasit. Diare bakteiialis akut atau gastroenteritis akut yang disebabkan oleh bakteri sampah saat ini masi merupakan masalah kesehatan masyarakat tidak saja di Indonesia, akan tetapi juga di negara lain terutama di negaramegara yang sedang berkembang (Adyatma, 1980). Penyakit diare adalah penyakit yang dapat menyerang setiap orang dari mulai bayi sampai orang dewasa. Penyakit ini pada umumnya disebabkan oleh kiunan atau bakteri patogen. Penyakit ini sering mnyebabkan kematian terutama pada golongan' bayi dan anak. Penyebab utama dari penyakit diare adalah terganggungnya keseimbangan elektrolit tubuh sehingga tubuh kehiiazngancaitan yang tiba-tiba dan bila keadaan tersebut berlanjut akan mengakibatkan kematian (Bahan Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, FKUP, 1990). Penularan penyakit ini pada umumnya melalui makanan dan miurnan yang ktirang baik kebersihannya.

Air mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan, baik untuk minum ataupun kebersihan, tetapi juga dapat merupuakan media penularan penyakit. Penyakit diare merupakan salahsatu penyakit yang penularannya bersifat ordfekal. Penyakit diare merupakan masalah utama di kalangan anak-anak

yang berumur antar 0 sampai 10 tahun dengan dasar rendahnya hygiene perorangan (Warsito, 1991). Beberapa bakteri a

Page 16
penyebab diare Salmonella spp, Shigella spp, E. cali (ET EC), Vibrio choierae, vibrio parahaemolyticus, Clostridium botulinum, Clostridium per-inges, Staphyloccus qureus, Cammlobacrer' jejum' dan Yer-Sima enteroliricl ` (Soto, 1990)_ Laporan Dirjen PZM dan PLP Depkes tahun 1987, menyebutkan bahwa Propnsi Jawa Barat merupakan daerah dengan jumlah kasus diare terbesar dibandingkan dengan propinsi lainnya di Indonesia (Pudjaarwoto T. dkk, 1991). Sampai saat ini penyakit diare di Jawa Barat meruupakan salah satu masalah kesehatgan utama denganseringnya kejadian wabah diare yang menimbulkan kepanikan masyarakat, karena bila tidak segera diubati akan menyebabkan kematian penderita (Pudjaarwoto T, 1991). Penyebab umum penyakit diare pada tahun 1992 pad a anak dibawah usia I tahun di RS. Sumber Waras adalah E. eoligerdin' dari 60% anak laki-laki dan 40% anak perempuan (Komalarini dan Nyotosiswojo, 1992). Insidensi pada penderita yang berumur 12 tahun ke atas adalah 70 ~ 80% penderita antara 12 - 30 taun, 10 20% antara 30 dan 40 tahun dan hanyaS - 10% diatas 40 tahun (Juwono, P_ 1987). 2.2. Faktor-faktor penyebab diare (menurut Ditjen P2M, 1990) l. Peradangan usus oleh agen penyebab: da. Bakten' (Vibrio cholerahigella, Salmonelia, E. cali (ETEC), Bacillus cereus, C. peringens, Staphyfoccus
auareus, Campylobacter jejum', Vrbrio

parahaemolyticus, Versinia enrerolitic). b. Vikrus (Rotavinrs, AdenovinraNorwalk agent). c. Parasit: Protozoa, Cacing perut dan jamur 2. Keracunan makanan atau minuman baik yang disebabkan oleh bakteri maupun oleh bahan kimia. 3- Keracunan gizi, yaitu kekurangna energi protein.
9

Page 17
4. Tidak tahun terhadap makanan tertentu, misalnya intoleran terhadap laktosa susu seperti yang dijumdpai pada susu kaleng atau juga terhadap susu sapi.

5. Imuno desiensi. 6. Faktor-faktor lain seperti : Kurangnya penyediaan air bersih, kurangnya fasilitas sanitasi dan higiene perorangan, penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak semestinya, menelan makanna yag terkontarninasi, lokasi penjualan yang dekat dengan sumber pencemaran, rendahnya pengetahuan dan ketidaktahuan, sikap dan perilaku manusia.

Tabel 1. Penyebab diare akut pada bayi dan anak


PENYEBAB BQSUDEN PATOGENESIS KETERANGAN l. ETEC 25% penyebab Menghasilkan -penulaxan diaare dinegara enterotoksin melajui ornfekal
berkembang

2. Shigella 10% penyebab diare Menghasilkan _ -Silexnezi paling akut pada anak enterotoksin seting teljadi di balita, disamping negara anak yang lebih berkembang. besar dan dewasa -Sdysentrie l
penyebab epidemi

3. \librie Di daerah endemi Penyebab sekretori - ditukarkan eholerae umumnya yang ' usus halus melalui makann berumur 2-10 tahun dan air pada daerah yang

baru teiianekit
biasanya dimulai pada orang dewasa "
4. Salmonella 10% jumlah Merusak epitel - menyebabkan non tifoid penyebab diare pada ileum gastroenteritis

anak anak di negara _- penularan


berkembang melalui makanan dan minuman

{dikutip dari Pelzcar, 1937)


10

Page 18
2.3. Epidemiologi diare Hasil beberapa survai di Indonesia, menunjukkan bahwa angka kesakitan diare untuk seluruh golongan umujr adalah berkisar antara 120 -360 per 1000 penduduk setiap tahun, atau 60% dari semua kesakitan diare. 12% dan' semua kematian pada semua golongan umur disebabkan diare atau 84A per 100.000 penduduk (Depkes R1. 1990). Laporan Dirjen PZM dan PLP Depkes tahun 1987,menyebutkan bahwa Propinsi Jawa Barat merupakan daerah dengan jumlah kasus diare terbesar dibadingkan dengan propinsi lainyadi Indonesia (Pudjarwoto, dkk, 1991). Pada akhir Repelita IV angka kematian bayi sudah turun dari 98 menjadi 58 per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian anak balita dari 17,23 menjadi 10,6 per 1000 anak balita, namun

diperkirakan pada awal Repeiita V masih terdapat kemaian karena diare sebesar 5 per 1000 balita atau sekurang-kurangnya

135.000 kematian bayi dan anak balita karena diare setiap tahunnya. Selain itu masih ada 49-080 kemtian karena diare pada penduduk lebih dari 5 tahun (Depkes, 1990). Agen infeksius yang menyebabkan penyakit diare biasanyaditularkan melalui jaIuroro-fekal, terutama karena: - menelan makanan yang terkontaminasi - kontak dengan tangan yang terkontaminasi Beberapa faktor yang dikaitkan dengan bertambahnya penularan kuman enteropatogen perut termasuk : - tidak memadainya penyediaan air bersih - air tercemar oleh tinja - kurangnya sarana kebersihan (pembuangan tinja yang tidak higienis) - kebesihan perorangn dan lingkungan yang jelek
II

Page 19

- penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak


semestinya. - kekurangan gizi - kurang kekebalan atau menurunnya daya tahun tubuh - berkurangnya keasaman larnbung. (dikutip dan' Buku Pegangan Diare, PZM, Depkes, 1990). 2.4. Patogenesis bakteri Bakteri enterik patogen mengadakan perlekatan pada sel-sel epitel usus dan menghasilkan enterotoksin, bahkan ada beberapa strain dapat memasuki permukaan sel epitel usus dan menimbulkan

enteropatogen yang mengakibatkan terjadinya diare atau sepsis pada neotatus. Bakteri enteropatogen ini tertelan, kemudian survive melalui asam lambang, berpoliferasi dilmnen usus membentuk koloni di dusus halus dan kolon serta melekat pada enterosit, lalu mengsekresikan enterotoksin. Enterotoksin kemudian menyebar ke mukosa usus. Bakteri bennultipilikasi sehingga menimbulkan gangguan reabsorpisi cairan dalam lumen usus Teijadilah peningkatan sekresi kelenjargkelenjar pencernaan secara berlebihan ke iumen usus. Sehingga menimbulkan kehilangan cairan elektrolit dan basa dalam jumlah besar melalui tinja (Amalia A, 1994).

Masuknya patogen-patogen tersebut dapat melalui makanan


atau minuman yang tidak dimasak dengan baik. Kuman-kuman patogen tersebut pada umumnya akan mengeluarkan toksin yang dapat menyerang dinding usus sehingga timbullah diare. Sebagai contoh racun yang dikeluarkan oleh Staphyloeoei akan segera menyerang tubuh dalam 1-2 jam dan ini akan menyebabkan muntah dan mencret. Sedangkanzat racun! toksin yang berasal dari Salmonella baru akan menyerang setelah 12-24 jam. Selain

muntah dan diare, penderita juga, akan meerasa demam, nyeri otot, danmerasaslelah., r. -BAKTERI-BAKTERI PENYEBAB DIARE
l. Escherichia cali

E. coli merupakan ora normal komensal yang paling banyak pada usus manusia, berubah menjadi oportunis patogen bila hidup di luar usus, dalam jumlah banyak bersama-sama dengan tinja dapat mencemari lingkungan (Asnrita, 1977) E. soli dapat menyebabkan penyakit diare melalui berbagai mekanisme, seperti mengeluarkan enterotoxin, mengadakan invasi ke dalam mukosa usus ataupun dengan kemampuan bakteri untuk mengadakan koonisasi dan pelekatan pada mukosa usus. Dari hasil penelitian para ahli diketahui bahwa jenis E. coli yang memproduksi enferotoxin merupakan penyebab diare yang penting pada bayi, anak maupun orang .dewasa terutama di negara-negara yang sedang berkembang. 'Ada 5 golongan diaregenik E. celi berdasarkan virulensinyha, interaksi yang berbeda dengan mukosa intestin, dan perbedaan OH serotip, yaitu BTEC, EIEC, EPEC, EHEC dan EAAEC (Iwan S,. 1992). Eeoli merupakan 25% penyebab seluruh diare dinegara berkembang. BTEC merupakan penyebab utama dehidrasi karena diare pada anak balita dan orang dewasa. Penularan biasanya terjadi melalui _makanan yang terkontaminasi dan air, serta lebih sering terjadi pada musim panas (Jawetz, 1991). Dua faktor penting virulensi_ BTEC adalah: 1. Faktor pembentukan koloni yang memungkinkan BTEC menempel ,pada resepter enterosit usus halus, 2, ennterotoksin. Gen untuk faktor pembentukan koloni dan untuk pembentukan enterotoksin terdapatdalam plasma dan dapat ditularkan. BTEC menghasilkan enterotoksin yangtdak tahan panas (LT) dan yang tahan panas (ST), yang menyebabkan sekresiakhir cairan dan

You might also like