Professional Documents
Culture Documents
Buku A: Erly Suandy Materi sebelum UTS Bab 1. Pendahuluan Bab 2. Pajak & Hk. Pajak Bab 3 Teori-teori Pemungutan Bab 4 Pembagian Pajak Bab 6. Tarif Pajak Bab 8. Reformasi Pajak Bab 10 Utang pajak Bab 11. Penetapan & ketetapan pajak Bab 12 Pembayaran & Pelaporan Bab 13. Penagihan Pajak Bab 14 Pembukuan & Pencatatan Bab 16 Pajak Daerah & Retribusi Daerah Bab 17 Pengantar Hukum Pajak Internasional
PPh Umum BUT PPh 21 PPh 26 Fiskal LN Penyusutan, Amortisasi, Revaluasi PPh 25 PPh 24 PPh 22 PPh23
Masa Terbentuknya Negara Pemisahan rumah tangga negara dan rumah tangga pribadi raja/penguasa Akhir abad pertengahan: sumber pendapatan negara yang ditetapkan secara sepihak oleh negara dalam bentuk UU / dapat dipaksakan.
Kepentingan Raja
Bea dan Cukai Retribusi Iuran Sumbangan Laba dari BUMN (PERSERO, PERUM, PERJAN) Sumber-sumber lain (deficit spending, pinjaman)
Pajak
- Definisi mnrt Rochmat Soemitro:
Iuran rakyat kepada kas negara bdsr UU dengan tidak mendapat kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum
Retribusi
Merupakan pemungutan yang dilakukan oleh negara sehubungan dengan penggunaan jasa-jasa yang disediakan oleh negara Pembayar mendapat kontra prestasi langsung dari negara Menurut UU No 34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Retribusi : pungutan sebagai pembayaran atas jasa yang disediakan oleh Pemda dengan Obyek : Jasa Umum Jasa Usaha Perizinan tertentu, meliputi kegiatan dalam rangka pembinaan, pengaturan, pengendalian, pengawasan
PAJAK
Peraturan Pelaksanaan Prestasi Balik
Pungutan Lain
Pelaksanaan pemungutan diatur Pelaksanaan pemungutan dalam Undang Undang diatur setingkat dibawah UU Tidak ada ada
PEMBANGUNAN
UUD45 Pasal 23 (1)
NEGARA
DANA
Penerimaan dari Dalam Negeri Bantuan Luar Negeri Bantuan Program Bantuan Proyek
Falsafah Pajak
Indonesia : Pasal 23 (2) UUD45 Segala pajak untuk kegunaan kas negara bdsr UU Inggris : No taxation without Representation USA : taxation without representation is Robbery
Sehingga pemungutan pajak harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari rakyat (DPR)
Fungsi Pajak
1. Fungsi Budgetair/Financial : memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke kas negara dgn tujuan utk membiayai pengeluaran negara 2. Fungsi Regulerend/mengatur : pajak digunakan sbg alat utk mengatur masyarakat baik di bidang ekonomi, sosial, politik dengan tujuan tertentu.
Kebijakan Fiskal
Tujuan (mnrt Jhingan) : 1. Meningkatkan laju investasi 2. Mendorong investasi yang optimal secara sosial 3. Meningkatkan kesempatan kerja 4. Meningkatkan stabilitas ekonomi di tengah ketidakstabilan internasional 5. Upaya menanggulangi inflasi 6. Meningkatkan &mendistribusikan pendapatan nasional.
Pendekatan Pajak
Segi Ekonomi : pajak dinilai dalam fungsinya & dikaji dampaknya terhadap masyarakat, penghasilan seseorang, pola konsumsi, harga pokok, permintaan, penawaran Segi Pembangunan : pajak dinilai dalam fungsi dan dampaknya thd pembangunan. Baru bermanfaat bila jumlah pajak lebih besar dari pengeluaran rutin shg tdpt public saving utk pembangunan Segi Penerapan Praktis : siapa yg dikenakan, apa yg dikenakan, berapa besarnya, cara menghitungnya, tanpa melihat segi hukumnya. Segi Hukum : menitikberatkan pada perikatan (hak & kewajiban WP, Subyek Pajak dlm hubungannya dgn subyek hukum. Hak penguasa utk mengenakan pajak, timbulnya utang pajak, hapusnya pajak, penagihan paksa, sanksi administrasi & pidana, penyidikan, pembukuan, keberatan, banding
Hukum Pajak
Definisi : kumpulan peraturan-peraturan yg mengatur hubungan antara pemerintah sbg pemungut pajak dan rakyat sbg pembayar pajak Mengatur mengenai :
-
Siapa-siapa yang menjadi subyek pajak dan wajib pajak Obyek Pajak Kewajiban WP Timbul & hapusnya utang pajak Cara penagihan pajak Cara mengajukan keberatan dan banding
Hukum
Hukum Publik HTN HAN
Hk. Pajak
Hk. Pidana
Ketentuan Pidana
(Pasal 38 UU No 16 Tahun 2000)
Karena kealpaan
Tidak menyampaikan SPT; atau Menyampaikan SPT, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara
Dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan atau denda paling tinggi 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar
Ketentuan Pidana
(Pasal 38 UU No 16 Tahun 2000)
Kesalahan Disengaja
Tidak mendaftarkan diri, atau menyalahgunakan NPWP; atau Tidak menyampaikan SPT; atau Menyampaikan SPT dan atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap; atau Menolak untuk dilakukan pemeriksaan; atau Menolak memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar; atau
Ketentuan Pidana
(Pasal 38 UU No 16 Tahun 2000)
Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan, tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan atau dokumen lainnya; atau Tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara
Dipidana paling lama 6 (enam) tahun dan atau denda paling tinggi 4 (empat) kali jumlah pajak yang terutang yang tidak atau kurang dibayar
Hukum Pajak MATERIIL Mengatur materinya: Subjek Objek Tarif Contoh: UU No 36 Th 2008 (PPh) UU No 18 Th 2000 (PPN) UU No 12 Th 1994 (PBB) UU No 20 Th 2000 (BPHTB) UU No 13 Th 1985 (Bea Meterai)
FORMIL Mengatur acaranya: Cara mendata Cara menetapkan Cara membayar Cara melapor, dll
Undang-undang PPh
Aspek materiil Umum
Subjek Pajak Objek Pajak Tarif Pajak
Khusus
Pengelompokan pajak
SUBJEK PAJAK
Berdasarkan UU No 36 Tahun 2008 Tentang PAJAK PENGHASILAN
Subjek Pajak
Konsep umum Subjek Pajak Tidak Sama dengan Wajib Pajak Subjek Pajak:
Wajib Pajak:
Hak:
Mencabut pendaftaran Menunda penyampaian SPT Membetulkan SPT Menunda penyetoran Pengajuan keberatan dan banding
Pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan oleh Menkeu dengan syarat:
Bukan WNI Tidak melakukan usaha lain di Indonesia
OBJEK PAJAK
Menurut UU No 36 Tahun 2008 Tentang PAJAK PENGHASILAN
Objek PPh
Setiap tambahan kemampuan ekonomis dst. a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa b. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan c. Laba usaha d. Keuntungan karena penjualan/pengalihan harta termasuk: Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan, KECUALI :
Diberikan kepada keluarga sedarah semenda dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan Badan keagamaan atau Badan Pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yuang ditetapkan oleh menteri keuangan sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan
Objek PPh
e. f. g. h. i. j. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang Dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian SHU koperasi Royalti Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala
Objek PPh
k.
Keuntungan karena pembebasan hutang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan PP
Di bawah 350 jt dibebaskan Hanya dapat dinikmati sekali setahun
l. m. n. o.
Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva Premi asuransi Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
Asosiasi Akuntan, Dokter, dll menerima iuran dari para anggotanya
p.
Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak
6.
Dividen berasal dari cadangan laba ditahan Bagi PT, BUMN, dan BUMD yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% dari jumlah modal yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham tersebut
8.
Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disyahkan oleh Menkeu, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai
Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan Kep.Menkeu Bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi Bunga obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan reksadana selama 5 (lima) tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau pemberian izin usaha Penghasilan yang diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari badan pasangan yang didirikan dan menjalankan usaha di Indonesia, dengan syarat pasangan: Merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang ditetapkan oleh Menkeu. Sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia
PENGELOMPOKAN PPh
PPh Pasal 22
Semua penghasilan yang bersumber dari belanja barang melalui bendaharawan pemerintah dan dari kegiatan di bidang usaha tertentu serta kegiatan impor diatur dalam pasal 22 Pajak yang terutang selanjutnya disebut PPh Pasal 22
PPh Pasal 23
Semua penghasilan yg bersumber dari penggunaan harta atau modal dan dari kegiatan jasa diatur dalam pasal 23 Pajak yang terutang selanjutnya disebut PPh Pasal 23
PPh Pasal 25
Jumlah angsuran pajak yang harus dibayar setiap masa (bulan) pada tahun pajak berikutnya diatur dalam pasal 25 Pajak yang terutang selanjutnya disebut PPh Pasal 25
PPh Pasal 26
Semua pajak yang dipungut dari penerima penghasilan orang pribadi atau badan luar negeri diatur dalam pasal 26 Pajak yang terutang selanjutnya disebut PPh Pasal 26
Pertemuan 3&4
b.
c.
d.
Teori Asuransi : Pajak diibaratkan = pembayaran premi asuransi. Teori Kepentingan : Pajak dipungut bds adanya kepentingan tiap orang Teori Daya Pikul : pajak dibayar sesuai dg daya pikul masing-masing orang. Teori Bakti/Kewajiban Mutlak : negara banyak menyelenggarakan kepentingan umum. Teori Daya Beli : memungut pajak berarti menarik daya beli dari RT masy untuk RT negara.
Withholding System
Suatu system pemungutan pajak dimana wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh seseorang berada pada FISKUS
2.
3.
Wewenang penentuan berada pd fiskus WP bersifat pasif Utang pajak timbul setelah dikeluarkan SKP (Surat Ketetapan Pajak) oleh fiskus
Suatu system pemungutan pajak dimana wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh seseorang berada pada kedua belah pihak, yaitu FISKUS dan WP
Sistem ini dilaksanakan di Indonesia 1968 s/d 1983 Dilaksankan bersamaan dgn Withholding System
Withholding System
Suatu system pemungutan pajak dimana wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh seseorang berada pada pihak ketiga dan bukan oleh fiskus maupun WP
Sistem ini dilaksanakan di Indonesia 1968 s/d 1983 Dilaksankan bersamaan dgn Semi Assessment System
Semi Assessment
MPO MPS
Withholding System
MPS
MPO
Perhitungan pajak dilakukan oleh WP sendiri. Besarnya pajak terutang yang sesungguhnya ditetapkan kemudian oleh Fiskus
Perhitungan pajak dilakukan oleh Perorangan atau badan-badan yang ditunjuk oleh Kantor Inspeksi Pajak
Suatu system pemungutan pajak dimana WP boleh menghitung dan melaporkan sendiri besarnya pajak yg harus disetor. Sistem ini dilaksanakan di Indonesia 1984 Dasar perombakan UU Perpajakan Tahun 1983
BAB 4
Pembagian Pajak
Berdasarkan Golongan : - Pajak Langsung - Pajak tidak Langsung Bdsr Wewenang Pemungut : - Pajak Pusat/negara - Pajak Daerah Berdasarkan Sifat : - Pajak Subjektif - Pajak Obyektif
1. Pajak Pusat/Pajak Negara wewenang pd Pemerintah Pusat, Pelaksaan pd Dep Keu mll Dirjen Pajak (masuk APBN) 2. Pajak Daerah wewenang pada Pemda, pelaksanaan oleh DisPenDa utk menarik Pajak Daerah & Retribusi Daerah
Pajak Pusat
1. 2. 3. 4. 5. 6. Pajak Penghasilan (PPh) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pajak Penjualan Atas Brg Mewah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Bea Materai Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) 7. Bea Masuk 8. Cukai Tembakau dan Ethil Alkohol beserta hasil Olahannya UU UU UU UU UU UU No. No. No. No. No. No. 17 18 18 12 13 20 Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2000 2000 2000 1994 1985 2000
Pajak Daerah
-
Pajak Daerah Propinsi 1. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air. 2. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 3. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 4. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan Pajak Daerah Kabupaten / Kota 1. Pajak Hotel 2. Pajak Restoran 3. Pajak Hiburan 4. Pajak reklame 5. Pajak Penerangan Jalan 6. Pajak Bahan Galian Golongan C 7. Pajak Parkir
Rp. 15,84 juta Rp. 1,32 juta Rp. 15,84 juta Rp. 1,32 juta
1. Sederhana dalam jumlah, jenis, tarif dan sistem pemungutannya 2. Menghindarkan pajak berganda. 3. Mencerminkan asas pemerataan dalam pengenaan dan pembebanannya. 4. Adanya kepastian hukum, baik terhadap WP maupun aparat pajak. 5. Menutup peluang dan penyalahgunaan wewenang. 6. WP diberi kepercayaan untuk menghitung dan menyetorkan sendiri kewajiban perpajakannya (self-assesment) 7. Pajak Penghasilan lebih rendah dari tarif lama, tarif PPN sebesar 0% atas ekspor dan perlindungan terhadap pengusaha kecil. 8. WP tidak dianggap sebagai obyek, tetapi merupakan subyek yang perlu dibina dan diarahkan oleh aparat pajak.