You are on page 1of 2

Yaumul Marhamah (hari kasih sayang)

(SlendangWetan)

Sebentar lagi tanggal 14 Februari bagi mereka baik dari kalangan


remaja maupun dewasa merupakan hari dan bulan yang special,
karena bagi mereka bulan ini adalah bulan kasih sayang atau sering
disebut valentine's day. Di mana para pasangan muda-mudi saling
berbagi kasih sayang (sayang kebablasan), ini tidak lepas dari
pengaruh budaya Barat yang membawa tradisi atau budaya baru
bagi kita orang Timur yang pada dasarnya menjunjung tinggi toto
kromo atau sopan santun.
Sayangnya sikap sopan santun, menjaga etika atau yang lainnya
terkait budaya orang Timur kini telah memudar seiring berkembangnya zaman. Maka dari
sinilah terjadi 'penodaan' nilai dari kasih sayang tersebut. Tidak sedikit dari mereka
merayakan hari kasih sayang (valentine's day) dengan berhubungan badan layaknya
suami-istri (makanya banyak orang tua-tua bilang termasuk salah satu dosen saya kalu
bulan februari adalah bulan hilangnya perawan-perawan. muningkin pernah kali ?
he...he...) makanya banyak para ustad atau orang yang menjunjung tinggi nilai spiritual
(Islam) melarang bahkan mengharamkannya.
Saya kira ini juga tak lepas dari kurang pahamnya tentang hari kasih sayang yang
mencontoh prilaku atau budaya Barat yang gak pantas dilakukan oleh masayarakat
Indonesia yang mayoritas Islam. Padahal sebenarnya hari kasih sayang itu gak hanya ada
dikalangan nasrani (Barat) tapi di kalangan orang Isalam juga ada, sayangnya banyak
yang gak tahu kususnya kalangan remaja. Ya...mungkin minimnya pengetahuan tentang
agama salah satu faktor dari penyimpangan kiblat. Asal kalian tahu, bahwa hari kasih
sayang sudah ada sejak zamannya nabi Muhammad SAW dan itu pertama kali
dicontohkan oleh beliau. Gini ceritanya;
Setelah perang badar yang mana umat Islam mengalami kemenangan, setiap musuh yang
masih hidup menjadi tawanan orang muslim sedangkan harta rampasan perang
(ghonimah) menjadi milik orang muslim. Pada waktu itu setelah perang Badar, para
tentara dari pihak musuh yang kalah juga harta rampasan perang dikumpulkan jadi satu di
lapangan.
Di setiap kepala sahabat dah membayangkan hasil yang akan mereka dapatkan setelah
susah payah berperang dengan taruhan nyawa. Ketika itu rasul berdiri dihadapan para
tahanan perang kemudian berkata pada mereka; "wahai saudaraku, hari ini adalah hari
kasih sayang bukan hari pembantaian"kata beliau. Para sahabat dan tahanan perang
tercenggang mendengarkan perkataan beliau.
"Kalian semua kami bebaskan, kembalilah kekeluarga kalian dengan damai dan ambillah
harta kalian semua. Ini bukan hari pembantaian akan tetapi ini adalah Yaumul
Marhammah (hari kasih sayang)"
Mereka disuruh membawa semua harta dan senjata mereka bahkan kendaraan mereka
dikembalikan untuk dibawa pulang. Parasahabat bingung melihat ini semua, dalam hati
mereka mengerutu akan keputusan nabi. Kalau masalah mereka di lepasakan itu tidak
masalah bagi para sahabat tetapi yang membuat mereka mengerutu masalah harta yang
seharusnya mereka dapatkan hilang sudah, karena sudah sekian banyak harta dan tenaga
bahkan nyawa mereka taruhkan akan tetapi tidak secuilpun ghonimah yang mereka
dapatkan.
Akhirnya ada satu sahabat yang berani memprotes keputusan nabi. "Wahai ya Rasul,
maaf sebelumnya. Kanapa Anda melepaskan para tawanan perang ditambah lagi harta
yang seharusnya jadi milik kita engkau berikan kepada mereka bukan pada kami,
sedangkan kami mempertaruhkan harta dan nyawa kami malah tidak mendapatkan apa-
apa"
Nabi hanya tersenyum mendengar ucapan sahabat tersebut. Kemudian beliau berkata;
"Menerut kalian apakah aku tidak mencintai kalian"tanya rasul.
"Tidak ya rasul, engkau sangat mencintai kami semua" jawab sahabat
"Terus kalian lebih memilih mana antara cintaku kepada kalian dengan harta tersebut"
tanya rasul.
Mendengar perkataan tersebut para sahabat menangis dan memeluk nabi sambil berucap
"kami lebih memilih engaku ya rasul".
Sejak itulah umat Islam mengenang sebuah hari kasih sayang, hari di mana terdapat
sebuahn momentum cinta kasih tanpa ada pamrih, cinta yang begitu mendalam karena
Allah semata. Inilah sepenggal cerita yang telah dibuktikan oleh sejarah akan kemurnian
cinta yang tak merusak pencinta dan sang pecinta itu sendiri. Ingat jangan mejadi Fahri
yang tak tegas menyikapi cintatiga wanita, jangan menjadi Nurul yang terlalau merana
karena cinta, jagan menjadi Maria yang rela mati karena cinta dan jangan menjadi Noura
yang dia jadi gila karena cinta. Semoga kita semua bisa mengambil ibroh dari cerita di ats
dan dapat menepatkan cinta pada tempatnya. Amin...

You might also like