Professional Documents
Culture Documents
1. 2. 3. 4.
Contohnya, egois, deskriptif, formal Fungsi Imbuhan a. Membentuk kata benda, yakni peN-, pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -sasi, -tas, peN-an, pe-an, per-an, dan ke-an. Contoh: pelaut, penyapu, wartawan, dll. b. Membentuk kata kerja, yakni me-, ber-, per-, ter-, di, -kan, ter-kan,dan di-i. Contohnya: melaut berlayar, terlihat diminum, bawakan, lempari, menaiki. c. Membentuk kata sifat,yakni I, -wi,-iah, dan is. Contohnya: manusiawi, duniawi, ilmiah, agamis d. Membentuk kata bilangan yakni se- dan ke-. Contohnya: sepuluh dan kedua. Penggunaan Imbuhan secara benar Awalan peNImbuhan peN- merupakan salah satu awalan yang pemakaiannya sangat produktif. Makna yang dikandung awalan peN- bermacam- macam antara lain: Menyatakan yang melakukan perbuatan. Contoh: penulis, & pembaca. Menyatakan pekerjaan. Contoh: pengusaha, pedagang. Menyatakan alat. Contoh: pengerat, penggaris Menyatakan memiliki sifat. Contoh: pemaklum, penggembira. Menyatakan penyebab. Contoh: pemanis, pemutih.
1) 2) 3) 4) 5)
Pemakaian Awalan berAwalan ber- mempunyai kaidah sebagai berikut: 1) Apabila diikuti kata dasar yang berawalan dengan huruf /r/ dan beberapa kata dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /er/, maka ber- menjadi be-. Contoh: beramal, bekerja 2) Apabila diikuti kata dasar ajar, maka ber- menjadi bel-. Contoh: bel + ajar = belajar 3) Apabila diikuti kata dasar selain yang disebutkan di atas, maka ber- tetap tanpa perubahan. Contoh: ber + balik = berbalik Makna yang terkandung oleh awalan ber-, antara lain: Mempunyai, contoh: beratap, beranak, berhasil. Menggunakan contoh: bersepeda, bersepatu Mengeluarkan contoh: bertelur, berbau, berkata. Menyatakan sikap mental, contoh: berbahagia, berhati-hati, Dalam jumlah, contoh berdua, bertiga.
1. 2. 3. 4. 5.
Dalam beberapa tulisan atau berbagai percakapan sering dijumpai pelesapan-pelesapan imbuhan ber-. Perhatikan kalimat berikut: 1. Usahanya belum hasil. 2. Pendapat kita memang beda 3. Murid-murid sudah kumpul di muka kelas. Bentuk-bentuk tanpa ber- seperti pada contoh di atas merupakan pemakaian kalimat yang tidak baku. Hal tersebut antara lain merupkan unsur pengaruh dari bahasa daerah. Kalimatkalimat tersebut seharusnya diucapkan: 4. Usahanya belum berhasil 5. Pendapat kita memang berbeda 6. Murid-murid sudah berkumpul di muka kelas Awalan meNApabila awalan me- dihubungkan dengan kata dasar, terjadi variasi bentuk, yakni me, mem-, men, meng-, dan meny-. Kaidah imbuhan meN1. Imbuhan meN- apabila ditambahkan pada kata dasar berfonem awal vokal, // /k/, /h/, /g/ , /kh/ berubah menjadi mengContoh: meN- + ambil meN- + elak meN- + kalah meN- + harap meN- + khawatirkan mengambil mengelak mengalah mengharap mengkhawatirkan
2. Jika imbuhan meN- ditambahkan pada kata dasar dengan fonem awal /l/, /m/, /n/, /ny/, /ng/, /r/, /y/, atau /w/, bentuknya berubah menjadi memeN- + latih meN- + makan melatih memakan
meN- + namai meN- + nyatakan meN- + nganga meN- + rusak meN- + yakinkan meN- + wabah
3. Jika meN- ditambahkan pada kata dasar yang berfonem awal /d/, atau /t/ bentuknya berubah menjadi menmeN- + datang meN- + tanam mendatang menanam
4. Jika meN- ditambahkan pada kata dasar berfonem awal /b/, /p/, atau /f/, bentuknya berubah menjadi memmeN- + babat meN- + pukul meN- + fokuskan membabat memukul memfokuskan
5. Jika meN- ditambahkan pada kata dasar berfonem awal /c/, /j/, /s/, dan /sy/, bentuknya berubah menjadi meny- . meN- + satu meN- + cari menyatu mencari meN- + jadi meN- + syukuri menjadi mensyukuri
6. Jika meN- ditambahkan pada kata dasar yang bersuku satu, bentuknya berubah menjadi menge-. meN- + bom meN- + cek mengebom mengecek
7. Jika dirasakan masih baru, proses peluluhan kata-kata yang berasal dari bahasa asing tidak berlaku. Namun, jika kata dasar itu tidak asing lagi, proses penggabungan mengikuti kaidah yang umum. meN- + produksi memproduksi
8. Jika kata kerja berkata dasar tunggal direduplikasi, kata dasarnya diulangi dengan mempertahankan peluluhan konsonan pertamanya. tulis karang cek ulangi menulis-nulis; tulis-menulis mengarang-ngarang; karang-mengarang mengecek-ngecek mengulang-ulangi
Makna awalan meN- adalah sebagai berikut: 1. Melakukan perbuatan, tindakan; Contoh: mengambil, menjual 2. Melakukan perbuatan dengan alat: Contoh: mengambil, menyabit
3. 4. 5. 6.
Menjadi atau dalam keadaan; contoh: menurun, meluap Membuat kesan; contoh: mengalah, membisu Menuju ke; contoh;mendarat, menepi Mencari;contoh: mendamar ** Fonem /p/ menjadi luluh ke dalam fonem /m/. Namun, peluluhan tidak terjadi jika fonem /p/ adalah permulaan dari prefiks per- atau kata dasarnya mulai dengan per- atau pe- tertentu. meN- + pertinggi mempertinggi meN- + pertaruhkan mempertaruhkan Penulisan yang benar untuk makna membuat jadi lebih tinggi adalah mempertinggi atau meninggikan bukan mempertinggikan. Awalan diAwalan di- bermakna suatu perbuatan yang pasif, sebagai kebalikan dari awalan (me(N)) yang bermakna aktif. Contoh: di- + baca = dibaca ; ambil = diambil ; jual = dijual Jika di- diikuti oleh kata yang menunjukkan tempat, maka penulisannya dipisah. Awalan terImbuhan ter- menyatakan makna sebagai berikut: Sudah di- atau dapat di-; contoh: tertutup, terbuka. Ketidaksengajaan; contoh: terbawa, terambil. Tiba-tiba; contoh: teringat, terjatuh Paling/superlatif; contoh: terindah, terbagus Awalan seAwalan se- mengalami variasi-variasi makna, yakni sebagai berikut: Satu; contoh: seeekor, sebutir Seluruh, seisi; contoh: serumah, sekampung. Sama-sama; contoh: sepermainan, seperjuangan. Sama dengan, seperti; contoh: setinggi, selebar, seenaknya, semaumu. Menyatakan waktu; contoh: sesudah, selagi
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4. 5.
Awalan per1. Imbuhan per- berubah menjadi pe-, apabila ditambahkan pada kata dasar yang berfonem awal /r/ atau kata dasar yang suku pertamanya berakhir /er/ per- + ringan peringan per- + kerja pekerja 2. Imbuhan per- berubah menjadi pel- apabila ditambahkan pada bentuk dasar ajar per- + ajar pelajar
1. 2. 3. 4.
Awalan an Pada umumnya akhiran an membentuk kata benda misalnya, pukulan, manisan, satuan, ratusan. Makna akhiran an adalah sebagi berikut; Menyatakan tempat: contoh: pangkalan, kubangan Menyatakan alat; contoh: timbangan, ayunan Menyatakan hal atau cara: contoh: didikan, pimpinan. Menyatakan akibat, hasil perbuatan: contoh: hukuman, balasan.
5. 6.
Menyatakan sesuatu yang di; contoh: catatan,suruhan. Menyatakan seluruh, kumpulan; contoh: lautan, sayuran. Awalan kan dan -i Fungsi Membentuk kata kerja. Semua kata yang berakhiran kan dan i dengan atau tanpa awalan merupakan kata kerja. Tanpa awalan, akhiran kan dan i itu merupakan kata kerja bentuk imperatif. Contoh: panas (kata sifat) panaskan (kata kerja) panasi (kata kerja)
a.
b.
Menjadikan kata kerja taktransitif menjadi kata kerja transitif. Contoh: Didi duduk di kursi (traktransitif) Didi menduduki kursi (transitif) Didi mendudukkan Adik di kursi (transitif) Mengintensifkan arti. Contoh: Polisi menangkap penjahat Polisi menangkapi penjahat (pekerjaan itu dilakukan berulng-ulang karena objeknya lebih dari satu)
c.
Perbedaan-perbedaan Objek yang mengikkuti kata kerja berakhiran kan berpindah tempatnya dan objek itu merupakan alat. Objek yang mengikuti kata kerja berakhiran i tetap tempatnya, tak berpindah, dan objek itu merupakan tempat berlakunya pekerjaan itu: Contoh: Petani itu menanamkan benih di sawahnya. Petani itu menanami sawahnya. b. Kata kerja berakhiran kan diikuti oleh objek penderita, sedangkan kata kerja berakhiran i diikuti objek penyerta. Contoh: Dia menawarkan pekerjaan kepada saya. Dia menawari saya pekerjaan. c. Adakalanya perbedaan kedua akhiran itu kurang jelas sehingga pemakaiannya seolah-olah sama saja dan dapat saling menggantikan. Contoh: Dia menamai anaknya Alam (menamai = memberi nama) Dia menamakan anaknya Alam (menamakan = menyebabkan bernama) Konfiks ke-an Konfiks ke-an berfungsi sebagai pembentuk kata benda abstrak. Misalnya, kepandaian, kecepatan, keindahan, kesehatan. Konfiks ke-an memiliki makna sebagai berikut: 1. Menyatakan keadaaan: contoh; kedinginan, kesakitan 2. Menyatakan intensitas (terlalu, terlampau); contoh: kebesaran, kemahalan. 3. Menyatakan agak, menyerupai: contoh: kehijau-hijauan, kebarat-baratan. a. Konfiks pe(N)-an Konfiks pe(N) an mempunyai variasi bentuk pe-an, pem-an, peng-an, peny-an. Makna konfiks pe(N)-an adalah sebagai berikut: Menyatakan hal yang berhubungan dengan kata dasar. Contoh: penanaman, pendidikan. Menyatakan proses/perbuatan. Contoh pemberontakan, pendaftaran. Menyatakan hasil. Contoh: penyamaran, pengakuan. Menyatakan alat. Contoh: penciuman. Menyatakan tempat. Contoh: penampungan, pemandian.
1. 2. 3. 4. 5.
1. 2. 3. 4. 5.
Konfiks per-an Makna konfiks per-an adalah sebagai berikut: Menyatakan tempat. Contoh: perhentian, percetakan Menyatakan daerah. Contoh: perkebunan. Menyatakan hasil perbuatan. Contoh: pernyataan, pertahanan Menyatakan perihal. Contoh: peristilahan, perhukuman Menyatakan banyak, bermacam-bermacam. Contoh; peralatan, persyaratan. Konfiks se-nya Konfiks se-nya umumnya disertakan pada kata ulang. Fungsinya membentuk kata keterangan. Contoh: Se-nya +putih = seputih-putihnya ; pintar = sepintar-pintarnya Konfiks se-nya menyatakan superlative atau tingkat paling tinggi yang dapat dicapai. Contoh: Seputih-putihnya = seputih mungkin ; sepintar-pintarnya = sepintar mungkin Klitika ku, -mu, nya Fungsi Sebagai penunjuk kepunyaan. Contoh: rumahku, rumahmu, rumahnya Sebagai alat pembentuk kata benda. Contoh: salah (kata sifat) = salahmu (kata benda); duduk (kata benda) = duduknya(kata benda) Sebagai objek penderita Contoh: Sudah beberapa kali ia membujukku. Ia memandangnya tajam-tajam. Sebagai objek penyerta Contoh: Surat itu telah kukirimkan kepadanya. Barang-barang ini sengaja dia bel untukmu.
1. 2.
3.
4.
Khusus untuk nya, selain sebagai klitika atau kata ganti orang, juga berfungsi sebagai imbuhan. Fungsi imbuhan nya adalah sebagai berikut; 1. Sebagai pembentuk kata keterangan Contoh: Agaknya akan turun hujan hari ini. Tidak selamanya orang menderita. 2. Sebagai penunjuk Contoh: Penyakit seperti ini sukar dicari obatnya. Rumah kami besar, kamar-kamarnya luas. 3. Bersama-sama dengan awalan se- menyatakan superlative Contoh: Sepandai-pandainya tupai melompat, sekali gagal juga. Sepeda adik yang baru dibeli bercat merah. Pemakaian nya pada kata rumah & sepeda adalah tidak perlu karena rujukannya sudah dinyatakan langsung. Perhatikan kalimat di bawah ini: 1. a) Rumah paman bertingkat dua. ; b) Rumahnya bertingkat dua. 2. a) Sepeda adik yang baru dibeli bercat merah. ; b) Sepedanya bercat merah.
***n_wdy***