You are on page 1of 19

Bradikardi pada pasien syok anafilaktik

Pendahuluan
Syok merupakan suatu sindrom klinik yang terjadi jika sirkulasi darah arteri tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan.
hipovolemik

kardiogenik

syok

distributif

neurogenik

Syok anafilaktik adalah salah satu distributive syok, yang terjadi akibat pengaruh histamin vasodilatasi dengan cara meningkatkan permaebilitas vascular

Penyebab syok anafilaktik


Disebabkan karena reaksi hipersensitifitasterhadap alergen tertentu seperti: Gigitan serangga Makanan Latex Obat-obatan Bisa ular

Mekanisme Terjadinya Reaksi Anafilaksis

Tanda-tanda Syok Anafilaktik


Hilang kesadaran Odema
Tangan, lidah, atau faring

Kulit memerah Takikardi

Batuk, kedinginan Kesemutan, rasa kebakaran, gatal-gatal Nyeri Nyeri perut Hipotensi

Takikardi merupakan tanda awal dari syok sedangkan bradikardi sebaliknya. Bradikardi jarang terjadi pada pasien dengan anafilaktik syok. Disini akan dijelakan kasus pasien dengan sinus bradikardi yang disebabkan syok anafilaktik setelah memakan seafood.

Kasus
Seorang wanita berumur 78 tahun datang ke UGD dengan keluhan ruam pada kulit, bengkak di muka dan hilang kesadaran. Pasien ini menderita hipertensi kronik dan DM tipe 2, baru saja meminum obat amlodipine 5 mg, atenolol 25 mg untuk mengontrol tekanan darah dan tidak pernah ada keluhan sebelumnya setelah meminum obat tersebut. Pasien menderita urtikaria berat dan angiodema setelah memakan kerang dan telah diperingatkan sebelumnya untuk tidak memakannya.

Saat dibawa ke UGD, dia hanya bisa merespon terhadap rangsangan nyeri, TD 56/20, N 34 x/m, T : 37,2 C . Dari pemeriksaan fisik ditemukan urtikaria yang menyeluruh dan dermatografism. Stridor (-), wheezing (-), ke 12 lead dari EKG menunjukkan sinus bradikardi dengan HR 34 x/m.

Pemeriksaan laboratorium
Leukosit Neutrofil
Limfosit Eusinofil Basofil Hemoglobin Trombosit BSS CK

5400/L 66,2%
20,3 % 5,1 % 2,5 % 10,9 mg/dl 313.000/L 189 mg/dl 75 /L

CKMB
Troponin I

9 /L
0,5 ng/ml

Riwayat makan terakhir salad dengan potongan udang disampaikan oleh pembantunya. Diberikan resusitasi dengan epinefrine 0,3 ml 1: 1000 IM, atropin 2,0 IV, dan infus normal saline. Dopamine diberikan terus menurus untuk mengontrol tekanan darah dan heart rate, selanjutnya direncanakan masuk ICU.

2 hari kemudian vital sign stabil dopamine tidak diteruskan. Follow up dari EKG menunjukkan normal rhytm dengan rata-rata HR 61 x/m.

8 hari kemudian pasien sembuh total tanpa ada gejala sisa. Hasil scan jantung menunjukkan reversible ischemia pada dinding myocardial. Tidak ada bukti infeksi paru dan infeksi saluran kencing. Dari kultur darah tidak ditemukan bakteri pathogen. Pasien diberi nasihat harus menjauhi kerang dan seafood.

Diskusi
Berbagai sebab memungkinkan terjadinya bradikardi pada pasien dengan syok anafilaktik. Bradikardi mungkin disebabkan oleh efek langsung ischemia pada SA node yang berasal dari spasme pada arteri koroner kanan atau arteri circumflex kiri. Histamin tidak hanya membuat takikardi tetapi juga vasokontriksi arteri coroner. Beberapa mediator dilepaskan saat terjadi syok anafilaktik yang dapat menyebabkan spasme arteri koroner. Benzoid jarish reflex adalah refleks inhibitor jantung yang berasal dari dinding inferoposterior ventrikel kiri. Reflex ini aktif saat terjadi ischemia local pada jantung. Stimulasi refleks ini meningkatkan aktivitas parasimpatis dan menghambat aktivitas simpatis yang akan menyebabkan bradikardi, vasodilatasi dan hipotensi.

Beta blocker digunakan secara luas pada pasien dengan penyakit jantung. Pasien yang diobati dengan beta blocker akan meningkatkan keparahan dan insiden timbulnya anafilaktik syok karena penurunan cAMP dan rendahnya ambang pelepasan dari sel mast dan basofil mereka mungkin tidak ada tanda peningkatan respon simpatik. Dengan demikian pengobatan ini harus diberikan secara hati-hati pada pasien yang punya riwayat alergi berat.

Penyebab terjadinya bradikardi pada asien syok anafilaktik disebabkan oleh berbagai faktor yang melibatkan histamin yang menyebabkan transient ischemia SA node, benzoin-jarish refleks dan pemakaian beta-blocker. Pasien dengan syok anafilaktik harus diresusitasi dengan epinefrine IM, ganti cairan, dan beri agen vasopresor. Atropin diberikan pada bradikardi yang tidak stabil. Pasien dengan bronchospasm harus diobati dengan kortikosteroid dan ampinophilin. Injeksi glukagon efektif untuk mengobati overdosis dari beta blocker.

Kesimpulan
Bradikardi dapat menjadi tanda awal dari syok anafilaktik. Walaupun takikardi dipertimbangkan sebagai tanda awal dari syok. Relatif bradikardi dengan atau tanpa hypotensi dianggap tanda yang tidak bahaya sehingga terlambat untuk di resusitasi yang menyebabkan hasil yang buruk.

Terima kasih

You might also like