You are on page 1of 3

MESKI kerap terjadi, jenis kanker yang satu ini barangkali tak banyak diketahui banyak orang.

Namun tak perlu dikhawatirkan, karena progresivitas kanker tiroid termasuk lambat dan tingkat kesembuhannya tinggi. Kelenjar tiroid adalah salah satu kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia. Kelenjar ini dapat ditemui di bagian depan leher, sedikit di bawah laring.Kelenjar ini berfungsi mengatur kecepatan tubuh membakar energi, membuat protein, dan mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormon lainnya. Dalam kelenjar tiroid cukup sering ditemukan nodul. Sekitar 4%8% nodul tiroid bisa ditemukan saat pemeriksaan fisik, yaitu rabaan di daerah leher dan sekitar 13%67% bisa ditemukan saat pemeriksaan ultrasonografi. Nodul tiroid pada orang dewasa umumnya adalah nodul jinak dan hanya sekitar 5% yang ganas. Prevalensi keganasan di berbagai rumah sakit di Indonesia sekitar 2,6%3,6%. Kanker tiroid merupakan penyakit keganasan tersering ditemukan pada sistem endokrin, di mana sebesar 10%20% pasien di endokrin menderita gangguan tiroid. Di Indonesia menempati urutan 9 dari 10 keganasan yang sering ditemukan,yang berasal dari kelenjar tiroid. Ketua Kelompok Studi Tiroid PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) Prof Dr Johan S Masjhur SpPD-KEMD SpKN mengatakan, kanker tiroid merupakan suatu keganasan pada tiroid yang memiliki empat tipe, yaitu papiler, folikuler, anaplastik, dan meduler. Pada daerah endemik insidensi, kanker tiroid folikuler dan anaplastik lebih sering, terutama pada orang berusia lanjut. Sementara daerah yang kaya yodium seperti Islandia,umumnya tipe papiler lebih menonjol. Golongan umur terutama pada usia 720 tahun dan 4065 tahun,di mana wanita lebih sering daripada pria, yaitu 3:1.

Menurut dia, jarang sekali kanker ini mengakibatkan adanya pembesaran kelenjar tiroid yang berlebihan sehingga sering tidak disadari karena tidak mengganggu. Kanker pada kelenjar tiroid ini menyebabkan pertumbuhan nodul atau benjolan sebesar kelereng yang tidak menimbulkan nyeri.

Benjolan yang tumbuh sebagai nodul pada kelenjar tiroid umumnya jinak dan tidak berbahaya, kata Johan saat Seminar Media bertema Hipogonadisme pada Pria dan Masalah Keganasan Kelenjar Tiroid oleh PERKENI di Hotel Mandarin, Jakarta. Cara mengetahui adanya benjolan tiroid, lanjut Johan, adalah dengan meraba daerah leher, yakni

jakun (adams apple) pada pria. Perlu waspada apabila terdapat benjolan di leher yang ditandai dengan rasa nyeri pada saat menekan leher. Diketahui, benjolan pada kelenjar gondok akan ikut bergerak menelan pada saat kita menelan air liur. Selain itu, disertai suara serak karena nodul yang tumbuh agak menekan ke dalam tenggorokan.

Sekitar 10%20% pasien yang berobat di klinik endokrin merupakan pasien dengan kelainan tiroid dan sebanyak 5% sampai 10% dari kasus tersebut bersifat ganas dan penyebabnya belum jelas diketahui, kata dia.

Johan mengatakan, pria yang berusia di atas 5060 tahun, angka keganasannya akan tinggi karena stimulasi thyroid stimulating hormone (TSH)-nya berbeda. Anda harus waspada terjadinya keganasan pada nodul tiroid apabila sifatnya padat, keras, dan isinya bukan cairan (kistik), jumlahnya hanya satu, dan tiba-tiba mengalami pertumbuhan yang cepat. Walaupun demikian, kata dia, kanker tiroid tidak perlu ditakuti karena progresivitasnya yang lambat dan tingkat kesembuhannya termasuk tinggi. Untuk mengurangi angka kekambuhan dan memperpanjang harapan hidup pasien kanker tiroid,seperti dijelaskan Johan, perlu dilakukan pengelolaan terpadu dengan berbagai cara. Pertama, untuk mengetahui adanya keganasan kelenjar tiroid, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid dan pertanda tumor, yaitu memeriksa TSH, T3, dan T4,tiroglobin dan kalsitonin. Bisa juga dilakukan foto polos leher. Kedua, untuk memastikan benjolan di leher, perlu dilakukan biopsi jarum halus, yaitu mengambil sedikit cairan yang terdapat pada benjolan dengan menggunakan jarum yang sangat halus yang tidak menimbulkan rasa sakit yang berlebih, yang akan mendiferensiasi benjolan tersebut. Setelah jelas jenis kanker yang terkandung pada benjolan ini, Johan mengatakan, akan dilakukan operasi (thyroiddectomy) untuk mengangkat jaringan tumor beserta seluruh kelenjar tiroidnya. Tahap berikutnya dilakukan ablasi apabila masih dijumpai sisa-sisa, yakni melalui pemberian cairan yodium radioaktif dosis kecil yang diteteskan ke dalam mulut.

Setelah sel tiroid diangkat dan dibuang kemudian dilakukan ablasi, otomatis si pasien tidak mempunyai kelenjar tiroid lagi sehingga pasien dalam keadaan yang disebut sebagai hipotiroid, ucapnya. Dia menambahkan, pada masa ini perlu dilakukan terapi substitusi hormon tiroid dengan dosis

yang tepat. Setelah itu, perlu dilakukan pemantauan atau deteksi kembali untuk melihat apakah terjadi kekambuhan melalui sidik tiroid. Caranya dengan pemeriksaan radio nuklir atau pemeriksaan darah untuk mencari pertanda dari kemunculan sel kanker tersebut, kata Johan. (tty)

You might also like