You are on page 1of 45

ASKEP POST PARTUM

LATAR BELAKANG
Periode pascasalin ( 6 mg) setelah persalinan merupakan masa krisis ibu dan bayi. Pada masa ini terjadi perubahan fisiologis & psikologis.

KONSEP DASAR MASA NIFAS


A. DEFINISI - Massa Post Partum adalah sutau penyembuhan dan perubahan waktu kembali kepada keadaan sebelum hamil dan penyesuaian terhadap penambahan keluarga baru. (Dasardasar keperawatan maternitas, Hamilton Persis Mary, 1995).

Masa Post Parrtum adalah masa pulihnya


mulai dari partus kembali sampai seperti alat-alat pra-hamil, kandungan 1994). Masa Post Partum adalah masa setelah partus selesai dan berakhir kira-kira 8

lamanya 6-8 minggu. (mochtar Rustam,

minggu (Kapita Selekta Kedokteran, 1999).

Masa nifas (peurperium ) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Abdul sari, S, dkk, 2002 )

Nifas dibagi dalam 3 periode :


1. Immediate puerperium : yaitu keadaan yang terjadi setelah persalinan sampai 24 jam sesudah persalinan (0-24 jam sesudah melahirkan). 2. Early puerperium : yaitu mulai dari 1 hari sampai dengan 7 hari post partum. 3. Later puerperium : yaitu mulai dari 7 hari sampai dengan 6 minggu post partum.

Peeubahan perubahan fisik pada ibu post partum


1. tekanan darah Pada persalinan meningkat 15 mmHg untuk systole dan 10 mmHg untuk diastole pada post partum kemabali stabil dan normal. 2. Suhu badan Pada post partum naik 0,5 C dari keadaan normal tetapi tidak lebih dari 39 C . 3. Denyut nadi 60-80 x/menit

4. Perubahan pada sistem ginjal Post partum pelvis ginjal dan ureter teregang dan berdilatasi menyebabkan kesulitan untuk kencing. Overdistensi dari kandung kemih. 5. Perubahan peritonium dan dinding abdomen. Ligamatum latum dan rotundum turun yang dikarenakan distensi waktu hamil.

Perubahan system Reproduksi


Involusi saluran reproduksi adalah : involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil / suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot 60 gram ( pusdiknakes, 2003)

B. INVOLUSI ALAT-ALAT KANDUNGAN 1. Involusio Uterus INVOLUSI TINGGI FUNDUS UTERI BERAT JENIS Segera setelah lahir :1000 gr( sejajar pusat) Setelah 1mgg : 500 gr (1/2 pusat symphisi) Setelah 2 mgg : 300 gr ( dan masuk PAP) Setelah 3 mgg : 100 gr Setelah 6 mgg : 50-60 gr

Involusi Adalah proses kembalinya alat kandungan ( uterus dan jalan lahir ) setelah bayi dilahirkan sehingga mencapai keadaan sebelum hamil, prosesnya karena : Autolysis Aktivitas otot Ischemia

a. Kontraksi uterus meningkat , 1-2 hari post partum kontraksi uterus menurun, stabil beraturan, after pain ( mules karena pengaruh kontraksi uterus). b. Ovarium, tidak terjadi pematangan sel telur. c. Cervix dan vagina - Dalam hari I post partum, ostium eksternum dapat dilalui oleh 2 jari ( pinggir tidak rata / retak ). - akhir minggu I dapat dilalui 1 jari

2. Lochia Adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa nifas. Macam-macam teori, yaitu : a. Lochea rubra. Berwarna merah, lamanya sekitar 2 hari, biasanya mengandung darah, salaput ketuban desisua, vernic caseosa, lanugo dan meconeum. b. Lochea sanguinolenta Berwarna merah kecoklatan, lamanya 3 - 7 hari, biasanya mengandung lendir dan darah.

c. Lochea Serosa Berwarna coklat muda / kekuningan lamanya dimulai dari hari ke 7 sampai hari ke10 mengandung lendir saja. d. Lochea alba Berwarna putih, mulai hari ke 14, mengandung leukosit sel epitel, mucosa servic dan kuman yang telah mati, bila terjadi infeksi disebut lochea purulenta, lochea ini akan berbau busuk dan bernanah jika keluarnya tidak lancar disebut lochea statis.

3. Laktasi Yaitu pembentukan dan pengeluaran ASI, ASI terbentuk dalam sel accini dan terkumpul dalam alveoli. Keluar melalui ductus laktiferus mayor ke ampula mamae. Disimpan sementara sebelum diisap bayi. keadaan buah dada pada dua hari post partum sama dengan keadaaan pada masa kehamilan hanya mengandung colostrum / cairan kuning, berat jenis 1.030 - 1035. Mengandung protein dan garam euglobin yang mengandung antibodi. Proses pengeluaran ASI yaitu dengan isapan bayi, otot otot polos dan putting susu terangsang sehingga lobus posterior hypofise mengeluarkan hormon pituitrin (oksotoksin) sehingga otot polos buah dada berkontraksi dan mengeluarkan ASI.

Anatomi Fisiologi Vagina (lubang kemaluan)

Merupakan penghubung antara introitus vagina


dan uterus dinding depan liang vagina 9 cm

lebih pendek dari pada dinding belakang. Pada


puncak vagina menonjol leher rahim (serviks uteri) disebut porsio. Bentuk vagina dalam berlipat-lipat disebut Rugae.

Uterus (Rahim)
Merupakan alat yang berongga dan berbentuk sebagai bola lampu yang gepeng terdiri dari

dua bagian :
1. Corpus uteri berbentuk segitiga

2. Cerviks uteri berbentuk silindris

Bagian dari corpus uteri antara kedua pangkal

tuba disebut fundus uteri (dasar rahim).

Ukuran uterus Bentuk dan ukuran uterus sangat berbeda-beda tergantung daripada bentuk usia dan pernah melahirkan anak

sebelumnya.
Pada anak-anak panjang uterus Pada multipara Pada primipara : 2-3 cm : 8-9 cm : 6-8 cm

Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan


Perimetrium (lap. Metrium) yang meliputi dinding uterus bagian luar. Myometrium (lap. Otot) merupakan lapisan yang paling tebal terdiri dari otot polos yang disusun

sehingga dapat mendorong isinya keluar pada


persalinan. Endometrium (epitel, kelenjar, jaringan dan pembuluh darah) merupakan lapisan dalam uterus yang berperan penting dalam siklus haid.

Fungsi uterus adalah : Untuk tempat berkembangnya janin Untuk menahan ovum yang telah dibuahi selama perkembangan ovum,ovum

tertanam dalam endometri

Tanda dan Gejala


Suhu : pada 24 jam pertama post partum dapat meningkat sehingga 380C akibatpengaruh dehidrasi, perubahan hormonal dan ekstresi otot selama melahirkan.

Adaptasi sistem kardiovaskuler


Bradikardi sering ditemukan dalam 6-7 hari post partum akibat penurunan cardiac output dan stroke volume. Nadi 5070 x/mnt dianggap normal dalam waktu 3 bulan.

Lochea.

Pada permukaan post partum terdapat cairan yang keluar dari


yang bercampur Berat badan desudua, dan bakteri membentuk cairan yang disebut lochea.

uterus

dengan eritrosit, ,leukosit, sel-sel epitel, sel

Berkurang karena evakuasi uterus ( 5 kg) dan hilangnya cairan terutama karena diuresis ( 2 kg). Rasa nyeri setelah melahirkan Pada primipara post partum cenderunbg berkontraksi bekuan darah, sisa plasenta,benda asing lainnya. kecuali ada

Perubahan psikologis pada ibu post partum


Depresi ringan penyebab paling sering terjadi, adalah : - Kekecewaan emosional - Rasa lelah masa nifas awal - Lelah kurang tidur selama persalinan dan post partum - Cemas - Rasa takut jadi tidak menarik lagi suaminya (body Image ) - Riwayat perkawinan yang abnormal - Riwayat kehamilan mati atau cacat.

PERUBAHAN MASA POST PARTUM


1. Fase takin In Masa ketergantungan --- butuh tidur, nafsu makan meningkat, berharap cerita pengalaman, penerimaan menunggu ada disarankan dan diberikan. 2. Fase Taking Hold Usaha pelepasan diri -- pengatur bergerak untuk bekerja, cemas makin kuat, perubahan mood, tugas keibuan.

3. Fase Letting Go - Terjadi setelah pulang ke rumah - Dipengaruhi waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga. - Ibu mengambil tugas dan tanggung jawab perawatan bayi beradaptasi terhadap kebutuhan bayi berkurangnya hak ibu, kekebasan dan hubungan sosial. - Umumnya depresi post partum terjadi pada fase ini.

POST PARTUM BLUES KEMURUNGAN SEHABIS MELAHIRKAN

Perubahan hormon yang cepat terjadi ke keadaan sebelum hamil dan saat siklus laktasi sedang dimulai. Emosi labil ketidak nyamanan fisik ( nyeri jahitan, perbesaran payudara ) Biasanya timbul 3-5 post partum Perasaan sedikit kecewa, mudah marah, perasaan sedih, sering menangis.

TANDA-TANDA Mudah menangis Gampang tersinggung Merasa letih Susah tidur Perasaan cemas

SINDROM BABY BLUES AND DEPRESI wanita mengalami baby blues dan stress karena bayi

- biasa terjadi beberapa minggu, bila lebih buruk atau terjadi hilang - DEPRESI PASCA KELAHIRAN

TANDA-TANDA DEPRESI PASCA KELAHIRAN


Hilangnya emosi Hilangnya keinginan untuk bersosialisasi Perasaan gagal Kasus tertentu ( kasus berat) cenderung bunuh diri atau ingatan terganggu.

PEMANTAUN PASCA PERSALINAN SELANJUTNYA


6 jam-3 hari post partum - Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri - Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan - Konseling pencegahan perdarahan karena atonia uteri pada masa nifas - Pemberian ASI lanjutan - Melakukan hubungan antara ibu dan BBl - Mencegah bayi Hypotermo

8-14 hari setelah melahirkan


Memastikan involusi berjalan normal Menilai adanya tanda0tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan dan istirahat Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit. Menjelaskan pentingnya latihan otot-otot dan panggul. Memberikan asuhan tentang perawatan payudara. Memberikan konseling tentang asuhan pada bayi

36-42 hari setelah persalinan


6 minggu setelah persalinan - Menanyakan penyulit yang dialami - Memberikan konseling keluarga berencana

Pemeriksaan Diagnostik a. Jumlah darah lengkap : Hb/ Ht Mengkajiperubahan dan mengevakuasi efek kehilangan darah pada masa persalinan. b. Urinalisis Kultur urine, darah, vaginalis dan lochea

merupakan

pemeriksaan

tambahan

didasarkan pada kedua individu.

Komplikasi
a. Hemoroid b. Infeksi c. Distensi

d. Konstipasi

e. Pembesaran payudara

Penatalaksanaan

Perawatan Post Partum


- pengawasan kontraksi uetrus perawatan luka
His pengiris Perlukaan Pembengkakan mamae

- keluhan pasien yang sering dirasakan

- luka klisma atau mobilisasi sendiri bila terjadi obstipasi Miksi harus secepatnya dilakukan sendiri bila tidak dilakukan katerisasi atau mobilisasi

Perawatan payudara supaya puting susu lemah, tidak keras


dan kering.

Diet : makanan mengandung protein, banyaknya cairan, sayuran dan buah-buahan.

Mobilisasi
Ibu harus beristirahat 8 jam post partum, kemudian boleh miring ke kanan atau kiri untuk mencegah trombosis dan tromboemboli. Hari ke-2 dan ke-3 boleh berjalan, mobilisasi bervariasi tergantung pada adanya komplikasi persalinan post partum dan sembuhnya lukaluka

Pemilihan kontrasepsi yang direncanakan ke depan dan

tidak mempengaruhi produksi ASI, misalnya sterilisasi.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian Data Terfokus Pengkajian dimulai sejak persalinan yang meliputi keadaan prenatal dan setelah persalinan berlangsung.

Pengkajian pada masa nifas meliputi :


a. Identitas pasien b. Riwayat pasien

Penyakit yang sedang diderita


Penyakit yang pernah diderita Alergi obat-obatan Kebiasaan merokok Keluhan saat ini Rencana masa depan

c.

Riwayat persalinan Gravida

Usia kehamilan
Tgl/jam persalinan Tempat persalinan

Penolong persalinan
Jenis persalinan Lama persalinan

Masalah pertama persalinan


Keadaan persalinan Perdarahan

Keadaan dan kondisi bayi

d. Riwayat psikososial
Suasana hati Hubungan / komunikasi Pengambilan keputusan dalam keluarga Respon ibu dalam keluarga Kepercayaan dalam keluarga

e. Kebiasaan sehari-hari
Nutrisi

Pola eliminasi
Pola istirahat dan tidur Pola kativitas dan latihan Pola kerja

f. Kondisi lingkungan g. Tingkat pengetahuan

Pemeriksaan Fisik Keadaan umum klien Tanda-tanda vital Kepala (keluhan nyeri, migren), mata (anemis, sclera, konjungtiva)

Mulut (caries, gigi palsu)


Payudara (bentuk puting susu, laktasi, bengkak, nyeri) Perineum (TFU, uterus, keluhan nyeri, vesika urinaria)

Pengkajian berikutnya
Observasi setiap 8 jam untuk mendeteksi
adanya tanda-tanda komplikasi dan

mengevaluasi kembali sistem dalam tubuh seperti keadaan sebelum hamil serta

mengevaluasi status emosi, kemampuan self care, perawatan bayi dan yang lainnya.

Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul yaitu :


a. Potensial terjadinya infeksi sehubungan dengan
penyembuhan jaringan belum terjadi dan involusi uteri, episiotomi/ ruptur perineum

b. Nyeri yang berhubungan dengan ruptur perineum,


kontraksi uterus c. Ansietas yang berhubungan dengan prose spersalinan

trauma jalan lahir


d. Kurang pengetahuan tentang perawatan luka berhubungan dengan kurangnya informasi.

Discharge Planning 1. Mencegah terjadi infeksi 2. Meningkatkan istirahat, aktivitas dan keamanan, serta mencegah komplikasi dan imobilisasi 3. Meningkatkan rasa percaya diri dan gambaran tubuh serta penurunan stress. 4. Meningkatkan asupan makanan dan cairan yang adekuat, berpartisipasi dalam pemberian terapi 5. Memberi dukungan emosional 6. Menganjurkan kepada ibu untuk memberi ASI dan imunisasi 7. Mendorong untuk mempertahankan kesehatan melalui penggunaan sumber-sumber kesehatan yang ada di masyarakat.

You might also like