You are on page 1of 3

KROMATOGRAFI

Prinsip Percobaan

Kromatografi adalah suatu metode pemisahan fisik, di mana komponen-komponen yang dipisahkan didistribusikan di antara dua fasa, salah satu fasa tersebut adalah suatu lapisan stasioner dengan permukaan yang luas, yang lainnya sebagai fluida yang mengalir lembut di sepanjang landasan stasioner. Fasa stasioner bisa serupa padatan maupun cairan, sedangkan fasa bergerak bisa berupa cairan maupun gas. Dalam semua teknik kromatografi, zat-zat terlarut yang dipisahkan bermigrasi sepanjang kolom (seperti dalam kromatografi kertas atau lapis tipis, ekivalen fisik kolom), dan tentu saja dasar pemisahan terletak dalam laju perpindahan yang berbeda ( Day 2002).

Metode kromatografi adalah teknik yang efektif dan dapat digunakan untuk memisahkan komponen yang sulit dipisahkan dengan metode lain. Berdasarkan proses terjadi, kromatografi dibedakan menjdi kromatografi partisi, ditemukan dalam kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis, kromatografi adsorpsi, ditemukan dalam kromatografi kolom, kromatografi pertukaran ion dan kromatografi eklusi (Anonim 2010) .

Beberapa zat yang diteteskan pada kertas dapat bergerak pindah lebih cepat daripada yang lain. Kelarutan suatu partikel terhadap pelarutnya mempengaruhi kecepatan perpindahan tersebut. Semakin mudah suatu partikel larut, semakin cepat pula laju geraknya. Suatu campuran pewarna dapat dipisahkan dengan teknik kromatografi karena adanya perbedaan kelarutan antara zat penyusun campuranpewarna tersebut. Selain itu, kecepatan bergerak partikel penyusun sangat dipengaruhi oleh ukuran partikel penyusunnya. Partikel penyusun yang lebih akan bergerak lebih cepat daripada partikel penyusun yang berukuran lebih besar (Kamilati 2006).

Pengukuran uji kromatografi dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kuantitatif, perbandingan jarak yang ditempuh oleh suatu warna dengan jarak pelarut disebut dengan Rf. Variasi jumlah Rf menunjukkan banyaknya komponen penyusun campuran yang sedang kita pisahkan dengan metode kromatografi ini. Berbagai nilai Rf ini kita bandingkan satu sama lain. Nilai Rf yang terbesar dimiliki oleh komponen penyusun yang memiliki ukuran partikel terkecil dan sebaliknya nilai Rf yang terkecil adalah yang memiliki ukeran partikel penyusun terbesar (Kamilati 2006).

Tujuan Percobaan

Praktikum kali ini bertujuan menununjukkan sifat khas dari suatu indikator dalam campuran dan pemisahan susunan logam pada uang logam.

Prosedur Percobaan

Prosedur percobaan sama dengan prosedur yang ada pada buku penuntun praktikum, tetapi yang dilakukan hanya percobaan pemisahan campuran indikator dan pemisahan susunan logam pada uang logam.

Pembahasan

Metode kromatografi melibatkan dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam sangat penting dalam pemisahan fisik dengan unsur-unsur yang akan didistribusi. Fase ini membentuk lapisan stasioner dengan permukaan yang besar sehingga dapat melalui lapisan stsioner . Eluen berperan terhadap aktivitas adsorbent, daya tarik menarik antara fraksi zat dengan adsorbent tergantung dari daya elektrostatis (Hargoss 1998).

Percobaan kali ini digunakan kromatografi partisi, yaitu kromatografi kertas. Prinsip kromatografi partisi dapat dijelaskan dengan hukum partisi yang dapat diterapkan pada sistem multikomponen. Dalam kromatografi partisi, ekstraksi terjadi berulang dalam satu kali proses. Dalam percobaan, zat terlarut didistribusikan antara fasa stationer dan fasa mobil. Fasa stationer dalam banyak kasus pelarut diadsorbsi pada adsorben dan fasa mobil adalah molekul pelarut yang mengisi ruang antar partikel yang ter adsorbsi. Sampel yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas yang kemudian dimasukkan dalam botol kromatografi.. Kemudian dasar kertas kromatografi Whatman dicelupkan kedalam pelarut yang mengisi dasar wadah. Fasa mobil (pelarut) dapat saja beragam. Pelarut pada percobaan ini adalah n-butanol, asam asetat glasial, dan air (Anonim 2010).

Saat komponen menaiki lembaran kertas secara vertikal karena ada fenomena kapiler, partisi komponen antara fasa mobil dan fasa diam (air) yang teradsorbsi pada selulosa berlangsung berulang-ulang. Pelarut mencapai ujung atas kertas proses dihentikan. Setiap komponen bergerak dari titik awal sepanjang jarak tertentu (Anonim 2010).

Pemisahan susunan logam pada uang logam kuning menggunakan ion Ni2+, Cu2+, Co2+, Al3+, Ag2+, dan Pb2+ dengan pelarut aseton, HCl pekat, dan air. Ion-ion diteteskan di garis start sebanyak sepuluh kali di atas kertas kromatografi. Kemudian kertas dimasukkan ke dalam botol yang berisi campuran pelarut n-butanol, asam asetat glasial, dan air dengan start di bagian bawah. Setelah pelarut bergerak dari bawah ke atas kemudian kertas diangkat. Jarak batas eluen dari tempat penetesan adalah 10.2 cm. Sedangkan jarak komponen sampel 1.8 cm, Ni2+ 0 cm , Cu2+ 0.8 cm, Co2+ 3.3 cm, Al3+ 0 cm, Ag2+ 2.9 cm, dan Pb2+ 2.1 cm. Nilai Rf ditentukan dengan membandingkan jarak komponen dengan jarak eluen. Rf sampel 0.1765 cm, Ni2+ 0 cm , Cu2+ 0.0784 cm, Co2+ 0.3235 cm, Al3+ 0 cm, Ag2+ 0.2843 cm, dan Pb2+ 0.2059 cm. Spot Sampel memiliki spot berwarna hijau kebiruan, spot Ni2+ memiliki spot yang tidak bergerak, spot Cu2+memiliki spot berwarna hijau kebiruan, Co2+ memiliki spot berwarna merah muda, Al3+ memiliki spot yang tidak bergerak , Ag2+ memiliki spot berwarna coklat, dan Pb2+ memiliki spot berwarna kuning.

Pemisahan susunan logam pada uang logam putih menggunakan ion sampel, Ag+, As3+, Pb2+, Ni2+, Co2+, dan Cu2+ dengan pelarut aseton, HCl pekat, dan air. Ion-ion diteteskan di garis start sebanyak delapan kali di atas kertas kromatografi. Kemudian kertas dimasukkan ke dalam botol yang berisi campuran pelarut n-butanol, asam asetat glasial, dan air dengan start di bagian bawah. Setelah pelarut bergerak dari bawah ke atas kemudian kertas diangkat. Jarak batas eluen dari tempat penetesan adalah 8.8 cm. Sedangkan jarak komponen sampel 0 cm, Ag+ 3.3 cm, As3+ 0 cm, Pb2+ 2.9 cm, Ni2+ 0 cm, Co2+ 3.8 cm, dan Cu2+ 0 cm . Nilai Rf ditentukan dengan membandingkan jarak komponen dengan jarak eluen. Rf sampel 0 cm, Ag+0.3750 cm, As3+ 0 cm, Pb2+ 0.3295 cm, Ni2+ 0 cm, Co2+ 0.4318 cm, dan Cu2+ 0 cm. Spot Sampel memiliki spot warna yang tidak bergerak, spot Ag+ memiliki spot warna yang tidak bergerak, spot As3+memiliki spot warna yang

tidak bergerak, Pb2+ memiliki spot berwarna kuning, Ni2+ memiliki spot warna yang tidak bergerak, Co2+ memiliki spot berwarna merah muda, dan Cu2+ memiliki spot warna yang tidak bergerak.

Pemisahan campuran indikator menggunakan indikator congo red, bromfenol biru, fenol red, dan campuran dengan pelarut aseton, HCl pekat, dan air. Indikator diteteskan di garis start sebanyak tujuh kali di atas kertas kromatografi. Kemudian kertas dimasukkan ke dalam botol yang berisi campuran pelarut n-butanol, asam asetat glasial, dan air dengan start di bagian bawah. Setelah pelarut bergerak dari bawah ke atas kemudian kertas diangkat. Jarak batas eluen dari tempat penetesan adalah 12.8 cm. Sedangkan jarak komponen indikator congo red 8.1 cm dengan warna merah muda, bromfenol biru 12.8 cm dengan warna hijau kekuningan, fenol red 9.9 cm dengan warna kuning, dan campuran indikator mengandung tiga warna dari indikator tersebut, yaitu warna yang mengandung dari indikator congo red dengan warna merah muda dan jarak 6.4 cm, bromfenol biru dengan warna hijau kekuningan dan jarak 12.8 cm, dan fenol red dengan warna kuning dan jarak 9.2 cm. Nilai Rf ditentukan dengan membandingkan jarak komponen dengan jarak eluen. Rf indikator congo red adalah 0.6328 cm, bromfenol biru adalah 1.0000 cm, fenol red adalah 0.7734 cm, campuran indikator yang mengandung warna hijau kekuningan dari indikator bromfenol biru adalah 1.0000 cm, dari indikator congo red yang mengandung warna merah muda adalah 0.5, dan dari indikator fenol red yang mengandung warna kuning adalah 0.7188 cm.

Hasil percobaan dari pemisahan susunan logam pada uang logam kuning menunjukkan warna pada sampel adalah hijau kebiruan dan pada kertas kromatografi yang menunjukkan warna hijau kebiruan adalah logam cuprum. Dapat dikatakan bahwa sampel mengandung logam cuprum. Percobaan dari pemisahan logam pada uang logam putih menunjukkan bahwa sampel tidak mengalami pergerakan dari start menuju front namun ion Ag+, Pb2+, dan Co2+ bergerak sehingga sampel tidak mengandung logam tersebut.

Sehingga Eluen yang dibuat dapat dikatakan tidak baik untuk memisahkan logam yang tidak berada dalam sampel tersebut. Indikator campuran mengandung warna dari indikator congo red, bromfenol biru , dan fenol red dapat dikatakan bahwa eluen tersebut baik dalam memisahkan indikator campuran. Pemilihan eluen dalam kromatografi harus benar-benar polar cenderung menyaingi permukaan sehingga mudah menggerakan solut melalui sistem berdasarkan deret elutropi. Pelarut tersebut dipilih berdasarkan sifat kepolaran. Pada deret eluotropi, efek elusi naik dengan kepolaran pelarut.

Simpulan

Eluen yang dibuat dapat dikatakan tidak baik untuk memisahkan logam yang tidak berada dalam sampel tersebut. Indikator campuran mengandung warna dari indikator congo red, bromfenol biru , dan fenol red dapat dikatakan bahwa eluen tersebut baik dalam memisahkan indikator campuran. Nilai Rf dan warna spot spesifik untuk setiap senyawa sehingga nilai Rf dapat digunakan sebagai variabel identifikasi untuk analisis kualitatif dalam kromatografi.

You might also like