Professional Documents
Culture Documents
Kekayaan Tambang disebut bahan galian : Penguasaan bahan galian diselenggarakan pemerintah (pasal 1)
Pertambangan spesifik mineral dan batubara : Dikuasai negara, diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah (pasal 4) Pemerintah dan DPR menetapkan kebijakan pengutamaan mineral dan batubara untuk kepentingan nasional. Pemerintah berwenang menetapkan produksi setiap provinsi untuk mengendalikan produksi dan ekspor (pasal 5)
Tahap Usaha Pertambangan : Terdiri dari 2 tahap : 1. Eksplorasi, meliputi : penyelidikan umum eksplorasi studi kelayakan (pasal 36) 2. Operasi Produksi : konstruksi penambangan pengolahan dan pemurnian pengangkutan dan penjualan (pasal 36)
Keuangan : KP, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. KK/PKP2B, tetap pada saat kontrak ditandatangani. Lingkungan (sedikit diatur) Nilai tambah (hanya diatur kontrak) Pemanfaatan tenaga kerja setempat (tidak diatur) Program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat (tidak diatur)
Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha : Keuangan : Membayar pendapatan negara dan daerah : Pajak, PNBP, iuran (pasal 128 - 133). Lingkungan : Good mining practices (pasal 95) Reklamasi, pasca tambang dan konservasi yang telah direncanakan, beserta dana yang disediakan (pasal 96 100)
Nilai tambah. Pemegang IUP Operasi Produksi wajib melakukan pengolahan dan pemurnian hasil tambang di dalam negeri (pasal 103 - 104) Mengutamakan pemanfaatan tenaga kerja setempat (pasal 106) Saat tahap operasi produksi, wajib mengikutsertakan pengusaha lokal (pasal 107) Menyusun program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat (pasal 108) Wajib menggunakan perusahaan jasa pertambangan lokal dan/atau nasional seperti konsultasi dan perencanaan (pasal 124)
Pembinaan dan Pengawasan : IUP (Menteri, Bupati/Walikota - sesuai kewenangan) - pasal 139-142. Bentuk pengawasan sangat terinci. IPR (Bupati/Walikota) - pasal 143
Perlindungan Masyarakat : Masyarakat yang terkena dampak negatif langsung berhak mendapat ganti rugi yang layak, atau mengajukan gugatan (pasal 145)
Setiap orang yang mengeluarkan IUP, IPR, atau IUPK yang bertentangan dengan Undang-Undang ini dan menyalahgunakan kewenangannya diberi sanksi pidana paling lama 2 (dua) tahun penjara dan denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). (pasal 165)