You are on page 1of 42

GAMBARAN UMUM DAN PERUBAHAN KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

(BERDASARKAN KEPPRES NO. 80 TAHUN 2003)

Oleh : EMIN ADHY MUHAEMIN, S.SI, MT BAPPENAS - JAKARTA

Latar belakang
1. Besarnya dana APBN/APBD yang dibelanjakan/ dikeluarkan melalui proses pengadaan barang/jasa yang terus meningkat 2. Adanya tuntutan penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik, dengan ciri transparansi, partisipatif dan akuntebel berdasarkan prinsipprinsip value for money 3. Tantangan kehidupan bernegara ke depan : Hambatan dalam perdagangan antar negara (barrier to trade) akan semakin berkurang Pengadaan barang/jasa pemerintah akan semakin terbuka bagi pengusaha asing, setelah Pemerintah RI meratifikasi Government Procurement Aggreement (GPA) WTO

Tujuan Perubahan Kebijakan


1. 2. 3. 4. 5.
6.

Meningkatkan persaingan usaha yang sehat. Penyederhanaan prosedur. Mengurangi ekonomi biaya tinggi. Meningkatkan efisiensi hasil pengadaan Melindungi dan memperluas peluang usaha kecil/koperasi kecil. Meningkatkan profesionalisme SDM pelaksana dan pengelola proyek.

RUANG LINGKUP PENGATURAN KEPPRES NO. 80 TAHUN 2003


1. Pengadaan barang/jasa yang pembiayaannya sebagian atau seluruhnya dibebankan pada APBN/APBD

2. Pengadaan barang/jasa yang sebagian atau seluruhnya dari PHLN yang sesuai atau tidak bertentangan dengan pedoman dan ketentuan dari pemberi pinjaman/hibah bersangkutan 3. Pengadaan barang/jasa untuk investasi dilingkungan BI, BHMN, BUMN, dan BUMD yang pembiayaannya sebagian atau seluruhnya dibebankan pada APBN/APBD
(Pasal 7 ayat (1))

Diluar pembiayaan yang berasal APBN/APBD, maka pengadaan dilingkungan BUMN/BUMD diatur melalui Peraturan Pemerintah No. 12 TAHUN 1998

PERUBAHAN ATAS KEPPRES NO. 80 TAHUN 2003


1. Keppres No. 61 Tahun 2004 : Pengadaan jasa konsultan penilai aset peninggalan dari pengelolaan ex-BPPN

2. Perpres No. 32 Tahun 2005 : Pengadaan logistik pilkada juni-juli 2005

3. Perpres No. 70 Tahun 2005 : Pengadaan barang/jasa di Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh dan Nias
4. Draft Perpres No.Tahun 2006 : Pemberlakuan sertifikasi, tata cara pengumuman di surat kabar

POKOK ISI AMENDEMENT IV TERHADAP KEPPRES NO. 80 TAHUN 2003


1. Persyaratan sertifikasi keahliaan pengadaan barang/jasa diberlakukan mulai 1 Januari 2008. Sebagai pengantinya sekurang-kurangnya memiliki tanda bukti pernah mengikuti pelatihan pengadaan barang/jasa pemerintah. 2. Persyaratan sertifikasi diberlakukan bagi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Panitia/Pejabat Pengadaan. 3. Kalau sudah ada yg mempunyai sertifikat keahlian, PPK dan Panitia/Pejabat Pengadaan wajib dipilih dari personil yang telah mempunyai sertifikat keahlian tersebut. 4. Apabila jumlah personil yang memiliki sertifikat keahlian pengadaan sedikit, maka dapat dibentuk Unit Layanan Pengadaan (Procurement Unit).

POKOK ISI AMENDEMENT IV


5. Kewajiban melakukan pengumuman pelelangan melalui surat kabar yang ditunjuk/ditentukan Pemerintah, dengan ketentuan : a. Pengadaan Barang/Jasa Pemborongan/Jasa Lainnya dengan nilai : Diatas Rp. 1 Miliar wajib diumumkan minimal di surat kabar nasional yang ditunjuk Menteri Komunikasi dan Informatika. Sampai dengan Rp. 1 Miliar wajib diumumkan minimal di surat kabar propinsi yang ditunjuk Gubernur. b. Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai : Di atas Rp. 200 juta wajib diumumkan minimal di surat kabar nasional yang ditunjuk Menteri Komunikasi dan Informatika. Sampai dengan Rp. 200 juta wajib diumumkan minimal di surat kabar propinsi yang ditunjuk Gubernur

POKOK ISI AMENDEMENT IV


6. Percapatan jadual pelaksanaan pelelangan umum dengan pascakualifikasi sehingga memungkinkan dalam jangka waktu 20 hari kerja proses pemilihan penyedia barang/jasa selesai dilakukan (asumsi tanpa sanggahan dan sanggahan banding). 7. Penegasan mengenai dibolehkannya melakukan proses pengadaan sampai dengan tahapan pengumuman pemenang (untuk sementara waktu tidak boleh diterbitkan SPPBJ dan ditandatangani kontrak/SPK) sepanjang dana untuk kegiatan tersebut telah teralokasikan.

8. Peran BPKP untuk dapat melakukan tindak lanjut pengawasan apabila terdapat pengaduan dari masyarakat, termasuk dunia usaha terhadap pelaksanaan pengadaan barang/jasa

KEBIJAKAN UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH


=1=

MENINGKATKAN PENGGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI, RANCANG BANGUN DAN PEREKAYASAAN NASIONAL SASARANNYA MEMPERLUAS : LAPANGAN KERJA MENGEMBANGKAN INDUSTRI DALAM NEGERI
DALAM RANGKA : MENINGKATKAN DAYA SAING BARANG/JASA PRODUKSI DALAM NEGERI PADA PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Lanjutan Kebijakan umum

=2=

MENINGKATKAN PERAN SERTA USAHA KECIL TERMASUK KOPERASI KECIL DAN KELOMPOK MASYARAKAT DALAM PENGADAAN BARANG/JASA

Lanjutan Kebijakan umum

=3=

MENYEDERHANAKAN KETENTUAN DAN TATA CARA UNTUK : MEMPERCEPAT PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENGADAAN BARANG/JASA

Lanjutan Kebijakan umum

=4=

MENINGKATKAN : PROFESIONALISME, KEMANDIRIAN, TANGGUNG JAWAB

PENGGUNA, PANITIA/PEJABAT PENGADAAN, DAN PENYEDIA BARANG/JASA

Lanjutan Kebijakan umum

=5 dan 6=

MENINGKATKAN : PENERIMAAN NEGARA MELALUI SEKTOR PERPAJAKAN MENUMBUHKEMBANGKAN PERAN SERTA USAHA NASIONAL

Lanjutan Kebijakan umum

=7 dan 8=

MENGHARUSKAN PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA DILAKUKAN DI DALAM WILAYAH NEGARA RI MENGHARUSKAN PENGUMUMAN SECARA TERBUKA MENGENAI RENCANA PENGADAAN BARANG/JASA KECUALI PENGADAAN YANG BERSIFAT RAHASIA PADA SETIAP AWAL PELAKSANAAN ANGGARAN KEPADA MASYARAKAT LUAS

A. Perubahan Sistematika Pengaturan


KEPPRES NO. 18/2000 KEPPRES NO. 80/2003

1. Sistematika pengaturannya berdasarkan pokok-pokok ketentuan yang berdiri sendiri/terpisah-pisah. 2. Tidak membedakan secara tegas pelaksanaan pengadaan barang/jasa.

1. Sistematika pengaturannya berdasarkan alur proses pelaksanaan pengadaan barang/jasa. 2. Pelaksanaan pengadaan barang/jasa dibedakan menjadi dua yaitu : a. Dengan swakelola. b. Melalui penyedia barang/jasa. 3. Bentuk pengaturan berupa Keputusan Presiden yang terdiri dari: Pengaturan dalam Batang Tubuh dan penjelasan Keppres. Lampiran Keppres (pengaturan lebih teknis).

3. Bentuk pengaturannya : Keputusan Presiden. Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Keuangan dan Meneg. PPN/Kepala Bappenas tentang Petunjuk Teknis Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah

Lanjutan Perubahan Sistematika

KEPPRES NO. 18/2000


4. Kewenangan Menteri Teknis/Kepala Daerah dalam penyusunan pedoman pelaksanaan Keppres tidak diatur.

KEPPRES NO. 80/2003


4. Pasal 7 ayat (2) dan (3) : Ayat (2) : Pengaturan pengadaan barang/jasa pemerintah yang dibiayai dari dana APBN, apabila ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri/Pemimpin Lembaga/Panglima TNI/Kapolri/Direksi BI/Pemimpin BHMN/Direksi BUMN harus tetap berpedoman serta tidak boleh bertentangan dengan ketentuan dalam Keputusan Presiden ini. Ayat (3) : Peraturan Daerah/Keputusan Kepala Daerah yang mengatur pengadaan barang/jasa pemerintah yang dibiayai dari dana APBD harus tetap berpedoman serta tidak boleh bertentangan dengan ketentuan dalam Keputusan Presiden ini.

B. Perubahan Peristilahaan
KEPPRES NO. 18/2000
1. Pengguna barang/jasa adalah kepala kantor/satuan kerja/pemimpin proyek/bagian proyek/pejabat lain yang disamakan/ditunjuk sebagai pemilik pekerjaan yang memberi tugas kepada penyedia barang/jasa untuk melaksanakan pekerjaan tertentu guna memenuhi kebutuhan barang/jasa tertentu instansi pemerintah yang bersangkutan Persyaratan untuk dapat diangkat menjadi pengguna barang/jasa, antara lain : Diutamakan yang telah lulus diklat manajemen proyek Diutamakan yang telah lulus diklat pengadaan barang/jasa

KEPPRES NO. 80/2003


1. Pengguna barang/jasa adalah kepala kantor/satuan kerja/pemimpin proyek/pemimpin bagian proyek/pengguna anggaran daerah/pejabat yang disamakan sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggungjawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa Persyaratan untuk dapat diangkat menjadi pengguna barang/jasa, antara lain: memiliki sertifikat keahlian pengadaan yang berlaku efektif 1-1-2006, (Pasal 52 ayat (1))

KONSEP

STRUKTUR ORGANISASI PROYEK DI PUSAT


Presiden Pengguna Anggaran (Menteri/Kepala LPND) Kuasa Pengguna Anggaran (Satuan Kerja)

Pejabat Pembuat Komitmen (Sebagai Pengguna Barang/Jasa)

Pejabat/ panitia pengadaan

Pejabat Verifikator

Bendahara Pengeluaran

Pejabat Penandatangan SPM

Bendahara Pembantu

18

KONSEP

STRUKTUR ORGANISASI PROYEK DI DAERAH


Gubernur/Bupati/Walikota

Pengguna Anggaran (Satuan Kerja : Sekda/Kep. Dinas/Kep. Badan)

Pejabat Pembuat Komitmen (Sebagai Pengguna Barang/Jasa)

Pejabat/ panitia pengadaan

Pejabat Verifikator

Bendahara Pengeluaran

Pejabat Penandatangan SPM

Bendahara Pembantu
19

Lanjutan Perubahan Peristilahan

KEPPRES NO. 18/2000

KEPPRES NO. 80/2003 2. Panitia pengadaan adalah tim yang diangkat oleh pengguna barang/jasa untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa

2. Panitia pengadaan adalah panitia pelelangan atau panitia pemilihan langsung atau panitia penunjukan langsung yang ditugasi untuk melaksanakan pengadaan barang/jasa oleh kepala kantor/satuan kerja/pemimpin proyek/bagian proyek/pejabat yang disamakan/ditunjuk 2.a. Jumlah

2.a. Jumlah

PANITIA PENGADAAN Panitia Min 5 Orang

JENIS PENGADAAN B/JP/JL/JK

PANITIA/PEJABAT PENGADAAN Pejabat Pengadaan Panitia Min 3 Orang Panitia Min 5 Orang

JENIS PENGADAAN B/JP/JL JK 0 - 50 Juta 0 - 50 Juta 0 - 500 Juta 0 - 200 Juta > 500 Juta > 200 Juta

Lanjutan Perubahan Peristilahan

KEPPRES NO. 18/2000


2.b. Unsur/Unit Kerja Panitia : Perencanaan pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan Pengelola keuangan Pengelola barang Ahli pengadaan, ahli hukum kontrak atau yang menguasi administrasi kontrak 2.c Persyaratan menjadi Panitia/Pejabat Pengadaan, antara lain : mengetahui dan menguasai isi dokumen dan prosedur pengadaan, untuk pelelangan yang memerlukan prakualifikasi

KEPPRES NO. 80/2003


2.a. Unsur Panitia, memahami : Tata cara pengadaan Substansi pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan Hukum perjanjian/kontrak

2.c Persyaratan menjadi Panitia/Pejabat Pengadaan, antara lain : memiliki sertifikat keahlian pengadaan yang berlaku efektif 1 Januari 2006, (Pasal 52 ayat (1))

Lanjutan Perubahan Peristilahan

KEPPRES NO. 18/2000

KEPPRES NO. 80/2003

3. Penyedia barang/jasa adalah perusahaan/mitra kerja yang melaksanakan pengadaan barang/jasa yang terdiri dari kontraktor, pemasok, konsultan, usaha kecil, koperasi, perguruan tinggi, lembaga ilmiah pemerintah, dan LSM.

3. Penyedia barang/jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang kegiatan usahanya menyediakan barang/layanan jasa (Pasal 1 Butir 3)

KEDUDUKAN UNIVERSITAS, YAYASAN, LEMBAGA ILMIAH PEMERINTAH


BENTUK LEMBAGA 1. UNIVERSITAS NEGERI: a. BHMN
1) Badan Usaha (Kalau tenaga ahlinya PNS/Peg. BHMN maka dia harus cuti). 2) Konsultan perorangan (PNS/Peg. BHMN maka dia harus cuti). Konsultan perorangan dan harus harus cuti.

PENYEDIA B/J

PELAKSANA SWEKELOLA

b. Non BHMN 2. YAYASAN : a. PTS

Universitas sebagai pelaksana swakelola Pelaksana swakelola tidak perlu cuti. Diberikan honor pelaksana swakelola bukan sebagai konsultan perorangan. Kalau sebagai konsultan perorangan harus cuti.

1) Badan Usaha (Kalau tenaga ahlinya PNS/Pegawai BHMN maka dia harus cuti). 2) Konsultan perorangan (PNS/Pegawai BHMN maka dia harus cuti). 1) Badan usaha 2) Konsultan perorangan.

Universitas sebagai pelaksana swakelola. Diberi honor pelaksana swakelola (Tidak ada profit) .

b.LSM/Yayasan lain

LSM/Yayasan sebagai pelaksana swakelola. Diberi honor pelaksana swakelola (tidak profit).

3. Lembaga Pemerintah

Tidak dapat menjadi penyedia barang/jasa pemerintah

Sebagai pelaksana swakelola.

C. Perubahan dan Penambahan Pengaturan


KEPPRES NO. 18/2000
Pasal 9 ayat (1) : Persyaratan penyedia : a. Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis, dan manajerial yang dibuktikan dengan kualifikasi/klasifikasi/sertifikasi yang dikeluarkan asosiasi perusahaan/profesi bersangkutan; b. Memiliki SDM, modal dan peralatan; c. Secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak; d. Tidak dalam pengawasan pengadilan/tidak pailit, tidak sedang dlm menjalani sanksi pidana; e. Telah memenuhi kewajiban perpajakan; f. Belum pernah dihukum berdasarkan putusan pengadilan atas tindakan yang berkaiatan dengan kondite profesional perusahaan/perorangan g. Tidak membuat pernyataan yang tidak benar tentang kualifikasi, klasifikasi, dan sertifikasi yang dimilikinya.

KEPPRES NO. 80/2003


Pasal 11 ayat (1) : Persyaratan penyedia :
a. Memenuhi ketentuan peraturan perundangundangan untuk menjalankan usaha/kegiatan sebagai penyedia barang/jasa; b. Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial; c. Tidak dalam pengawasan pengadilan/tidak pailit, dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang dlm menjalani sanksi pidana; d. Secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak; e. Telah memenuhi kewajiban perpajakan; f. Dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir pernah memperoleh pekerjaan termasuk pengalaman subkontrak, kecuali penyedia yang baru berdiri kurang dari 3 tahun; g. Memiliki SDM, modal dan peralatan; h. Tidak masuk dalam daftar hitam; i. Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan pos; j. Khusus untuk penyedia barang/jasa orang perseorangan persyaratannya sama dengan di atas kecuali huruf f.

Lanjutan Perubahan dan Penambahan Pengaturan

KEPPRES NO. 18/2000 Persyaratan penyedia yang lain: Memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank atau rekaman rekening koran dari bank dengan saldo yang cukup selama periode 3 (tiga) bulan yang lalu dengan menunjukkan yang aslinya

KEPPRES NO. 80/2003 Persyaratan penyedia yang lain : Memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank , kecuali untuk penyedia barang/jasa usaha kecil termasuk koperasi kecil (Lampiran Bab II Butir
A.1.b.l)

Memiliki kinerja baik dan tidak termasuk dalam daftar sanksi atau daftar hitam sesuai informasi yang dikeluarkan oleh LPJK/KADIN.

Tidak termasuk dalam daftar hitam dengan membuat surat pernyataan dari penyedia barang/jasa yang bersangkutan, dan tidak diperlukan surat keterangan dari instansi pemerintah/swasta (Penjelasan Pasal
11 butir h)

Lanjutan Perubahan dan Penambahan Pengaturan

Perubahan/Penambahan Pengaturan Larangan penyedia pemerintah. menjadi barang/jasa

Pasal Keppres No. 80/2003 Pasal 11 ayat (3) dan ayat (4): Ayat (3) : Pegawai negeri, pegawai BI, pegawai BHMN/BUMN/BUMD dilarang menjadi penyedia barang/jasa, kecuali yang bersangkutan mengambil cuti di luar tanggungan negara/BI/BHMN/BUMN/ BUMD. Ayat (4) : Penyedia barang/jasa yang keikutsertaannya menimbulkan pertentangan kepentingan dilarang menjadi penyedia barang/jasa.

LANJUTAN BEBERAPA PERUBAHAN PENGATURAN

SEGMENTASI/PENGGOLONGAN PENYEDIA BARANG/JASA


JENIS PENGADAAN Pengadaan Barang/Jasa Pemborongan /Jasa Lainnya NON KONSTRUKSI 1. Kecil :<1M KONSTRUKSI 1. Masa Transisi s.d 31 Des 2005 (Pasal 52 ayat (3)): a. Kecil : < 1 M untuk K3, K2, K1 b. Menengah : >1 - 3 M untuk M2 & M1 c. Besar : > 3 m untuk B 2. Setelah Masa Transisi (Pasal 46): a. Kecil : <1 M b. Bukan kecil : >1M Jasa Konsultansi Tidak ada penggolongan kecil dan bukan kecil (bebas) 1. Masa Transisi s.d 31 Des 2005 (Pasal 52 ayat (3)): a. Kecil : < 200 Jt b. Bukan Kecil : > 200 Jt 2. Setelah Masa Transisi : Tidak ada penggolongan kecil dan bukan kecil (bebas)

2. Bukan Kecil : > 1 M (Pasal 46)

Nilai paket pekerjaan pengadaan barang/jasa pemborongan/jasa lainnya sampai dengan Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) diperuntukkan bagi usaha kecil termasuk koperasi kecil, kecuali untuk paket pekerjaan yang menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh usaha kecil termasuk koperasi kecil

LANJUTAN BEBERAPA PERUBAHAN PENGATURAN

KRITERIA USAHA KECIL


Penjelasan Pasal 1 angka 18 Keppres No. 80/2003 : 1. Omset pertahun < Rp. 1 Miliar atau memiliki kekayaan bersih < Rp. 200 Juta (di luar bangunan dan tanah untuk usaha, dan 2. Milik WNI, dan 3. Berdiri Sendiri, atau 4. Koperasi kecil Pembuktian dilihat dari ijin usaha dan verifikasi nyata.

LANJUTAN BEBERAPA PERUBAHAN PENGATURAN

Metoda Pemilihan Penyedia Barang/Jasa : a. Pelelangan Umum, diumumkan secara luas melalui koran dan papan pengumuman Pelelangan Terbatas, diumumkan melalui koran dan papan pengumuman dengan mencantumkan penyedia barang/jasa yang dianggap mampu, tetapi tetap membuka kesempatan kepada penyedia barang/jasa yang lain Pemilihan Langsung 1)Kriteria : pekerjaan dengan nilai < 100 juta rupiah 2)Diumumkan di papan pengumuman dan diprakualifikasi

b.

c.

LANJUTAN BEBERAPA PERUBAHAN PENGATURAN

d.

Penunjukan Langsung
Kriteria : Penanganan darurat untuk pertahanan negara, keamanan & keselamatan masyarakat yg tdk dpt ditunda; Pekerjaan rahasia menyangkut pertahanan dan keamanan negara yang ditetapkan Presiden Pekerjaan dengan nilai < 50 juta rupiah Tarif resmi pemerintah. Pekerjaan spesifik (penyedia tunggal, pabrikan, dan pemegang hak paten). Pekerjaan kompleks yg hanya dapat dilaksanakan dengan teknologi khusus dan/atau hanya ada satu penyedia barang/jasa yang mengaplikasikannya Merupakan hasil produksi usaha kecil yg mempunyai pasar dan harga yg stabil 1)Tidak diperlukan IJIN dari Menteri/Gubernur/Bupati (Pasal 17 Ayat (5) dan Lampiran I Bab I Butir C.1) 2)Diumumkan di papan pengumuman

LANJUTAN BEBERAPA PERUBAHAN PENGATURAN

PROSES PENUNJUKAN LANGSUNG 1. 2. 3. 4. 5. Undangan dan penyampaian dokumen PL. Prakualifiaksi (kompleks). Penjelasan dokumen PL. Pemasukan penawaran. Evaluasi penawaran (administrasi, teknis, biaya). 6. Negosiasi. 7. Penetapan 8. Pengumuman PL. 9. Penunjukan penyedia barang/jasa. 10. Penandatangan SPK/Kontrak.

dan

LANJUTAN BEBERAPA PERUBAHAN PENGATURAN

Penilaian kompetensi usaha: PASCAKUALIFIKASI / PRAKUALIFIKASI

a.

Jenis pengadaan dan penilaian kualifikasi


JENIS PENGADAAN METODA PENGADAAN KOMPLEKSITAS PEKERJAAN Kompleks Tidak Kompleks

Barang/Jasa Pemborongan /Jasa Lainnya a. Pelelangan Umum b. Pelelangan Terbatas c. Pemilihan Langsung d. Penunjukan Langsung Pascakualifikasi/ Prakualifikasi Prakualifikasi Prakualifikasi Prakualifikasi Pascakualifikasi Prakualifikasi Prakualifikasi -

Jasa Konsultansi a. b. c. d. Seleksi Umum Seleksi Terbatas Seleksi Langsung Penunjukan Langsung Prakualifikasi Prakualifikasi Prakualifikasi Prakualifikasi Prakualifikasi Prakualifikasi Prakualifikasi Prakualifikasi

LANJUTAN BEBERAPA PERUBAHAN PENGATURAN

b.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. ... ... 10. 11. 12.

Proses penilaian kualifikasi


PRAKUALIFIKASI PASCAKUALIFIKASI ... 1. 2. 3. 4. 5. Pengumuman lelang Pendaftaran Pengambilan dokumen lelang dan dokumen pascakualifikasi Penjelasan Pemasukan dokumen penawaran dan dokumen pascakualifikasi Pembukaan penawaran Evaluasi penawaran Evaluasi dokumen pascakualifikasi dan pembuktian kualifikasi Penetapan pemenang Pengumuman pemenang Masa sanggah Penunjukan pemenang Penandatanganan kontrak/SPK

Pengumuman prakualifikasi Pendaftaran Pengambilan dokumen prakualifikasi Pemasukan dokumen prakualifikasi Evaluasi dokumen prakualifikasi Penetapan hasil prakualifikasi Pengumuman hasil prakualifikasi Masa sanggah prakualifikasi Undangan kepada peserta yang lulus prakualifikasi

Pengambilan dokumen lelang Penjelasan Pemasukan dokumen penawaran

13. 14. 15.


16. 17. 18. 19. 20.

Pembukaan penawaran Evaluasi penawaran Pembuktian kualifikasi


Penetapan pemenang Pengumuman pemenang Masa sanggah Penunjukan pemenang Penandatanganan kontrak/SPK

6. 7. 8.
9. 10. 11. 12. 13.

LANJUTAN BEBERAPA PERUBAHAN PENGATURAN

c. Larangan dalam penilaian kualifikasi 1) Departemen/Kementerian/Lembaga/ TNI/Polri/Pemerintah Daerah/ Gubernur BI/BHMN/BUMN/BUMD dilarang melakukan prakualifikasi massal yang berlaku untuk pengadaan dalam kurun waktu tertentu. (Pasal 14 ayat (11)) 2) Dalam proses prakualifikasi/pascakualifikasi, panitia/pejabat pengadaan tidak boleh melarang, menghambat, dan membatasi keikutsertaan calon peserta pengadaan barang/jasa dari luar propinsi/kabupaten/kota lokasi pengadaan barang/jasa
(Pasal 14 ayat (10))

3) Mempersyaratkan spesifikasi teknis yang mengarah pada merk tertentu dan/atau menyebutkan merk tertentu barang/jasa pada dokumen pengadaan

d.
10.

Penilaian kualifikasi dengan pascakualifikasi dilakukan terhadap 3 (tiga) penawaran terendah yang responsif

Tidak menggugurkan penawaran pada pembukaan penawaran, kecuali bagi penawaran yang disampaikan terlambat

LANJUTAN BEBERAPA PERUBAHAN PENGATURAN KEPPRES NO. 18/2000 Kewajiban untuk pengumuman rencana pengadaan barang/jasa tidak diatur KEPPRES NO. 80/2003 Pasal 4 huruf h :

Jangka waktu pelaksanaan pelelangan sekurang-kurangnya 36 hari kerja dan selambat-lambatnya 45 hari kerja

Pengumuman secara terbuka rencana pengadaan barang/jasa kecuali pengadaan barang/jasa yang bersifat rahasia pada setiap awal pelaksanaan anggaran kepada masyarakat luas.
Pasal 12 dan Lampiran I Butir D.1 dan 2 yang intinya : Kewajiban mengalokasikan waktu yang cukup untuk penayangan pengumuman, kesempatan untuk mengambil dokumen dokumen, kesempatan untuk mempelajari dokumen, dan penyiapan dokumen penawaran. Pengalokasian diluar proses tersebut pada dasarnya diserahkan kepada pengguna barang/jas

PASCAKUALIFIKASI No Uraian Kegiatan Hari Kerja Ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Keterangan 7 hari satu hari setelah awal pengumuman dan 1 hari sebelum batas akhir pemasukan min 7 hari kerja sejak awal pengumuman satu setelah penjelasan dan minimal 7 hari kerja
Hari Kerja Ke4 5 6 7 8

1 Pengumuman Lelang 2 Pendaftaran dan pengambilan dokumen 3 Penjelasan (Aanwijzing) 4 Pemasukan penawaran
PRAKUALIFIKASI No Uraian Kegiatan 1 2 3 9 10

Keterangan min 7 hari kerja sejak tanggal pengumuman dan 1 hari sebelum batas akhir pemasukan min 3 hari kerja setelah berakhirnya penayangan pengumuman tidak diatur tidak diatur tidak diatur tidak diatur 1 hari setelah dikeluarkan undangan lelang min 7 hr sejak pengumuman 1hari setelah penjelasan dan batas akhir pemasukan min. 7 hr kerja

1 Pengumuman Prakulifikasi 2 Pendaftaran dan pengambilan dokumen prakualifikasi 3 Pemasukan dokumen prakualifikasi 4 Evaluasi dokumen prakualifikasi 5 Pengumuman hasil prakualifikasi 6 Masa sanggah atas hasil prakualifikasi 7 Undangan Lelang 8 Pengambilan dokumen pemilihan penyedia 9 Penjelasan (Aanwijzing) 10 Pemasukan dokumen penawaran

LANJUTAN BEBERAPA PERUBAHAN PENGATURAN

11.

Dapat memungut biaya penggandaan dokumen, apabila tidak tersedia/cukup anggaran untuk penggandaan dokumen pengadaan (Pasal 8 dan Pasal 14 ayat (12)) Besarnya jaminan penawaran ditentukan berdasarkan nominal tertentu yang nilainya atas dasar 1 3% HPS (Lamp I Bab I, butir F) Nilai total HPS tidak rahasia sedangkan rincian tetap rahasia. Nilai total HPS didiumumkan pada acara penjelasan

12.

13.

14.

Pengaturan dalam bentuk dan rangkap kontrak (Psl. 31) :


Nilai pengadaan dengan nilai dibawah Rp. 5 juta, bentuk kontrak cukup dengan kuitansi pembayaran dengan materai secukupnya Di atas Rp 5 juta sampai dengan Rp. 50 juta dengan Surat Perintah Kerja (SPK) Di atas Rp. 50 juta dengan kontrak Di atas Rp. 50 miliar, kontrak ditandatangani setelah mendapat pendapat ahli hukum kontrak Sekurang-kurangnya 2 rangkap kontrak bermaterai

LANJUTAN BEBERAPA PERUBAHAN PENGATURAN

15.

Masa Pemeliharaan dan Cara Pembayarannya a. Masa Pemeliharaan (Psl. 36) Minimal 6 bulan untuk pekerjaan permanen (jika umur rencananya > 1 tahun) Minimal 3 bulan untuk pekerjaan semi permanen (umur rencananya < 1 tahun) b. Cara pembayaran (Bab II Butir D.2.f) dapat dilakukan : Dibayar 95%, sedangkan retensi 5% selama masa pemeliharaan Dibayar 100%, tapi penyedia harus menyediakan jaminan pemeliharaan sebesar 5% (Uang retensi dapat diganti dengan jaminan pemeliharaan)

LANJUTAN BEBERAPA PERUBAHAN PENGATURAN

16.

Denda keterlambatan karena kelalaian penyedia barang/jasa sekurang-kurangnya 1 o/oo (satu perseribu) per hari dari nilai kontrak, dan besarnya denda tidak dibatasi dan pengguna berhak untuk memutuskan kontrak apabila denda keterlambatan sudah melampaui nilai jaminan pelaksanaan
[Psl 35 (4) dan Psl 37(1)]

Dapat diberikan kompensasi atas keterlambatan pembayaran karena kelalaian pengguna barang/jasa dikenakan denda sebesar suku bunga (Bank Indonesia) terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar (Lamp. I Bab II Butir
D.1.h)

LANJUTAN BEBERAPA PERUBAHAN PENGATURAN

17. Jaminan Pelaksanaan


Nilai Penawaran Yang Menang (NPM) > 80% HPS < 80% HPS Jenis Pengadaan JK JP/B/JL 0 - 50 Jt > 50 jt 0 - 50 Jt > 50 jt TJ TJ TJ 5% x NPM TJ TJ TJ Sekurangkurangnya 5% x 80% x HPS

JK : Jasa Konsultansi JP/B/JL : Jasa Pemborongan/Barang/Jasa Lainnya TJ : Tanpa Jaminan NPM = Nilai Kontrak

Catatan : Jaminan pelaksanaan dikeluarkan oleh Bank tidak termasuk dari perusahaan asuransi (Bab II Butir A.1.n)

LANJUTAN BEBERAPA PERUBAHAN PENGATURAN KEPPRES NO. 18/2000 18. Keikutsertaan perusahaan asing dibatasi dan wajib melakukan kemitraan dengan pengusaha nasional: KEPPRES NO. 80/2003 18. Keikutsertaan perusahaan asing dibatasi dan wajib melakukan kemitraan dengan pengusaha nasional :

JENIS PENGADAAN Jasa Pemborongan Barang/Jasa Lainnya Jasa Konsultansi

NILAI > Rp. 25 miliar tidak diatur > Rp. 2 miliar

JENIS PENGADAAN Jasa Pemborongan Barang/Jasa Lainnya Jasa Konsultansi

NILAI > Rp. 50 miliar > Rp. 10 miliar > Rp. 5 miliar

Pusat Pengembangan Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Publik Bappenas Jl. Taman Suropati No 2 (Gedung B Lantai 6) Jakarta Pusat 10310 Telepon : 021 - 3193 4247 Fax. : 021 - 310 1924 HP. : 0816 1 4567 26 E-mail : ea_muhaemin@yahoo.com

You might also like