Professional Documents
Culture Documents
menurut Boyd (1979) tidak lebih dari 0,1 mg/l. Derajat keasaman
Menurut Sastrawijaya (1991), organisme air Keadaan pH (Tabel 4) untuk kedua
membutuhkan suplai fosfat secara teratur Bendungan (Ngablabaan dan Bapang) baik
alami dari bebatuan dan tanah yang sebagian bagian atas maupun bawah yang mencakup
besar akan cepat hilang terbawa air, demikian tepi kanan dan kiri pada saat pengukuran
pula penguraian organisme yang mati oleh menunjukan pH normal (6-7,5). Menurut Krebs
mikroorganisme, siklus fosfat yang alami akan (1989) pH antara 7-8 dapat menyokong
tertanggu oleh masuknya limbah, pupuk, kehidupan akuatik yang beraneka ragam
pestisida dan limbah rumah tangga diketahui dengan baik, dan dikatakan juga oleh Tebutt
mengandung fosfat dalam jumlah besar. (1977) dalam Wiryanto (1997) bahwa pH
adalah tolok ukur kritis untuk produktifitas
Kandungan magnesium dan kalsium biologis, dan aktivitas biologis biasanya
Kandungan magnesium (Tabel 3) di berada pada kisaran pH 6-8. Jadi perairan
perairan Bendungan Ngablabaan untuk bagian kedua Bendungan yaitu Bendungan
bawah berada pada kisaran 2.043 mg/l-2.079 Ngablabaan dan Bendungan Bapang yang
mg/l dan untuk bagian atas 2.053 mg/l-2.083 mempunyai kisaran pH 6-7,5 masih baik untuk
mg/l, sedang di Bendungan Bapang untuk kehidupan biota akuatik. Keragaman yang
bagian bawah kandungan magnesiumnya sangat kecil pada hasil pengukuran pH setiap
berada pada kisaran 2.070 mg/l-2.089 mg/l stratum, dapat ditafsirkan bahwa limbah do-
dan untuk bagian atas berada pada kisaran mestik di daerah penelitian tidak cukup mem-
2.049 mg/l-2.080 mg/l. Kandungan kalsium berikan pengaruh terhadap nilai pH perairan.
(Tabel 3) di Bendungan Bapang dan
Bendungan Ngablabaan masih berada di Suhu
bawah batas maksimal kalsium di perairan Untuk keadaan suhu (Tabel 4) dikedua
yaitu sekita 10 mg/l, sedangkan untuk Bendungan yaitu Bendungan Ngablabaan dan
kandungan magnesium dalam perairan tawar Bendungan Bapang pada saat dilakukan
lebih besar dari pada jumlah kalsium(Rompas, pengukuran untuk lokasi Bendungan
1998). Kandungan magnesium di Bendungan Ngablabaan bagian atas dan bawah berada
Ngablabaan bagian atas berada pada kisaran pada kisaran 27oC-30oC dan di Bendungan
11.279 mg/l-13.669 mg/l, untuk bagian bawah Bapang Pada bagian atas dan bawah berkisar
13.767 mg/l-14.466 mg/l. Kandungan kalsium antara 27oC-30oC, kisaran suhu tersebut
Bendungan Bapang bagian atas pada kisaran masih dalam kisaran yang cocok untuk
12.431 mg/l-13.383 mg/l dan bagian bawah kehidupan makrobentos diperairan tersebut
pada kisaran 13.241 mg/l-19.324 mg/l. dan belum terlalu panas, menurut Syamsudin
Pengukuran kalsium dan magnesium dan Komar (1982) menyatakan bahwa suhu
dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh air yang berkisar antara 20oC-30oC masih
langsung keadaan morfologi terhadap dapat dipandang sebagai air yang cukup baik
makrobentos dan sekaligus sebagai bahan bagi kehidupan organisme akuatik. Soetjipto
mineral yang dikonsumsi oleh makrobentos. (1993), menyebutkan bahwa perubahan suhu
Kalsium merupakan salah satu unsur yang ikut di air mengalir akan mempengaruhi kehidupan
menyusun pembentuk concha (cangkang) biota dan menjadi faktor pembatas.
gastropoda sehingga dapat mendukung Perubahan suhu di air secara alami
kekerasan cangkang. Masuknya air yang dipengaruhi oleh kecepatan arus, angin, suhu
mengandung kalsium secara fisiologis dapat udara dan musim. Relatif kecilnya perbedaan
membantu CaCO3 yang berfungsi membentuk suhu pada setiap stratum dapat ditafsirkan
cangkang. Begitu juga konsentrasi magnesium bahwa limbah domestik baik yang berasal dari
yang bersenyawa dengan garam-garam bionik sawah maupun dari daerah perkampungan
dapat mendukung pembentukan cangkang. sekitarnya tidak potensial mengubah suhu
Dari pengamatan terhadap morfologi secara dramatis. Alabaster dan Lloyd (1982)
cangkang dari keseluruhan makrobentos yang dalam Teknosains (2000) menyatakan pada
diperoleh dari kedua bendungan menunjukkan daerah tropik secara umum suhu maksimal
bahwa kebutuhan kalsium dan magnesiumnya 30oC masih mungkin untuk kehidupan ikan,
tercukupi, terbukti makrobentos mempunyai amplitudo suhu harian optimal bagi
cangkang yang keras dan tidak patah-patah. kelangsungan hidup biota perairan adalah
26 ENVIRO 3 (1): 18-27, Maret 2003
lebih kecil atau sama dengan 5oC, dengan Oksigen terlarut (DO)
demikian, suhu pada seluruh stratum berada Pengukuran DO (Tabel 4) untuk setiap
pada interval optimum yang tidak berbahaya stratum mengasilkan hasil yang berbeda-beda
terhadap kehidupan biota perairan. untuk setiap stratum, perbedaan ini menurut
Odum (1993) dipengaruhi oleh faktor fisika,
Kejernihan perairan kimia dan biologi, dan Odum juga menyatakan
Kejernihan perairan (Tabel 4) di oksigen terlarut dalam air umumnya tidak
Bendungan Ngablabaan untuk bagian bawah melebihi dari 10 mg/l. Pengukuran ini juga
berkisar antara 48 cm-65 cm dan untuk bagian dilakukan untuk mengetahui kisaran oksigen
atas berkisar antara 36 cm-50 cm dan untuk yang terlarut diperairan tersebut. Di
Bendungan Bapang untuk bagian atas Bendungan Ngablabaan untuk bagian atas DO
kejernihan perairannya berkisar antara 64 cm- nya berkisar antara 5.1 mg /l-7.9 mg/l dan
73 cm dan bagian bawahnya adalah berkisar untuk bagian bawah berkisar antara 2.5 mg/l-
antara 25 cm-50 cm. Kegunaan dari 5.0 mg/l, hasil pengukuran DO pada bagian
pengukuran ini adalah untuk mengetahui bawah di Bendungan Ngablabaan ini menurut
seberapa besar kemampuan cahaya matahari Odum (1993) termasuk kedalam titik kritis bagi
mampu menembus kedalam perairan. kehidupan air, rendahnya DO pada bagian
Menurut Wetzel dan Likens (1991) kekeruhan bawah ini kemungkinan besar disebabkan
yang tinggi dalam suatu perairan hal tersebut oleh karena tidak arus yang mengalir sehingga
dapat mempengaruhi dari kualitas air tersebut, tidak adanya pergantian air yang mengandung
karena semakin tinggi tingkat kekeruhannya oksigen yang banyak dan segar. DO untuk
semakin susah cahaya matahari dapat masuk Bendungan Bapang bagian bawah adalah
kedalam perairan sehingga transfaransi berkisar 9 mg/l-10 mg/l sedangkan bagian
berkurang, penurunan ini akan menurunkan atas adalah berkisar antara 5.5 mg/l-8.1 mg/l.
kebutuhan DO biota dasar. Hadisusanto Hasil pengukuran tersebut memang ada yang
(1992) juga menyatakan bahwa penetrasi termasuk kedalam DO yang kritis bagi
cahaya akan mempengaruhi kesuburan kehidupan organisme akuatik, tetapi DO yang
substrat dasar perairan yang pada akhirnya kritis tersebut belum memberikan dampak
akan mempengaruhi kehidupan komunitas atau pengaruh yang nyata bagi kemelimpahan
benthik sehingga secara tidak langsung makrobentos ditempat tersebut.
turbiditas akan mempengaruhi densitas Faktor-faktor lingkungan yang telah
organisme bentos. diuraikan di atas keseluruhannya merupakan
faktor-faktor yang diasumsikan sebagai faktor
Kecepatan arus pembatas, tetapi dari keseluruhan faktor
Kecepatan arus (Tabel 4) untuk kedua tersebut itdak semuanya memperlihatkan
Bendungan masih tergolong kecil dan bahkan pengaruh yang nyata terhadap distribusi dan
pada Bendungan Ngablabaan untuk bagian kemelimpahan di dua Bendungan tersebut.
bawah tidak ada arus sama sekali. Untuk Untuk nilai indek diversitas makrobentos dari
Bendungan Ngablabaan bagian atas kedua Bendungan nilai yang didapat
kecepatan arus berkisar antara 13-45 menunjukan angka yang lebih dari pada satu.
detik/meter, untuk Bendungan Bapang bagian Menurut Indek diversitas dari shannon
atas kecepatan arusnya berkisar antara 12-18 Wienner bahwa indek diversitas yang lebih
detik/meter, bagian bawah berkisar antara 10- dari pada dua bahwa perairan tersebut belum
35 detik/ meter. Arus merupakan faktor yang tercemar, hal ini menyatakan bahwa kedua
sangat berhubungan erat dengan kehidupan Bendungan Bapang dan Bendungan
organisme akuatik terutama bentos, dimana Ngablabaan tersebut belum tercemar.
bentos merupakan organisme yang hidup
didasar air apabila arus sangat besar maka Tekstur substrat
kemungkinan besar kehidupan bentos akan Tekstur substrat (Tabel 5) di kedua
terganggu didaerah tersebut dikarenakan arus bendungan, apabila dilihat sekilas kebanyakan
erat hubungannya dengan dasar perairan, mengan-dung lumpur, tetapi setelah diadakan
semakin kuat arus yang terjadi semakin analisis tentang jenis substrat dilaboratorium
banyak endapan didasar sungai yang terbawa. lumpur-lumpur tersebut terbagi menjadi
lempung, debu, pasir. Berdasarkan hasil
PERMANA dkk. – Makrobentos di bendungan Bapang dan Ngablabaan, Sragen 27
analisis tekstur substrat dikedua Bendungan kehidupan organisme akuatik terutama bentos
tersebut didominasi oleh lempung dan sisanya maka tinggi DO sangat baik sekali terhadap
oleh debu dan pasir, jenis substrat ini sangat diversitas makrobentos.
berpengaruh terhadap kehidupan makro- Untuk Bendungan Ngablabaan setelah
bentos, karena pada substratlah makrobentos dilakukan uji korelasi antara parameter
mendapatkan makanan untuk kelangsungan dengan densitas dan diversitas makrobentos,
hidupnya. Menurut Allan (1995), Substrat untuk korelasi antara diversitas dengan
merupakan aspek fisik yang komplek dan parameter tidak diperoleh hasil yang signifikan
dapat mempengaruhi organisme yang hidup di atau tidak adanya parameter yang dominan.
substrat tersebut. Sedangkan untuk korelasi antara densitas
dengan parameter di peroleh 1 parameter
Analisis statistik yang berkorelasi kuat dengan densitas yaitu
Untuk mengetahui pengaruh parameter X4 (kalsium), dan untuk nilai korelasi X4
lingkungan terhadap densitas dan diversitas (kalsium) mempunuyai nilai korelasi 0.590
makrobentos di dua bendungan, maka yang mempunyai arti bahwa semakin tinggi
dilakukan uji korelasi yang dilanjutkan uji jumlah kalsium akan menyebabkan semakin
regresi. Lalu uji anava pada tingkat signifikasi tingginya densitas makrobentos di Bendungan
α = 0,05 dan dilanjutkan dengan DMRT 5%, Ngablabaan, yang mempunyai persamaan
yaitu untuk melihat pengaruh letak stratum regresi Y2 = 49.933 + 2.978 X4.
terhadap densitas dan diversitas. Hasil uji Dalam hal ini peranan kalsium di perairan
korelasi antar parameter lingkungan di membantu makrobentos dalam pembentukan
Bendungan Bapang, menunjukkan adanya cangkang. Kekurangan kalsium menurut
pengaruh yang kuat terhadap densitas dan Winarno (1997) akan mengakibatkan
diversitas dari makrobentos, namun untuk cangkang tipis, mudah pecah, cacat, dan
parameter yang dikorelasikan dengan densitas pucat atau bentuknya tidak sesuai dengan
(Y2) tidak memperlihatkan korelasi yang kuat bentuk aslinya, hal ini membuktikan bahwa
diantara beberapa parameter yang apabila hal ini terjadi dapat menimbulkan
dikorelasikan, serta tidak ditemukan parameter suatu kematian dan tentunya akan
dominan yang mempengaruhi densitas. berpengaruh terhadap densitas makrobentos
Untuk parameter yang dikorelasikan di Bendungan Ngablabaan.
dengan diversitas (Y1) ada tiga parameter Dari hasil pengukuran parameter dan telah
yang cukup signifikan mempengaruhi dikorelasikan dan tidak mempunyai korelasi
diversitas di Bendungan Bapang di antaranya yang signifikan dengan diversitas dan densitas
adalah: X3 (magnesium), X5 (pH), X9 (DO). bukan berarti tidak ada pengaruh sama sekali
Ketiga parameter tersebut sangat mempe- tetapi pengaruh yang ditimbulkan tidak kuat
ngaruhi diversitas, untuk X3 (magnesium) dibandingkan dengan parameter yang signifi-
mempunyai nilai korelasi 0,692 dengan kan terhadap densitas maupun diversitas
persamaan regresi Y1 = 332 +158.499 X3. setelah dilanjutkan dengan uji regresi, dimana
Nilai korelasi tersebut mempunyai arti bahwa hasil signifikasi lebih besar dari pada α = 0,05.
semakin tinggi jumlah magnesium, maka akan Uji anava diversitas di Bendungan Ngabla-
mempengaruhi tingginya diversitas. baan diperoleh hasil yang tidak mempunyai
Untuk X5 (pH) mempunyai nilai korelasi pengaruh signifikan antar stratum, karena F-
0.073 dengan persamaan regresi Y1 = hitung yang diperoleh kurang dari F-tabel
421.465 + 6.433 X5 dengan nilai korelasi yang sehingga tidak perlu untuk dilanjutkan dengan
mempunyai arti semakin tinggi nilai pH akan uji lanjut DMRT. Pada Bendungan Bapang
semakin berpengaruhnya terhadap diversitas pada uji anava diversitas hasil yang diperoleh
di Bendungan Bapang. Untuk X9 (DO) sama dengan Bendungan Ngablabaan yaitu
mempunyai nilai korelasi 0.365 dengan tidak ada pengaruh yang signifikan antar
persamaan regresi Y1 = 269.502-1.072 X9 stratum, karena F-hitung lebih yang diperoleh
nilai korelasi tersebut mempunyai arti bahwa kurang dari F-tabel. Jadi letak stratum tidak
semakin tinggi nilai korelasi akan berpengaruh terhadap diversitas makrobentos
mempengaruhi semakin tingginya diversitas di Bendungan Ngablabaan dan Bapang.
makrobentos di Bendungan Bapang. Dalam Uji anava pada Bendungan Ngablabaan
hal ini DO sangat berpengaruh sekali terhadap diperoleh hasil yang signifikan terhadap
28 ENVIRO 3 (1): 18-27, Maret 2003
densitas yaitu faktor stratum karena F-hitung adalah habitat yang mempunyai kandungan
lebih besar dari pada F-tabel dan untuk faktor nitrat 0,01-1,825 mg/l, fosfat 0,04-3,58 mg/l,
letak tidak punya pengaruh yang signifikan magnesium 2,05-2,08 mg/l, kalsium 11,27-
karena F-hitung yang diperoleh kurang dari F- 14,39 mg/l, pH 6,8-7,6, suhu 27oC-30oC,
tabel, jadi stratum mempunyai pengaruh kejernihan perairan 35 cm-64 cm, DO 4,9-9,2
terhadap densitas di Bendungan Ngablabaan. mg/l, debu 20,49-46,46%, lempung 10,39-
Untuk uji anava densitas Bendungan Bapang 63,83%, dan pasir 4,25-63,12%.
diperoleh hasil yang signifikan terhadap
densitas yaitu faktor stratum dan faktor letak,
karena F-hitung kedua-duanya mempunyai DAFTAR PUSTAKA
nilai yang lebih besar dari pada F-tabel, jadi
faktor stratum mempunyai pengaruh terhadap Allan. 1995. Substrate influence. http:// www. Chebucto.
densitas makrobentos di Bendungan Bapang. ns. ca. /science/SWCS/ZOOBENTH/ PRIMER/ [17
Feb 2002]
Bayard, H.M.C. dan Robert 1983. Pengantar Biologi
Laut. Toronto: The C.V. Mosby Company.
KESIMPULAN Barners, R.K. 1980. Ivertebrate Zoology. USA, Saunders
College Publishing.
Di Bendungan Bapang, Kalijambe, Sragen Boyd, C.E. 1979. Water Quality in Warm Water Fish
Pound. Alabama: Craft Malter, Inc.
ditemukan 11 species makrobentos yaitu: Ehrlich, P.R, A.H. Ehrlich, and J.P. Holdrew. 1997,
Brotia testudinaria, Melanoides graniferae, Ecoscience:Population Resources, Environment. San
Digoniostoma truncatum, Melanoides Francisco: W.H. Freeman and Company.
costellaris, Belamya javanica, Melanoides Hadisusanto. 1992. Kajian kerapatan dan keaneka-
ragaman zoobentos di Waduk Panjalin Bumiayu,
tuberculata, dan Corbicula moltkiana. Di Jawa Tengah. Berkala ilmiah Biologi UGM 1 (4): -
Bendungan Ngablabaan, Plupuh, Sragen Indrawati, M. 2001. Jenis dan Pola Distribusi Gastrpoda
ditemukan 7 spesies makrobentos yaitu: Brotia di Sungai Pepe Surakarta. Skripsi. Biologi, F MIPA.
testudinaria, Melanoides graniferae, Belamya Universitas Sebelas Maret Surakarta.
javanica, Corbicula moltkiana, Melanoides Jazanul. 1984. Ekologi Sistem Sumatera. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
costellaris, Corbicula subplanata, dan Krebs, J.C. 1989. Ecologycal Methodology. Harper
Assimenia bedaliensis. Spesies yang tidak Collins Publisher, University of British Of Columbia.
ditemukan di Bendungan Ngablabaan, tetapi Mc Naughton, S.J. dan L. Wolf. 1990. Ekologi Umum.
ditemukan di Bapang adalah: Pila scutata, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Odum, E.P. 1993. Dasar-dasar Ekologi (terjemahan)
Clea helena, Digoniostoma truncatum, edisi ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Melanoides tuberculata, dan Corbicula rivalis. Sastrawijaya, 1991. Pencemaran Lingkungan. Jakarta:
Berdasarkan uji korelasi pada parameter Penerbit Rineka Cipta.
lingkungan dengan diversitas dan densitas di Soetjipto. 1993. Dasar-dasar Ekologi Hewan.
Bendungan Bapang dan Ngablabaan, Yogyakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.
Syamsudin dan Komar. 1982. Biologi Perikanan. Jakarta:
hubungan yang signifikan antara parameter Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan: Depdikbud.
lingkungan dengan diversitas di Bendungan Teknosains. 13 (3) September 2000. ISSn 1411-6162.
Bapang adalah magnesium, pH, DO, Berkala Penelitian Pasca Sarjana Ilmu-ilmu Teknik
sedangkan hubungan antara parameter dan Sains. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Wetzel, R.G dan G.E Likens.1991. Limnology Analiysis.
dengan densitas tidak yang signifikan sedang 2nd edition. New York USA. Springer-Verlag.
sisanya tidak signifikan. Untuk Bendungan Winarno, K., O.P. Astirin, dan A.D. Setyawan. 2000.
Ngablabaan hubungan yang signifikan Biomonitoring kualitas perairan Rawa Jabung melalui
diperoleh antara kalsium dengan densitas, keanekaragaman dan kekayaan komunitas bentos.
sedangkan diversitas dengan parameter BioSMART 2 (1): 40 - 46.
Winarno, K. dan Ashadi. 1997. Bioindikator Ca dan Mg
lingkungan tidak ada yang signifikan. Pada Perairan Sumber Air Jernih di Cokrotulung
Stratum berpengaruh terhadap densitas di Kabupaten Klaten. Surakarta: Sub Lab Kimia, UPT
kedua bendungan, yaitu Bendungan Bapang Lab Pusat. Universitas Sebelas Maret.
dan Bendungan Ngablabaan, sedangkan Wiryanto. 1997. Pengaruh Limbah Cair Industri Tekstil
PT. TYFOUNTEX Indonesia Kartosuro Sukoharjo
terhadap diversitas stratum tidak menunjukan Terhadap Perubahan DO,BOD,Suhu, pH, Kadar
pengaruh. Berdasarkan banyaknya Logam, dan Plankton di Sungai Kudusan Sukoharjo
makrobentos yang diperoleh di setiap stratum dan Premulung Surakarta. Surakarta: FMIPA UNS.
maka habitat yang cocok untuk makrobentos