You are on page 1of 11

ENVIRO 3 (1): 18-27, Maret 2003, ISSN: 1411-4402

 2003 PPLH-Lemlit UNS Surakarta.

Keanekaragaman Makrobentos di Bendungan Bapang dan Bendungan


Ngablabaan, Sragen

The diversity of macro-benthic fauna in Bapang and Ngablabaan Dams, Sragen

DIAN PERMANA, PRABANG SETIYONO, KUSUMO WINARNO


Jurusan Bioloogi FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta 57126.

Diterima: 27 Pebruari 2003. Disetujui: 11 Maret 2003.

macam fungsi, misalnya pengairan dan


Abstract. The aim of the research was to know about pembangkit tenaga listrik. Sungai Cemoro
diversity of macrobenthos in Bapang Dam and
Ngablabaan Dam Sragen, to know the relationship
merupakan salah satu sungai di Sangiran,
among the parameters: pH, temperature, substrate Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen
type, magnesium, calcium, nitrate, phosphate, DO, yang alirannya berasal dari lereng Gunung
the speed of the stream, the clarity of waters with Merbabu dan melewati lahan persawahan.
distribution and abundances of macrobenthos, to Sungai Cemoro mempunyai sebuah bendung-
know influence stratum to density and diversity, to
know the good habitat for macrobenthos lives. This an yang disebut Bendungan Bapang. Sungai
research investigated macrobenthos ecology of ini mempunyai anak sungai bernama Sungai
distribution and abundances of macrobenthos have Kalijambe yang juga mempunyai sebuah
relation with density and diversity, which have direct bendungan bernama Bendungan Ngablabaan.
connection with parameters: pH, temperature,
substrate type, magnesium, calcium, nitrate,
Aliran Sungai Cemoro membawa lumpur dan
phosphate, DO, the speed of the stream, the clarity bahan organik hasil pengkisan dasar sungai,
of waters. The trial was carried out by dividing the tebing sungai, dan sawah di sekitarnya.
Dam in to 3 stratums on left and right either on the Lumpur ini pada akhirnya akan mengendap di
up side or under side of the Dam. Sample were taken Bendungan Bapang dan Bendungan Ngabla-
by stratified random sampling, data were analyzed
by macrobenthos diversity index calculation, baan. Bendungan merupakan habitat ikan,
correlation and regression test, ANOVA test, with plankton, nekton, dan bentos.
level of significance 0,05 and continued with DMRT Bentos merupakan organisme yang
5%. The research resulted in 11 species in Bapang hidupnya pada permukaan atau di dalam
Dam and 7 species in Ngablabaan Dam. Both of dam
have different distribution and abundances and did
dasar perairan dengan cara menempel pada
not spread evenly. The prefer habitat for batu, pasir atau lumpur (Syamsudin dan
macrobenthos development was found out in this Komar, 1982). Kemelimpahan mahluk hidup di
research in habitat have a content nitrate 0,01-1,825 lingkungan perairan sangat dipengaruhi faktor
mg/l, phosphate 0,04-3,58 mg/l, magnesium 2,05-2,08 fisik, kimia, dan biologi. Faktor mempengaruhi
mg/l, calcium 11,27-14,39 mg/l, pH 6,8-7,6,
temperature 27oC-30oC, the clear of water 35 cm-64 kemelimpahan bentos antara lain: tipe dasar
cm, DO 4,9-9,2 mg/l, dust 20,49-46,46%, clay 10,39- sungai, kecepatan arus, kekeruhan, dan unsur
63,83%, sand 4,25-63,12%. hara (Barners, 1980). Aliran sungai yang
terhalang oleh suatu bendungan mempunyai
Key word: macrobenthos, density, diversity, Bapang
Dam, Ngablabaan Dam.
karakteristik aliran air yang berbeda antara
bagian atas dan bawah, begitu juga dengan
substrat yang mengendap, sehingga
PENDAHULUAN organisme yang menghuni perairan bagian
atas dan bawah mempunyai keanekaragaman
Di pulau Jawa, banyak terdapat sungai baik makrobentos yang berbeda.
sungai besar maupun kecil, yang mengalir Keanekaragaman mahluk hidup di perairan
melewati perkampungan, perkotaan, dan areal sungai seringkali merupakan petunjuk adanya
pertanian. Air dari sungai tersebut kemudian perubahan lingkungan. Distribusi dan
dimanfaatkan untuk berbagai macam keguna- kemelimpahan organisme memiliki arti penting
an. Bendungan mempunyai bermacam- dalam kajian organisme tingkat komunitas.
PERMANA dkk. – Makrobentos di bendungan Bapang dan Ngablabaan, Sragen 19

Penentuan faktor-faktor yang mempengaruhi indikator mureksid, mureksid tirturat, serbuk


distribusi dan kemelimpahan organisme EBB-R, larutan EDTA, indikator EBT, larutan
sangat penting dalam kajian ekologi. Setiap EDTA 0,01 M, formalin 4%.H2O2 30%, HCl 2
organisme hidup dalam ruang dan waktu yang N, HCl 0,2 N, NaOH 1 N, serta larutan standar
merupakan satu kesatuan. Dengan demikian Ca, nitrat, dan fosfat.
kajian mengenai distribusi dan kemelimpahan Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini
tidak dapat dipisah-pisahkan (Krebs, 1989). adalah: buret, pH meter elektrik, pengaduk
Mc Naughton dan Wolf (1990), mengatakan magnet, labu ukur, labu erlenmeyer, gelas
perbedaan tipe ekosistem menyebabkan ukur, pipet, spektrofotometer, gelas piala,
perbedaan karakteristik komposisi spesies dan gelas ukur, labu mikro kjeldahl, surber,
distribusinya. Kepadatan dan kemelimpahan mikroskop stereo, mikroskop elektrik, botol
populasi suatu spesies dalam suatu ekosistem koleksi, botol air mineral 500 ml, Eijkman grab,
dipengaruhi faktor-faktor yang sangat meteran, ayakan bertingkat, DO meter elektrik,
komplek, di antaranya kompetisi interspesies, termometer elektrik, secchi disk, Winkler kit,
cuaca, dan ketersediaan makanan. stopwatch, timbangan, gelas arloji, corong
Makrobentos merupakan salah satu indika- gelas, dan kertas saring.
tor kualitas lingkungan akuatikyang dapat
diandalkan. Fauna ini hidup di dalam sedimen, Cara kerja
bersentuhan langsung dengan tanah dan Pengambilan sampel
terkena air yang masuk melalui pori-pori Pengambilan sampel menggunakan metode
sedimen. Sifat fauna bentos di suatu tempat stratified random sampling. Dalam pengelom-
tergantung sifat fisik substratnya (Bayard dan pokan sampel populasi statistik, N dibagi ke
Robert, 1983). Penelitian kemelimpahan biota dalam sub populasi.
sungai relatif masih jarang termasuk di sungai- Jadi N = N1 + N2 + N3 + ……….+ NL
sungai kecil. Umumnya penelitian hanya ber- L = Nomor total populasi
kaitan dengan ikan dan manfaat budidayanya Berat stratum:
(Warwick, 1993 dalam Winarno dkk., 2000).
Nh
Bendungan Bapang merupakan suatu Wh =
ekosistem perairan yang belum banyak N
menerima aliran limbah industri. Lingkungan di Nh = ukuran stratum h (nomor kemungkinan
sekitar Bendungan Bapang merupakan areal sampel dalam unit lapisan h).
persawahan yang produktif dan dikerjakan N = ukuran keseluruhan populasi statistik.
secara intensif, sehingga diperkirakan dapat Keseluruhan rata-rata per unit sampel
menambah pasokan bahan-bahan organik ke untuk keseluruhan populasi diperkirakan
dalam bendungan. Sedangkan lingkungan di dengan:
sekeliling Bendungan Ngablabaan merupakan
daerah persawahan yang cenderung kurang ∑Lh=1Nhχh
produktif dan diolah kurang intensif. Oleh χST =
karena itu perlu kiranya diadakan suatu
N
penelitian keanekaragaman makrobentos, χST pengelompokan rata-rata per sampel
serta faktor–faktor yang mempengaruhi Nh = ukuran stratum h
diversitas dan densitasnya baik faktor fisik h = nomer stratum (1, 2, 3, ……L)
maupun non fisik. χh = rata- rata pengamatan untuk stratum h
N = ukuran populasi keseluruhan = Σ Nh
Densitas sampel per unit dihitung dengan:
BAHAN DAN METODE XST = N χST
XST = Keseluruhan populasi
Bahan dan alat N = Nomor unit sampel seluruh populasi
Bahan-bahan yang digunakan pada χST = pengelompokan rata-rata per sampel.
penelitian ini adalah: indikator metil orange, Dengan variansi:
HCl 0,1 N, NaCl, H2SO4 pekat, larutan
campuran brusin dan asam sulfanilat, HNO3 L W 2 h S 2 h 
pekat, air suling, indikator fenolptalin, larutan χ = ∑  (1 − f h )
NaOH 1N, H2SO4 5 N, NaOH 1 N, KCN 10%,
ST h =1  nh 
20 ENVIRO 3 (1): 18-27, Maret 2003

Wh = berat stratum. Dari data hasil pengukuran parameter


S2h = variansi pengamatan pada stratum h lingkungan dan perhitungan nilai densitas,
nh = ukuran sampel dalam stratum h serta diversitas makrobentos dilakukan
fh = fraksi sampel dalam lapisan h = nh / Nh analisis statistik korelasi (hubungan) y = f (x)
S2 didapat dengan menghitung perkiraan antara densitas dan diversitas makrobentos
rata-rata dan total populasi dengan: dengan parameter lingkungan (x) dan
dilanjutkan dengan regresi (Indrawati, 2001).
x=
∑ xi
n Uji anava
x = rata-rata populasi Perbedaan diversitas dan densitas makro-
xi = nilai pengamatan x dalam sampel i bentos dalam populasi antar stratum diuji de-
n = ukuran sampel ngan Anava pada tingkat signifikasi α = 0,05
Ukuran variansi diukur dengan: dan dilanjutkan DMRT 5% (Indrawati, 2001).
∑ (xi − x )
2
S2 =
n −1 HASIL DAN PEMBAHASAN
Standar error rata-rata populasi x dengan:
Keanekaragaman makrobentos
2 Dalam penelitian di Bendungan Bapang
Sx =
S
n
( 1− f ) Kalijambe dan Bendungan Ngablabaan Plupuh,
Kabupaten Sragen diperoleh 12 spesies
Sx = Standar error rata- rata x makrobentos yang semuanya berasal dari
S2 = Variansi pengukuran Phyllum Mollusca, yaitu: Melanoides tubercu-
n = Ukuran sampel lata, Brotia testudinaria, Melanoides granifera,
f = Fraksi sampel = n/N Digoniostoma truncatum, Melanoides costel-
Perkiraan populasi total: laris, Belamya javanica, Corbicula moltkiana,
X = N. x Corbicula subplanata, Corbicula rivalis, Clea
X = Perkiraaan populasi total helena, dan Pila scutata, Assiminea bedalien-
N = Ukuran populasi total sis. Spesies yang berasal dari Kelas Bivalvia
x = Nilai rata-rata populasi adalah: Corbicula moltkiana, Corbicula sub-
Dengan standar error: planata, dan Corbicula rivalis, sedang sisanya
Sx = N SX berasal dari Kelas Gastropoda. Makrobentos
Sx = Standar error populasi total yang ditemukan di Bendungan Ngablabaan
N = Ukuran keseluruhan dari populasi bagian atas adalah: B. testudinaria, M.
SX = Standar error dari rata-rata populasi graniferae, B. javanica, C. moltkiana, M.
Dengan variasi: costellaris, C. subplanata, sedang di bagian
bawah adalah: B. testudinaria, M. graniferae,
χ ST = Variansi χ ST (Krebs,1989) M. costellaris, B. javanica, C. moltkiana, dan
A. bedaliensis. Jenis yang hanya ditemukan di
Analisis Data bagian bawah adalah A. bedaliensis dan C.
Indek diversitas Subplanata (Tabel 1 dan 2).
Perhitungan indek diversitas dilakukan ber- Jumlah total populasi dari keseluruhan
dasarkan metode penentuan indek diversitas spesies pada Bendungan Ngablabaan bagian
(ID) Simpson (Krebs,1989) dengan: atas tepi kanan menurut perhitungan dengan
metode stratified random sampling adalah 42
N( N − 1)
D= makrobentos per 100 m, begitu juga dengan
∑ n (n − 1) bagian atas tepi kiri yang mempunyai jumlah
D = Indeks diversitas simpson sama dengan bagian atas tepi kanan. Hal ini
N = Densitas total seluruh individu berarti bahwa sepanjang 100 m dapat
n = Densitas suatu individu diperoleh sekitar 42 makrobentos dalam
berbagai spesies. Untuk bagian bawah jumlah
Uji korelasi dan regresi total makrobentos pada bagian tepi kanan
adalah 14 makrobentos per 35 m dan tepi kiri
adalah 15 makrobentos per 35 m. Hal ini ber-
PERMANA dkk. – Makrobentos di bendungan Bapang dan Ngablabaan, Sragen 21

arti bahwa sepanjang 35 m dapat ditemukan


14 dan 15 makrobentos dari berbagai spesies.
Tabel 1. Spesies makrobentos di Bendungan Ngablabaan, Plupuh dan Bendungan Bapang Kalijambe,
Sragen bagian atas dan bagian bawah pada masing-masing stratum.

Bendungan Ngablabaan, Plupuh Bendungan Bapang, Kalijambe


Atas Bawah Atas Bawah
Nama Spesies
Tepi kiri Tepi kanan Tepi kiri Tepi kanan Tepi kiri Tepi kanan Tepi kiri Tepi kanan
A B C A B C A B C A B C A B C A B C A B C A B C
1Assiminea bedaliensis * * * * * * * * * * 1 * * * * * * * * * * * * *
2Belamya javanica 1 * * 1 * * * * 1 * * * * * 1 * * * * 2 * 1 * *
3Brotia testudinaria 2 4 4 10 2 2 4 3 1 8 3 2 4 3 1 7 3 * 5 2 2 7 * 2
4Clea helena * * * * * * * * * * * * * * * 1 * * * * * * * *
5Corbicula moltkiana 1 * * * * * * * * 1 * * 1 * * * * * * * * 1 * *
6Corbicula rivalis * * * * * * * * * * * * * * * * 1 * * * * * * *
7Corbicula subplanata * 1 * * 2 1 * * * * * * * 2 * 1 * * * * * * * *
8Digoniostoma truncatum * * * * * * * * * * * * 1 * * 1 * 1 1 * * * * *
9Melanoides costellaris * 1 * 1 * * 4 * * 1 1 1 * 1 1 1 * * 1 2 * * 1 *
1Melanoides graniferae 12 4 1 9 9 1 6 6 2 5 5 1 8 4 2 11 8 4 9 5 2 6 9 1
1Melanoides tuberculata * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * 2 * 1
1Pila scutata * * * * * * * * * * * * * * * * 1 * * * * * * *
Densitas total spesies 16 10 5 21 13 4 14 9 4 15 10 4 16 10 5 22 13 5 16 11 4 17 10 4
Keterangan: * = Tidak ditemukan makrobentos pada ulangan berikutnya

Tabel 2. Indek diversitas makrobentos di graniferae, D. truncatum, M. costellaris, C.


Bendungan Ngablabaan, Plupuh, dan Bendungan moltkiana, C. subplanata, B. javanica, C.
Bapang, Kalijambe, Kabupaten Sragen. helena, C. rivalis, dan P. Scutata. Untuk
bagian bawah, makrobentos yang ditemukan
Bendungan adalah: B. testudinaria, M. graniferae, D.
Bendungan Bapang
Stratum

Ngablabaan truncatum, M. costellaris, B. javanica, M.


Atas Bawah Atas Bawah tuberculata, C. moltkiana. Jadi ada spesies
Tepi Tepi Tepi Tepi Tepi Tepi Tepi Tepi yang tidak ditemukan d ibagian atas tetapi
kanan kiri kanan kiri kanan kiri kanan kiri
ditemukan dibagian bawah, begitu juga
A 2.817 1.791 2.763 3.37 2.783 3.529 3.675 2.608
sebaliknya, untuk yang ditemukan di atas
B 2.052 4.23 3.461 2 2.516 4.5 1.25 4.23 tetapi tidak dijumpai di bawah adalah C.
C 6 1.666 6 6 1.666 10 6 3 subplanata, C. helena, C. rivalis, dan P.
scutata, sedangkan yang tidak ada di bagian
atas tetapi ditemukan di bagian bawah adalah
Kedelapan spesies yang ditemukan di M. tuberculata.
Bendungan Ngablaabaan baik pada bagian Jumlah total populasi keseluruhan spesies
atas maupun bawah, didominasi M. graniferae pada Bendungan Bapang bagian atas tepi
diikuti B. testudinaria. Pada Didominasi kelas kanan adalah 40 makrobentos per 100 m dan
gastropoda ini kemungkinan disebabkan oleh pada bagian atas tepi kiri adalah 39
faktor substrat dasar perairan, kecepatan arus, makrobentos per 100 m. Hal ini berarti
dan faktor pendukung lainnya. Untuk sepanjang 100 m dapat ditemukan 40 dan 39
Bendungan Bapang makrobentos yang makrobentos dan pada bagian bawah tepi kiri
ditemukan di bagian atas yang termasuk tepi adalah 39 makrobentos per 100 m dan bagian
kiri dan tepi kanan adalah: B. testudinaria, M. bawah tepi kanan adalah 47 makrobentos per
22 ENVIRO 3 (1): 18-27, Maret 2003

100 m. Hal ini berarti sepanjang 100 m dapat


ditemukan 39 dan 47 makrobentos.
PERMANA dkk. – Makrobentos di bendungan Bapang dan Ngablabaan, Sragen 23
24 ENVIRO 3 (1): 18-27, Maret 2003

Makrobentos yang ditemukan di Bendung- Kandungan nitrat


an Bapang kebanyakan dari Kelas Gastro- Pada Bendungan Ngablabaan bagian atas
poda. Apabila dibandingkan dengan makro- tepi kanan keseluruhan stratum diperoleh
bentos di Bendungan Ngablabaan, maka kandungan nitrat (Tabel 3) yang masih di
spesies yang tidak ditemukan di Bendungan bawah batas maksimal, kecuali untuk bagian
Ngablabaan adalah P. scutata, C. helena, D. atas tepi kiri pada stratum B yang melebihi
truncatum, M. tuberculata, dan C. rivalis. batas maksimal yaitu 0,408 mg/l. Untuk bagian
Padahal secara geografis Bendungan bawah tepi kiri keseluruhan statum kandungan
Ngablabaan merupakan kelanjutan aliran dari nitratnya masih di bawah batas normal kecuali
Bendungan Bapang. Hal ini kemungkinan untuk stratum A pada tepi kanan yaitu 0,492
dikarenakan adanya perbedaan faktor fisik- mg/l. Batas maksimal nitrat di perairan adalah
kimia, mengingat gastropoda merupakan 0,02 mg/l, hal ini dikarenakan bahwa pada
fauna yang mempunyai toleransi tinggi stratum B bagian atas tepi kanan
terhadap lingkungan perairan, sebagai dimungkinkan terdapat persenyawaan
dekomposer segala sesuatu yang mengendap nitrogen yang besar dari pupuk di sawah.
di dasar sungai (Jazanul, 1984). Untuk stratum A pada bagian bawah tepi
Menurut Krebs (1989), struktur suatu kanan dimungkinan juga terdapat
komunitas alamiah bergantung pada cara persenyawaan nitrogen yang besar yang
spesies penyusun komunitas tersebut berasal dari pupuk di sawah yang kemudian
terpencar didalamnya. Pola penyebaran mengalir terbawa arus dan dikarenakan pada
bergantung pada sifat fisik-kimia lingkungan bagian bawah tersebut tidak ada arus sama
dan keistimewaan biologis organisme itu sekali,maka terjadi penumpukan di stratum A.
sendiri. Hadir tidaknya suatu spesies di suatu Untuk Bendungan Bapang kandungan
tempat menunjukan adanya distribusi, dan nitratnya pada bagian atas tepi kanan dan kiri
hadirnya suatu spesies di suatu tempat masih di bawah ambang batas maksimal. Di
ditentukan oleh faktor dispersal, artinya suatu bagian bawah tepi kiri juga masih di bawah
tempat mudah didatangi atau tidak ada batas normal kecuali untuk ketiga stratum(A,
rintangan atau hambatan untuk mencapainya, B, C) pada tepi kanan melebihi batas
adanya seleksi habitat karena organisme lain maksimal yaitu untuk A = 1,825 mg/l, B =
seperti kompetisi, predasi, dan parasitisme, 1,884 mg/l dan C = 0,221 mg/l. Tepi kanan
serta faktor fisik-kimia seperti temperatur, dan kiri Bendungan Bapang merupakan lokasi
cahaya, oksigen, salinitas, alkalinitas, dan pH. lokasi pertanian yang masih aktif, jadi
tingginya nitrat pada bagian tepi kanan
Parameter lingkungan tersebut disebabkan oleh tingginya kandungan
Berdasarkan hasil analisis dari parameter persenyawaan nitrogen yang berada di tepi
yang diukur, dimana pengukuran ini dilakukan kanan dan kurangnya arus yang meyebarkan
pada setiap stratum, terhadap beberapa faktor keseluruh tempat, sehingga penyebarannya
yang dikategorikan sebagai faktor pembatas tidak merata. Menurut Sastrawijaya (1991)
kehadiran makrobentos seperti nitrat, fosfat, sumber persenyawaan nitrogen dalam air
magnesium, kalsium, CO2 bebas, pH, suhu, dapat berasal dari limbah pertanian,
kejernihan perairan, kecepatan arus, dan DO, pemupukan atau industri, atau buangan lain
serta tekstur substrat pada kedua bendungan, yang mengandung substansi nitrogen yang
didapat hasil bahwa paramater-parameter dapat berupa bahan organik protein dan
yang diukur masih di bawah batas maksimal senyawa organik seperti pupuk nitrogen.
kecuali pada beberapa lokasi yang hasil
parameternya lebih dari normal. Hubungan Kandungan fosfat
parameter lingkungan sebenarnya bersifat Kandungan fosfat (Tabel 3) dikedua
simultan dan kontinyu yaitu berlangsung Bendungan, Bendungan Ngablabaan dan
secara bersamaan karena kondisi ini Bapang dihasilkan kandungan fosfat yang
merupakan interaksi alami antara organisme belum melebihi batas normal, terkecuali untuk
dengan lingkungan (Ehrlich et al.,1997). stratum A dan stratum C pada bagian atas tepi
kanan. Bendungan Ngablabaan yaitu A =
3,584 mg/l dan C = 2,054 mg/l batas normal
kandungan fosfat dalam ekosistem perairan
PERMANA dkk. – Makrobentos di bendungan Bapang dan Ngablabaan, Sragen 25

menurut Boyd (1979) tidak lebih dari 0,1 mg/l. Derajat keasaman
Menurut Sastrawijaya (1991), organisme air Keadaan pH (Tabel 4) untuk kedua
membutuhkan suplai fosfat secara teratur Bendungan (Ngablabaan dan Bapang) baik
alami dari bebatuan dan tanah yang sebagian bagian atas maupun bawah yang mencakup
besar akan cepat hilang terbawa air, demikian tepi kanan dan kiri pada saat pengukuran
pula penguraian organisme yang mati oleh menunjukan pH normal (6-7,5). Menurut Krebs
mikroorganisme, siklus fosfat yang alami akan (1989) pH antara 7-8 dapat menyokong
tertanggu oleh masuknya limbah, pupuk, kehidupan akuatik yang beraneka ragam
pestisida dan limbah rumah tangga diketahui dengan baik, dan dikatakan juga oleh Tebutt
mengandung fosfat dalam jumlah besar. (1977) dalam Wiryanto (1997) bahwa pH
adalah tolok ukur kritis untuk produktifitas
Kandungan magnesium dan kalsium biologis, dan aktivitas biologis biasanya
Kandungan magnesium (Tabel 3) di berada pada kisaran pH 6-8. Jadi perairan
perairan Bendungan Ngablabaan untuk bagian kedua Bendungan yaitu Bendungan
bawah berada pada kisaran 2.043 mg/l-2.079 Ngablabaan dan Bendungan Bapang yang
mg/l dan untuk bagian atas 2.053 mg/l-2.083 mempunyai kisaran pH 6-7,5 masih baik untuk
mg/l, sedang di Bendungan Bapang untuk kehidupan biota akuatik. Keragaman yang
bagian bawah kandungan magnesiumnya sangat kecil pada hasil pengukuran pH setiap
berada pada kisaran 2.070 mg/l-2.089 mg/l stratum, dapat ditafsirkan bahwa limbah do-
dan untuk bagian atas berada pada kisaran mestik di daerah penelitian tidak cukup mem-
2.049 mg/l-2.080 mg/l. Kandungan kalsium berikan pengaruh terhadap nilai pH perairan.
(Tabel 3) di Bendungan Bapang dan
Bendungan Ngablabaan masih berada di Suhu
bawah batas maksimal kalsium di perairan Untuk keadaan suhu (Tabel 4) dikedua
yaitu sekita 10 mg/l, sedangkan untuk Bendungan yaitu Bendungan Ngablabaan dan
kandungan magnesium dalam perairan tawar Bendungan Bapang pada saat dilakukan
lebih besar dari pada jumlah kalsium(Rompas, pengukuran untuk lokasi Bendungan
1998). Kandungan magnesium di Bendungan Ngablabaan bagian atas dan bawah berada
Ngablabaan bagian atas berada pada kisaran pada kisaran 27oC-30oC dan di Bendungan
11.279 mg/l-13.669 mg/l, untuk bagian bawah Bapang Pada bagian atas dan bawah berkisar
13.767 mg/l-14.466 mg/l. Kandungan kalsium antara 27oC-30oC, kisaran suhu tersebut
Bendungan Bapang bagian atas pada kisaran masih dalam kisaran yang cocok untuk
12.431 mg/l-13.383 mg/l dan bagian bawah kehidupan makrobentos diperairan tersebut
pada kisaran 13.241 mg/l-19.324 mg/l. dan belum terlalu panas, menurut Syamsudin
Pengukuran kalsium dan magnesium dan Komar (1982) menyatakan bahwa suhu
dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh air yang berkisar antara 20oC-30oC masih
langsung keadaan morfologi terhadap dapat dipandang sebagai air yang cukup baik
makrobentos dan sekaligus sebagai bahan bagi kehidupan organisme akuatik. Soetjipto
mineral yang dikonsumsi oleh makrobentos. (1993), menyebutkan bahwa perubahan suhu
Kalsium merupakan salah satu unsur yang ikut di air mengalir akan mempengaruhi kehidupan
menyusun pembentuk concha (cangkang) biota dan menjadi faktor pembatas.
gastropoda sehingga dapat mendukung Perubahan suhu di air secara alami
kekerasan cangkang. Masuknya air yang dipengaruhi oleh kecepatan arus, angin, suhu
mengandung kalsium secara fisiologis dapat udara dan musim. Relatif kecilnya perbedaan
membantu CaCO3 yang berfungsi membentuk suhu pada setiap stratum dapat ditafsirkan
cangkang. Begitu juga konsentrasi magnesium bahwa limbah domestik baik yang berasal dari
yang bersenyawa dengan garam-garam bionik sawah maupun dari daerah perkampungan
dapat mendukung pembentukan cangkang. sekitarnya tidak potensial mengubah suhu
Dari pengamatan terhadap morfologi secara dramatis. Alabaster dan Lloyd (1982)
cangkang dari keseluruhan makrobentos yang dalam Teknosains (2000) menyatakan pada
diperoleh dari kedua bendungan menunjukkan daerah tropik secara umum suhu maksimal
bahwa kebutuhan kalsium dan magnesiumnya 30oC masih mungkin untuk kehidupan ikan,
tercukupi, terbukti makrobentos mempunyai amplitudo suhu harian optimal bagi
cangkang yang keras dan tidak patah-patah. kelangsungan hidup biota perairan adalah
26 ENVIRO 3 (1): 18-27, Maret 2003

lebih kecil atau sama dengan 5oC, dengan Oksigen terlarut (DO)
demikian, suhu pada seluruh stratum berada Pengukuran DO (Tabel 4) untuk setiap
pada interval optimum yang tidak berbahaya stratum mengasilkan hasil yang berbeda-beda
terhadap kehidupan biota perairan. untuk setiap stratum, perbedaan ini menurut
Odum (1993) dipengaruhi oleh faktor fisika,
Kejernihan perairan kimia dan biologi, dan Odum juga menyatakan
Kejernihan perairan (Tabel 4) di oksigen terlarut dalam air umumnya tidak
Bendungan Ngablabaan untuk bagian bawah melebihi dari 10 mg/l. Pengukuran ini juga
berkisar antara 48 cm-65 cm dan untuk bagian dilakukan untuk mengetahui kisaran oksigen
atas berkisar antara 36 cm-50 cm dan untuk yang terlarut diperairan tersebut. Di
Bendungan Bapang untuk bagian atas Bendungan Ngablabaan untuk bagian atas DO
kejernihan perairannya berkisar antara 64 cm- nya berkisar antara 5.1 mg /l-7.9 mg/l dan
73 cm dan bagian bawahnya adalah berkisar untuk bagian bawah berkisar antara 2.5 mg/l-
antara 25 cm-50 cm. Kegunaan dari 5.0 mg/l, hasil pengukuran DO pada bagian
pengukuran ini adalah untuk mengetahui bawah di Bendungan Ngablabaan ini menurut
seberapa besar kemampuan cahaya matahari Odum (1993) termasuk kedalam titik kritis bagi
mampu menembus kedalam perairan. kehidupan air, rendahnya DO pada bagian
Menurut Wetzel dan Likens (1991) kekeruhan bawah ini kemungkinan besar disebabkan
yang tinggi dalam suatu perairan hal tersebut oleh karena tidak arus yang mengalir sehingga
dapat mempengaruhi dari kualitas air tersebut, tidak adanya pergantian air yang mengandung
karena semakin tinggi tingkat kekeruhannya oksigen yang banyak dan segar. DO untuk
semakin susah cahaya matahari dapat masuk Bendungan Bapang bagian bawah adalah
kedalam perairan sehingga transfaransi berkisar 9 mg/l-10 mg/l sedangkan bagian
berkurang, penurunan ini akan menurunkan atas adalah berkisar antara 5.5 mg/l-8.1 mg/l.
kebutuhan DO biota dasar. Hadisusanto Hasil pengukuran tersebut memang ada yang
(1992) juga menyatakan bahwa penetrasi termasuk kedalam DO yang kritis bagi
cahaya akan mempengaruhi kesuburan kehidupan organisme akuatik, tetapi DO yang
substrat dasar perairan yang pada akhirnya kritis tersebut belum memberikan dampak
akan mempengaruhi kehidupan komunitas atau pengaruh yang nyata bagi kemelimpahan
benthik sehingga secara tidak langsung makrobentos ditempat tersebut.
turbiditas akan mempengaruhi densitas Faktor-faktor lingkungan yang telah
organisme bentos. diuraikan di atas keseluruhannya merupakan
faktor-faktor yang diasumsikan sebagai faktor
Kecepatan arus pembatas, tetapi dari keseluruhan faktor
Kecepatan arus (Tabel 4) untuk kedua tersebut itdak semuanya memperlihatkan
Bendungan masih tergolong kecil dan bahkan pengaruh yang nyata terhadap distribusi dan
pada Bendungan Ngablabaan untuk bagian kemelimpahan di dua Bendungan tersebut.
bawah tidak ada arus sama sekali. Untuk Untuk nilai indek diversitas makrobentos dari
Bendungan Ngablabaan bagian atas kedua Bendungan nilai yang didapat
kecepatan arus berkisar antara 13-45 menunjukan angka yang lebih dari pada satu.
detik/meter, untuk Bendungan Bapang bagian Menurut Indek diversitas dari shannon
atas kecepatan arusnya berkisar antara 12-18 Wienner bahwa indek diversitas yang lebih
detik/meter, bagian bawah berkisar antara 10- dari pada dua bahwa perairan tersebut belum
35 detik/ meter. Arus merupakan faktor yang tercemar, hal ini menyatakan bahwa kedua
sangat berhubungan erat dengan kehidupan Bendungan Bapang dan Bendungan
organisme akuatik terutama bentos, dimana Ngablabaan tersebut belum tercemar.
bentos merupakan organisme yang hidup
didasar air apabila arus sangat besar maka Tekstur substrat
kemungkinan besar kehidupan bentos akan Tekstur substrat (Tabel 5) di kedua
terganggu didaerah tersebut dikarenakan arus bendungan, apabila dilihat sekilas kebanyakan
erat hubungannya dengan dasar perairan, mengan-dung lumpur, tetapi setelah diadakan
semakin kuat arus yang terjadi semakin analisis tentang jenis substrat dilaboratorium
banyak endapan didasar sungai yang terbawa. lumpur-lumpur tersebut terbagi menjadi
lempung, debu, pasir. Berdasarkan hasil
PERMANA dkk. – Makrobentos di bendungan Bapang dan Ngablabaan, Sragen 27

analisis tekstur substrat dikedua Bendungan kehidupan organisme akuatik terutama bentos
tersebut didominasi oleh lempung dan sisanya maka tinggi DO sangat baik sekali terhadap
oleh debu dan pasir, jenis substrat ini sangat diversitas makrobentos.
berpengaruh terhadap kehidupan makro- Untuk Bendungan Ngablabaan setelah
bentos, karena pada substratlah makrobentos dilakukan uji korelasi antara parameter
mendapatkan makanan untuk kelangsungan dengan densitas dan diversitas makrobentos,
hidupnya. Menurut Allan (1995), Substrat untuk korelasi antara diversitas dengan
merupakan aspek fisik yang komplek dan parameter tidak diperoleh hasil yang signifikan
dapat mempengaruhi organisme yang hidup di atau tidak adanya parameter yang dominan.
substrat tersebut. Sedangkan untuk korelasi antara densitas
dengan parameter di peroleh 1 parameter
Analisis statistik yang berkorelasi kuat dengan densitas yaitu
Untuk mengetahui pengaruh parameter X4 (kalsium), dan untuk nilai korelasi X4
lingkungan terhadap densitas dan diversitas (kalsium) mempunuyai nilai korelasi 0.590
makrobentos di dua bendungan, maka yang mempunyai arti bahwa semakin tinggi
dilakukan uji korelasi yang dilanjutkan uji jumlah kalsium akan menyebabkan semakin
regresi. Lalu uji anava pada tingkat signifikasi tingginya densitas makrobentos di Bendungan
α = 0,05 dan dilanjutkan dengan DMRT 5%, Ngablabaan, yang mempunyai persamaan
yaitu untuk melihat pengaruh letak stratum regresi Y2 = 49.933 + 2.978 X4.
terhadap densitas dan diversitas. Hasil uji Dalam hal ini peranan kalsium di perairan
korelasi antar parameter lingkungan di membantu makrobentos dalam pembentukan
Bendungan Bapang, menunjukkan adanya cangkang. Kekurangan kalsium menurut
pengaruh yang kuat terhadap densitas dan Winarno (1997) akan mengakibatkan
diversitas dari makrobentos, namun untuk cangkang tipis, mudah pecah, cacat, dan
parameter yang dikorelasikan dengan densitas pucat atau bentuknya tidak sesuai dengan
(Y2) tidak memperlihatkan korelasi yang kuat bentuk aslinya, hal ini membuktikan bahwa
diantara beberapa parameter yang apabila hal ini terjadi dapat menimbulkan
dikorelasikan, serta tidak ditemukan parameter suatu kematian dan tentunya akan
dominan yang mempengaruhi densitas. berpengaruh terhadap densitas makrobentos
Untuk parameter yang dikorelasikan di Bendungan Ngablabaan.
dengan diversitas (Y1) ada tiga parameter Dari hasil pengukuran parameter dan telah
yang cukup signifikan mempengaruhi dikorelasikan dan tidak mempunyai korelasi
diversitas di Bendungan Bapang di antaranya yang signifikan dengan diversitas dan densitas
adalah: X3 (magnesium), X5 (pH), X9 (DO). bukan berarti tidak ada pengaruh sama sekali
Ketiga parameter tersebut sangat mempe- tetapi pengaruh yang ditimbulkan tidak kuat
ngaruhi diversitas, untuk X3 (magnesium) dibandingkan dengan parameter yang signifi-
mempunyai nilai korelasi 0,692 dengan kan terhadap densitas maupun diversitas
persamaan regresi Y1 = 332 +158.499 X3. setelah dilanjutkan dengan uji regresi, dimana
Nilai korelasi tersebut mempunyai arti bahwa hasil signifikasi lebih besar dari pada α = 0,05.
semakin tinggi jumlah magnesium, maka akan Uji anava diversitas di Bendungan Ngabla-
mempengaruhi tingginya diversitas. baan diperoleh hasil yang tidak mempunyai
Untuk X5 (pH) mempunyai nilai korelasi pengaruh signifikan antar stratum, karena F-
0.073 dengan persamaan regresi Y1 = hitung yang diperoleh kurang dari F-tabel
421.465 + 6.433 X5 dengan nilai korelasi yang sehingga tidak perlu untuk dilanjutkan dengan
mempunyai arti semakin tinggi nilai pH akan uji lanjut DMRT. Pada Bendungan Bapang
semakin berpengaruhnya terhadap diversitas pada uji anava diversitas hasil yang diperoleh
di Bendungan Bapang. Untuk X9 (DO) sama dengan Bendungan Ngablabaan yaitu
mempunyai nilai korelasi 0.365 dengan tidak ada pengaruh yang signifikan antar
persamaan regresi Y1 = 269.502-1.072 X9 stratum, karena F-hitung lebih yang diperoleh
nilai korelasi tersebut mempunyai arti bahwa kurang dari F-tabel. Jadi letak stratum tidak
semakin tinggi nilai korelasi akan berpengaruh terhadap diversitas makrobentos
mempengaruhi semakin tingginya diversitas di Bendungan Ngablabaan dan Bapang.
makrobentos di Bendungan Bapang. Dalam Uji anava pada Bendungan Ngablabaan
hal ini DO sangat berpengaruh sekali terhadap diperoleh hasil yang signifikan terhadap
28 ENVIRO 3 (1): 18-27, Maret 2003

densitas yaitu faktor stratum karena F-hitung adalah habitat yang mempunyai kandungan
lebih besar dari pada F-tabel dan untuk faktor nitrat 0,01-1,825 mg/l, fosfat 0,04-3,58 mg/l,
letak tidak punya pengaruh yang signifikan magnesium 2,05-2,08 mg/l, kalsium 11,27-
karena F-hitung yang diperoleh kurang dari F- 14,39 mg/l, pH 6,8-7,6, suhu 27oC-30oC,
tabel, jadi stratum mempunyai pengaruh kejernihan perairan 35 cm-64 cm, DO 4,9-9,2
terhadap densitas di Bendungan Ngablabaan. mg/l, debu 20,49-46,46%, lempung 10,39-
Untuk uji anava densitas Bendungan Bapang 63,83%, dan pasir 4,25-63,12%.
diperoleh hasil yang signifikan terhadap
densitas yaitu faktor stratum dan faktor letak,
karena F-hitung kedua-duanya mempunyai DAFTAR PUSTAKA
nilai yang lebih besar dari pada F-tabel, jadi
faktor stratum mempunyai pengaruh terhadap Allan. 1995. Substrate influence. http:// www. Chebucto.
densitas makrobentos di Bendungan Bapang. ns. ca. /science/SWCS/ZOOBENTH/ PRIMER/ [17
Feb 2002]
Bayard, H.M.C. dan Robert 1983. Pengantar Biologi
Laut. Toronto: The C.V. Mosby Company.
KESIMPULAN Barners, R.K. 1980. Ivertebrate Zoology. USA, Saunders
College Publishing.
Di Bendungan Bapang, Kalijambe, Sragen Boyd, C.E. 1979. Water Quality in Warm Water Fish
Pound. Alabama: Craft Malter, Inc.
ditemukan 11 species makrobentos yaitu: Ehrlich, P.R, A.H. Ehrlich, and J.P. Holdrew. 1997,
Brotia testudinaria, Melanoides graniferae, Ecoscience:Population Resources, Environment. San
Digoniostoma truncatum, Melanoides Francisco: W.H. Freeman and Company.
costellaris, Belamya javanica, Melanoides Hadisusanto. 1992. Kajian kerapatan dan keaneka-
ragaman zoobentos di Waduk Panjalin Bumiayu,
tuberculata, dan Corbicula moltkiana. Di Jawa Tengah. Berkala ilmiah Biologi UGM 1 (4): -
Bendungan Ngablabaan, Plupuh, Sragen Indrawati, M. 2001. Jenis dan Pola Distribusi Gastrpoda
ditemukan 7 spesies makrobentos yaitu: Brotia di Sungai Pepe Surakarta. Skripsi. Biologi, F MIPA.
testudinaria, Melanoides graniferae, Belamya Universitas Sebelas Maret Surakarta.
javanica, Corbicula moltkiana, Melanoides Jazanul. 1984. Ekologi Sistem Sumatera. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
costellaris, Corbicula subplanata, dan Krebs, J.C. 1989. Ecologycal Methodology. Harper
Assimenia bedaliensis. Spesies yang tidak Collins Publisher, University of British Of Columbia.
ditemukan di Bendungan Ngablabaan, tetapi Mc Naughton, S.J. dan L. Wolf. 1990. Ekologi Umum.
ditemukan di Bapang adalah: Pila scutata, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Odum, E.P. 1993. Dasar-dasar Ekologi (terjemahan)
Clea helena, Digoniostoma truncatum, edisi ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Melanoides tuberculata, dan Corbicula rivalis. Sastrawijaya, 1991. Pencemaran Lingkungan. Jakarta:
Berdasarkan uji korelasi pada parameter Penerbit Rineka Cipta.
lingkungan dengan diversitas dan densitas di Soetjipto. 1993. Dasar-dasar Ekologi Hewan.
Bendungan Bapang dan Ngablabaan, Yogyakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.
Syamsudin dan Komar. 1982. Biologi Perikanan. Jakarta:
hubungan yang signifikan antara parameter Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan: Depdikbud.
lingkungan dengan diversitas di Bendungan Teknosains. 13 (3) September 2000. ISSn 1411-6162.
Bapang adalah magnesium, pH, DO, Berkala Penelitian Pasca Sarjana Ilmu-ilmu Teknik
sedangkan hubungan antara parameter dan Sains. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Wetzel, R.G dan G.E Likens.1991. Limnology Analiysis.
dengan densitas tidak yang signifikan sedang 2nd edition. New York USA. Springer-Verlag.
sisanya tidak signifikan. Untuk Bendungan Winarno, K., O.P. Astirin, dan A.D. Setyawan. 2000.
Ngablabaan hubungan yang signifikan Biomonitoring kualitas perairan Rawa Jabung melalui
diperoleh antara kalsium dengan densitas, keanekaragaman dan kekayaan komunitas bentos.
sedangkan diversitas dengan parameter BioSMART 2 (1): 40 - 46.
Winarno, K. dan Ashadi. 1997. Bioindikator Ca dan Mg
lingkungan tidak ada yang signifikan. Pada Perairan Sumber Air Jernih di Cokrotulung
Stratum berpengaruh terhadap densitas di Kabupaten Klaten. Surakarta: Sub Lab Kimia, UPT
kedua bendungan, yaitu Bendungan Bapang Lab Pusat. Universitas Sebelas Maret.
dan Bendungan Ngablabaan, sedangkan Wiryanto. 1997. Pengaruh Limbah Cair Industri Tekstil
PT. TYFOUNTEX Indonesia Kartosuro Sukoharjo
terhadap diversitas stratum tidak menunjukan Terhadap Perubahan DO,BOD,Suhu, pH, Kadar
pengaruh. Berdasarkan banyaknya Logam, dan Plankton di Sungai Kudusan Sukoharjo
makrobentos yang diperoleh di setiap stratum dan Premulung Surakarta. Surakarta: FMIPA UNS.
maka habitat yang cocok untuk makrobentos

You might also like