You are on page 1of 10

karakteristik resistor

Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat diboroskan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan induktansi. Fungsinya : * Menghambat arus listrik * Pembagi tegangan * Pengatur volume (potensiometer) * Pengatur kecepatan motor (rheostat) * Dll tergantung disain komponen

http://disuruhpasujiran.blogspot.com/2012/06/karakteristik-dan-fungsi-dari-resistor.html

1. Resistor Resistor merupakan salah satu komponen elektronik yang paling dasar, fungsi dari resistro ini sendiri adalah untuk menghambat arus listrik, resistor sering juga disebut tahanan. Cara kerja resistor adalah membatasi arus listrik yang akan mengalir ke suatu komponen elektronik. Semakin besar arus yang diinginkan maka nilai resistansi seuatu resistor harus semakin kecil, sebaliknya apabila kita menginginkan arus yang kecil, maka nilai resistansi resistornya harus semakin besar juga. Resistor sendiri mempunyai satuan yaitu omega atau disingkat ohm. Sebagai contoh untuk sebuah LED(mengenai LED akan dibahas lebih lanjut nanti) yang akan diberi supply dari baterai 5V biasanya harus diberi resistor dengan nilai resistansi sebesar 330 ohm. Pertanyaannya bagaimana jika LED tersebut tidak diberi resistor ? Apabila LED tersebut tidak diberi resistor maka LED tersebut akan menjadi panas dan lama kelamaan akan terbakar dengan kata lain LED tersubut mati atau tidak b isa digunakan lagi. Resistor memiliki beberapa jenis, yaitu resistor tetap, resistor variabel, dan LDR. resistor tetap adalah resistor yang nilai resistansinya tidak bisa diubah. Resistor variabel adalah jenis resistor yang nilai tahanannya tidak tetap, nilai resistansi suatu resistor variabel dapat diubah ubah sesuai keinginan kita. Dan yang terakhir adalah resistor LDR resistor LDR sendiri adalah resistor yang nilai resistansinya dapat berubah apabila terkena cahaya. OK, untuk kali ini cukup kita membahas resistor dulu ya...

http://larcmaniac.blogspot.com/2011/03/setelah-lama-sekali-nggak-nge-blog.html

Penerapan dalam rangkaian Elektronika

Resistor dihubungkan secara seri.

Resistor Diterapkan secara seri dengan asumsi nilai yang sama perkomponen, maka penghitungan Nilai resistance nya : RTD = R1 + R2. + R3 Menghitung Nilai arus yang mengalir melalui resistor secara seri dihitung dengan Nilai (I), I = (U1 / R1) = (U2 / R2) = (U3 / R3) Dari rumus ini kita melihat bahwa drop tegangan pada resistor di seri sebanding dengan nilai volt kembali.

Resistor secara paralel

Resistor Diterapkan secara Paralel dengan asumsi nilai yang sama perkomponen, maka penghitungan Nilai resistance nya : (1 / RTD) = (1 / R1) + (1 / R2) + (1 / R3) Jika rangkaian memiliki hanya dua resistor secara paralel, RTD = R1.R2 / (R1 + R2) Arus mengalir melalui resistor secara paralel berbanding terbalik dengan nilai resistansi. I1 = (U / R1), I2 = (U / R2), I3 = (U / R3) Tegangan pada resistor secara paralel selalu sama

Resistor Campuran

Pertanyaan Campuran resistor untuk menciptakan lebih optimal. Sebagai contoh: jika Anda membutuhkan resistor 9K bisa mendapatkan dua 15K resistor secara paralel dan kemudian di seri dengan resistor 1,5 K.

Penerapan resistor (fungsi Resistor di dalam Rangkaian) Hambatan yang banyak di pasang dalam satu rangkaian elektronika mempunyai fungsi sebagai berikut: Mengontrol arus melalui beban yang sesuai,

Misalnya Lampu dengan kapasitas arus 9V, tetapi power yang dimiliki 12V, agar tetap dapat berjalan maka arus voltase yang masuk harus di berikan beban (Ohm) 3V di resistor.

Koneksi dengan bohlam resistif.

Seperti yang ditunjukkan di atas, kita dapat menghitung nilai dan kapasitas resistor yang sesuai sebagai berikut: Lampu tegangan 9V 2W sehingga Arus adalah

I = P / U = (2/9) (ampere yang juga merupakan arus melalui resistor)

Karena sumbernya adalah 12V, dan kapasitas lampu 9V, maka harus didrop tegangan 3V di R (hambatan) Maka Untuk menghitung berapa Ohm yang harus di pasang

R = U / I = 3 / (2/9) = 27/2 = 13,5

Konsumsi daya resistor adalah: P = UI = 3 (2/9) = 6/9 W jadi kita harus menggunakan resistor dengan P> 6/9 W.

http://belajar-it.com/resistance-resistor-%CF%89/

Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi menghambat arus dalam suatu rangkaian listrik. Sifat Resistor:

Jika pada ujung-ujungnya dipasang tegangan, akan mengalirkan arus Dapat mengalirkan arus searah maupun bolak-balik Dapat mengalirkan arus bolak balik berfrekuensi tinggi maupun rendah

Kegunaan Resistor

Mengatur atau membatasi besarnya kuat arus yang lewat pada suatu rangkaian Membagi tegangan pada suatu rangkaian sehingga diperoleh suatu tegangan yang besarnya sesuai dengan kebutuhan

Macammacam resistor dan penggunaannya Resistor komponen pasif elektronika yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang mengalir. Berdasarkan kelasnya resistor dibagi menjadi : Fixed Resistor dan Variable Resistor. Dan umumnya terbuat dari carbon film atau metal film, tetapi tidak menutup dibuat dari material yang lain.

Fixed Resistor

Merupakan resistor mempunyai nilai tetap. Ciri fisik dari resistor ini adalah bahan pembuat resistor terdapat di tengah-tengah dan pada pinggirnya terdapat 2 Conducting Metal, bisanya kemasan seperti ini disebut dengan Axial. Ukuran fisik fixed resistor bermacammacam, tergantung pada daya resistor yang dimilikinya. Misalnya fixed resistor dengan daya 5 watt pasti mempunyai bentuk fisik yang jauh lebih besar dibandingkan dengan fixed resistor yang mempunyai daya watt. Pada gambar 1 ditunjukkan beberapa contoh bentuk fisik dari fixed resistor. Dari yang paling atas dapat dilihat bentuk fisik dari resistor dengan daya 1/8, , 1, 2, dan 5 watt.

Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, diciptakanlah sebuah teknologi baru yang disebut dengan SMT (Surface Mount Technology). Dengan menggunakan teknologi ini bentuk dari fixed resistor menjadi lebih kecil lagi, sehingga kita dapat membuat suatu sistem yang mempunyai ukuran sekecil mungkin. Contoh bentuk fixed resistor dengan teknologi SMT dapat dilihat pada gambar 2.

Selain kemasan axial terdapat pula kemasan lain yang disebut SIL (Single-In-Line). Didalam kemasan terdapat lebih dari satu resistor yang biasanya di susun paralel dengan satu pusat yang dinamakan common. Untuk contoh dapat dilihat pada gambar 3.

Variable Resistor

Untuk kelas resistor yang kedua ini terdapat 2 tipe. Untuk tipe pertama dinamakan variable resistor dan nilainya dapat diubah sesuai keinginan dengan mudah dan sering digunakan untuk pengaturan volume, bass, balance, dll. Sedangkan yang kedua adalah semi-fixed resistor. Nilai dari resistor ini biasanya hanya diubah pada kondisi tertentu saja. Contoh penggunaan dari semifixed resistor adalah tegangan referensi yang digunakan untuk ADC, fine tune circuit, dll. Ada beberapa model pengaturan nilai Variable resistor, yang sering digunakan adalah dengan cara memutar. Pada gambar 4 dibawah bentuk 3 biasanya digunakan untuk volume kontrol. Bentuk yang ke 2 merupakan semi fixed resistor dan biasanya di pasang pada PCB (Printed Circuit Board). Sedangkan bentuk 1 di sebut trimmer potensiometer.

Ada 3 tipe didalam perubahan nilai dari resistor variabel, perubahan tersebut dapat dilihat pada gambar 5. Pada saat tipe A diputar searah jarum jam, awalnya perubahan nilai resistansi lambat tetapi ketika putarannya mencapai setengah atau lebih nilai perubahannya menjadi sangat cepat. Tipe ini sangat cocok dengan karakteristik telinga manusia. Karena telinga sangat peka ketika membedakan suara dengan volume yang lemah, tetapi tidak terlalu sensitif untuk membedakan perubahan suara yang keras. Biasanya tipe A ini juga disebut sebagai Audio Taper potensiometer. Untuk tipe B perubahan resistansinya adalah linier dan cocok digunakan untuk Aplikasi Balance Control, resistance value adjustment in circuit, dll. Sedangkan untuk tipe C perubahan resistansinya kebalikan dati tipe A. Biasanya tipe ini digunakan untuk fungsi fungsi yang khusus. Kebanyakan resistor variable menggunakan tipe A dan tipe B.

Tipe-tipe resistor variable

CDS (Cadmium Sulfide Photocell)

Jenis resistor ini perubahan nilainya tergantung pada banyaknya cahaya yang mengenai dirinya. Biasanya resistor ini juga disebut LDR (Light Depend Resistor). Banyak sekali tipe dari komponen ini tergantung pada sensitivitas cahaya, ukuran, nilai hambatan, dll. Pada gambar 6 terdapat contoh salah satu bentuk CDS photocell.

Termistor (Thermally Sensitive Resistor)

Resistor jenis ini nilai hambatannya berubah berdasarkan temperature dan biasanya di gunakan untuk sensor suhu. Tipe termistor yaitu: 1. PTC (Positive Temperature Coefficient Thermistor). Pada saat suhu sekitarnya naik resistansi resistor naik 2. NTC (Negative Temperature Coefficient Thermistor). Pda saat suhu sekitarnya naik resistansi resistor turun

Mengidentifikasi Nilai Resistor Untuk mengetahui nilai resistansi dari suatu resistor caranya adalah dengan membaca warna gelang dari resistor atau membaca suatu nilai yang tertera pada

badan resistor. Selain dengan metoda gelang warna terdapat pula metoda yang disebut Alpha-numeric Code Identification. Pada metoda ini nilai dari resistor dituliskan ke badan resistor dengan jumlah 3 angka .Perhitungan untuk nilai resistansi sama dengan perhitungan dengan memakai gelang. Hanya saja faktor 10n terletak pada karakter tiga sedangkan yang keempat merupakan toleransinya. Contoh pada gambar di bawah adalah komponen resistor dengan kemasan SIL (Single In Line) Network tertulis nilai 473K. Karena bilangan ketiganya tertulis 3 maka faktor 10n = 103 = 1000. jadi nilai resistansinya adalah 47000 . Karena karakter ke 4 merupakan huruf K maka toleransinya = 10%. Macam macam huruf yang menyatakan toleransi adalah sebagai berikut: M = 20%, K = 10 %, J = 5%, G = 2%, F = 1%.

Identifikasi nilai resistor berdasarkan angka Daya Kerja Resistor Dalam memilih dan menggunakan resistor selain memperhatikan nilai hambatan dan toleransinya, perlu dipertimbangkan pula daya kerjanya yaitu daya maksimum yang diperbolehkan melewati resistor tanpa menimbulkan kerusakan karena panas. Daya resistor umumnya adalah 1/4 watt, watt, 1 watt, 2 watt dan lain-lain Cara Pengukuran Resistor Dengan Multimeter Analog Tempatkan posisi saklar pemilih kearah yang bertanda , pilih jangkauan 1,10, 100,1k atau 10K. Hubungkan kedua probe, atur agar jarum menunjuk pada angka 0 sebelah kanan. Hubungkan kedua probe dengan ujung-ujung resistor. Baca penunjukan jarum ohmmeter pada skala, dan kalikan nilainya dengan jangkauan yang dipilih. Jika jarum menunjuk terlalu kekanan, arahkan saklar pemilih kejangkauan yang lebih rendah. Terdapat satu

hal yang perlu dingat Ingat, setiap memindah pemilih kejangkauan baru harus melakukan

langkah menolkan. Langkah menolkan jarum pada sebelah kanan Langkah pengukuran resistansi resistor Contoh Aplikasi Resistor

Pembatas Arus

Untuk menentukan besar resitor yang digunakan kita lakukan langkah dibawah ini: Mengukur besar arus total yang mengalir pada pesawat elektronika dengan menggunakan sumber tegangan 3V. misalnya dengan menggunakan sumber tegangan 3V di ketahui arus yang mengalir 200 mA. Dengan memperhatikan rangkaian diatas maka besar tegangan yang harus diturunkan dari sumber tegangan (6V) untuk mensupply pesawat elektronika (3V) adalah sebesar 3V. Dengan demikian besar tegangan yang mengalir pada resistor adalah 3V. Dengan menggunakan hukum ohm V = I.R 3V = 0.2 R R = 15

Membagi Tegangan

Rangkaian lampu otomatis LDR

vvv

You might also like