You are on page 1of 12

PENDAHULUAN LAPARATOMI

Laparatomy adalah teknik pengobatan rongga pada perut. Tomy yang berarti bedah adalah pengobatan penyakit dengan jalan memotong/ mengiris bagian tubuh yang sakit. Laparatomy digunakan untuk menampakkan organ-organ abdoment untuk

pembedahan. Laparatomy juga memungkinkan ahli bedah untuk memastikan diagnosa praoprasi pada pasien dengan abdoment akut. Dua jenis insisi laparatomy yang harus dikenal baik oleh ahli bedah adalah insisi mediana dan insisi paramediana. Bila perlu, penampakan lebih lanjut dapat diperoleh dengan memperlebar kedua insisi tersebut atau (jarang sekali) dengan membuat insisi transversal tambahan. Insisi mediana atas

Karena insisi mediana atas tidak menyebabkan banyak perdarahan, maka insisi tersebut dapat dibuat dengan cepat_suatu pertimbangan yang penting dalam kedaruratan. Insisi mediana atas dapat memberikan penampakan yang baik untuk lambung, duodenum, kandung empedu, lobus kiri hati, peritonium minor, dan pankreas. Kerugian insisi mediana atas adalah bahwa insisi ini umumya memberikan penampakan yang buruk bagi limpa dan kolon,walaupun pembedahan organ-organ ini dapat dilakukan bila insisi ini diperlebar. Insisi paramediana atas

Insisi paramediana atas dapat dibuat dikedua sisi linea mediana dan merupakan insisi terpilih sewaktu otot-otot rektus terpisah lebar (divarikasi). Bila dilakukan di sebelah

kanan, insisi ini memberikan penampakan yang baik dari duodenum atau lambung dan dapat digunakan untuk operasi kandung empedu. Insisi ini dapat diperlebar dengan insisi longitudinal atau transversal. Kerugian insisi paramediana atas adalah bahwa untuk ahli yang belum berpengalaman, insisi ini lebih sulit daripada insisi mediana. Prosedurnya membutuhkan waktu yang lebih lama daripada laparatomy dengan insisi mediana. Dan memberikan penampakan yang buruk dari organ-organ sisi sebelahnya. Insisi mediana dan paramediana bawah

Insisi mediana dan paramediana pada abdomen bawah dapat ditutup dengan cara yang sama seperti luka abdomen atas. Salah satu contoh dilakukannya laparatomy yaitu adanya kerobekan pada lambungnya. 1. Anamnesis a. Anamnesis Umum Nama Umur Jenis kelamin Agama Pekerjaan Alamat b. Anamnesis Khusus Keluhan Utama Sejak kapan : Nyeri pada saat bernafas : 2 hari yang lalu : Ny.x : 40 tahun : Perempuan : Islam : Ibu Rumah Tangga : BTP blok D 252

Sifat keluhan utama Lokasi keluhan utama RPP

: terlokalisir : abdomen : Pada dua hari yang lalu pasien yang bernama Ny x (40 thn ) di rawat di bangsal perawatan bedah setelah menjalani operasi laparatomi. Keluhan pasien bertambah bila pasien bernafas .

c. Data medis rumah sakit - diagnosis medis - terapi umum : post op laparatomi : pasien saat ini menjalani terapi baring total (istirahat total di tempat tidur ) - catatan klinis : masih nyeri pada saat bernafas di op 2 hari yang lalu pada bagian abdomen - rujukan dari dokter : mohon fisioterapi oleh Ny x (40 thn ) dengan post op laparatomi 2 hari yang lalu

2 . Anamnesis sistem kardiovaskuler dan respirasi sistem kardiovaskular pasien baik tapi sistem respirasi pasien agak terganggu karena pasien cenderung menggunakan pernafasan berupa thoracal breathing Musculoskeletal Ada spasme otot pada otot-otot abduminal Nervorum

Tidak ada masalah

3 . Pemeriksaan Fisik vital sign - tekanan darah - denyut nadi - pernapasan - suhu - TB /BB Inspeksi Expresi wajah pasien nampak cemas. Ada bekas operasi pada daerah abdomen Pernafasan pasien belum teratur Keadaan umum pasien masih tampak lemah : 120 / 80 mmHg : 75 kali / menit : normal : 37,3C : 158 cm /53 kg

Pasien masih berbaring di tempat tidur Pemeriksaan spesifik Palpasi Tes stabilitas sendi Tes VAS Tes pola pernapasan Tes tingkat kesadaran

4.

Diagnosa Fisioterapi Adanya nyeri saat bernapas akibat spsme otot post op laparatomy disertai incise vertikal

5.

Program rencana tindakan Fisioterapi A. Tujuan a . menghilangkan nyeri b . mengajarkan BE c . mengembalikan elastisitas otot d . memperbaiki postur e. mencegah dekubitus B. Tindakan FT - pre op 1 mengerjakan BE 2 meningkatkan keadaan umum penderita 3 mengerjakan latihan latihan aktif / pasif pada kaki dan tangan 4 mengerjakan static kontraksi pada perut 5 merjakan pelvic flour Exc . 6 mempersiapkan mental penderita Adapun tujuan tindakan pre op

1 Mengajarkan B .E Biasanya pernafasan di sini tidak mengalami gangguan tetapi perlu di ajarkan pola bernafas yang baik yaitu deep B .hal ini untuk menghindari adanya gangguan pernafasan setelah exparasi dan untuk mengeluarkan sisa narcose dari saluran pernafasan agar sisa narcose lebih cepat keluar sehingga penderita dapat segera sadar . Titik tekan pada pernafasan dada dapat dengan apecal , upper ,lower ,dan thoracal breathing . hal ini di lakukan karena pada dara abdominal akan ada rasa nyeri , sehingga bila dengan pernafasan diafrahma pada saat expirasi maupun inspinasi terjadi perubahan isi perut , sehingga isi perut pada titik nyeri kemungkinan akan terjadi iritasi . latihan latihan ini di berikan agar nanti penderita bisa melakukan sendiri atau di temani terapis pada post operative . 2 Meningkatkan keadaan umum penderita Agar kondisi umum penderita dalam persiapan operasi itu baik dengan memberikan mobilitas seluruh tubuh baik dengan aktif maupun pasif x, dan dapat juga diberikan massage guna memperlacar peredaran darah sehingga metabolisme juga menjadi lancar. 3 Mengajarkan latihan aktif / pasif pada kaki dan tangan Lathan ini diberikan agar pasien dapat mengajarkan latihan pada kaki dan tangan saapt post operasi , agar tidak menjadi kaku saat pasien istirahat total di

tempat tidur ,latihan kaki dan tangan dapat lakukan sendiri maupun di bantu oleh fisioterapis. 4 Mengajarkan static kontraksi pada perut Latihan ini diberikan agar pasien dapat berlatih kontraksi sendiri tetapi bila post operative latihan ini dilakukan secara berlahan lahan . tujuan ini di lakukan agar otot otot abdomen tetap kuat saat post operative 5 Mengerjakan pelvic flour Exc Agar keadaan abdomen tetap kuat , pasien di berikan latihan ini sekaligus melihat keseimbangan pasien . latihan ini sama dengan latihan di atas di laklukan secara berlahan lahan bila opersi sudah di lakukan agar jahitan tidak terbuka 6 Mempersiapkan mental penderita Karena adanya latihan opersi ini, bagi penderita merupakan suatu hal yang menakutkan lebi lebih dari pedesaan . maka di sisni fisioterapis memberikan penjelasan pada penderita sapai akhirnya penderita mau menerima masalah operasi tersebut sehingga dalam operasi nantinya tidak mersa terlalu takut karena dengan jalan opersi ini penderita akan cepat sembuh dari penyakitnya . bila mental penderita sudah saip maka akan mempengaruhu berhasilnya proses pengobatan .

Tindakan post op

Penderita keluar dari kamar opersi dalam possisi terlentang dengan kepala menghadap ke samping dan pada abdominannya di pasang gurita ataupun bandage . - Treatment 1. membantu breathing exercise 2. membantu postural drainage 3. mencegah komplikasi 4. mobilitas sendi, chest, extremitas superior dan inferior 5. koreksi posture 6. melakukan ADL 7. postural drainage

Pelaksanaan pengobatan Hari 1 sebelum penderita sadar.

Hal ini di lakukan Setelah pasien keluar kamar operasi diberikan BE guna membantu mengeluarkan necrose.sebelum pasien sadar kita membantu BE pada apical, upper, lower thoracal breathing, dimana pada saat expirasi kita tekan dan pada saat inspirasi kita kendorkan. Abdominal breathing tidak di lakukan di karenakan akan menyebapkan otot otot abdominal berkontraksi sehingga di kewatirkan akan menyebappan iritasi maupun rasa sakit pada luka operasi . meskipun penderita telah memakai bandage , untuk lebih efisien breathing di laksanakan bersama dengan potural dreainage .

Di sini trapis juga melakukan : koreksi postur pasif movment pada seluruh extremitas, untuk memperlancar sirkulasi darah agar tidak terjadi trombosis massage (bila perlu) .

sesudah penderita sadar maka diberikan Exc.tetap di berikan .fibrasi di berikan karena akanmerangsang batuk yang mungkin akan merangsang otot otot abdominal sehingga akan membahayakan jahitan pada perut . abdominal breathing tidak boleh di berikan latihan latihan statistik perlu di berikan terutama pada calf muscle, gluteus , yang semuanya untk mencegah thrombosis pada geep vena . dan merupakan pumping action serkulasi darah vena . Hari ke 2 dan 3 Positioning Breathing exc Latihan aktif / pasif untuk semua sendi pada kaki dan tangan , Pada hari ke 2 dan ke 3 ini latihan latihan yang di berikan pada hari pertama tetapi dosisnya di tingkatkan . pada pemberian positioning di sini di berikan untuk mencegah decubitus dengan jalan pasien awalnya dalam posisi terlantang lalu di posisiskan side lying selama 30 menit kemudian di posisikan ke terlentang kembali .dan apabila pasien sudah tidak pusing lagi pada hari 2 dan ke3 ini pasien dapat di posisikan half

lying dan bila tersa pusing di posiskan terlentang lagi . untuk latihan pada kaki dan tangan gunanya untuk mencegah dari kekakuan .

Hari ke 4 dan ke 5 breathing Exc static kontraksi pada perut secara perlahan lahan latihan dengan tahanan untuk knee dan ankle , pada hip di berikan latihan aktif ringan , pada Ext . superior di berikan secara aktif . latihan duduk dan keseimbangan duduk koreksi postur pelvic flour Exc

di sini latihan lebih di tingkatkan di mana breathing dan aktifitas extremitas atas dan bawah tetap di lakukan pada kari ke 4 dan ke 5 ini pasien sudah dapat duduk , dalam latihan duduk ini di berikan juga latuhan keseimbangan dalam duduk dan juga latihan mengangkat pelvic ke samping dan depan belakang serta dalam latihan dududk tersebut juga harus di jaga jangan sampai menimbulkan kontraksi otot abdominal yang keras karena akan menyebapkan robeknya jahitan . Hari ke 6 sampai ke 10 ( pulang kerumah ) latihan B. E abdominal latihan berdiri di pinggir bad dan latihan keseimbangan saat berdiri koreksi postur saat berdiri

10

latihan berjalan pada hari ini jahitannya telah sembuh dan dapat di buka maka pasien harus melakukan B. E .selanjutnya balance sitting ( keseimbangan duduk ) sudah dilihat baik standing (keseimbangan berdiri ) dan koresi postur pada saat berdiri .dan apabila pasien merasa pusing maka berikan l;atihan aktif pada anggota gerak pada bagian seluruh tubuh pada anggota gerak tubuh dengan pemberian latihan berjalan dan mengayun lengan dengan tujuan mengembalikan fungisnya . pada tahap ini latihan yang penting adalah latihan berjalan dan ADL .

Progresif exc dapat di berikan di mulai pada hari ke 4 sampai dengan pada saat pasien pulang .progresif Exc . adalah pemberian latihan latihan yang di mana pada setiap harinya mengalami peningkatan latihan

11

12

You might also like