You are on page 1of 13

LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR UTERUS

Mioma uteri Pengertian. Mioma Uteri adalah tumor jinak otot rahim dengan berbagai komposisi jaringan ikat. Nama lain : Leimioma Uteri dan Fibroma Uteri (Manuaba, 2001). Mioma uteri adalah Neoplasma jinak berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah Fibromioma, Leimioma ataupun Fibroid (Saifuddin, 1999). Mioma uteri merupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya,sehingga dapat dalam bentuk padat karena jaringan ikatnya dominan dn lunak Karen otot rahimnya dominan. Kejadian mioma uteri sukr ditetapkan karena tidak semua mioma uteri menimbulkan keluhan dan memerlukan tindakan operasi. Sebagian penderita mioma uteri tidak memberikan keluhan apapun dan ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan. Sebagian besar mioma uteri ditemukan pada masa reproduksi karena adanya

rangsangan estrogen. Dengan demikian mioma uteri tidk dijumpai sebelum datang haid( menarch) dan akan mengalami pengecilan setelah mati haid ( menapouse). Bila pada masa menopause tumor yang berasal dari mioma uteri tetap membesar atau bertambah besar, kenungkinan degradasi ganas menjadi sarcoma uteri. Bila dijumpai pembesaran abdomen sebelum menarch, hal ini berarti bukan mioma uteri tetapi kista ovarium dan kemungkinan besar menjadi ganas. Penyebab Mioma Uteri Etiologi belum jelas tetapi asalnya disangka dan sel-sel otot yang belum matang. a. Faktor-faktor yang berpengaruh 1. Tak pernah dijumpai sebelum menarche 2. Atropi setelah menopause 3. Cepat membesar saat hamil 4. Sebagian besar masa reproduksi (Manuaba, 2001)

b. Nulipara c. Keturunan (Saifuddin, 1999) Jenis-jenis Mioma Uteri 1. Mioma Submokosum 5% berada di bawah endometrium dan menonjol kedalam angka kejadian rongga uterus. Paling sering menyebabkan perdarahan yang banyak, sehingga memerlukan histerektomi walaupun ukurannya kecil. Adanya mioma submukosa dapat dirasakan sebagai suatu Curet Bump (benjolan waktu kuret). Kemungkinan terjadinya degenerasi sarkoma juga lebih besar pada jenis ini. Sering mempunyai tangkai yang panjang sehingga menonjol melalui vagina, disebut sebagai mioma submukosa bertungkai yang dapat menimbulkan Myomgeburt sering mengalami nekrose atau ulserasi (Sastrawinata, 1988). 2.Mioma Intramural Mioma terdapat didinding uterus diantara serabut miometrium. Kalau besar atau multiple dapat menyebabkan pembesaran uterus dan berbenjol-benjol (Sastrawinata, 1988). (Saifuddin, 1999). 3 Mioma Subserosum Letaknya di bawah tunika serosa, kadang-kadang vena yang ada dipermukaan pecah dan menyebabkan perdarahan intra abdominal. Dapat tumbuh diantara kedua lapisan ligamentum latum menjadi Mioma Intra Ligamenter. Dapat tumbuh menempel pada jaringan lain, misalnya ke ligametrium atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus, sehingga disebut Wedering/Parasitik Fibroid. Mioma subserosa yang bertangkan dapat menimbulkan torsi (Saifuddin, 1999). Perubahan Sekunder Mioma 1. Atrofi Setelah menopause ataupunb sesudah mioma uteri menjadi kecil. 2. Degenerasi Hialin Sering terjadi pada penderita usia lanjut. Tumor kehilangan struktu aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi sebagian besar atau hanya sebagian kecil daripadanya seolah-

olah memisahkan satu kelompok serabut otot dari kelompok lainnya. Jaringan ikat bertambah, berwarna putih keras, disebut juga sebagian mioma uteri. 3. Degenerasi Kistik Dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana sebagian mioma menjadi cair, sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak teratur berisi seperti agar-agar, dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan lime sehingga menyerupai Limfangioma. Dengan konsistensi yang lunak ini tumor sukar dibedakan dari kista ovarium atau suatu kehamilan. 4. Degenerasi Membaku (Cakireus Degeneration) Terutama terjadi pada wanita berusia lanjut. Oleh karena adanya gangguan dalam sirkulasi. Dengan adanya pengendapan garam kapur pada sarang mioma maka mioma menjadi keras dan memberikan bayangan pada foto rontgen. Terdapat timbunan kalsium pada mioma uteri padat dan keras berwarna putih. 5. Degenerasi Merah (Caineous Degeneration) Biasanya terjadi pada kehamilan dan nifas. Patogenesis : diperkirakan karena suatu nekrosis sub akut sebagai gangguan vaskularisasi. Pada pembelahan dapat dilihat sarang mioma seperti daging mentah berwarna merah disebabkan oleh pigmen hemosiserin dan hemofifusi. Degenrasi merah nampak khas apabila terjadi kehamilan muda diserta emisis, haus, sedikit demam, kesakitan tumor pada uterus membesar dan nyeri pada perabaan. a. Estrogen merangsang tumbuh kembang mioma. b. Aliran darah tidak seimbang c. Edema sekitar tungkai d. Tekanan hamil 6. Degenarasi Lemak Jarang terjadi merupakan kelanjutan degenerasi hialin. Pada kasus-kasus lain mungkin disebabkan karena tumornya merupakan variasi campuran. 7. Degenerasi Sarcomateus Jarang terjadi. 8. Infeksi dan Suppurasi Banyak terjadi pada jenis submukosa oleh karena adanya Ulcerasi. 9. Terjadi kekurangan darah menimbulkan

- Nekrosis - Pembentukan Trombus - Bendungan darah dalam mioma - Warna merah hemosiderin/hemofuksin (Manuaba, 2001)

Patologi pertumbuhan mioma uteri Berdasarkan teori genitoblast ( sel nest) meyer dan de snood an rangsangan terus menerus tiap bulan dari estrogen, maka pertumbuhan mioma uteri menjadi : 1. Berlapis seperti berambang 2. Lokalisasi brvariasi a. Subserosa b. Di bawah lapisan peritoneum Dapat bertangkai dan melayang dalam kavum (ruangan ) abdoment

Intramural Di dalam otot rahim dapat besar, padat ( jaringan ikat abdomen), lunak ( jaringan otot rahim dominan.

c.

Submukosa Di bawah lapisan dalam rahim Memperluas permukaan dalam rahim Bertangkai dan dapat dikeluarkan melalui kanalis servikalis

d.

Servikal mioma

Tumbuh di daerah serviks uteri Gejala klinik mioma uteri adalah 1. Perdarahan tidak normal Hipermenorea perdarahan banyak saat menstruasi karena meluasnya permukaan endometrium dalam proses menstruasi

Gangguan kontraksi otot rahim Perdarahan berkepanjangan Akibat perdarahan penderita dapat mengeluh anemis karena kekurangan darah, pusing, cepat lelah, dan mudah terjadi infeksi.

2. Penekanan rahim yang membesar Penekanan rahim karena pembesaran mio uteri dapat terjadi :

Terasa berat di abdomen bagian bawah Sukar miksi atau defekasi Terasa nyeri karena tertekannya urat saraf

3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan. Kehamilan dengan disertai mioma uteri menimbulkan proses saling meempengaruhi : Kehamilan dapat mengalami keguguran Persalinan prematuritas Gangguan saat proses persalinan Tertutupnya saluran indung telur menimbulkan infertilitas

Kala ketiga terjadi gngguan pelepsan plasenta dan perdarahan.

Diagnosis mioma uteri Secara sederhana bidan dapat memperkirakan kemungkinan mioma uteri dengan memperhatikan gejala klinik, yaitu terdapat perdarahan menstruasi yang tidak normal, terdapat gangguan miksi atau buang air besar, dan terasa nyeri terutama saat menstruasi. Pada pemeriksaan dalam bidan dapat dijumpai teraba tumor padat pada abdomen bagian bawah dan pergerakan tumor terbatas. Pada pemeriksaan dalam bidan dapat meraba tumor berasal dari rahim dan pergerakan tumor dapat terbatas atau bebas. Penanganan mioma uteri dan melakukan rujukan ke puskesmas , dokter ahli, atau ke rumah sakit. Penatalaksanaan mioma uteri a. Hasil pemeriksaan

Teraba tumor abdoment bagian bawah Tumor berasal dari rahim

b. Keluhan klinis Gangguan menstruasi Keluhan pendesakan ( terasa kemeng di bagian bawah, keluhan ak punya anak)

Penanganan :
a. 55% dan semua mioma tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apapun,

terutama bila : 1.Tanpa keluhan 2. Menjelang menopause 3. Besar mioma < 12 minggu kehamilan Walaupun demikian mioma uteri memerlukan pengamatan setiap 3 6 bulan. Apabila terlihat adanya suatu perubahan yang berbahaya dapat terdeteksi dengan cepat dan dapat dilakukan tindakan segera.

b. Dalam decade terakhir ini ada usaha mengobati mioma uterus dengan Gurh Agonis

(Gurha) selama 16 minggu


c. Pengobatan Operatif

1. Miometomi (Enukliasi Mioma) adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus. 2. Histerektomi adalah pengangkatan uterus yang umumnya merupakan tindakan terpilih.
d. Keadaan khusus tidak operasi/menjelang menopause:

1. Radiasi 2. Pasangan radium 3. Hormonal anti estrogen/Tapro 5 (Saifuddin, 1999) Pada kehamilan yaitu: a. Mioma uteri kurang dari hamil 14 mg Tanpa keluhan Kebetulan Menjelang mati haid

b. Mioma uteri diatas hamil 14 minggu Perdarahan Tumor dengan pendesakan Nyeri menstruasi Keluhan sekunder ( anemis)

c. Tindakan yang diberikan 1. 2. Memberikan KIE dan motivasi tentang mioma uteri Konsultasi / merujuk

Puskesmas Dokter ahli Rumah sakit

II. KONSEP ASUHAN KEBIDANAN MENURUT VARNEY Asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu hamil dilakukan dengan pendekatan manajemen Varney. Penerapan 7 langkah manajemen menurut Varney di dalam memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil secara sistematis sebagai berikut: I. Pengumpulan Data Mengumpulkan data subyektif dan data obyektif, berupa data focus yang dibutuhkan untuk menilai keadaan ibu sesuai dengan kondisinya, menggunakann anamnesa, pemeriksaan fisik, penimbangan berat badan, tinggi badan, dan pemeriksaan laboratorium. Jenis data yang dikumpulkan adalah : a. Data subyektif yang terdiri dari : - Biodata ibu dan suami - Alasan ibu memeriksakan diri Ibu biasanya mengeluh adanya perdarahan yang abnormal : hipermenore, menorargia, metrorargia, menometorargia. Mengeluh nyeri pada perut, retensio ufing, poli uri, edema pada tungkai dan pusing. - Riwayat menstruasi Menarche. Siklus : tidak teratur. Lamanya haid 7-8 hari. Banyaknya : 3-4 x ganti pembalut tiap hari. Warna darah : merah kehitaman kadang bergumpal. Dismenore : ya, pada saat sebelum, selama maupun setelah haid. Flor albus : kadang-kadang terdapat flour albus. HPHT

- Riwayat perkawinan Kawin/tidak, usia pertama kali menikah, lamanya menikah, berapa kali menikah. - Riwayat kehamilan sekarang (jika ada) - Riwayat kebidanan yang lalu - Riwayat pemakaian alat kontrasepsi

- Riwayat kesehatan Klien : Jantung, DM, TBC, Hepatitis, Ginjal, Asma, (tidak ada). Biasanya mengalami gangguan dalam siklus haid seperti Hipermenore, Menorargia, Metrorargia, Menometrorargia. Keluarga : Jantung, DM, TBC, Hepatitis, Ginjal, Asma, (tidak ada). Biasanya dalam keluarga terdapat salah satu anggota keluarga yang menderita sakit yang sama seperti tumor - Riwayat biopsikososial spiritual Pola nutrisi, pola eliminasi : nyeri pada saat BAK, poli uri, retensi urine, pola istirahat : pola aktivitas, pola spritual, pola hubungan seksual. - Pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan. Tehnik yang digunakan untuk mengumpulan data subyektif yaitu dengan anamnesa.

Keadaan Umum Kesadaran Tanda-tanda Vital Tekanan darah, nadi, suhu, berat badan, tinggi badan Pemeriksaan Fisik 1. Kepala dan muka : tidak ada masalah 2. Mata : kalau perdarahan banyak biasanya konjungtiva pucat, sklera putih.

3. Telinga : tidak terdapat masalah 4. Hidung : tidak terdapat masalah 5. Mulut dan Gigi : tidak terdapat masalah 6. Leher : tidak terdapat masalah 7. Dada : biasanya terdapat sesak nafas karena pembesaran mioma menekan diafragma 8. Abdomen : terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah, teraba massa pada uterus 9. Genetalia : adanya keluaran darah 10. Anus : timbul rasa sakit saat defekasi 11. Ekstremitas : atas : kadang terdapat oedem bawah : kadang terdapat edema tungkai

Pemeriksaan Dalam Teraba massa pada uterus dan terdapat nyeri tekan. Pemeriksaan Penunjang 1. USG 2. Biopsi 3. Hb

II. Interpretasi data dasar/analisa data Dalam langkah ini data subjektif dan data objektif yang sudah dikaji kemudian dianalisa menggunakan teori-teori fisiologis dan teori-teori patologis sesuai dengan perkembangan kehamilan berdasarkan umur kehamilan ibu pada saat diberi asuhan. Hasil analisis dan interpretasi data menghasilkan rumusan diagnosis kehamilan. a. Diagnosa kebidanan Diagnosa kebidanan adalah merupakan kesimpulan yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktik kebidanan dengan memenuhi standar diagnosa nomenklatur kebidanan. b. Masalah

Masalah merupakan suatu kondisi yang tidak sesuai dengan perkembangan fisiologis kehamilan, adaptasi ibu yang tidak positif terhadap kehamilannya. c. Kebutuhan Merupakan hal-hal yang dibutuhkan oleh ibu atau menurut bidan hal itu harus diketahui oleh ibu tapi tidak dirasakn oleh ibu hamil. Hal yang dibutuhkan oleh ibu hamil dapat berupa informasi/tindakan. III. Merumuskan diagnosa/masalah potensial Pada tahap ini setelah bidan merumuskan diagnosa atau masalah dituntut untuk memikirkan masalah atau diagnosa potensial yang merupakan akibat dari masalah/diagnosa yang ada. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi. IV. Merumuskan kebutuhan akan tindakan segera, tindakan kolaborasi dan rujukan Kebutuhan akan tindakan segera untuk mengantisipasi ancaman yang fatal, sehingga nyawa ibu dan janin dapat terselamatkan. Tindakan segera bisa merupakan intervensi langsung oleh bidan bisa juga berdasarkan hasil kolaborasi dengan profesi lain. V. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh Dalam menyusun rencana asuhan yang menyeluruh mengacu kepada diagnosa, masalah asuhan serta kebutuhan yang telah sesuai dengan kondisi klien saat diberi asuhan. VI. Pelaksanaan asuhan sesuai dengan perencanaan secara efisien Pada langkah ini bidan melaksanakan langsung tindakan yang telah direncanakan pada langkah sebelumnya, baik yang bersifat antisipasi, tindakan segera, support, kolaborasi, bimbingan konseling, pemeriksaan dan follow up. VII. Evaluasi

Pada langkah terakhir ini melakukan evaluasi terhadap keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan. Hal ini menyangkut apakah kebutuhan klien terpenuhi, masalah yang ada terpecahkan, masalah potensial dihindari, klien dan keluarga mengetahui kondisi kesehatannya dank lien mengetahui apa yang harus dilakukan dalam rangka menjaga kesehatannya.

Gambar mioma uteri

SUMBER Bobak, Jensen, 2005, Perawatan Maternitas dan Ginekologi, Jakarta : EGC Manuaba, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta. EGC Mochtar Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi 2, Jakarta Buku Kedokteran EGC

Prayetni, 1996. Asuhan Kebidanan pada Ibu dengan Gangguan Sistem Reproduksi. Jakarta. Pusdiknakes : Depkes RI. Prawiroharjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kandungan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Prawiroharjo, Sarwono, 2006, Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Saifuddin, AB. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Sastrawinata, Sulaiman, 1983, Obstetri Patologi, Bandung : bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung

You might also like