You are on page 1of 6

TUGAS PEMANTAPAN MUTU LABORATORIUM MAKALAH TENTANG QUALITY ASSURANCE

Disusun oleh : VERA NURTRIANA G1C212013

PROGRAM STUDI D III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2012

BAB 1 PENGERTIAN A. JAMINAN MUTU DAN BATASANNYA secara umum, penjaminan mutu merupakan proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga konsumen, produsen dan pihak lain yang berkepentingan memperoleh kepuasan. Dalam konteks Pendidikan Tinggi maka penjaminan mutu merupakan proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan pendidikan tinggi secara konsisten dan berkelanjutan sehingga stakeholder memperoleh kepuasan (Dikti, 2003). Dalam perkembangannya sekarang istilah kepuasan lebih diartikan sebagai manfaat, karena apabila kepuasan tidak selalu bermanfaat namun manfaat diharapkan dapat mendatangkan kepuasan. Dalam SMM-UNS, proses penjaminan mutu diartikan sebagai Seluruh aktivitas yang telah direncanakan secara sistematik, dan telah diimplementasikan di dalam sistem mutu untuk memastikan bahwa suatu entitas akan memenuhi persyaratan mutu. Mutu pendidikan di UNS dimengerti sebagai pencapaian tujuan pendidikan dan kompetensi lulusan yang telah ditetapkan sesuai rencana strategis dan standar mutu akademik. Di Fakultas Hukum UNS, aktivitas-aktivitas penjaminan mutu diterjemahkan dalam kegiatan pembuatan Manual Mutu Fakultas, pembuatan Standar Mutu, Standar Operasional Prosedur(SOP), dan lain-lain kegiatan yang mendukung proses peningkatan mutu secara berkelanjutan. Menurut Harvey dan Green (1993 dalam Porter, 1994) mutu diartikan sebagai a relative concept which changed with the context and mean different things to different people. Hal ini karena pada kenyataannya orang yang sama mungkin akan menerapkan konsep yang berbeda pada saat yang lain. Secara teoritis, ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk memahami arti mutu. Pertama, mutu mencerminkan suatu karakteristik yang dimiliki. Dalam sudut pandang ini, sesuatu yang bermutu dipandang sebagai sesuatu yang excellence/ valuable dan mutu sama sekali tidak mempunyai apa yang disebut evaluatif sense (Margetson, 1994). Pada pendekatan kedua yang disebut pendekatan metafisik (metaphysical belief), mutu dipandang sebagai sesuatu yang tidak hanya bisa dianalisis secara deskriptif tapi juga dianalisis secara evaluatif atau sesuatu yang bisa diukur. Hal ini karena, dalam memandang mutu bisa dibedakan secara absolut antara fakta-fakta yang dikaitkan dengan analisis secara deskriptif dan nilai-nilai yang dikaitkan dengan analisis secara evaluatif. Lebih lanjut, perbedaan antara evaluative and descriptive senses dari mutu diperkuat oleh adanya fenomena yang continues dan descrete. Dalam kaitannya dengan QA, tampak bahwa mutu dipandang dengan pendekatan metafisik. Adapun alasan utamanya, yaitu bahwa jika mutu didekati dengan pendekatan deskriptif semata dengan alasan untuk menghindari -value judgment- yang sifatnya subjektif dan individual, adalah sangat absurd. Hal ini disebabkan karena mutu sangat berkaitan erat dengan nilai itu sendiri B. DEFINISI QUALITY ASSURANCE Quality Assurance (penjaminan mutu) adalah semua tindakan terencana, sistematis dan didemonstrasikan untuk meyakinkan pelanggan bahwa persyaratan yang ditetapkan akan dijamin tercapai. Salah satu elemen dari QA adalah QC. Elemen yang lain yaitu: Planning, organization for quality, Established Procedure,

Supplier Selection, Corrective Action, Document control, training, Audit dan Management review. QA (Quality Assurance) : tugasnya memahami specification customer dan standard yang berhubungan dengan produk, kemudian membuat / menentukan cara inspectionnya (berupa prosedur) dan mendokumentasi hasil inspectionnya (manufacturing data report). QA lebih banyak paper work, umumnya memiliki skill inspection yang baik dan skill menulis procedure dan familiar dengan engineering & industrial standards. QC (Quality Control) : tugasnya melakukan inspection berdasarkan prosedur yang dibuat dan disahkan oleh QA. QC lebih banyak melakukan inspection pada process manufacturing dan membuat laporannya Dalam perusahaan besar, biasanya QA dan QC dipisah dan memiliki pimpinan masing-masing. Sedang dalam perusahaan menengah / kecil kebanyakan digabung. QA ada di dalam suatu perusahaan yg sudah establish/ memiliki sertifikasi ISO. Dan ruang lingkupnya lebih besar dalam menjamin kualitas produk dan juga berhak mereview suatu standart/metode analisa demi menjaminan mutu. Sedangkan QC ruang lingkupnya hanya pengontrol tidak seperti QA. Jika terdapat QA pada suatu perusahaan, maka bisa dipastikan terdapat QC di dalamnya. C. JENIS QUALITY ASSURANCE Dalam kaitan diatas belakangan Lexiton (JCAHO), mendefinisikan QA dalam tiga kegiatan yang tidak terpisahkan; a. Merencanakan suatu produk atau pelayanan dan pengendalian produknya yang tidak dapat dilepaskan dari mutu. Dalam pelayanan kesehatan, aktifitas dan program dimaksudkan menjamin atau memberi garansi terhadap mutu. b. Pengendalian mutu: adalah suatu proses dimana kinerja aktual dinilai atau diukur, dan dibandingkan dengan tujuan, serta perbedaan atau penyimpangan ditindak lanjuti dengan menggunakan metoda statistik. c. Peningkatan mutu: proses pencapaian snatu tingkat kinerja atau mutu barn yang lebih tinggi dari sebelunmya. Pencapaian tingkat mutu bam. adalah yang terbaik dari pads tingkat mutu sebelumnya. D. PROSEDUR PELAKSANAAN QUALITY ASSURANCE 1. Menentukan aspek pelayanan yang akan dimonitor. 2. Mengembangkan indikator yang sesuai untuk mengukur mutu pada aspek pelayanan yang telah ditentukan 3. Mengumpulkan data untuk indikator yang terpilih dengan interval dan waktu tertentu 4. Menetapkan standar hasil yang dapat dicapai untuk setiap indikator 5. Mengenali area yang tidak dapat mencapai standar 6. Meneliti faktor yang mempunyai kontribusi terhadap berkurangnya mutu tersebut. 7. Mengembangkan dan melaksanakan perbaikan mutu dengan tepat. 8. Setelah jangka waktu tertentu, melakukan pemeriksaan ulang terhadap data

pada suatu area, apakah pada area tersebut telah terjadi perbaikan. BAB II PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN A. PEMBAHASAN Pada kenyataannya, mekanisme dan kerangka kerja untuk mencapai mutu bervariasi dari suatu sistim pendidikan di suatu negara dengan negara lainnya, tetapi pada prinsipnya mempunyai beberapa kesamaan. Dalam kerangka yang lebih luas, konsep mutu berkaitan dengan quality assurance, quality audit dan quality assessment. Dalam konteks mutu pendidikan, Rowley (1995) mengartikan quality assurance sebagai a general term which encompases all the policies, systems and process directed towards ensuring the maintenance and enhancement of the quality of educational provision. For example, course design, staff development, the collection and use of feedback from students, staff and employes. Dalam konteks yang lebih luas dimana mutu dilihat sebagai mutu suatu universitas atau perguruan tinggi, Piper (1993) mendefinisikan QA sebagai the total of those mechanism and procedures adopted to assure a given quality or the continued improvement of quality, which embodies the planning, defining, encouraging, assessing and control of quality. Tampak bahwa tujuannya adalah untuk mengembangkan praktek-praktek yang berkelanjutan untuk memperbaiki ujuk kerja baik individual atau institusional di semua bidang. Dalam praktiknya, penerapan QA di suatu diawali dengan mengidentifikasi ruang lingkup manajemen yang umumnya mencakup pengelolaan program-program, penelitian, pengabdian pada masyarakat, staff, mahasiswa, academic support services, resources, assets dan general governance of university. Dalam setiap bidang tersebut, prosedur yang akan ditempuh untuk pencapaian mutu ditetapkan. Dalam hal ini termasuk juga mengevaluasi kegiatan-kegiatan untuk mencapai mutu dan kriteria apa saja yang ditetapkan untuk menilai pencapaian mutu tersebut (Piper, 1992, hal.21). Sehubungan dengan hal ini, dalam melaksanakan evaluasi ada enam prinsip yang utama, meliputi:

Apakah tujuan yang ditetapkan sudah tepat? Apakah standar yang ditetapkan sudah tepat? Penggunaan management map yang meliputi tujuan universitas. Keefektifan prosedur yang digunakan untuk QA. Manfaat dari evaluasi mutu. Efisiensi keseluruhan sistim: quality assurance, quality assessment, quality audit dalam usaha meningkatkan mutu atau memperbaiki kondisi yang ada. Dalam kaitannya dengan pengendalian mutu, Piper (1993) menyarankan perlunya quality audit oleh badan di luar institusi dan juga dari dalam institusi tersebut. Dalam menetapkan kriteria penilaian, pertama, perlu adanya penetapan parameter untuk menilai mutu dari setiap bidang manajemen dalam bentuk model, kebijakan, atau falsafah. Yang kedua, perlu ditetapkan poin pada setiap parameter yang merupakan standar yang dapat diterima. Oleh karenanya, dalam quality audit yang dilihat adalah keberadaan prosedur; bagaimana pelaksanaannya dibandingkan dengan standar; dan hasil atau akibat dari pelaksanaan prosedur tersebut. Menurut GATE (1998), quality audit adalah the process of ensuring that the arrangements within institution are satisfactory and effective. Jadi, dalam quality audit, titik beratnya adalah mengecek

keberadaan prosedur dalam pencapaian tujuan atau target, dan fakta/data untuk membandingkan hasil yang dicapai dengan tujuan. Quality assessment didefinisikan oleh GATE (1998) sebagai an evaluation of the extent to which an organization is achieving its objective (ex. criterion-referenced), although it may instead be norm-referenced (across institute or dicipline). Tampak bahwa quality assessment mencakup reviu atau penilaian dari luar universitas mengenai mutu dari teaching and learning (belajar mengajar) suatu universitas untuk setiap mata kuliah. Quality control menunjuk pada the mechanism, processes, techniques and activities necessary to ascertain whether a specified standard is being achieve. It is related to performance indicator which are the things one checks (GATE, 1998). B. KESIMPULAN

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa quality assurance dan quality control merupakan prosedur di dalam suatu bidang sedangkan quality audit dan quality assessment merupakan prosedur yang dilakukan oleh badan atau institusi. Quality audit bertujuan untuk mengecek pencapaian prosedur sedangkan quality assessment merupakan penilaian dari pihak luar khusus mengenai mutu dari belajarmengajar untuk setiap bidang. Oleh karenanya, tanggung jawab untuk menjamin dan memonitor serta memperbaiki mutu sepenuhnya berada dalam wewenang institusi dan staffnya. Sehubungan dengan hal ini, suatu istitusi harus mempunyai sistem untuk mengontrol mutu yang jelas dimana dalam pengembangannya kontribusi dari staff sangat penting.

DAFTAR PUSTAKA 1. Gde Muninjaya, A.A. dr. MPH, "Manajemen Kesehatan", Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, 1999 2. Katz, Jacquelile M., RN., MS., dan Green, Eleanor, RN., BSN, Managing Quality, A Guide to System-Wide Performance Management in Health Care" Mosby Year Book, 1998. 3. Tomey, Ann Marriner, RN., Ph.D, FAAN, Guide To Nursing Management and Leadership" Mosby-Year Book, Inc, 1996 4. http://mbegedut.blogspot.com/2011/03/contoh-makalah-quality-assurance-dalam.html 5. ari-lowongan-kerja.com/pdf/pengertianinternal-qa.html/ 6. http://www.openfanatic.com/2012/08/quality-control-vs-quality-assurance.html 7. http://adminwebhukumuns.wordpress.com/category/pendahuluan 8. http://library.esaunggul.ac.id/opac/files/TA%20yut.pdf 9. http://www.papaninfo.com/pdf/pengertian-efisiensi-operasi.html 10. http://library.binus.ac.id/eColls/eThesis/Bab2/2008-2-00520-TI%20Bab%202.pdf 11. http://cyberpustaka.wordpress.com/nomor-dan-volume/207-2/

You might also like