You are on page 1of 7

MAHASISWA, IDEALISME DAN SALAH KAPRAH GERAKAN MAHASISWA mulai memainkan peranan dalam sejarah sosial sejak berdirinya

universitas di Bologna, Paris dan Oxford pada abad Ke-12 dan abad Ke-13. Semboyan mereka saat itu ialah Gaudeamus Igtiur, Juvenes Dum Sumus, artinya: "Kita bergembira, selagi kita muda.". Sebenarnya sebuah jargon yang cukup lucu ketika ungkapan seperti diatas keluar dari seseorang yang berstatus sebagai seorang pemikir yang semestinya menjadi sebuah contoh, bagi masyarakat tentang bagaimana seharusnya seseorang berpikir, pun tidak dipungkiri mahasiswa adalah seorang pembaharu yang membawa perubahan pada sebuah bangsa.Pada saat berjuang biasanya mahasiswa mengusung kata idealisme sebagai poros perjuangannya. Mahasiswa tidak mampu menjadi ejen perubahan dengan hanya berbekalkan idealisme dan semangat semata-mata tanpa kesadaran serta usaha-usaha untuk menguasai ilmu dan kemahiran yang dapat direalisasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Perjuangan golongan terpelajar untuk melakukan perubahan secara berkesinambungan memerlukan kekuatan yang boleh diterjemahkan dalam bentuk penguasaan ilmu dan usaha-usaha melahirkan cerdik pandai di kalangan sendiri, dengan kata lain idealisme adalah sebuah pengejawantahan dari kematangan proses berpikir, dan tanggung jawab implementasinya di masyarakat. Tidak dapat dipungkiri dalam kehidupan sehari-hari terdapat berbagai karakter mahasiswa, yang menghiasi perannya dalam pergerakan mahasiswa itu sendiri 1. Cenderung oportunis. Jenis mahasiswa seperti ini cenderung menggambarkan bahwa organisasi dan pergerakan mahasiswa merupakan sebuah ladang bagi dirinya untuk meraih keuntungan. Entah itu keuntungan materi, kekuasaan, atau pun status sosial. 2. Berpolitik praktis Jenis mahasiswa ini biasanya tergabung ke dalam satu partai, dan mencoba untuk menggalang kekuatan masa untuk menduduki sebuah jabatan, atau untuk manggalang sebuah kekuatan opini. Yang lucunya, untuk sebagian mahasiswa cenderung mengkulktus kan seorang tokoh , tanpa didasari oleh sebuah pemikiran-pemikiran kritis. 3. Bertaktik. Jenis mahasiswa ini biasanya menggunakan taktik-taktik tertentu untuk dapat membentuk opini orang lain, untuk kemudian mencoba

membentuk opini tersebut menjadi sebuah persepsi yang benar, ada kalanya penggalangan kekuatan tidak hanya dilakukan dengan menggunakan otak, tapi juga otot 4. Bersikap acuh tak acuh Ada dua sebab mengapa mahasiswa menjadi acuh tak acuh. Pertama, dikarenakan tidak adanya rasa tanggung jawab dalam diri mahasiswa yang bersangkutan, dan mengidentikan bahwa seorang mahasiswa itu hanya bertugas untuk belajar. Kedua, dikarenakan platform pergerakan mahasiwa yang tengah di usung tidak sesuai dengan pemikirannya, atau pun cara dia berjuang, bisa jadi orang-orang seperti ini mulai melihat bahwa organisasi mahasiwa yang bersangkutan berada pada jalur yang salah. 5. Berlandasan Jenis mahasiswa ini biasanya memiliki pemahaman-pemahaman, dan pola berpikir yang matang, sehingga segala sesuatu yang diperbuat atau di perjuangkannya memiliki sebuah landasan yang real, dengan arti kata penolakan dan penerimaan didasarkan pada sebuah proses berpikir yang matang dengan pertimbangan landasan-landasan itu tadi. Mengapa mahasiwa ini bisa menjadi terkotak-kotak?, bisa jadi ada berbagai macam persepsi yang berbeda tentang arti kata idelisme itu tadi. Sekarang apa yang dimaksud dengan idealisme, sekarang mari kita ungkap lebih jauh. Idealisme adalah sesuatu yang ideal, dengan kata lain menempatkan sesuatu pada tempatnya,bisa juga dikatakan serasi atau selaras. Sebagai contoh, seorang mahasiswa dikatakan memiliki idealisme adalah ketika melakukan protes kepada seorang Dekan yang membuat sebuah keputusan dengan tidak mengindahkan aturan, untuk kembali kepada aturan yang sebenarnya, jadi idealisme disini adalah mencoba untuk memperjuangkan sebuah aturan yang telah disepakati sebelumnya, contoh lainnya adalah ketika seorang mahasiswa memperjuangkan kebutuhan orang-orang miskin, yang hak-hak nya tidak pernah diperhatikan oleh pemerintah. Jadi idealisme itu timbul dikarenakan adanya sebuah pemikiran untuk menempatkan segala sesuatu pada tempatnya atau dengan kata lain berbuat adil. Landasan Mahasiswa dalam Pergerakan Mahasiswa. Secara garis besar ada dua landasan yang dipakai oeleh mahasiswa untuk memperjuangkan idealisme itu tadi, yaitu Hukum positif dan hukum Agama. Hukum positif adalah hukum yang berlaku pada sebuah masyarakat, dan disepakati oleh bersama, idealnya semua orang memiliki hak dan kewajiban yang sama , sedangkan Hukum agama adalah hukum yang berasal dari Tuhan yang disampaikan melalui

utusan-utusan-Nya untuk kemudian di implementasikan dimasyarakat. Mari kita simak kelebihan dan kekurangan landasan-landasan tersebut. Hukum Positif Jika dipikir lebih lanjut, hukum positif ini memiliki beberapa kelemahan, antara lain ; 1. 2. 3. 4. 5. Hukum tersebut dapat dibicarakan. Tidak berlaku untuk semua orang Terkadang digunakan sebagai alat penguasa Pemberlakuannya dipaksakan. Merusak tatanan sosial masyarakat.

Hukum Positif merupakan sebuah hukum yang bisa dibicarakan, hukum yang diterapkan oleh penguasa di suatu negara yang menganut paham demokrasi biasanya sebuah aturan atau undangundang dibuat atas nama kedaulatan rakyat, kalau rakyat mau halalkan zina, izinkan pembuatan arak, dan lain sebagainya niscaya boleh (Abu Adz Dzahabi, DEBAT A. Hassan vs Soekarno hal 52). Pada saat seseorang akan mendirikan sebuah tempat untuk perjudian , tempat perzinahan dan lain sebagainya adalah suatu hal yang dapat dibicarakan dengan berbagai pertimbangan, antara lain kontribusi pemasukan dana, dan lapangan pekerjaan, dan banyak yang akhirnya disetujui. Sistem seperti ini selalu menawarkan kompromi-kompromi, yang pada akhirnya akan menyebabkan banyak pelanggaran-pelanggaran atau dengan kata lain sang penguasa tidak memiliki ketegasan dan sikap ajeg, teguh terhadap pendiriannya, dan terkesan plin-plan, selain itu penegakan hukum akan sangat berbeda antara satu orang dengan orang yang lainnya. Tidak Berlaku untuk semua orang , boleh jadi pada hukum positif perlakuan hukum antara satu orang dengan orang yang lain berbeda, sebagai suatu contoh seorang yang memiliki sebuah kedudukan di sebuah lembaga pemerintah, atau pun wakil rakyat, apabila dia memiliki sebuah pelanggaran hukum, maka perlakuannya dapat berbeda, dimana penahanannya dapat ditangguhkan ditunda, bahkan diputihkan sekalipun, lalu sebenarnya hukum ini dibuat untuk apa?, apakah hukum ini sebuah proses yang lahir dari sebuah permainan wallahualam. Berbeda dengan masyarakat biasa ketika terjadi sebuah pelanggaran, meskipun kecil, maka hukuman itu akan segera dia terima, meskipun belum lahir sebuah keputusan, dengan wajah yang bengep dan penuh luka-luka, apakah ini yang disebut dengan adil?.

Digunakan sebagai alat penguasa, sejarah membuktikan bahwa hukum-hukum positif dapat digunakan sebagai kepanjangan tangan dari kepentingan penguasa, sebagai contoh, presiden Amerika Serikat George W. Bush, mempengaruhi opini masyarakatnya sendiri untuk melakukan penyerangan ke Irak dengan dalih Irak memproduksi senjata pemusnah massal, hasilnya nihil, tidak ditemukan gudanggudang tempat penyimpanan atau pun pabrik pembuat senjata pemusnah massal, jika saja orang-orang Amerika dapat menggunakan akal jernihnya, mereka seharusnya mengerti bahwa kepentingan negaranya tengah dipertaruhkan demi kepentingan pribadi, kita semua tahu bahwa George W. Bush, memiliki sejarah keluarga yang bergerak di bidang bisnis peminyakan. Contoh yang lain adalah zaman orde baru dimana Soeharto yang pada saat itu menjabat sebagai kepala negara (Presiden), menggunakan pasal-pasal subversi untuk membuat dirinya sesorang yang Untouchable, tidak tersentuh oleh hukum, dengan menggiring oposan-oposan ke penjara. Pemberlakuannya dipaksakan, sebagai contoh sebuah hukum positif dipaksakan adalah apa yang terjadi pada masyarakat disekitar Freeport, Irian jaya, kita maklumi bahwa masyarakat disekitar kawasan tersebut masih memegang hukum adat, akan tetapi hukum yang berlaku disekitarnya adalah hukum internasional, jangankan untuk mengerti tentang hukum internasional, menulis namanya sendiri menggunakan huruf latin merupakan suatu hal yang sangat susah untuk dilaksanakan, contoh lainnya adalah, pemberlakuan syariat Islam, bukankah negara ini menjamin kebebasan beragama tiap-tiap umat, lalu mengapa pemberlakuan syariat Islam yang notabene merupakan masyarakat mayoritas, malah ditentang habis-habisan, boleh jadi yang tengah terjadi saat ini adalah pelanggaran besarbesaran dari negara terhadap rakyatnya. Hukum Agama Menyoal tentang syariat Islam, masyarakat awam cenderung mengidentikannya dengan hukum yang keras, atau dengan kata lain hukum tersebut tidak dapat dimodifikasi sesuai dengan keinginan masing-masing orang. Sebuah pemikiran yang pendek dengan tidak mencoba untuk mentelaah lebih lanjut tentang kehebatan dan kesempurnaan hukum Islam dibandingkan dengan hukum-hukum buatan manusia. Terangkan kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsu sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?,Atau apakah kamu mengira kebnayakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak. Bahkan mereka lebih sesat dari binatang ternak.(Q.S. Al-Furqon : 43-44).

Hukum Islam tidak dapat disesuaikan dengan kepentingan dan hawa nafsu seseorang, akan tetapi bersifat universal yang mengikat semua orang dengan memegang prinsip-prinsip keadilan, jika kita mau menggunakan akal sehat dan cukup cerdik untuk bisa menangkap dari maksud penerapan syariat Islam sudah barang tentu akan dapat menerima syariat Islam sebagai sebuah hukum yang sudah semestinya ditegakan di muka bumi ini. Mengapa hukum Islam dikatakan adil, kita ambil contoh hukum dera bagi peminum khamar, telah kita alami bersama saat ini disudutsudut jalan terdapat banyak sekali pemuda-pemuda yang menegak minuman keras, yang pada akhirnya membuat suasana tidak nyaman dan membuat keonaran. Jika hukum Islam dilaksanakan, dimana seorang peminum khamar harus dihukum dera sudah pasti akan menjadi suatu hal yang sulit bagi para peminum khamar untuk melaksanakan keinginannya. Kita akui juga kebanyakan penghuni-penghuni penjara adalah para pencuri dan perampok, dimana ketika akan melakukan pebuatan jahatnya mereka meminum minuman keras. Pada hukum positif orang yang dihukum karena melakukan percurian dikenakan hukuman penjara selama beberapa bulan setelah itu bebas, dan menurut sebuah survey kurang dari 5% dari mereka yang pernah dipenjara karena melakukan pencurian, tidak melakukannya lagi. Pada hukum Islam seseorang yang melakukan pencurian dipotong tangannya pertamatama pada tangan sebelah kiri hingga pergelangan tangan akan tetapi mereka tidak dipenjara. Sudah barang tentu seseorang yang dihukum potong tangan tersebut akan menjadi suatu perhatian bagi masyarakat, dan membuat seseorang untuk berpikir ribuan kali untuk melakukan sebuah pencurian. Disini kita bisa lebih melihat sebenarnya hukum mana yang lebih dapat membuat seseorang jera untuk melakukan kesalahan lagi?. Apakah bisa dikatakan tidak adil?. Seseorang yang menghilangkan bagian tubuh orang lain misalnya jari tangan dengan sengaja pada hukum positif hanya akan dikenai hukuman beberapa bulan saja?, yang menjadi pertanyaan sekarang apakah si korban yang kehilangan jarinya akan merasakan keadilan, jari yang tidak akan dia jual walaupun dengan harga ratusan juta. Didalam hukum Islam seseorang yang menghilangkan bagian tubuh orang lain harus dibalas dengan bagian tubuh yang sama, mata dengan mata, tangan dengan tangan, jari dengan jari,dan apabila hukum ini dijalankan sudah barang tentu akan semakin sedikit preman-preman yang memiliki kebiasaan meneror dan mengambil keuntungan dari orang lain, termasuk melukai seseorang. Kita ambil contoh yang lain, mengenai zina, Islam melarang untuk mendekati zina, apalagi berbuat zina, seseorang yang belum menikah kemudian berbuat zina, maka dihukum cambuk 100 kali,

sedangkan apabila sipelaku telah menikah, maka dihukum rajam hingga mati. Sepintas hukum ini terkesan kejam, tapi mari kita pikirkan lebih lanjut, kebanyakan orang yang berobat ke rumah sakit disebabkan oleh penyakit-penyakit kelamin, beberapa waktu lalu mencuat berita yang begitu marak mengenai aborsi yang jumlahnya mencapai ribuan kali perhari, bahkan mungkin lebih, penyebaran penyakit AIDS yang makin lama makin meluas. Pada hukum positif seorang yang berzina 1. Berzina dengan anak perempuan dibawah umur dihukum beberapa bulan atau tahun. 2. Berzina dengan isteri orang keduanya dihukum penjara beberapa bulan. 3. Berzina dengan anak perempuan yang sudah baligh, bukan isteri orang, dipandang suka sama suka, tidak ada hukuman 4. Berzina dengan pelacur yang telah diberi izin lokalisasi , tidak apa-apa 5. Berzina dengan pelacur yang tidak memiliki izin lokalisasi, keduanya dihukum denda. Silahkan dipikir lebih lanjut hukum mana yang dapat lebih membuat seseorang untuk berpikir jutaan kali untuk melakukan sebuah perbuatan zina, yang dapat mencegah perbuatan aborsi dan juga dapat mencegah penyebaran penyakit AIDS, dan penyakitpenyakit menular seksual lainnya. Jika seseorang berzina dengan anak perempuan yang sudah baligh, atas dasar suka sama suka tidak diberikan hukuman, maka akan terdapat berapa puluh atau ratus perempuan lagi yang akan menjadi korban satu orang yang mengumbar hawa nafsunya. Sekelumit pemikiran diatas semoga dapat dijadikan sebagai sebuah bahan pertimbangan untuk secara kaffah mencoba untuk memahami Islam dan menegakan kembali syariat Islam di bumi Indonesia tercita ini. Ar-Rujuila al-Quran wa Sunnah Sebagai Landasan Perjuangan Mahasiswa Kata diatas berarti menjadikan Quran dan Hadits, sebagai sebuah landasan perjuangan mahasiswa, dimana sebuah idealisme dapat dimplementasikan secara jelas sebagai sebuah landasan dalam berperilaku dan bertindak. Syariat Islam tidak pernah membedakan manusia, dan perlakuannya sama untuk setiap orang, dengan kata lain adil. Pembentukan karakter perjuangan mahasiwa dan bagaimana cara berperilaku dalam memperjuangkannya merupakan sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Menjadikan Quran dan Hadits sebagai landasan perjuangan pergerakan mahasiswa berarti meminimalisir berbagai penyimpangan yang mungkin terjadi pada arah perjuanag pergerakan mahasiswa. Kita harus berani mengkritisi mahasiswa, karena mahasiswa adalah poros pejuangan yang berlandasan, sehingga pada akhirnya dapat membangun suatu kultur perjuangan yang berpemahaman (memiliki landasan yang jelas.) Adalah suatu hal yang tidak mungkin, berbicara tentang pembangunan suatu bangsa tanpa melibatkan mahasiswa, dan suatu hal yang tidak mungkin pula seorang mahasiswa dapat membangun suatu bangsa tanpa landasan-landasan yang jelas. Tak ada alasan kuat bahwa dengan sekularisme mahasiswa akan bertemu dengan kejayaanya, semua argumentasi tentang sekulerisme merupakan hujjah yang dangkal, hal ini telah dibuktikan dalam sejarah, betapa sendi-sendi hukum yang dibanggakan oleh sebagian orang, tak mampu menahan laju pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pembuat hukum itu sendiri. Ar-Rujuila al-Quran wa Sunnah merupakan sebuah solusi untuk bangsa.

You might also like