You are on page 1of 4

Latar Belakang Minyak goreng adalah minyak nabati yang telah dimurnikan dan dapat digunakan sebagai bahan

pangan. Minyak goreng merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok yang dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat. Minyak goreng biasanya digunakan sebagai media penggoreng bahan pangan, penambah cita rasa, ataupun shortening yang membentuk tekstur pada pembuatan roti. Minyak goreng sangat diperlukan dalam proses pengolahan pangan sebagai medium penghantar panas juga menambah rasa gurih, nilai gizi, dan kalori dalam bahan pangan tersebut. Penggunaan kembali minyak goreng bekas secara berulang-ulang akan menurunkan mutu bahan pangan yang digoreng akibat terjadinya kerusakan pada minyak yang digunakan. Pada minyak goreng bekas yang telah rusak akan terbentuk senyawa-senyawa yang tidak diinginkan seperti asam lemak bebas, peroksida, dan kotoran-kotoran lain yang tersuspensi ke dalam minyak. Sebanyak 49 % dari total permintaan minyak goreng adalah konsumsi rumah tangga dan sisanya untuk keperluan industri, termasuk diantaranya industri perhotelan, dan restoran-restoran. industri perhotelan, Pertumbuhan restoran, jumlah penduduk dan

perkembangan

dan

usaha-usaha

lainnya

menyebabkan permintaan akan minyak goreng semakin meningkat. Hal ini menyebabkan dihasilkannya minyak goreng bekas dalam jumlah yang cukup 2 tinggi. Penggunaan minyak goreng bekas menjadi perhatian yang krusial. Bahaya mengkonsumsi minyak goreng bekas dapat menyebabkan berbagai penyakit

Universitas Sumatera Utara

seperti pengendapan lemak dalam pembuluh darah (artherosclerosis) dan penurunan nilai cerna lemak. Adanya senyawa karsinogenik dalam minyak yang dipanaskan dibuktikan dari bahan pangan berlemak teroksidasi yang dapat mengakibatkan pertumbuhan kanker hati. Selain itu, selama penggorengan akan terbentuk senyawa akrolin yang bersifat racun dan menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan. Namun kondisi ini sering kali menjadi sebuah dilema. Di satu sisi masyarakat kita cenderung masih berorientasi pada nilai ekonomis ketimbang nilai kesehatannya. Sehubungan dengan banyaknya minyak goreng bekas dari sisa industri maupun rumah tangga dalam jumlah tinggi dan menyadari adanya bahaya konsumsi minyak goreng bekas, maka perlu dilakukan upaya-upaya untuk memanfaatkan minyak goreng bekas tersebut agar tidak terbuang dan mencemari lingkungan. Pemanfaatan minyak goreng bekas ini dapat dilakukan dengan pemurnian agar dapat digunakan kembali. Nama zeolit berasal dari bahasa Yunani yaitu Zeni dan Lithos yang berarti batu yang mendidih, karena apabila dipanaskan akan membuih dan mengeluarkan air. Zeolit merupakan endapan dari aktivitas vulkanik yang banyak mengandung unsur silika. Secara umum zeolit mempunyai kemampuan untuk menyerap, menukar ion, dan menjadi katalis sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengurangi volume limbah industri yang terbuang ataupun dengan mendaur ulang kembali 3 limbah tersebut, seperti minyak jelantah. Kemampuan menukar ion mengakibatkan zeolit dapat mengikat kation seperti besi, aluminium, dan magnesium pada bahan yang berbentuk cairan. Zeolit juga banyak digunakan sebagai bahan pengering sehingga dapat menyerap air

Universitas Sumatera Utara

yang ada di dalam minyak. Zeolit memiliki pori-pori berukuran molekular sehingga mampu memisahkan atau menyaring molekul dengan ukuran tertentu. Arang aktif merupakan adsorben, suatu padatan berpori yang sebagian besar terdiri dari unsur karbon bebas dan masing-masing berikatan secara kovalen. Dengan demikian, permukaan arang aktif bersifat non-polar sehingga lebih mudah melakukan penyerapan warna, bau, dan mengurangi jumlah peroksida sehingga memperbaiki mutu minyak. Arang aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu yang bersifat selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Arang aktif banyak digunakan oleh kalangan industri. Hampir 60% produksi arang aktif di dunia dimanfaatkan oleh industri gula dan pembersihan minyak atau lemak, kimia, dan farmasi. Salah satu upaya untuk memanfaatkan minyak goreng bekas agar tidak terbuang dan dapat digunakan kembali serta tidak berbahaya bagi kesehatan masyarakat adalah dengan menggunakan adsorben, yaitu zeolit aktif dan arang aktif, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pemurnian Minyak Jelantah dengan Menggunakan Zeolit Aktif dan Arang Aktif.

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan adsorben (zeolit aktif dan arang aktif) dan suhu pencampuran terhadap mutu minyak

Universitas Sumatera Utara

jelantah yang dimurnikan.

Kegunaan Penelitian Sebagai sumber informasi pada pemurnian minyak jelantah dengan menggunakan adsorben (zeolit aktif dan arang aktif) dan sebagai sumber data dalam penyusunan skripsi di Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Hipotesa Penelitian Ada pengaruh penambahan zeolit aktif dan arang aktif terhadap mutu minyak jelantah yang dimurnikan, ada pengaruh suhu pencampuran zeolit aktif dan arang aktif dengan minyak jelantah terhadap mutu minyak yang dimurnikan, dan ada pengaruh interaksi antara perbandingan zeolit aktif dengan arang aktif dan suhu pencampuran terhadap mutu minyak jelantah yang dimurnikan.

TINJAUAN PUSTAKA

Minyak goreng

Universitas Sumatera Utara

You might also like