You are on page 1of 3

docKEPEMIMPINAN DALAM ISLAM

Sama-sama diyakini bahwa sebaik-baiknya kepemimpinan di dunia ini adalah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, karena kepemimpinan dalam Islam adalah cermin kepemimpinan yang bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadist. Kepemimpinan dalam Islam ini yang menjadi panutan, tauladan dan harus ditauladani oleh semua muslim.


Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. Kepemimpinan dalam Islam adalah konsep yang tercantum dalam Al-Quran dan as-Sunnah, yang meliputi kehidupan manusia mulai dari pribadi, keluarga bahkan sampai umat manusia maupun kelompok. Konsep ini mencakup baik cara-cara memimpin maupun di pimpin demi terlaksananya ajaran Islam untuk menjamin kehidupan yang lebih baik di dunia dan akhirat sebagai tujuannya. Kepemimpinan dalam Islam sudah merupakan fitrah bagi setiap manusia yang sekaligus memotivasi kepemimpinan yang Islami. Manusia diamanahi Allah untuk menjadi khalifah Allah (wakil Allah) di muka bumi, yang bertugas merealisasikan misi sucinya sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta. Sekaligus sebagai hamba Allah yang senantiasa patuh dan terpanggil untuk mengabdikan segenap dedikasinya di jalan Allah. Sabda Rasulullah SAW :

... ) (
Masing-masing dari kalian adalah pengembala (pemimpin), dan masing-masing dari kalian akan ditanya (mempertanggungjawabkan) tentang apa yang digembalanya (dipimpinnya). Manusia yang diberi amanah dapat memelihara amanah tersebut dan Allah telah melengkapi manusia dengan kemampuan konsepsional atau potensi (fitrah), serta kehendak bebas untuk menggunakan dan memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Konsep amanah yang diberikan kepada manusia sebagai khalifah fil-ardli menempati posisi sentral dalam kepemimpinan Islam. Logislah bila konsep amanah kekhalifahan yang diberikan kepada manusia menuntut terjalinnya hubungan atau interaksi yang sebaik-baiknya antara manusia dengan pemberi amanah (Allah), yaitu : 1. Mengerjakan semua perintah Allah, 2. Menjauhi semua larangan-Nya 3. Ridla (ikhlas) menerima semua hukum-hukum atau ketentuan-Nya Selain dengan pemberi amanah (Allah), juga membangun hubungan baik dengan sesama manusia serta lingkungan yang diamanahkan kepadanya. Jika memperhatikan teori-teori tentang fungsi dan peran seorang pemimpin yang digagas dan dilontarkan oleh pemikir-pemikir barat, maka kita akan hanya menemukan bahwa aspek kepemimpinan itu sebagai sebuah konsep interaksi, relasi, proses otoritas maupun kegiatan memengaruhi, mengarahkan dan mengoordinasi secara horizontal (antar sesama manusia) semata. Adapun konsep Islam, kepemimpinan sebagai sebuah konsep interaksi, relasi, proses otoritas, kegiatan memengaruhi, mengarahkan, dan mengoordinasikan baik secara horizontal maupun vertikal (dengan Allah). Kemudian dalam teori-teori manajemen, fungsi pemimpin sebagai perencana dan pengambil keputusan (planner and decission maker), pengorganisasi (organizing), kepemimpinan dan

motivasi (leadership and motivating), pengawasan (controlling) dan lain-lain [Aunur Rahim, dkk., 2001:3-4) Uraian diatas dapat ditegaskan bahwa, kepemimpinan dalam Islam adalah suatu proses atau kemampuan orang lain untuk mengarahkan dan memotivasi tingkah laku orang lain, serta ada usaha kerja sama sesuai dengan Al-Quran dan Al-Hadist untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Dari uraian diatas, maka tugas dan sikap seorang pemimpin dapat dijelaskan sebagai berikut (James A.F Stonen) 1. Pemimpin bekerja dengan orang lain. Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dan bekerjasama dengan orang lain, dengan atasannya, stafnya, teman sekerjanya dan orang lain diluar organisasinya serta dengan lingkungannya. 2. Pemimpin bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akuntabilitas) Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome/hasil yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab kepada yang dipimpinnya untuk kesuksesan tujuannya dan bertanggung jawab kepada Allah atas amanah yang diberikan kepadanya sebagai hamba Allah sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah. 3. Pemimpin menyelaraskan pencapaian tujuan dan prioritas. Pemimpin tidak mesti orang yang serba bisa mengerjakan semua pekerjaan, proses kepemimpinan juga dibatasi sumber daya yang dimilikinya. Oleh karena itu pemimpin harus dapat merumuskan tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan kewenangannya kepada yang dipimpinnya, semua orang dalam organisasinya. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efisien dan menyelsaikan masalah secara efektif. 4. Pemimpin harus berpikir secara analitik dan konseotual. Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitik dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dengan kaitannya dengan pekerjaan lain. 5. Pemimpin adalah seorang mediator. Konflik sering kali terjadi pada setiap tim atau organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah). 6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat. Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya. 7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit. Seorang pemimpin menjadi pemutus terakhir di sistem atau lingkungannya, maka harus dapat memecahkan masalah dan berani mengambil kebijakan atau keputusan serta berani bertanggung jawab atau keputusan yang diambilnya tersebut.

Pengambilan keputusan dan bertanggung jawab memang merupakan tugas dan kewajiban pemimpin, tidak mungkin tugas ini dilimpahkan kepada bukan pemimpin. Justru keberanian mengambil keputusan yang tepat, merupakan bagian dari Syarat kepemimpinan yang baik. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

( )
Tiada seorang hamba yang telah Allah jadikan sebagai pemimpin maka tidak meramutnya dengan nasihat, kecuali hamba tersebut tidak akan menjumpai baunya surga.

, , ) (
Tidak seorang pun yang memimpin suatu kaum kemudian dia tidak meramut mereka seperti dia meramut diri sendiri dan keluarganya kecuali Allah Azza wa Jalla memasukkannya ke dalan neraka Jahanam. Kepemimpinan dalam Islam

You might also like