You are on page 1of 8

Pengertian Gunung Merapi Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan

sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_berapi Kronologis Letusnya Gunung Merapi Gunung merapi meletus pada hari Selasa kemarin tepatnya tanggal 25 Oktober 2010 pukul 17.00 wib dan dengan peristiwa meletusnya gunung merapi ini tercatat ada belasan korban yang telah berhil di evakusai ke rumah sakit, dan menurut kabar mbah marijan meninggal duniadengan peristiwa merapi meletus ini, berikut ini detik-detik gunung yang masuk dalam salah satu gunung berapi paling aktif di dunia ini melakukan aktivitas vulkaniknya Setelah beberapa hari aktifitas vulkanik G. Merapi terus mengalami peningkatan secara signtfikan baik jumlah maupun energi gempabumi vulkanik, Selasa (26/10) sore G. Merapi memasuki fase erupsi. Berikut dibawah ini kronologis letusan G. Merapi yang terjadi Selasa sorehingga menjelang malam. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Pukul 17.02 mulai terjadi awanpanas selama 9 menit Pukul 17.18 terjadi awanpanas selama 4 menit Pukul 17.23 terjadi awanpanas selama 5 menit Pukul 17.30 terjadi awanpanas selama 2 menit Pukul 17.37 terjadi awanpanas selama 2 menit Pukul 17.42 terjadi awanpanas besar selama 33 menit Pukul 18.00 sampai dengan 18.45 terdengar suara gemuruh dari Pos Merapi di Jrakah dan Selo Pukul 18.10, pukul 18.15, pukul 18.25 terdengan suara dentuman Pukul 18.16 terjadi awanpanas selama 5 menit Pukul 18.21 terjadi awanpanas besar selama 33 menit Dari pos Pengamatan Gunung Merapi Selo terlihat nyala api bersama

Pengamatan

kolom asapmembubung ke atas setinggi 1,5 km dari puncak Gunung Merapi

13.

Pukul 18.54 aktivitas awanpanas mulai mereda Luncuran awanpanas

mengarah kesektor Barat-Barat Daya dan sektor Selatan-Tenggara Kronologi dikutip dari Letusan Gunung Merapi Tanggal 26 Oktober 2010 yang dikeluarkan oleh a.n Kepala Badan Geologi, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Gunung Merapi merupakan gunungapi tipe strato, dengan ketinggian 2.980 meter dari permukaan laut. Secara geografis terletak pada posisi 7 325' Lintang Selatan dan 110 26.5' Bujur Timur. secara administratif terletak pada 4 wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyalali dan Kabupaten Klaten. Status kegiatan G. Merapi ditingkatkan dari Normal manjadi Waspada pada tanggal 20 September 2010, ditingkatkan menjadi Siaga pada 21 Oktober 2010 dan menjadi Awas, terhitung sejak 25 Oktober 2010 http://sugengsetyawan.blogspot.com/2010/10/gunung-merapi-meletus-detikdetik.html Pengertian Abu Abu adalah zat anorganik dari sisa hasil pembakaran suatu bahan organik. Penentuan kadar abu ada hubungannya dengan mineral suatu bahan. Mineral yang terdapat dalam bahan pangan terdiri dari 2 jenis garam, yaitu garam organik misalnya asetat, pektat, mallat, dan garam anorganik, misalnya karbonat, fosfat, sulfat, dan nitrat. Proses untuk menentukan jumlah mineral sisa pembakaran disebut pengabuan. Kandungan dan komposisi abu atau mineral pada bahan tergantung dari jenis bahan dan cara pengabuannya. http://www.pengertiandefinisi.com/2011/05/pengertian-abu.html Macam Macam Abu Abu (analisis kimia), campuran yang tersisa setelah sampel percobaan dibakar Abu ringan dan abu padat sisa pembakaran batu bara atau insinerasi Abu vulkanik, yaitu material yang dikeluarkan oleh gunung berapi Abu kayu, hasil dari pembakaran kayu Abu gosok, limbah pembakaran atau abu dari tumbuhan http://id.wikipedia.org/wiki/Abu

Pengaruh Abu Gunung Merapi Terhadap Candi Borobudur Letusan dahsyat Gunung Merapi telah menyisakan abu vulkanik yang mengendap dalam pori-pori relief dan stupa Candi Borobudur. Ketebalannya diperkirakan mencapai 2,5 hingga tiga sentimeter. Hal ini disampaikan Direktur Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Junus Satrio Atmodjo, dalam sebuah diskusi di Jakarta akhir pekan baru lalu. Kita melihat bahwa abu yang tadinya ada di atas itu sekarang justru masuk ke dalam struktur bagian dalam candi, artinya di atas juga begitu, dan di atasnya lagi juga sama. Struktur bagian atas Borobudur itu meskipun rata, tetapi itu di atasnya ada lapisan beton, lalu disangga dengan batu kotak-kotak. Ada dua lapis batu. Abu sudah masuk ke bagian paling bawah, kalau terjadi penimbunan di bawah lantai ya kita harus bongkar jelas Junus. Junus Atmodjo menambahkan, abu vulkanik Sulfur Dioksida yang memiliki tingkat keasaman tinggi. Jika terkena air zat ini akan berubah menjadi Sulfur (S4). Apabila masuk ke celah batuan, yang didesain sebagai pipa pengalir air Candi Borobudur, cairan ini dapat tersumbat dan membentuk endapan yang mengeras. Menurut Junus Atmojo, untuk menghilangkan endapan ini dibutuhkan cairan kimia yang bersifat basa, berupa baking soda atau soda kue yang biasa digunakan untuk membuat roti. S4 itu sulfur dia sangat asam dan bisa menghancurkan permukaan batu, maka kita perlu memberikan cairan yang nantinya menetralisir, cairan yang sifatnya basa. Itu kita gunakan soda kue. Kita butuh berkilo-kilo soda kue untuk membersihkan seluruh candi. http://www.voanews.com/indonesian/news/Abu-Vulkanik-Ancam-Candi-Borobudur109718759.html Kerugian Dari Abu Letusan Gunung Merapi Terhadap Candi Borobudur Dampak erupsi Gunung Merapi terhadap Candi Borobudur adalah candi itu terselimut oleh hujan abu vulkanik. Jika dibiarkan, abu yang mengandung sulfur (asam dari belerang) itu dapat membuat batuan candi lapuk. Ketebalan abu tersebut mencapai 2 cm. Akibat letusan Gunung Merapi dan keluarnya wedhus gembel mengakibatkan Candi Borobudur terselimuti oleh abu vulkanik. Bahkan, beberapa bagian candi berupa stupa

dan jalan masuk serta naik menuju ke candi tertutupi oleh abu vulkanik setebal 5 sampai 6 milimeter. http://p2bpkssleman.wordpress.com/2010/10/27/borobudur-diselimuti-abu-merapiwisatawan-dilarang-naik/ Faktor Yang Mempengaruhi Abu Dari Letusanan Gunung Merapi Terhadap Candi Borobudur Abu vulkanik Gunung Merapi yang menempel di Candi Borobudur bersifat asam korosif sehingga membahayakan kondisi batu candi tersebut. Untuk menghilangkan kandungan asam di batu candi tersebut, pihak Balai Konservasi Peninggalan Borobudur melakukan pemberishan abu itu dengan menyemprotkan zat kimia natrium bikarbonat. http://nasional.vivanews.com/news/read/188243-ini-cara-enyahkan-abu-merapi-diborobudur Kekhawatiran akan rusaknya relief candi oleh abu vulkanik Merapi tampaknya terlalu terburu-buru, tanpa didasari oleh hasil analisis kimia terhadap kandungan abu vulkanik yang jatuh di sekitar candi. Secara kasat mata (maksudnya mengamati batu candi sambil cuci mata), sebagian besar candi-candi di Jawa Tengah tersusun oleh batu andesit yang cukup kuat diterpa oleh proses-proses alam luar bumi (eksogenik). Jika dengan asumsi abu vulkanik mengandung belerang atau gas belerang, maka ketika kena hujan belerang ini dengan mudah berubah menjadi asam sulfat (kalau gak salah lho). Bisakah batuan andesit berubah sedemikian cepat akibat terkena asam sulfat ini? Mari kita lihat bagaimana batuan bisa berubah. Batuan mengalami ubahan atau istilah kerennya di dunia geologi ekonomi (jadi sekali lagi dari sudut geologi ekonomi, hehe) disebut 'alterasi batuan'. Alterasi pada batuan tidak begitu instan terjadi. Dibutuhkan waktu bertahun-tahun bahkan ratusan tahun untuk mengubah atau merusak batuan yang dikenainya. Dibutuhkan waktu yang lama untuk merubah batuan segar menjadi lapuk. Selain faktor waktu, suhu, tekanan dan komposisi fluida secara bersama-sama berperan dalam merubah batuan. Jadi apakah dalam waktu 1 minggu atau 1 bulan batu candi akan berubah? Jadi, untuk merubah atau merusak batuan dibutuhkan interaksi antara air yang sifatnya asam dengan batuan yang cukup lama. Ini istilah kerennya, water rock interaction. Atau abu vulkanik mengandung unsur F yang tinggi, sehingga ketika hujan berubah menjadi asam fluorida yang sangat mudah merusak bebatuan. Menurut

beberapa artikel, letusan yang sifatnya menengah tidak mengandung F yang tinggi. F dijumpai pada magma yang asam atau sangat asam. http://warmada.blogspot.com/2010/11/apakah-abu-merapi-akan-merusak-relief.html Upaya Penanggulangan Abu Yang Terdapat Pada Candi Borobudur Menurut Junus Atmojo, untuk menghilangkan endapan ini dibutuhkan cairan kimia yang bersifat basa, berupa baking soda atau soda kue yang biasa digunakan untuk membuat roti. S4 itu sulfur dia sangat asam dan bisa menghancurkan permukaan batu, maka kita perlu memberikan cairan yang nantinya menetralisir, cairan yang sifatnya basa. Itu kita gunakan soda kue. Kita butuh berkilo-kilo soda kue untuk membersihkan seluruh candi. http://www.voanews.com/indonesian/news/Abu-Vulkanik-Ancam-Candi-Borobudur109718759.html Direktur Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Yunus Satrio Atmaja, menambahkan, permukaan batu candi memiliki lubang-lubang kecil. Sehingga, jika hanya disemprot air saja, justru abu yang sangat lembut itu akan masuk. Jika masuk, maka sifat abu yang korosif ini akan merusak batu candi tersebut, kata dia. Sehingga zat kimia natrium bikarbonat pun dibutuhkan untuk proses pembersihan sifat asam yang menempel pada abu Merapi ini. Natrium bikarbonat adalah sejenis soda. Ini jika disemprotkan akan menetralisir asam korosit tersebut. Natrium bikarbonat juga mudah diperoleh di pasaran, kata dia. Untuk proses pembersihan tersebut, lanjut dia, pihaknya membawa berbagai macam peralatan dari Jakarta sebanyak satu truk. Alat-alat itu meliputi, generator, spray, cetok, masker dan kacamata. Proses pembersihan ini membutuhkan waktu cukup lama, minimal satu Minggu. Total biaya untuk membeli peralatan mencapai Rp 100 juta, katanya. Sementara itu, Koordinator Kelompok Kerja Pemeliharaan Balai Konservasi Peninggalan Candi Borobudur, Nahar Cahyandaru, menyebutkan pemakaian zat kimia natrium bikarbonat telah melalui proses konsultasi dengan pihak dosen jurusan MIPA UGM Yogyakarta. Menurut dosen tersebut zat kimia tersebut lazim digunakan untuk proses konservasi loga, batu dan lainnya. Ketersediaan bahan kimia ini cukup banyak selain itu, juga tidak bahaya. Namun, setelah pemakaian zat kimia tersebut, apabila status Merapi sudah diturunkan dan

tidak terjadi hujan abu vulkanik lagi, akan dilanjutkan dengan proses menyiram air sebanyak-banyaknya di semua bagian candi. Ini dilakukan untuk menghilangkan senyawa kimia tersebut, ujar dia. Selanjutnya, ia menerangkan, setelah proses penyemprotan zat natrium karbonat yang berkadar 1 persen rata di semua stupa yang berjumlah 72 buah tersebut. Proses berikut adalah menutupi bangunan candi tersebut dengan terpal plastik. http://nasional.vivanews.com/news/read/188243-ini-cara-enyahkan-abu-merapi-diborobudur Zat-Zat Yang Terkandung Dalam Abu Gunung Merapi Abu vulkanik Gunung Merapi yang diambil pada Juli 2008 mengandung Al, Mg, Si dan Fe yang dianalisis dengan metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN) berturut-turut berkisar antara 1,815,9 % Al, 0,1-2,4% Mg, 2,6-28,7% Si dan 1,4-9,3% Fe (Sudaryo dan Sutjipto, 2009). Menurut Zuarida (1999), abu vulkanik Gunung Kelud Jawa Timur mengandung 45,9% SiO2 dan mineral yang dominan adalah plagioklas intermedier. Abu vulkanik Gunung Kelud dapat meningkatkan pH tanah, meningkatkan tinggi tanaman, berat kering tanaman dan akar jagung. Semakin halus abu vulkan semakin efektif terhadap pertumbuhan tanaman jagung. Abu G. Merapi saat ini umumnya bertekstur agak kasar sehingga dampak kerusakan terhadap tanaman cukup besar. Penelitian bertujuan mengidentifikasi dampak letusan Gunung Merapi 26 Oktober sampai 5 November 2010, terhadap sifat kimia, fisika dan biologi tanah dan air pertanian. http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/lainnya/Makalah%20Merapi %20010.%20revisi%20pa%20Kasno.pdf Dampak Mutasi Akibat yang ditimbulkan oleh terjadinya mutasi bermacam-macam. Jika mutasi terjadi pada sel soma (sel vegetatif) dapat menimbulkan terjadinya kanker. Sedang jika

terjadi pada sel generatif dapat menimbulkan mutasi. Bila mutasi terjadi pada sel soma dari janin maka dapat menyebabbkan teratogen (cacat sejak lahir), dan beberapa mutasi dapat menyebabkan letal (kematian). Mutasi yang menyebabkan kematian adalah merupakan usaha untuk menjaga keseimbangan genetika dalam suatu populasi. Bila mutasi berjalan terus menerus dari generasi ke generasi maka pada suatu saat akan muncul turunan baru yang sifatnya berbeda dengan moyangnya, sehingga terjadilah peristiwa evolusi. Pengaruh negatif mutasi buatan : - poliploid umumnya gagal mengahasilkan keturunan secara generatif - menguntungkan bila diperbanyak secara vegetatif Manfaat Pengetahuan Mutasi Para ilmuwan biologi mengetahui bahwa sinar X dapat menimbulkan ionisasi pada sel-sel pembentuk jaringan tubuh. Ionisasi terjadi bila elektron terlepas dari suatu atom dan menggabung ke atom lainnya. Molekul DNA yang banyak mengandung atom-atom yang terionisasi dapat menjadikan gen labil dan akhirnya berubah. Gen yang berubah susunan kimianya, fungsinya berubah pula. Bila gen ini sel-sel gamet, manifestasi perubahan ini dapat diamati pada generasi berikutnya. Dengan dasar pengetahuan ini, para ilmuwan menggunakan sinar X atau sinar-sinar lain yang berenergi tinggi sebagai mutagen buatan. Dari eksperimen yang telah banyak dilakukan, diperoleh data bahwa mutasi pada sel-sel generatif kebanyakan bersifat letal, yaitu membawa kernatian pada keturunannya sebelum atau beberapa waktu setelah kelahiran. Karena itu, pembuatan mutan dengan cara ini, misalnya biji-biji yang akan diunggulkan perlu dilakukan pada jumlah yang amat besar dan intensitas radiasi yang optimal. Masalahnya adalah bagaimana cara pengaturan intensitas ini. Hal ini memerlukan riset berulang kali dan berjangka panjang untuk menemukan mutan yang dikehendaki. Sinar X dapat juga membuat mutasi kromosom menjadi dua bagian atau lebih. Bagian-bagian ini dapat hancur dan lenyap atau menggabung pada kromosom lain, terjadilah aberasi kromosom. Dengan ini dapatlah terjadi mutasi kromosom. Jika hal itu terjadi pada sel generatif dan individunya tidak mati, maka individu tersebut dapat mewariskan sifat-sifat barunya ke keturunannya. Radiasi sebagai akibat peledakanpeledakan bom A dan bom H baik dalam peperangan atau percobaan, radiasi bocoran reaktor atom, kendaraan bertenaga nuklir dan sampah radioaktif, juga merupakan

penyebab mutasi yang kebanyakan orang tidak menyadari karena efeknya tidak segera tampak atau terasa. Lagi pula, pada umumnya gen-gen mutan barulah bersifat letal bila dalam keadaan homozigot resesif, yang heterozigot tetap hidup dan bertindak sebagai pembawa sifat dan penurun warisan yang telah berubah/bermutasi. Aplikasi mutasi buatan dalam memperoleh bibit tanaman yang diharapkan. Mutan yang sudah dapat dibuat menjadi tanaman yang poliploid artinya berkromosom banyak. Cara mendapatkan poliploid dengan menggunakan kolkisin. Pengaruh positif mutasi buatan diantaranya tanaman poliploid biasanya mempunyai ukuran yang lebih besar. Tindakan pembibitan dari mutasi buatan harus diulang-ulang supaya di dapatkan sampai menjadi galur murni, yaitu jenisnya sudah mantap. Apabila tidak diulang-ulang kemungkinan jenis itu mengadakan perkawinan dengan jenis asal sebelum mutasi, maka akan ada kecenerungan untuk menurunkan keturunan seperti semula. Seperti telah kita ketahui bahwa mutasi juga ada yang menguntungkan bila dipandang darti hidupnya suatu organisasi atau individu. Hal ini sebenarnya merupakan bahan baku bagi terselenggaranya evolusi dari sgala organisme. Sebagai contoh adanya mutan (individu yang bermutasi) keturunan ini mengadakan mutasimutasi lagi dan keturunan ini mampu mempertahankan hidup sampai beberapa generasi kemudian. Maka mungkin dapat bergenotif maupun fenotifnya jauh berbeda dengan nenek moyangnya, sehingga akan terjadi individu baru yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya (evolusi dari sini perlu diingat bahwa mutasi itu tidak selalu menjadi species baru). http://yasanet.blogspot.com/2009/10/mutasi.html

You might also like