You are on page 1of 4

1.

Buaya muara(buaya bekatak)

Morfologi : Moncong spesies ini cukup lebar dan tidak punya sisik lebar pada tengkuknya. Sedang panjang tubuh termasuk ekor bisa mencapai 12 meter seperti yang pernah ditemukan di Sangatta, Kalimantan Timur. Perilaku : Buaya muara mampu melompat keluar dari air untuk menyerang mangsanya. Bahkan bilamana kedalaman air melebihi panjang tubuhnya, buaya muara mampu melompat serta menerkam secara vertikal mencapai ketinggian yang sama dengan panjang tubuhnya. Buaya muara menyukai air payau/asin, oleh sebab itu pula bangsa Australia menamakannya saltwater crocodile (buaya air asin).Selain terbesar dan terpanjang, Buaya Muara terkenal juga sebagai jenis buaya terganas di dunia. Habitat : hidup di sungai-sungai dan di laut dekat muara Pakan : carnivore Status konservasi : appendix II CITES dan LC (anonym,2012) 2. Beruk Siberut (bokkoi)

Morfologi : Bokkoi memiliki warna bulu yang cenderung lebih terang dibanding dengan Siteut. Dan ciri yang sangat membedakan adalah bentuk ekor. Ekor Bokkoi sangat khas yakni pendek dan melingkar ke atas. Sedangkan ekor Siteut pendek lurus. Status konservasi : rentan (IUCN) Perilaku : Untuk berjalan di atas pohon, Bokkoi menggunakan keempat alat geraknya. Meski menghabiskan hampir seluruh aktifitasnya di atas pohon, namun seringkali Bokkoi turun ke tanah (semi arboreal). Bokkoi sendiri hidup secara berkelompok. Suara loud call Bokkoi hampir mirip dengan gonggongan Anjing. Suara loud call Bokkoi hampir mirip dengan gonggongan Anjing. Pakan : serangga,buah-buahan

Habitat : arboreal (adinitrate,2012) 3. Siamang (ungko)

Siamang merupakan hewan omnivora. Sektar 75% makanan mereka adalah buah, sisanya daun, bunga, biji-bijian, dan kulit kayu.[1] Mereka juga memakan serangga, laba-laba, telur burung, dan burung kecil.[1] Karena takut air, siamang akan mencelupkan kaki depannya ke dalam air atau menggosok tangan pada daun yang basah dan menghisap air pada bulu kakinya sebagai minuman Morfologi : kera hitam berlengan panjang. Siamang berwarna hitam agak cokelat kemerahan.[1] Kera ini memiliki anyaman antara jari kedua dan ketiga. Memiliki perkembangan otak yang tinggi. Siamang jantan memiliki ukuran yang sama dengan siamang betina, yaitu sekitar 30-35 inci dan berat 7 kilogram Perilaku : Siamang merupakan hewan yang lebih aktif pada siang hari.[3] Mereka bersosialisasi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari dua sampai tiga ekor siamang. Mereka hanya tidur sendiri atau dengan beberapa ekor siamang di celah antar cabang pada pepohoan.[3] Mereka tidur dengan posisi tegak, bersandar pada bantalan keras yang terletak di ujung belakang mereka.[3] Pada waktu dalam keadaan bahaya, siamang betina akan mengeluarkan suara yang nyaring dan diikuti oleh siamang jantan selama tiga hingga lima belas menit.[3] Suara mereka dapat terdengar dari jarak sekitar 6,5 km.[3] Siamang tidak dapat berenang dan takut air.[3] Siamang dapat bertahan hidup sekitar 35-40 tahun.[3] Habitat : Siamang banyak hidup di Asia Tenggara.[2] Mereka juga banyak ditemukan di beberapa tempat, seperti Semenanjung Malaysia dan Sumatera. Pakan : Siamang merupakan hewan omnivora. Sektar 75% makanan mereka adalah buah, sisanya daun, bunga, biji-bijian, dan kulit kayu.[1] Mereka juga memakan serangga, laba-laba, telur burung, dan burung kecil.[1] Karena takut air, siamang akan mencelupkan kaki depannya ke dalam air atau menggosok tangan pada daun yang basah dan menghisap air pada bulu kakinya sebagai minuman Status konservasi : terancam punah (anonym,2010) 4. Kadal pensil Morfologi : Panjang tubuhnya mencapai 60 cm, dengan warna kulit coklat muda, memiliki sisik berwarna
hitam yang tersebar tidak merata pada bagian punggung. Kadal ini sangat berbeda dengan kadal lain, karena jenis ini tidak memiliki kaki, sehingga tubuhnya seperti ular. Hewan ini tidak bisa melilit seperti ular, ciri lain kadal ini dari pada ular yakni adanya kelopak mata sehingga hewan ini bisa mengedipkan kelopak matanya. Tubuhnya berbentuk silindris memanjang, mirip ular dengan bentuk kepala meruncing sehingga mirip pensil. Prilaku : Kadal ini hidup soliter, tidak bersifat agresif. Minum dengan cara menjulurkan lidah ke air.

Pakan : Lialis burtonis memakan jangkrik, cicak, lalat, dan ulat bambu. Habitat : Hewan ini hidup di dasar hutan, mampu memanjat meskipun kurang baik. Dapat ditemukan di balik seresah daun atau dibalik batu.Tersebar di Australia dan Papua Nugini. Status konservasi : Nama local a. Gajah sumatera : gajah

b. c. d. e. f.

Walabi : kanguru lapang dan saham Kuda nil kerdil : Pygmi hipopotamus (nama latin) Harimau putih : harimau putih (nama daerah), panther tigris tigris Orangutan borneo :pongo pygmaeus / orang utan Kalimantan Simpanse : simpanse/Pan troglodytes

g. Kadal lidah biru /kadal panama/tiliqua scincoides

(valentic,1996) Morfologi : panjang tubuh hingga 45 cm. lidah biru, memiliki kaki dan sisik. Pakan: omnivore, memakan serangga,gastropoda,bunga,buah-buahan dan berry h. Ular woma/-/aspidites ramsayl/woma phytonI(nama inggris)

Morfologi : panjang dewasa rata-trata 1,5 m. Kepala sempit dan mata kecil. Tubuh adalah luas dan flattish dalam profil sementara ekor meruncing ke titik tipis. Timbangan kecil dan halus dan dalam penampilan. Sisik dorsal yang halus dengan 50-65 baris di midbody, 280-315 skala ventral, lempeng anal terbagi dan 40-45 skala subcaudal sebagian besar tunggal. Beberapa subcaudals posterior dapat dibagi teratur. Warna mungkin coklat pucat hampir hitam. Pola ini terdiri dari warna tanah yang bervariasi dari berwarna cokelat dan zaitun untuk nuansa lebih ringan dari oranye, merah muda dan merah,

dilapis dengan tanda-tanda bergaris atau belang-belang gelap. Perut adalah krim atau lampu kuning dengan bercak coklat dan merah muda. Sisik-sisik di sekitar mata biasanya berwarna lebih gelap daripada bagian kepala. A. ramsayi dapat mencapai panjang total 2,3 m, dengan panjang moncong-vent dari 2,0 meter. Aspidites kekurangan lubang penginderaan panas dari semua ular lainnya. Aspidites ramsayi mirip dalam tampilannya Morelia spilota imbricata, tetapi tanpa leher yang jelas. The pewarnaan atau keinginan untuk menemukan spesies ini dapat mengakibatkan kebingungan dengan Gwardar spesies berbisa. Status : endangered (IIUCN) Pakan : mamalia kecil,burung dan kadal tanah. Perilaku : nocturnal dan pada siang hari dapat ditemukan di bawah dedaunan Habitat : i. Katak budgett/

Perilaku : rakus dan ganas Morfologi : berukuran medium, Badannya gemuk besar & kepalanya juga besar. Warna kulit
katak ini hijau zaitun di bagian punggung & perut. Ada juga pola yang berfungsi untuk berkamuflase yang berwarna kecoklatan & hijau yang lebih tua, dan kelopak mata seringkali berwarna hijau yang lebih cerah. Katak dewasa yang jantan memiliki tenggorokan berwarna gelap, sedangkan yang betina berwarna putih atau keabu abuan. Kelopak mata katak ini memiliki karakteristik berbentuk seperti permata.

pakan : serangga,udang-udangan,katak kecil,keong, cacing,kodok,ular kecil bahkan hewan pengerat lainnya. Habitat: perairan dan tempat lembab

You might also like