You are on page 1of 14

PENGOLAHAN AIR UNTUK KETEL UAP PIPA AIR (YOSHIMINE).

1.1. PENTINGNYA MENGONTROL KUALITAS AIR. Masalah masalah yang disebabkan oleh air di dalam ketel uap dan peralatan bantu lainnya ialah : 1. Pembentukan kerak ketel karena air yang sifatnya keras. 2. Korosi pada bahan ketel uapnya oleh oksigen dan bahan korosif lainnya yang larut bersama air. 3. Turut sertanya air, busa dll, bersama uap karena meningkatnya konsentrasi dari bahan padat (total solid matter) dan silika di dalam air ketel, dsbnya. Terak yang menempel pada permukaan-permukaan penghantar panas mengganggu penghantaran panas yang dalam beberapa kasus, dapat mengakibatkan peledakan. Oleh karena itu, harus diperhatikan dengan seksama untuk mencegah bahaya yang dapat ditimbulkan oleh korosi juga kecelakaan-kecelakaan lain yang disebabkan oleh terak. Turut sertanya air, busa, kotoran di dalam ketel uap pada pipa-pipa pengering uap atau mesin-mesin (prime mover) penggerak awal mengakibatkan terbakarnya pipa pengering uap atau bertimbunnya bahan-bahan didalam mesin-mesin penggerak awal. Kontrol kualitas dari air pemasok dan air ketel harus dilakukan dengan cermat untuk mencegah kecelakaan dan masalah yang disebut di atas juga untuk meningkatkan effisiensi panas dan angka pembebanan tanpa memperhatikan ukuran ketel uapnya. Ini berarti dan dengan kata lain dinamakan juga sebagai kewajiban untuk melakukan inspeksi secara cermat dan pengawasan.

1.1.1. KOROSI UMUM PADA SUHU TINGGI. 2 H2O (air) = 2 H+ (ion hidrogen) + 2 OH- (ion hidroksida)

H2

Fe(OH)2 Fe (Logam ) Baja/besi

Film/lapisan Fe3O4

Bila oksigen hadir dalam keadaan bebas di dalam air, dan nilai PH cukup tinggi, lapisan film Fe3O4 menempel ketat pada pemukaan baja. Fe3O4 sedikit sekali larut ke dalam air dan menciptakan lapisan tahan karat pada bajanya. Pembentukannya terjadi sebagai berikut.

Fe + 2 H2O Dapat larut

Fe(OH}2 + H2

3 Fe (OH)2 Fe3O4 + 2 H2O + H2 Bila PH rendah, maka konsentrasi H+ di dalam air adalah tinggi, Fe(OH)2 dikombinasikanMembentuk untuk menghasilkan besi sebelum Fe3O4 dengan H+ lapisan pelindung terbentuk. Fe(OH)2 + 2H+ Fe2+ + 2 H2O Fe(OH)2 meleleh dan berkurang dengan menghasilkan besi . Hasilnya korosi. Bila oksigen hadir dalam air, Fe(OH)2 dioksidasi. 4 Fe(OH)2 + O2 + H2O 2 H2 + O2 Fe(OH)3 2 H2O

Oleh karena itu, pemakaian air ketel yang alkalis dan penghilangan oksidasi (deoxsidasi) adalah penting bagi pengolahan airnya (water treathment) juga menghilangkan ion-ion kekerasan airnya.

1.1.2. BAHAN-BAHAN YANG MEMBUAT KEKERASAN PADA AIR PEMASOK (SUPPLY WATER) Ca, Mg, dan Si di dalam air pemasok membentuk terak yang keras yang mengundang masalah-masalah bagi ketel uapnya. Terak harus dihilangkan dengan mamakai alat-alat pelunak atau bahan pembersih ketel uap. Peralatan pelunak air memakai kation Na sebagai resin pengubah dengan mengubah/menggantikan Ca dan Mg dengan Na. Unsur-unsur pembentuk terak yang keras ini dirobah nenjadi melarut hingga tidak melekat pada dinding ketel uap. Namun Si, tidak dapat dengan mudah dihilangkan dengan kation Na sebagai resin pengubah. Zat pembersih ketel uap dapat ditambahkan kepada air pemasok untuk merubah Si kedalam bentuk lempur lemak melalui pengaturan PH, asam phosphorik, dsb. Untuk mencegah pembentuk terak Si. Dengan mencegah pembentukan terak dengan pengolahan air (treatment) secara internal dan external bagi ketel uapnya, memelihara standar kemurnian dari air ketel, dan pengurasan (blowing) air ketel secara berkala, kontrol kualitas air lengkap dapat dicapai. 1.1.3. BERBAGAI KELARUTAN. Rumus Kimia Ca CO3 2 Kelarutan Suhu Suhu rendah tinggi 12,5 20

Garam Calcium carbonat

Calcium bicarbonat Calcium hydroxide Calcium oxide Calcium phosphote Calcium sulfate Magnesium carbonat Magnesium Hydroxide Magnesium oxide Magnesium chloride Sodium carbonat Sodium sulfate Sodium chloride

Ca (HCO3)2 Ca (OH)2 CaO Ca3 (PO4)2 Ca SO4 Mg CO3 Mg (OH)2 MgO Mg Cl Na2CO3 Na2 SO4 NaCl

1175 1650 1230 1424 2085 221000 9,1 2,14 353000 176000 162000 263800

110 80 2432 61 9500 0,40 558000 310800 317000 315900

Dinyatakan sebagai berat (g) dari unhydrous compound yang larut.

1.2.

DEFINISI ISTILAH. 1.2.1. PPm (= Part per million). PPm sebagai mana dipakai dalam bidang pengolahan air dimaksudkan persejuta bagian (Parts per million) dari berat. Nilai mg dari zat-zat yang dikandung dalam 1 kg air (mg/kg) dinyatakan dalam PPm. Untuk air bersuhu rendah (1 ltr kira-kira sama dengan 1 kg), mg/ltr kadang dipakai juga. Bagaimanapun, tegasnya mg/ltr dan mg/kg harus dibedakan, sejak diketahui bahwa berberat jenis rendah pada suhu tinggi. PPb (= Part per billion). PPb adalah per billion bagian (Parts per billion) dari berat. Nilai g dari suatu zat dikandung oleh 1kg air (mg/kg dinyatakan dalam PPb). epm (= equivalents per million). mg equivalent dari suatu zat yang larut dalam 1 kg air (meg/kg), yaitu g equivalen dari suatu zat yang larut dalam 1 ton dinyatakan dalam epm. Satuan-satuan konsentrasi gas yang larut dalam air. Nitrogen (N2), Oksigen (O2), karbon dioksida (CO2) dsb, adalah gas yang dapat larut dalam air. Konsentrasi gas ini dinyatakan dalam PPm (mg/kg). Dalam kasus-kasus lain, ini adalah konsentrasi dari gas-gas lain dinyatakan dalam ml/ltr dengan mengubah gas yang larut dalam 1 ltr air kedalam isi (ml) pada keadaan standar (0oC, 760 mm Hg). Calcium carbonat (CaCO3) diubah menjadi PPm. Konsentrasi zat-zat yang larut dalam air dinyatakan dengan mengubah menjadi PPm dari jumlah equivalen CaCO3.

1.2.2.

1.2.3.

1.2.4.

1.2.5.

Nama zat Calcium Magnesium Sodium Calcium Carbonat Ion Chlorin Ion Sulfate Bicarbonate Silika

Rumus kimia Ca2+ Mg2+ Na CaCO3 ClSO2HCO3 SiO2

Rumus molekular 40,1 24,3 23,0 100,8 35,5 96,1 61,1 60,1

Koefisien konversi CaCO3 A B 0,40 2,50 0,24 4,10 0,46 2,18 1,00 1,00 1,41 1,04 0,82 0,83 0,71 0,96 1,22 1,20

Koefisien konversi PPm x A = CaCO3 PPm CaCO3 PPm x B = PPm 1.2.6. PH (Indeks ion hidrogen). Dalam air murni atau air larutan ion hidrogen (H+) dan ion hidroksida (OH-) akan selalu ada. Konsentrasi ion hidrogen dinyatakan sebagai PH, suatu nilai yang didapat dengan logaritme biasa dari kebalikan konsentrasi ion hidrogen. 1 PH = log + = - log (H +) H Karena itu, dalam air netral PH = - log (10-7) = 7 PH = 7 : Netral PH > 7 : Alkalis PH < 7 : Asam

1.2.7. Konduktivitas kelisrtikan (Electric Conductivity). Hantaran (/cm) dinyatakan sebagai kebalikan tahanan (.cm), dalam bidang ketel uap konsentrasi yang rendah dari ion yang larut dengan memakai /cm (1 millionth of /cm) adalah tepat. 1 x10 6 (/cm) = (.cm ) Sejak nilai hantaran listrik bervariasi dengan suhu, nilai pada 25oC dipakai sebagai standar. Dalam air ketel, nilainya meningkat 2% setiap kenaikan suhu air 1oC. 1.2.8. Derajat P-ALKALINE dan M-ALKALINE. Derajat P-ALKALINE. Bila sejumlah asam diperlukan untuk menetralisir satu liter air larutan basa dengan PH 9,0 adalah sama dengan jumlah asam yang

dibutuhkan untuk menetralisir x mg CaCO3 secara lengkap, derajat alkaline P dari larutan air asli adalah x mg = x ppm dengan konversi CaCO3. Ini dinyatakan dalam x ppm (konversi CaCO3). Derajat M-ALKALINE. Derajat alkaline bila diambil PH 4,8 sebagai standar pengganti PH 9 disebut derajat alkaline-M. Untuk mengukur derajat alkaline, hendaknya memakai asam pekat seperti HCl atau H2SO4. 1.2.9. KEKERASAN (HARDNESS). Calcium Carbonat (CaCO3) PPm atau dengan kata lain PPm kekerasan. Konsentrasi-konsentrasi ion calsium dengan magnesium di dalam air dirobah menjadi Calsium Carbonat (CaCO3) dan dinyatakan dengan satuan PPm. Jumlah kekerasan (CaCO3) PPm = (Ca2+ PPm x 2,5) + (Mg2+ PPm x 4,1). Kekerasan Jerman (CaO mg/100 ml). Pada skala kekerasan Jerman jumlah ion Calsium dan Magnesium di dalam air dirubah menjadi jumlah Calsium oksida yang sesuai. Bila ia equivalen dengan CaO dalam 100 ml air, satuan 1 derajat (1o dH) kita pakai. Kekerasan Jerman = (Ca2+ PPm x 0,14) x (Mg2+ PPm x 0,23). Dewasa ini, secara luas dipakai CaCO3 PPm yang diubah karena untuk dipakai perlakuan penggantian ion dan yang ada hubungannya menjadi derajat alkaline. 1odH = 17,85 (CaCO3 PPm). 1.3. ANALISA AIR. 1.3.1. Pokok-pokok analisis. Hal-hal pokok Warna dan rupa Kekeruhan PH Tempat yang dipengaruhi Pelunak air Pelunak air Effek primer Kemunduran resin Pengubah ion

Bagian dalam ketel Korosi oleh oksigen yang uap larut dalam air Korosi, turut sertanya Derajat alkaline-M Ketel uap kotoran dalam uap. CaCO3 PPm Derajat alkaline-P Ketel uap 5 Korosi, turut sertanya

CaCo3 PPm Zat-zat PPm padat

kotoran dalam uap. total Pipa pengering uap Terak menempel oleh turut mesin penggerak sertanya kotoran dalam uap. awal. Terak melekat. total Sistem pemasok air Pipa pemasok

Kekerasan CaCO3 PPm

Kekerasan non- Pipa penurun (down Kekerasan sementara comer) ferrate CaCO3 PPm

Kekerasan Carbonate Pipa generator CaCO3 PPm Ion Chlorida PPm

Kekerasan tetap

(Cl) Sistem pemasokan Korosi. air, ketel uap Pertakaran zat pembersihan ketel uap.

Ion Phosphate (PO4) Ketel uap PPm Ion Sulfate PPm (SO3) Ketel uap

Pembentukan terak keras dengan kombinasi Ca dan Mg. Turut sertanya kotoran Pipa pengering uap Silika (SiO2) dengan uap. Bagian dasar pipa Terak, lumpur. Besi (Fe) PPm penguap. Korosi. Oksigen larut (O2) Semua sistim PPm Minyak dan gula Ketel uap Korosi.

1.3.2. Warna, rupa dan kekeruhan. Derajat kekeruhan diperiksa terhadap standar larutan. Derajatnya dinyatakan dalam bentuk yang disebut kekeruhan. 1.3.3. Zat-zat padat total. Zat-zat padat total berhubungan dengan jumlah total dari zat-zat yang terapung dan larut didalam air pemasok dan air ketel. Nilai standar zat-zat padat total dari air ketel ditentukan terutama oleh pengontrolan kotoran yang turut serta dengan uap.

1.3.4. Kekerasan Carbonate. Ini terutama hadir sebagai Calcium Carbonate [Ca(HCO3)2], Magnesium Bicarbonat [Mg(HCO3)2] dsb. Kalau ini dapat dihilangkan dengan cara merebus pengendapan, kekerasan Carbonate disebut kekerasan sementara. 1.3.5. Kekerasan Non-Carbonate. Ini terutama terdiri dari Sulfat, Nitrat dan Calcium Chlorida atau Calcium, Magnesium dsb. Kalau ini tak dapat dihilangkan dengan merebus, kekerasan non-Carbonate disebut kekerasan tetap. 1.3.6. Ion Chlorida dan Ion Phosphate. Ini menunjukkan jumlah Chlorida dan Phosphate yang terkandung dalam air pemasok atau air ketel uapnya. Konsentrasi ion Chlorida dipakai sebagai penunjuk untuk menentukan jumlah buangan dan jumlah pengurasan (blowing amount and blow down amount). Kalau ion-ion Chlorida dan Phosphate menentukan sebagai faktorfaktor korosi, ia harus dijaga oleh suatu limit. Biasanya Phosphate akan terlihat hanya dalam air ketel uap yang memakai zat pembersih ketel uap (boiler cleaning agent). Jumlah zat pembersih ketel uap yang dipakai ditentukan dengan mengukur konsentrasi ion Phosphate. 1.3.7. Ion Sulfate. Ini membentuk terak yang keras dan tidak dikehendaki dengan kombinasi Calcium dan Magnesium yang terkandung dalam sisa-sisa unsur kekerasan terdapat di dalam air pemasok (supply water) yang telah melalui alat pelunak air (water softener). Perhatian yang ketat harus dilakukan pada konsentrasi ion sulfate. 1.3.8. Silika (Silic Acid). Ini adalah salah satu pembentuk terak. Pengolahan (treatment) silica adalah sukar. Bila ia melekat dalam bentuk terak, hampir tidak dapat dibersihkan atau dihilangkan. Umumnya ia dapat dibersihkan dengan merendamnya dalam larutan atau dalam keadaan colloid dan dikuras (blowing). 1.3.9. Besi. Zat besi terdapat dalam air ketel baik dalam bentuk ion-ion yang larut maupun besi colloidal. Bila kadar besi tinggi, ia dapat dihilangkan dengan pengendapan, saringan (filtering) atau ditiupkan udara (air blowing). Bila terdapat sisa (zat) besi di dalam air yang telah dibebaskan dari zat besi, ia akan menempel secara bertahap pada resin pengubah ion dari alat pelunak airnya dan mencampuri fungsi pelemakannya. 7

Oleh karena itu resinnya harus dicuci (acid washed) atau diganti secara berkala. 1.3.10. Oksigen Larut. Hidrogen yang dihasilkan dengan melalui reaksi elektrokimia antara besi dan air membentuk film pelindung, tahan korosi pada permukaan baja dan ditaruh di dalam air. Meskipun, bila terdapat oksigen larut dalam air, film atau lapisan hidrogen yang terbentuk bereaksi dengannya untuk menghasilkan senyawa air. Permukaan besinya menjadi terpapar lagi terhadap air dan ionisasi besinya dimulai lagi dengan akibat terjadi korosi. Karena itu air dengan kadar oksigen larut yang tinggi harus diolah (treated) dengan menggunakan alat pembebas gas atau dengan zat de oksigenasi. Tambahan pula air ketelnya harus dijaga tetap bersifat alkalis. Air yang alkalis menjamin bahwa ion-ion Fe2+ akan bereaksi dengan ion-ion OH- untuk membentuk Fe(OH)2, yang dalam larutan alkalis berreaksi dengan O2 untuk membentuk salut atau lapisan pelindung Fe3O4. Jadi ionisasi besinya terkendali (controlled). 1.3.11. Minyak dan Gula. Kontaminasi air pemasok oleh minyak (jats) dan gula menyebabkan turut sertanya zat kontaminan ke dalam uap (carry over). Lakukan segera pengurasan secara terus menerus (continous) atau berkala untuk membuang kotoran-kotoran.

1.4. KEIKUTSERTAAN KOTORAN DALAM UAP (CARRY OVER) Keikut sertaan kotoran dalam uap dari ketel uap terjadi berhubung zat-zat yang larut atau suspended di dalam air ketelnya atau kadar air yang terbawa aliran uap keluar dari ketel uap. Bila sejumlah besar bulir-bulir atau pancaran air terbawa disebut terjadi persugian (priming) (atau penguapan gabungan udara dan air). Penggelembungan (bubbling) disebut pembuihan (foaming) dan dibedakan dari persugihan. Untuk mencegah ikut sertanya kotoran dalam uap, jumlah zat-zat padat di dalam air ketel harus dipelihara dalam batas-batas dibawah limit. Dapat juga dikontrol dengan pengurasan (blowing) air ketelnya. Kalau terjadi silika ikut serta dengan uap, ia tidak dapat dihilangkan mempergunakan cara pemisahan dengan air dan udara air (by water air water separation). Oleh karena itu, kadar silika di dalam air pemasok (Supply water harus dibuat serendah mungkin).

1.5. HAL-HAL YANG PERLU TENTANG KIMIA. Rumus-rumus kimia dan persamaan-persamaannya tidak terbiasa bagi ahliahli mesin. Sejauh yang menyangkut bidang pengolahan air, kebutuhan tentang pengetahuan kimia ini agak terbatas. Mengutamakan pada perubahan tentang zat-zat pembersih ketel uap yang dibutuhkan terutama tentang ilmu kimianya telah dijelaskan. Unsur kimia yang terkecil yang terdapat adalah disebut atom. Kelompokkelompok atom yang bersenyawa disebut molekul-molekul. Misalnya, dua atom hidrogen (H) membentuk satu melekul hidrogen (H2). Dengan cara yang sama, dua atom oksigen (O) membentuk satu molekul oksigen (O2). Atom-atom mempunyai kapasitas untuk mengkoordinasikan diri/bersenyawa yang disebut valensi, seperti mono-valensi, di-valensi, tri-valensi, dsb. Persenyawaan dalam molekul diperankan oleh valensi yang sama (equivalent), a.l. satu atom di-valensi dengan dua atom mono-valensi. Umpamanya air dibentuk oleh persenyawaan atau pasangan dua atom hidrogen (mono-valensi) dengan satu atom oksigen (di-valensi). 2H2 + O2 = 2H2O Mono-valensi x 2 Di-valensi x 1 (catatan, betapapun ada juga perkecualian) Persamaan (equation) yang menyatakan perubahan-perubahan kimia desebut persamaan kimia. Perubahan kimia bila membakar carbon (4-valensi) untuk membentuk carbon-dioksida dengan bersenyawa dengan oksigen (di-valensi) dinyatakan sbb : C + O2 = CO2 4-valensi x 1 2-valensi x 2 Nomor kecil di bawah samping kanan simbol atom menunjukkan nomor atom atau jumlah atomnya. Bila beberapa atom membentuk kelompok sama dengan molekuldisebut Radical, misalnya : OH Hidroksida Radical (1-valensi) SO2 Asam Sulfuric Radical (2-valensi) CO3 Asam Carbonic (3-valensi) PO4 Asam Phosphoric (4-valensi) Sebagai diperlihatkan, radical mempunyai valensi yaitu : NaOH - 1 Valensi x 1 + + 1 Valensi x 1 Na2CO3 + 1 Valensi x 2 + - 2 Valensi x 1 Na3PO4 - 1 Valensi x 3 + - 3 Valensi x 1 Na2SO4 - 1 Valensi x 2 + - 2 Valensi x 1 Na6P4O13 - 1 Valensi x 6 + - 6 Valensi x 1 CaCO3 + 2 Valensi x 1 + - 2 Valensi x 1

Berat atom dan Valensi Nama Atom Simbol Atom Berat Atom 16 O Oksigen 1 H Hidrogen 14 N Nitrogen 12 C Karbon 32 S Sulphur 31 P Fosfor 23 Na Sodium/Natrium 40 Ca Calcium 24 Mg Magnesium 28 Si Silicon 56 Fe Besi/Ferrum 35 Cl Khlor

Valensi 2 1 3 4 4 8 1 2 2 4 3 1

Dari tabel di atas, berat molekul dapat dihitung bila rumus kimianya diketahui (misal Na2SO4). Na2 S O4 = 23 x 2 = 32 x 1 = 16 x 4 = = = = 56 32 64 142

untuk itu, 1 g berat molekuler Na2SO4 adalah : 142 g

1.6. Standar Kualitas Air : Standard kualitas air untuk ketel uap pipa air Yoshimine adalah sebagai berikut : 6.6.1 Nilai Standard Kualitas Air Pengisi (Feed Water) : Nilai Standard Tekanan Ketel Uap 20 30 K >7 <2 Tahan mungkin < 0,1

Hal

Tahan serendah mungkin Oksigen larut (O2) < 0,5 ppm Tahan mendekati 0 Lemak (fat) Tahan mendekati 0 Gula

PH (25oC) Kekerasan (CaCO3) ppm Besi Total (Fe) ppm

Tekanan Ketel Uap 10 20 K >7 Total < 2

Tekanan Ketel Uap 30 50 K 8,0 9,0 Tahan mendekati 0 serendah

serendah Tahan mungkin < 0,03

Tahan mendekati 0 Tahan mendekati 0

Tahan mendekati 0 Tahan mendekati 0

10

6.6.2. Nilai Standard Kualitas Air Pengisi (Feed Water) : Nilai Standard Tekanan Ketel Uap 20 30 K 10,5 11,0 < 150 < 120 < 700 < 100 20 40 < 50 10 20

Tekanan Ketel Uap 10 20 K o 10,8 11,3 PH (25 C) Derajat M-Alkaline < 600 (CaCO3) ppm Derajat P-Alkaline < 400 (CaCO3) ppm Zat-zat padat total < 2000 Ion Chlorida (CO) < 300 ppm Ion Phosphate (PO4) 20 40 ppm < 70 Silika (SiO2) ppm Ion Sulfate (SO3) 10 20 ppm

Hal

Tekanan Ketel Uap 30 50 K 10,5 11,0 < 100 < 70 < 500 Tahan mendekati 0 10 30 < 40 5 10

6.7. Menentukan jumlah bahan kimia yang diinjeksikan : 6.7.1 Bahan kimia yang dipakai untuk pengolahan ketel uap dan fungsinya. Umumnya bahan yang mengubah terak membentuk kekerasan yang dikandung dalam lumpur yang larut oleh reaksi kimia adalah untuk mencegah agar pelekatannya pada dinding sisi dalam dari ketel uap disebut pembersih ketel uap. Tabel berikut ini menunjukkan pembersih ketel uap yang representatif untuk dipakai dalam ketel uap. Pembersih ketel uap yang terdapat di pasaran terdiri dari dua atau lebih ramuan. Pemakaian pembersih yang tepat dan benar tergantung pada kualitas air yang disarankan, sehubungan dengan instruksi pembuat bahan pembersih. Fungsi bahan yang dipakai untuk pengolahan sisi dalam ketel uap Nama Bahan Rumus Molekul Fungsi NaOH Natrium Hidroksida PH, pengatur alkaline (mengatur Na2CO3 Natrium Karbonat PH atau derajat alkaline air Na3PO4 Tri Natrium Phospat pemasok dan air ketel; mencegah NaH2PO4 Mono Natrium Phospat melekatnya terak dan korosi pada Natrium Hexa Metha Phosphate Na6P6O16 ketel uap) H3PO4 Asam Phosporic NH3 Ammonia 11

Natrium Hidroksida Natrium Karbonate Tri Natrium Phospat Di Natrium Phospat Natrium Hexa Metha Phosphate Natrium Tetra Phospat Tanin Lignin Starch Ekstrak dari Seeweed Senyawa Organik Polimer Sintetik Natrium Sulfite Natrium Bisulfite Hydrazine Tannin Natrium Nitrate Natrium Phosphate Tannin Lignin Poliamida dari asam lemak tinggi

NaOH Na2CO3 Na3PO4 Na2HPO4 Na6P6O16 Na6P4O13

(C6H10O5)n

Na2SO3 NaHSO3 N2H4 NaNO3

Pelunak (untuk mengubah kandungan kekerasan air ketel uapnya menjadi endapan yang tak dapat larut, yaitu lumpur, dengan maksud mencegah penempelan terak) Pengatur lumpur (lumpur di dalam ketel uap yang menyebar dan melayang-layang dengan reaksi kimia atau fisis untuk membuang lumpurnya melalui pengurasan secara mudah jadi mencegah pelekatan terak) Mengurangi oksigen (secara kimiawi menghilangkan oksigen larut di dalam air pemasok untuk mencegah korosi) Mencegah kerapuhan Caustic (caustic brittleness)

Mencegah gelembung-gelembung..

6.7.2. Bahan pembersih ketel uap (Detergent) : Mencegah penimbunan terak dengan menahan kadar ion asam phosporik (PO4) dari air ketel uap dan nilai PH pada harga menurut spesifikasinya. a. Kimiawi : Natrium Phosphate (Na3PO4) b. Jumlah bahan kimia dituangkan atas dasar bahwa kekerasan (CaCO3) dari air pemasok ketel uapnya ada dibawah 2 ppm : Jumlah awal yang dituangkan (gr) = Kapasitas air ketel (ton) x 75 (gr/Ton). Jumlah tambahan yang dituangkan (gr/hari) = Jumlah seluruh air pemasok (ton/jam) x 4 (gr/ton) x 24 (jam), bila nilai buangan yang dipakai kembali adalah 35 % (drain recovery). 6.7.3. Bahan deoksidasi : Ini menghilangkan oksigen yang larut di dalam air pengisi ketel uap dan mencegah korosi. a. Kimiawi : Natrium Sulfite (Na2SO3) b. Jumlah yang dituangkan : Jumlah awal yang dituang (gr) = Kapasitas air ketel (ton) x 90 (gr/ton) Jumlah tambahan untuk dituangkan (gr/hari) = Jumlah seluruh air yang dipasok (ton/hari) x Oksigen tertinggal didalam air pengisi (O2) ppm x 16 (gr/ton) x 24 (jam). 12

Catatan : Oksigen yang tertinggal (O2) didalam air pengisi adalah 7,4 ppm pada 32oC dengan air yang sudah diolah dan 0,1 ppm dengan air yang telah dibebaskan dari udara (deaerated water). 6.7.4. Inhibitor Korosi untuk Air Kondensate : Ini memelihara nilai PH air kondensat pada 8 9 dan menetralisir karbon dioksida (CO2) untuk mencegah korosi pipa air kondensat. a. Kimiawi : Morphorine (C4H9N2O). b. Jumlah yang dituangkan : Disini tidak diperlukan jumlah awal yang dituangkan sebagai air yang telah diolah untuk mengisi ketel uap. Jumlah tambahan yang dituangkan = Jumlah total air pemasok (ton/jam) x 3 (gr/ton) x nilai buangan yang dipakai kembali (%) x 1/100 x 24 (jam). Catatan : Jumlah bahan kimia yang diinjeksi adalah harga atas dasar pengalaman. Oleh karena itu aturlah jumlah bahan kimia yang diinjeksikan dengan penegasan PH dari air buangan didalam operasi aktual.

6.8. Cara Injeksi bahan kimia cair : 6.8.1. Bahan pembersih ketel uap : Dasar jumlah injeksi : Cairkan dan larutkan bahan pembersih ketel uap dengan memakai air buangan (drain water) atau air yang lunak (soft water) sampai pengisian tanki bahan kimia (sisi yang bertekanan tinggi). Lalu injeksikan bahan yang telah dicairkan seluruhnya kedalam ketel uap memakai pompa bahan kimia (sisi tekanan tinggi) sementara mengisi air ke dalam ketel uap.

13

14

You might also like