You are on page 1of 12

PENDAHULUAN

Latar Belakang Secara umum mitigasi lingkungan adalah merupakan upaya-upaya untuk mencegah dampak negatif yang diperkirakan akan terjadi atau telah terjadi karena adanya rencana kegiatan atau menanggulangi dampak negatif yang timbul sebagai akibat adanya suatu kegiatan/usaha. Mitigasi Lingkungan dalam konteks mencegah atau mengendalikan dampak negatif dari suatu rencana kegiatan dapat dilakukan melalui proses analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan/atau Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL). Pembangunan kawasan transmigrasi yang selama ini dilaksanakan pada dasarnya merubah ekosistem alami yang bersifat stabil menjadi ekosistem buatan/binaan yang tidak stabil. Lahan dengan kelerengan tertentu ( > 3 %) yang dibuka. dan curah hujan yang tinggi akan menyebabkan terjadinya erosi sehingga tanah menjadi tidak subur. Perubahan vegetasi hutan yang heterogen menjadi tanaman budidaya pertanian yang homogen akan menyebabkan timbulnya hama penyakit tanaman atau organisme pengganggu. Kondisi ini menuntut adanya upaya pengelolaan lingkungan agar fungsi lingkungan di kawasan transmigrasi tetap lestari. Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup pada pembangunan kawasan transmigrasi, melalui Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sumberdaya Kawasan Transmigrasi telah menetapkan kebijakan pembangunan kawasan transmigrasi berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Hal ini berarti mengintegrasikan aspek lingkungan hidup pada setiap tahapan proses pembangunan kawasan transmigrasi. Sebagai implementasi kebijakan pembangunan kawasan transmigrasi yang berwawasan lingkungan, setiap akan mebangun kawasan transmigrasi yang baru (PTB) maka upaya mitigasi lingkungan dilakukan melalui proses AMDAL atau UKL/UPL. Bagi pengembangan kawasan transmigrasi yang sudah ada (PTA) dengan tidak merubah rencana usaha, maka mitigasi dampak lingkungan negatif yang telah terjadi dilakukan melalui proses penanggulangan masalah lingkungan.

B.Tujuan
Dalam upaya memberikan advokasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan mitigasi lingkungan di kawasan transmigrasi, maka dipandang perlu untuk segera disusun Pedoman Mitigasi Lingkungan sebagai acuan dalam pelaksanaannya. Tujuan menyusun Pedoma Pelaksanaan Mitigasi Lingkungan Bidang Ketransmigrasian adalah menyediakan suatu pedoman sebagai salah satu acuan bagi pelaksanaan mitigasi lingkungan dikawasan transmigrasi.

C.Prinsip-Prinsip Mitigasi Lingkungan

Untuk mengimplementasikan mitigasi dampak lingkungan perlu dirumuskan terlebih dahulu program mitigasi lingkungan. Program mitigasi lingkungan yang dirumuskan memuat prinsip-prinsip pokok sebagai berikut :

1. Program mitigasi lingkungan berupa prinsip-prinsip atau persyaratan untuk menanggulangi dampak lingkungan 2. Program mitigasi lingkungan dirumuskan secara rinci, sehingga dapat dipakai sebagai dasar pelaksanaan kegiatan mitigasi lingkungan. Apabila upaya mitigasi lingkungan ditempuh melalui penerapan teknologi tertentu, maka harus disertakan desain teknologinya berupa Detail Desaign Engineering ( rancangan rinci rekayasa) 3. Dalam upaya mitigasi lingkungan mencakup pula upaya peningkatan pengetahuan, keterampilan dan kemandirian para transmigran atau stakeholder dalam mitigasi lingkungan melalui bimbingan teknis 4. Upaya mitigasi lingkungan mencakup pula pembentukan organisasi pelaksanaan mitigasi lingkungan D. Pengertian

1. Mitigasi lingkungan adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk mencegah atau menanggulangi dampak negatif lingkungan akibat adanya rencana atau pelaksanaan suatu kegiatan 2. Dampak lingkungan hidup adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan
Yang termasuk dalam langkah-langkah mitigasi lingkungan adalah:

a. Menghindarkan impak suatu kegiatan dengan melakukan pembatalan, modifikasi atau menghilangkan beberapa tahapan tertentu. b.Memperkecil impak dengan membatasi skala kegiatan. c. Memperbaiki suatu yang merusak lingkungan dengan melakukan restorasi, repairing atau rehabilitasi.

d.Mengurangi atau menghilangkan impak yang sedang terjadi dengan pengelolaan yang tepat dan effisien. e. Memberikan kompensasi suatu impak melalui relokasi, pembangunan fasilitas baru, pembuktian yang masuk akal (sound proofing), penyejukan (airconditioning). f. Memberikan perlakuan yang sebaik-baiknya terhadap semua yang terkena dampak. g.Melakukan daur ulang material. h.Memanfaatkan teknologi yang paling minimal menghasilkan limbah. 3. Organisasi lingkungan hidup adalah kelompok orang yang terbentuk atas kehendak dan keinginan sendiri ditengah masayarakat yang kegiatannya dibidang lingkungan hidup. 4. Dampak besar dan penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan atau kegiatan
5. Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu rencana usaha dan atau kegiatan yang (akan) dilaksanakan.

PENDEKATAN MITIGASI LINGKUNGAN


Untuk mencegah atau menanggulangi dampak lingkungan negatif dapat menggunakan salah satu atau beberapa pendekatan lingkungan secara teknologi, sosial ekonomi maupun kelembagaan dan Stakeholder.

Pendekatan Teknologi Mitigasi lingkungan melalui pendekatan teknologi adalah cara-cara atau penggunaan teknologi untuk menanggulangi dampak negatif lingkungan. Teknologi yang akan diterapkan oleh masyarakat (transmigran) harus mempertimbangkan kemampuan dan keahlian transmigran serta budaya setempat. Contoh : 1. 2. Penanggulangan erosi dengan sistem terasering Pemberantasan hama penyakit tanaman dengan cara pemberantasan hama terpadu.

Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya Ketergantungan sistim sosial pada lingkungan sekitarnya perlu dicermati karena dapat meningkatkan eksploitasi lingkungan dan sumber daya alam lokasi. Selain itu, kemungkinan terjadinya intrusi dan akulturasi budaya di kawasan transmigrasi dapat memicu terjadinya konflik sosial. Peralihan sistem ekonomi lokal dan mata pencaharian menimbulkan terjadinya kesenjangan sosial. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya merupakan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam menanggulangi dampak lingkungan melalui upaya-upaya sosial atau tindakan-tindakan yang bermotifkan sosial ekonomi misalnya;

1. Melibatkan masyarakat disekitar lokasi kegiatan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan mitigasi lingkungan 2. Memprioritaskan penyerapan tenaga kerja setempat dalam mitigasi lingkungan 3. Menjalin interaksi sosial yang harmonis antara transmigran dengan penduduk sekitar.
Pendekatan Kelembagaan dan Stakeholder.

Kelembagaan merupakan salah satu unsur penting yang menentukan keberlanjutan dan berjalannya suatu program secara berkesinambungan. Kerjasama dan hubungan baik antara lembaga terkait dan stakeholders sangat diperlukan dalam penyusunan pedoman mitigasi lingkungan. Berbagai entitas terkait tersebut meliputi: (1). Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi ( Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sumberdaya Kawasan Transmigrasi, Direktorat Bina Cipta Keserasian Lingkungan ); (2). Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup; (3). Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Universitas; (4). Pemerintah Daerah; (5). Komite Perumus Independen; (6) Lembaga Swadaya Masyarakat; (7) Anggota Masyarakat; (8) Pelaksana; dan (9) Pengawas.

a. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sumberdaya Kawasan Transmigrasi, Direktorat Bina Cipta Keserasian Lingkungan). Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrsi melalui Direktorat Bina Cipta Keserasian Lingkungan merupakan institusi yang bertanggung jawab langsung pada semua permasalahan yang timbul akibat kegiatan transmigrasi baik langsung maupun tidak langsung termasuk juga dampak lingkungan yang terjadi. b. Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup (KMNLH)

Kerjasama dan dukungan dari KMNLH diperlukan terutama dalam pembangunan kawasan transmigrsi baru ( PTB ), dimana upaya mitigasi lingkungannya dilakukan melalui proses AMDAL atau UKL/UPL. c. Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Universitas. Fungsi Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Universitas adalah untuk mebantu pelaksanaan inventarisasi data dan analisa dampak lingkungan yang terjadi di kawasan transmigrasi. Kompetensi dan keahlian lembaga ini dapat membantu dalam penelitian dan analisa secara komprehensip dan terpadu.
d. Pemerintah Daerah.

Partisipasi pemerintah daerah diperlukan karena program-program mitigasi lingkungan harus sesuai dengan program-program pemerintah daerah agar terjadi kesesuaian. Kerjasama dengan pemerintah daerah mutlak diperlukan untuk memperoleh dukungan dan masukan program yang sesuai dengan daerah setempat.
e.

Komite Perumus Independen

Perlu dibentuk komite khusus yang bertanggung jawab terhadap penyusunan Program Mitigasi Lingkungan. Komite ini harus netral agar dapat menerima input dan saran serta kepentingan dari pihak untuk diakomodasi dalam Program Mitigasi Lingkungan. Anggota komite harus mampu bekerja sama dan memeiliki hubungan yang baik dengan stakeholders lainnya. Anggota komite dapat merupakan konsorsium dari beberapa instansi erkait, tetapi dapat juga individu yang kompeten dengan tetap melakukan koordinasi dengan instansi terkait, seperti KMNLH, Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Universitas, LSM, Pemda, dan anggota masyarakat
f. Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM )

Peran LSM dalam pelaksanaan program mitigasi lingkunan adalah sebagai pendamping dan motor penggerak bagi masyarakat lokal baik asli maupun pendatang untuk turut berpartisipasi dalam pelaksanaan mitigasi lingkungan. LSM lokal memiliki banyak masukan mengenai kondisi daerah serta program yang sesuai dan dapat ditetapkan.
g. Anggota Masyarakat.

Anggota masyarakat dalam hal ini adalah penduduk asli daerah maupun pendatang yang harus didorong untuk bersama-sama dan bahu membahu melaksanakan program mitigasi lingkungan.

h. Pelaksana

Pelaksana adalah institusi yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan mitigasi lingkungan.
i. Pengawas

Pengawas adalah institusi atau unit kerja yang berperan sebagai pengawas/pengendali mitigasi lingkungan. Pendekatan Kelembagaan dan Stakeholders adalah berupa mekanisme kelembagaan yang akan ditempuh dalam rangka menanggulangi dampak penting lingkungan, misal : 1. 2. 3. Kerjasama dengan instansi-instansi yang berkepentingan dengan mitigasi lingkungan. Pengawasan terhadap kinerja mitigasi ligkungan oleh instansi yang berwenang. Pelaporan hasil mitigasi lingkungan secara berkala kepada pihak-pihak yang

berkepentingan. Upaya pendekatan-pendekatan tersebut dapat ditingkatkan melalui optimasi beberapa faktor, seperti sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sistem komunikasi. Optimasi terhadap faktor-faktor tersebut harus menjadi pertimbangan dalam penyusunan Program Mitigasi Lingkungan oleh Komite Perumus Independen. 1. Optimasi Sumber Daya Manusia. Optimasi Sumber Daya Manusia dapat dilakukan melalui pembinaan , baik terhadap para transmigran maupun pendamping, pengelola dan perencana program transmigrasi. Untuk mengintegrasikan aspek lingkungan dalam semua tahap pelaksanaan transmigrasi diperlukan pemahaman yang menyeluruh terhadap aspek lingkungan dan kelestarian alam, aspek teknis, serta aspek sosial budaya. 2. Optimasi Sumber Daya Alam Pemanfaatan Sumber Daya Alam harus seoptimal mungkin dengan tetap melaksanakan pemantauan terhadap potensi dampak yang terjadi. Parameter yang mungkin terkena dampak, seperti parameter lingkungan fisik dan kelestarian flora/fauna serta sistem penilaian perlu ditentukan perumusan Program Mitigasi Lingkungan. 3. Pengembangan Metode Komunikasi yang Tepat.

Agar pelaksanaan Mitigasi Lingkungan dapat berjalan lancar perlu ditetapkan metode komunikasi yang sesuai, berikut beberapa metode komunikasi yang dapat dilakukan : 1). Melakukan identifikasi terhadap masalah yang mungkin timbul dan banyak menjadi polemik di kawasan transmigrasi yang sudah berjalan sebagai bahan acuan bagi proyek transmigrasi yang akan dilaksanakan; 2). Menerapkan metoda dan iklim komunikasi yang sesuai untuk setiap masalah yang timbul; 3). Menciptakan suasana yang kondusif sehingga semua transmigran dapat bersikap terbuka terhadap masalah dan tantangan yang ada; 4). Melibatkan masyarakat setempat dan para transmigran sebagai mitra dan bersikap jujur serta terbuka, 5). Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan sumber lain yang dapat dipercaya oleh masyarakat dan transmigran, seperti : sesepuh daerah, ketua adat, pemuka agama, dan lain-lain ; 6). Membentuk posko-posko penyuluhan, pembinaan dan pemantauan baik sebagai sarana komunikasi bagi transmigran maupun sebagai pusat informasi dan media konsultasi semua permasalahan yang berkatian dengan lingkungan dengan memanfaatkan teknologi komunikasi yang sesuai.

4.

Keterkatian antara Stakeholder dalam Perumusan Program Mitigasi Lingkungan.

PROSEDUR MITIGASI LINGKUNGAN


Mitigasi lingkungan dilakukan melalui serangkaian proses sebagai berikut : 1. Indentifikasi Dampak Lingkungan

Kegiatan ini dimaksud untuk mengidentifikasikan segenap dampak lingkungan (primer, sekunder, tersier) yang timbul sebagai akibat adanya kegiatan pembangunan kawasan transmigrasi. Identifikasi dampak lingkungan ini dengan menggunakan data sekunder, wawancara maupun pengamatan di lapangan

2.

Evaluasi Dampak Lingkungan

Kegiatan evaluasi dampak lingkungan ini bertujuan untuk menentukan dampak lingkungan yang relevan untuk segera ditangani.

3.

Perumusan Program

Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyusun dan menentukan prioritas program mitigasi lingkungan yang akan dilaksanakan.

4.

Perumusan Parameter Keberhasilan Program Mitigasi Lingkungan.

Berdasarkan program Mitigasi Lingkungan yang disusun perlu juga dirumuskan suatu parameter keberhasilan yang sangat spesifik di setiap lokasi transmigrasi untuk mempermudah proses evaluasi terhadap pelaksanaan Mitigasi Lingkungan.

5.

Pelaksanaan Mitigasi Lingkungan

Kegiatan ini mencakup aspek teknis dan pengorganisasian pelaksanaan program serta pelaporan.Bagan alir Prosedur Mitigasi Lingkungan seperti terlampir

UPAYA MITIGASI LINGKUNGAN


Upaya mitigasi lingkungan secara garis besar terdiri atas 2 (dua) tahap yaitu :

1.Program Mitigasi Lingkungan


Untuk setiap dampak lingkungan yang akan ditangani diuraikan secara lengkap dan berurutan dari dampak lingkungan yang ditanggulangi sampai dengan institusi pengelola sebagai berikut : a. Dampak lingkungan yang ditanggulangi.

Pada bagian ini diuraikan komponen lingkungan yang merupakan dampak lingkungan yang harus ditanggulangi sebagai akibat adanya kegiatan tertentu dari pembangunan kawasan transmigrasi. b. Sumber dampak
Pada bagian ini supaya disebutkan jenis kegiatan pembangunan kawasan yang merupakan penyebab timbulnya dampak atau merupakan dampak turunan (uraikan).

c.

Usulan Mitigasi Lingkungan

Supaya dikemukanan secara jelas dan sistematis upaya-upaya mitigasi lingkungan untuk menanggulangi atau mengendalikan dampak negatif lingkungan. Upaya mitigasi yang diusulkan harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

Memuat prinsip-prinsip atau syarat-syarat untuk menanggulangi atau

mengendalikan dampak lingkungan

Merumuskan secara rinci sehingga dapat dipakai sebagai acuan

pelaksanaan mitigasi lingkungan. Apabila usulan mitigasi lingkungan berupa penerapan teknologi tertentu supaya disertakan Detail Design Engineeringnya.

Apabila dalam melaksanakan mitigasi lingkungan diperlukan

keterampilan/pengetahuan secara khusus supaya diusulkan upaya-upaya untuk peningkatan kemampuan dan kemandirian bagi pelaksana mitigasi lingkungan d. Ruang, Waktu dan Biaya Mitigasi Lingkungan

Pada bagian ini supaya dikemukanan :


Wilayah, kawasan kegiatan mitigasi lingkungan Periode/kapan dan berapa lama kegiatan mitigasi lingkungan Berapa biaya mitigasi lingkungan yang diperlukan dan darimana

sumbernya. e. Institusi Mitigasi Lingkungan


Mengingat banyaknya pihak-pihak yang terlibat dalam proses pembangunan kawasan transmigrasi, maka dalam pelaksanaan mitigasi lingkungan supaya disebut secara jelas tentang :

Pelaksanaan Mitigasi lingkungan

Cantumkan institusi/pelaksana yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan mitigasi lingkungan

Pengawasan

Sebutkan isntitusi/unit kerja yang berperan sebagai pengawas/pengendali mitigasi lingkungan

Pelaporan

Cantumkan secara jelas instansi/unit kerja yang berkepentingan dengan hasil mitigasi lingkungan
2. Pelaksanaan Program

1) Pengorganisasian Pada bagian ini supaya dibuat pengorganisasian dan penatalaksanaan/mekanisme kerja terhadap pelaksanaan mitigasi lingkungan

2) Pelaporan

Pada bagian ini supaya dikemukan tentang efektifitas mitigasi lingkungan yang dilaksanakan dan kendala-kendala yang dihadapi

Sistemtika Pelaporan

SISTEMATIKA PELAPORAN

MITIGASI LINGKUNGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan dan Kegunaan BAB II METODOLOGI 2.1. Metode Identifikasi 2.2. Metode Pengumpulan dan Analisa Data 2.3. Metode Evaluasi BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG HARUS DITANGANI 3.1. Kondisi Lingkungan 3.2. Dampak Lingkungan BABIV PROGRAM MITIGASI LINGKUNGAN Untuk setiap dampak lingkungan yang ditangani supaya diuraikan dengan urutan pengkajian sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Dampak Lingkungan Sumber Dampak Tolok Ukur Dampak Tujuan Mitigasi Lingkungan Usulan mitigasi lingkungan Lokasi Mitigasi Lingkungan

7. 8.

Waktu dan Biaya Mitigasi Lingkungan Institusi Mitigasi Lingkungan

PENUTUP
Pedoman mitigasi lingkungan di kawasan transmigrasi disusun dalam rangka perwujudan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Bina Cipta Keserasian Lingkungan sekaligus mengimplementasikan kebijakan Dirktorat Jenderal Pemberdayaan Sumberdaya Kawasan Transmigrasi tentang pembangunan transmigrasi yang berwawasan lingkungan. Pedoman ini sifatnya masih berupa pedoman umum mitigasi lingkungan di kawasan transmigrasi. Pedoman tersebut memuat tentang bagaimana merencanakan/memprogramkan kegiatan mitigasi lingkungan di lokasi transmigrasi yang sudah ada (PTA) yaitu : 1. 2. 3. 4. Prinsip-Prinsip Mitigasi Lingkungan Pendekatan Mitigasi Lingkungan. Prosedur Mitigasi Lingkungan. Upaya Mitigasi Lingkungan

You might also like