You are on page 1of 19

A. B. C.

Judul Praktikum Hari/Tanggal Percobaan Tujuan Percobaan

: Reaksi Oksidasi dan Reduksi : Senin, 16 Maret 2012 jam 10.00-12.30 : 1.Mengetahui reaksi redoks berdasarkan perubahan warna 2. Menentukan DGL listrik

D.

Tinjauan Pustaka

Pengertian Oksidasi dan Reduksi (Redoks) Pengertian oksidasi dan reduksi disini lebih melihat dari segi transfer oksigen, hidrogen dan elektron. Disini akan juga dijelaskan mengenai zat pengoksidasi (oksidator) dan zat pereduksi (reduktor). Oksidasi dan reduksi dalam hal transfer oksigen Dalam hal transfer oksigen, Oksidasi berarti mendapat oksigen, sedang Reduksi adalah kehilangan oksigen. Sebagai contoh, reaksi dalam ekstraksi besi dari biji besi:

Karena reduksi dan oksidasi terjadi pada saat yang bersamaan, reaksi diatas disebut reaksi REDOKS.

Zat pengoksidasi dan zat pereduksi Oksidator atau zat pengoksidasi adalah zat yang mengoksidasi zat lain. Pada contoh reaksi diatas, besi(III)oksida merupakan oksidator. Reduktor atau zat pereduksi adalah zat yang mereduksi zat lain. Dari reaksi di atas, yang merupakan reduktor adalah karbon monooksida. Jadi dapat disimpulkan:

oksidator adalah yang memberi oksigen kepada zat lain, reduktor adalah yang mengambil oksigen dari zat lain

Oksidasi dan reduksi dalam hal transfer hydrogen Definisi oksidasi dan reduksi dalam hal transfer hidrogen ini sudah lama dan kini tidak banyak digunakan. Oksidasi berarti kehilangan hidrogen, reduksi berarti mendapat hidrogen.

Perhatikan bahwa yang terjadi adalah kebalikan dari definisi pada transfer oksigen. Sebagai contoh, etanol dapat dioksidasi menjadi etanal:

Untuk memindahkan atau mengeluarkan hidrogen dari etanol diperlukan zat pengoksidasi (oksidator). Oksidator yang umum digunakan adalah larutan kalium dikromat(IV) yang diasamkan dengan asam sulfat encer. Etanal juga dapat direduksi menjadi etanol kembali dengan menambahkan hidrogen. Reduktor yang bisa digunakan untuk reaksi reduksi ini adalah natrium tetrahidroborat, NaBH4. Secara sederhana, reaksi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Zat pengoksidasi (oksidator) dan zat pereduksi (reduktor)

Zat pengoksidasi (oksidator) memberi oksigen kepada zat lain, atau memindahkan hidrogen dari zat lain.

Zat pereduksi (reduktor) memindahkan oksigen dari zat lain, atau memberi hidrogen kepada zat lain.

Oksidasi dan reduksi dalam hal transfer elektron Oksidasi berarti kehilangan elektron, dan reduksi berarti mendapat elektron. Definisi ini sangat penting untuk diingat. Ada cara yang mudah untuk membantu anda mengingat definisi ini. Dalam hal transfer elektron:

Contoh sederhana

Reaksi redoks dalam hal transfer elektron:

Tembaga(II)oksida dan magnesium oksida keduanya bersifat ion. Sedang dalam bentuk logamnya tidak bersifat ion. Jika reaksi ini ditulis ulang sebagai persamaan reaksi ion, ternyata ion oksida merupakan ion spektator (ion penonton).

Jika anda perhatikan persamaan reaksi di atas, magnesium mereduksi iom tembaga(II) dengan memberi elektron untuk menetralkan muatan tembaga(II). Dapat dikatakan: magnesium adalah zat pereduksi (reduktor).

Sebaliknya, ion tembaga(II) memindahkan elektron dari magnesium untuk menghasilkan ion magnesium. Jadi, ion tembaga(II) beraksi sebagai zat pengoksidasi (oksidator). Memang agak membingungkan untuk mempelajari oksidasi dan reduksi dalam hal transfer elektron, sekaligus mempelajari definisi zat pengoksidasi dan pereduksi dalam hal transfer elektron. Dapat disimpulkan sebagai berikut, apa peran pengoksidasi dalam transfer elektron:

Zat pengoksidasi mengoksidasi zat lain. Oksidasi berarti kehilangan elektron (OIL RIG). Itu berarti zat pengoksidasi mengambil elektron dari zat lain. Jadi suatu zat pengoksidasi harus mendapat elektron

Atau dapat disimpulkan sebagai berikut:


Suatu zat pengoksidasi mengoksidasi zat lain. Itu berarti zat pengoksidasi harus direduksi. Reduksi berarti mendapat elektron (OIL RIG). Jadi suatu zat pengoksidasi harus mendapat elektron.

Polarisasi Ikatan Kovalen


Ikatan Kovalen Polar dan Ikatan Kovalen Nonpolar

Berdasarkan pengetahuan keelektronegatifan yang telah diketahui maka salah satu akibat adanya perbedaan keelektronega-tifan antar dua atom unsur berbeda adalah terjadinya polarisasi ikatan kovalen. Adanya polarisasi menyebabkan ikatan kovalen dapat dibagi menjaadi ikatan kovalen polar dan ikatan kovalen nonpolar. Ikatan kovalen polar dapat dijumpai pada molekul hidrogen klorida sedangkan ikatan kovalen nonpolar dapat dilihat pada molekul hidrogen.

Orbital H2 dan HCl, polarisasi ikatan kovalen Pada hidrogen klorida terlihat bahwa pasangan elektron bersama lebih tertarik ke arah atom klorin karena elektronegatifitas atom klorin lebih besar dari pada elektronegatifitas atom hidrogen. Akibat hal ini adalah terjadinya polarisasi pada hidrogen klorida menuju atom klorin. Ikatan jenis ini disebut ikatan kovalen polar. Hal yang berbeda terlihat pada molekul hidrogen. Pada molekul hidrogen, pasangan elektron bersama berada ditempat yang berjarak sama diantara dua inti atom hidrogen (simetris). Ikatan yang demikian ini dikenal sebagai ikatan kovalen nonpolar. Molekul Polar dan Molekul Nonpolar Molekul yang berikatan secara kovalen nonpolar seperti H2, Cl2 dan N2 sudah tentu bersifat nonpolar. Akan tetapi molekul dengan ikatan kovalen polar dapat bersifat polar dan nonpolar yang bergantung pada bentuk geometri molekulnya. Molekul dapat bersifat nonpolar apabila molekul tersebut simetris walaupun ikatan yang digunakan adalah ikatan kovalen polar.

Susunan ruang (VSEPR) BF3, H2O, NH3 dan BeCl2 Molekul H2O dan NH3 bersifat polar karena ikatan O-H dan N-H bersifat polar. Sifat polar ini disebabkan adanya perbedaan keelektronegatifan dan bentuk molekul yang tidak simetris atau elektron tidak tersebar merata. Dalam H2O, pusat muatan negatif terletak pada atom oksigen sedangkan pusat muatan positif pada kedua atom hidrogen. Dalam molekul NH3, pusat muatan negatif pada atom nitogen dan pusat muatan positif pada ketiga atom hidrogen. Molekul BeCl2 dan BF3 bersifat polar karena molekul berbentuk

simetris dan elektron tersebar merata walupun juga terdapat perbedaan keelektronegatifan. Kepolaran suatu molekul dapat diduga dengan menggambarkan ikatan menggunakan suatu vektor dengan arah anak panah dari atom yang bermuatan positif menuju ke arah atom yang bermuatan negatif. Molekul dikatakan bersifat nonpolar apabila resultan vektor sama dengan nol. Sedangkan molekul bersifat polar apabila hal yang sebaliknya terjadi, resultan tidak sama dengan nol.
E. Rancangan Percobaan

: Tabung 2 1 ml larutan KI 0.1 M & 5 tets larutan kanji

1. Beberapa reaksi redoks a. tabung 1 0.5 ml larutan KI + 5 tetes larutan kanji

Tidak berwarna
Ditambah 0.5 ml H2SO4 2 M & 5 tetes H2O2 30%

Tidak berwarna
Ditambahkan 1 ml H2SO4 1 M & 0.5 ml FeCl3 0.1 M Coklat kehitaman

Coklat kehitaman Tabung 3 1 ml larutan KI 0.1 M + 5 tetes larutan kanji Tidak berwarna Ditambahkan tetes demi tetes HNO3 pekat Coklat kehitaman Pembanding 5 tetes I2 Diencerkan Ditambahkan 2 larutan kanji Coklat kehitaman tetes

2tetes I2 Diencerkan Ditambahkan 5 tetes larutan kanji ungu

1b.

H2SO4 2 M Dimasukkan kedalam tabung U sampai 3 cm dari mulut tabung

Ditambahkan 2ml K2Cr2O7 0,1 M tabung kiri

Ditambah 2ml Fe(SO4)2 jenuh Ditambahkan 5 tetes KSCN 0.1 M pada tabung kanan

jingga
Dicelupkan elektroda karbon sampai terendam setinggi 2 cm

Kuning - orange

Dicelupkan elektroda karbon sampai terendam setinggi 2 cm

Jingga kekuningan

Merah darah

Pembanding 2 ml FeCl3
Ditambahkan tetesan larutan KSCN 0,1 M

15 ml CuSO4 1 M Coklat kemerahan

25 ml ZnSO4 0,1 M
Dicelupkan batang/ lempeng seng

2. penentuan gaya gerak listrik darisel kimia Gelas kimia I 100 ml Gelas kimia II 100 ml
Dihubungkan kedua lempeng tersebut dengan voltmete Dibuat jembatan garam dari kertas tissue yang digulung & dicelupkan/ ditetesi NaCl

Dicelupkan batang /kawat lempeng tembaga

Eo sel = 1,1

3. elektrolisis Larutan KI 0,25 M

F. G.Gas I2

Dimasukkan pada tabung U 2cm dari mulut tabung Diceelupkan elektroda Dicelupkan elektroda karbon karbon pada mulut tabung pada mulut tabung terendam terendam 2cm 2cm Dihubungkan elektroda Dihubungka elektroda karbon karbon dengan adaptor 6 V dengan adaptor 6 V

Gas H2

Diambil 2ml larutan hasil Diambil 2ml larrutan hasil Putuskan aliran listrik setelah 5 menit elektrolisis dari ruang anoda elektrolisis dari ruang katoda Ditambahkan 1ml larutan H. CHCl3 Ditambahkan PP I. Terdapat sedikit warna Tidak ada perubahan warna kuning Dikocok & diamati

Perubahan warna pink Ditambahkan 2ml larutan FeCl3 0,1 M Coklat tua

Endapan warna pink tidak bercampur dengan I2 J. Hasil Pengamatan

NO

PERCOBAAN

HASIL PERCOBAAN SEBELUM SESUDAH

KESIMPULAN

1.

Macam-macam Reaksi Redoks a. Tabung 1 Tabung 1 KI Warna coklat tidak kehitaman berwarna Dan terdapat Larut endapan karbon an kanji Tabung 2 tidak Warna coklat berwarna kehitaman H2SO tidak 4 berwarna Tabung 3 H2O2 Warna coklaat 30 % tidak kehitaman berwarna FeCl3 Tabung 4 tidak (Pembanding) berwarna Warna coklat HNO3 kehitaman pekat tidak berwarna Tabung 5 I2 (Pembanding) berwarna Ungu kuning Larutan CH3COOH tidak berwarna Larutan Asam borat tidak berwarna H2SO4 H2SO4 + K2Cr2O7 berwarna jingga tidak setelah berwarna dicelupkan K2Cr2 elektroda karbon O7 berwarna jingga kuning kekuningan Fe(SO H2SO4 + 4)2 hijau Fe (SO4)2 kekuning jenuh + KSCN an berwarna KSCN kuning-orange tidak setelah berwarna dicelupkan elektroda karbon Ketiga tabung menunjukkan adanya oksidasi I2 yang ditandai dengan adanya warna coklat kehitaman (I2 lebih banyak daripada amilumnya)

Tabung 2

Tabung 3

Tabung 4

Tabung 5

b.

Warna merah darah menunjukkan adanya oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ dan warna jingga kekuningan menunjukkan adanya reduksi dari Cr2O72- 2 Cr3+

berwarna merah darah

Penentuan DGL dari sel kimia Gelas Kimia 1 Gelas Kimia 2

CuSO4 berwarna biru Zn SO4 tidak berwarna

E sel menunjukkan angka 4 , maka E sel = 1 V E sel = =1V

Dari peercobaan ini didapatkan E sel sebesar 1 V dengan selisih 0,1 V dari hipotesis yang ada

3.

Elektrolisis Katoda

KI tidak berwarna

Anoda

katoda KI + elektroda Pada tebentuk gas H2 karbon terbentuk gas yang H2 tidak menunjukkan adanya reduksi berwarna H2O Ketika hasil sari elektrolisis dari sehigga larutan tidak katoda ditambah menjadi pp terdapat berwarna. Namun pada perubahan terjadi warna pink + anoda oksidasi daari 2I FeCl3 berubah I2 dan warna menjadi terbantuk coklat tua KI + elektroda gelembung gas karbon terbentuk I2 gas I2 berwarna Pada anoda hasil elektrolisis kuning Ketika hasil setelah ditambah elektrolisis dari CHCl3 anoda ditambah terbentuk warna CHCl3 terdapat pink yang tidak bercampur warna lembayung yang dengan I2 tidak bercampur Pada katoda hasil elektrolisis dengan I2 setelah ditambah pp terbentuk warna pink yang menunjukkan larutan tersebut bersifat basa CH3COOH berwarna merah

G.

Analisis Data 1. A.
Pertama, yaitu dimasukkan larutan KI 0,25 M yang tidak berwarna

pada tabung U 2 cm dari mulut tabung. Kemudian, pada tabung U sebelah kanan dicelupkan elektroda karbon pada mulut tabung 2 cm dan dihubungkan dengan elektroda karbon dengan adaptor 6 V . Pada tabung U sebelah kiri juga dicelupkan elektroda karbon pada mulut tabung 2 cm dan dihubungkan dengan elektroda karbon dengan adaptor 6 V. Pada pengamatan, didapatkan bahwa di katoda terdapat gelembung-gelembung gas (++) H2 yang tidak berwarna. Hal ini dikarenakan adanya reduksi dari 2H2O + 2 e H2 + 2 OH-. Oleh karena K+ merupakan golongan IA, maka yang akan direduksi pada elektrolisis ini adalah H2O. Sedangkan di anoda didapatkan gelembung-gelembung gas (+) I2 dan larutan di anoda berubah menjadi kuning. Hal ini menandakan bahwa adanya oksidasi dari 2I- I2 + 2e . Larutan yang berwarna kuning tersebut menandakan adanya I2 yang dihasilkan dari elektrolisis. Setelah mencapai waktu 5 menit, aliran listrik tersebut diputuskan dan diambil masing-masing 2 ml larutan hasil elektrolisis di katoda maupun di anoda. Pada katoda, 2 ml larutan hasil elektrolisis tersebut ditambahkan indicator pp. pada penambahan indicator pp warna larutan berubah menjadi pink. Hal ini menandakan bahwa adanya pembentukan OH- dari reduksi H2O ( sesuai dengan reaksi diatas ) sehingga indicator pp akan merubah warna larutan menjadi pink karena indicator pp termasuk indicator basa. Setelah terjadi perubahan warna menjadi pink, kemudian ditambahkan 2 ml FeCl3 0,1 M dan terjadi perubahan warna menjadi coklat tua dan terbentuk endapan Fe(OH)3. Sesuai dengan reaksi OH- + FeCl3 Fe(OH)3 + Cl3- . Sedangkan pada anoda, 2 ml larutan hasil elektrolisis ditambahkan 1 ml larutan CHCl3 kemudian dikocok dan diamati. Pada anoda, setelah adanya penambahan CHCl3

terbentuk endapan pink dan tidak bercampur dengan larutan I2. Karena CHCl3 merupakan larutan yang bersifat polar sedangkan larutan I2 merupakan larutan yang bersifat non polar. Sesuai dengan konsep like dissolve like bahwa larutan yang bersifat polar tidak akan larut pada larutan yang bersifat non polar.

H. Pembahasan
Pada tabung pertama, 0,5 ml KI ditambah 5 tetes larutan kanji. Larutan

kanji ditambahkan sebagai indikator adanya oksidasi I- menjadi I2. Penambahan tersebut tidak menghasilkan perubahan warna. kemudian ditambah 0,5 ml H2SO4 2M dan 5 tetes H2O2 30% . Penambahan H2SO4 berfungsi sebagai pemberi suasana asam pada larutan karena reaksi redoks dapat terjadi pada larutan asam atau basa. H2O2 diteteskan karena H2O2 sebagai oksidator agar terjadi reduksi H2O2 menjadi H2O dan terdapat perubahan warna menjadi coklat kehitaman pada larutan yang menunjukkan bahwa larutan I2 sudah teroksidasi. Pada percobaan ini dihasilkan endapan karbon yang berasal dari amilum (kanji). Reaksinya adalah sebagai berikut : 2 I- + H2O2 + 2H I2 + H2O
Coklat Kehitaman Oksida si reduksi Pada tabung kedua, 1 ml KI 0,5 M ditambah 5 tetes larutan kanji.

Penambaha larutan kanji pada larutan KI berfungsi sebagai indikator adanya oksidasi I- menjadi I2. setelah 0,5 KI ditambah 5 tetes larutan kanji, tidak didapatkan adanya perubahan warna. kemudian ditambah 1 ml H2SO4 1M dan 0,5 ml FeCl3 0,1 M . Penambahan H2SO4 dilakukan sebagai pemberi suasana asam pada larutan karena reaksi redoks dapat terjadi peda larutan asam atau basa sehingga memudahkan terjadinya reaksi redoks.

FeCl3 ditambahkan agar terjadi reduksi Fe3+ menjadi Fe2+ sehingga FeCl3 sebagai oksidator dan didapatkan perubahan warna menjadi coklat kehitaman pada larutan yang menunjukkan bahwa larutan I2 sudah teroksidasi. Reaksinya adalah sebagai berikut : 2 I- + 2 FeCl3 + 3 H+ Fe2+ + I2 + 3 HCl
Coklat Kehitaman Oksida si reduksi Pada tabung ketiga, 1 ml KI ditambah 5 tetes larutan kanji. setelah 1 ml KI

ditambah 5 tetes larutan kanji, tidak didapatkan adanya perubahan warna. Penambahan larutan kanji pada larutan KI berfungsi sebagai indikator adanya oksidasi I- menjadi I2. Pada tabung 3 untuk mendeteksi terbentuknya I2, ditambahkan HNO3 pekat tetes demi tetes sampai terjadi perubahan warna. HNO3 pekat ditambahkan untuk memberikan suasana asam dan agar terjadi terjadi reduksi HNO3 menjadi NO dan H2O. Setelah 20 tetes warna larutan tidak berubah karena HNO3 yang kami lakukan sudah teroksidasi sebelumnya. Kemudian ditambahkan H2SO4 pekat dan terjadi perubahan warna menjadi coklat kehitaman seperti pada tabung pembanding ( tabung 4 ). Reaksinya adalah sebagai berikut : 6 KI + 8 HNO3 6 KNO3 + 2 NO + 3 I2 + 4 H2O
Coklat Kehitaman Oksida si reduksi

Pada tabung keempat, 5 tetes I2 diencerkan dan ditambahkan 2 tetes

larutan kanji menghasilkan warna coklat kehitaman. Karena banyaknya tetesan I2 daripada larutan kanji, maka warnanya akan berubah menjadi

coklat kehitaman. Tabung ini disimpan untuk digunakan sebagai pembanding.


Pada tabung kelima, 2 tetes I2 diencerkan dan ditambah 5 tetes larutan

kanji menghasilkan perubahan warna ungu. Karena banyaknya tetesan larutan kanji daripada I2, maka warnanya akan berubah menjadi ungu. Tabung ini disimpan untuk digunakan sebagai pembanding. B.
Pada percobaan ini H2SO4 tidak berwarna dimasukkan ke dalam tabung

U sampai 3 cm dari mulut tabung. Pada tabung sisi kanan ditambah 2 ml Fe(SO4)2 jenuh yang berwarna hijau kekuningan dan 5 tetes KSCN 0,1 M yang tidak berwarna dan setelah penambahan terdapat perubahan warna menjadi kuning-orange. Warna kuning tersebut berasal dari Fe2+ yang tereduksi oleh 2SCN- kemudian setelah dicelupkan elektroda karbon terjadi perubahan warna menjadi merah darah. Warna merah darah menunjukkan adanya oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ sesuai dengan reaksi : FeSO4 + 2 H+ Fe3+ + H2SO4`
Merah darah Merah darah Kuning

Oksida si

Fe3+ + 3SCN- Fe(SCN)3 Fe2+ + 2 SCN - Fe(SCN)2

Sementara pada tabung sisi kiri larutan H2SO4 ditambahkan 2 ml K2Cr2O7 0,1 M yang berwarna jingga. Kemudian dicelupkan elektroda karbon terjadi perubahan warna menjadi jingga kekuningan. Hal ini menunjukkan adanya reduksi dari Cr2O72- menjadi 2Cr3+ sesuai reaksi berikut ini: Cr2O72- + 6H+ + 6e + SO42- 2Cr3+ + 7H2O + SO24Jingga Kekuningan

Reduksi

Pada tabung reaksi lainnya dibuat larutan pembanding yaitu 2 ml FeCl3 ditambah tetesan larutan KSCN 0,1 M berwarna merah darah yang

menandakan adanya ion Fe3+. Tabung ini disimpan untuk digunakan sebagai pembanding.

2.

Pada percobaan kedua yaitu penentuan DGL dari sel kimia.

15 ml CuSO4 1M yang berwarna biru dimasukkan

ke dalam gelas kimia pertama sedangkan 25 ml ZnSO4 0,1 M yang tidak berwarna dimasukkan kedalam gelas kimia yang kedua. Setelah itu, pada gelas kimia pertama dicelupkan lempeng Cu, sedangkan pada gelas kimia kedua dicelupkan lempeng Zn. Kemudian kedua lempeng tersebut dihubungkan dengan voltmeter dan dibuat jembatan garam dari kertas tisu yang digulung dan dicelupkan pada larutan NaCl. Fungsi dari jembatan garam ini adalah untuk menyeimbangkan ion-ion dalam larutan. Elektron akan mengalir dari elektroda Zn ( elektroda negatif ) ke elektroda Cu ( elektroda positif ). Sehingga reaksinya adalah : Anoda : Zn(s) Zn2+ (aq) + 2e Cu(s) E0 Zn = 0,763 V E0 Cu = 0,337 V E0 sel = 1,10 V Katoda : Cu2+ + 2e

Zn + Cu2+ Zn2+ + Cu Seng melarut menghasilkan ion seng Tembaga mengendap

Dari hasil percobaan jarum dari voltmeter menunjukkan angka 4 dengan tegangan yang digunakan sebesar 2,5 V. setelah dilakukan perhitungan, didapatkan bahwa E sel sebesar 1 V.

I. Diskusi
Pada percobaan pertama, yaitu pada tabung ke 1, didapatkan adanya endapan karbon. Hal ini tidak sesuai hipotesis bahwa pada tabung pertama, seharusnya tidak terdapat endapan karbon yang berwarna hitam. Endapan ini terbentuk karena H2O2 yang dipakai sebesar 30%. Ini tidak sesuai dengan panduan buku praktikum yang seharusnya memakai H2O2 hanya 3% saja. Oleh karena H2O2 yang dipakai sebesar 30% maka H2O2 tersebut bersifat oksidator kuat sehingga bisa memutuskan ikatan karbon yang terdapat pada amilum. Oleh sebab itulah terbentuk endapan karbon yang berwarna hitam. J. Kesimpulan K. Pertanyaan dan Jawaban 1. Bagaimana cara pemilihan indikator yang benar? Jelaskan! 2. Apa yang dimaksud dengan indikator universal?
3. Apa yang dimaksud dengan indikator tunggal dan indikator campuran?

Jelaskan perbedaan fungsinya dan berikan contohnya! Jawaban :


1. Cara pemilihan indicator yang benar adalah dengan menyesuaikan

indicator yang dipilih dengan jenis larutan yang dideteksi pH-nya. Misalnya, dengan menggunakan indicator PP, maka larutan yang hanya bersifat basa saja yang bisa dideteksi pH-nya yang ditandai

dengan berubahnya warna menjadi ungu, sementara pada larutan asam tidak terjadi perubahan warna.
2. Indikator Universal adalah suatu pH indikator untuk menandai

kadar keasaman atau kadar kebasaan suatu larutan. Indikator universal adalah gabungan dari beberapa indicator
3. Indikator tunggal adalah indikator yang berdiri sendiri tanpa perlu

indikator lain dan berfungsi untuk mendeteksi larutan bersifat asam atau basa tetapi tidak dapat mengetahui harga pH dan pOH. Contoh : indicator phenoptalein yang digunakan untuk mendeteksi larutan yang bersifat basa Indikator ganda adalah indikator yang tidak dapat berdiri sendiri atau memerlukan indikator lain

L. Daftar Pustaka Tim kimia dasar.2011.Penuntun Praktikum Kimia Dasar Lanjut.Surabaya : Unipres Tim Kimia Dasar.2010.Kimia Dasar II.Surabaya:Unipres 2010_anita. file:///E:/materi/praktikum%20indikator/trayek%20pH.htm. diakses pada 28 Maret 2012 RinoSafrizal,May23,2011.http://jejaringkimia.blogspot.com/2009/12/indikato r-asam-basa.html. diakses pada 28 Maret 2012

Lampiran Gambar percobaan

You might also like