You are on page 1of 57

MODUL PILOT PROJECT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN III

(Students Book)

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia 2009

DAFTAR ISI
SAMBUTAN...................................................................... KATA PENGANTAR........................................................ DAFTAR ISI....................................................................... BAB I PENDAHULUAN............................................... A. Latar Belakang................................................ B. Deskripsi Singkat............................................ C. Hasil Belajar.................................................... D. Tujuan Pembelajaran....................................... E. Indikator Hasil Belajar.................................... F. Materi Pokok................................................... G. Manfaat........................................................... iii v vii 1 1 6 6 6 6 7 8

BAB II KONSEP DASAR BUDAYA KERJAORGANISASI PEMBELAJARAN PERTAMA.......................... 9 A. Indikator Keberhasilan Kompetensi................ 9 B. Uraian Materi.................................................. 9 BAB III DESKRIPSI BUDAYA KERJA ORGANISASI PEMERINTAH..................................................... PEMBELAJARAN KEDUA................................ A. Indikator Keberhasilan Kompetensi................ B. Uraian Materi................................................... C. Rangkuman...................................................... i

21 21 21 34

ii BAB IV PENERAPAN BUDAYA KERJA ORGANISASI PEMBELAJARAN KETIGA........................ 36 A. Indikator Keberhasilan Kompetensi................ 36 B. Proses Pembelajaran........................................ 36 C. Budaya Kerja Organisasi Pemerintah Berkualitas ........................................................................ 40 D. Pengembangan Budaya Kerja Organisasi di Masa Datang............................................................ 42 BAB V PENUTUP............................................................ A. Simpulan.......................................................... B. Tindak Lanjut................................................... DAFTAR PUSTAKA......................................................... 45 45 47 50

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berubahnya tatanan dunia di bidang perdagangan membawa dampak yang luar biasa keseluruh dunia. Tidak ada sebuah negarapun yang mampu menahan dan membatasi diri dari pengaruh tersebut. Sebuah Negara menjadi borderless terhadap Negara lainnya di segala bidang termasuk dalam hal kedaulatan yang secara perlahan sudah jauh berkurang. Sebuah Negara harus mengikuti aturanaturan global di bidang tarif, pajak, mengurangi hambatan masuknya barang antar Negara dan lain-lain. Pada sisi lainnya, di Indonesia mengalami perubahan politik ketatanegaraan yang sangat signifikan dimana demokrasi menjadi hal yang utama dengan penerapan transparansi, akuntabel dan kemandirian di segala bidang. Perubahan yang besar di kedua bidang tersebut sangat diharapkan oleh masyarakat menjadi awal yang untuk mengubah juga tatanan birokrasi yang ada di pemerintahan. Adalah hampir tidak mungkin melakukan perubahan dan pembaharuan prosedur dan aliran kerja menjadi lebih lancar, melakukan pembaharuan pelayanan kepada masyarakat agar lebih responsif, dan melakukan perubahan struktur birokrasi agar mampu bersaing bila birokrasi pemerintahan yang ada tertutup. Perubahan tersebut dilakukan dengan memahami dan mengimplementasikan budaya kerja secara lebih baik yang sebenarnya merupakan tatanan

Budaya Kerja Organisasi Pemerintah

kerja sehari-hari yang sudah kita kenal selama ini. Budaya kerja yang sebenarnya sudah dilakukan tersebut harus dilakukan dengan cara yang lebih optimal sesuai dengan nilai-nilai yang ada dengan berpatokan pada pengertian-pengertian : i. bahwa budaya kerja adalah sebagai system aturan, ii. bahwa budaya kerja sebagai cara dan rasa kerja yang lebih baik dan bermanfaat, iii. dan bahwa budaya kerja sebagai kesanggupan untuk mencari dayasuai dengan keadaan-keadaan yang berbeda. Sehingga budaya kerja aparatur pemerintah dapat diartikan sebagai : sikap dan perilaku individu dan kelompok aparatur Negara yang didasari atas nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dan telah menjadi sifat serta kebiasaan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan sehari-hari. Pelaksanaan budaya kerja dengan cara-cara yang seharusnya tersebut diarahkan kepada terciptanya aparatur Negara yang professional, bermoral dan bertanggung jawab dengan persepsi yang tepat terhadap pekerjaan sehingga yang dilakukan selalu dengan keyakinan untuk berbuat yang terbaik, dengan cara yang seharusnya dan menghasilkan pekerjaan yang terbaik pula. Dengan demikian makna dan arti pelaksanaan budaya kerja bagi aparatur adalah sebagai aparatur Negara akan bermanfaat, baik bagi dirinya, organisasi, dan dalam menjalankan tugas, dengan penuh kesungguhan yang memiliki kemungkinan untuk melakukan aktualisasi, berperan dan berprestasi, yang akan berdampak pada peningkatan kerja kelompok atau organisasi.

Modul Pilot Project Diklat Prajabatan Golongan III

Pelaksanaan budaya kerja aparatur Negara dengan nilai-nilai yang seharusnya merupakan langkah awal yang sebaiknya dipilih dalam upaya melakukan Reformasi birokrasi secara keseluruhan, sehingga dapat menjadi birokrasi yang efisien dan efektif dengan aparatur yang bersih, transparan, dan professional dalam menjalankan tugasnya. Hukum menjadi dasar dari tatanan birokrasi yang ada dan dilaksanakan secara konsisten sehingga pelaksanaan Negara menjadi baik dan bersih (good and clean government) dan masyarakat sebagai pihak yang harus dilayani memperoleh imbas yang baik pula. Langkah strategis yang harus dilakukan adalah melakukan upaya peningkatan kinerja aparatur negara dengan menerapkan nilai budaya kerja. Pelaksanaan penerapan pengembangan budaya kerja dilakukan dengan internalisasi kepada aparatur apakah dengan metode percontohan pada instansi tertentu atau dengan mengadakan internalisasi bertahap dari pimpinan terus ke bawah, dari Pusat ke Daerah. Pada tataran Calon Pegawai Negeri Sipil ini penerapan Budaya Kerja disosialisasikan sedini mungkin dan agar dapat mengimplementasikannya sebagai Aparatur Negara dalam peningkatan kinerja pada tugas instansi masing-masing, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (pasal 3, ayat 1 ) bahwa : Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur Negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara professional, jujur, adil, netral dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan, dan pembangunan

Budaya Kerja Organisasi Pemerintah

Pasal 3, ayat 2 : Pegawai negeri harus netral dari pengaruh semua golongan dan partai politik serta tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat;

B. Deskripsi Singkat :
Mata diklat ini membahas pengertian budaya kerja Organisasi pemerintah, manfaatnya dan ruang lingkup serta praktek dan latihan dalam proses pembelajaran untuk peserta mampu mengidentifikasi dan mengatasi hambatan serta pengembangan sikap dalam bekerja, perilaku dan kinerja dalam menerapkan budaya kerja organisasi pemerintah.

C. Hasil Belajar :
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu melaksanakan budaya kerja organisasi pemerintah.

D.

Tujuan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran untuk peserta memahami konsep dasar Budaya Kerja Organisasi Pemerintah dengan fokus utama Peningkatan Sumber Daya Manusia Aparatur untuk meningkatkan kinerja pemerintah dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik, dan memfasilitasi peserta mendiskusikan dan mendalami upaya-upaya dalam Pembinaan Sumber Daya Manusia Aparatur

E.

Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu :

Modul Pilot Project Diklat Prajabatan Golongan III

1. menjelaskan pengertian budaya kerja 2. menjelaskan pengertian budaya kerja dan manfaatnya. 3. menjelaskan ruang lingkup budaya kerja organisasi
pemerintah

4. mengidentifikasi dan mengatasi hambatan budaya kerja


organisasi pemerintah

F.

Materi Pokok

8. 9. 10. 11.

1. Pendahuluan (Ice-Breaking dan Energizer , Tujuan Pembelajaran) 2. Pengertian 3. Prinsip prinsip Budaya Kerja 4. Manfaat budaya kerja organisasi pemerintah 5. Fungsi budaya kerja organisasi pemerintah 6. Unsur yang mempengaruhi budaya kerja organisasi 7. Nilai-nilai Budaya : dalam manajemen / organisasi Asesmen 17 pasang nilai budaya kerja organisasi pemerintah (MenPAN) Nilai-nilai Instrumental yang menjadi landasan Budaya Kerja Identifikasi masalah budaya kerja organisasi pemerintah Mengatasi hambatan budaya kerja organisasi pemerintah Wawasan Tugas Organisasi pemerintah 13. Budaya Kerja berkualitas 14. Penerapan budaya kerja organisasi pemerintah dalam kegiatan tugas sehari-hari :- Kepemimpinan - Kelompok Kerja - Individu - Lingkungan Kerja

12.

6 15.
Praktek Latihan (out-class) Pada Kantor/Dinas/Instansi

Budaya Kerja Organisasi Pemerintah

masing-masing

G.

Manfaat

Modul ini dapat dijadikan referensi, acuan dan pedoman dalam Diklat Pra Jabatan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2001 tentang Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil antara lain : 1. Menumbuhkembangkan nilai moral dan nilai budaya kerja produktif dan akuntabel kepada setiap aparatur negara yang bersumber dari nilai Pancasila, agama, tradisi dan nilai kerja produktif, modern, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ; 2. Memperbaiki persepsi, pola pikir dan perilaku aparatur negara yang menyimpang dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat, sekaligus mempercepat pembarantasan praktek KKN; 3. Meningkatkan kinerja pemerintah melalui kelompok kerja dan forum profesional, agar lebih peka, kreatif, dan dinamis memperbaiki kinerjanya secara berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan masyarakat serta daya saing dalam dan luar negeri; 4. memperbaiki citra aparatur negara dan meningkatkan kepercayaan terhadap aparatur negara; 5. Pengembangan budaya kerja diharapkan dapat meningkatkan sinergi program pembangunan nasional, memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa;

Modul Pilot Project Diklat Prajabatan Golongan III

(Kementerian PAN, 2008)

BAB II KONSEP DASAR BUDAYA KERJA ORGANISASI PEMBELAJARAN PERTAMA


Kegiatan :- Pendahuluan : Tujuan - Pengertian - Manfaat Budaya Kerja Pembelajaran

A.

Indikator Keberhasilan Kompetensi

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu menjelaskan secara ringkas konsep dasar budaya kerja, pengertian budaya kerja dan manfaatnya.

B.

Uraian Materi

1. Pengertian a. Budaya : Berasal dari bahasa Sansekerta , budhayah; bentuk jamak budhi yang berarti budi (akal). Dengan demikian budaya dapat diartikan : hal-hal yang bersangkutan dengan akal atau segala sesuatu yang berkaitan dengan akal pikiran, nilai-nilai dan sikap mental. Budidaya berarti memberdayakan budi atau kita kenal

Modul Pilot Project Diklat Prajabatan Golongan III

dengan istilah culture yang pada awalnya memiliki arti mengolah atau mengerjakan sesuatu (mengolah tanah pertanian), kemudian berkembang sebagai cara manusia mengaktualisasikan nilai (value), karsa (creativity) dan hasil karyanya (performance). (Kementerian PAN, 2002,13) b. Kebudayaan : Sedangkan kebudayaan merupakan kata majemuk dari budi daya sama dengan daya dari budi yang berupa cipta, rasa dan karsa (Koentjaraninggrat, Ilmu Budaya Dasar, 1980) Kebudayaan (The American Haritage Dictionary, 1992) didefenisikan sebagai : -Suatu keseluruhan system gagasan, tindak dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat, yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar - Keseluruhan gagasan & karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan hasil budi dan karyanya itu c. Budaya Kerja : - Kerja : suatu aktivitas yang dilakukan seseorang yang diharapkan dapat memberikan suatu manfaat nilai tertentu yang lebih baik, lebih memuaskan kehidupannya daripada keadaan sebelumnya. Dengan demikian Budaya Kerja : merupakan falsafah yang didasari oleh pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan kekuatan pendorong yang membudaya dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau organisasi yang kemudian tercermin dalam perilaku, kepercayaan, cita-cita, pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai suatu kerja atau bekerja Budaya Kerja sebagai suatu falsafah yang didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi :

10
-

Budaya Kerja Organisasi Pemerintah

Sifat Kebiasaan dan kekuatan pendorong

Membudaya dalam kehidupan suatu kelompok / organisasi yang tercermin dari : sikap dan perilaku, kepercayaan dan cita-cita. Terdapat beberapa pengertian tentang budaya kerja yaitu : 1. Ada pola nilai, sikap, tingkah laku, hasil karsa dan karya, termasuk segala instrumen, sistem kerja, terknologi dan bahasa yang digunakannya; 2. Budaya berkaitan erat dengan persepsi terhadap nilai-nilai dan lingkungannya yang melahirkan makna dan pandangan hidup, yang akan mempengaruhi sikap dan tingkah laku dalam bekerja; 3. Budaya merupakan hasil dari pengalaman hidup, kebiasaankebiasaan serta proses seleksi (menerima atau menolak) norma yang ada dalam dalam cara berinteraksi sosial atau menempatkan dirinya ditengah-tengah lingkungan kerja tertentu; 4. Dalam proses budaya terdapat saling mempengaruhi dan saling ketergantungan (interdependensi) baik sosial maupun non-sosial. Pada konteks organisasi; Pada suatu organisasi yang mempunyai sarana untuk mencapai suatu tujuan, budaya pada umumnya diwujudkan dalam bentuk kinerja kerja. Bentuk aktualisasinya dalam nilai-nilai, sehingga dalam suatu kesatuan menjadi suatu nilai budaya kerja. Pengertian budaya kerja organisasi adalah cara kerja sehari-hari yang bermutu dan selalu mendasari

Modul Pilot Project Diklat Prajabatan Golongan III

11

nilai-nilai yang penuh makna, sehingga menjadi motivasi, memberi inspirasi untuk senantiasa bekerja lebih baik, dan memuaskan bagi masyarakat yang dilayani (Kementerian PAN, 2008, hal 18). Pada konteks pemerintahan,atau aparaturnya budaya kerja diartikan sebagai cara pandang atau cara seseorang memberikan makna terhadap kerja, maka dapat dipahami sebagai cara pandang serta suasana hati yang menumbuhkan keyakinan yang kuat atas dasar nilai-nilai yang diyakininya, serta memiliki semangat yang tinggi dan bersungguh-sungguh untuk mewujudkan prestasi terbaik. (Kementerian PAN, 2008, 19) Peran Budaya Kerja (Seminar Korpri DIY, 1992) 1. Salah satu komponen kualitas manusia yang terkait dengan identitas bangsa dan menjadi tolok ukur dasar dalam pembangunan 2. Penentu integritas bangsa dan penyumbang utama dalam kesinambungan kehidupan bangsa.

3. Berkaitan erta dengan nilai-nilai dan falsafah bangsa,


pendorong prestasi kerja yang optimal. Selanjutnya Budhi Paramitha (1980), melihat Perwujudan warna Budaya Kerja sehari-hari adalah : Produktifitas berupa perilaku yang tercermin antara lain dalam bentuk : kerja keras, ulet, disiplin, produktif, tanggung jawab,motivasi, manfaat, kreatif, dinamik, konsekwen, konsisten, responsif, mandiri, makin baik, yang dapat dibagi atas: 1. Sikap terhadap pekerjaan : - senang bekerja, ibarat berkreasi - cari kepuasan dengan kesibukan sendiri

12

Budaya Kerja Organisasi Pemerintah

2.

- terpaksa bekerja demi kelangsungan hidup Perilaku Waktu Bekerja : - Rajin - Dedikasi - Bertanggung jawab - Berhati-hati - Teliti - Cermat - Kemauan keras - Mempelajari tugas dan kewajibannya - Suka membantu sesama, atau sebaliknya

d. Budaya Kerja Organisasi Pemerintah Apabila dihubungkan dengan organisasi pemerintah maka diperdapat pengertian budaya kerja organisasi pemerintah ( Emil P Bolongita, 1990) sebagai berikut : 1. Adalah manajemen yang meliputi pengembangan, perencanaan, produksi dan pelayanan suatu produk berkualitas dalam arti optimal, ekonomi dan memuaskan 2. Budaya kerja adalah salah satu komponen kualitas manusia yang sangat melekat dengan identitas bangsa dan menjadi tolok ukur dasar dalam pembangunan 3. Budaya Kerja dapat ikut menentukan integritas bangsa dan menjadi penyumbang utama dalam menjamin kesinambungan kehidupan bangsa 4. Budaya kerja sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai yang dimilkinya, terutama falsafah bangsa yang mampu mendorong prestasi kerja setinggi-tingginya.

Modul Pilot Project Diklat Prajabatan Golongan III

13

5. sebaiknya pemerintah mampu mengakomodasikan


pengalamannya dengan pengalaman bisnis, dan memperlakukan masyarakat sebagai pelanggan. Dalam hal muncul konsep Total Quality Governance dengan prinsipprinsip : - Pertemukan tuntutan masyarakat dan ketentuan PerUndang-Undangan. - Orientasi pasar - Aktualisasi misi lebih penting daripada mengatur - Fokus pada keluaran / hasil bukan masukan/input - Lebih baik cegah ketimbang mengobati / memperbaiki - Utamakan partisipatif / gotong royong - Kegiatan, koordinasi dan kemitraan 2. Prinsip-prinsip Budaya Kerja Budaya kerja pada prinsipnya dilaksanakan dalam rangkaian membangun dan membudayakan Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur secara optimal. Prinsip merupakan pernyataan fundamental atau kebenaran yang menjadi pedoman kea rah pemikiran dan tindakan, yang meliputi : (1) praktis, sehingga prinsip dapat digunakan terlepas dari waktu atau saat diterapkan; (2) relevan dengan sebuah ketentuan yang bersifat dasar dan luas; (3) konsisten dalam situasi yang serupa akan timbul hasil yang serupa juga; (4) penerapan prinsip akan menghasilkan suatu yang lebih baik;

14

Budaya Kerja Organisasi Pemerintah

(5) membangun dan membudayakan nilai kebenaran bekerja secara optimal Lembaran Kerja : 1 Prinsip Budaya Kerja Prinsip-prinsip budaya kerja sebenarnya merupakan hal-hal yang dasar yang dilakukan dalam suatu pelaksanaan kerja. Kerja sebenarnya merupakan suatu proses penciptaan nilai pada suatu unit sumber daya. Terdapat beberapa nilai yang bisa menjadi prinsip budaya kerja, yaitu :

1. Etos kerja, merupakan watak atau semangat fundamental


suatu budaya, berbagai ungkapan yang menunjukkan kepercayaan, kebiasaan, atau perilaku suatu kelompok masyarakat. Etos merupakan komponen budaya yang merupakan kekuatan pendorong atau penggerak, sehingga manusia siap kerja keras. Etos kerja dapat diukur dengan tinggi rendah, kuat (keras) atau lemah, tidak dengan baik buruknya atau benar salahnya;

2. Workaholism ; sebagai bagian dari budaya kerja, hal tersebut


karena menunjukkan salah satu pola dan kualitas perilaku manusia dalam bekerja, baik secara pribadi, pekerjaan dinas, kelompok, bebas atau kompetitif. Workaholism bisa berdampak positif dan sebaliknya, baik kepada pelaku atau hasil dari kerjaan yang dilakukan;

3. Etika kerja, merupakan peristiwa rohani yang berkaitan


dengan kalbu atau nurani manusia-manusia, ketika dihadapkan pada pilihan, memilih dengan bebas, membuat keputusan batin dan bertanggung jawab atas pilihannya;

4. Anggapan dasar tentang kerja, merupakan kesimpulan


dalam bentuk pendirian Kerja dapat diartikan sebagai

Modul Pilot Project Diklat Prajabatan Golongan III

15

hukuman, upeti, beban, kewajiban, sumber penghasilan, kesenangan, status, prestise atau gengsi, harga diri, aktualisasi diri, panggilan jiwa, pengabdian, hak atau sebaliknya, hidup atau sebaliknya dan ibadah serta suci. (Kementerian PAN, 2008, 19) - Pengantar teori Hierarchy of Needs : Abraham Maslow, Lembaran Kerja 2 Manfaat Budaya Kerja Organisasi Pemerintah Budaya kerja dapat bermanfaat sebagai upaya untuk mengakselerasi atau memperbaiki suatu keadaan yang sudah berjalan dengan status dalam suatu organisasi atau pemerintahan. Beberapa hal yang dapat dilakukan berdasarkan budaya kerja untuk mengetahui manfaatnya adalah dengan melihat :

1.

arah, merupakan sikap lahir dari pelaku yang dapat dilakukan penilaian sehingga bisa dilakukan perbaikan dan atau peningkatan kinerja;

2.

ukuran, berhubungan dengan kuat, sedang, lemahnya suatu budaya kerja pada suatu organisasi yang berkaitan erat dengan kinerja yang timbul dari pelakunya. Ukuran juga berkaitan dengan, bagaimana hukum mengatur mengenai budaya kerja tersebut, apakah ajaran-ajaran dalam berbagai keyakinan dapat menerima, sesuai atau tidak dengan pola yang ada dalam masyarakat atau organisasi atau dalam pemerintahn, dan apakah skenario mengatur hal tersebut;

3.

ruang, dapat untuk menilai seberapa jauh budaya kerja menjadi semacam kepercayaan bagi pelakunya, atau

16

Budaya Kerja Organisasi Pemerintah

hanya sebagai suatu cipta, suatu kemauan dan suatu perasaan, yang berkaitan dengan kinerja pelakunya;

4.

proses, lebih berkaitan dengan penilaian atas penataan dari pelaku terhadap budaya kerjanya, atau penganutannya, peniruannya dan penurutannya.

3. Fungsi budaya kerja organisasi pemerintah Pengelolaan administrasi pemerintah yang mencakup pengembangan, perencanaan, produksi dan pelayanan suatu produk yang berkualitas dalam arti, ekonomis dan bermanfaat (Keputusan MENPAN nomor 04/1991 tentang Pemasyarakatan Budaya Kerja). Budaya Kerja sebagai sikap dan perilaku individu dalam kelompok aparatur Negara yang didasari atas nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dan telah menjadi sifat serta kebiasaan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan sehari-hari yang merupakan pola nilai, sikap, tingkah laku, hasil karya, termasuk segala instrument, system kerja, teknologi dan bahasa yang digunakannnya. Fungsi budaya kerja organisasi pemerintah oleh aparatur Negara tercermin dari cara kerja sehari-hari yang bermutu dan selalu mendasari nilai-nilai yang penuh makna, sehingga menjadi motivasi, memberi inspirasi untuk senantiasa bekerja lebih baik dan memuaskan bagi masyarakat yang dilayani (Kementerian PAN, 2002). Fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai culture in action, way of thinking, way of life yang perwujudannya antara lain : - Sebagai identitas dan citra suatu masyarakat; - Sebagai pengikat suatu masyarakat - Sebagai sumber kehidupan masyarakat

Modul Pilot Project Diklat Prajabatan Golongan III

17

Sebagai kemampuan untuk nilai/pembanding Sebagai kemampuan untuk membentuk nilai tambah; Sebagai pola perilaku Sebagai warisan Sebagai proses yang mempersatukan Sebagai program mental sebuah masyarakat Dalam perkembangannya fungsi budaya menjadi tolok ukur pelaksanaan nilai-nilai suatu kelompok --organisasi pemerintah; Sebagai citra, kekuatan penggerak dan dan pengubah, nilai tambah, pola perilaku, dan mencapai tujuan bersama dan program mental menjadi dominant.

4. Unsur yang mempengaruhi budaya kerja organisasi Terdapat banyak unsur-unsur yang mempengaruhi budaya kerja. Dalam organisasi pemerintah dan aparatur negara dikemukakan lima unsur yang berpengaruh pada organisasi pada umumnya dan juga berpengaruh langsung dalam organisasi Negara yang pelakupelakunya disebut aparatur negara yaitu :

a. Kepemimpinan; Kepemimpinan memegang peran yang


penting dalam suatu organisasi. Pemimpin yang dapat memberikan suritauladan yang baik akan dicontoh oleh aparaturnya diharapkan organisasi tersebut akan menjadi baik pula. Demikian pula sebaliknya, bila pemimpin tidak bisa memberi contoh yang baik, maka jalannya organisasi juga akan menjadi tidak baik;

18

Budaya Kerja Organisasi Pemerintah

b. Hukum; merupakan dasar dari suatu organisasi untuk


melakukan eksistensinya, tidak peduli apakah organisasi tersebut merupakan organisasi Negara atau organisasi masyarakat yang hanya memilki jumlah anggota yang kecil. Dengan hukum maka bentuk organisasi tersebut menjadi jelas, dan kemudian tatanan dan jalannya organisasi juga memiliki dasar yang jelas.

c. Teknologi; merupakan unsure luar yang dipergunakan secara


langsung oleh organisasi dalam beraktivitas. Dengan teknologi maka kerja organisasi akan menjadi semakin baik, dan pada akhirnya budaya organisasi juga akan berubah karena teknologi yang digunakan menghendaki hal yang demikian.

d. Reward and punishment; merupakan hal yang berpengaruh


secara langsung pada aparatnya. Dengan reward yang memadai maka aparat akan tenang dalam bekerja, bahkan dengan reward yang jelas maka budaya-budaya baru dapat dibentuk. Demikian pula dengan punishment . Unsur ini merupakan penjaga bagi organisasi secara umum danaparatur secara khusus untuk bekerja berdasarkan aturan yang ada. Bila aturan tersebut dilanggar maka punishment segera menanti. Dengan pengaturan punishment yang jelas, maka budaya kerja dapat dirubah. e. Politik merupakan unsur yang seharusnya tidak berpengaruh pada aparatur Negara, tetapi ketika demokrasi mulai menjadi dasar dan dijalankan dengan konsekuen, maka sebagian dari organisasi harus bisa diserahkan kepada tokoh politik. Tokoh ini mungkin saja membawa perubahan pada budaya

Modul Pilot Project Diklat Prajabatan Golongan III

19

kerja bagi aparatur, tetapi bisa saja tidak terjadi perubahan apa-apa. ( Kementerian PAN, 2008, 23 24) Lembaran Kerja : 3 Prinsip Pribadi Sikap terhadap Kerja 5. Rangkuman Pada bagian pertama pembelajaran ini dibahas mengenai konsep dasar budaya organisasi pemerintah yaitu : pengertian-pengertian (defenisi) budaya, budaya kerja, budaya kerja organisasi, dan budaya kerja organisasi pemerintah serta prinsip-prinsip budaya kerja dan manfaat budaya kerja. Ketiga materi pokok ini sengaja dibahas pada bab ini, karena merupakan modul pembuka untuk lebih lanjut dapat mengidentifikasi dari nilai-nilai yang ada jauh mengenai budaya kerja pada suatu organisasi

BAB III DESKRIPSI BUDAYA KERJA ORGANISASI PEMERINTAH PEMBELAJARAN KEDUA


Identifikasi : - Keadaan saat ini - Keadaan yang seharusnya - Mengatasi Hambatan Budaya Kerja Organisasi Pemerintah

A.

Indikator Keberhasilan Kompetensi

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu menjelaskan ruang lingkup budaya kerja organisasi pemerintah mengidentifikasi dan mengatasi hambatan budaya kerja organisasi pemerintah

B.

Uraian Materi
1. Ruang lingkup Nilai-nilai Budaya dalam Organisasi Abstraksi : a. Lingkup Kepemimpinan Kepemimpinan memiliki peran yang sangat penting bagi berjalannya suatu organisasi apapun bentuk organisasi tersebut. Apabila pemimpin dapat menjalankan tugasnya dengan baik,

20

Modul Pilot Project Diklat Prajabatan Golongan III

21

maka organisasi yang dipimpinnya akan terselenggara dengan baik pula. Pengertian kepemimpinan adalah kemampuan sesorang untuk mempengaruhi orang lain, dalam hal ini bawahannnya, sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenanginya. (Sondang Siagian : 2002, 63) Dari definisi tersebut terdapat tiga hal penting, yaitu : (1) dari seseorang yang menduduki jabatan pimpinan dituntut kemampuan tertentu yang tidak dimiliki oleh sumber daya manusia lainnya dalam organisasi; (2) kepengikutannya sebagai elemen penting dalam menjalankan kepemimpinan; dan (3) kemampuan mengubah egosentrisme para bawahan menjadi organisasi-sentrisme Lembaran Kerja : 4 Nilai-Nilai Budaya Kerja b. Hukum Hukum dalam suatu organisasi dapat dilihat pada dua hal, yaitu hukum sebagai tatanan atau sikap tindak dalam organisasi atau lebih berkaitan dengan hukum administrasi negara (karena aparatur negara), dan hukum sebagai hukuman. Hukum sebagai tatanan pada sebuah organisasi negara, berhubungan tingkatan / hirarki perundang-undangan (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004) maka konstitusi merupakan hukum yang tertinggi yang harus dipatuhi oleh semua warga negara baru diikuti oleh peraturan perundangan di bawahnya. Pada organisasi pemerintahan, maka

22

Budaya Kerja Organisasi Pemerintah

hukum yang mengatur organisasi pemerintahan tersebut didasarkan pada hokum administrasi negaranya. Sedangkan pada organisasi privat sampai pada organisasi kemasyarakat, maka hukum yang menjadi tatanan kegiatannya adalah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah tangganya. Hukum sebagai tatanan dari sikap tindak meliputi hukum sebagai hukuman, reward and punishment, lebih khusus lagi bagi aparatur negara adalah penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1999 tentang Disiplin Pegawai Negeri Lembaran Kerja : 5 Peranan Pemimpin - Kepemimpinan dalam Budaya Kerja c. Teknologi Teknologi sejak ditemukan dan dikembangkan merupakan sarana yang ditujukan untuk mempermudah kehidupan manusia, baik secara pribadi ataupun berkelompok. Macam dan jenis teknologi berkembang sesuai dengan kebutuhan manusia sehingga pada akhirnya teknologi tersebut mendukung kegiatan manusia secara optimal. Teknologi transportasi mempermudah manusia untuk melakukan kegiatan yang berhubungan jarak, teknologi kesehatan untuk manusia menjadi lebih sehat, teknologi produksi untuk membuat manusia menjadi lebih dapat menikmati kehidupannya. Teknologi informasi, walau bukan yang terakhir berkembang, merupakan salah satu teknologi yang dapat mengubah dunia secara drastis, dari yang berjauhan menjadi sangat dekat bahkan menjadi borderless

Modul Pilot Project Diklat Prajabatan Golongan III

23

suatu negara terhadap negara lainnya. Teknologi informasi ini merupakan sarana yang paling baik untuk pengembangan suatu organisasi, bahkan pada tahap pelaksanaannya dapat mengubah kebiasaan-kebiasaan yang selama ini menjadi tahapan wajar menjadi begitu tertinggal. Pemanfaatan teknologi selain untuk organisasi pengguna juga berguna bagi pihak lain yang berhubungan dengan organisasi tersebut, artinya bila dilaksanakan pada pemerintahan, maka pelayanan kepada masyarakat akan menjadi lebih baik, karena datanya sudah dapat tersedia dengan cepat misalnya. Selain cepat, data yang yang dihimpun dalam suatu sistem informasi juga menjadi lebih akurat dan tidak memerlukan waktu yang lama untuk melakukan verifikasi bila diperlukan. Lembaran Kerja : 6. Peranan Teknologi Informasi dalam Budaya Kerja d. Reward and Punishment Ketika dikembangkan, bentuk reward and punishment sebenarnya lebih banyak diterapkan dalam bentuk kegiatan manajemen dan ekonomi, misalnya seorang pelaksana kerja bila dapat menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya atau bahkan lebih cepat akan mendapat reward (penghargaan), dalam bentuk uang sedangkan bila melewati batas waktu yang ditetapkan akan mendapatkan punishment (hukuman) berupa denda. Hal ini dilakukan untuk menimbulkan efisiensi dan mengefektifkan sumber daya yang ada dari kelangkaan.

24

Budaya Kerja Organisasi Pemerintah

Konsep ini kemudian berkembang di banyak kegiatan di luar manajemen dan ekonomi dan terutama dipergunakan untuk memacu adanya perubahandilakukan oleh pelaksana suatu pekerjaan. Bentuknya tidak hanya berujung pada uang atau dana tapi dapat terjadi pada kemungkinan-kemungkinan lain, seperti kesempatan berkembang, tantangan, dan persaingan yang bertujuan untuk mencapai kondisi yang lebih baik. Penerapannya juga pada organisasi pemerintah dengan pengembangannya dalam upaya-upaya melakukan efektifitas dan efisiensi pada awalnya menjadi hal-hal yang lebih luas Lembaran Kerja: 7. Reformasi Birokrasi dan Renumerasi 2. Asesmen terhadap praktek-praktek Nilai Budaya Kerja Aparatur Pemerintah ( 17 pasang nilai budaya kerja organisasi pemerintah MenPAN) Abstraksi a. Kepemimpinan dan Keteladanan - dapat mengubah suatu nilai budaya kerja dari sisi kewenangan, hak dan kewajiban yang dimiliki - kesadaran diri sebagai pemimpin yang ditunjukkan melalui kemampuannya untuk mempengaruhi dan menjadikan dirinya sebagai teladan; - mampu memotivasi bawahan, berdasarkan nilai-nilai moral seperti : integritas, komitmen, konsisten;

- mempunyai sifat/watak pemimpin, hasta brata (matahari,


bulan, bintang, angina, air, samodra, bumi, api) enabling leader

Modul Pilot Project Diklat Prajabatan Golongan III

25

- pemimpin adalah sosok hikmat kebijakan bukan sosok pejabatnya. Pemimpin adalah keutuhan produk kedelapan butir karakter unggul di atas;

pemimpin tidak hanya perlu memiliki IQ, dan EQ

b.

c.

d.

e.

tinggi, tetapi harus memiliki kecerdasan spiritual, menempatkan diri dalam posisi tahta untuk rakyat, manunggaling kawulo lan Gusti Sikap perillaku yang dinyatakan secara sadar; sebagai acuan bagi bawahan dalam hal yang berkaitan dengan pekerjaan maupun nilai-nilai; Wewenang dan Tanggungjawab Wewenang merupakan hak dan kekuasaan untuk melakukan sesuatu Tanggungjawab adalah kesediaan menanggung sesuatu Keadilan dan Keterbukaan Suatu sikap yang tidak memihak dan tegas dalam pendirian sejauh hal tersebut menjadi kewenangannya; Sejauh ada informasi yang layak diinformasikan dan tidak bertentangan dengan peraturan perundangundangan wajib diinformasikan kepada berbagai pihak yang memerlukan; Semangat dan motivasi Sebagai daya atau energi yang mendorong perilaku sampai pada tingkatan yang tertinggi Keberanian dan Kearifan Berani menanggung resiko dalam pembuatan keputusan dengan cepat dan tepat waktu (peran EQ sangat besar dibandingkan IQ)

26
-

Budaya Kerja Organisasi Pemerintah

Landasan membentuk nilai-nilai yang bersumber dariotak sebelah kanan yang penuh nilai baik dan buruk (EQ), sehingga dapat memilih nilai-nilai yang cocok dalam manajemen untuk memecahkan masalah yang dihadapi; f. Integritas dan profesionalitas; - Sikap dan tindak yang konsekwen, konsisten dan tidak diragukan dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggungjawabnya, dan yang bersangkutan menyatu dalam organisasi dan tidak melakukan tindakan negative bagi dirinya dan organisasi; - Kemampuan/keahlian serta keterampilan tertentu yang dilandasi disiplin ilmu tertentu dalam menunjang pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya; g. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi; - Merupakan hasil studi dan penelitian obyek tertentu baikmurni maupun terapan diolah dengan metode tertentu dan bermanfaat bagi kehidupan manusia secara individu, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; - Menjadi dominant dalam proses manajemen; - Cara dan metode kerja untuk menghasilkan sesuatu produk dan jasa; h. Dedikasi dan loyalitas; - Merupakan sikap rela berkorban dan jiwa pengabdian terhadap instansi, bangsa, negara dan tata serta setia dalam menjalankan tugas dan kewajibannya;

Modul Pilot Project Diklat Prajabatan Golongan III

27

i. Keteguhan dan Ketegaran - Kuat dalam berpegang pada aturan, nilai moral, prinsipprinsip manajemen Berupa sifat, watak, dan tindakan yang jelas dan tidak ragu-ragu j. Keikhlasan dan Kejujuran Rela sepenuh hati, dating dari lubuk hati, tidak mengharapkan imbalan atau balas jasa atas perbuatan, khususnya yang berdampak positif pada orang lain, dan semata-mata karena menjalankan tugas / amanah; Merupakan komponen rohani yang memantulkan berbagai sikap yang berpihak kepada kebenaran dan sikap moral yang terpuji; Merupakan sikap/keberanian untuk mengatasi dirinya sendiri, berani menolak dan bertindak melawan segala kebathilan yang bertentangan dengan suara hati atau kalbunya; k. Rasionalitas dan Kecerdasan emosi Berpikir cerdas, obyektif, logis, sistematik, banyak terkait dengan proses ilmiah untuk mengasah kemampuan intelektual; Memandang sesuatu dari perasaan aspek perasaan (emosi), mata hati (EQ); l. Kebersamaan dan dinamika kelompok; Suatu sikap dan perilaku sekelompok individu yang secara bersama-sama pada suatu ruang / waktu yang sama menunjukkan tingkah laku secara spontan;

28
-

Budaya Kerja Organisasi Pemerintah

Suasana hati yang merasakan dirinya bagian dari suatu kelompok kerja tertentu, sehingga tumbuh perasaan bersama dalam kelompok yang kuat yang melahirkan kelompok kerja dan sinerji dalam melaksanakan tugas bersama; - Merupakan sikap dan perilaku sikap kelompok yang teratur yang anggotanya mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama; - Merupakan cara kerja kelompok yang bersifat dinamis, kreatif, dan sinerji dalam melayani dan atau mencapai sasaran kerja secara menyeluruh; m. Ketepatan / keharmonisan dan kecepatan; - Mengena sasaran dalam mencapai tujuan, ketelitian dan bebas kesalahan; - Menggunakan waktu yang lebih pendek; n. Disiplin dan keteraturan kerja; - Sebagai sikap yang selalu taat kepada aturan, norma, dan prinsip-prinsiptertentu; - Merupakan kemampuan untuk pengendalian diri dengan tenang dan tetap taat walaupun dalam situasi yang sangat menekan sekalipun; - Merupakan sikap dan perilaku yang konsisten mengikuti ketentuan dan prosedur kerja tertentu; - Merupakan sikap kerja yang berdasarkan pada system kerja serta norma-norma yang berlaku yang bersifat sistemik, dinamis, dan berorientasi pada hasil;

Modul Pilot Project Diklat Prajabatan Golongan III

29

o.

Ketekunan dan Kesabaran - Teliti, rajin mendalami suatu pekerjaan / tugas yang secara konsisten dan berkelanjutan sesuai dengan komitmen yang disepakati; - Merupakan sikap yang tidak emosional, tidak tergesa-gesa, asalkan tujuan tercapai tanpa mengorbankan orang lain; - Merupakan sikap mental seseorang yang bersifat tangguh, tekun dan bersungguh-sungguh, amanah untuk mencapai sasaran kerja dan prestasi kerja terbaiknya, tidak asal jadi; p. Komitmen dan Konsisten; - Merupakan sikap yang menunjukkan keteguhan hati, tekad yang mantap dan janji untuk melakukan atau mewujudkan sesuatu yang diyakini; - Ketepatan, kesesuaian, ketaatan dan kemantapan dalam bertindak sesuai dengan visi, misi, tujuan, janji, amanah, kebijakan atau aturan yang ditetapkan; - Memegang teguh sepenuh hati dan berjanji melaksanakan tugas yang harus diemban secara taat azas, yang telah ditetapkan; q. Kreativitas dan Kepekaan - Berarti ide-ide baru secara spontan muncul dari seseorang karena suatu hal yang dianggap penting atau mendesak dalam kehidupan dan pekerjaannya; - Respon seseorang dalam menghadapi sesuatu peristiwa yang mungkin menguntungkan, merugikan atau membahayakan.

30

Budaya Kerja Organisasi Pemerintah

Lembaran Kerja : 8 : Identifikasi Budaya Kerja - Keadaan saat ini 3. Nilai nilai Instrumental Bertitik tolak dari nilai-nilai Budaya Kerja adalah merupakan pilihan-pilihan dan Etika yang dianggap baik dan positif, meliputi nilai budaya positif yang relevan, norma atau kaidah, Etika dan Nilai Kerja Produktif yang bersumber dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi , maka pedoman untuk Individu dan kelompok adalah menggunakan nilai-nilai instrumental yang juga dijadikan landasan dalam pelaksanaan budaya kerja antara lain :

Undang Undang 1945; dalam Pembukaan UUD 1945 terdapat 3 (tiga) nilai yang secara filosofis melandasi dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, yaitu : i. dimensi spiritual, ii. dimensi kultural, dan iii. dimensi struktural

TAP MPR Nomor VI/MPR/2001; tentang Etika

Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Nilai-nilai yang dikedepankan : kejujuran, amanah, keteladanan, sportivitas, disipli, etos kerja, kemandirian, sikap, toleransi, rasa malu, tanggungjawab, menjaga kehormatan serta martabat diri sebagai warga negara;

Undang Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas dari KKN; Nilai-nilai yang dikedepankan (Pasal 3 tentang Azas-azas Umum Penyelenggaraan Negara, kepastian hukum, tertib penyelenggaraan negara, kepentingan umum

Modul Pilot Project Diklat Prajabatan Golongan III

31

penyelenggaraan negara, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, dan akuntabilitas);

Undang Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian; nilai-nilai yang dikedepankan : profesionalisme, jujur, adil, netral dan tidak diskriminatif.

Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang

Pelayanan Publik; nilai-nilai yang dikedepankan dalam pelayanan publik adalah : (1) batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik (2) terwujudnya sistem pelayanan publik yang layak sesuai azas-azas umum pemerintahan dan korporasi yang baik (3) terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri; nilai-nilai yang dikedepankan bagi Pegawai Negeri Sipil adanya Larangan dan Kewajiban Peraturan Pemerintah Nomor 42/2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS.

Kepmenpan Nomor 63 / Kep / M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik; Azas-azas pelayanan publik : transparansi,

32

Budaya Kerja Organisasi Pemerintah

akuntabilita, partisipatif, kesamaan hak, keseimbangan hak dan kewajiban. Di samping azas, juga memuat prinsip, seperti : kesederhanaan, kejelasan, kepastian, akurasi, keamanan, tanggungjawab, kemudahan akses, disiplin, kenyamanan. Disamping hal-hal tersebut di atas nilai-nilai instrumental lainnya dalam manajemen / administrasi meliputi : - Berpikir rasional - Sistem kerja - Disiplin - Efektif - Efisien - Cepat - Pasti - Sopan - Ramah - Penolong - Lingkungan kerja yang mendukung : indah, nyaman, kondusif Semangat Kerja , mencakup : - Dorongan jiwa untuk melaksanakan kegiatan bekerja/pekerjaan - Semangat kerja yang ada pada seseorang dimulai dengan semangat untuk mencapai suatu tujuan; - Semakin besar keinginan untuk mencapai tujuan, semakin keras usaha yang dilakukannya.

Modul Pilot Project Diklat Prajabatan Golongan III

33

Etos Kerja : adalah pandangan yang khas terhadap makna kerja pada suatu golongan sosial atau masyarakat tertentu dan apabila dikaitkan dengan suatu profesi khusus, biasa disebut kode etik profesi; Etos kerja berasal dari nilai-nilai filosofis, nilai religius dan nilai-nilai budaya yang berkembang dalam suatu masyarakat. Etos kerja sangat erat kaitannya dengan motivasi kerja yang merupakan pendorong dan menimbulkan semangat kerja. Lembaran kerja : 9 Kerja bagi Aparatur (Pendirian tentang Sikap, terhadap Perilaku Pada saat, dan Raga, Kerja )

C.

Rangkuman

Budaya kerja yang ada pada perorangan, kelompok, organisasi dan penyelenggara negara sebenarnya merupakan kebiasaankebiasaan yang dilakukan baik secara rutin karena adanya aturan ataupun dilakukan karena merupakan cara termudah untuk pelakunya untuk melakukan pekerjaannya. Budaya tersebut dapat berupa peniruan / keteladanan, penyerapan dari berbagai hal, ataupun peraturan yang ada dalam bentuk hukum atau skenario pembelajaran, sehingga pelaksananya melakukan halhal tersebut sebagai suatu yang memang harus dilakukan. Kegiatan yang terus menerus tersebut kemudian menjadi budaya kerja tersendiri bagi pelakunya. Pendirian tentang kerja juga merupakan bagian dari pembelajaran ini, dengan tujuan bahwa bila aparatur memiliki pendirian yang baik tentang kerja, maka pekerjaan tersebut akan dilakukan dengan

34

Budaya Kerja Organisasi Pemerintah

kinerja yang tinggi dan penuh tanggung jawab sehingga hasil yang diperoleh juga akan menjadi baik.

BAB IV PENERAPAN BUDAYA KERJA ORGANISASI PEMBELAJARAN KETIGA


Kegiatan : - Budaya Kerja Organisasi Pemerintah berkualitas - Penerapan budaya kerja organisasi pemerintah - Praktek - Latihan

A.

Indikator Keberhasilan Kompetensi

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu menerapkan Budaya Kerja berkualitas kepada Penerapan budaya kerja organisasi pemerintah dalam kegiatan tugas sehari-hari dengan baik

B.

Proses Pembelajaran

Pada proses pembelajaran ini para peserta sampai pada tahap konstektual dengan memahami budaya kerja organisasi pemerintah berkualitas kemudian peserta dibawa praktek latihan out-class ke

35

36

Budaya Kerja Organisasi Pemerintah

instansi masing-masing peserta secara individu, berkelompok dengan pimpinannya melaksanakan identifikasi keadaan saat ini dan membandingkannya dengan keadaan yang seharusnya dengan memperhatikan ruang lingkup budaya kerja organisasi pemerintah, sehingga terbentuk Wawasan Kerja Organisasi Pemerintah (Kementerian PAN, 2008) Persiapan : - Ukuran kelompok Jumlah peserta maksimal 40 orang per-angkatan, dibagi atas 5 kelompok dengan penugasa ke instansi masing-masing ( yang ditunjuk Pengarah/ Penyelenggara) - Perkiraan waktu : Pada sesi 5 sampai dengan 8 ini terdiri dari 12 (dua belas) Jam pelajaran. Yang terdiri dari: - 8 (delapan) Jam pelajaran di out-class - 4 (empat) Jam pelajaran kembali ke kelas 1 (satu) jam pelajaran @ 45 menit - Metode pelatihan Metafora/analogi Diskusi Praktek - Bahan Ajar Budaya Kerja Organisasi Pemerintah (Buku Pegangan Peserta : Students Book ),: Pokok Bahasan Ketiga : 2009 - Peralatan Alat Bantu Latihan (ABL) yang terdapat dalam Work-Book (Lembaran Kerja) dan sikap perilaku peserta yang ditampilkan dalam aspek budaya kerja seperti pola pikir, sikap kerja, pengendalian

Modul Pilot Project Diklat Prajabatan Golongan III

37

emosi, nilai-nilai budaya, 17 pasang nilai budaya kerja organisasi dalam body-language, serta persepsinya terhadap simbol-simbol dan aspek lingkungan kerja organisasi pemerintah , dan membentuk Wawasan Kerja Organisasi Pemerintah (Kementerian PAN, 2008) secara individu, kelompok dan kepemimpinannya Panduan / Pedoman Penerapan Budaya Kerja Organisasi Pemerintah dengan KBK a. Organisasi Budaya Kerja (Team Work) Tugas Kelompok Budaya Kerja (KBK) : Melaksanakan proses budaya kerja dengan langkah pertama menyusun program dan langkah kegiatan di instansi 5 S, dan laporan individu dan kelompok yang dipresentasikan. Susunan Kelompok : * Penanggungjawab : Bertanggung jawab akan keberhasilan pelaksanaan program, komitmen * Tim Pengarah : Memberikan pengarahan pada Kelompok Budaya Kerja / Fasilitator agar berjalan sesuai program * Fasilitator / Widyaiswara : Menyebarluaskan Budaya Kerja, membimbing KBK dan memantau KBK dan melaporkan kegiatan KBK kepada Tim Pengarah * Ketua Kelompok (Peserta) : memimpin jalannya rapat KBK, memberi motivasi anggota dan melaporkan kegiatan kepada Fasilitator * Anggota KBK : Partisipasi aktif dalam KBK dan belajar terus agar mampu memahami budaya kerja dan mememecahkan masalah b. Langkah-langkah Pemimpin dalam pelaksanaan budaya kerja :

38

Budaya Kerja Organisasi Pemerintah

* memberi fokus yang sama dalam visi dan strategi * melaksanakan penyempurnaan * merubah budaya, pemimpin harus mampu merubah dirinya terlebih dahulu * perubahan akan terjadi bertahap c. Komunikasi - Dalam melaksanakan budaya kerja faktor komunikasi merupakan faktor penting dalam upaya menciptakan lingkungan yang kondusif agar nilai-nilai luhur dapat teraktualisasi dalam sikap dan perilaku organisasi - Fungsi manajemen dalam setiap organisasi dari pengambilan keputusan sampai sikap dan nilai-nilai menciptakan dukungan untuk melakukan operasi yang efektif dan efisien Pengambilan keputusan memerlukan kerjasama yang kompleks Sifat budaya kerja adalah kemampuan mengelola proses perubahan sehingga sedikit demi sedikit sikap perilaku yang negatif bisa terkikis dan muncul nilai-nilai baru yang lebih baik untuk mendorong manajemen optimal Peran komunikasi dalam program budaya kerja adalah upaya membuka benteng-benteng birokrasi yang selama ini membuat SDM itu terkotak-kotak sehingga komunikasi terhambat

Modul Pilot Project Diklat Prajabatan Golongan III

39

C.

Budaya Kerja Organisasi Pemerintah Berkualitas

Keadaan saat ini dalam kinerja organisasi pemerintah adalah : -1 Keluhan terhadap kinerja Aparatur Pemerintah dalam menyediakan pelayanan publik masih terdengar negatif, sehingga memerlukan pemikiran dan tindakan yang serius dalam meningkatkan disiplin dan kinerja melalui pelaksanaan budaya kerja; -2 Tingkat disiplin dan kinerja Aparatur Pemerintah secara umum masih belum sepenuhnya memenuhi harapan masyarakat luas. -3 Citra buruk Aparatur Pemerintah saat ini, yang lebih dikarenakan kurang ditaatinya nilai-nilai budaya kerja Aparatur seperti disiplin, jujur, taat hukum, keterbukaan, adil, netral, komitmen, konsisten, tranparansi, akuntabilitas; -4 Tingkat kompetensi (knowledge, skill, attitude) Aparatur Pemerintah yang masih perlu terus ditingkatkan. (Kementerian PAN, 2008) Lebih terperinci permasalahannya dapat dilihat pada kondisi awal pelaksanaan budaya kerja yang merupakan persoalan perilaku aparatur (Kementerian PAN, 2002), berbagai budaya kerja negatif menunjukkan : Konsistensi terhadap Visi dan Misi Organisasi rendah Sering terjadi penyimpangan dan kesalahan kebijakan publik yang berdampak luas pada masyarakat

40
-

Budaya Kerja Organisasi Pemerintah

Pelaksanaan kebijakan publik sama dengan kebijakannya Terjadi arogansi, penyalahgunaan wewenang atau kekuasaan - Dalam praktik, sulit dibedakan antara ikhlas / tidak dan jujur / tidak - Pejabat yang KKN, menyebabkan meluasnya KKN pada pegawai, dunia usaha dan masyarakat - Gaji pegawai rendah / kecil dibandingkan harga barang kebutuhan - Banyak aparatur yang profesionalnya rendah - Belum ada sistem yang jelas untuk mengukur kinerja pegawai dan tindak lanjut hasilnya - Kreatifitas kurang mendapat perhatian pimpinan - Kurang peka terhadap keluhan masyarakat - Budaya suap bukan merupakan rahasia sehingga dapat mempengaruhi sikap dan tingkah laku - Tidak ada sanksi yang jelas dan tegas jika pegawai melanggar aturan - Budaya KKN menjiwai aparat - Tingkat kesejahteraan tidak memadai - Tingkat seleksi kurang transparan (Kementerian PAN, 2008) Masalah Disiplin salah satu unsur pokok dan mengemuka dalam upaya mencapai kualitas dan keberhasilan manajemen yang dilakukan melalui : Mengenal diri sendiri

Modul Pilot Project Diklat Prajabatan Golongan III

41

- Mendisiplinkan diri - Memimpin dengan keteladanan - Menanamkan semangat kemadirian - Hindari sikap dan perilaku negatif - Anggap disiplin cermin ibadah Terdapat 3 (tiga) macam disiplin, yaitu : Disiplin Preventif ; memiliki disiplin pribadi yang tinggi - Disiplin Korektif ; tindakan dilakukan terjadi pelanggaran - Disiplin Progresif ; tindakan disiplin berulangkali berupa hukuman yang berat

D.

Pengembangan Budaya Organisasi di Masa Datang

Kerja

1. Manfaatkan kekuatan Individu; - Individu yang menduduki posisi penting atau kunci dalam organisasi - Peran; dalam pilar-pilar spesialisasi atau keterampilan yang berinteraksi melalui uraian jabatan - Tugas ; mendorong dinamika dengan melakukan penelitian dan pengembang (semangat dinamik) - Pribadi ; Individual dalam struktur kolektif untuk menentukan kerjasama (gotong royong) - Ketepatan ; bilamana kita mampu mempertemukan budaya kerja dengan tuntutan Eksternal dan hambatan Internal

42

Budaya Kerja Organisasi Pemerintah

2.

Kerjasama melalui Kelompok - Partisipasi mempunyai pengaruh besar pada kualitas kerja, penerimaan, perubahan, tingkat moral, kesetaan, dan produktifitas

Menurut Tanenbaum dan Masarik : Bawahan harus secara psikologis terlibat dalam aktivitas partisipasional (management partisipatif) Beri nilai tambah bagi kehidupan organisasi, secara individu, kelompok maupun organisasi Membangun komitmen diatara organisasi untuk maju menuju masa depan yang yang lebih baik Mengatasi ketakutan akan kegagalan , usaha yang mengarah pada kemajuan dan perbaikan masa depan Menantang setiap kemapanan dan status-quo yang merugikan kelangsungan hidup organisasi

3.

Proses a. Langkah awal ; Penyusunan Program 5 S

i. ii. iii. iv.

Sort ; susun pekerjaan yang penting Systematize ; susun secara teratur Sweep ; bersihkan ruangan dan meja Standarize ; dibuat secara standar, agar mudah

v. Self discipline ; disiplinkan diri tanpa


diingatkan

Modul Pilot Project Diklat Prajabatan Golongan III

43

b. Uji Coba (setelah langkah awal) Temukan cara tercocok maju kelangkah kedua : pemecahan masalah yang selalu timbul dalam proses manajemen c. Komitmen Dari pihak pimpinan ; membimbing, mengarahkan, komitmen. Komitmen berarti ; - Latihan - Alat-alat - Sumber daya - Kekuasaan / Kewenangan - Tanggungjawab - Kebebasan - Dorongan - Bertanya - Lemparkan - Lakukan di samping memutuskan - Memberitahukan - Menyerahkan Lembaran Kerja : 10

BAB V PENUTUP
A. Simpulan

1. Budaya Kerja berkualitas Dalam budaya kerja berkualitas tercermin karakteristik berikut : - Perilaku pegawai pada semua level konsisten dengan moto organisasi - Memberdayakan pegawai sejak dini dalam berbagai aktivitas; - Pegawai dan manajemen pada semua level memiliki komitmen kualitas - Sumber daya yang diperlukan tersedia cukup dan dalam kondisi siap mendukung perbaikan kualitas - Hubungan antar pegawai dan antar unit merupakan hubungan pemasok dan pelanggan - Kemampuan pegawai pada semua level dikembangkan sesuai spesifik kualitas di bidang masing-masing - Bekerja secara profesional; pekerja memiliki keahlian, atau menunjukkan kualitas kerja yang memenuhi standar profesi tertentu. Ukuran profesi itu dilihat dari proses penyelesaian dan tanggung jawabnya terhadap tingkat kualitas hasil

44

Modul Pilot Project Diklat Prajabatan Golongan III

45

- Kerja unggul, berprestasi dan efisien 2. Program Budaya Kerja Pemerintah Program Budaya Kerja terbentuk melalui proses yang panjang, sejalan dengan proses perubahan nilai dalam masyarakat : If you want change you must Learn, if you Dont Learn you Die, you Choice Learn or Die .. (Prahalad, 1992) Kunci keberhasilan terciptanya Budaya Kerja yang baik adalah Belajar Belajar (Quantum Learning) Bagi orang yang beriman, wajib belajar mulai lahir sampai mati (Hadist) Allah tidak akan merubah suatu bangsa, kecuali bangsa itu sendiri Mau merubah dirinya (Quran) Apabila engkau menghendaki kebahagiaan hidup di dunia, tuntutlah ilmu, jika engkau menghendaki kebahagiaan di akherat, tuntutlah ilmu. Dan bila engkau menghendaki kebahagian kedua-duanya, dunia dan akherat, maka tuntutlah ilmu (Quran). Mengatasi hambatan budaya kerja organisasi pemerintah juga dilakukan melalui pelatihan Budaya Kerja Organisasi (Ronald E Walseley & Laurence R Campbell) Dengan hasil yang ingin dicapai : 1. Menyukai kebebasan, tukar pendapat, terbuka bagi ide / fakta baru untuk mendapatkan kebenaran secara objektif 2. Pemecahan masalah secara mandiri dengan metode ilmiah, berpikir kritis, kreatif, menghargai kebahagiaan

46

Budaya Kerja Organisasi Pemerintah

3. Usaha beradaptasi dengan kebiasaan social (nilai spiritual, standar etika) agar dapat menyerasikan kepribadian, moral dan karakternya 4. Persiapkan diri dengan keahlian khusus dalam menangani tugasnya 5. Memahami dan menghargai serta menjagalingkungannya : alam, ekonomi, sosial, politik dan budaya 6. Partisipatif dan loyal Salah satu jenis pelatihan adalah Achievement Motivation Training (AMT) dan juga sosialisasi dan pengembangan Budaya Kerja Organisasi Pemerintah yang diselenggarakan dalam pembelajaran Diklat Pra Jabatan Golongan III, II dan I.

B.

Tindak Lanjut

1. Wawasan Budaya Kerja Organisasi (Kementerian PAN, 2008) Wawasan yang dapat dijadikan referensi, acuan pedoman dalam mengembangkan budaya kerja organisasi adalah dengan tindak lanjut, meliputi : 1. Menumbuhkembangkan nilai moral dan nilai budaya kerja produktif dan akuntabel kepada setiap aparatur Negara yang bersumber dari nilai Pancasila, agama, tradisi dan nilai kerja produktif, modern, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; 2. Memperbaiki persepsi, pola piker dan perilaku aparatur Negara yang menyimpang dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat, sekaligus mempercepat pemberantasan praktek KKN;

Modul Pilot Project Diklat Prajabatan Golongan III

47

3. Meningkatkan kinerja pemerintah melalui kelompok kerja dan forum professional, agar lebih peka, kreatif, dan dinamis memperbaiki kinerjanya secara berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan masyarakat serta daya saing dalam dan luar negeri; 4. Memperbaiki citra aparatur Negara dan meningkatkan kepercayaan terhadap aparatur Negara; 5. Pengembangan budaya kerja diharapkan dapat meningkatkan sinergi program pembangunan nasional, memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa. 2. Budaya Kerja berkualitas Dalam budaya kerja berkualitas tercermin karakteristik berikut : Perilaku pegawai pada semua level konsisten dengan moto organisasi Memberdayakan pegawai sejak dini dalam berbagai aktivitas; Pegawai dan manajemen pada semua level memiliki komitmen kualitas Sumber daya yang diperlukan tersedia cukup dan dalam kondisi siap mendukung perbaikan kualitas Hubungan antar pegawai dan antar unit merupakan hubungan pemasok dan pelanggan Kemampuan pegawai pada semua level dikembangkan sesuai spesifik kualitas di bidang masingmasing

48
-

Budaya Kerja Organisasi Pemerintah

Bekerja secara profesional; pekerja memiliki keahlian, atau menunjukkan kualitas kerja yang memenuhi standar profesi tertentu. Ukuran profesi itu dilihat dari proses penyelesaian dan tanggung jawabnya terhadap tingkat kualitas hasil Kerja unggul, berprestasi dan efisien

DAFTAR PUSTAKA
Alam, Nur dan Harmon Harun, 2003. Himpunan Undang-Undang Kepegawaian 2002-2003, Reformasi Administrasi Publik, Jakarta : Rajawali Press. A. R. Mustopadidjaja, 1989, Peranan Etos Kerja, STIA - LANRI Atmosudirdjo, Prajudi. 1982. Administrasi dan Manajemen Umum, Jakarta : Ghalia Indonesia Badan Diklat Departemen Dalam Negeri, 2007 : Himpunan Materi Diklat Pengembangan Kepemimpinan Melalui Motivasi Berprestasi. Bennis, Warren & Michel Mische, 1995, The 21 Century Organization, Reinventing Thought Reenginering, Published by Pfeifer & Company Coovey, Stephen R. 2007 ; The 8th Habits, Melampaui Efektifitas , Gramedia Jakarta

49

50

Budaya Kerja Organisasi Pemerintah

Darsono, 2006. Budaya Organisasi Jakarta ; Diadit Media De Porter & Mike Hernarcki, 1999 ; Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Terjemahan : Alawiyah Abdurachman Kaifa, Jakarta Drucker, Peter , 1994; Practice Management, Harper & Row NewYork Hame, Gary & CK Prahalad, 1995 Competing the Future, penerbit Binarupa Aksara , Jakarta Indra Ismawan, Learning Organization; Membangun Paradigma Baru Organisasi Pembelajar, PT Cakrawala, Jakarta Kementerian PAN, 2002, Modul Penerapan Budaya Kerja Aparatur Negara Kementerian PAN, 2002, Pedoman Pengembangan Budaya Kerja Aparatur Negara Kementerian PAN, 2008, Modul Penerapan Budaya Kerja Aparatur Negara

Modul Pilot Project Diklat Prajabatan Golongan III

51

Diklat Fasilitator Tata Kepemerintahan Yang Baik Lembaga Administrasi Negara , 2006, Modul Diklat Pra Jabatan Nasution, M.N. 2005, Manajemen Mutu Terpadu. Jakarta : Ghalia Indonesia Ndraha, Taliziduhu, 2005, Teori Budaya Organisasi. Jakarta : Rineka Cipta Ndraha, Taliziduhu, 2005, Kybernologi beberapa konstruksi utama. Tangerang : Sirao Credentia Center Senge, Peter F. 2002 ; Fields Book , The 5th Discipline , Learning Organization (Buku Pegangan Disiplin Kelima), Interaksara,Jakarta Siagian, Sondang P. 2002, Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, Jakarta : Rineka Cipta Toha, Mifthah. 2003. Birokrasi dan Politik di Indonesia. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik

52

Budaya Kerja Organisasi Pemerintah

You might also like