You are on page 1of 39

Laporan Praktek Keterampilan Teknik

Bagaimana Cara Membuat Terali Jendela


12/8/2012 XII.IA.1 ---- MAN 1 Payakumbuh Adli Hadiyan Munif

Contents
A. B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. C. D. E. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. F. G. H. TUJUAN ................................................................................................................................................ 2 TEORI SINGKAT..................................................................................................................................... 3 Mengukur ......................................................................................................................................... 3 Membuat gambar kerja (gambar rancangan) .................................................................................. 4 Memotong bahan .......................................................................................................................... 12 Merapikan bahan ........................................................................................................................... 15 Melakukan pengeboran pada bahan yang dibutuhkan ................................................................. 17 Perakitan ........................................................................................................................................ 29 Finishing ......................................................................................................................................... 30 Pengecatan..................................................................................................................................... 30 Pemasangan ................................................................................................................................... 30 ALAT DAN BAHAN .............................................................................................................................. 32 GAMBAR KERJA .................................................................................................................................. 33 LANGKAH KERJA ................................................................................................................................. 34 Mengukur ....................................................................................................................................... 34 Membuat gambar kerja ................................................................................................................. 34 Memotong bahan .......................................................................................................................... 34 Merapikan bahan ........................................................................................................................... 34 Melakukan pengeboran pada bahan yang dibutuhkan ................................................................. 34 Perakitan ........................................................................................................................................ 34 Finishing ......................................................................................................................................... 34 Pengecatan..................................................................................................................................... 34 Pemasangan ................................................................................................................................... 35 ANALISIS ............................................................................................................................................. 36 KESIMPULAN ...................................................................................................................................... 37 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................... 38

A. TUJUAN
1. Agar dapat mengaplikasikan pengetahuan yang didapat di kelas X dan XI 2. Agar dapat lebih terampil, sehingga dapat menjadi modal dasar di ekonomi maupun finansial 3. Agar dapat melakukan analisis terhadap hasil pembuatan terali

B. TEORI SINGKAT
1. Mengukur
Karena kita akan membuat terali, otomatis kita harus mengukurnya terlebih dahulu. Karena tidak mungkin untuk menggunakan rol/penggaris untuk mengukurnya, maka kita bisa menggunakan Meteran Pita (Measuring Tape). Cara menggunakan meteran tidak terlalu sulit, cukup merentangkan meteran ini dari ujung yang satu ke ujung yang lain yaitu ke objek yang akan diukur. Tapi untuk mendapat kan hasil yang lebih akurat sebaikknya dilakukan oleh dua orang, orang pertama memegang ujung awal meteran dititik yang pertama dan meletakkannya tepat di angka nol pada meteran dan orang yang kedua memegang rol meter menuju ke titik pengukuran lainnya, dan menarik meteran selurus mungkin dan meletakkan meteran di titik yang di tuju dan membaca angka pada meteran yang tepat dititik yang dituju. Teknik ini mempunyai keterbatasan pada pengontrolan besar sudut yang di peroleh dari hasil pengukuran dari kedua titik. Berikut ini hal yang kita perlu perhatikan sebelum membeli meteran maupun ketika kita menggunakannya sebagai alat bantu: a. Angka skala ukuran harus jelas dan tidak mudah mengelupas. Cek kebenaran skala ukuran dengan alat ukur lain yang lebih presisi (misal: caliper atau mata bor). b. Bagian stopper ujung meteran 'HARUS' fleksible, bisa bergerak maju/mundur sebesar ketebalan batang stopper ujung. Hal ini penting untuk keakuratan hasil pengukuran bagian dalam sebuah kabinet atau kedalaman lubang konstruksi. c. Sebaiknya pilih meteran yang ada rolling stoppernya untuk menghindari gerakan melipat yang terlalu cepat sehingga jari dan tangan kita terhindar dari luka gesekan. d. Jaga agar batang meteran tetap lurus (tidak bengkok atau melintir) sehingga hasil pengukuran tetap benar. e. Untuk mengukur bidang yang tidak siku, gunakan sebatang kayu lurus atau batang besi lurus untuk awal pengukuran. f. Jangan gunakan meteran untuk membuat garis lurus. g. Jangan gunakan meteran bahan logam untuk mengukur bidang melengkung.

Selain itu, Meteran pita yang baik bukan karena kualitas material pita (tape) atau material pembentuk casing. Tetapi ada komponen penting yang seringkali terlewatkan oleh kita, yaitu Tru Zero Hook. Tru Zero Hook adalah pengait dalam sebuah meteran pita, karena awal pengukuran bermula dari komponen ini. Kualitas Tru Zero Hook ini penting karena menjamin juga akurasi pengukuran yang kita lakukan. Bagaimana kita mengetahui sebuah Tru Zero Hook dalam sebuah meteran pita bagus atau jelek? Tru Zero Hook yang bagus hanya akan bergeser hanya ke depan atau belakang sewaktu dipakai dan tidak bergeser menyamping atau diagonal. Sekiranya anda menemui bagian ini bisa bergeser

menyamping atau diagonal bisa dipastikan hasil pengukuran anda tidak akan akurat. Pergeseran yang menyamping adalah akibat kualitas material dan penyambungan komponen ini dengan pita besi pengukur kurang baik. Kemudian, dalam pengukuran, ketika melihat angka ukuran panjang maupun lebar dari terali yang akan kita buat, kita harus melihatnya dengan posisi mata sejajar (lurus) dengan angka yang dituju. Jangan melihatnya dari posisi mata yang tidak sejajar dengan angka pengukuran tersebut. Jika hal ini terjadi, bisa dipastikan hasil pengukuran anda akan salah dan akan berdampak pada proses selanjutnya dalam pembuatan terali anda.

2. Membuat gambar kerja (gambar rancangan)


Gambar rancangan benda adalah gambar perencanaan benda yang akan dibuat. Setiap kita akan membuat benda, maka terlebih dahulu kita harus membuar gambar rancangannya yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam bekerja, karena gambar perencanaan ini dilengkapi dengan ukuran-ukuran yang diperlukan. Gambar teknik juga merupakan suatu alat komunikasi, tetapi gambar teknik tidak akan menimbulkan tafsiran yang berbeda bagi orang yang melihatnya. Oleh karena itu, perlu ada tandatanda/patokan tertentu sebagai suatu perjanjian bersama. Patokan-patokan tersebut biasanya terdapat dalam suatu standar atau normalisasi. Standar ini penting untuk dipahami oleh orang teknik, atau orang yang akan memahami /membuat gambar teknik Gambar teknik mempunyai beberapa fungsi yaitu : (1) Penyampaian Informasi Gambar mempunyai tugas menyampaikan maksud dari perancang dengan tepat kepada pihak lain misalnya perencanaan proses, pembuatan, pemeriksaan dan perakitan produk/ komponen. Apabila kita mengamati proses pembuatan produk/komponen mesin, selalu kita temukan gambar. Gambar tersebut digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan bentuk dan ukuran-ukuran produk/komponen mesin yang akan dibuat. Simbol-simbol, kode-kode dalam bentuk diagram rangkaian kelistrikan digunakan untuk menyampaikan informasi tentang komponen-komponen kelistrikan, jalurjalurpengawatan dan sebagainya. Apabila rangkaian kelistrikan digambar dengan gambar aslinya, maka ilustrasinya akan menjadi rumit dan sulit untuk dimengerti.

(2)

Pengawetan dan Penyimpanan

Gambar merupakan data teknis yang tepat. Teknologi dari suatu perusahaan dipadatkan dan dikumpulkan pada gambar. Oleh karena itu gambar bukan saja diawetkan untuk mensuplai bagian-bagian produk untuk perbaikan, tetapi gambar-gambar digunakan sebagai bahan informasi untuk perencanaan baru di kemudian hari. Untuk ini diperlukan cara penyimpanan , kodifikasi nomor urut gambar dan sebagainya.

(3) Penuangan gagasan dan Pengembangan Gagasan-gagasan baru untuk pengembangan pada awalnya masih berupa konsep abstrak yang terlintas dalam pikiran. Konsep abstrak tersebut kemudian diwujudkan dalam bentuk gambar sketsa, kemudian gambar sketsa diteliti, dievaluasi secara berulang-ulang sehingga didapatkan gambar-gambar baru yang sempurna. Dengan demikian gambar tidak hanya melukiskan gambar, tetapi berfungsi juga sebagai peningkat daya berfikir, sekaligus untuk penuangan gagasan-gagasan baru untuk pengembangan.

Standar Gambar Teknik Standar gambar teknik merupakan suatu keseragaman yang telah disepakati bersama dengan tujuan untuk menghindari salah pengertian dalam komonikasi teknik. Orang-orang terkait dalam bidang gambar teknik perlu mengetahui tentang standar. Orang-orang terkait tersebut antara lain siswa pada kelompok teknologi dan industri, para perencana produk, operator mesin, operator perakitan, mekanik dan pengontrol mutu dari suatu produk/mesin. Standar gambar teknik dapat diberlakukan di dalam lingkungan perusahaan, antar perusahaan/industri di dalam suatu negara, bahkan standar gmbar teknik dapat diberlakukan pada industri antar negara yang dikenal dengan Standar Internasional atau disingkat SI. Negara-negara yang sudah membuat standar antara lain : (1) Jepang ( JIS ) (2) Belanda ( NEN ) (3) Jerman ( DIN ) (4) Indonesia ( SII ) (5) Standar Internasional ( ISO )

ISO (Internasional Standarization for organization)bertujuan untuk menyatukan pengertian teknik antar bangsa dengan jalan membuat standar. Standar yang dibuat tersebut kemudian dibawa ke forum internasional dengan tujuan : (1) Memudahkan perdagangan nasional maupun internasional (2) Memudahkan komunikasi teknik (3) Bagi negara-negara berkembang, dapat memberi petunjuk-petunjuk praktis pada persoalan khusus dalam bidang teknik.

Memahami alat-alat gambar & cara penggunaannya Untuk dapat menggambar teknik dengan baik diperlukan alat-alat gambar yang lengkap dan cara menggunakan, membersihkan dan menyimpan alat-alat dengan baik. Alat-alat gambar yang bisa digunakan dalam mengambar teknik antara lain : i. ii. iii. iv. Kertas gambar dengan standarnya (ukurannya) Pensil Macam-macam mistar (mistar segitiga, mistar) Penghapus

(1) Kertas gambar dengan standarnya (ukurannya) Macam-macam kertas gambar yang digunakan sesuai dengan tujuan gambar meliputi : Kertas gambar untuk tata letak. Untuk gambar tata letak dengan pensil dipergunakan kertas gambar putih biasa, kertas sketsa atau kertas milimeter. Kertas gambar untuk gambar asli. Gambar asli digambar pada kertas kalkir, karena gambar cetak biru (blueprint) atau cetak kontak dibuat langsung dari gambar tersebut. Kualitas kertas yang baik adalah tahan lama, tahan lembab, mudah untuk menggambar pensil/tinta dan mudah dicetak kembali. Film gambar dipergunakan untuk gambar yang teliti, dapat disimpan untuk jangka waktu yang lama dan tidak boleh memuai maupun menyusut.

Kertas gambar mempunyai ukuran panjang dan lebar yang sudah terstandar. Sesuai dengan sistem ISO(International Standardization for Organization) dan NNI (Nederland Normalisatie Instituet), ukuran kertas gambar ditentukan sebagai berikut (lihat tabel 1).

Tabel 1 ukuran kertas gambar. Ukuran A0 A1 A2 A3 A4 A5 Ukuran Lebar 841 mm 594 mm 420 mm 297 mm 210 mm 148 mm Panjang 1189 mm 841 mm 594 mm 420 mm 297 mm 210 mm Sisi Kiri 20 mm 20 mm 20 mm 20 mm 20 mm 20 mm C (Constant) 10 mm 10 mm 10 mm 10 mm 5 mm 5 mm

Keterangan : C (Constan) pada tabel adalah ukuran tepi bawah, tepi atas dan tepi kanan. Sedangkan tepi kiri untuk setiap ukuran kertas gambar ditetapkan 20 mm hal ini di maksudkan agar gambar-gambar yang akan dibundel tidak terganggu gambarnya. Dari ukuran kertas pada tabel maka untuk mendapatkan ukuran kertas A 1 didapat dari A 0 dibagi dua, ukuran kertas A 2 didapat dari A 1 dibagi dua, ukuran kertas A 3 didapat dari A 2 dibagi dua dan ukuran kertas A 4 didapat dari A 3 dibagi dua.

(2) Pensil, Pena atau Rapido dan Penggunaannya Pensil yang dipakai untuk menggambar ada tiga macam yaitu pensil biasa, pensil yang dapat diisi kembali, dan pensil mekanik. Ketiga jenis pensil ini memiliki tingkat kekerasan tertentu mulai dari yang lunak sampai keras. Adapun tingkat kekerasan pensil dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 Tingkat Kekerasan Pensil Lunak Sedang Keras 4B 2B 3B 7B 5B 6B F B HB 3H H 2H 6H 4H 5H 9H 7H 8H Angka di depan huruf H menunjukkan tingkat kekerasannya (semakin besar angkanya semakin keras). Sedangkan angka di depan huruf B menunjukkan kelunakannya (semakin lunak, angkanya semakin besar).

Meruncingkan dan Menggunakan Pensil Untuk meruncingkan pensil jenis biasa, gunakanlah ampelas halus (no. 220 atau no. 400) atau kikir halus, dengan cara pensil dipegang antara jari telunjuk dan ibu jari kemudian saat mengasah pensil diputar

Untuk mendapatkan garis yang baik (rata/tajam) maka pensil harus ditarik dengan diputar sambil ditekan pelan-pelan, kedudukan pensil 60o terhadap garis yang akan dibuat

(3) Penggaris dan cara Penggunaannya Untuk menggambar dipergunakan beberapa macam penggaris antara lain : a. Penggaris segitiga : sepasang segitiga terdiri dari segitiga siku sama kaki, dan sebuah segitiga siku-siku 600. b. Penggaris T (teken hak) : sebuah penggaris T terdiri dari sebuah kepala dan sebuah daun. Penggaris T digunakan untuk menarik garis-garis horizontal dengan cara menekankan kepala Teken hak pada tepi kiri dari meja gambar dan menggesernya ke atas atau ke bawah. c. Penggaris/mistar skala yaitu mistar untuk mengukur dengan ukuran skala, misalnya skala 1 : 2, 1 : 3 dan seterusnya. Untuk mengetahui ketiga macam penggaris tersebut perhatikan gambar dibawah ini!

Gb.1.13: Macam-macam penggaris

Gb.1.14: Penggunaan penggaris segitiga

Penggunaan Penggaris Segitiga Sepasang penggaris segitiga dapat digunakan untuk membuat garis tegak lurus atau garis-garis sejajar, baik tegak maupun mendatar (lihat gambar 1.14 ) caranya sebagai berikut : (1) (2) (3) (4) (5) Letakkan mistar 45o mendatar dengan posisi 1 ! Letakkan mistar 30o / 60o rapat pada sisi bawah dan peganglah/tekan ! Untuk membuat garis-garis sejajar sumbu x, geserkan mistar 45oke atas atau ke bawah (lihat anak panah) sesuai dengan kebutuhan ! Untuk membuat garis-garis sejajar sumbu Y atau garis-garis yang tegak lurus sumbu x, putarkan mistar 45o menjadi posisi 2 Dengan cara menggeser mistar 45o pada posisi 1 dan memutar mistar 45o ke posisi 2, kita dapat membuat garis-garis mendatar maupun garisgaris tegak

Pemeliharaan Penggaris / Mistar Segitiga Yang perlu diperhatikan untuk pemeliharaan penggaris segitiga adalah : (1) Sebelum digunakan, penggaris harus dibersihkan terlebih dahulu dengan lap atau jika perlu dicuci. Penggaris yang tidak dibersihkan akan mengotori kertas gambar. (2) Penggaris jangan digunakan untuk membantu memotong kertas, ataupun digunakan untuk mengetok/memukul yang berakibat penggaris menjadi lecet, sehingga jika dipakai untuk menggambar maka hasil garisnya tidak lurus lagi (3) Sebelum dipakai penggaris lebih baik diperiksa terlebih dahulu ketegaklurusannya, yaitu dengan meletakkan penggaris segitiga pada garis lurus (di atas segitiga lainnya) lihat gambar 1.15.

Gambar 1.15 Memeriksa ketegak lurusan penggaris segitiga Mengampelas penggaris Segitiga (4) Penghapus dan Pelindung Penghapus

Gb.1.16

Penghapus dipergunakan untuk menghapus garis pensil yang tidak berguna agar tidak merusak kertas gambar dan tidak meninggalkan warna pada kertas gambar pergunakan penghapus putih yang halus.

Etiket (kepala gambar) dan Skala Gambar. Setiap gambar kerja selalu ada etiketnya. Etiket dibuat di sisi kanan bawah kertas gambar. Yang dicantumkan pada etiket meliputi: a) Nama yang membuat gambar, b) nama gambar, c) nama instansi/departemen/sekolah, d) nomor gambar, e) tanggal menggambar atau selesainya gambar, f) tanggal diperiksanya gambar dan nama yang memeriksa, g) ukuran kertas gambar yang dipakai, h) skala gambar, i) proyeksi yang dipakai pada gambar tersebut, j) satuan ukuran yang digunakan, k) berbagai data yang diperlukan untuk kelengkapan gambar. Contoh etiket seperti pada gambar dibawah ini.

Skala gambar adalah perbandingan ukuran linier pada gambar terhadap ukuran linier dari unsur yang sama dari benda. Ada 3 (tiga) macam skala gambar, yaitu : ukuran penuh, skala pembesaran, dan skala pengecilan. Skala pembesaran digunakan jika gambarnya di buat lebih besar daripada benda sebenarnya, misalnya ; 10 : 1, 5 : 1, 2 : 1. Skala penuh digunakan bilamana gambarnya di buat sama besar dengan benda sebenarnya ( 1 : 1 ). Skala pengecilan digunakan bilamana gambarnya di buat lebih kecil dari benda yang sebenarnya, misalnya : 1 : 2, 1 : 5, 1 : 10.

Huruf, Garis dan Konstruksi Geometri a. Huruf dan angka Dalam menggambar teknik, huruf-huruf, angka-angka dipergunakan untuk memberi ukuran-ukuran, catatan-catatan, judul dan sebagainya. Syarat yang perlu diperhatikan pada huruf dan angka adalah harus mudah dibaca, mudah ditulis, jelas dan seragam. Dalam ISO 3098 / 1 1974 diberikan contoh huruf miring dan huruf tegak.

10

Dasar ukuran diambil dari tinggi h dari huruf besar. Daerah standar tinggi huruf adalah sebagai berikut : 2,5, 3,5, 5,7, 14 dan 20 mm. Angka perbandingan tinggi dan lebar huruf diambil dari perbandingan ukuran kertas yang distandar yaitu 2. Tinggi h (tinggi huruf besar) dan c (tinggi huruf kecil) tidak boleh kurang dari 2,5 mm. Jika terdapat gabungan antara huruf besar dan kecil, dengan huruf kecil setinggi 2,5 mm maka h akan menjadi 3,5 mm.

b. Garis Dalam gambar teknik dipergunakan beberapa jenis garis dalam bentuk dan tebal sesuai penggunaannya. Jenis-jenis garis dan penggunaannya dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 Macam-macam garis dan penggunaannya. (ISO. R 128) Jenis garis A Keterangan Tebal kontinu Tipis kontinu. (lurus atau lengkung) Penggunaan A1. Garis-garis nyata (gambar) A2. Garis-garis tepi B1. Garis-garis berpotongan khayal (imaginer). B2. Garis-garis ukur. B3. Garis-garis proyeksi/bantu. B4. Garis-garis penunjuk. B5. Garis-garis arsir. B6. Garis-garis nyata dari penampang yang diputar ditempat. B7. Garis sumbu

11

C.

Tipis kontinu bebas

D.

Tipis kontinu dengan sigsag Garis gores tebal

pendek. C1. Garis-garis batas dari potongan sebagian atau bagian yang dipotong, bila batasnya bukan garis bergores tipis. D1. Sama dengan C1.

E F Garis gores tipis

G H

Garis bergores tipis Garis bergores tipis, yang dipertebal pada ujungujungnya dan arah perobahan arah. Garis bergores tebal.

E1. Garis nyata terhalang. E2. Garis tepi terhalang. F1. Garis nyata terhalang F2. Garis tepi terhalang G1. Garis sumbu. G2. Garis simetri. G3. Lintasan. H1. Garis (bidang) potong.

J1. Penunjukkan permukaan yang harus mendapat penangan khusus.

3. Memotong bahan
Gergaji besi (hacksaw) memiliki bagianbagian yaitu : a. Tuas pemegang (Handle); Biasanya

terbuat dari logam yang lunak dan harus baik pegangannya (seperti memegang pistol)

12

b. Rangka yang dapat diatur (Adjustable Frame); Biasanya dibuat dari pipa oval/baja yang kuat dan kaku agar hasilnya lurus dan kuat. Bingkai ini dapat dipakai untuk bermacam-macam panjang daun gergaji. c. Mur kupu-kupu (Wing Nut); Berfungsi untuk mengencangkan bilah gergaji. d. Lubang pengait pada bilah gergaji (Prongs); e. Bilah gergaji (Blade); Dapat terbuat dari karbon satau HSS dengan hanya mata (gigi) saja yang dikeraskan atau seluruh bagiannya. Semakin kecil sudut buang bilah gergaji, maka makin keras bahan yang dapt dipotongnya.

Yang perlu diperhatikan sebelum menggergaji adalah bilah gergaji harus ditegangkan di bingkainya dengan gigi gergaji mengarah kearah pemotongan dan harus kuat menahan tekanan akibat penggergajian, jika tidak, pemotongan akan menyimpang. Sebelum memulai pemotongan, buat alur dengan kikir segitiga pada garis yang akan digergaji. Letakkan gergaji di alur tersebut dan dimiringkan ke muka kira-kira 10. Tekanan yang tidak cukup pada permulaan pemotongan akan mengakibatkan gigi-gigi gergaji menggosok benda kerja sehingga akhirnya akan menjadi tumpul. Agar tidak cepat lelah pada saat menggergaji dan lebih cepat, pada saat menggergaji bingkai gergaji harus gipegang dengan kuat dan mantap, posisi tubuh agak dicondongkan ke depan dengan kuda-kuda bertumpu di kaki kiri. Gerakan gergaji harus kuat dan mantap, naikkan sedikit pada waktu gergaji bergerak ke belakang. Kecepatan gerak: 50-60 strok/menit untuk baja, sedangkan untuk bahan yang lunak 70-90 strok/menit

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam menggergaji diantaranya: Minimal 2 atau 3 gigi yang mengenai

permukaan benda yang digergaji. Menggergaji sisi yang tajam akan menyebabkan patahnya gigi-gigi gergaji. Benda kerja yang tipis harus dipotong dengan posisi mendatar, tidak dimiringkan. Jangan gunakan oli pemotongan atau pendingin.

Untuk memotong benda kerja dipakailah gergaji, gergaji mesin untuk memotong benda kerja yang tebal dan panjang.

13

Gergaji besi dapat digunakan untuk memotong benda kerja seperti logam batangan, baja profil, lembaran logam lainnya yang terlalu tebal untuk digunting.

Ukuran bilah gergaji : Hanya dalam ukuran inchi, umumnya memiliki ukuran panjang : 8 inchi (203,2 mm) 10 inchi (254 mm) 12 inchi (304,8 mm)

Bahan pembuat bilah gergaji : High speed Molybdenum Paduan baja tungsten Dengan perlakuan pengerasan dan pemanasan (tempered)

Dimensi bilah gergaji : Pada umumnya bilah gergaji memiliki dimensi Lebar : inchi (12,7 mm) Tebal : 0,25 inchi (0,635 mm) Jarak antara gigi pada bilah gergaji disebut pitch, dan hanya dengan satuan inchi. Pitch = 1/8 menyatakan bahwa dalam 1 inchi (25,4 mm) terdapat 18 gigi. Umumnya pitch pada bilah gergaji : 4, 18, 24, dan 32 gigi/inchi Ukuran pitch 18 hanya dapat digunakan untuk mengerjakan pekerjaan secara umum. Untuk pekerjaan yang bersifat spesifik, ukuran pitch perlu disesuaikan dengan bahannya. Secara umum pemilihan bilah gergaji dengan pertimbangan : pilih ukuran bilah gergaji dengan jumlah gigi yang sedikit atau kasar (nilai pitchnya kecil), akan terbentuk celah lebih lebar, penggergajian akan berlangsung secara cepat.

Pemilihan ukuran pitch berdasarkan pada : Tebak ukuran bahan yang akan dipotong Sedikitnya ada dua gigi yang bersinggungan dengan permukaan bahan

Pemasangan bilah gergaji : Pilih bilah uang sesuai dengan bahan Sesuaikan rangka gergaji dengan panjang bilah

14

Tempatakan lubang ujung pengait bilah pada pengait belakang Tempatkan ujung bilah yang lain pada pengait depan Kencangkan mur kupu-kupu, hingga bilah menegang (atur jangan sampai patah)

Cara pemakaian gergaji tangan : Pastikan pitchnya telah sesuai dan arah gergaji mengarah kedepan Atur tegangan bilah secukupnya Tandai tempat benda kerja yang akan dipotong Jepit benda kerja dan tempat yang akan dipotong berjarak 0.5 cm dari tepi rahang ragum Genggam dan ayun rangka gergaji Posisi bilah pada benda kerja ditempatkan pada bagian luar garis tanda Gunakan tekanan tangan pada saat mengayun ke depan dan lepaskan tekanan saat ayunan ke belakang (50 ayunan/menit) Kurangi tekanan dan kecepatan ayunan saat benda kerja hampir putus Jika bilah patah atau tumpul selama pemotongan berlangsung, ganti dan lanjutkan tetapi jangan mengikuti jalur yang lama, karena bilah akan terjepit dan patah. Mulai kembali pada sisi yang lainnya, eehingga jalur baru akan menyambung dengan jalur awal Jika benda kerja tipis, berilah lapisan papan kayu agar dua gigi /lebih dapat bersinggungan dengan permukaan lahan

4. Merapikan bahan
Pengikiran ialah operasi yang menggunakan alat berupa kikir. Biasa dilakukan untuk mengurangi ketebalan benda kerja, membentuk, meratakan, hingga menghaluskan benda kerja. Dalam setiap proses industri, ada Standard Operational Procedure (SOP). Begitu juga dengan proses pengikiran. Namun SOP tersebut tidak akan dibahas di sini, melainkan hanya teknik kerja umum pengikiran pekerjaanl ini tentunya. yang banyak dilakukan di departemant debburing dan biasa diberikan oleh instruktur (leader) kepada operator baru. Standar teknik kerja tersebut antara lain seperti: Prosedur Pengikiran - Memilih dan menyiapkan tempat kerja - Melemaskan sendi-sendi tangan. - Melakukan gerakan utama atau dasar sebanyak mungkin. - Penjepitan benda kerja. - Tanggem yang digunakan. - Pemegang kikir A. Memilih dan menyiapkan tempat kerja.

15

Tinggi tempat haruslah disesuaikan dengan bentuk dari benda kerja yang akan dikerjakan dan ketinggian si pengikir yang melakukan pengikiran. B. Melemaskan sendi-sendi tangan Posisi kerja memperlihatkan bagaimana kecakapan seseorang bekerja. Selama mengikir, badan berdiri di sebelah kiri benda kerja atau material dengan posisi kaki tetap pada tempatnya. Jarak antar kaki deisesuaikan dengan panjang kikir.Sudut antara poros tanggem dan kaki kira-kira membentuk sudut 300, sedangkan untuk kaki kanan membentuk sudut kurang lebih 75. C. Melakukan gerakan utama / dasar sebanyak mungkin. Badan berdiri tegak pada posisi permulaan dan selanjutnya condong kedepan selama pengikiran berlangsung. Sementara posisi kaki kanan tetap lurus selama proses pengikiran berlangsung. Sedangkan arah pandangan mata selalu terpusat (diarahkan) melihat pada benda kerja yang akan dikerjakan atau dikikir. D. Penjepitan benda kerja. (ragum / catok) Ragum atau catok adalah suatu peralatan yang dipakai untuk menjepit benda kerja pada saat proses pengikiran selain itu ragum atau catok bias juga digunakan untuk, menggergaji, memahat, dll. Dalam pengerjaannya, biasanya digunakan ragum sejajar. E. Spesifikasi ragum Pada umumnya ragum terbuat dari besi tuang kenyal atau baja tuang. Yang terpenting dalam pengikiran adalah pemasangan ragum harus kuat. Banyak sekali jenis ragum yang digunakan untuk bermacam-macam pekerjaan tangan. Di ATMI (asosiasi tekhnik mesin Indonesia), ragum yang digunakan dalam praktek pengikiran tingkat satu adalah ragum sejajar, dimana rahang yang bergerak (movable jaw) digerakkan oleh poros berulir dan bergerak kebelakang. Rahang (jaw) atau mulut dapat diganti dan dikeraskan (hardened jaw) Apabila ragum dipakai setiap hari, permukaan yang saling bergesekan dan berulir harus sering dibersihkan dan diberi oli atau dilumasi. Penting: jangan mengencangkan tangkai handle dengan pipa atau hammer. F. Pemegang Kikir. Pemegang kikir harus dipasang lurus dengan tangkai kikir dan haruslah kuat. Kikir yang dipakai harus bergagang atau bertangkai. jika ketentuan ini diabaikan akan mengakibatkan tangan menjadi rusak disebabkan karena tangkai kikir bergesekan lansung dengan telapak tangan. Pemegang kikir harus dibor terlebih dahulu sebelum dipasang ke tangkai kikir. Adapun diameter bor dan kedalamannya harus disesuaikanj dengan

16

ukuran kikir. Sewaktu memasang, dapat dilakukan dengan jalan memanaskan terlebih dahulu tangkai kikir sampai merah suram, kemudian kikir dimasukkan pada handle kayu sehingga membentuk lubang yang pas. G. Cara memegang kikir Cara memegang kikir adalah sebagai berikut: Tangan kanan memegang handle kikir dengan kuat dan tekan gagang kikir tersebut dengan telapak tangan bagian bawah. Ibu jari terletak diatas, sedangkan jari-jari yang lainnya berada di bawah gagang. Sedangkan tangan kiri memegang ujung kikir dengan telapak tangan dan ibu jari dengan rapat satu sama lain melipat ke bawah tetapi tidak menggenggam ujung kikir tersebut. Dengan cara memegang kikir seperti ini akan dapat mengikir benda kerja dengan baik.

5. Melakukan pengeboran pada bahan yang dibutuhkan


Mesin bor adalah suatu jenis mesin perkakas pengerjaan logam yang berfungsi untuk mengerjakan lobang. Fungsi mesin bor adalah: a. b. c. d. Membuat lobang Membuat lobang bertingkat Membesarkan lobang Chamfer

Sedangkan menurut kapasitasnya, mesin bor digolongkan atas: a. b. c. d. Diameter terbesar lobang yang dapat dikerjakan Jarak gerak poros maksimum turun naik Jarak poros maksimum dengan meja mesin Jarak terjauh antara tiang dengan poros mesin

JENIS-JENIS MESIN BOR a. Mesin Bor Tangan digunakan untuk pekerjaan ringan, seperti pembuatan lubang dengan diameter kecil (kurang dari 13 mm), dan benda kerjanya telah terpasang pada kedudukan yang tidak mungkin akan dibuka kembali. Jenis mesin bor tangan: 1) Mesin bor tangan : digerakan oleh tangan, hanya dapat melakukan pengeboran sampai dengan ukuran 8 mm. 2) Mesin bor listrik : digerakan oleh listrik, dapat membuat lubang sampai dengan ukuran 13 mm. Mempunyai 2 atau lebih kecepatan putarnya, sehingga dapat digunakan untuk putaran cepat dan

17

lambat. Harganya lebih murah dan multiguna, sehingga banyak digunakan. Mesin bor tangan juga digunakan untuk pemasangan baut-baut, pembukaan baut-baut, penggerindaan, pemolesan, penghalusan benda kerja, apabila dilengkapi dengan beberapa alat bantu. Langkah pengoperasian mesin bor tangan: 1) buatlah titik senter pada daerah benda kerja yang akan dibuat lubang. 2) Pasang mata bor yang diperlukan pada chuck mesin bor, dan kuncikan dengan menggunakan kunci chuck. 3) Lepaskan kunci chuck sebelum mesin dijalankan. 4) Jika menggunakan mesin bor listrik, maka pilih kecepatan yang sesuai dengan jenis bahan mata bor dan jenis bahan benda kerja. 5) Sebelum pengeboran, tepatkan ujung mata bor pada titik senter. 6) Hidupkan mesin dan mulai pengeboran. Keselamatan kerja pada proses pengeboran menggunakan mesin bor tangan: 1) pakailah pakaian kerja yang nyaman, hindari kancing baju terbuka, pakailah penutup rambut (apabila berambut panjang), hiudari pemakaian benda berharga (seperti jam, kalung, dan cincin). 2) Jaga agar tangan tidak terlalu dekat dengan mata bor yang sedang berputar. 3) Matikan mesin dan putuskan hubungan listriknya, pada saat menyetel/mengganti mata bor. 4) Gunakan mata bor yang tajam. 5) Uutuk pengeboran benda kerja yang kecil, periksa penjepitan benda kerja. 6) Yakinkan mata bor telah terikat dengan kuat. 7) Gunakan kacamata. b. Mesin Bor Meja Mesin bor meja adalah mesin bor yang diletakkan diatas meja. Mesin ini digunakan untuk membuat lobang benda kerja dengan diameter kecil (terbatas sampai dengan diameter 16 mm). Prinsip kerja mesin bor meja adalah putaran motor listrik diteruskan ke poros mesin sehingga poros berputar. Selanjutnya poros berputar yang sekaligus

18

sebagai pemegang mata bor dapat digerakkan naik turun dengan bantuan roda gigi lurus dan gigi rack yang dapat mengatur tekanan pemakanan saat pengeboran. c. Mesin Bor Lantai Mesin bor lantai adalah mesin bor yang dipasang pada lantai. Mesin bor lantai disebut juga mesin bor kolom. Jenis lain mesin bor lantai ini adalah mesin bor yang mejanya disangga dengan batang pendukung. Mesin bor jenis ini biasanya dirancang untuk pengeboran benda-benda kerja yang besar dan berat. d. Mesin Bor Radial Mesin bor radial khusus dirancang untuk pengeboran benda-benda kerja yang besar dan berat. Mesin ini langsung dipasang pada lantai, sedangkan meja mesin telah terpasang secara permanen pada landasan atau alas mesin. e. Mesin Bor Koordinat Mesin bor koordinat pada dasarnya sama prinsipnya dengan mesin bor sebelumnya. Perbedaannya terdapat pada sistem pengaturan posisi pengeboran. Mesin bor koordinat digunakan untuk membuat/membesarkan lobang dengan jarak titik pusat dan diameter lobang antara masing-masingnya memiliki ukuran dan ketelitian yang tinggi. Untuk mendapatkan ukuran ketelitian yang tinggi tersebut digunakan meja kombinasi yang dapat diatur dalam arah memanjang dan arah melintang dengan bantuan sistem optik. Ketelitian dan ketepatan ukuran dengan sisitem optik dapat diatur sampai mencapai toleransi 0,001 mm.

19

Mata bor adalah alat yang paling ideal untuk membuat lubang yang rapih dan presisi. Bisa digunakan pada bahan kayu, plastik ataupun logam. Banyak jenis dan ukuran lubang yang bisa dibuat dengan menggunakan bor, akan tetapi dengan mempertimbangkan ukuran lubang dan jenis bahan kita perlu menggunakan mata bor yang tepat. Selain itupun jenis bahan pembuat mata bor juga menentukan kualitas hasil pelubangan. lebih keras logam pada mata bor akan lebih halus hasil pengeboran. Twist Bits Jenis mata bor yang paling banyak digunakan dan cukup universal fungsinya. Bisa digunakan menggunakan mesin bor tangan atau mesin bor duduk baik secara horisontal maupun vertikal. Mata bor ini bisa untuk membuat lubang pada bahan kayu, plastik atau logam. Biasanya tersedia dalam ukuran 4 - 12 mm. Lebih baik buat sebuah titik pusat menggunakan paku atau sekrup untuk arahan mata bor ini ketika anda menggunakan mesin bor tangan. Masonry Bits Dirancang untuk membuat lubang pada tembok, beton atau batu. Digunakan dengan mesin bor pada setelan martil (gerakan bir bergetar seperti ketukan martil) dan pada ujung mata bor terdapat logam keras sebagai pemotong. Biasanya tersedia dalam 4-15mm dan mata bor lebih panjang daripada twist bits (300 400mm).

Spur Bits Dikenal sebagai mata bor kayu dengan ujung mata bor runcing pada bagian tengahnya dan pisau pengiris pada bagian kelilingnya. Ujung runcing di tengah berfungsi untuk menjaga agar mata bor tetap lurus sehingga lubang yang dihasilkan presisi dan dengan yang sama. Ukuran yang tersedia sekitar 6-15mm.

Countersink bits Mata bor ini bersudut 90 pada ujungnya dan berfungsi untuk

20

membuat lubang 45 terhadap permukaan kayu. Biasanya dipakai pada saat membuat lubang untuk kepala sekrup agar permukaan sama rata dengan kayu. Mata bor ini bisa berdiri sendiri dan ada juga yang terpasang langsung dengan mata bor utama untuk membuat lubang sekrup.

Forster Bit Yaitu mata bor yang berfungsi untuk membuat lubang engsel sendok. Paling baik apabila dioperasikan dengan mesin bor duduk yang lebih stabil. Karena apabila menggunakan mesin bor tangan akan sulit untuk mengendalikan kestabilan posisi mata bor dan lubang yang dihasilkan kurang berkualitas. Diameter yang tersedia mengikuti standar diameter engsel sendok, dari 15, atau 35 mm. Hole Saw Bits Lebih tepat mungkin kita sebut gergaji lubang karena bentuk mata bornya yang seperti gergaji dengan diameter yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Berdiameter antara 25 60mm. PEMEGANG MATA BOR a. Cekam Bor Cekam bor digunakan untuk memegang mata bor bertangkai silindris. Biasanya cekam ini mempunyai 2 atau 3 rahang penjepit. Ukuran cekam bor ditunjukkan oleh diameter terbesar dari mata bor yang dapat dijepit.. b. Sarung Pengurung/Sarung Tirus Mata bor yang bertangkai tirus dapat dipegang oleh sarung pengurung yang berlobang tirus. Oleh karena tangkai dan sarung berbentuk tirus, maka pada saat mata bor ditekan, ia akan saling mengunci. c. Sarung Pengurung Lobang dan tangkai tirus dibuat menurut tirus morse, yaitu ketrirusan menurut standar internasional. MORSE Morse 1 Morse 2 DIAMETER TIRUS TERBESAR 12,20 mm 18,00 mm

21

Morse 3 Morse 4

24,10 mm 31,60 mm

PEMEGANG DAN PENJEPIT BENDA KERJA a. Ragum Tangan Ragum tangan dapat dibuka dan dikunci dengan kekuatan tangan. Benda kerja yang dapat dijepit oleh ragum tangan harus berukuran kecil dan terbatas sampai pada diameter 6 mm. b. Ragum Mesin Benda kerja yang besar tidak dapat dipegang oleh tangan karena gaya pemotongannya semakin besar, maka digunakan ragum mesin. c. Meja Mesin Penjepitan benda kerja pada meja mesin umumnya dilakukan apabila benda kerja tidak mungkin di jepit oleh ragum. Teknik penjepitan benda kerja menggunakan baut pengunci T yang mana baut ini dimasukkan ke dalam alur meja mesin bor. d. Tangan Pemegangan benda kerja dengan tangan dapat dilakukan untuk benda kerja yang kecil dan panjang serta lobang yang dibuat tidak dalam dan berdiameter kecil. MATA BOR BESAR SUDUT 500-800 1180 BAHAN Kuningan, Perunggu Baja, Besi Tuang, Baja Lunak, Baja Tuang Baja Keras

1400 Sudut Potong

Sudut potong mata bor terdapat empat macam, yaitu: Sudut Bebas (a) Sudut Mata Potong (b) Sudut Tatal () Sudut Pemotongan ()

22

Ujung mata pemotong harus selalu tajam. Pusat/ujung bibir pemotong yang tidak sentris saat pengasahan mata bor menghasilkan beban yang tidak sama terhadap bor. Akibatnya lobang yang terbentuk tidak tepat, bergeser/menyimpang posisinya dari senter yang ditentukan. PRINSIP PENGEBORAN Berdasarkan pekerjaan yang dilakukan, maka mesin bor dapat berfungsi untuk membuat lobang silindris dan bertingkat, membesarkan lobang, memcemper lobang dan mengetap. Pekerjaan yang banyak menuntut ketelitian yang tinggi pada pengeboran adalah pada saat menempatkan mata bor pada posisi yang tepat di titik senter.

KECEPATAN POTONG PENGEBORAN Kecepatan potong ditentukan dalam satuan panjang yang dihitung berdasarkan putaran mesin per menit. Atau secara defenitif dapat dikatakan bahwa kecepatan potong adalah panjangnya bram yang terpotong per satuan waktu. Setiap jenis logam mempunyai harga kecepatan potong tertentu dan berbeda-beda. Dalam pengeboran putaran mesin perlu disesuaikan dengan kecepatan potong logam. Bila kecepatan potongnya tidak tepat, mata bor cepat panas dan akibatnya mata bor cepat tumpul atau bisa patah. Kecepatan potong ditentukan oleh: BAHAN Jenis bahan yang akan dibor Jenis bahan mata bor Kualitas lobang yang diinginkan Cara/teknik pengeboran Kapasitas mesin bor Efesiensi pendinginan KECEPATAN POTONG (m/menit) 60 100 30 100 25 30 30 50 25 30

Alumunium Campuran Kuningan Campuran Perunggu Tegangan Tinggi Besi Tuang Lunak Besi Tuang Menengah

23

Besi Tuang Keras Tembaga Baja Karbon Rendah Baja Karbon Sedang Baja Karbon Tinggi Baja Perkakas Baja Campuran

10 20 20 30 30 50 20 30 15 20 10 30 15 25

PEMAKANAN PENGEBORAN Pemakanan adalah jarak perpindahan mata potong bor ke dalam lobang/benda kerja dalam satu kali putaran mata bor. Besarnya pemakanan dalam pengeboran dipilih berdasarkan jarak pergeseran mata bor dalam satu putaran, sesuai dengan yang diinginkan. Pemakanan juga tergantung pada bahan yang akan dibor, kualitas lobang yang dibuat, kekuatan mesin yang ditentukan berdasarkan diameter mata bor. Tabel 4. Besarnya Pemakanan Berdasarkan Diameter Mata Bor Diameter Mata Bor (mm) -3 36 6 12 12 25 25 dan seterusnya Besarnya Pemakanan Dalam Satu Kali Putaran (mm) 0.025 0.050 0.050 0.100 0.100 0.175 0.175 0.375 0.375 0.675

Pemakanan pemakanan mata bor adalah gerak maju mata bor untuk setiap kali putaran mata bor. Dalamnya pemakanan mata bor adalah setiap kali putaran mata bor. Dalamnya pemakanan mata bor dipengaruhi oleh:

24

a. diameter mata bor. b. Jenis bahan benda kerja yang akan dipotong. c. Kondisi/keadaan mesin yang digunakan untuk pengeboran. Semakin besar diameter mata bor, maka semakin dalam pemakanan mata bor. Menurut Krar S.F, dkk (1983), hubungan antara diameter mata bor dengan dalamnya pemakanan ditunjukan pada tabel di bawah ini: Diameter mata bor Milimeter Sampai 3 Inchi 1/8 Dalamnya pemakanan Milimeter 0.02 0.05 Feet 0.001 0.002 36 1/8 0.05 0.10 0.002 0.004 6 13 0.10 0.18 0.004 0.007 13 25 -1 0.18 0.38 0.007 0.015 25 - 38 1 1 0.38 0.63 0.015 0.025

Cairan pendingin (coolant) proses pengeboran akan menimbulkan panas akibat gesekan mata bor dengan benda kerja. Pana s yang timbul dapat mengakibatkan sisi potong mata bor menjadi cepat tumpul. Untuk mengurangi panas yang timbul, maka saat pengeboran diperlukan cairan pendingin. Namun pengeboran benda kerja dari bahan besi cor/tuang tidak memerlukan cairan pendingin. Syarat cairan pendingin yang digunakan: 1) dapat mendinginkan mata bor dan benda kerja. 2) Dapat Mengurangi gesekan.

25

3) Dapat mempertinggi gaya pemotongan. 4) Tidak menimbulkan karat pada benda kerja. 5) Dapat membantu pengeluaran beram.

Pengasah mata bor persyaratan yang harus diperhatikan dalam pengasahan mata bor pada mesin gerinda: 1) besar sudut mata potong 2) besar sudut kebebasan mata potong 3) posisi titik senter langkah kerja pengasahan mata bor pada mesin gerinda: 1) pakai kacamata atau penutup muka dan penutup mata. 2) Periksa terlebih dahulu kerataan permukaan batu gerinda. Jika permukaan batu gerinda tidak rata, lakukan pengasahan/perataan menggunakan dresser. 3) Periksa jumlah cairan pendingin yang ada pada bak penampungnya. 4) Periksa sudut-sudut mata bor menggunakan mal sudut. 5) Jika sudut mata bor benar, maka pegang mata bor dan dudukan pada pendukung benda kerja mesin gerinda. Posisi penempatan mata bor harus membentuk sudut 59o terhadap permukaan batu gerinda. 6) Pegang bagian pemegang mata bor dengan tangan yang lain. Gerakan mata bor perlahan-lahan sewaktu penggerindaan. 7) Perhatian: dinginkan mata bor sesering mungkin selama

pengasahan/penggerindaan, agar mata bor tidak mengalami panas yang berlebihan, yang dapat menimbulkan retak-retak pada sisi potong mata bor. 8) Setelah selesai pengasahan periksa kembali sudut-sudut mata bor (sudutnya harus 59o). Apabila sudutnya belum benar, ulangi langkah pengasahan dan periksa kembali sudut-sudutnya.

Langkah pengeboran Hal yang harus diperhatikan: 1) kecepatan potong yang digunakan

26

2) pengikatan benda kerja 3) dalamnya pemakanan 4) kecepatan putaran mata bor 5) dll

Pengeboran benda kerja dengan permukaan rata: 1) tentukan titik senter lubang yang akan dibuat pada benda kerja. 2) Tandai menggunakan penitik pusat. 3) Catatan: jika lubang yang akan dibuat adalah lubang presisi/teliti, maka buatlah besarnya lubang menggunakan jangka tusuk. 4) Atur kecepatan putaran mata bor, sesuaikan dengan jenis bahan benda kerja. (gunakan tabel/perhitungan). 5) Jepit benda kerja pada ragum, dengan didukung oleh kayu paralel strip, untuk menjaga agar mata bor tidak mengenai ragum. Atur posisi benda kerja sehingga titik senter lubang yang akan dibuat segars dengan titik senter mata bor. Yakinkan dengan jalan menurunkan mata bor tepat berada pada titik senter lubang yang akan dibuat. 6) Hidupkan mesin dan perlahan-lahan turunkan mata bor dengan memakai tuas pemakanan, sehingga mata bor melakukan pemakanan terhadap benda kerja. Selama proses pemakanan, berikan cairan pendingin. 7) Setelah selesai pengeboran, matikan mesin dan lepaskan mata bor, bemda kerja dan alat bantunya. Simpan mata bor dan peralatan lainnya pada tempat yang telah disediakan.

Pengeboran benda kerja yang dijepit oleh V blok: 1) tandai dengan penitik pusat tempat yang akan dibuat lubang pada benda kerja. 2) Pasang senter bor yang sesuai pada chuck bor. 3) Pasang benda kerja pada V blok, dan atur kedudukannya sehingga titik senter tepat berada di bawah senter bor. Uji kelurusannya dengan menurunkan senter bor. 4) Setelah senter, jepit benda kerja dengan kuat.

27

5) Atur kecepatan putaran mata bor dan kecepatan pemotongannya, sesuai dengan diameter mata bor dan bahan benda kerja. 6) Ganti senter bor dengan mata bor yang sesuai dengan diameter yang diperlukan. 7) Hidupkan mesin dan turunkan mata bor menggunakan tuas pemakanan, sehingga mata bor melakukan pemakanan pada benda kerja. Pemakanan secara perlahan sesuai dengan kecepatan pemotongannya. Selama proses pemotongan berikan cairan pendingin. 8) Setelah selesai melakukan pemotongan, matikan mesin dan lepas benda kerja dan mata bor. Bersihkan mesin dan peralatan bantu lainnya. Simpan mata bor dan peralatan bantu pada tempat semula.

Keselamatan kerja pada pengeboran: 1) gunakan jenis mata bor yang sesuai dengan jenis bahan benda kerja, kekerasan bahannya, dan kecepatan potongnya. 2) Gunakan kecepatan potong yang disarankan, 3) Gunakan cairan pendingin. 4) Periksa ketirusan (draft) dan kelurusan (shank) pemegang mata bor. 5) Jika menggunakan sarung mata bor, maka periksa ketirusannya. Gunakan palu lunak (palu plastik/karet) untuk mengeraskan pengikatan mata bor pada sarungnya. 6) Periksa pengikatan benda kerja untuk menjaga getaran selama pengeboran. 7) Buang beram-beram pemotongan, agar tidak menghalangi proses pengeboran, sehingga tidak menimbulkan panas yang berlebihan. 8) Kecepatan potong dan kecepatan putaran jangan sampai melebihi yang disarankan. 9) Gunakan kacamata tembus pandang atau pelindung muka, dan penutup rambut (terutama yang berambut panjang). 10) Gunakan pakaian kerja dengan semua kancing baju harus dikancingkan, dan jangan memakai perhiasan (seperti kalung, gelang, cincin, dan jam tangan). 11) Jangan meninggalkan kunci chuck pada chuck bor setelah membuka dan memasang mata bor. 12) Jangan menghentikan putaran mesin walaupun mesin telah dimatikan, apalagi menghentikan mesin dengan memegang mata bor.

28

13) Jangan mengebor bahan kuningan (brass), perunggu (bronze), tembaga paduan, dan bahan lunak lainnya menggunakan mata bor khusus pengeboran bahan baja. 14) Jangan mengoperasikan mesin bor jika penutup mekanis penggerak mata bor tidak terpasang dengan baik. 15) Jangan gunakan kain untuk memberikan cairan pendingin dan

membersihkan beram. 16) Bersihkan mesin sesudah selesai bekerja

6. Perakitan
a. Menentukan kuat arus yang digunakan. Arus yang digunakan dalam pengelasan harusnya tepat, karena akan mempengaruhi hasil pengelasan. dalam menentukan kuat arus harus memperhatikan bebrapa hal penting, diantaranya : a. diameter elektroda b. tebal bahan yang dilas c. jenis elektroda yang digunakan d. posisi pengelasan e. polaritas (sifat) pengutuban cara mengatur arus dengan cara memutar handel pada mesin las. besarnya arus yang dipilih dapat dibaca pada skala arus yang terdapat pada pesawat las.

i. pengaruh besar arus terlalu besar, maka elektroda akan mencair terlalu cepat, akibatnya :

permukaan las akan lebih besar penembusan yang dalam akan terjadi under cut

ii. pengaruh besar arus terlalu kecil, maka akan menyebabkan busur listrik sukar untuk menyala, sehingga busur listrik yang terjadi tidak stabil. panas yang terjadi tidak cukup untuk melelehkan elektroda dan bahan dasar, akibatya : rigi-rigi lasnya kecil dan tidak rata penembusannya dangkal

29

b. Pengaruh kecepatan elektroda pada hasil las Kecepatan tangan menarik atau mendorong elektroda pada waktu mengelas harus stabil, sehingga akan memperoleh rigi-rigi las yang rata dan halus dengan penembusan yang baik jika elektroda digerakkan trlalu cepat, maka pemanasan bahan dasar kurang, sehigga akan diperoleh rigi-rigi las yang kecil dengan penembusan dangkal. jika elektroda digerakkan terlalu lambat, maka akan diperoleh rigi-rigi las yang lebar dan kuat dengan penembusan yang dalam. bahkan kadang-kadang menimbulkan kerusakan pada sisi las atau yang sering disebut under cut.

7. Finishing
Teori yang sama dengan teori pengikiran diatas.

8. Pengecatan
Mengecat permukaan besi tidak bisa dilakukan dengan asal asalan, pasalnya jika tidak dilakukan dengan benar, maka ketahanan cat yang melekat pada besi akan cepat hilang dan akhirnya menimbulkan karat yang tentunya kurang sedap dipandang mata Tapi bagaimana proses mengecat besi itu sendiri ? Lihat tips dibawah ini : a. Mengecat Besi Baru Besi baru dalam hal ini, besi masih baru dibeli dan belum terlihat karat. i. Amplas besi dengan dengan amplas halus (no. 600/800), gosok secara layang dan merata, tujuannya untuk melukai/membuka poripori besi agar cat menempel dengan kuat. ii. setelah selesai bersihkan dengan kain yang di basahi dengan thiner/bensin, lalu dilap dengan kain bersih. iii. Dan besipun siap dicat. iv. Campur cat dengan thiner sesuai petunjuk penggunaan.

b. Mengecat Besi Sudah Berkarat Perbedaannya hanya pada langkah awal, yaitu pembersiha karat dengan menggunakan amplas kasar ( no.3/80/180) pastikan karat atau bekas cat (jika ada) harus bersih. Setelah itu ikuti langkah a,b,c pada poin a.

9. Pemasangan
Ada banyak cara memasang teralis jendela, salah satunya dengan jalan pengelasan langsung ke kerangka jendela. Model pemasangan seperti ini membuat teralis terpasang sangat kuat. Teralis jendela juga bisa dipasang dengan disekrup dalam jumlah cukup banyak dan terdapat di semua sisinya.

30

Pasanglah teralis itu pada kusen pintu dan jendela, bukan pada daun pintu dan jendela, dan pastikan bautnya tersembunyi sehingga tak mudah dibongkar.

31

C. ALAT DAN BAHAN


a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. o. p. Meteran pita/kayu/tukang (Measuring Tape) Kertas gambar dengan standarnya (ukurannya) Pensil Macam-macam mistar (mistar segitiga, mistar) Penghapus Besi yang dirakit, berupa besi pita (besi gepeng) dengan tebal 0,5 inch serta besi bulat dengan diameter 10mm Gergaji besi Kikir Penitik baja, untuk memberi tanda bagian yang akan dibor Penjepit (besi siku) Klem Ragum Topeng las/masker/kacamata pengaman Mesin bor beserta mata bor-nya Cat Sekrup/baut untuk memasang terali

32

D. GAMBAR KERJA

33

E. LANGKAH KERJA
1. Mengukur
Ukurlah kusen jendela tersebut di bagian dalamnya, kemudian catat di kertas. Perhatikan posisi mata dan angka hasil pengukuran agar hasil pengukurannya akurat.

2. Membuat gambar kerja


Buatlah gambar kerja dengan panduan teori singkat di atas serta angka yang telah diukur melalui pengukuran pada langkah pertama tadi. Ingat! Gunakan standar ISO!

3. Memotong bahan
Setelah selesai menggambar gambar kerja, maka tahap selanjutnya ialah memotong bahan. Perhatikan panduan di atas. Selain itu, ukurlah seakurat mungkin, agar tidak terjadi kesalahan yang tidak diharapkan di masa depan (seperti kekurangan bahan, dsb)

4. Merapikan bahan
Setelah selesai memotong bahan, maka tahap selanjutnya ialah merapikan bahan yang telah dipotong tadi. Pada bagian ini, kita akan menggunakan kikir untuk merapikan bagian yang miring, kemudian kita akan menggunakan palu jika ada bagian yang dirasa agak miring.

5. Melakukan pengeboran pada bahan yang dibutuhkan


Pada tahap ini, sebelum kita melakukan pengeboran, terlebih dahulu, kita harus melakukan pemberian tanda pada beji yang akan kita ukur. Ukurlah besi itu terlebih dahulu dengan panduan gambar yang ada, dimana letak besi bulat akan kita psangkan pada terali. Setelah selesai, berilah tanda berupa titik dengan penitik baja. Kemudian borlah terali bagian samping dengan mata bor paku berukuran 4,5 mm. Sedangkan untuk pemboran ke dua menggunakan mata bor berukuran 10,5 mm.

6. Perakitan
Setelah selesai dibor, rakitlah besi-besi tersebut menjadi satu bagian utuh dengan melakukan pengelasan. Gunakan bantuan penjepit (besi siku), serta klem agar rakitan kita tidak bergeser/bergoyang. Setelah selesai, pasanglah dengan melakukan pengelasan di masing-masing sisi, antara besi pipih tersebut dengan besi bulat.

7. Finishing
Setelah ini selesai, agar pekerjaan kita rapi, maka hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengikir kembali bagian yang telah dilas tadi, agar tidak terlihat bekas pengelasan tadi.

8. Pengecatan
Agar hasil terali kita lebih rapi, maka ada baiknya kita lakukan pengecatan agar bekasbekas yang tidak nyaman dilihat bisa tersembunyi. Sebaiknya gunakan warna hitam agar tidak terlalu terlihat bekasnya.

34

9. Pemasangan
Setelah selesai, bawalah kembali terali yang telah selesai kita selesaikan tersebut ke tempat kita melakukan pengukuran tadi. Jangan lupa bawa palu, sekrup/baut untuk memasangnya.

35

F. ANALISIS

36

G. KESIMPULAN
Setelah menyelesaikan proses pembuatan terali ini, kesimpulannya ialah : a. Munculnya rasa tanggung jawab dan kerjasama antar masing-masing teman dalam bekerja. Kenapa ini terjadi? Karena kami diberi tugas membuat terali ini per kelompok (4-5 orang) maka semakin kami mendekati tahap akhir pembuatan terali ini, Alhamdulillah, kerja sama kami semakin baik. b. Mengerti bagaimana sulitnya membuatnya suatu terali jendela. c. Dapat menerapkan pelajaran yang telah dipelajari pada kelas X dan XI dahulu seperti menggambar, melas, membor, dan sebagainya. d. Menjadi lebih terampil, jika di kemudian hari bekerja di suatu bengkel atau sejenisnya, maka tidak kaku lagi dalam menggunakan alat-alat ini.

37

H. DAFTAR PUSTAKA
Setiaji, Primayoga Harsana. 2011. Makalah Gergaji. Diakses pada Sabtu, 08 Desember 2012, pukul 03:36. Syarifah, Nelly. 2010. Mesin Bor. Diakses pada Sabtu, 08 Desember 2012, pukul 03:42. Yulisa, Akmal. 2011. Keterampilan Teknik untuk kelas XI. Payakumbuh. http://santisalayanti.blog.stisitelkom.ac.id/interior-designer/menggambar-teknikinterior/materi-perkuliahan-menggambar-teknik-interior/ http://www.crayonpedia.org/mw/METODE_PEMOTONGAN._Ambiyar http://ekartama.wordpress.com/2007/08/13/tips-pengecatan-besi/ http://www.tentangkayu.com/2008/01/menggunakan-meteran-kayu.html http://www.tentangkayu.com/2008/03/berbagai-jenis-mata-bor-fungsinya.html http://akmalindra.wordpress.com/2009/06/18/mesin-bor/ http://www.rudydewanto.com/2009/11/kosongan13.html http://pustaka-ts.blogspot.com/2010/07/meteran-hand-levels.html http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2011/12/01/cara-mengecat-besi/ http://bengkel-las-depok.blogspot.com/2012/02/jasa-pembuatan-tralis-di-depok.html http://modulsmk.blogspot.com/2012/06/teknik-menggambar_22.html http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/trend/12/04/26/m32zt7-mau-pasang-teralisdi-rumah-simak-dulu-triknya

38

You might also like