You are on page 1of 9

LAPORAN KERJA TENAGA AHLI KOMISI III

BULAN SEPTEMBER 2010

HERU SUPRAPTO, SE.,M.Si

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA 201

1 KATA PENGANTAR Sebagai kabupaten yang kaya akan sumber daya alam, kabupaten Kutai Kartanegara perlu melakukan upaya memaksimalkan pengelolaan potensi SDA yang adaguna peningkatan penggalin potensi sumber-sumber pendapatan. Upaya ini perlu dilakukan karena permasalahan pembangunan di kabupaten ini memerlukan dorongan yang kuat agar terjadi akselesari pembangunan guna memperkuat perekonomian

masyarakat. Akselerasi pembangunan perlu didukung oleh kemampuan pendanaan dari pemerintah kabupaten. Disisi lain struktur pendapatan yang tercermin dalam APBD menunjukkan bahwa komposisi yang terbesar adalah dari dana perimbangan baik dari pajak maupun non pajak (SDA) sedangkan pendapatan asli daerah (PAD) dengan porsi yang relatif kecil. Untuk meningkatkan PAD perlu dilakukan upaya-upaya yang strategis melalui belanja yang mengerah pada produktifitas untuk menghasilkan pendapatan. Salah satu potensi yang ada di kabupaten Kutai Kartanegara asalah sumur Migas Tua yan gselama ini tidak dikelola lagi oleh Perusahaan Migas yang besar, disisi lain sumur migas tua tersebut masih memiliki cadangan Migas yang masih menguntungkan untuk dilkelola lebih lanjut. Bagi perusahaan besar pengelolaan sumur tua migas tidak ekonomis, namun bagi perusahaan kecil masih menjanjikan keuntungan. Dengan dasar tersebut diatas perlu upaya pemerintah kabupaten untuk mendorong pengelolaan sumus tua migas melalui Perusahaan Daerah yang bekerjasama dengan Pertamina untuk membeli minyak mentah dariS Perusda

tersebut. dalam telaahan ini disampaikan pula kemungkinan pengelolaan sumur tua oleh Koperasi Unit Desa (KUD) sebagaimana pengalaman di kabupaten Blora Jawa Tengah.

Tenggarong, 30 September 2010

HERU SUPRAPTO, SE.,M.Si

2 TELAAH TENAGA AHLI KOMISI 3 HERU SUPRAPTO, SE.,M.Si

PENGELOLAAN SUMUR TUA OLEH BUMD

A. Latar Belakang Struktur APBD Kabupaten Kutai Kartanegara selama ini didominasi oleh dana perimbangan. Disisi lain, salah satu ukuran keberhasilan pembangunan Daerah adalah bagaimana kemandirian keuangan semakin meningat. Kemadirian keuangan semakin baik tersebut ditandai dengan semakin besar porsi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam struktur APBD. Salah satu potensi yang belum tersentuh sampai saat ini adalah pengelolaan sumur migas yang kategori sumur tua. Tercatat bahwa total sumur tua di Indonesia sebanyak 13.824 buah sumur, yang tersebar di : 1. Sumatera bagian selatan (3.623 buah sumur) 2. Sumatera bagian utara (2.392 buah sumur) 3. Sumatera bagian tengah ( 1.633 buah sumur) 4. Kalimantan timur (3.143 buah sumur) di Kabupaten Kutai Kartanegara terdapat 2.023 yang tidak aktif 5. Kalimantan selatan (100 buah sumur) 6. Jawa tengah, timur dan madura (2.496 buah sumur) 7. Papua (208 buah sumur) 8. Seram (229 buah sumur) (www.esdm.go.id) Sebagaimana diatur dalam Permen ESDM No. 1 Th 2008, bahwa sumur tua boleh diusahakan melalui Koperasi Unit Desa maupun Badan Usaha Milik Daerah. Sumur Tua adalah sumur-sumur Minyak Bumi yang dibor sebelum tahun 1970 dan pernah diproduksi serta terletak pada lapangan yang tidak diusahakan pada suatu Wilayah Kerja yang terikat Kontrak Kerja Sama dan tidak diusahakan lagi oleh Kontraktor. Sumur tua tersebut tidak lagi dikelola oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama Migas (KKKS Migas) karena secara ekonomis tidak menguntungkan lagi. Disisi lain sumur tua

3 tersebut masih memiliki potensi khususnya minyak yang jika dikelola oleh unit usaha yang dikelola oleh BUMD maupun KUD masih menjanjikan keuntungan. Sebagai contoh Koperasi Unit Desa Wargo Tani Makmur (KUD WTM) yang terletak di Kecamatan Jiken, Blora, Jawa Tengah. KUD WTM bekerjasama dengan Pertamina EP Cepu dapat mengelola 24 sumur tua yang ada di wilayah kerja Pertamina EP Cepu. Keuntungan yang diperoleh KUD WTM adalah berkisar 200 juta rupiah sebulan, dan minyaknya yang dihasilkannya dapat mencukupi kebutuhan masyarakat tempatan dan sekitarnya. Dari gambaran tersebut diatas maka pengelolaan sumus minyak tua masih memiliki potensi pendapatan yang menguntungkan, oleh karena itu DPRD bersama Pemerintah Kabupaten dirasa perlu melakukan langkah-langkah yang agresif untuk melakukan pemetaan potensi sumur tua dan mengusahakannya.

B. Prosedur Administratif Pengusahaan Sumur Tua Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Nomor 01 Tahun 2008, tentang Pedoman Pengusahaan Pertambangan Minyak Bumi pada Sumur Tua, telah mengatur tentang pemberian kewenangan pengelolaan sumur tua kepada Pemerintah Daerah melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Koperasi Unit Desa (KUD). Prosedur administratif pengajuan pengusahaan sumur tua saat ini diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 01 Tahun 2008, tentang Pedoman Pengusahaan Pertambangan Minyak Bumi Pada Sumur Tua. Pengajuan kerjasama pengusahaan dan produksi sumur tua oleh KUD atau BUMD melalui tiga tahapan, yaitu Tahapan Permohonan Persetujuan, Tahapan Perjanjian Memproduksi Minyak Bumi dan Tahapan Pelaksanaan Memproduksi Minyak Bumi.

Tahap permohonan persetujuan

Tahapan perjanjian memproduksi Minyak Bumi

Tahapan pelaksanaan Memproduksi Minyak Bumi

Gambar 1. Prosedur Administratif Pengusahaan Sumur Tua 1. Tahapan Permohonan Persetujuan Tahapan Permohonan Persetujuan, meliputi: a. KUD atau BUMD mengajukan permohonan kepada Kontraktor dengan tembusan kepada Menteri ESDM c.q. Direktur Jenderal Migas (Dirjen Migas) dan Badan Pelaksana Migas (BP Migas) dengan melampirkan dokumen administratif dan dokumen teknis atas dasar rekomendasi dari Pemerintah Kabupaten/Kota dan disetujui oleh Pemerintah Propinsi. Dokumen administratif dan dokumen teknis yang harus dipenuhi, sebagai berikut: 1) Dokumen Administratif a) Akte Pendirian KUD atau BUMD dan perubahannya yang telah mendapatkan pengesahan dari instansi yang berwenang b) Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP) c) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) d) Surat Keterangan Domisili e) Rekomendasi dari Pemerintah Kabupaten/Kota dan disetujui oleh Pemerintah Propinsi setempat f) Surat pernyataan tertulis di atas materai mengenai kesanggupan memenuhi ketentuan peraturan perundangundangan.

5 2) Dokumen Teknis a) Peta lokasi Sumur Tua yang dimohonkan b) Jumlah sumur yang yang dimohonkan c) Rencana memproduksikan minyak bumi termasuk usulan imbalan jasa d) Rencana program keselamatan dan kesehatan kerja serta pengelolaan lingkungan hidup termasuk usulan penanggungjawab pelaksanaan e) Teknologi yang digunakan memproduksikan minyak bumi f) Kemampuan keuangan. b. Kontraktor melakukan evaluasi terhadap permohonan KUD atau BUMD. Apabila memenuhi persyaratan, Kontraktor menyampaikan permohonan tersebut ke BP Migas. Apabila tidak memenuhi persyaratan, Kontraktor mengembalikan dokumen permohonan kepada KUD atau BUMD dan melaporkannya kepada BP Migas. c. BP Migas menyampaikan permohonan kepada Menteri ESDM c.q. Dirjen Migas untuk mendapatkan persetujuan disertai dengan pertimbangan teknis dan ekonomis. Apabila diperlukan, Menteri c.q. Dirjen Migas dapat meminta penjelasan atas permohonan tersebut kepada BP Migas, Kontraktor dan/atau KUD atau BUMD. d. Apabila permohonan disetujui, Dirjen Migas atas nama Menteri ESDM memberikan persetujuan untuk memproduksi minyak bumi dari sumur tua kepada Kontraktor melalui BP Migas. Apabila ditolak, permohonan dikembalikan dan disertai alasan penolakannya. Persetujuan atau penolakan diberikan paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya permohonan. 2. Tahapan Perjanjian Memproduksi Minyak Bumi Tahapan Perjanjian Memproduksi Minyak Bumi, meliputi: a. Kontraktor dan KUD atau BUMD wajib menindaklanjuti persetujuan dari Menteri ESDM c.q. Dirjen Migas dengan Perjanjian Memproduksi Minyak Bumi. b. Jangka waktu perjanjian tidak melebihi sisa jangka waktu Kontrak Kerjasama dan diberikan paling lama 5 (lima) tahun serta dapat diperpanjang untuk jangka

6 waktu paling lama 5 (lima) tahun dan wajib mendapat persetujuan Menteri c.q. Dirjen Migas. c. KUD atau BUMD menyampaikan rencana perpanjangan tersebut paling lama 6 (enam) bulan sebelum perjanjian berakhir dengan tata cara permohonan yang sama. d. Perjanjian Memproduksi Minyak Bumi wajib diketahui BP Migas dan memuat paling sedikit ketentuan pokok sebagai berikut: 1) Jumlah dan lokasi sumur tua yang akan diproduksi; 2) Imbalan jasa memproduksi minyak bumi; 3) Jangka waktu perpanjangan dan pengakhiran perjanjian; 4) Alat bantu mekanik atau teknologi yang digunakan; 5) Tenaga kerja; 6) Mutu dan spesifikasi minyak bumi; 7) Titik penyerahan minyak bumi; 8) Aspek keselamatan, kesehatan kerja serta pengelolaan lingkungan hidup; 9) Penyelesaian perselisihan.

3. Tahapan Pelaksanaan Produksi Minyak Bumi Tahapan Pelaksanaan Memproduksi Minyak Bumi, meliputi: a. Produksi minyak bumi oleh KUD atau BUMD hanya dapat dilakukan pada sumur tua yang telah disepakati dalam Perjanjian. b. KUD atau BUMD dapat menggunakan alat bantu mekanik atau teknologi yang disetujui Kontraktor. c. KUD atau BUMD wajib menyerahkan seluruh produksi minyak bumi kepada Kontraktor dan wajib memenuhi mutu dan spesifikasi yang telah disepakati. d. Kontraktor wajib memberikan imbalan jasa kepada KUD atau BUMD atas seluruh produksi minyak bumi yang besarannya ditetapkan secara wajar berdasarkan kesepakatan kedua pihak yang diatur dalam perjanjian dan merupakan bagian biaya operasi kontraktor.

7 e. Kontraktor wajib menginventarisir sumur tua di wilayah kerjanya dan menyampaikan laporan tertulis mengenai pelaksanaan perjanjian kepada Dirjen Migas dan BP Migas paling sedikit 4 (empat) bulan sekali. f. Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan perjanjian dilakukan oleh Dirjen Migas dan BP Migas, sedangkan terhadap KUD atau BUMD yang memproduksi minyak bumi dilakukan oleh Pemerintah Propinsi/

Kabupaten/Kota. g. Perjanjian dapat dibatalkan oleh kontraktor apabila KUD atau BUMD tidak menyerahkan seluruh produksi minyak buminya kepada kontraktor, dan bagi KUD atau BUMD dapat dikenai sanksi pidana apabila masih tetap memproduksi minyak bumi setelah pembatalan perjanjian.

C. Telaahan 1. Kalimantan timur terdapat 3.143 buah sumur tua yang tidak diusahakan oleh KKKS Migas. Kabupaten Kutai Kartanegara terdapat 2.023 yang tidak aktif (BP Migas 2010) meskipun belum dirinci berapa jumlah yang masuk kategori sumur tua. Pendataan sumur tua perlu dilakukan untuk menghitung potensi sumur tua dan untuk kedepan akan diusahakan oleh BUMD. 2. BUMD perlu didorong untuk mengelola sumur tua tersebut, hal ini karena cash inflow akan lebih cepat diperoleh sehingga Break Event Point diperoleh dalam waktu yang lebih pendek dibanding investasi dibidang perkebunan misalnya. 3. Good Practice: di Blora pengelolaan sumur tua oleh koperasi unit desa (KUD) menyusul turunnya izin dari pemerintah pusat kepada KUD Warga Tani Makmur Desa/Kecamatan Jiken. Bahkan, KUD ini sudah menandatangani kesepakatan kerjasama dengan Pertamina EP. 4. Ketika sumur-sumur minyak tidak bisa berproduksi secara ekonomis lagi menurut perusahaan, maka masyarakat tempatan berupaya baik secara pribadi maupun bersama-sama (kelompok ataupun koperasi) untuk mengelola sumur tua dengan peralatan seadanya. Peralatan itu umumnya benar-benar sederhana dengan tenaga penggeraknya adalah manusia, sebagian kecil lainnya

menggunakan tenaga penggerak mesin untuk memompa/menarik keluar minyak-

8 minyak bumi yang tersisa. Sebuah timba/ember/pengangkat-minyak yang terbuat dari pipa dengan panjang tertentu dengan diameter lebih kecil dari sumur minyak, dimasukkan ke dalam sumur, lalu di tarik beramai-ramai. Ini banyak terlihat di daerah Cepu dan Blora. 5. Masalah utama dalam pengelolaan sumur tua umumnya adalah perebutan lahan antara masyarakat dengan masyarakat, dan masyarakat dengan perusahaan kontraktor pengusahaan & produksi minyak. Dengan mengikuti prosedur administratif pengusahaan sumur tua, pengelolaan minyak pada sumur tua dapat mensejahterakan masyarakat sekitarnya sebagaimana diatud dalam Permen ESDM No. 1 Tahun 2008 Pedoman Pengusahaan Pertambangan Minyak Bumi Pada Sumur Tua. Untuk menyelesaikan sengketa lahan di sekitar sumur tua, sangat diharapkan bantuan pemerintah daerah. 6. Sebagai contoh - pada Koperasi Unit Desa Wargo Tani Makmur (KUD WTM) yang terletak di Kecamatan Jiken, Blora, Jawa Tengah. KUD WTM bekerjasama dengan Pertamina EP Cepu dapat mengelola 24 sumur tua yang ada di wilayah kerja Pertamina EP Cepu. Keuntungan yang diperoleh KUD WTM adalah berkisar 200 juta rupiah sebulan, dan minyaknya yang dihasilkannya dapat mencukupi kebutuhan masyarakat tempatan dan sekitarnya.

TENAGA AHLI KOMISI III

HERU SUPRAPTO, SE.,M.Si

You might also like