You are on page 1of 15

PENGERTIAN KEKUATAN PUASA

Puasa secara bahasa adalah menahan diri dari sesuatu. Sedangkan secara terminologi, adalah menahan diri pada siang hari dari berbuka dengan disertai niat berpuasa bagi orang yang telah diwajibkan sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. Detailnya, puasa adalah menjaga dari pekerjaanpekerjaan yang dapat membatalkan puasa seperti makan, minum, dan bersenggama pada sepanjang hari tersebut (sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Puasa diwajibkan atas seorang muslim yang baligh, berakal, bersih dari haidl dan nifas, disertai niat ikhlas semata-mata karena Allah ta'aala. (Disunting dari al-Shiym f 'l-Islam, karya Dr. Ahmad Umar Hasyim. Penyunting dan alih bahasa: Yessi Afdiani NA.)

PENGERTIAN KEKUATAN ZAKAT


Zakat adalah salah satu kewajiban yang paling utama dalam Islam. Secara harfiah, zakat berarti "menyucikan". Ini merujuk pada pemurnian orang yang beriman dari kekayaan dan jiwa. Pemurnian kekayaan menunjukkan mobilisasi aset untuk tujuan keuangan dibenarkan untuk pertumbuhan dan distribusi. Pemurnian jiwa menyiratkan kebebasan dari kebencian, iri hati, egoisme, kegelisahan dan keserakahan. Quran menyebutkan juga mencakup pemurnian dosa. Zakat adalah proporsi yang ditetapkan untuk dikumpulkan dari kelebihan kekayaan dan pendapatan orang yang beriman. Kemudian zakat dibagikan kepada penerima yang telah ditentukan(Sedekah zakat itu hanyalah untuk : orang fakir miskin,pengurus zakat ,orang-orang yang tengah dijinakkan hatinya,urusan memerdekakan budak ,orang-orang yang berhutang,kepentingan sabilillah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.Ketentuan yang demikian adalah dari Allah dan Allah Maha Mengetahui dan Bijaksana. Baraah 60) dan demi kesejahteraan dan infrastruktur masyarakat yang adil pada umumnya. Kontribusi ini dibayarkan oleh seorang muslim setiap tahun sekali.

Lanjutan :
Zakat dibayarkan pada saldo bersih setelah seorang muslim telah mengeluarkan hartanya untuk kebutuhan dasar, biaya keluarga, hutang, sumbangan dan pajak. Setiap muslim laki-laki atau perempuan pada akhir tahun Hijriah dalam kepemilikannya setara dengan 85 gram emas atau bentuk tunai/uang atau barang dari perdagangan, semua itu harus dibayarkan zakatnya pada tingkat minimal 2,5 persen.

Zakat memiliki asas kemanusiaan yang mendalam dan nilai-nilai sosial politik. Hal ini untuk mencegah penimbunan kekayaan dan menggalang solidaritas dengan manusia karena kekayaan yang berlebihan harus didistribusikan untuk orang miskin. Yang membayar zakat juga membantu memurnikan jiwa seseorang dan mendorong seseorang untuk memiliki rasa syukur terhadap karunia Allah.
(www.binasakinah.com)

PROBLEMATIKA KEKUATAN ZAKAT


Zakat merupakan rukun Islam ke empat yang sangat penting bagi kesejahteraan dan tegaknya keadilan social ekonomi umat. Pembayaran zakat bukan hanya menunjukkan kesalehan individual tetapi juga mencerminkan kesalehan social. Zakat dibayarkan oleh aghniya, orang yang dipandang kaya menurut aturan syara wajib membayar zakat (muzakki) yang di ketegori sasikan dalam 8 (delapan) golongan penerima (mustahik). Zakat merupakan sumber dana potensial dalam program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat level bawah.

Lanjutan :
Potret Pengelolaan Zakat di Indonesia, kedudukan zakat dalam Islam sangat mendasar dan fundamental. Begitu mendasarnya, perintah zakat dalam al-Quran sering disertai dengan ancaman yang tegas. Zakat juga menempati rukun Islam ketiga, setelah syahadat dan shalat. Dalam alQuran seringkali kata zakat dipakai bersamaan dengan kata shalat. Dan dirikanlah shaat dan tunaikan zakat dan apa-apa yang kamu usahakan dari kebaikan darimu, tentu kamu akan mendapatkan pahalanya dari kebaikan darimu, tentu kamu akan mendapatkan pahalanya di sisi Allah. Sesungguhnya Allah itu Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan (QS alBaqarah [2]:110). Hal ini menegaskan adanya kaitan komplementer antara ibadah shalat dan zakat. Shalat berdimensi vertikal-ketuhanan, sementara zakat berdimensi horizontal-kemanusiaan. Dengan mengeluarkan zakat, diharapkan hati dan jiwa orang yang menunaikan kewajiban zakat itu menjadi bersih. Hal ini sesuai dengan ayat al-Quran, Pungutlah zakat dari kekayaan mereka, engkau bersihkan dan sucikan mereka dengannya (QS al-Taubah [19]: 103). (sonhajibabeh.blogspot.com)

PROBLEMATIKA KEKUATAN PUASA


Puasa adalah rukun yang keempat bagi agama Islam. Barangsiapa yang menentangnya, atau mengingkarinya, atau sengaja tidak mau melakukannya tanpa ada udzur (alasan) yang dibenarkan oleh agama Islam atau karena sakit, maka benar-benar dia telah mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, dan imannya berkurang. Barangsiapa yang sengaja mengurangi imannya dan tidak mau bertaubat, maka benar-benar dia telah dengan sengaja membuat kemurkaan Tuhannya. Barangsiapa yang sengaja membuat kemarahan Tuhannya, maka benar-benar dia telah mengkufuri nikmatNya. Barangsiapa yang bertaubat dan memperbaiki kelakuannya, dan kembali kepada Tuhannya, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang, Maha Pengampun lagi Maha Dermawan.

Lanjutan :
Puasa itu, sebagaimana definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli fiqih, adalah menahan diri dari makan, minum, bersetubuh, dan dari setiap hal yang membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar sampai dengan terbenam matahari, dengan niat yang murni hanya karena mematuhi perintah Allah swt. Puasa itu adalah zakat (pembersih) bagi badan, berdasarkan sabda Nabi saw.: Setiap sesuatu itu ada zakatnya, sedangkan zakat dari jasad adalah puasa. Nabi Muhammad saw. telah bersabda:

Hanyasanya puasa itu adalah benteng. Artinya penjagaan

yang dapat menjaga manusia dari kejahatan dua musuhnya, yaitu Syaithan dan Nafsu.

HIKMAH KEKUATAN ZAKAT

Kewajiban zakat dan dorongan untuk terus menerus berinfaq dan bershadaqah yang demikian mutlak dan tegas itu, disebabkan karena di dalam ibadah ini terkandung berbagai hikmah dan manfaat yang demikian besar dan mulia, baik, bagi muzakki (orang yang harus berzakat), mustahik maupun masyarakat keseluruhan, antara lain tersimpul sebagai berikut : Pertama, Sebagai perwujudan iman kepada Allah SWT, mensyukuri nikmat-Nya, menumbuhkan akhlak mulia dengan memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi, menghilangkan sifat kikir dan rakus, menumbuhkan ketenangan hidup, sekaligus mengembangkan harta yang dimiliki.

Lanjutan :

Kedua, Menolong, membantu dan membina kaum dhuafa (orang yang le secara ekonomi) maupun mustahik lainnya kearah kehidupannnya yang baik dan lebih sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak, dapat beribadah kepada Allah SWT, terhindar da bahaya kekufuran, sekaligus memeberantas sifat iri, dengki dan hasad ya mungkin timbul ketika mereka (orang-orang fakir miskin) melihat orang ka yang berkecukupan hidupnya tidak memperdulikan mereka.

Ketiga, Sebagai sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasar yang dibutuhkan oleh ummat Islam, seperti saran ibadah, pendidikan, kesehatan, sosial dan ekonomi, sekaligus sarana pengembangan kualita sumber daya manusia (SDM) muslim.

Keempat, Untuk mewujudkan keseimbangan dalam kepemilikan dan dist harta, sehingga diharapkan akan lahir masyarakat marhammah diatas pr ukhuwah Islamiyyah dan takaful ijtima'i. Kelima, Menyebarkan dan memasyarakatkan etika bisnis yang baik dan benar.

( Disunting oleh Bapak wag

HIKMAH KEKUATAN PUASA Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orangorang sebelum kamu agar kamu bertakwa [Al Baqarah:183] Dari ayat di atas kita ketahui bahwa tujuan berpuasa itu bukan sekedar menahan lapar dan haus. Tapi agar kita jadi manusia yang bertakwa. Takwa itu artinya menjalankan seluruh perintah Allah dan menjauhi semua larangannya. Puasa itu sekedar latihan agar kita bisa menjalankan nilai-nilai/hikmah puasa di bulan-bulan lainnya. Di antaranya adalah. Menahan Diri dari Mengambil Barang yang Bukan Miliknya Jika kita ketika puasa tidak mau memakan makanan milik sendiri dan tidak mau meminum minuman kita sendiri, maka hendaknya kita senantiasa menjaga diri kita agar tidak mengambil milik orang lain. Jika ada yang tetap mencuri, korupsi, mengambil komisi yang tidak wajar/suap, berarti dia belum menjalankan hikmah puasa.

Lanjutan :

Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui. [Al Baqarah:188] Menjauhi Zina dan Perselingkuhan Saat puasa kita diharuskan untuk tidak melakukan hubungan intim dengan istri/suami kita sendiri. Pelajaran yang kita dapat dan harus praktekkan adalah jika dengan istri/suami kita sendiri kita bisa menahan nafsu, apalagi dengan istri/suami orang lain. Orang yang puasanya benar tidak akan melakukan selingkuh/zina dengan orang yang bukan suami/istrinya. Tundukan pandangan dari hal-hal yang mendekatkan kita kepada zina. Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. [Al Israa:32] Tidak Berbohong dan Berbuat Buruk Salah satu tujuan puasa adalah untuk mendidik ummat Islam agar tidak berka bohong/dusta. Jika itu dilakukan, maka puasanya sia-sia. Kita juga harus berusaha agar hikmah puasa ini bisa kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari di bulan-bulan lainnya. Selain itu kita harus menghindari perbuatan buruk lainnya.

Lanjutan :

Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah bersabda, Barangsiapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak memerlukan ia meninggalkan makan dan minunmya. [HR Bukhari] Tidak Suka Mencaci dan Menzhalimi Orang Lain Satu hikmah puasa adalah melatih kita untuk tidak menyakiti orang lain ba secara lisan atau pun fisik. Bahkan jika ada orang lain mengajak kita bertengkar/berkelahi, sebaiknya kita menghindari dengan mengucapkan: Aku berpuasa. Tidak sepantasnya seorang Muslim yang telah berpuasa, tapi lisan/tangannya tetap menyakiti orang lain: Abu Hurairah r.a, berkata, Rasulullah bersabda, Allah berfirman, Setiap amal anak Adam itu untuknya sendiri selain puasa, sesungguhnya puasa itu untuk Ku, dan Aku yang membalasnya. Puasa itu perisai. Apabila ada seseorang di antaramu berpuasa pada suatu hari, maka janganlah berkata kotor dan jangan berteriak-teriak Jika ada seseorang yang mencaci makinya atau memeranginya (mengajaknya bertengkar), maka hendaklah ia mengatakan, Sesungguhnya saya sedang berpuasa. Demi Zat yang jiwa Muhammad berada dalam genggaman-Nya, sungguh bau mulut oran yang berpuasa di sisi Allah adalah lebih harum daripada bau kasturi. Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan yang dirasakannya. Yaitu, apabila berbuka, ia bergembira; dan apabila ia bertemu denga Tuhannya, ia bergembira karena puasanya itu. [HR Bukhari]

Lanjutan :
Merasakan Penderitaan Fakir/Miskin dan Menolong Mereka Satu hikmah dari puasa adalah kita berusaha turut merasakan lapar dan hausnya orang miskin sehingga kita mempunyai kepedulian terhadap mereka. Yang harus kita ingat adalah jika kita puasa kita bisa Sahur sebelum Subuh dan berbuka ketika Maghrib, maka orang miskin bisa jadi tidak sahur, tidak buka, dan akhirnya mati kelaparan seperti beberapa saudara kita di Aceh, NTT, dan juga Papua. Untuk itulah sebelum shalat Ied kita diwajibkan untuk membayar zakat Fitrah agar seluruh ummat Islam baik kaya dan miskin bisa bergembira bersama. Tidaklah beriman orang yang tidur dengan perut kenyang sementara tetangganya kelaparan: Nabi SAW: Tiada beriman kepadaku orang yang tidur dengan perut kenyang sementara tetangganya lapar padahal dia mengetahui hal itu. [HR. Al Bazzaar] Sesungguhnya satu kebaikan itu adalah memberikan harta yang kita cintai kepada kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir, orang yang meminta-minta, dan sebagainya:

Lanjutan :
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. Orang Islam yang tidak peduli sesama dan hanya memperkaya diri/kelompoknya saja, maka dia bukanlah termasuk orang yang beriman.

Lanjutan :
Membuat Badan Sehat Meski hadits di bawah dari sisi sanad dhaif, namun dari sisi isi/matan bisa kita rasakan kebenarannya. Berpuasalah niscaya kamu sehat [Ibnu Adi] Salah satu sumber penyakit adalah dari makanan/perut. Kelebihan makanan sering membuat kadar kolesterol dan zat-zat membahayakan lainnya begitu tinggi dan berbahaya bagi tubuh kita. Dengan berpuasa, selain makanan kita lebih terjaga juga mengistirahatkan perut dan usus kita sejenak dari kegiatan rutin. Umumnya orang yang berpuasa berat badannya turun 2-5 kg dalam sebulan sehingga terhindar dari over-weight atau kegemukan yang bisa mendatangkan berbagai penyakit (minimal badan jadi lekas capek). Bahkan satu terapi yang dipakai untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit adalah diet yang mirip dengan puasa untuk mengurangi makanan yang masuk ke dalam tubuh kita. (www. Media-Islam.com)

You might also like