You are on page 1of 5

Pengertian tumbuh kembang: Pertumbuhan ialah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, berarti bertambahnya

ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang satuan berat. Perkembangan ialah bertambahnya kemampuan stuktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, jadi bersifat kualitatif yang pengukurannya jauh lebih sulit daripada pengukuran pertumbuhan. Perkembangan fisik yaitu kemampuan seorang anak melakukan kegiatan fisik seperti mengontrol kepala dan badan, membalikkan badan, duduk, merangkak dan berjalan, mengontrol gerakan jari-jari tangan, melihat dan mendengar.
Prinsip-prinsip tumbuh kembang anak Tumbuh kembang adalah proses yang kontinyu Tumbuh kembang tergantung maturasi dan myelinisasi susunan saraf Pola perkembangan selalu sama, tetapi kecepatannya berbeda Refleks primitif akan hilang digantikan dengan gerak volunter Arah perkembangan chepalo caudal, proksimodistal Diawali dengan gerak motorik kasar baru diikuti dengan gerakan motorik halus Aktifitas general diganti dengan respon individu yang khas.

http://www.artikel.indonesianrehabequipment.com/2011/03/pengertian-tumbuh-kembang-anak.htmlv tumbuh kembang bayi dan balita Dalam melakukan penilaian terhadap pertumbuhan anak, terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi tumbuh kembang anak, diantaranya dengan pengukuran antopometri, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan radiologi. 1. Pengukuran Antropometri Pengukuran antropometri ini meliputi pengukuran : 1. Berat badan 2. Tinggi badan/panjang badan 3. Lingkar kepala 4. Lingkar lengan atas. Dalam pengukuran antropometri terdapat dua cara dalam pengukuran : 1. Berdasarkan Usia. Misalnya Berat badan berdasarkan usia. 2. Tidakberdasarkan usia. Misalnya pengukuran berat badan berdasarkan tinggi badan. Pengukuran Berat Badan

Pengukuran ini digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh misalnya tulang,otot, organ tubuh, dan cairan tubuh sehingga dapat diketahui status keadaan gizi atau tumbuh kembang anak. Selin itu berat badan juga dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis dan makanan yang diperlukan dalam tindakan pengobatan. Pada bayi sehat, kenaikan berat badan normal pada triwulan pertama adalah sekitar 700-1000 gra/bulan, pada triwulan II sekitar 500-600 gram/bulan, pada triwulan III sekitar 350-400 gram/bulan, dan pada triwulan IV sekitar 250350 gram/bulan. Dari perkiraan tersebut dapat diketahui bahwa pada usia 6 bulan pertama berat badan akan bertambah sekitar 1 kg/bulan. Pada tahun kedua, kenaikannya adalah kurang lebih 0,25 kg/bulan. Pada tahap adolensia (remaja) akan terjadi penambahan berat badan secara cepat. Selain dengan perkiraan tersebut berat badan juga dapat diperkirakan dengan menggunakan pedoman dari Berhman (19992), yaitu : 1. Berat badan lahir rata-rata : 3,25 kg 2. Berat badab usia 3-12 bulan, menggunakan rumus : Umur (bulan) + 9 = n+ 9 2 2

3. Berat badan usia 1-6 tahun, menggunakan rumus : (umur (tahun) x 2) + 8 = 2n + 8 Keterangan: n adalah usia anak. Pengukuran Tinggi Badan Pengukuran ini digunakan untuk menilai status perbaikan gizi. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan sangat mudah dalam menilai gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Seperti halnya berat badan, tinggi badan juga dapat diperkirakan dengan berdasarkan rumus Berhman (1992), yaitu : 1. Perkiraan panjang lahir : 50 cm 2. Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 x panjang badan lahir 3. Perkiraan tinggi badan uia 2-12 tahu = (Umur x 6) + 77 = 6n + 77 Keterangan: n adalah usia anak dalam tahun, bila usia lebih 6 bulan dibulatkan ke atas, bila 6 bulan atau kurang, dihilangkan. Pengukuran Lingkar Kepala Pengukuran ini digunakan sebagai salah satu parameter untuk menilai pertumbuhan otak. Dengan penilaian ini, dapat dideteksi secara dini apabila terjadi pertumbuhan otak. Dengan penilaian ini dapat dideteksi dini apabila terjadi pertumbuhanotakmengecilyang abnormal (mikrosefali) yang dapat mengakibatkan adanya retardasimental atau pertumbuhan otak membesar yang abnormal (makrosefali)yamg dapat disebabkan oleh penyumbatan pada aliran cairan serebrospinalis. Pengukuran Lingan Lengan Atas Penilaian inidigunakan untukmenilai jaringan lemakdan otot, namun penilaian ini tidak banyak berpengaruh pada keadaan jaringan tubuh apabila diobandingkan dengan berat badan.Penilaian ini juga dipakai untuk menilai status gizi pada anak.

2. Pemeriksaan Fisik Penilaian terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak dapat juga ditentukan dengan melakukan pemeriksaan fisik,meilhat bentuk tubuh,membandingkan bagian tubuh dan anggota gerak lainnya,menentukan jaringan otot dengan memeriksa lengan atas,bokong dan paha, menentukan jaringan lemak dengan cubitan tipis pada kulit bawah triseps dan subskapular, melakukan pemeriksaan pada triseps serta menentukan pemeriksaan rambut dan gigi, perlu diperhatikan kapan tanggal dan erupsi gigi susu atau gigi permanen. 3. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan ini dilakukan guna menilai keadaan pertumbuhan dan perkembangan anak yang berkaitan dengan keberadaan penyakit. Adapun pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan hemoglobin, pemeriksaan serum protein, hormonal, dan pemeriksaan-pemeriksaan lain yang dapat menunjang pada penegakan diagnosis suatu penyakit ataupun evaluasinya. 4. Pemeriksaan Radiologis Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai usia tumbuh kembang, seperti usia tulang apabila dicurigai adanya gangguan pertumbuhan. 5. Penilaian Perkembangan Pada Anak Untuk penilaian perkembangan anak,hal yang dapat dilakukan pertama kali adalah melakukan wawancara tentang kemungkinan yang menyebabkan gangguan dalam perkembangan, tes skrining perkembangan anak dengan DDST,Tes IQ dan tes psikologi ataupemeriksaan lainnya. Selain itu juga dapat dilakukan tes seperti evaluasi fungsi penglihatan, pendengaran, bicara, bahasa serta melakukan pemeriksaan fisik lainnya seperti pemeriksaan neurologis,metabolik, dan lain-lain. Denver Develpoment Screening Test (DDST) Pada awalnya tes ini dikenaldengan menggunakan istilah DDST, kemudian terjadirevisi dengan nama DDST-R dan saat ini menggunakan istilah DDST II yang sudah mengalami penyempurnaan dalampengukuran. Penilaian DDST ini menilai perkembangan anak dalam empat faktor diantaranya penilaian terhadap personal sosial, motorik halus, bahasa, bahasa, dan motorik kasar dengan persyaratan tes sbb : 1. Lembar formulir DDST II 2. Alat bantu atau peraga seperti benang wol merah, manik-manik, kubus berwarna merah, kuning, hijau, dan biru, permainan bola kecil, serta bola kertas dan pensil. Adapun cara pengukuran DDST dijabarkan sbb: 1. Tentukan usia anak pada saat pemeriksaan 2. Tarik garis pada lembar DDST II sesuai dengan usia yang telah ditentukan. 3. Lakukan pengukuran pada anak tiap komponen dengan batasan garis yang ada mulai dari motorik kasar, bahasa, motorik halus, dan personal sosial. 4. Tentukan hasil penilaian apakah normal, meragukan, atau abnormal sesuai yang ada pada formulir 5. Setelah dilakukan tes, dilakukan penilaian, apakah Lulus (Passed = P), gagal tetapi belum melampaui batas umur (Fail = F), gagal karena sudah melampaui batas umur (Delay = D) ataukah anak tidak mendapatkan kesempatan tugas atau anak menolak melakukan tugas (No opportunity = NO). Setelah itu dihitung pada masingmasing sector, berapa yang P, F, dan D, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil itu diklasifikasikan dalam:

1. Abnormal a. Bila ada dua atau lebih keterlambatan, pada dua sektor atau lebih. Bila dalam satu sektor atau lebih didapatkan dua keterlambatan ditambah satu sektor atau lebih dengan satu keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia. 1. Tidak dapat dites,Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan. 2. Meragukan a. Bila pada satu sektor didapatkan dua keterlambatan atau lebih. b. Bila pada satu sektor atau lebih didapatkan satu keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal. 3. Normal Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut diatas. (Soetjiningsih,1998). Gangguan tumbuh kembang anak: Gangguan atau kelainan tumbuh kembang anak meliputi gangguan tumbuh dan kembang maupun keduanya. Setiap penyimpangan atau hambatan terhadap proses pertumbuhandan perkmbangan dapat berakibat gangguan tumbuh kembang dan cacat.

Beberapa factor resiko dan penyebab gangguan/kelainan tumbuh kembang anak, sbb : 1. Usia ibu terlalu muda (<18>35 tahun) : retardasi mental, mongolism, Klenefelters, Kelainan SP Celah bibir dan langit-langit. 3. Umur ayah terlalu tua : Akhondroplasia, tuli, kelainan SSP. 4. Genetic : Berbagai penyakit herediter, Retardasi mental, Kecenderungan premature/postmatur. 5. Faktor Sosial (kemiskinan) : BBLR, Kelainan bawaan 6. Gizi kurang : BBLR, Retardasi mental, Kerusakan Otak janin 7. Anak Pertama : Gangguan sikap dan perilaku, Berbagai kelainan bawaan, Disfungsi minimal otak. 8. Jarak anak terlalu dekat : Prematuritas, Gangguan psikomotor 9. Ibu perokok : BBLR/janin tumbuh lambat 10. Factor musim dan ras : Spina bifida, polidaktili 11. Infeksi TORCH : Berbagai kelainan bawaan 12. Endokrin/hormone : Hipoglikemia, gigantism, Hipotiroidism 13. Trauma lahir : CP, Retardasi mental 14. Trauma sesudah lahir : CP, Cacat tubuh

15. Infeksi Susunan saraf : Kelumpuhan, retardasu mental, bisu, tuli, buta, dsb. http://www.artikel.indonesianrehabequipment.com/2011/01/gangguan-tumbuh-kembang-anak.html Mengetahui perkembangan dan tumbuh kembang anak sejak dini sangat penting. Tahun pertama hingga tahun ketiga merupakan masa emas dalam pertumbuhan seorang anak. Tahap usia itu merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan secara fisik, perkembangan kecerdasan otak, keterampilan emosional maupun motorik, yang semuanya itu sangat menentukan masa depan anak nanti. 3 faktor perkembangan anak: 1. 2. 3. Faktor Keturunan:Adanya faktor biologik/fisiologik seperti disfungsi syaraf pusat, kurang gizi. Faktor Psikologis: Seperti hubungan emosional,minat, bakat dan kreatifitas. Lingkungan : Kesehatan lingkungan sekitar, kelengkapan alat permainan.

Ada tujuh gangguan tumbuh kembang anak sejak dini yang perlu kita ketahui, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Gangguan Bicara:Kurangnya stimulus akan mempengaruhi kemampuan bicara anak bahkan hal ini bisa bersifat menetap. Down Syndrom: Anak yang bisa dikenal dengan fenotipnya dan mempunyai kecerdasan terbatas, yang menjadi adanya jumlah kromoson 21 yang lebih. Celebral Palsy:Kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, penyebabnya adalah kerusakan sel-sel motorik pada syaraf pusat yang belum selesai dalam pertumbuhannya. Tubuh Pendek: Penyebabnya kurang gizi, kelainan kromoson atau kelainan endoktrin. Autisme: Ganguan pervasive pada anak yang muncul sebelum anak berumur 3tahun. Biasanya kelainan perkembangan yang sering muncul adalah interaksi sosial, komunikasi dan perilaku. Retardasi Mental: Kelainan ini ditandai dengan intelegensi yang rendah ( IQ<70) sehingga anak kemampuannya kurang dalam belajar dan beradaptasi sesuai dengan perkembangan usianya. Gangguan Pemusatan Perhatian :Kelainan tumbuh kembang anak pada gangguan pemusatan perhatian dimana anak susah dalam memusatkan perhatian dan konsentrasi, biasanya kelainan ini desertai dengan hiperaktif

You might also like