You are on page 1of 18

PENGELASAN PADA BEBERAPA JENIS LOGAM

PENGELASAN PADA BEBERAPA JENIS LOGAM


1. Pengelasan Baja Tahan Karat (Stainless Steel) a. Klasifikasi Baja Tahan Karat Hal-hal umum Baja tahan karat termasuk dalam baja paduan tinggi yang tahan terhadap korosi, suhu tinggi dan suhu rendah. Disamping itu juga mempunyai ketangguhan dan sifat mampu potong yang cukup. Karena sifatnya, maka baja ini banyak digunakan dalam reaktor atom, turbin, mesin jet, pesawat terbang, alat rumah tangga dan lain-lainnya. Secara garis besar baja tahan karat dapat dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu, jenis ferit, jenis austenik, jenis martensit.

Gambar 1.1. Komposisi kimia, sifat mekanik dan sifat sifat fisik dari baja tahan karat 1

PENGELASAN PADA BEBERAPA JENIS LOGAM

Sifat baja tahan karat Baja tahan karat mempunyai sifat yang berbeda baik dengan baja karbon maupun dengan baja paduan rendah yang mana sangat mempengaruhi sifat sifat mampu lasnya. Komposisi kimia dan sifat-sifat mekanik, serta sifat fisik maupun dengan baja paduan rendah yang mana sangat mempengaruhi sifat sifat mampu lasnya. Paduan utama dari baja tahan karat Cr atau Cr dan Ni dengan sedikit tambahan unsure lain seperti Mo, Cu, dan Mn. Dari sifat fisiknya yang menunjukkan bahwa koeffisien muainya kira-kira 1,5 kali baja lunak, maka dalam pengelasan baja tahan karat akan terjadi perubahan bentuk yang lebih besar. Sebagai contoh dari kekuatan tarik baja tahan karat pada suhu tinggi dapat dilihat pada gambar 1.1., sedangkan untuk kekuatan mulurnya (1% dalam 10.000 jam) ditunjukkan dalam gambar 1.2.

Gambar 1.2. Kekuatan baja tahan karat pada suhu tinggi.

PENGELASAN PADA BEBERAPA JENIS LOGAM

Gambar 1.3. Kekuatan mulur(Creep) dari baja tahan karat (10.000 jam, 1%)

b. Pengelasan Pada Baja Tahan Karat (Stainless Steel) Hal-hal umum Pengelasan dengan elektrode terbungkus, las MIG dan las TIG adalah cara yang banyak digunakan dalam pengelasan baja tahan karat pada waktu ini. Disamping itu kadang-kadang digunakan juga las busur redam, las sinar elektron dan las resistensi listrik. Karena baja tahan karat adalah baja paduan tinggi, maka jelas bahwa kualitas sambungan lasnya sangat dipengaruhi dan menjadi getas oleh panas dan atmosfer pengelasan. Sifat mampu las dari masing-masing jenis baja tahan karat akan dijelaskan berikut: Sifat mampu las baja tahan karat: 1. Baja tahan karat jenis Martensit Baja ini dalam siklus pemanasan dan pendinginan selama proses pengelasan akan membentuk martensit yang keras dan eddc3getas sehingga sifat mampu lasnya kurang baik. Dalam mengelas baja tahan karat jenis ini harus diperhatikan dua hal yaitu:

PENGELASAN PADA BEBERAPA JENIS LOGAM

Harus diberikan pemanasan mula sampai suhu antara 200 400C dan suhu antara pengelasan lapisan harus ditahan jangan sampai terlalu dingin. Segera setelah selesai pengelasan suhunya harus ditahan antara 700 - 800C untuk beberapa waktu. 2. Baja tahan karat jenis ferit Baja tahan karat jenis ferit sangat sukar mengeras, tetapi butirnya mudah menjadi kasar yang menyebabkan ketangguhan dan keuletannya menurun. Penggetasan biasanya terjadi pada pendinginan lambat dari 600C ke 400C. Karena sifatnya ini maka pada pengelasan baja ini harus dilakukan pemanasan mula antara 70 sampai 100C untuk menghindari retak dingin dan pendinginan dari 600C ke 400C harus terjadi dengan cepat untuk menghindari penggetasan seperti yang diterangkan diatas. 3. Baja tahan karat Austenit Baja tahan karat jenis ini mempunyai sifat mampu lasa yang lebih baik bila dibandingkan dengan kedua jenis yang lainnya. Tetapi walaupun demikian pada pendinginan lambat dari 680C ke 480C akan terbentuk karbit khrom yang mengendap diantara butir, seperti pada gambar 1.3. dibawah ini.

Gambar 1.4. Endapan antar butir karbid khrom dari baja 18 Cr-8 Ni 4

PENGELASAN PADA BEBERAPA JENIS LOGAM

Endapan ini terjadi pada suhu sekitar 650C dan meyebabkan penurunan sifat tahan karat dan sifat mekaniknya. Sifat mekanik dan sifat tahan karat dari logam las sangat dipengaruhi oleh komposisi kimia dan struktur. Hubungan antara komposisi kimia dalam bentuk ekivalen Ni dan ekivalen Cr serta struktur mikro yang terjadi ditunjukkan dengan diagran Scaeffler dalam gambar 1.4. dibawah ini.

Gambar 1.5. Diagram Schaeffler dari logam lasan dalam pengelasan baja tahan karat.

Karena semua jenis baja tahan karat dalam pengelasan akan mengalami penggetasan dan peretakan, maka harus dijaga agar logam las selalu terletak pada daerah aman dalam

gambar1.3.(daerah E R 308). Struktur Austenit akan menjurus pada terbentuknya retak panas seperti yang ditunjukkan dalam gambar 1.4. Tetapi retak panas ini sangat berkurang apabila austenit mengandung lebih dari 4% ferit. Dengan sifat diatas maka dalam pengelasan baja tahan karat austenit hendaknya: pertama jangan dilakukan pemanasan mula tetapi dihindari terjadinya masukan panas yang tinggi sehingga tidak terjadi pengendapan antar butir dari karbid-khrom; kedua sebaiknya digunakan elektrode jenis Nb, Ti atau karbon rendah (C

PENGELASAN PADA BEBERAPA JENIS LOGAM

0,03%) dan ketiga dipilih elektrode yang menghasilkan struktur logam las pada daerah aman dari diagram Schaeffler.

Gambar 1.6. Jenis retak panas dalam logam lasan SUS. 43.

2. Pengelasan Aluminium Dan Paduan Aluminium a. Klasifikasi Aluminium dan Paduannya Serta Sifatnya Dalam Pengelasan. Klasifikasi Aluminium dan Paduan Aluminium. o Hal-hal umum Aluminium dan paduan aluminium termasuk logam ringan yang mempunyai kekuatan tinggi, tahan terhadap karat dan merupakan konduktor listrik yang cukup baik. Logam ini dipakai secara luas dalam bidang kimia, listrik, bangunan, transportasi, dan alat-alat penyimpanan. Kemajuan akhir-akhir ini dalam teknik pengelasan busur listrik dengan gas mulia menyebabkan pengelasan aluminium dan paduannya menjadi sederhana dan dapat dipercaya. Karena hal ini, maka penggunaan aluminium dan paduannya didalam banyak bidang telah berkembang. Paduan aluminium dapat diklasifikasikan dalam tiga cara, yaitu: berdasarkan pembuatan, dengan 6

PENGELASAN PADA BEBERAPA JENIS LOGAM

klasifikasi paduan cor dan paduan tempa, berdasarkan perlakuan padan dengan klasifikasi, dapat dan tidak dapat diperlaku-panaskan dan cara ketiga yang berdasarkan unsurunsur paduan. Berdasarkan klasifikasi ketiga ini aluminium dibagi dalam tujuh jenis yaitu: jenis Al murni, jenis Al-Cu, jenis Al-Mn, Al-Si, jenis Al-Mg, jenis Al-Mg, dan jenis Al-Zn. o Paduan yang dapat dan tidak dapat diperlaku-panaskan Paduan yang dapat diperlaku-panaskan adalah paduan dimana kekuatannya dapat diperbaiki dengan pengerasan dan penemperan, sedangkan paduan yang tidak dapat diperlakupanaskan kekuatannya hanya dapat diperbaiki dengan

pengerjaan dingin. Pengerasan pada paduan aluminium yang dapat diperlaku-panaskan tidak karena adanya transformasi martensit seperti dalam baja karbon tetapi karena adanya pengendapan halus fasa kedua dalam butir kristal paduan. Karena proses ini maka pengerasan pada paduan aluminium disebut sebagai pengerasan endap atau pengerasan presipitasi. Sifat-sifat pengerasan presipitasi dari paduan aluminium tergantung pada unsur-unsur paduannya. Logam paduan aluminium yang termasuk dalam kelompok yang tidak dapat diperlaku-panaskan adalah jenis Al-murni, jenis Al-Mn, jenis Al-Si dan jenis Al-Mg. Sedang kelompok yang dapat diperlaku-panaskan masih dibagi dalam jenis perlakuan panasnya yaitu anil-temper (O-temper), pengerasan regang (H-temper), pengerasan alamiah dan pengerasan buatan. Paduan aluminium yang dapat dikeraskan secara alamiah adalah jenis Al-Cu, dimana cara pengerasannya adalah karena terjadinya pengendapan fasa kedua pada suhu kamar dalam waktu beberapa hari setelah perlakuan panas pelarutan dari fasa kedua. Sedangkan yang termasuk dalam kelompok pengerasan buatan adalah jenis Al-Cu-Mg, jenis Al-Mg-Si dan jenis Al-Zn7

PENGELASAN PADA BEBERAPA JENIS LOGAM

Mg. Dalam proses pengerasan ini pengendapan fasa kedua terjadi pada suhu diatas suhu kamar sampai 160C atau 185C dalam waktu 6 sampai 20 jam. o Sifat umum dari beberapa jenis paduan 1. Jenis Al murni teknik (seri 1000) Memiliki kemurnian antara 99.0% dan 99.9% Tahan karat Konduksi panas dan konduksi listrik Memiliki kekuatan yang rendah. 2. Jenis paduan Al-Cu (seri 2000) Tahan korosinya rendah Sifat mampu lasnya kurang baik, sehingga banyak digunakan pada konstruksi keling, pesawat terbang. 3. Jenis Paduan Al-Mn (seri 3000) Tidak dapat diperlakukan panas sehingga penaikkan kekuatan hanya dapat diusahakan melalui pengerjaan dingin dalam proses pembuatannya Tahan korosi Sifat potong dan sifat mampu lasnya Memiliki kekuatan yang tinggi. 4. Paduan jenis Al Si (seri 4000) Tidak dapat diperlakukan panas Jika dalam keadaan cair mempunyai sifat mampu alir yang baik dan dalam proses terjadi retak. 5. Paduan jenis Al-Mg (seri 5000) Tidak dapat diperlakukan panas Tahan korosi terutama korosi oleh air laut Memiliki sifat mampu lasnya yang baik 6. Paduan jenis Al-Mg-Si (seri 6000) Dapat diperlakukan panas 8 pembekuannya tidak

PENGELASAN PADA BEBERAPA JENIS LOGAM

Memiliki sifat mampu potong Memiliki sifat mampu las Daya tahan korosi yang cukup 7. Paduan jenis Al-Zn (seri 7000) Dapat diperlakukan panas Unsur yang ditambahkan pada paduan ini adalah Mg,Cu dan Cr. Tahan korosi Sifat Mampu Las o Sifat-sifat umum Dalam hal pengelasan paduan aluminium mempunyai sifat yang kurang baik bila dibandingkan dengan baja. Sifat-sifat yang kurang baik atau merugikan tersebut adalah: 1. Karena panas jenis dan daya hantar panasnya tinggi maka sukar sekali untuk memanaskan dan mencairkan sebagian kecil saja. 2. Paduan aluminium mudah teroksidasi dan membentuk oksida aluminium Al2O3 yang mempunyai titik cair yang tinggi. 3. Karena mempunyai koefisien muai yang besar, maka mudah sekali terjadi deformasi sehingga paduan-paduan yang mempunyai sifat getas yang panas akan cenderung

membentuk retak panas. 4. Karena perbedaan yang tinggi antara kelarutan hidrogen dalam logam cair dan logam padat, maka dalam proses pembekuan yang terlalu cepat akan terbentuk rongga halus bekas kantong-kantong hidrogen. 5. Paduan aluminium mempunyai berat jenis rendah, karena itu banyak zat-zat lain yang terbentuk selama pengelasan akan tenggelam. 6. Karena titik cair dan viskositasnya rendah, maka daerah yang kena pemanasan mudah mencair dan jatuh menetes. 9

PENGELASAN PADA BEBERAPA JENIS LOGAM

o Retak Las Sebagian besar retak las yang terjadi pada paduan aluminium adalah retak panas yang termasuk dalam kelompok retak karena pemisahan. Retak las ini dapat terjadi pada proses pembekuan dan proses pencairan. o Lubang-Lubang Halus Lubang halus yang terjadi pada proses pengelasan aluminium disebabkan oleh gas hidrogen yang larut kedalam aluminium cair. o Pengaruh Panas Pengelasan Panas pengelasan pada paduan aluminium akan

menyebabkan terjadinya pencairan sebagian, rekristalisasi, pelarutan padat atau pengendapan, tergantung pada tingginya suhu pada daerah las. o Sifat Mampu Las Dari Aluminium Dan Paduannya Berdasarkan sifat mampu las dan paduannya dapat dibagi dalam lima kelompok, yaitu: Jenis aluminium murni teknik dan jenis paduan Al-Mn. Jenis paduan Al-Mg Jenis paduan Al-Zn-Mg Jenis paduan Al-Mg-Si Jenis paduan Al-Cu dan paduan Al-Zn b. Pengelasan Aluminium dan Paduannya Jenis pengelasan yang digunakan adalah elektroda dan las sinar elektron Jenis las yang digunakan adalah las busur gas mulia, yaitu lapisan oksida yang terjadi pada permukaan logam aluminium , sehingga dipecah dan dibersihkan dengan busur listrik. Karena selam pengelasan terlindung oleh gas mulia maka permukaannya bersih . Apabila digunakan cara lain maka diperlukan fluks yang berisi klorida atau fluorida untuk menghilangkan lapisan oksida yang 10 las gas, las busur

PENGELASAN PADA BEBERAPA JENIS LOGAM

terjadi. Bahaya apabila menggunakan fluks adalah apabila fluks tertinggal di dalam logam yang akan menyebabkan korosi . Persiapan pengelasan : 1. Persiapan pada logam induk : Dilakukan pembersihan pada permukaan yang akan dilakukan di las dari zat oksida dan zat lain yang dapat menyebabkan terjadinya cacat. 2. Persyaratan tempat mengelas Dibutuhkan tempat pengelasan yang bersih . Apabila digunakan las busur dengan gas mulia maka harus ada

pelindung angin. Agar tidak terjadi percampuran dengan gas lain , maka tempat pengelasan harus terpisah pengerjaan lainnya. 3. Pemilihan Logam Penggisi Pada dasarnya pemilihan logam penggisi harus sejenis dengan logam induk. Waktu penyimpanan logam penggisi sependek mungkin sehingga pembentukan lapisan oksida dan dari proses

penyerapan uap air dapat dihindari. 4. Pemilihan gas pelindung. Gas pelindung yang digunakan adalah argon dan helium, gas Argon memberikan perlindungan yang lebih baik dari gas He, tetapi penembusannya penembusan dangkal. maka Sedangkan digunakan untuk

memperdalam

pelindung

campuran yang terdiri dari gas Ar dan He. Gas pelindung harus memiliki kemurnian yang tinggi, karena gas ini akn berhubungan dengan logam cair dan sangat berpengaruh pada hasil pengelasan. 5. Pembuatan alur dan pemahatan lasan Pembuatan alur dan pemahatan lasan dengan busur pada logam alumunium dan paduannya tidak memberikan kehalusan

permukaan yang memuaskan 11

PENGELASAN PADA BEBERAPA JENIS LOGAM

Pengelasan pada las busur gas mulia 1. Las Wolfram Gas Mulia (Las TIG): Las TIG sangat banyak digunakan untuk mengelas pelat alumunium yang tipis atau bila diperlukan las dengan masukan panas yang rendah. Las TIG menggunakan elektroda yang tidak turut cair, jadi juga berarti arus listrik yang digunakan tidak terlalu besar. Hal ini pada pengelasan logam dengan kapasitas panas yang berbeda dapat menimbulkan terjadinya penembusan yang tidak sempurna pada logam dengan kapasitas panas yang lebih besar. Perbedaan kapasitas panas ini dapat karena perbedaan luas. Dalam hal ini logam dengan kapasitas panas yang lebih tinggi harus diberi pemanas mula atau mencampurkan gas He pada gas pelindung sehingga busur menjadi lebih terpusat. 2. Las Logam Gas Mulia (Las MIG): Las MIG biasanya dilaksanakan secara otoomatik atau semi otomatik dengan arus searah polaritas balik dan menggunakan elektroda berdiameter 1.2 sampai 2.4 mm. Las MIG biasanya digunakan dengan kecepatan kawat elektroda yang tetap dengan cara

pengumpanan tarik atau tarik-dorong.

Gambar 2.2. Besar arus dalam pengelasan dengan elektrode wolfram

12

PENGELASAN PADA BEBERAPA JENIS LOGAM

3. Pengelasan Tembaga (Cu) Dan Paduannya a. Sifat dan Klasifikasi Sifat Umum Tembaga murni adalah logam yang mempunyai daya hantar listrik dan daya hantar panas yang tinggi serta mempunyai daya hantar korosi yang baik terhadap air laut, beberapa zat kimia dan bahan makanan. Paduan tembaga mempunyai daya hantar listrik dan daya hantar panas yang lebih rendah dari pada tembaga murni, tetapi kekuatannya lebih baik. Karena hal ini maka paduan tembaga banyak digunakan untuk bahan konstruksi. Klasifikasi : o Tembaga : Tembaga murni dibagi dalam tiga jenis yang didasarkan atas cara pemurniannya, yaitu : a. Tembaga tangguh, yang dibuat dengan mencairkan kembali tembaga hasil elektrolisa. b. Tembaga bebas oksigen, yang dibuat dengan mengoksidasi tembaga hasil elektrolisa. c. Tembaga bebas oksigen hantaran tinggi, yang dibuat dengan mencairkan tembaga hasil elektrolisa dalam atmosfir hidrogen. o Paduan Tembaga : Sebagai unsur paduan dalam tembaga paduan digunakan Zn, Sn, Si, Al, Ni, dan lain-lainnya.

Paduan Cu-Zn disebut bras, sedangkan paduan Cu-Sn disebut brons atau perunggu.

b. Sifat Mampu-las Sifat-sifat umum Titik cair tembaga terletak antara titik cair alumunium dan besi. Daya hantar panasnya lebih dari delapan kali daya hantar panas baja, yang menyebabkan penjalaran panas berlangsung dengan

13

PENGELASAN PADA BEBERAPA JENIS LOGAM

cepat sekali. Koefisien muainya kira-kira 1,5 kali dari baja, karena itu dalam pengelasan sering terjadi perubahan bentuk dan retak. Lubang-lubang halus Penyebab utama terjadinya lubang-lubang halus pada pengelasan tembaga adalah hidrogen dan uap air. Pada paduan tembaga kelarutan oksigen dalam paduan cair turun karena adanya unsur P, Si dan Al, tetapi sebaliknya batas kelarutan hidrogen dalam paduan cair tersebut naik dan kemudian menurun dengan cepat dalam proses pendinginan. Retak Las Pada tembaga murni jarang sekali terjadi retak las. Tetapi sebaliknya pada logam paduannya retak mudah terjadi karena terbentuknya endapan-endapan dengan titik cair rendah seperti Pb dan Bi pada batas butir yang menyebabkan terjadinya retak batas butir. c. Proses Pengelasan yang Digunakan Hal-hal Umum Semua pengelasan yang dapat dipakai untuk baja lunak dapat juga digunakan untuk tembaga dan paduan tembaga. Tetapi karena paduan tembaga sangat banyak jenisnya dan berbeda sifatnya antara yang satu dengan yang lain maka pemilihan cara pengelasannya harus di titik beratkan pada sifat yang dimiliki.

14

PENGELASAN PADA BEBERAPA JENIS LOGAM

Las Gas Pengelasan ini adalah cara yang paling sesuai untuk paduan jenis kuningan, tetapi juga dapat digunakan untuk perunggu silikon dan kupro-nikel (Cu-Ni). Dalam pengelasan ini biasanya digunakan gas oksi-asetilen dengan menggunakan alat pembakar tambahan untuk melakukan pemanasan mula dan harus menggunakan fluks.

Las Busur Gas Mulia Biasanya digunakan las TIG dan las MIG. Las TIG digunakan untuk pelat tipis sampai 6 mm dengan menggunakan arus searah dengan polaritas lurus dan las MIG untuk pelat tebal lebih dari 6 mm dengan menggunakan arus searah polaritas baik.

Las Busur Elektroda Terbungkus Pengelasan kuningan tidak dapat dilakukan dengan menggunakan elektroda jenis kuningan karena Zn yang terkandung akan menguap dengan hebat. Untuk paduan ini biasanya digunakan elektroda terbungkus dari jenis perunggu silikon atau perunggu alumunium.

4. Pengelasan Pada Titanium (Ti) Dan Paduannya a. Sifat dan Klasifikasi Sifat-Sifat Umum Berat jenis titanium dan paduannya kira-kira 4,5 yang berarti 60% dari berat jenis baja. Karena kekuatan titanium hampir sama dengan kekuatan baja . Kekuatannya bisa bertahan pada temperatur 400oC. Klasifikasi o Titanium : Titanium dalam keadaan murni adalah logam yang lunak, tetapi bila dicampur dengan unsur seperti Ni, O dan C menjadi lebih kuat dan getas. o Paduan Titanium : Paduan titanium dikelompokan menjadi tiga jenis yang didasarkan pada struktur kristalnya, yaitu : 15

PENGELASAN PADA BEBERAPA JENIS LOGAM

o Paduan titanium yang mempunyai struktur kristal heksagonal susunan padat (HCP) o Paduan titanium b dengan struktur kristal kubus pusat badan (BBC) dan paduan utektoid yang merupakan campuran antara a dan b. b. Sifat Mampu Las Hal-hal umum Pengelasan titanium tidak terlalu sukar, tetapi karena logam ini menjadi aktif pada suhu tinggi, maka perlu adanya perlindungan pada daerah HAZ agar tidak menjadi getas karena bereaksi dengan oksigen dan nitrogen yang ada di udara. Karena persyaratan ini cara pengelasan yang banyak dipakai adalah pengelasan busur gas mulia. Sebelum pengelasan diperlukan pembersihab permukaan yang baik terhadap minyak dan karat. Pengaruh Panas Pengelasan Pengaruh panas pengelasan pada titanium ada dua yaitu penggetasan karena logam menjadi lebih aktif pada temperatur tinggi sehingga mudah bereaksi dengan unsur lain seperti N2, O2 dan H2 dan terjadinya proses keras-celup pada paduan utektik yang juga menyebabkan penggetasan. Hal ini dapat dihindari dengan jalan mentemper atau menganil logam setelah selesai dilas.

c. Proses Pengelasan yang Digunakan Hal-hal umum Dalam pengelasan titanium disamping menggunakan las busur gas mulia dapat juga dipakai las resistansi, las ledakan dan las sinar elektron. Las busur gas mulia lebih banyak digunakan karena dalam pengelasan ini titanium yang menjadi aktif dilindungi terhadap udara. pada suhu tinggi,

16

PENGELASAN PADA BEBERAPA JENIS LOGAM

Gambar 3.1. Pipa pelindung dan gas pelindung untuk melindung daerah HAZ terhadap udara pada las TIG Las Busur Gas Mulia Dalam hal ini menggunakan las busur gas mulia biasanya dipakai las TIG arus searah dengan polaritas lurus atau las MIG arus searah dengan polaritas balik. Gas pelindung yang digunakan adalah gas Ar atau gas He dengan kemurnian yang tinggi. Berikut ini adalah persyaratan gas Ar dalam pengelasan titanium dan paduannya. Ar N2 O2 H2 Uap : : : : : lebih dari 99,99% kurang dari 0,005% kurang dari 0,002% kurang dari 0,002% kurang dari 0,001 mg/l : di bawah 40oC

Titik embun

Las Sinar Elektron Cara pengelasan ini harus dilakukan dalam ruang hampa, karena itu tidak mungkin terjadi pengotoran oleh unsur lain dari atmosfir. Dengan kecepatan pengelasan yang tinggi daerah HAZ menjadi sempit sehingga mutu las sangat tinggi. Kaena hasilnya yang baik maka cara pengelasan ini mulai banyak digunakan dalam pengelasan titanium terutama dalam mengelas pelat-pelat tipis yang tidak mungkin dikerjakan dengan las busur yang biasa. 17

PENGELASAN PADA BEBERAPA JENIS LOGAM

18

You might also like