You are on page 1of 8

ANEMIA PADA IBU HAMIL

DEFINISI: Anemia pada ibu hamil didefinisikan bila kadar Hb di bawah 11 gr/dL Essential diagnosis CDC tahun 1990: Hb kurang dari 11 g/dL pada semester 1 dan 3 dan Hb kurang dari 10,5 g/dL pada semester 2. WHO: Ibu hamil tidak boleh memiliki Hb kurang dari 11 g/dL selama kehamilan. DIAGNOSIS: Anemia Defisiensi Besi Anamnesis: Rasa lelah dan palpitasi Mual dan muntah Anoreksia yang bertambah berat Riwayat intake makanan selama kehamilan (kurang konsumsi sayuran dan protein hewani) Adanya perdarahan selama masa kehamilan. Penyakit kronis yang diderita (seperti: penyakit ginjal, usus inflamatorik, SLE, malignansi) Riwayat penggunaan obat (seperti: pada penderita G6PD yang mengkonsumsi kina) Faktor Resiko Faktor resiko anemia defisiensi besi pada kehamilan adalah kurangnya asupan besi dalam diet. Komplikasi Komplikasi perinatal dari anemia yang tidak tertangani adalah infeksi maternal dan bayi berat lahir rendah. Pemeriksaan Fisik Kulit dan selaput lendir terlihat pucat. Takikardia. Hipotensi ortostatik. Kuku jari berbentuk sendok (spoon nail) pada ADB. Perubahan pada gambaran lidah (atrofi lidah), ceilosis, stomatitis angularis.

Penunjang Pemeriksaan laboratorium: Anemia Defisiensi Besi. Besi serum Ferritin serum Saturasi Total Iron Binding Capacity (TIBC) Sediaan apus darah tepi mikrositik hipokromik Anemia akibat kehilangan darah akut Perdarahan akut mungkin tidak memberikan efek langsung pada konsentrasi hemoglobin bahkan kalau perdarahan tersebut menimbulkan hipovolemia yang berata, sehingga terjadi kolaps kardiovaskular. Dalam awal kehamilan, anemia yang disebabkan oleh perdarahan akut sering dijumpai pada kasus abortus, kehamilan ektopik dan mola hidatidosa. Anemia pada penyakit kronis Serum besi TIBC Apusan darah tepi eritrosit normositik atau mikrositik, normokromik. Sitologi sumsusm tulang normal. Anemia megaloblastik Sediaan apus darah tepi eritrosit makrositik, kadang terlihat eritrosit berinti dalam darah tepi. Morfologis dini defisiensi asam folat hipersegmentasi sebagian neotrofil. Anemia hemolitik akuisita Coomb test direct dan indirect (+) Sediaan darah tepi: polikromasia artinya ditemukan retikulosit, dan mikrosferosit Total bilirubin serum meningkat tetapi jarang lebih dari 5 mg. MANAJEMEN: Anemia Defisiensi Besi Pemberian preparat besi peroral dengan sulfat ferrous, fero fumarat atau fero glukonat. Respon terapeutik: kadar hemoglobin harus naik sekitar 100-200 mg per 100 mL (1-2 gram per liter) per hari atau 2 gr/100 mL (20 gr/L) dalam 3-4 minggu. Setelah hemoglobin kembali normal, tetapi harus diberikan untuk 3 bulan berikutnya untuk mengganti cadangan besi.

Obat Fero sulfat

Fero fumarat

Fero glukonat

Sediaan besi dan asam folat

Sediaan Dosis Tablet salut selaput Profilaksis: 1 tablet 200 mg per 200 mg, 300 mg; hari; Sirup 50mg/5mL Terapeutik: 200-300 mg 1-3 kali sehari (lebih diutamakan 1x sehari karena pemberian yang sering menyebabkan konsipasi) Tablet salut selaput 1-2 tablet 200 mg 3 kali sehari 200 mg, 300 mg; Kaptab 200 mg; Kapsul Tablet merah Profilaksis: 2 tablet sehari berlapis 300 mg sebelum makan; (besi 35 mg); Terapeutik: 4-6 tablet sehari Kapsul dalam dosis terbagi sebelum makan Tablet salut Profilaksi defisiensi besi dan selaput; asam folat pada kehamilan 1 Drop; tablet sehari. Sirup

Nama Dagang Foero sulfat (generik); Iberet

Fero fumarat (generik); Hemobion Fero glukonat (generik); Sangobion

Ferro folat 200 mg + 0,25 mg; Tablet tambah darah 200 mg + 0,25 mg; Ferrum Hausmann drop 50 mg/ml; Iberet Folic

Terdapat 40 % kejadian efek samping karena penggunaan preparat oral. Efek samping terutama adalah gangguan saluran cerna, adanya efek samping dapat menurunkan kepatuhan minum obat, sehingga jika terjadi hal ini, maka disarankan penggunaan suplemen slow release. Anemia akibat kehilangan darah akut Perdarahan yang masif memerlukan penggantian yang segera dengan darah lengkap dalam jumlah yang cukup untuk memulihkan dan mempertahankan perfusi organ-organ penting secara memadai. Setelah hipovolemia teratasi dan tindakan hemostasis sudah tercapai, maka anemia yang masih tersisa harus diobati dengan pemberian zat besi. Anemia pada penyakit kronis Anemia ini tidak dapat dikoreksi dengan pemberian-pemberian zat besi, asam folat dan vitamin B12 atau preparat hemitinik lainnya. Walaupun begitu terapi profilaksis dengan zat besi dan asam folat biasanya dilakukan untuk mengatasi defisiensi yang ditimbulkan oleh kehamilan. Anemia megaloblastik

Pemberian preparat asam folat, makanan yang bergizi dan penambahan zat besi. Pemberian asam folat 1 mg sekali sehari sudah memberikan hasil yang mengesankan. Untuk profilaksis pada kehamilan dosis asam folat 200-500 g setiap hari. No Obat 1 Sediaan besi dan asam folat Sediaan Tablet salut selaput; Drop; Sirup Dosis Profilaksis defisiensi besi dan asam folat pada kehamilan 1 tablet sehari. Nama Dagang Ferro folat 200 mg + 0,25mg; Tablet tambah darah 200mg + 0,25mg; Ferrum Hausmann drop 50mg/mL; Iberet Folic Folic acid (generik) tablet 1 mg, 5 mg.

Asam Folat

Tablet

Untuk mencegah timbulnya neural tube defect untuk pertama kali pada wanita yang merencanakan kehamilan, dianjurkan mengonsumsi suplemen asam folat dengan dosis 400 mcg setiap hari sebelum konsepsi dan pada 12 minggu pertama kehamilannya. Pada neural defect berulang suplementasi 4 mg per hari hingga 12 minggu kehamilan. Terapeutik pada anemia megaloblastik: 1 mg sekali sehari

Anemia hemolitik akuisita Rujuk ke SP.PD dan SpOg untuk penanganan lebih lanjut. Anemia aplastik Rujuk ke SP.PD Prevensi: Anemia dfisiensi besi.

Kebutuhan total besi pada ibu hamil (800 mg) tidak akan terpenuhi hanya dengan diet. Disarankan pemberian besi pada semua kehamilan 65 mg perhari paling tidak sejak minggu ke 20 kehamilan. Preparat ferrous lebih disarankan dibanding ferrit karena diabsorbsi lebih baik. Rehabilitasi: Pasien dapat dirawat sebagai asien rawat jalan. Prognosis Anemia defisiensi besi: Gejala dan anemia akan membaik dengan perbaikka anemia. Perbaikkan gejala dengan preparat besi parenteral hanya sedikit berbeda dibanding besi oral pada anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi asam folat: Jarang menjadi berat kecuali bersamaan dengan infeksi sistemik atau ekalamsiapreeklamsia. Jika diagnosis dibuat dalam 4 minggu sebelum term, biasanya Hb dapat dinaikkan. Remisi terjadi spontan stelah kelahiran. Anemia terjadi lagi pada saat pasien hamil. Anemia hemolitik: Membaik dengan terapi. Anemia sel sabit: Transfusi memperbaiki nyeri saat gejala dan memberi keuntungan pada fetus secara tidak langsung. Tanpa penanganan obstetri yang maksimal, 50% pasien dapat berkhir pada kematian.

Anemia Pada Kehamilan Anemia pada kehamilan masih banyak dijumpai di daerah pedesaan karena kemiskinan dan kurangnya pengertian tentang makanan sehat. Bahkan, pada waktu hamil banyak makanan yang ditabukan karena kurangnya pengertian tentang makanan sehat yang bergizi sehingga anemia menjadi semakin parah, di samping penyakit parasit Askariasis, Ankilostomiasis, dan Taenia. Anemia pada kehamilan memerlukan perhatian yang serius sehingga kehamilan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Untuk menentukan anemia pada kehamilan, dapat dilakukan pemeriksaan darah lengkap, konsentrasi vitamin B12 darah, dan zat besi darah. Sebagian besar anemia yang dijumpai adalah kekurangan zat besi sehingga pengobatannya tidak terlalu sulit, yaitu dengan memberikan zat besi sebanyak 300 mg tiga kali sehari, sedikitnya selama tiga bulan, di samping diet empat sehat lima sempurna. Pemeriksan ulang dilakukan pada minggu ke-30 sampai 32 dan minggu ke-36 sampai 38. Pengaruh anemia terhadap kehamilan dapat menimbulkan berbagai masalah berikut. a. Saat hamil Tumbuh kembang janin terlambat dengan berbagai manifestasi kliniknya. Menimbulkan hiperemesis gravidarum dan gestosis. Menimbulkan plasenta previa. Dapat menimbulkan solosio plasenta. b. Saat persalinan Persalinan berlangsung lama Sering terjadi fetal distress Persalinan dengan tindakan operasi. Terjadi emboli air ketuban. c. Saat postpartum Terjadi perdarahan postpartum Mudah terjadi infeksi puerperium Dapat terjadi retensio plasenta atau plasenta rest Subinvolusi uteri Bayi lahir dengan anemia. Dapat terjadi dekomsatio kordis. Pemerintah telah mengambil langkah memberikan preparat Fe melalui Puskesmas dan Posyandu untuk mengurangi kejadian anemia pada kehamilan. Hasil yang dicapai belum memuaskan oleh karena partisipasi dan pengertian masyarakat belum memadai. Dengan demikian, faktor pendidikan terhadap masyarakat tentang gizi pada saat kehamilan sangat penting.

Melalui pendidikan, masyarakat perlu ditekankan tentang: a. b. c. d. Gizi saat hamil Kesehatan diri dan lingkungan Menjarangkan kehamilan Melakukan antenatal care secara intensif.

Anemia pada kehamilan merupakan masalah besar karena banyak terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Di Indonesia, permasalahan bumil dengan anemia sebanyak 85% dengan perincian: a. Anemia berat b. Anemia seang c. Anemia ringan : 15-20% : 30-40% : 30-35%

Penanganan anemia pada kehamilan

Anemia pada kehamilan Anemia pada kehamilan termasuk penyakit yang paling banyak dijumpai terdiri dari: 1. 2. 3. 4. Anemia defisiensi besi Anemia arena kehilangan darah secara mendadak. Anemia akibat penyulit menahun Anemia hemolitik; a. Hemolitik yang didapatkan. b. Anemia hmolitik bersifat herediter. 5. Hipoplasia dan aplasia (Manuaba,Ida Bagus Obstetri.Jakarta:EGC(hal 559))

Gde.2007.Pengantar

Kuliah

You might also like